• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan adalah perpaduan antara model pembelajaran Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray menghasilkan model baru dengan nama IL-2TS. Bahan kajian model pembelajaran IL-2TS dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar 3.5 yaitu Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan. Subyek penelitian dan pengembangan adalah siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 7 Kota Kediri semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Data hasil Penelitian pengembangan model pembelajaran IL-2TS yang telah dilakukan meliputi:

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan dengan analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan nyata di sekolah dengan kegiatan analisis hasil Ujian Nasional (UN), analisis 8 Standar Nasional Pendidikan, analisis perangkat pembelajaran, analisis hasil belajar siswa, pemberian angket dan wawancara guru, angket siswa, analisis pemilihan materi, analisis kemampuan analisis (C4), dan analisis kemampuan komunikasi.

a. Analisis Hasil Ujian Nasional (UN)

Hasil analisis Ujian Nasional siswa SMAN 7 Kota Kediri tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa materi pokok struktur dan fungsi sistem organ yang mempunyai nilai terendah dibanding materi yang lain. Selanjutnya hasil analisis Ujian Nasional tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa materi sistem organ masih tetap memiliki nilai rendah untuk materi kelas XI, bahkan nilainya lebih rendah dari tahun sebelumnya.

b. Analisis 8 Standar Nasional Pendidikan

Komponen standar proses terdiri dari 10 indikator yaitu RPP dijabarkan dalam silabus, penyusunan RPP mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada RPP, pemantauan proses pembelajaran oleh Kepala Sekolah, supervisi Kepala Sekolah,

(2)

penyampaian hasil supervisi oleh Kepala Sekolah, implementasi tindak lanjut hasil supervisi, media pembelajaran, penggunaan IT dalam pembelajaran, dan ada atau tidaknya pembelajaran remidi. Hasil analisis 8 Standar Nasional Pendidikan menunjukkan bahwa gap terbesar yaitu pada standar dua yaitu standar proses. Menunjukkan bahwa kurang maksimalnya penyusunan dan pelaksanaan tiap butir indikator SNP di SMAN 7 Kota Kediri.

c. Analisis Perangkat Pembelajaran

Analisis perangkat pembelajaran meliputi analisis silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan kajian RPP yang digunakan guru menunjukkan bahwa guru lebih sering menggunakan merode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Proses pembelajaran kurang menciptakan komunikasi yang efektif . RPP kurang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. LKS yang ada biasanya diambil dari bahan ajar yang menjadi pegangan guru. Walaupun di dalam RPP ada kegiatan praktikum sering kali tidak dilaksanakan dalam pembelajaran.

d. Angket dan wawancara guru

Angket disampaikan kepada dua guru pengampu biologi SMAN 7 Kediri untuk mengetahui informasi tentang perangkat yang dibuat guru, pendekatan dan strategi guru dalam mengajar, pemanfaatan laboratorium, pemberdayaan berpikir tingkat tinggi, dan evaluasi hasil belajar. Data hasil angket disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil angket kegiatan pembelajaran guru.

No. Komponen Guru I Guru II

1. 2.

3.

4.

Perangkat yang dibawa guru a. Dibuat guru mapel sendiri b. Forum guru (MGMP)

Pendekatan dan strategi mengajar a. Selalu dengan pendekatan tertentu b. Macam pendekatan Metode pembelajaran Ketersediaan Laboratorium a. Memadai b. Pemanfaatan Ya -Tidak Kontekstual, PBL, inkuiri Ceramah, tanya jawab, diskusi, kooperatif, inkuiri, dan projek Ya Jarang Ya -ya Kontekstual, PBL, inkuiri Tanya jawab, kooperatif, inkuiri, projek, pemecahan masalah Ya Tergantung

(3)

5.

6.

KBM dan pemberdayaan berpikir tingkat tinggi

a. Siswa merasa kesulitan

dilibatkan berpikir tingkat tinggi b. Konsep yang sulit dihadapi Evaluasi hasil belajar

a. Hal yang diukur b. Bentuk tes

c. Tingkat kognitif yang diukur

Kadang-kadang Konkret dan abstrak Kognitif, psikomotorik, afektif Pilihan ganda C1-C6 kebutuhan Kadang-kadang Konkret Kognitif, psikomotorik, Afektif Pilihan ganda, jawaban singkat, dan uraian. C1-C6

Hasil angket menunjukkan bahwa guru telah mengembangkan RPP sendiri dengan pendekatan / model pembelajaran berbasis masalah, kontekstual, dan inkuiri. Adapun metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, projek. Walaupun kondisi ruang laboratorium memadai namun guru masih jarang memanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, pemanfaatan laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam proses pembelajaran siswa, kadang-kadang mengalami kesulitan bila dihadapkan pada konsep konkrit maupun abstrak. Evaluasi hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Bentuk soal tes yaitu pilihan ganda, jawaban singkat, dan uraian. Kebanyakan untuk tingkat kognitif yang diukur adalah penilaian pada aspek kognitif pada dimensi hafalan (C1), memahami(C2), dan aplikasi (C3). Pelatihan aspek kognitif pada dimensi analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6) masih kurang.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru belum banyak menerapkan model-model pembelajaran. Guru dalam kegiatan praktikum masih bertujuan membuktikan konsep. Siswa kurang dapat diajak untuk berpikir abstrak.Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Guru belum pernah menerapkan model pembelajaran Inkuiri laboratoriumdan Two Stay Two Stray.

e. Angket siswa

Angket yang diberikan ke siswa bertujuan untuk mengetahui cara belajar siswa, penilaian siswa terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM), penilaian siswa terhadap bahan ajar yang digunakan, penilaian siswa terhadap soal evaluasi yang digunakan, dan

(4)

kesiapan siswa menerima produk penelitian. Hasil dari angket siswa disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil angket pembelajaran di kelas.

No Komponen Keterangan 1 2 3 4 5

Cara siswa belajar a. Dihafalkan b. Dipahami c. Dicatat kembali

d. Lain-lain (melihat video,direkam) Permasalahan siswa dalam belajar biologi

a. Menghafal nama-nama latin b. Materi terlalu banyak

c. Kurang ada kegiatan praktikum Penilaian terhadap PBM

a. Menarik

b. Kurang menarik c. Tidak menarik Metode Pembelajaran

Kesiapan menerima produk penelitian a. Inkuiri Lab

1) Pernah 2) Tidak pernah b. Two Stay Two Stray

1) Pernah 2) Tidak pernah 20 siswa 25 siswa 15 siswa 2 siswa 6 siswa (20,68%) 8 siswa (27,58%) 15 siswa (51,72%) 32 siswa (100%) -Ceramah, tanya jawab, diskusi, kooperatif, pemecahan masalah -32 siswa (100%) -32 siswa (100%) Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa cara belajar siswa sebagian besar dengan menghafal, memahami, dan mencatat. Hanya sebagian kecil saja siswa yang belajar dengan melihat tayangan video pembelajaran dan merekam. Permasalahan yang dihadapi siswa yaitu kesulitan dalam menghafal nama-nama latin, materi terlalu banyak, dan kurang ada kegiatan praktikum. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, kooperatif, pemecahan masalah. Kesiapan siswa dalam menerima produk pengembangan menunjukkan bahwa semua siswa belum pernah mengalami pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry laboratorymaupun Two Stay Two Stray.

(5)

Analisis kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal pada dimensi kognitif menganalisis (C4) dilakukan dengan cara menganalisis soal ulangan harian pada materi sistem ekskresi tahun pelajaran 2013/2014. Data analisis kemampuan siswa menunjukkan bahwa soal tes dengan tingkat kognitif menghafal (C1) dan memahami (C2) lebih banyak dilatihkan pada siswa, sedangkan soal soal tes dengan tingkat kognitif aplikasi (C3) dan menganalisis (C4) kurang dilatihkan bahkan untuk evaluasi (C5) dan kreasi (C6) tidak dilatihkan.

g. Analisis kemampuan komunikasi

Analisis kemampuan komunikasi siswa dinilai dari dua hal yaitu menganalisis laporan kegiatan praktikum sebelumya dan pemberian soal-soal yang mengukur kemampuan komunikasi siswa. Rubrik penilaian meliputi 3 hal yaitu (1) kemampuan dalam membuat tabel, grafik, simbol-simbol, (2) kegiatan diskusi, dan (3) membuat laporan tertulis secara lengkap sesuai dengan langkah-langkah membuat laporan kegiatan praktikum. Pada laporan praktikum, siswa dalam membuat tabel hasil kegiatan praktikum kurang lengkap, tidak semua variabel dituliskan dalam tabel. Dalam membuat grafik tidak menggunakan ukuran yang tepat, grafik tidak berskala dan hanya dikira-kira saja ukurannya. Hasil diskusi dalam kegiatan diskusi menunjukkan bahwa siswa kurang mendalam dalam menganalisis data dan menjawab pertanyaan diskusi. Kebanyakan jawaban berasal dari internet yang secara langsung di copy paste tanpa mengubah susunan kalimatnya sehingga banyak jawaban yang berlebihan yang tidak ada kaitannya dengan soal. Kemampuan dalam menyusun laporan sudah baik tetapi belum semua siswa melaporkan secara rinci, urut dan lengkap.

