• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bagian Ikan Yang Dapat Dimakan Dan Analisis Kandunngan Kimia (Amoniak) Pada Daging Ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Bagian Ikan Yang Dapat Dimakan Dan Analisis Kandunngan Kimia (Amoniak) Pada Daging Ikan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRAKATA PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat merampungkan Laporan Praktek Pengelolaan Pasca Panen dengan judul penulis dapat merampungkan Laporan Praktek Pengelolaan Pasca Panen dengan judul “

“Analisis Bagian Ikan yang dapat Dimakan dan Analisis Kandunngan KimiaAnalisis Bagian Ikan yang dapat Dimakan dan Analisis Kandunngan Kimia (Amoniak) pada Daging Ikan

(Amoniak) pada Daging Ikan”” dapat terselesaikan tepat dapat terselesaikan tepat pada waktunya.pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasimengucapkan terimakasih kepada:h kepada:

1.

1. Orang Orang Tua pTua penulis yaenulis yang sng selalu membelalu memberikan derikan dukungan bukungan baik daik dalam bentuk alam bentuk moralmoral maupun moril, demi mencapai cita –

maupun moril, demi mencapai cita – cita yang penulis harapkan.cita yang penulis harapkan. 2.

2. Dosen Dosen Mata KuliMata Kuliah Pengelah Pengelolaan Pasolaan Pasca Panen yca Panen yang telah bang telah banyaanyak membek memberikan materikan materiri baik secara teoritik maupun Praktik.

baik secara teoritik maupun Praktik. 3.

3. TemTeman – teman yan – teman yang telang telah banyah banyak membanak membantu baik sectu baik secara langara langsunsung maupun tig maupun tidak dak  langsung dalam penyelesaian makalah ini tepat

langsung dalam penyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.pada waktunya.

Penulis sadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kejanggalan dan Penulis sadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu penulis kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu penulis mohon masukan yang sifatnya membangun agar bisa memperbaiki penulisan – mohon masukan yang sifatnya membangun agar bisa memperbaiki penulisan – penulisan makalah maupun laporan yang akan dat

penulisan makalah maupun laporan yang akan datang.ang.

Jember, 20 Mei 2010 Jember, 20 Mei 2010

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

PRAKATA ...i PRAKATA ...i DAFT

DAFTAR AR ISI ISI ...ii...ii BAB

BAB 1. 1. PENDPENDAHULAHULUAN...UAN...1...1 1.1

1.1Latar Latar BelBelakanakangg...1...1 1.2

1.2TujTujuan...uan...2...2 BAB

BAB 2. 2. TINJTINJAUAN AUAN PUSTPUSTAKAAKA ...33 2.1

2.1 PenyPenyebab ebab KeruKerusakan sakan IkanIkan ...3...3 2.2 Ciri-Ciri Ikan Segar dan Ikan yang Mulai busuk...3 2.2 Ciri-Ciri Ikan Segar dan Ikan yang Mulai busuk...3 2.3

2.3 KomKomposisi fisik posisi fisik dan kimiawi dan kimiawi ikanikan ...4...4 BAB

BAB 3. 3. METODMETODOLOGIOLOGI...7...7 3.1

3.1 Waktu Waktu dan dan TempaTempat Pelt Pelaksanaan aksanaan PraktikumPraktikum...77 3.2

3.2 AlaAlat t dan dan BahBahan...an...7...7 3.3

3.3 lanlangkah gkah KerjKerjaa...8...8 BAB

BAB 4. 4. HASIL HASIL DAN DAN PEMBAHPEMBAHASAASANN...10....10 4.1

4.1 HasiHasill...1010 4.2

4.2 PemPembahbahasanasan...11...11 BAB

BAB V. V. PENUPENUTUP...TUP...15...15 REF

(4)

BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Belar Belakankangg

Perlu difahami bahwa mutu hasil perikanan (ikan) yang terbaik atau ”

