• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PEWARNA ALAMI UNTUK ALTERNATIF PEWARNA BERBASIS AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PEWARNA ALAMI UNTUK ALTERNATIF PEWARNA BERBASIS AIR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PEWARNA ALAMI

UNTUK ALTERNATIF PEWARNA BERBASIS AIR

I.K. Dedi.S1, Agus. S2, I.N. Rediasa3

Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

dedybreechik@yahoo.co.id,agussurosudarmawan@gmail.com polenkart@gmail.com

Abstrak

Pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui(1) bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air (2) alat yang digunakan dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air (3) proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air (4) warna yang dihasilkan dari pewarna alami untuk altenatif pewarna berbasis air pada media kertas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, pembuatan pewarna alami, dan uji pewarna alami pada media kertas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) bahan alami yang digunakan adalah warna merah dari kembang kertas, warna biru dari bunga telang, warna kuning dari kunyit, warna hijau dari daun suji dan daun katuk, warna cokelat dari buah tinta dan biji kluwak, warna hitam dari arang (2) alat dan bahan yang digunakan adalah cobek dan ulekan, mangkok, saringan, pisau (3) proses pembuatan pewarna alami dengan proses ekstraksi melalui dua tahap yaitu penghalusan bahan dan penyaringan (4) hasil pewarna alami yang diterapkan pada media kertas yaitu bunga kertas menghasilkan warna merah muda, bunga telang menghasilkan warna biru muda, kunyit menghasilkan warna kuning oranye sampai kuning kecokelatan, daun suji menghasikan warna hijau muda, daun katuk menghasilkan warna hijau cerah sampai hijau tua, biji kluwak menghasilkan warna coklat tua, buah tinta menghasilkan warna cokelat tua, arang menghasilkan warna hitam pekat.

(2)

Abstract

The made of natural dyes for alternative dyes on water-based was a research experiment, which aimed at knowing (1) material of nature that could be used as a natural dye to alternative of a water-based, (2) the tool used in the manufacture of natural dyes for alternative of a water-based, (3) the process of making natural dyes for alternative of a water-based, and (4) the color produced from natural dyes for alternatives of a water-based on the media. The research was a descriptive qualitative research. The accumulations data were done by using observation, the creation of a natural dye, and a natural dye on the media.

This research result indicated that (1) natural materials used were the red colors of the development of the paper, the blue color of Telang, the yellow color of turmeric, green color from the leaves of Suji. and leaf of Katuk, the brown color of the ink and seeds of Kluwak, black from charcoal, (2) the tools and materials used were mortar and see "ulekan", bowl, sieve, (3) the process of making natural dyes with extraction process through two stages, namely, refining materials and the screening and (4) the results of a natural dye were applied to the media of Bougenvilleproduced the color of pink, Telang produced a navy blue, turmeric produced orange yellow to amber, Suji leaf produced color of green, leaf of Katuk produced green light to dark green vegetables, seeds of Kluwak produced a dark brown color, fruit of ink produced the color of dark brown, charcoal produced the color black.

Keyword: natural dyes, alternative color.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta cara hidup yang semakin praktis saat ini membuat banyak orang seolah-olahtelah melupakan keadaan alam dan kekayaan alam sekitar. Prinsip hidup manusia yang semakin mudah dan serba cepat sesungguhnya, telah membatasi pengetahuan dari alam, tentang alam, dan bagaimana cara memanfaatkan potensi kekayaan alam. Banyak kekayaan alam yang belum mampu dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti contoh pewarna alami. Pewarna alami telah dikenal dan digunakan dari sejak jaman dahulu, baik digunakan untuk kebutuhan hidup seperti pewarna makanan, pewarna tekstil, berkarya seni,dan keperluan-keperluan yang lainnya. Namun hanya sedikit orang

yang saat ini masih menggunakan pewarna alami untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak kemungkinan disebabkankebiasaan praktis masyarakat akan keperluan pewarnaan yang sudah siap saji dengan menggunakan pewarna sintetis.