2. Perencanaan Draft

Tahap perencanaan penelitian meliputi kegiatan penentuan model pembelajaran, perangkat pembelajaran, dan mengidentifikasi materi.

a. Penentuan Model Pembelajaran

Berdasarkan analisis kebutuhan pada tahap pengumpulan informasi maka model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran Inquiry Laboratory yang dipadukan dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Langkah-langkah dalam model pembelajaran Inquiry Laboratory mengacu pada langkah-langkah Inquiry Lab yang diterapkan oleh Wenning (2010) yaitu 1) observasi, 2) manipulasi, 3) generalisasi,

(6)

4) verifikasi , dan 5) aplikasi. Pembelajaran inkuiri laboratorium menekankan pada aktivitas dalam membantu siswa belajar dan memahami proses dan ketrampilan berpikir layaknya ilmuwan dan memahami karakteristik penelitian ilmiah (Wenning, 2010 & Khan, 2011). Adapun langkah-langkah pada model pembelajaran Two Stay Two Strayyaitu 1) siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa; 2) dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain; 3) dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka; 4) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; 5) kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Prinsip dalam mengembangkan produk model pembelajaran mengacu pada Merrill (2002) yaitu masalah sebagai pusat (problem centered), pengaktifan (activacion), demonstrasi (demonstration), penerapan (aplication), dan pemanduan (integration). Komponen-komponen yang terdapat dalam model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986) yaitu 1) landasan teoritis pengembangan model; 2) sintaks yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata; 3) sistem sosial (social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran; 4) tugas dan peran guru; 5) prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan tindakan dan respon guru terhadap siswanya; 6) sistem pendukung (support system) yang menunjukkan sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut; 7) dampak instruksional yaitu hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran; dan 8) dampak pengiring yaitu hasil belajar yang secara tidak langsung dihasilkan dari kegiatan pembelajaran.

Pemaduan model Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray dilakukan dengan cara menganalisis kedua model tersebut dari landasan teori, kelebihan dan kelemahan kedua model sampai penggabungan sintaks. Penamaan model pembelajaran Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray yaitu IL-2TS yang artinya Inquiry Laboratory Two Stay Two Stray.

b. Penentuan Format Perangkat Pembelajaran untuk Implementasi Model Pembelajaran

(7)

Perangkat pembelajaran untuk implementasi model pembelajaran IL-2TS meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat penilaian. Silabus dan RPP mengacu pada format pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006. Pengembangan Lembar Kerja Siswa, materi ajar, dan alat penilaian dikembangkan berdasarkan silabus dan RPP.

c. Penentuan Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran

Penentuan prosedur pengembangan model pembelajaran meliputi subjek penelitian, data yang dibutuhkan, dan teknik pengambilan data mulai dari pengembangan produk awal, validasi dan uji coba.

3. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produk awal meliputi penyusunan prototipe model pembelajaran IL-2TS , perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, materi ajar, LKS, instrumen penilaian, dan video implementasi proses pembelajaran di kelas.

a. Pengembangan Sintaks Model PembelajaranIL-2TS

Model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran IL-2TS hasil dari perpaduan sintaks model pembelajaran Inquiry Laboratory dan Two Stay Two Stray. Prototipe model IL-2TS terdiri dari 1) landasan teoritis pengembangan model, 2) sintaks model, 3) sistem sosial, 4) peran dan tugas guru, 5) prinsip reaksi 6) sistem pendukung, 7) dampak instruksional, 8) dan dampak pengiring. Rangkuman penjelasan model IL-2TSdapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Rangkuman Penjelasan Komponen Model IL- 2TS.

No Komponen Model Penjelasan

1 Landasan Teori Model pembelajaran IL-2TS merupakan perpaduan model pembelajaran Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray. Model pembelajaran IL-2TS dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan dan kajian teori untuk memperbaiki proses pembelajaran pada materi Sistem Ekskresi. Pemaduan kedua model didasarkan pada kelebihan dan kekurangan dari kedua model. Model pembelajaran IL-2TS dikembangkan berdasarkan teori kognitif dari Jean Piaget, teori belajar penemuam dari Jerome Bruner, teori belajar bermakna dari David Ausubel, dan teori pembelajaran

(8)

sosial dari Vigotsky.

2 Sintaks

Pembelajaran

Sintaks pembelajaran yang dikembangkan menghasilkan 6 tahapan sintaks yaitu 1) Observadi kelompok, 2) Manipulasi 3) Generalisasi 4) Two Stay Two Stray5) Verifikasi 6) Aplikasi

Penjelasan masing-masing sintaks dapat dilihat pada tabel 4.

3 Sistem Sosial Sistem sosial menunjukkan hubungan dan norma pembelajaran yang berlaku dalam model pembelajaran. Model pembelajaran IL-2TS menimbulkan aspek sosial dalam kelas dan suasana terbuka yang memfasilitasi siswa untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Pembagian kerja sangat jelas untuk setiap anggotanya. Pembelajaran ini menghindari kegiatan belajar yang bersifat individu.

4 Prinsip Reaksi Prinsip reaksi pada model IL-2TS yaitu siswa dihadapkan pada permasalahan untuk dianalisis melalui kegiatan laboratorium. Selama kegiatan pembelajaran setiap anggota saling berinteraksi dalam kelompok maupun antar kelompok dalam kegiatan investigasi.

5 Peran dan Tugas

Guru Guru berperan membimbing dan memotivasi siswa dalam merumuskan permasalahan-permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengajak siswa mengidentifikasi permasalahan. Guru juga berperan menfasilitasi dan membimbing dalam meningkatkan penyelidikan selama proses pembelajaran. Guru sebagai pengelola kelas untuk menciptakan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan. Guru memberikan penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa.

6 Sistem Pendukung Sistem pendukung pada model pembelajaran IL-2TS adalah silabus, RPP, LKS, alat penilaian, ruang laboratorium dan peralatannya, dan kompetensi guru.

7 Dampak

Instruksional

Dampak instruksional model IL-2TS antara lain hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik, pemberdayaan , kemampuan menganalisis, dan komunikasi.

Hasil

belajar Dampak Pengiring Dampak pengiring model IL-2TSmotivasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri, adalah meningkatkan meningkatkan daya retensi siswa, dan mengurangi kesenjangan kemampuan siswa.

(9)

Sintaks IL-2TS disusun dengan memadukan sintaks Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray menjadi satu keterpaduan yang utuh dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan kedua model. Rangkuman penjelasan sintaks model IL-2TS dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4. 4. Rangkuman penjelasan sintaks model IL-2TS

Tahap Sintaks Langkah Pembelajaran

1 Observasi

kelompok. Siswa dalam kelompoknya dihadapkan pada suatu permasalahan, diantaranya dihadapkan pada situasi yang saling bertentangan. Guru menjelaskan secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini guru membimbing siswa dengan cara mengajukan pertanyaan pembimbing. Siswa juga harus menggunakan beberapa keterampilan proses mereka dalam menjawab pertanyaan guru, untuk mengidentifikasi masalah.

2 Manipulasi. Pada tahap ini siswa berusaha untuk mengumpulkan data informasi sebanyak-banyaknya, tentang masalah yang mereka hadapi. Data tersebut dapat diperoleh berdasarkan kondisi atau hakikat objek dengan menguji bagaimana proses terjadinya masalah tersebut. Kemudian siswa merumuskan hipotesis.

3 Generalisasi Pada tahap ini dilakukan isolasi terhadap data-data yang menjadi inti permasalahan yang dihadapi melalui kegiatan investigasi / praktikum di laboratorium. Siswa dapat mengintrogasikan elemen-elemen dari hasil isolasi ke dalam suatu masalah, untuk melihat apakah peristiwanya akan menjadi lain.