Perlu difahami bahwa mutu hasil perikanan (ikan) yang terbaik atau ”segarsegar”” adalah saat dipanen dimana hasil penanganan atau pengolahan selanjutnya tidak akan adalah saat dipanen dimana hasil penanganan atau pengolahan selanjutnya tidak akan pernah menghasilkan mutu yang lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama pernah menghasilkan mutu yang lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen menjadi sangat penting karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya saat panen menjadi sangat penting karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya selama tahapan distribusi, penanganan dan pengolahan selanjutnya sampai siap selama tahapan distribusi, penanganan dan pengolahan selanjutnya sampai siap dikonsumsi.

dikonsumsi.

Agar dapat melakukan penanganan hasil perikanan secara benar untuk  Agar dapat melakukan penanganan hasil perikanan secara benar untuk  mempertahankan mutunya perlu diketahui ciri-ciri mutunya (ikan dan hasil perikanan mempertahankan mutunya perlu diketahui ciri-ciri mutunya (ikan dan hasil perikanan lainnya) yang baik dan penyebab kerusakaannya sehingga dapat dicari dan dipilih cara lainnya) yang baik dan penyebab kerusakaannya sehingga dapat dicari dan dipilih cara penanganan yang paling efektif dan efisien untuk mencegah atau menghambat aksi penanganan yang paling efektif dan efisien untuk mencegah atau menghambat aksi penyebab kerusakan tersebut.

penyebab kerusakan tersebut.

Kondisi komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan saat dipanen merupakan Kondisi komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan saat dipanen merupakan ciri atau kriteria mutu(kesegaran)-nya sekaligus merupakan penyebab dominan ciri atau kriteria mutu(kesegaran)-nya sekaligus merupakan penyebab dominan kerusakan mutunya dibanding penyebab lainnya seperti kontaminasi dan kerusakan mutunya dibanding penyebab lainnya seperti kontaminasi dan benturan/tekanan fisik. Perubahan komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan yang benturan/tekanan fisik. Perubahan komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan yang terjadi segera setelah dipanen dapat efektif dihambat dengan perlakuan suhu rendah. terjadi segera setelah dipanen dapat efektif dihambat dengan perlakuan suhu rendah. Fakta telah menunjukkan bahwa perlakuan suhu rendah menggunakan es merupakan Fakta telah menunjukkan bahwa perlakuan suhu rendah menggunakan es merupakan salah satu cara yang paling cocok untuk menangani ikan setelah dipanen sampai saat salah satu cara yang paling cocok untuk menangani ikan setelah dipanen sampai saat siap untuk diolah lebih lanjut. Cara ini erelatif murah dan mudah untuk dikerjakan siap untuk diolah lebih lanjut. Cara ini erelatif murah dan mudah untuk dikerjakan sesuai dengan kondisi tingkat pengetahuan teknik maupun sosial-ekonomi nelayan, sesuai dengan kondisi tingkat pengetahuan teknik maupun sosial-ekonomi nelayan, petani ikan dan pedagang ikan saat ini.

petani ikan dan pedagang ikan saat ini.

Untuk melakukan penanganan ikan dengan es secara baik dan mencegah Untuk melakukan penanganan ikan dengan es secara baik dan mencegah penyebab kerusakan lainnya seperti kontaminasi maupun benturan/tekanan fisik, penyebab kerusakan lainnya seperti kontaminasi maupun benturan/tekanan fisik,

(5)

1.