Pewarna alami adalah zat alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan ataupun sumber-sumber mineral. Pada umumnya pewarna alami lebih aman digunakan daripada pewarna sintetis karena pewarna alami menggunakan bahan yang didapat dari alam yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti bagian daun, bunga dan biji) yang lebih ramah lingkungan, contohnya seperti kurkumin sebagai sumber penghasil warna kuning, klorofil sumber penghasil warna hijau yang banyak terdapat pada daun

(3)

tumbuh-tumbuhan, antosianin yang memberi pengaruh warna merah, biru, hingga coklat yang banyak terdapat pada bunga buah-buahan, kulit kayu dan lain-lain.

Pewarna alami adalah zat alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan ataupun sumber-sumber mineral. Pada umumnya pewarna alami lebih aman digunakan daripada pewarna sintetis karena pewarna alami menggunakan bahan yang didapat dari alam yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti bagian daun, bunga dan biji) yang lebih ramah lingkungan, contohnya seperti kurkumin sebagai sumber penghasil warna kuning, klorofil sumber penghasil warna hijau yang banyak terdapat pada daun tumbuh-tumbuhan, antosianin yang memberi pengaruh warna merah, biru, hingga coklat yang banyak terdapat pada bunga buah-buahan, kulit kayu dan lain-lain.

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya penggunaan pewarna sintetis membuat masyarakat semakin melupakan dan meninggalkan kebiasaan tradisional menggunakan bahan alami sebagai bahan pewarnaan. Penggunaan pewarna sintetis yang lebih popular, menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan apalagi pewarna digunakan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Seperti, penggunaan pewarna tekstil oleh masyarakat untuk mewarnai makananyang akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan

Salahsatu masalah di pedesaan seperti, yang terdapat di Desa Sukadana, tentang para pelajar sekolah dasar yang tinggal di pelosok desa yang masih sulit mencari bahan pewarna untuk aplikasi menggambar pada media kertas. Dalam kegiatan menggambar mereka hanya

mengenal pensil sebagai alat mengambar. Dan sangat kurang menarik bagi mereka ketika ingin berekspresi menggambar tanpa menggunakan pewarna. Padahal desa Sukadana memiliki potensi alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Seperti pewarna alami.

Desa Sukadana adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dengan luas wilayah sekitar 6.124 ha dengan batas wilayah, sebelah utara Selat Lombok, sebelah selatan Gunung Agung, sebelah barat, Desa Tianyar timur, sebelah timur Desa Baturinggit yang terbagi atas 8 dusun yaitu : Dusun Nusu, Lebah, Tigaron, Tigaron kangin, Karangsari, Bukit, Kayuaya, dan Mekar Sari dengan jumlah masyarakatnya 6.507 jiwa dan memiliki 4 Sekolah Dasar (SD) , dan 1 SMA yang cukup jauh dari perkotaan hal inilah yang membuat banyak para pelajar yang dari pelosok desa yang belum dapat menjangkau bahan pewarna untuk aplikasi menggambar.

Masalah tersebut membuat peneliti tertarik mencoba menggunakan pewarna yang diperoleh dari tumbuhan seperti, bunga, daun, biji, buah, batang, akar yang memiliki sumber bahan pewarna. Sebab, pewarna alami saat ini hanya sering digunakan untuk pewarna makanan dan tekstil. Melihat banyak sekali kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pewarna alami peneliti ingin mencari bahan-bahan alami yang bisa digunakan sebagai pewarna untuk menggambar pada kertas. Pewarna alami memiliki sifat warna yang transparan, kemungkinan bisa digunakan untuk mewarnai gambar pada media kertas, seperti teknhik mewarnai menggunakan cat air.

Berdasarkan paparan diatas, penulis ingin mencoba menjelaskan

(4)

jenis tumbuhan yang dapat digunakan dalam pembuatan pewarna alami, cara pembuatan pewarna alami sebagai alternatifpewarna berbasis air pada media kertas. dengan mencari jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu menghasilkan warna kemudian diolah dengan cara yang sangat sederhana, serta melakukan percobaan untuk mengetahui hasil dari pengolahan pewarna tersebut denganmenerapkan pewarna alami pada media kertas.