4 Two Stay Two Stray

Setelah diperoleh data eksperimen, dua siswa tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

5 Verifikasi Pada tahap ini siswa mencocokkan hasil temuan mereka dari kelompok lain, mengorganisasi dan menganalisis data, menghubungkan dengan hipotesis, memprediksi, menseleksi temuan yang sesuai dengan apa yang telah diketahui, kemudian menginterpretasikannya (menarik kesimpulan). Sedangkan guru membimbing siswa yang menemui kesulitan dalam mengemukakan informasi yang mereka peroleh untuk memberikan uraian yang jelas, guru dapat memberikan penjelasan yang sederhana saja.

(10)

6 Aplikasi. Pada tahap ini siswa menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih efektif, atau menentukan temuan yang dapat digunakan memprediksi fenomena lain untuk mendesain prosedur baru.

Perpaduan sintaks model IL-2TSdapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa untuk model IL-2TS merupakan perpaduan dua model yaitu Inquiry Laboratory dengan Two Stay Two Stray. Sintaks IL-2TS yang pertama adalah tahap Observasi dalam kelompok, merupakan gabungan dari Inquiry Laboratory yaitu tahap observasi dengan sintaks dari Two Stay Two Stray yaitu siswa bekerjasama dengan kelompok. Alasannya adalah bahwa dalam kegiatan laboratorium, sejak awal siswa diharapkan melakukan kegiatan observasi bekerja sama dalam kelompoknya. Sintaks IL-2TS yang kedua adalah manipulasi. Sintaks kedua diambil dari model pembelajaran Inquiry Laboratory karena siswa mengumpulkan data informasi sebanyak-banyaknya kemudian menyusun hipotesis. Sintaks IL-2TS yang ketiga yaitu Generalisasi. Sintaks ketiga diambil dari

Gambar 3.1. Perpaduan sintaks IL-2TS Inquiry Lab (Wenning,2011) Sintaks: 1. Observasi 2. Manipulasi 3.Generalisasi 4. Verifikasi 5. Aplikasi

Two Stay Two Stray

(Lie,2002) Sintaks:

1. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.

2. Dua siswa tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi ke tamu me-reka.

3. Dua siswa masing-masing meninggalkan kelompok nya dan bertamu ke kelompok lain.

4. Tamu mohon diri kem-bali ke kelompoknya sen-diri unuk melaporkan temuannya dari kelom-pok lain.

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka IL- 2TS Sintaks: 1. Observasi kelompok. 2. Manipulasi 3. Generalisasi

4. Two Stay Two Stray

5. Verifikasi kelompok

(11)

model Inquiry Laboratory karena merupakan tahap investigasi untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun. Siswa mencatat semua data dan kejadian selama investigasi. Sintaks yang keempat yaitu two stay two stray. Sintaks keempat diambil dari model Two Stay Two Stray karena siswa perlu mengembangkan kemampuan komunikasinya/berkolaborasi. Sintaks yang kelima adalah Verifikasi kelompok. Sintaks ini merupakan gabungan dari sintaks model Inquiry Laboratory yaitu verifikasi dengan sintaks Two Stay Two Stray yaitu kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Dua kegiatan tersebut sangat berhubungan karena kegiatan dua sintaks ini pada dasarnya sama yaitu mencocokkan hasil investigasi untuk dianalisis dan membuat kesimpulan. Sintaks yang keenam adalah aplikasi. Sintaks ini diambil dari model Inquiry Laboratory. Sintaks ini merupakan tahap menindak lanjuti terhadap proses kegiatan investigasi untuk melihat kekurangan selama melaksanakan prosedur kerja. b. Perangkat Pembelajaran

Penyusunan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam implementasi model pembelajaran IL-2TS terdiri dari silabus, RPP, materi ajar, LKS, dan instrumen penilaian. Penjabaran dari perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1) Silabus

Silabus dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006. Silabus yang dikembangkan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran .

2) RPP

RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Pada pengembangan model ini dengan materi Sistem Ekskresi, RPP dibuat menjadi tiga pertemuan. Pertemuan pertama dengan materi paru paru dan kulit, pertemuan kedua dengan materi ginjal, dan pertemuan ketiga dengan materi hati. Ciri spesifik dari RPP yang dikembangkan terletak pada kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti, langkah-langkah pembelajarannya mengikuti tahap-tahap dari sintaks model pembelajaran IL-2TS yang meliputi Observasi, Manipulasi, Generalisasi, Two Stay Two Stray, Verifikasi, dan Aplikasi. Aktivitas guru dan siswa disusun dengan jelas dan rinci.

3) Materi Ajar

Materi ajar berisi materi sistem ekskresi yang dikembangkan berdasarkan indikator pada RPP. Materi ajar dijabarkan sesuai dengan tahap pertemuan. Pada

(12)

Pertemuan satu materi tentang alat ekskresi melalui kulit dan paru-paru. Pertemuan kedua materi tentang ekskresi melalui ginjal. Pertemuan ketiga materi tentang ekskresi pada hati.

4) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan berdasarkan karakteristik model pembelajaran IL- 2TS. Komponen LKS meliputi identitas, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan prosedur kerja. LKS membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan inti terutama pada tahap Generalisasi (tahap ke-3 dari sintaks Inquiry Laboratory), siswa melakukan kegiatan investigasi/praktikum. Setiap tahap sintaks ada pertanyaan bimbingan untuk membantu siswa dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. LKS dilengkapi dengan Lembar Observasi untuk merekan semua data yang diperoleh pada setiap tahap sintaks dalam kegiatan inti. 5) Penilaian

Penilaian pada pengembangan model IL-2TS meliputi penilaian kognitif, psikomotorik, afektif, kemampuan menyelesaikan soal-soal C4 (Bloom), dan kemampuan komunikasi. Penilaian kognitif berupa 30 soal pilihan ganda. Penilaian kognitif dilaksanakan di awal sebelum kegiatan pembelajaran materi sistem ekskresi yaitu pre tes dan di akhir pembelajaran setelah tiga pertemuan yaitu post tes. Kemampuan psikomotorik diukur dengan mengembangkan indikator-indikator ketrampilan menggunakan alat dan bahan serta mengikuti prosedur kerja yang benar. Penilaian afektif berdasarkan pada indikator-indikator yang dikembangkan pada aspek ketelitian, tanggung jawab, dan kerjasama. Penilaian kemampuan menganalisis berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tingkat berpikir C4 menurut Bloom. Penilaian kemampuan komunikasi berdasarkan indikator-indokator yang dikembangkan berdasarkan aspek kemampuan membuat tabel atau diagram, kemampuan mendiskusikan hasil kegiatan, dan kemampuan menyusun dan membuat laporan secara sistematis.

4. Uji Coba Produk Awal

Uji coba produk awal dilakukan untuk memperoleh evaluasi kualitatif awal dari prototipe produk modelIL-2TS. Uji coba produk awal dilakukan dengan uji validasi ahli yang terdiri dari ahli pengembangan model pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, validasi soal pilihan ganda dan validasi materi sistem ekskresi.

(13)

a. Validasi Ahli Pengembangan Model Pembelajaran

Validasi ahli pengembangan model pembelajaran mencakup landasan teoritis pengembangan model pembelajaran, sintaks pembelajaran, kesesuaian KD dengan materi, hasil belajar siswa, keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan inquiry laboratory, pemberdayaan kemampuan menganalisis dan komunikasi siswa. Proses validasi meliputi bimbingan dan pemberian saran terhadap prototipe model IL-2TS. Walaupun tidak ada saran untuk model pembelajaran IL-2TS, namun ada kekurangan yang harus diperbaiki. Model pembelajaran layak digunakan untuk uji coba lapangan tanpa revisi.

b. Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran

Validasi ahli perangkat pembelajaran meliputi validasi RPP, LKS, materi/bahan ajar, alat penilaian. Validasi RPP mencakup identitas RPP, kejelasan SK dan KD, SK dan KD, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Validasi Lembar Kerja Siswa meliputi isi yang disajikan, bahasa, materi dan pertanyaan. Validasi materi/bahan ajar meliputi kesesuaian materi pada bahan ajar dengan prinsip pengembangan bahan ajar, format bahan ajar, cakupan materi, akurasi(kebenaran materi), kemutakhiran, penyajian materi, kemenarikan tampilan. Validasi alat penilaian meliputi instrumen penelitian, penilaian kognitif, penilaian kemampuan menganalisis (C4) menurut Bloom dan penilaian kemampuan komunikasi menurut Rustaman. Instrumen penelitian mencakup Lembar Observasi keterlaksanaan sintaks dan Lembar Observasi Afektif. Lembar validasi penilaian kognitif meliputi isi soal, konstruksi, rubrik penilaian, ketercernaan, penggunaan bahasa, menajemen waktu. Proses validasi meliputi bimbingan dan saran terhadap perangkat pembelajaran.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Saran yang diberikan untuk RPP yaitu gambar-gambar yang ada pada materi pembelajaran perlu diberi sumber darimana buku apa diambil. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. 5

Tabel 4.5: Saran untuk perbaikan RPP.