1.22 TuTujujuanan Ø

Ø Mahasiswa diharapkan mampu menghitung bagian yang dapat dimakan padaMahasiswa diharapkan mampu menghitung bagian yang dapat dimakan pada ikan segar

ikan segar Ø

Ø Mahasiswa diharapkan mampu menginterpretasikan hasil pMahasiswa diharapkan mampu menginterpretasikan hasil perhitunganerhitungan berdasarkan jenis ikan

berdasarkan jenis ikan Ø

Ø Mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisis kesegaran ikan dengan caraMahasiswa diharapkan mampu melakukan analisis kesegaran ikan dengan cara uji kimia

uji kimia Ø

Ø Mahasiswa diharpkan mampu Mahasiswa diharpkan mampu menginmenginterpretasikan hasil terpretasikan hasil perhitungan berdasrkanperhitungan berdasrkan  jenis ikan

(6)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyebab Kerusakan Ikan 2.1 Penyebab Kerusakan Ikan

Penyebab utama kerusakan ikan dilihat dari sumbernya meliputi penyebab dari Penyebab utama kerusakan ikan dilihat dari sumbernya meliputi penyebab dari keadaan ikan itu sendiri pada saat ditangkap dan penyebab dari kondisi diluar tubuh keadaan ikan itu sendiri pada saat ditangkap dan penyebab dari kondisi diluar tubuh ikan. Penyebab kerusakan oleh keadaan ikannya sendiri meliputi kondisi fisik dan ikan. Penyebab kerusakan oleh keadaan ikannya sendiri meliputi kondisi fisik dan komposisi kimiawi ikan, sedangkan kerusakan dari luar tubuh ikan disebabkan oleh komposisi kimiawi ikan, sedangkan kerusakan dari luar tubuh ikan disebabkan oleh kontaminasi dan tekanan atau benturan fisik yang dialami ikan selama penanganannya kontaminasi dan tekanan atau benturan fisik yang dialami ikan selama penanganannya dilakukan.

dilakukan.

2.2 Ciri-Ciri Ikan Segar dan

2.2 Ciri-Ciri Ikan Segar dan Ikan yang Mulai busukIkan yang Mulai busuk

Ikan segar ciri-cirinya adalah Warna kulit terang dan jernih, kulit masih kuat Ikan segar ciri-cirinya adalah Warna kulit terang dan jernih, kulit masih kuat membungkus tubuh tidak mudah sobek terutama bagian perut, warna-warna khusus membungkus tubuh tidak mudah sobek terutama bagian perut, warna-warna khusus yang ada masih terlihat jelas, sisik menempel kuat pada tubuh sehingga sulit dilepas, yang ada masih terlihat jelas, sisik menempel kuat pada tubuh sehingga sulit dilepas, mata tampak terang jernih, menonjol dan cembung, insang berwarna merah sampai mata tampak terang jernih, menonjol dan cembung, insang berwarna merah sampai merah tua, tertutup oleh lendir berwarna terang dan berbau segar, daging kenyal bila merah tua, tertutup oleh lendir berwarna terang dan berbau segar, daging kenyal bila ditekan dengan jari tidak tampak bekas lekukan, daging melekat kuat pada tulang, ditekan dengan jari tidak tampak bekas lekukan, daging melekat kuat pada tulang, daging perut utuh

daging perut utuh dan kenydan kenyal, didalam air al, didalam air ikan segar akan tenggelam.ikan segar akan tenggelam.

Ikan yang mulai busuk ciri- cirinya adalah kulit berwarna suram, pucat, lendir Ikan yang mulai busuk ciri- cirinya adalah kulit berwarna suram, pucat, lendir banyak, mudah sobek, warna khusus sudah mulai hilang, sisik mudah terlepas dari banyak, mudah sobek, warna khusus sudah mulai hilang, sisik mudah terlepas dari tubuh, mata tampak suram, tenggelam dan berkerut, insang berwarna coklat suram atau tubuh, mata tampak suram, tenggelam dan berkerut, insang berwarna coklat suram atau abu-abu berdempetan, lendir insang keruh dan

abu-abu berdempetan, lendir insang keruh dan berbau asam, daging berbau asam, daging lunaklunak, bagian t, bagian tubuhubuh lain mulai berbau busuk, bila ditekan dengan jari tampak bekas lekukan, daging mudah lain mulai berbau busuk, bila ditekan dengan jari tampak bekas lekukan, daging mudah lepas dari tulang, lembek, isi perut sering keluar, didalam air ikan yang sudah sangat lepas dari tulang, lembek, isi perut sering keluar, didalam air ikan yang sudah sangat busuk akan mengapung di permukaan air (Afrianto, dan Liviawaty, 2000).