Warna merupakan aspek penting untuk kita pelajari karena warna merupakan salah satu unsur dari seni rupauntuk mengisi bidang kosong dan memberikan kesan artistik serta realisasi pada suatu gambar. Penelitian ini akan mengkaji secara singkat, tentang tumbuh-tumbuhan yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan pewarna alami di Desa Sukadana, alat yang digunakan dalam pembuatan pewarna alami, cara pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dan hasil pewarna alami yang diterapkan pada media kertas. Dalam penelitian ini penulis ingin membatasi batasan masalah yang akan dibahas mengenai pembuatan pewarna alami untuk alternatifpewarna berbasis air karena keterbatasan waktu, dana, bahan penghasil warna alami, dan alat yang terdapat di desa sukadana.

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui bahan alami yang bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air (2) mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air (3) mengetahui cara pembuatan pewarna

alami untuk alternatif pewarna berbasis air (4) mengetahui hasil pewarna alami berbasis air untuk alternatif pewarna berbasis air pada media kertas.

Subjek penelitian adalah bahan-bahan alami digunakan dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dan cara pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air pada media kertas, sedangkan objek penelitian adalah zat warna hasil ekstraksi dari bahan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, serta hasil pewarna alami berbasis air pada media kertas

Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi penyediaan alat dan bahan dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, sedangkan tahap pelaksaan meliputi cara pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dan hasil pewarna alami pada media kertas.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk pencederaan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sedangkan kualitatif yang dimaksud adalah sebuah pendekatan yang pada akhirnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2012:15).

jenis instrument pengumpulan data yang digunakan, yaitu:.Instrumen Observasi, dan pendokumentasian

Instrumen observasi digunakan untuk mengumpulkan data ketika peneliti melakukan observasi secara langsung dilapangan mengenai

(5)

jenis-jenis tumbuhan yang akan digunakandalam proses pembuatan pewarna alami, dan alat bahan yang digunakan dalam pembuatan pewarna alami.

Instrumen pendokumentasian adalah tehnik pengumpulan data berupa foto atau gambar dengan menggunakan alat kamera. Instrumen ini berfungsi untuk memperjelas dan melengkapi data mengenai bahan, alat dan proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air.Dalam penelitian ini jenis pengumpalan data yang digunakan, yaitu: Observasi bahan alami sebagai pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air,Pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air,Uji pewarna alami pada media kertas

gambar.

Data yang yang diperoleh berupa bahan alami yang digunakan sebagai sumber zat warna dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dan hasil pewarna alami pada media kertas gambar.

Data yang diperoleh dengan metode observasi, eksperimen dan kepustakaan disusun berdasarkan urutan masalah yang telah disebutkan, kemudian dianalisis dengan cara :

1. Analisis domain (Domain analysis)

Teknik analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum atau ditingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Artinya

analisis penelitian dengan cara seperti ini ditargetkan untuk mendapatkan data secara utuh tanpa harus diperinci secara detail (Bungin, 2005:85)

Pengolahan data cara ini adalah mengumpulkan data umum dan utuh dari teknik-teknik pengumpulan data dan dilakukan analisis kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih detail dan sesuai dengan rumusan masalah. 2. Analisis Taksonomi (Taxsonomic

Analysis)

Proses analisis taksonomi ialah pengolahan data yang sudah dianalisis secara umum dalam analisis domain, dan dianalisis lebih spesifik atau mendalam pada analisis taksonomi. Masalah yang difokuskan pada perumusan masalah pada penelitian ini yaitu jenis tumbuhan sebagai sumber pewarna alami, alat dan media yang digunakan dalam proses pembuatan warna alami, dan proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dan hasil pewana alami yang diterapkan pada media kertas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Bahan Alami Yang

Dimanfaatkan Sebagai Pewarna Alami Untuk Alternatif Pewarna Berbasis Air

Penulis memaanfaatan bahan alami seperti tumbuhan sebagai sumber pewarna alamidilakukan dengan mencari jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna untuk alternatif pewarna berbasis air, bahan alami yang digunakan adalah bahan alami yang mudah ditemukan pada lingkungan

(6)

pedesaan. data awal yang diperoleh berupa warna yang dapat dihasilkan dari bahan alami seperti tumbuhan yang memiliki zat warna yang bisa diterapkan untuk mewarnai gambar pada media kertas.

Dari hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan oleh penulis, serta hasil observasi yang dilakukan selama proses pengumpulan data, ada beberapa bahan alami yang digunakan sebagai sumber pewarna alami, diantaranya

a.

pewarna merah dari bunga kertas, kandugan betalain pada

bunga kertas yang

menyebabkan warna

merahpada bunga dapat dimatfaatkan sebagai sumber bahan pewarna merah.

b.