No Kegiatan Pembelajaran Saran

1 2.

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

Gambar pada materi yaitu ( struktur paru-paru dan kulit) perlu diberi sumber.

Gambar pada materi (struktur ginjal, sistem pembentukan urine) perlu diberi sumber.

(14)

3. Pertemuan ketiga Gambar pada materi (struktur hati) perlu diberi sumber.

2) Lembar Kerja Siswa

Saran yang diberikan untuk LKS yaitu:

a) Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kegiatan analisis data perlu diberi kunci jawaban.

b) Istilah “Lembar Penelitian “ untuk judul pada lembar kegiatan untuk menuliskan hasil kegiatan siswa selama kegiatan diganti “Lembar Observasi/Pengamatan”. 3) Alat penilaian

Saran yang diberikan untuk alat penilaian yaitu:

a) Kolom untuk lembar observasi keterlaksanaan sintaks belum diberi nomor urut. b) Tabel untuk pengisian angket tanggapan siswa belum dibuat sistematis.

c) Distribusi soal C1-C5 tidak proporsional.

d) Kata “ rubrik jawaban dan skor” diganti “kunci jawaban dan skor”. c. Validasi Ahli Materi

Proses validasi meliputi bimbingan dan pemberian saran terhadap perangkat pembelajaran.

Saran yang diberikan terhadap materi sistem ekskresi adalah: 1) Proses pengangkutan CO2dan H2O pada paru-paru diperjelas lagi.

2) Proses ekskresi pada paru-paru sebaiknya dibuat bagan. 3) Kesalahan pada beberapa penulisan kata dan tanda baca. 4) Mekanisme pengeluaran keringat sebaiknya dibuat bagan.

5) Usahakan kelainan kulit masih berhubungan dengan sistem ekskresi. 6) Siklus ornitin sebagai kunci diproduksinya urea harap disertakan. 7) Istilah “gelambir” bisa diganti lobus.

8) Sumber gambar dan nomor gambar belum dicantumkan. 5. Revisi Produk Awal

Revisi produk awal dilakukan untuk memperbaiki produk awal model IL-2TS berdasarkan masukan dan saran dari validator yang diperoleh dari uji validasi model pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, validasi materi pembelajaran, dan validasi instrumen penilaian. Perbaikan yang dilakukan adalah:

(15)

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran IL-2TStidak ada revisi dari validator. b. Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan saran yang diperoleh dari ahli selama proses validasi, perangkat diperbaiki sesuai dengan saran ahli. Perbaikan yang dilakukan adalah:

1) RPP

Perbaikan RPP yang dilakukan sesuai dengan masukan dan saran ahli dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 : Saran dari ahli tentang RPP

No Kegiatan Pembelajaran Saran

1 2. 3. Pertemuan pertama Pertemuan kedua Pertemuan ketiga

Perbaikan pada gambar struktur paru-paru dan kulit diberi sumber gambar.

Perbaikan pada gambar struktur ginjal, sistem pembentukan urine diberi sumber gambar.

Perbaikan pada gambar struktur hati diberi sumber gambar.

2) LKS

Perbaikan yang dilakukan untuk LKS yaitu:

a) Melengkapi kunci jawaban pada setiap pertanyaan yang ada pada kegiatan analisis data.

b) Judul pada lembar kegiatan untuk menuliskan hasil kegiatan siswa pada setiap tahap sintaks tertulis “Lembar Penelitian” diperbaiki menjadi “Lembar Observasi”

Hasil validasi ahli perangkat pembelajaran disajikan pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran.

No Perangkat Nilai Kategori Keterangan

1

2 LKSRPP 100,0094,00 Sangat sesuaiSangat sesuai Layak tanpa revisiLayak tanpa revisi 2 Soal Kognitif 96,00 Sangat sesuai Layak tanpa revisi 3 Model Pembelajaran 100 Sangat sesuai Layak tanpa revisi 4 Instrumen Penilaian 96,00 Sangat sesuai Layak tanpa revisi Rata-rata 97,20 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

Berdasarkan data hasil validasi ahli perangkat pembelajaran, semua komponen dalam perangkat pembelajaran yang divalidasi yaitu LKS, RPP, soal

(16)

kognitif, model pembelajaran, dan instrumen penilaian semua termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan rata-rata skor 97,20 ( layak tanpa revisi). Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang divalidasi layak digunakan dalam penelitian tanpa revisi. Hasil penilaian perangkat pembelajaran oleh praktisi disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Praktisi pada Perangkat Pembelajaran

No Perangkat Nilai Kategori Keterangan

1 RPP 97,69 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

2 Soal Kognitif 97,69 Sangat sesuai Layak tanpa revisi 3 Model Pembelajaran 100 Sangat sesuai Layak tanpa revisi 4 Instrumen Penelitian 100 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

5 LKS 100 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

6 Keterlaksanaan Sintaks 100 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

Rerata 99,28 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

Hasil penilaian pada perangkat pembelajaran oleh praktisi menunjukkan bahwa semua perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, soal kognitif, model pembelajaran, instrumen penilaian, LKS, dan keterlaksanaan sintaks termasuk dalam kategori sangat sesuai dan layak digunakan tanpa revisi. Nilai rata-rata yang diperoleh 99,28 termasuk dalam kategori sangat sesuai dan layak tanpa revisi. Dapat disimpulkan bahwa produk sudah dapat digunakan dalam penelitian tanpa revisi.

3) Materi

Perbaikan yang dilakukan untuk materi yaitu:

a) Menjelaskan lebih detail proses pengangkutan CO2dan H2O pada paru-paru.

b) Membuat bagan untuk proses ekskresi pada paru-paru. c) Memperbaiki kesalahan penulisan kata dan tanda baca. d) Membuat bagan mekanisme pengeluaran keringat.

e) Mencantumkan kelainan kulit hanya yang berhubungan dengan sistem ekskresi. f) Mencantumkan siklus ornitin sebagai kunci diproduksinya urea.

g) Istilah “gelambir” diganti lobus.

h) Mencantumkan sumber gambar dan nomor gambar .

Hasil validasi materi oleh ahli perangkat disajikan pada Tabel 4.9 Tabel 4. 9. Hasil Validasi Ahli Materi

(17)

(%)

1 Relevansi 75,00 Sesuai Layak dengan revisi

2 Format Bahan Ajar 75,00 Sesuai Layak dengan revisi 3 Cakupan Materi 87,00 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

4 Akurasi Materi 75,00 Sesuai Layak engan direvisi

5 Kemutakhiran 75,00 Sesuai Layak dengan revisi

6 Penyajian Materi 79,17 Sesuai Layak dengan revisi 7 Kemenarikan Tampilan 83,33 Sangat sesuai Layak tanpa revisi

Rerata 78,57 Sesuai Layak dengan revisi

Persentase skor yang diperoleh untuk penilaian materi oleh ahli materi seperti disajikan pada Tabel 4. 9 menunjukkan bahwa komponen materi yang dinilai sangat sesuai adalah cakupan materi dan kemenarikan tampilan sedangkan Komponen materi yang dinilai sesuai adalah relevansi, format bahan ajar, akurasi materi, kemutakhiran, penyajian materi. Rata-rata persentase skor yang diperoleh menunjukkan kriteria sesuai materi sudah sesuai untuk digunakan dalam pengembangan model pembelajaran.

4) Alat Penilaian

Revisi untuk alat penilaian yaitu:

a) Memberi nomor urut kolom untuk lembar observasi keterlaksanaan sintaks b) Tabel untuk pengisian angket tanggapan siswa dibuat sistematis sesuai saran. c) Menata distribusi soal C1-C5 lebih proporsional.

d) Kata “ rubrik jawabandan skor” diganti “kunci jawaban dan skor”.