(7)

2.3. Komposisi fisik dan

2.3. Komposisi fisik dan kimiawi ikankimiawi ikan

Dari bentuk fisiknya bagian tubuh ikan yang dapat dimakan (

Dari bentuk fisiknya bagian tubuh ikan yang dapat dimakan (edible portionedible portion)) adalah dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya seperti kepala, insang, isi perut, adalah dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya seperti kepala, insang, isi perut, kulit, sirip dan

kulit, sirip dan tulang merupakan bagian yang tidak dapat tulang merupakan bagian yang tidak dapat dimakdimakan meskipun pada jenisan meskipun pada jenis ikan tertentu bagian ini merupakan produk perikanan eksklusif yang mahal harganya ikan tertentu bagian ini merupakan produk perikanan eksklusif yang mahal harganya setelah mendapatkan perlakuan pengolahan/penanganan khusus. Porsi dari setelah mendapatkan perlakuan pengolahan/penanganan khusus. Porsi dari bagian-bagian tersebut sangat tergantung dari jenis ikan yang berkaitan dengan bentuk  bagian tersebut sangat tergantung dari jenis ikan yang berkaitan dengan bentuk  tubuhnya, dimana secara garis besar bentuk tubuh ikan dapat dikelompokkan sebagai tubuhnya, dimana secara garis besar bentuk tubuh ikan dapat dikelompokkan sebagai berikut (Zaitsev,

berikut (Zaitsev, et alet al., 1969) : (1) seperti bentuk torpedo atau cerurtu contoh ikan tuna., 1969) : (1) seperti bentuk torpedo atau cerurtu contoh ikan tuna ((Thunnus spp.Thunnus spp.), tongkol (), tongkol (  Euthynnus spp.  Euthynnus spp.), layang (), layang (  Decapterus spp.  Decapterus spp.), kembung), kembung ((  Rastrelliger spp.  Rastrelliger spp.), lemuru (Sardinella longiceps), lemuru (Sardinella longiceps) dsb., (2) bentuk panah atau tombak,) dsb., (2) bentuk panah atau tombak, Contoh : ikan julung-julung (

Contoh : ikan julung-julung (Tylosurus spp., Hemir hamphus spp.Tylosurus spp., Hemir hamphus spp.), ikan layur), ikan layur ((Trichiurus spp.Trichiurus spp.) dsb., (3) bentuk pipih dengan ukuran potongan vertikal yang jauh) dsb., (3) bentuk pipih dengan ukuran potongan vertikal yang jauh lebih panjang dari potongan horisontalnya, contoh ikan kakap (

lebih panjang dari potongan horisontalnya, contoh ikan kakap (  Lates calacarifer   Lates calacarifer ),), kerapu (

kerapu ( Ephinephelu Ephinephelus s spp.spp.), bawal (), bawal (Pampus spp., Formio spp;Pampus spp., Formio spp;) dsb., (4) bentuk pipih) dsb., (4) bentuk pipih mendatar melebar dengan ukuran potongan vertikal yang pendek dibandingkan dari mendatar melebar dengan ukuran potongan vertikal yang pendek dibandingkan dari potongan horisontalnya, contoh ikan sebelah (

potongan horisontalnya, contoh ikan sebelah (PsettodidaePsettodidae), ikan lidah (), ikan lidah (CynoglossusCynoglossus spp., Pleuronectus spp.

spp., Pleuronectus spp.) ikan pari () ikan pari (TrigonidaeTrigonidae) dsb., (5) bentuk ular, contoh : ikan) dsb., (5) bentuk ular, contoh : ikan malung (

malung ( Muraenesox cinereus Muraenesox cinereus), belut laut dsb.), belut laut dsb.