Pewarna biru dari bunga kembang telang, kandungan antosianin pada bunga telang yang dapat memberi pengaruh warna biru dapat digunakan sebagai sumber bahan pewarna biru

c.

Pewarna kuning dari rimpang kunyit, kandungan kurkumin yang dapat memberi warna kuning pada kunyit, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pewarna kuning.

d.

Pewarna hijau dari daun suji, dan daun katuk, daun katuk dan daun suji memiliki kandungan klorofil tinggi yang sering digunakan sebagai bahan pewarna hijau pada makanan, kandungan klorofil tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pewarna hijau. e.

Pewarna coklat dari tumbuhan buah tinta dan kluwak, kandungan tanin pada buah tinta dan kluwak dapat dimanfaakan sebagai sumber warna cokelat

(7)

f.

Pewarna hitam dari arang. Arang merupakan bahan yang diperoleh dari hasil pembakaran kayu, kandungan dari karbon

pada arang yang

menyebabakan arang berwarna hitam. Warna hitam pada arang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pewarna hitam.

Seluruh bahan alami tersebut akan melalui proses pengolahannya masing-masing sehingga diperoleh warna-warna tertentu sesuai dengan kebutuhan pewarnaan.

Penulis memaanfaatan bahan alami seperti tumbuhan sebagai sumber pewarna alamidilakukan dengan mencari jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna untuk alternatif pewarna berbasis air, bahan alami yang digunakan adalah bahan alami yang mudah ditemukan pada lingkungan pedesaan. data awal yang diperoleh berupa warna yang dapat dihasilkan dari bahan alami seperti tumbuhan yang memiliki zat warna yang bisa diterapkan untuk mewarnai gambar pada media kertas.

2. Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Pewarna Alami Untuk Alternatif Pewarna Berbasis Air

Dalam pembuatan zat pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air memerlukan beberapa proses agar pewarna dapat digunakan, dalam proses pembuatan

pewarna alami ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung berjalannya penelitian yang dilakukan. Alat yang digunakan adalah alat yang sederhana yang dapat dengan mudah dapat ditemukan di pedesaan, seperti: cobek dan ulekan yang digunakan untuk menghaluskan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan pewarna, saringandigunakan untuk memisahkan ekstrak warna dengan sisa ampas bahan yang telah dihaluskan sebelumnya, pisaudigunakan memotong dan mengupas bahan agar lebih mudah dihaluskan dan memisahkan dari kulit bahan pewarna, mangkuk dan gelas untuk tempat menaruh warna yang telah melalui proses ekstrak dan warna yang telah siap digunakan.

Alat-alat tersebut peneliti gunakan sesuai dengan keadaan lingkungan di Desa sukadana agar penelitian ini nantinya dapat diterapkan pada lingkungan di pedesaan.

3. Proses Pembuatan Pewarna Alami Untuk Alternatif Pewarna Berbasis Air

Dalam proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air peneliti menggunakan bahan alami yaitu bunga kertas sebagai sumber warna merah, bunga telang sebagai sumber warna biru, rimpang kunyit sebagai sumber warna kuning, daun suji dan daun katuk sebagai sumber warna hijau, buah tinta dan biji kluwak sebagi sumber warna coklat, dan arang kayu sebagai sumber warna hitam. Semua bahan tersebut akan diolah dengan proses ekstraksi yaitu dengan mencari ekstrak warna dari bahan yang digunakan.

Dalam pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna

(8)

berbasis air, peneliti telah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan warna alami, alat dan bahan tersebut dapat ditemukan dilingkungan pedesaan yang masih mudah diperoleh. Dalam proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air memerlukan beberapa langkah-langkah dalam pembuatannya agar menghasilkan pewarna yang bisa digunakan.