Soal kognitif sebelum diujikan ke siswa terlebih dahulu diujicobakan (try out) pada siswa kelas XI IPA-6 sebanyak 32 siswa. Hasil validitas soal dianalisis untuk menentukan soal-soal yang valid digunakan dalam penelitian. Analisis hasil try out soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:

a) Validitas

Soal pilihan ganda diujicobakan pada siswa kelas XI IPA-6 sebanyak 30 siswa. Jumlah soal yang diujicobakan 40 soal pilihan ganda. Tingkat validitas soal try out dapat dilihat pada Tabel 4. 10

(18)

Tabel 4.10, .Hasil Validasi SoalTry Out. Kategori

Validitas

Nomor Soal Jumlah

Soal Valid Soal Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30, 33, 35, 36, 37, 38, 39 8, 7, 23, 24, 27, 29, 31, 32, 34, 40 30 10 Jumlah 40

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui hasil perhitungan uji validitas menunjukkan bahwa dari 40 soal yang diujicobakan, 30 soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid. Soal yang tidak valid akan dihilangkan dan tidak digunakan dalam uji lapangan utama.

b) Reliabilitas

Hasil Kesimpulan Uji Reliabilitas soal pilihan ganda disajikan pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Kesimpulan Uji Reliabilitas.

Jenis Instrumen Jumlahitem Reliabilitas Kriteria

Soal Tes Kognitif 40 0,414 Cukup

Berdasarkan Tabel 4.11 tentang Hasil Kesimpulan Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa soal tes kognitif mempunyai angka reliabilitas cukup dengan skala 0,414. Kritetia cukup reliabilitas masih menunjukkan bahwa soal tes tersebut masih dapat memberikan hasil pengukuran yang dapat dipercaya sebagai alat pengambilan data. Indeks Kesukaran

Hasil uji coba taraf kesukaran soal aspek kognitif disajikan dalam Tabel 4.12 Tabel 4.12 Tabel Tingkat Kesukaran Soal Tes Aspek Kognitif

Instrumen Tes Keteran gan

Nomor Soal Jumlah

Soal Tes Kognitif Mudah Sedang Sukar 8 1, 2, 3, 7, 9, 10, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 40 4, 5, 6, 11, 13, 14, 29, 36, 39 1 30 9 Jumlah 40

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa soal dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 1 soal, tingkat kesukaran sedang sebanyak 30 soal, dan tingkat kesukaran sukar sebanyak 9 soal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal kognitif tergolong soal yang baik karena memiliki tingkat kesukaran yang memadai.

(19)

c) Daya Beda Soal

Hasil Try Out soal kognitif uji daya beda soal disajikan pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Tabel Kesimpulan Daya Beda Soal Kognitif

Instrumen Tes Kualifikasi Nomor Soal Jumlah

Soal Kognitif Baik Sekali 10 1 Baik 2, 3, 9, 15, 21, 29, 38 7 Cukup 1, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 22, 25, 26, 28, 30, 33, 35, 36, 37, 39 23 Jelek 8, 17, 20, 24, 27, 31, 32, 34 9 Jumlah 40

Hasil analisis daya beda soal menunjukkan bahwa soal dengan kualifikasi baik sekali sebanyak 1 soal, kualifikasi baik sebanyak 7 soal, kualifikasi cukup sebanyak 23 soal, dan kualifikasi jelek sebanyak 9 soal. Selanjutnya soal dengan kriteria dipakai yang digunakan untuk mengukur hasil penilaian kognitif siswa.

6. Uji Coba Lapangan Terbatas/Utama

Uji coba lapangan terbatas digunakan untuk memperoleh saran, evaluasi, dan masukan dari pengguna lapangan terbatas. Uji coba lapangan awal dilakukan di kelas XI IPA-1 SMA N 7 Kediri sebanyak 15 siswa. Pengguna dalam uji coba lapangan awal adalah guru senior SMA N 7 Kediri dan seorang guru sebagai observer. Pelaksanaan uji coba dilaksanakan dengan cara, guru mempelajari perangkat pembelajaran model IL-2TS kemudian dicobakan di kelas uji coba. Guru menilai perangkat pembelajaran yang akan diimplementasikan di kelas meliputi silabus, RPP,LKS dan Materi / Bahan ajar. a. Hasil uji coba lapangan terbatas oleh pengguna guru

Penilaian ahli dan praktisi pendidikan meliputi Silabus, RPP,LKS, dan Materi digunakan untuk uji lapangan terbatas. Hasil uji coba lapangan terbatas oleh seorang guru dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Hasil penilaian uji lapangan terbatas..

No Produk Hasil penilaian (Rata-rata) Kriteria 1 2 3 4 Silabus RPP LKS Materi 100 97,62 100 100 Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik

(20)

Berdasarkan Tabel 4.14 penilaian pada silabus, RPP, LKS, dan Materi oleh pengguna guru mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik sehingga layak digunakan untuk uji lapangan operasional dengan memperhatikan saran dari guru untuk perbaikan. b. Hasil uji coba lapangan terbatas oleh pengguna siswa

Guru menjelaskkan tentang model, LKS, dan materi. Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model IL-2TS. Siswa terdiri dari 15 orang dengan tingkat kemampuan yang heterogen. Setelah selesai uji coba lapangan terbatas siswa diberi angket untuk memberikan penilaian terhadap model pembelajaran, LKS dan materi.

Hasil uji coba lapangan terbatas oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15. Hasil penilaian uji lapangan terbatas..

No Produk Hasil penilaian Kriteria

1 2 3 Model Pembelajaran LKS Materi 91,36 93, 14 95,27 Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Rata-rata 93,25 Sangat baik

Berdasarkan Tabel 4.15 penilaian pada model pembelajaran, LKS, dan materi maka produk memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik sehingga sudah layak digunakan untuk uji lapangan operasional dengan memperhatikan masukan dari siswa untuk perbaikan.

7. Revisi Produk Kedua

Revisi produk kedua dilakukan berdasarkan saran dari pengguna guru dan siswa pada tahap uji coba lapangan terbatas. Saran dari pengguna guru dan siswa dijadikan acuan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran. Secara keseluruhan produk tersebut layak digunakan dalam uji lapangan operasional. Saran dari pengguna guru disajikan pada tabel 4.16 dan saran dari pengguna siswa disajikan pada tabel 4.17.

Tabel 4.16 Saran dari pengguna guru.

No Produk Saran 1 2 3 Silabus RPP LKS

-Alokasi waktu disesuaikan dengan jenis kegiatan.

Petunjuk kegiatan diperjelas lagi lebih singkat.

(21)

4 Materi Materi bisa diperluas lagi dengan menambah sumber belajar yang relevan.

Tabel 4.17 Saran dari pengguna siswa

No Produk Saran 1 2 3 Model pembelajaran LKS Materi

-Penjelasan prosedur kerja seperti dalam LKS jangan dijelaskan menjelang pembelajaran tetapi minimal sudah diberikan satu hari sebelum kegiatan praktikum.

-8. Uji Lapangan Operasional

Uji lapangan operasional digunakan untuk mengetahui keefektifan model IL-2TS terhadap hasil belajar kognitif, psikomotorik, afektif, kemampuan komunikasi , dan kemampuan menganalisis (C4) pada materi Sistem Ekskresi. Sebelum dilaksanakan uji lapangan operasional, terlebih dahulu dilaksanakan uji kesetimbangan terhadap dua kelas yaitu kelas A (XI IPA-4 sebagai existing class) dan kelas kelas B (XI IPA-2 sebagai modelling class) . Data yang digunakan adalah data hasil belajar kognitif melalui pre tes. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Uji kesetimbangan diawali oleh uji prasyarat parametrik yaitu uji homogenitas dan normalitas. Hasil uji kesetimbangan disajikan pada tabel 4.18

Tabel 4.18. Rangkuman Uji Kesetimbangan.

Uji yang dilakukan Jenis Uji Sig Kesimpulan

Uji Prasyarat Parametrik

a. Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov 0,200(>0,05) Ho diterima

Data hasil belajar kognitif Exciting class terdistribusi normal

Modelling class 0,126(>0,05)

Ho diterima Data hasil prestasi belajar kognitif Modelling class terdistribusi normal b. Uji Homogenitas Levene Statistic 0,328(>0,05)

Ho diterima

Data hasil belajar kognitif existing class dan modelling class homogen.

(22)

Uji Kesetimbangan Independent Samples Test

(Uji t)

0,454(>0,05)

Ho diterima Tidak ada perbe-daan hasil belajar kognitif antara siswa kelas exis-ting dan siswa kelas model. Berdasarkan Tabel 4.18 menggunakan uji normalitas Kolmogorof Smirnof menunjukkan data hasil belajar kognitif existing class dan modelling class terdistribusi normal dan homogen sehingga uji kesetimbangan dapat dilanjutkan dengan independent sample test (Uji T). Hasil Uji T menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil belajar kognitif >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif existing class dan modelling class setara.