Tabel 1. Komposisi fisik beberapa jenis-bentuk ikan Tabel 1. Komposisi fisik beberapa jenis-bentuk ikan

Daging atau otot ikan karena kandungan zat gizinya adalah merupakan bagian Daging atau otot ikan karena kandungan zat gizinya adalah merupakan bagian tubuh ikan yang lazim menjadi target untuk dikonsumsi. Komposisi kimiawi daging tubuh ikan yang lazim menjadi target untuk dikonsumsi. Komposisi kimiawi daging ikan segar secara umum terdiri dari 16-24 %

ikan segar secara umum terdiri dari 16-24 % protein, 0,5-10,5 % lemak, 1-1,7% mineralprotein, 0,5-10,5 % lemak, 1-1,7% mineral dan 64- 81% air.

dan 64- 81% air. Komposisi inilah yang menyebabkan daging ikan segar menjadi mediaKomposisi inilah yang menyebabkan daging ikan segar menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba (jasad renik), dimana mikroba mencerna atau yang baik untuk pertumbuhan mikroba (jasad renik), dimana mikroba mencerna atau

Sumber: Zaitsev et al., 1969 Sumber: Zaitsev et al., 1969

(8)

mengurai zat gizi tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana dan menyebabkan mengurai zat gizi tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana dan menyebabkan daging ikan menjadi rusak atau busuk. Oleh karena itu tujuan utama penanganan ikan daging ikan menjadi rusak atau busuk. Oleh karena itu tujuan utama penanganan ikan segar adalah mencegah terjadinya hal ini. Komposisi kimiawi daging ikan tergantung segar adalah mencegah terjadinya hal ini. Komposisi kimiawi daging ikan tergantung tergantung antara lain kepada

tergantung antara lain kepada jenis ikan, kematangan atau jenis ikan, kematangan atau kedewasakedewasaan dan an dan musim.musim. Salah satu bentuk

Salah satu bentuk protein daging ikan protein daging ikan adalah berupa enzimadalah berupa enzim yang mesyang meskipun jumlahnyakipun jumlahnya hanya sedikit tetapi berperan penting mengurai komposisi daging ikan pada saat ikan hanya sedikit tetapi berperan penting mengurai komposisi daging ikan pada saat ikan hidup melakukan gerakan di air. Bagian komposisi daging ikan yang berperan dalam hidup melakukan gerakan di air. Bagian komposisi daging ikan yang berperan dalam pergerakan otot ikan hidup adalah glikogen otot, suatu bentuk senyawa gula sederhana pergerakan otot ikan hidup adalah glikogen otot, suatu bentuk senyawa gula sederhana yang dikandung otot daging da

yang dikandung otot daging dalam jumlah sedikit lam jumlah sedikit sebagai cadangan energi.sebagai cadangan energi.

Pada ikan hidup hasil uraian glikogen oleh enzim menghasilkan energi untuk  Pada ikan hidup hasil uraian glikogen oleh enzim menghasilkan energi untuk  gerakan otot dengan limbah berupa asam laktat, air dan CO2. Limbah ini secara aerob gerakan otot dengan limbah berupa asam laktat, air dan CO2. Limbah ini secara aerob diproses dan dibuang keluar tubuh ikan melalui respirasi dan urin ikan. Apabila ikan diproses dan dibuang keluar tubuh ikan melalui respirasi dan urin ikan. Apabila ikan mati, proses ini terjadi secara anaerob dan kerja enzim menjadi tak terkendali dalam mati, proses ini terjadi secara anaerob dan kerja enzim menjadi tak terkendali dalam mengurai glikogen otot yang ada didalam daging menghasilkan energi berupa mengurai glikogen otot yang ada didalam daging menghasilkan energi berupa ketegangan ototdagin

ketegangan ototdaging ikan sehingga tg ikan sehingga tubuh ikan menjadi kaku – ubuh ikan menjadi kaku – sulit/tidak dapat dilipatsulit/tidak dapat dilipat yang lazim disebut sebagai keadaan rigormortis. Limbahnya terutama asam laktat akan yang lazim disebut sebagai keadaan rigormortis. Limbahnya terutama asam laktat akan tertimbun didalam otot