Sebelum proses pembuatan alat dan bahan dicuci bersih untuk memisahkan kotoran yang menempel pada bahan agar menghasilkan ekstrak warna yang bersih, Dalam proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air peneleti menggunakan metode ekstrak untuk mendapatkan pewarna dari bahan alami, proses ekstrak tersebut melewati proses yang sederhana yaitu

a. Proses penghalusan bahan

Proses ini merupakan proses pembuatan warna dimana bahan yang telah disiapkan sebagai bahan pewarna dihaluskan menggunakan cobek dan ulekan, proses ini berfungsi untuk mempermudah mengeluarkan ekstrak warna dan dan pengambilan zat warna pada bahan.

b. Proses penyaringan

Setelah proses penghalusan bahan ekstrak yang diperoleh kemudian melewati tahap penyaringan. Proses penyaringan berfungsi untuk memisahkan hasil ekstrak warna dengan sisa ampas bahan.

Setelah melalui proses tersebut ekstrak warna alami yang dihasilkan siap diterapkan pada media kertas untuk bahan pewarnaan. Proses penggunaan pewarna alami pada media kertas disesuaikan dengan kebutuhan pewarnaan.

4. Hasil Pewarna Alami Yang Diterapkan Pada Media Kertas

Setelah melalui proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air. Pewarna alami yang sudah siap digunakan akan dilanjutkan dengan percobaan warna padda media kertas. Hal ini untuk mengetahui perubahan warna yang dihasilkan dari warna alami berbasis air dengan warna yang sudah kering pada media kertas.

Hasil pewarna alami yang diterapkan pada media kertas dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama meskipun pewarna alami pada media kertas menghasilkan warna yang terbatas dibadingkan pewarna sintetis. Hasil penerapan pewarna alami pada media kertas, yaitu: Ekstrak warna merah bunga kertas menghasilkan merah lebih kusam dan lebih muda, ekstrak warna biru bunga

(9)

telang menghasilkan warna biru muda transparan, ekstrak warna kuning kunyit menghasilkan warna kuning oranye sampai kuning kecokelatan, ekstrak warna hijau daun suji menghasikan warna hijau muda transparan, ekstrak warna hijau daun katuk menghasilkan warna hijau cerah sampai hijau tua, ekstrak warna cokelat biji kluwak menghasilkan warna coklat tua, ekstrak warna buah menghasilkan warna cokelat tua, ekstrak warna hitam arang menghasilkan warna hitam pekat. Pewarnaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pewarnaan jika warna yang diinginkan lebih pekat maka warna yang digunakan dengan penambahan sedikit air.

Tabel proses pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air dan hasil warna yang

diterapkan pada media kertas

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Bahan alami yang digunakan sebagai sumber pewarna yaitu warna merah dari bunga kertas merah, warna biru dari bunga telang, warna kuning dari rimpang kunyit, warna hijau dari daun suji, dan daun katuk, warna cokelat dari buah tinta dan biji kluwak, dan warna hitam dari arang.

b. alat yang digunakan, yaitu: Alat utama cobek dan ulekan, dan alat tambahan saringan, mangkok, dan pisau.

c. Pembuatan pewarna alami untuk alternatif pewarna berbasis air, peneliti melalui proses ekstrak untuk menghasilkan pewarna alami. Ekstrak dilakukan dengan proses penghalusan dengan menggunakan cobek dan ulekan dengan menambahkan air sebagai pelarut warna. Warna yang dihasilkan disaring menggunakan saringan untuk memisahkan sisa ampas bahan

d. Hasil pewarna alami yang diterapkan pada media kertas dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama meskipun pewarna alami pada media kertas menghasilkan warna yang terbatas dibadingkan pewarna sintetis. Hasil

(10)

penerapan pewarna alami pada media kertas, yaitu: Ekstrak warna merah bunga kertas menghasilkan merah lebih kusam dan lebih muda, ekstrak warna biru bunga telang menghasilkan warna biru muda transparan, ekstrak warna kuning kunyit menghasilkan warna kuning oranye sampai kuning kecokelatan, ekstrak warna hijau daun suji menghasikan warna hijau muda transparan, ekstrak warna hijau daun katuk menghasilkan warna hijau cerah sampai hijau tua, ekstrak warna cokelat biji kluwak menghasilkan warna coklat tua, ekstrak warna buah menghasilkan warna cokelat tua, ekstrak warna hitam arang menghasilkan warna hitam pekat.