Pelaksanaan uji lapangan operasional menggunakan dua kelas siswa SMAN 7 Kediri yaitu kelas XI IPA-4 sebagai existing classmenggunakan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dan kelas XI IPA-2 sebagai modelling class pembelajaran IL-2TS pada materi sistem ekskresi. Data yang diperoleh dari modelling class adalah keterlaksanaan sintaks, hasil belajar kognitif, psikomotorik, penilaian afektif, kemampuan menganalisis, dan kemampuan komunikasi, sedangkan data yang diperoleh pada existing class yaitu hasil belajar kognitif, penilaian afektif, kemampuan menganalisis, dan kemampuan komunikasi.

a. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Modelling Class

Subyek perlakuan adalah siswa SMA Negeri 7 kelas XI IPA-2 sebanyak 32 siswa. Alokasi waktu yang digunakan sesuai dengan silabus yaitu 8 jam pelajaran dengan rincian 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IL-2TS dan 1 kali pertemuan untuk ulangan harian. Sintaks pada model pengembangan masuk ke dalam kegiatan inti. Alokasi waktu untuk 1 kali pertemuan adalah 2 x 45 menit ( 90 menit).

1) Pertemuan Pertama

Materi pada pertemuan pertama yaitu alat ekskresi kulit dan paru-paru. Proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru telah membagikan LKS-1 dan siswa telah duduk dalam kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompok menerima LKS-1 tetapi dalam setiap kelompok ada satu siswa yang bertugas mencatat hasil data

(23)

kelompok. Pada kegiatan ini, alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen telah disiapkan di meja masing-masing kelompok.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan apersepsi dengan meminta salah satu siswa untuk berlari-lari ditempat selama 30 detik. Setelah apersepsi guru memberikan pertanyaan tentang pengaruh/dampak dari aktifitas berlari-lari pada kulit dan pernafasan . Pertanyaan yang diajukan guru bertujuan untuk memotivasi dan menggali kemampuan awal siswa tentang alat ekskresi kulit dan paru-paru. Pertanyaaan bimbingan yang dikemukakan oleh guru mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model IL-2TS yang terdiri dari 6 tahap. Pada tahap pertama yaitu observasi dalam kelompok, dengan bimbingan pertanyaan dari guru siswa dihadapkan pada suatu permasalahan. Permasalahan berkaitan dengan struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada kulit dan paru-paru sebagai alat ekskresi. Selanjutnya siswa mengidentifikasi permasalahan sebanyak-banyaknya berkaitan dengan kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan secara garis besar kegiatan praktikum seperti pada LKS-1. Pada tahap kedua yaitu manipulasi, siswa mengembangkan kemampuannya untuk mengumpulkan data informasi sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang berkaitan dengan hasil ekskresi pada kulit dan paru-paru dari anggota kelompok kemudian merumuskan hipotesis. Pada tahap ketiga yaitu generalisasi, siswa melakukan kegiatan investigasi seperti pada LKS-1. Siswa mengumpulkan data hasil eksperimen dan menuliskan variabel-variabel penelitian ke dalam suatu bentuk tabel. Pada tahap keempat yaitu Two Stay Two Stray, dua siswa yang tinggal dalam kelumpok untuk mengkomunikasikan hasil investigasi kelompoknya, dua siswa dari kelompok bertamu kekelompok lain bertugas mendengarkan penjelasan dari kelompok lain. Data yang dikomunikasikan tentang pengaruh aktifitas yang berbeda terhadap jumlah keringat yang dikeluarkan dan distribusi kelenjar keringat berdasarkan jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh dengan menggunakan kertas kobalt sebagai variabel kontrol. Data lain berupa data tentang kecepatan BTB berubah warna menjadi kehijauan dengan aktifitas yang berbeda. Walaupun terdiri dari dua kegiatan tetapi pelaksanaan dua kegiatan tersebuat bersamaan. Setelah melakukan aktifitas, seorang siswa langsung bisa diambil datanya dengan cara meniup BTB dalam botol dan menempelkan kertas kobalt

(24)

pada permukaan kulit yang ditentukan sesuai dengan LKS-1. Setelah selesai mengkomunikasikan data dan informasi kepada tamu, tamu kembali ke kelompok untuk melaporkan temuannya dari kelompok lain. Pada tahap kelima yaitu verifikasi kelompok, siswa mencocokkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. Selanjutnya kelompok mengorganisasi data dan menganalisa data dengan bantuan pertanyaan panduan yang ada pada LKS-1. Agar konsep tentang kulit dan paru-paru sebagai alat ekskresi lebih dapat dipahami, siswa mengerjakan soal-soal diskusi yang ada pada LKS-1. Waktu yang telah ditentukan tidak cukup untuk menjawab semua pertanyaan dalam diskusi, oleh sebab itu siswa diberi kesempatan untuk melengkapi menjawab soal diskusi diluar kegiatan laboratorium. Pada tahap keenam yaitu aplikasi, siswa menindak lanjuti dengan menganalisis proses selama eksperimen dilaksanakan. Siswa dapat mengemukakan dengan pertanyaan kepada guru dalam forum atau kelompok tentang kesulitan atau kekurangan selama eksperimen atau mengemukakan usulan proses yang lebih efektif. Semua kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahap sintaks IL-2TSdicatat dalam Lembar Observasi.

Pada kegiatan penutup guru menugaskan siswa untuk membuat laporan tertulis secara lengkap. Guru memberi waktu tiga hari pada siswa untuk membuat laporan kelompok secara tertulis. Data yang ditulis pada lembar observasi siswa sementara ditandatangani oleh guru dan dikumpulkan bersama dengan laporan tertulis sebelum pertemuan kedua.

2) Pertemuan Kedua

Materi pada pertemuan kedua yaitu ginjal sebagai alat ekskresi. Proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru telah membagikan LKS-2 dan siswa telah duduk dalam kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompok menerima LKS-2 tetapi dalam setiap kelompok ada satu siswa yang bertugas mencatat hasil data kelompok. Pada kegiatan ini, alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen telah disiapkan di meja persiapan.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan apersepsi dengan meminta salah satu siswa untuk ke depan kelas dan minum teh. Setelah apersepsi guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan proses pembentukan urine . Pertanyaan yang

(25)

diajukan guru bertujuan untuk memotivasi dan menggali kemampuan awal siswa tentang alat ekskresi khususnya ginjal. Pertanyaaan bimbingan yang dikemukakan oleh guru mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model IL-2TS yang terdiri dari 6 tahap. Pada tahap pertama yaitu observasi dlam kelompok, dengan bimbingan pertanyaan dari guru siswa dihadapkan pada suatu permasalahan. Permasalahan berkaitan dengan struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada ginjal sebagai alat ekskresi. Selanjutnya siswa mengidentifikasi permasalahan sebanyak-banyaknya berkaitan dengan kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan secara garis besar kegiatan praktikum seperti pada LKS-2. Pada tahap kedua yaitu tahap manipulasi, siswa megembangkan kemampuannya untuk mengumpulkan data informasi sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang berkaitan dengan urine kemudian merumuskan hipotesis. Pada tahap ketiga yaitu generalisasi, siswa melakukan kegiatan investigasi seperti pada LKS-2. Siswa mengumpulkan data hasil eksperimen dan menuliskan variabel-variabel penelitian ke dalam bentuk tabel. Pada tahap keempat yaitu two stay two stray, dua siswa dari kelompok bertamu kekelompok lain bertugas mendengarkan penjelasan tentang data yang diperoleh pada saat eksperimen dari dua siswa yang tinggal dalam kelumpok. Data yang dikomunikasikan mengenai hasil uji urine untuk dibandingkan apakah data yang diperoleh ada perbedaan. Setelah selesai mengkomunikasikan data dan informasi kepada tamu, tamu kembali ke kelompok untuk melaporkan temuannya dari kelompok lain. Pada tahap kelima yaitu verifikasi kelompok, siswa mencocokkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. Selanjutnya kelompok mengorganisasi data dan menganalisa data dengan bantuan pertanyaan panduan yang ada pada LKS-2. Agar konsep tentang ginjal sebagai alat ekskresi lebih dapat dipahami, siswa mengerjakan soal-soal diskusi yang ada pada LKS-2. Pada tahap keenam yaitu aplikasi, siswa menganalisis proses selama eksperimen dilaksanakan. Siswa dapat mengemukakan dengan pertanyaan kepada guru dalam forum atau kelompok tentang kesulitan atau kekurangan selama eksperimen atau mengemukakan usulan proses yang lebih efektif. Semua kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahap sintaks IL-2TS dicatat dalam Lembar Observasi.