tertimbun didalam otot dagindaging sehingga menaikkan keasamannya. Lamanya rigormortisg sehingga menaikkan keasamannya. Lamanya rigormortis tergantung persediaan glikogen pada otot daging ikan dimana semakin banyak  tergantung persediaan glikogen pada otot daging ikan dimana semakin banyak  persediannya (berarti ikan tidak dalam keadaan lelah saat mati) semakin lama ikan persediannya (berarti ikan tidak dalam keadaan lelah saat mati) semakin lama ikan alam kondisi

alam kondisi rigormortis. Untuk keperigormortis. Untuk keperluan handlingrluan handling yang peyang perlu difahami disini adalahrlu difahami disini adalah  jak ikan mati sampai dengan selesainya keadaan rigormortis proses kerusakan daging  jak ikan mati sampai dengan selesainya keadaan rigormortis proses kerusakan daging oleh mikroba pembusuk tidak terjadi, karena selama keadaan tersebut tingkat keasaman oleh mikroba pembusuk tidak terjadi, karena selama keadaan tersebut tingkat keasaman daging

daging ikan ikan tidak tidak sesuai bsesuai bagi agi pertumbuhan pertumbuhan mikroba mikroba pembusuk. pembusuk. etelah prosesetelah proses rigormortis selesai terjadi penurunan keasaman daging karena menurunnya kadar asam rigormortis selesai terjadi penurunan keasaman daging karena menurunnya kadar asam laktat, sehingga segera mencapai tingkat keasaman yang sesuai bagi pertumbuhan laktat, sehingga segera mencapai tingkat keasaman yang sesuai bagi pertumbuhan mikroba pembusuk.

(9)

Bagia

Bagian tubn tubuh ikan uh ikan hidhidup yanup yangg selaselalu melu mengandngandung mung mikrobaikroba adaladalah lenah lendir didir di ermukaan kulit, insang dan isi perut, dimana setelah ikan mati bagian ini merupakan ermukaan kulit, insang dan isi perut, dimana setelah ikan mati bagian ini merupakan pusat konsentrasi mikroba pengurai-pembusuk yang akan menyebar berpenetrasi ke pusat konsentrasi mikroba pengurai-pembusuk yang akan menyebar berpenetrasi ke daging ikan melalui permukaan kulit yang luka, sistim pembuluh darah dan permukaan daging ikan melalui permukaan kulit yang luka, sistim pembuluh darah dan permukaan bagian dalam dinding perut yang luka untuk mengurai/merubah komposisi kimiawi bagian dalam dinding perut yang luka untuk mengurai/merubah komposisi kimiawi daging sehingga ikan menjadi menurun mutunya sampai menjadi busuk. Khusus untuk  daging sehingga ikan menjadi menurun mutunya sampai menjadi busuk. Khusus untuk  isi perut ikan, selain mikroba juga mengandung enzim-enzim pencerna protein, lemak  isi perut ikan, selain mikroba juga mengandung enzim-enzim pencerna protein, lemak  dsb sehingga harus dijaga jangan sampai pecah selama penanganannya agar dsb sehingga harus dijaga jangan sampai pecah selama penanganannya agar enzim-enzim tersebut tidak merusak dinding perut ikan bagian dalam yang selanjutnya juga enzim tersebut tidak merusak dinding perut ikan bagian dalam yang selanjutnya juga merusak daging ikannya.