3. Saran

a. Diharapkan penelitian ini menjadi inspirasi untuk menggunakan bahan alami sebagai sumber pewarna kushusnya para pelajar di Desa Sukadana yang sulit mencari bahan pewarna untuk menggambar pada kertas.

c. Untuk masyarakat

diharapkan dapat

menggunakan pewarna alami yang menggunakan bahan seperti diatas sebagai pewarnaan alami untuk menggambar pada media kertas sehingga dapat mengurangi penggunaan pewarna kimia/sintesis. d. Kepada peneliti selanjutnya

diharapkan mampu

memberikan informasi

tambahan mengenai pewarna alami dari daerah tertentu dan mencari bahan pewarna alami yang lebih lengkap yang akan digunakan sebagai pewarna untuk menggambar.

Daftar Pustaka

Arisandi, Y. 2001. Studi Tentang Pengaruh Kopigmentasi Terhadap Stabilitas Antosianin dari Kulit Buah Anggur (Alphonso lavalle).

Skripsi.Fakultas MI PA Universitas Brawijaya. Malang.

Afiyati, Ami. 2011. (Online), Mari Gunakan Pewarna Alami.http://amiafiyati.blogspo t.com/2011 /12/mari-gunakan -pewarna -alami. html. (diakses 12 Desember 2014)..

Anonim. 2012. Kembang Telang. (Online), http://bebas.vlsm.org/v12/arti kel/ttg_tanaman_ obat/ depkes/buku 2/2-068. pdf. (Diakses25 Agustus 2016). Rashid, I. A. 2012. Bunga Telang.www.tanamsendiri.c om.19 Juli 2013

Anonim, 2007. Arti Warna. (Online), http://aredaf.wordpres. com/2007/03/03/arti-warna (diakses 28 Maret 2007)

Arisandi, Y. 2001. Studi Tentang Pengaruh Kopigmentasi Terhadap Stabilitas

(11)

Antosianin dari Kulit Buah Anggur (Alphonso

lavalle).Skripsi. Fakultas MI PA Universitas Brawijaya. Malang.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. 1981. Isolasi zat warna coklat dari kluwak (Pangium edule

R).Surabaya: BPPI.

Budiyono, dkk. 2008. Kriya Tekstil Jilid 1.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Fitrihana, Noor. 2008. Pewarnaan

Bahan tekstil. (Online), http://batikyogya.

wordpress.com, (diakses 5 Januari 2016 ).

Harborne, J. B. 1996. Metode

Fitokimia Penuntun Cara

Menganalisis Tumbuhan.

Terjemahan Padmawiyata, K., dan Soediro, I. ITB. Bandung. Hal.69-94.

Jackman, R. L. dan Smith, J. L. 1996.Anthocyanins and Betalains.Natural Food Colorants.Second

Edition.Chapman and Hall. London. Hal.183-241.

Sugiarti, Rini, dkk. 2011. Pesona Warna Alami Indonesia.

Jakarta: Kehati

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta : Dicti Art Lab, Yogyakarta & Jagad Art Space, Bali.

Wahyuningsih. 2011. Ekstraksi Zat Warna Alami. (Online),http://wahyuningsi h06.wordpress.com/2011/ 03/26/ekstraksi-zat-warna-alami/. (diakses 12 Desember 2014).

(12)

Gambar

Tabel proses pembuatan pewarna  alami untuk alternatif pewarna  berbasis air dan hasil warna yang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian angket tersebut mempergunakan skala liker untuk mengukur sikap dan pendapat persepsi, 11 orangtua dari anak autis dan para pekerja sosial.Alasan

Kepercayaan kepada rasul-rasul ialah Rukun Iman yang keempat, maka setiap orang muslim wajib percaya bahawa Allah SWT telah mengutuskan rasul-rasul dari kalangan manusia

Sedangkan Ohoi adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang merupakan suatu kesatuan geneologis dan teritorial yang memiliki batas-batas yurisdiksi, mengatur dan mengurus

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKPLK Dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun 2015melakukan monitoring

Perkuatan pada beton dapat meningkatkan kekuatan tarik penampang bergantung pada keserasian (compatibility) antara kedua bahan tersebut untuk dapat memikul beban

Terdapat pengaruh pemberian dekstrometorfan dosis bertingkat per oral terhadap gambaran histopatologi otak tikus wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok

Jadi dengan demikian Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari

(1) Hasil penelitian ini memberikan model penelitian poskolonial terhadap wacana mimikri dan hibriditas dalam realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia Belanda,