(26)

Pada kegiatan penutup guru menugaskan siswa untuk membuat laporan tertulis secara lengkap. Guru memberi waktu tiga hari pada siswa untuk membuat laporan kelompok secara tertulis dan dikumpulkan sebelum pertemuan ketiga.Data yang ditulis pada lembar observasi siswa sementara ditandatangani oleh guru dan dikumpulkan bersama dengan laporan tertulis.

3) Pertemuan Ketiga

Materi pada pertemuan ketiga yaitu hati sebagai alat ekskresi. Proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru telah membagikan LKS-3 dan siswa telah duduk dalam kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompok menerima LKS-3 tetapi dalam setiap kelompok ada satu siswa yang bertugas mencatat hasil data kelompok.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan apersepsi dengan memperlihatkan hati ayam lengkap dengan empedunya. Setelah apersepsi guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan warna, rasa dan letak empedu. Pertanyaan yang diajukan guru bertujuan untuk memotivasi dan menggali kemampuan awal siswa tentang hati sebagai alat ekskresi. Pertanyaaan bimbingan yang dikemukakan oleh guru mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model IL-2TS yang terdiri dari 6 tahap. Pada tahap pertama yaitu observasi dalam kelompok, dengan bimbingan pertanyaan dari guru siswa dihadapkan pada suatu permasalahan. Permasalahan berkaitan dengan struktur, fungsi, dan proses pembentukan empedu. Selanjutnya siswa mengidentifikasi permasalahan sebanyak-banyaknya berkaitan dengan kegiatan investigasi yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan secara garis besar kegiatan laboratorium seperti pada LKS-3. Pada tahap kedua yaitu manipulasi, siswa megembangkan kemampuannya untuk mengumpulkan data informasi sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang berkaitan dengan sifat empedu, emulsifikasi cairan empedu kemudian merumuskan hipotesis. Pada tahap ketiga yaitu generalisasi, siswa melakukan kegiatan investigasi seperti pada LKS-3. Siswa mengumpulkan data hasil eksperimen dan menuliskan variabel-variabel penelitian ke dalam bentuk tabel. Pada tahap keempat yaitu two stay two stary , dua siswa dari

(27)

kelompok bertamu kekelompok lain bertugas mendengarkan penjelasan tentang data yang diperoleh pada saat eksperimen dari dua siswa yang tinggal dalam kelumpok. Data yang dikomunikasikan dibandingkan apakah data yang diperoleh ada perbedaan. Setelah selesai mengkomunikasikan data dan informasi kepada tamu, tamu kembali ke kelompok untuk melaporkan temuannya dari kelompok lain. Pada tahap kelima yaitu verifikasi kelompok, siswa mencocokkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. Selanjutnya kelompok mengorganisasi data dan menganalisa data dengan bantuan pertanyaan panduan yang ada pada LKS-3. Agar konsep tentang hati sebagai alat ekskresi lebih dapat dipahami, siswa mengerjakan soal-soal diskusi yang ada pada LKS-3. Pada tahap keenam yaitu aplikasi, siswa menindak lanjuti dengan menganalisis proses selama eksperimen dilaksanakan. Siswa dapat mengemukakan dengan pertanyaan kepada guru dalam forum atau kelompok tentang kesulitan atau kekurangan selama eksperimen atau mengemukakan usulan proses yang lebih efektif. Semua kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahap sintaks IL-2TS dicatat dalam Lembar Observasi.

Pada kegiatan penutup guru menugaskan siswa untuk membuat laporan tertulis secara lengkap. Guru memberi waktu tiga hari pada siswa untuk membuat laporan kelompok secara tertulis dan dikumpulkan sebelum post tes. Data yang ditulis pada lembar observasi siswa sementara ditandatangani oleh guru dan dikumpulkan bersama dengan laporan tertulis.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilakukan post tes. Bentuk tes adalah soal pilihan ganda sebanyak 30 soal. Dengan alokasi waktu 60 menit. Tes kognitif mengacu pada dimensi pengetahuan yaitu faktual, konseptual, dan prosedural, serta dimensi proses kognitif yang meliputi C1-C5.

b. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Existing Class

Kelas existing class yang digunakan adalah kelas XI IPA-4 dengan jumlah siswa 31siswa. Kegiatan pembelajaran menggunakan model yang biasa digunakan oleh guru yairu ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Guru yang mengajar sama dengan guru yang mengajar di kelas implementasi. Pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan

(28)

inti, dan kegiatan penutup. Pembelajaran terdiri dari 4 pertemuan dengan rincian 3 pertemuan untuk KBM dan 1 pertemuan untuk post tes / tes kognitif.

1) Pertemuan pertama

Pada kegiatan awal, guru memimpin doa, memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan apersepsi tentang zat yang dikeluarkan oleh paru-paru dan kulit dengan ilustrasi gambar orang berlari dan siswa yang meniup telapak tangan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mempelajari stuktur, fungsi dan proses yang terjadi pada kulit dan paru-paru sebagai alat ekskresi. Kegiatan eksplorasi dilakukan guru dengan cara guru menerangkan konsep tentang materi dan tanya jawab dengan siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Pada kegiatan elaborasi guru membagi kelas menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang dengan kemampuan yang heterogen. Guru membagi LKS-1 dan meminta siswa untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan . Setelah waktu yang ditentukan, dalam kegiatan konfirmasi salah satu dari kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya. Kelompok yang lain memperhatikan hasil diskusi yang dibacakan oleh kelompok yang ditunjuk guru. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Diakhir pembelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi tentang ginjal pada pertemuan berikutnya dan mengumpulkaan laporan secara tertulis hasil kegiatan diskusi kelompok untuk diberikan penilaian.

2) Pertemuan kedua

Pada kegiatan awal, guru memimpin doa, memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi tentang orang yang menderita penyakit diabetes melitus dan tanya jawab dengan siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mempelajari stuktur, fungsi dan proses yang terjadi pada ginjal. Kegiatan eksplorasi dilakukan guru dengan cara guru menerangkan konsep tentang materi ginjal. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Pada kegiatan elaborasi guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing. Guru membagi LKS-2 dan meminta siswa untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan . Pada kegiatan konfirmasi salah satu dari kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya.

(29)

Kelompok yang lain memperhatikan hasil diskusi yang dibacakan oleh kelompok yang ditunjuk guru. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Diakhir pembelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan. Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan secara tertulis dan mempelajari materi tentang hati.

3) Pertemuan ketiga

Pada kegiatan awal, guru memimpin doa, memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan menayangkan gambar hati secara lengkap. Guru memberikan pertanyaanuntuk memotivasi dan menggali kemampuan awal siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mempelajari stuktur, fungsi dan proses yang terjadi pada hati sebagai alat ekskresi. Kegiatan eksplorasi dilakukan guru dengan cara guru menerangkan konsep tentang materi hati dan tanya jawab dengan siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru.Pada kegiatan elaborasi guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru membagi LKS-3 dan meminta siswa untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS-3. Setelah waktu yang ditentukan, dalam kegiatan konfirmasi salah satu dari kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya. Kelompok yang lain memperhatikan hasil diskusi yang dibacakan oleh kelompok yang ditunjuk guru. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Diakhir pembelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan. Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan secara tertulis hasil kegiatan diskusi kelompok untuk diberikan penilaian dan dikumpulkan sebelum tes kognitif pada pertemuan selanjutnya.

4) Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat dilaksanakan post tes bersamaan waktunya dengan modelling class. Soal yang diujikan sama dengan soal yang diujikan pada kelas implementasi.

c. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data keterlaksanaan sintaks diperoleh dari hasil observasi keterlaksanaan sintaks oleh observer selama proses pembelajaran model IL-2TS berlangsung. Keterlaksanaan sintaks IL-2TSdapat dilihat pada Gambar 4.5.

(30)

82,14 91,67 85,71 89,29 88,89 88,89 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 I II III S K O R PERTEMUAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

Gambar 4.5. Histogram Hasil Keterlaksanaan Sintaks

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa hasil keterlaksanaan sintaks kegiatan guru dan siswa termasuk kategori sangat baik. Data ini menunjukkan bahwa model pembelajaran IL-2TS dapat diterapkan pada proses pembelajaran materi sistem ekskresi.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar dengan model pembelajaran IL-2TS pada penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar kognitif, psikomotorik, afektif, kemampuan menganalisis (C4), dan kemampuan komunikasi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing hasil belajar siswa.