(10)

BAB III. METODOLOGI BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat 3.1 Waktu dan Tempat

Adapun kegiatan praktikum Analisis Bagian Ikan yang dapat Dimakan dan Adapun kegiatan praktikum Analisis Bagian Ikan yang dapat Dimakan dan Analisis Kandunngan Kimia (Amoniak) pada Daging Ikan dilaksanakan pada hari Analisis Kandunngan Kimia (Amoniak) pada Daging Ikan dilaksanakan pada hari kamis, 6 Mei 2010 bertempat

kamis, 6 Mei 2010 bertempat di Laboratorium Analisa Politeknik Negeri Jember.di Laboratorium Analisa Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan 3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar 3.2.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar

A

Allaatt BBaahhaann

Kompor Gas Kompor Gas Panci Panci Piring Piring Pisau Pisau Talenan Talenan Tirisan Tirisan Gegep Gegep Timbangan Timbangan Stopwatch Stopwatch Baki Baki Serbet Serbet plastik  plastik  Alat Tulis Alat Tulis Alat bantu lain Alat bantu lain

Air Air Ikan Nila Ikan Nila Ikan Gurame Ikan Gurame Ikan Tongkol Ikan Tongkol Ikan Kuniran Ikan Kuniran

(11)

3.2.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia 3.2.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia

A

Allaatt BBaahhaann Pisau

Pisau Talenan Talenan

Tusuk sate / lidi Tusuk sate / lidi Baki

Baki

4 buah Tabung reaksi 4 buah Tabung reaksi Rak tabung reaksi Rak tabung reaksi Kapas Kapas Pipet 10 ml, 1 ml Pipet 10 ml, 1 ml Bal pipet Bal pipet

Larutan Eber (HCl, Alkohol, eter) Larutan Eber (HCl, Alkohol, eter) Ikan Nila Ikan Nila Ikan Gurame Ikan Gurame Ikan Tongkol Ikan Tongkol Ikan Kuniran Ikan Kuniran 3.3 Prosedur Kerja 3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar 3.3.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar

Ø

Ø Siapkan alat dan bahanSiapkan alat dan bahan Ø

Ø Timbang ikan berdasarkan jenisnya (Wo)Timbang ikan berdasarkan jenisnya (Wo) Ø

Ø Ambil air secukupnya, masukkan ke dalam panci untuk merebus ikanAmbil air secukupnya, masukkan ke dalam panci untuk merebus ikan Ø

Ø Didihkan air dalam panciDidihkan air dalam panci Ø

Ø Setelah air mendidih masukkan ikan dan biarkan selama 5 Setelah air mendidih masukkan ikan dan biarkan selama 5 menimenitt Ø

Ø Setelah waktu terSetelah waktu tercapai keluacapai keluarkan ikan rkan ikan dengan menggunakdengan menggunakan gegep atauan gegep atau penjepi

penjepit. t. Letakkan pada piring plastik dan tLetakkan pada piring plastik dan tiriskan selama 15 menitiriskan selama 15 menit Ø

Ø Setelah tiris dan dingin Setelah tiris dan dingin lakukan penimbanlakukan penimbangan ulang (Wt)gan ulang (Wt) Ø

Ø Lakukan pemisahan terhadap bahan yang tidak bisa dimakan dari bahan yangLakukan pemisahan terhadap bahan yang tidak bisa dimakan dari bahan yang bisa dimakan

bisa dimakan Ø

Ø Timbang bagian yang dapat dimakan (Wa).Timbang bagian yang dapat dimakan (Wa). Ø

(12)

Keterangan

Keterangan : Wa : Wa % = % = Bagian Bagian yang yang dapat dapat dimakan dimakan (%)(%) Wa

Wa = = bagian bagian yang yang dapat dapat dimakan dimakan (gra(gram)m) Wt

Wt = = berat berat bahan bahan setelah setelah direbus direbus (gram)(gram)

3.3.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia 3.3.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia

Ø

Ø Siapkan alat dan bahanSiapkan alat dan bahan Ø

Ø Siapkan 4 tabung reaksi untuk 4 Siapkan 4 tabung reaksi untuk 4 jenis ikanjenis ikan Ø