1) Hasil Belajar Kognitif

Data hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai tes kognitif pada pertemuan keempat. Perbandingan nilai kognitif siswa kelas implementasi dan existing class dapat dilihat pada Gambar 4.6.

(31)

90 50 75,69 97 63 80,1 0 20 40 60 80 100 120

Nilai maksimum Nilai minimum Nilai rata-rata

N IL A I existing class modelling class

Gambar 4.6. Histogram hasil belajar kognitif

Gambar 4.6. menunjukkan bahwa nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dari modelling classlebih tinggi dari existing class. Data nilai post tes modelling class dan existing class selanjutnya diuji prasyarat parametrik yaitu uji homogenitas dan normalitas sebelum dilakukan uji lanjut untuk mengetahui keefektifan model IL-2TS terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil uji homogenitas dan normalitas disajikan pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Rangkuman Uji Prasyarat Parametrik perbandingan nilai kognitif

Uji yang dilakukan Jenis Uji Sig Kesimpulan

Uji Prasyarat Parametrik

a. Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov

Existing class 0,200(>0,05)

Ho diterima

Data hasil belajar kognitif kelas existing class distribusi normal Modelling class 0,182(>0,05) Ho diterima Data hasil prestasi belajar kognitif modelling class terdistribusi normal b. Uji Homogenitas Levene Statistic 0,458(>0,05)

Ho diterima Data hasil belajar kognitif pada existing class dan modelling class homogen.

(32)

Berdasarkan Tabel 4.21. dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif pada existing class dan modelling class terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji lanjutan yaitu dengan independent sample test (Uji T) (Sugiyono, 2012). Hasil Uji T dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Hasil Independent test ( Uji T) Hasil Belajar Kognitif.

Variabel F Sig. Kesimpulan

Kelas

(modelling classdan existing class)

1,706 0,026 (<0,05) Ho ditolak

Ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa kelas modelling class dan existing class

Berdasarkan Tabel 4.22. hasil Uji T menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara modelling class dan existing class. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran IL-2TS dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem ekskresi dapat memberdayakan hasil belajar siswa.

2) Kemampuan Analisis

Data kemampuan menganalisis (C4) diperoleh dari soal tes kognitif yang melatihkan kemampuan menganalisis. Soal tes kognitif terdiri dari 30 soal, 11 diantaranya adalah soal yang mengukur kemampuan analisis (C4). Perbandingan nilai kemampuan analisis siswa disajikan pada gambar 4.7.

59,82 85,92 58,81 88,35 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pre Tes Post Test

N IL A I R E R A T A JENIS TES Existing Class Modelling Class

(33)

Gambar 4.7. menunjukkan bahwa sebelum pembelajaran nilai rerata siswa existing class lebih tinggi dibandingkan dengan siswa modelling class. Setelah siswa mengalami proses pembelajaran, siswa modelling classmemiliki nilai rerata lebih tinggi dari existing class.Hasil uji normalitas dan homogenitas kemampuan analisis disajikan pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23. Rangkuman Uji prasarat parametrik kemampuan analisis

Uji yang dilakukan Jenis Uji Sig Kesimpulan

Uji Prasyarat Parametrik

a. Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov

existing class 0,102(>0,05)

Ho diterima Data kemampuan menganalisis existing class terdistribusi normal modelling class 0,200(>0,05) Ho diterima Data kemampuan menganalisis modelling class terdistribusi normal b. Uji Homogenitas Levene Statistic 0,868(>0,05)

Ho diterima Data kemampuan analisis existing class dan modelling class homogen.

Pada tabel 4.23. dapat disimpulkan bahwa data kemampuan analisis siswa existing class dan modelling class terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji lanjutan yaitu dengan independent sample test (Uji T). Hasil Uji T dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24. Hasil independent test (Uji T) kemampuan analisis.

Variabel F Sig. Kesimpulan

Kelas

existing class dan modelling class

1,706 0,0256 (<0,05) Ho ditolak

Ada perbedaan kemampuan analisis antara siswa pada existing class dan modelling class

Berdasarkan Tabel 4.24. menunjukkan adanya perbedaan kemampuan analisis yang signifikan antara existing classdengan modelling class. Pada existing class kemampuan siswa naik 43,63% sedangkan modelling class kemampuan analisisnya bisa ditingkatkan 50,23%.

(34)

3) Kemampuan Komunikasi

Data kemampuan komunikasi diperoleh dari hasil hasil pengamatan oleh observer dan penilaian laporan tertulis. Komponen yang dinilai adalah kemampuan membuat tabel atau diagram, kemampuan menyusun laporan tertulis, dan kemampuan mendiskusikan hasil kegiatan. Perbandingan nilai kemampuan komunikasi siswa modelling classdan existing classdisajikan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Histogram kemampuan komunikasi siswa

Berdasarkan data pada gambar 4.8 menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa modelling classlebih tinggi dari existing class.Hasil penilaian pada pertemuan II modelling class mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pada kelompok III dalam menyusun dan membuat laporan secara sistematis, dari 4 indikator yang harus dipenuhi, kelompok tersebut hanya memenuhi 3 indikator saja, sehingga rata-rata kelas menjadi menurun sedangkan kelompok lain cenderung tetap dan naik. Hasil uji homogenitas dan normalitas kemampuan komunikasi disajikan pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25. Rangkuman Uji Prasyarat Parametrik kemampuan komunikasi.

Uji yang dilakukan Jenis Uji Sig Kesimpulan

Uji Prasyarat Parametrik

a. Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov

existing class 0,053(>0,05) Ho diterima Data kemampuan komunikasi siswa pada existing classterdistri-busi normal modelling class 0,200(>0,05) Ho diterima Data kemampuan komunikasi siswa pada modelling

(35)

class terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas Levene Statistic 0,875(>0,05) Ho diterima

Data kemampuan komunikasi pada existing class dan modelling class homogen.

Berdasarkan Tabel 4.25. uji normalitas dengan Kolmogorof Smirnof pada kelas existing class dan modelling class data kemampuan komunikasi terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dengan Levene Statistic menunjukkan bahwa data kemampuan komunikasi homogen. Kedua kelas menunjukkan data kemampuan komunikasi terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji lanjutan yaitu dengan independent sample test (Uji T) (Sugiyono,2012). Hasil Uji T dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26. Hasil Uji T kemampuan komunikasi.

Variabel F Sig. Kesimpulan

existing class dan

modelling class 1,706 0,000 (<0,05) Ho ditolak

Ada perbedaan kemampuan komunikasi antara siswa pada existing classdan modelling class Berdasarkan Tabel 4.26. hasil Uji T menunjukkan adanya perbedaan kemampuan komunikasi yang signifikan antara siswa pada existing class dengan modelling class. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran IL-2TS dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem ekskresi dapat memberdayakan kemampuan komunikasi siswa.

4) Nilai Psikomotorik

Data nilai psikomotorik siswa diambil dari nilai aktivitas siswa selama pembelajaran. Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan dengan panduan Lembar Observasi pada setiap pertemuan. Data hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.27

Tabel. 4.27. Data hasil belajar psikomotorik.

Nilai

PERTEMUAN

I II III Rata-rata psikomotorik

Gambar

Tabel 4.1 Hasil angket kegiatan pembelajaran guru.
Tabel 4.2 Hasil angket pembelajaran di kelas.
Tabel 4. 4. Rangkuman penjelasan sintaks model IL-2TS
Gambar 3.1.  Perpaduan sintaks IL-2TS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan berbahaya, diartikan sebagai pekerjan yang dapat menimbulkan bahaya atau berpotensi terjadi bahaya bila pekerjaan dilakukan. Oleh karena itu pekerjaan berbahaya

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

one-to-one evaluation, dan small group evaluation). b) Instrumen tes berbasis multirepresentasi pada mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang dikembangkan

Pasal 153 ayat (6) Undang-undang Ketenagakerjaan yang memuat hak pekerja atau larangan yang tidak dapat dijadikan alasan PHK oleh pengusaha, yaitu pada pekerja

Liberaller arasında yer alan Wil-helmjordan (1819 doğumlu bir Prusyalı, yeteneksiz bir şairdi. Ni-belmgenliedi canlandırma milliyetçi projesinin öncülerindendir), Prusya

Artinya: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak.Jika istei-istrimu itu mempunyai anak,

Dalam hal penjualan batubara dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara mengacu pada rata-rata 3 (tiga) Harga Patokan Batubara terakhir pada bulan

Berdasarkan grafik hubungan pengembangan dengan waktu di titik C pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6, tanah tanpa perkuatan kolom T-shape, mengalami pengembangan