Ø Masukkan larutan eber ke dalam tabung reaksi sekitar 3-5 Masukkan larutan eber ke dalam tabung reaksi sekitar 3-5 cm dengancm dengan menggunakan pipet

menggunakan pipet Ø

Ø Amati ikan secara visualisasi sebagai data kontrol. Pengamatan secara visualAmati ikan secara visualisasi sebagai data kontrol. Pengamatan secara visual pada setiap meliputi: warna mata,

pada setiap meliputi: warna mata, sisisisik, k, insang, lendir, bau, kondisi dan teksturinsang, lendir, bau, kondisi dan tekstur ikan.

ikan. Ø

Ø Ambil daging ikan dengan memotong bentuk dadu ukuran 1 x Ambil daging ikan dengan memotong bentuk dadu ukuran 1 x 1 cm atau1 cm atau disesuaikan.

disesuaikan. Ø

Ø Tancapkan atau tusuk daging ke tusuk sate atau lidiTancapkan atau tusuk daging ke tusuk sate atau lidi Ø

Ø Masukkan daging ikan ke dalam Masukkan daging ikan ke dalam larutan, sumbat larutan, sumbat menggunmenggunakan kapasakan kapas Ø

(13)

BAB IV. HASIL DAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1 Hasil

4.1.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar 4.1.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar Uji Fisik (

Uji Fisik (Secara Visualisasi)Secara Visualisasi)

Jenis Ikan Jenis Ikan Ikan

Ikan Gurame Gurame Ikan Ikan Tongkol Tongkol Ikan Ikan Kuniran Kuniran Ikan Ikan Nila Nila HitamHitam Mata Mata Sisik  Sisik  Insang Insang Lendir Lendir Bau Bau Kondisi Kondisi Tekstur Tekstur 1 1 3 3 4 4 --4 4 2 2 2 2 3 3 --3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 1 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 T Toottaall 1166 1133 1199 2244 R Raattaa--RRaattaa 33 22 33 33 Keterangan

Keterangan : : 1 1 = = SegarSegar 2

2 = = agak agak segarsegar 3

3 = = sedangsedang 4

4 = = agak agak busuk busuk  5

5 = = busuk busuk 

Uji Kimia Uji Kimia

JJeenniis s IIkkaann KKoonnddiissii Ikan gurame Ikan gurame Ikan tongkol Ikan tongkol Ikan kuniran Ikan kuniran Ikan nila hitam Ikan nila hitam

+ (sedikit) + (sedikit) + + + (sedikit) + (sedikit) + +

(14)

4.1.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia 4.1.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia

JJeenniis s IIkkaann WWo o PPaannjjaanng g WWtt WWaa WWa a ((%%)) Ikan Nila Hitam

Ikan Nila Hitam Ikan Kuniran Ikan Kuniran Ikan Tongkol Ikan Tongkol Ikan Gurame Ikan Gurame 270,6 gr 270,6 gr 115,1 gr 115,1 gr 310,4 gr 310,4 gr 379,9 gr 379,9 gr 23 cm 23 cm 19,5 cm 19,5 cm 27 cm 27 cm 28 cm 28 cm 244,5 gr 244,5 gr 109,4 gr 109,4 gr 293,6 gr 293,6 gr 350,9 gr 350,9 gr 140,7 gr 140,7 gr 56,5 gr 56,5 gr 197,9 gr 197,9 gr 189 gr 189 gr 58 % 58 % 52 % 52 % 67 % 67 % 54 % 54 % 4.2 Pembahasan 4.2 Pembahasan

4.2.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar 4.2.1 Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan pada Ikan Segar

Pada dasarnya semua bagia ikan dapat dimakan selain saluran cernanya seperti Pada dasarnya semua bagia ikan dapat dimakan selain saluran cernanya seperti usus, namun pada umumnya bila dilihat dari bentuk fisiknya bagian tubuh ikan yang usus, namun pada umumnya bila dilihat dari bentuk fisiknya bagian tubuh ikan yang dapat dimakan (

dapat dimakan (edible portionedible portion) adalah dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya) adalah dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya seperti kepala, insang, isi perut, kulit, sirip dan tulang merupakan bagian yang tidak  seperti kepala, insang, isi perut, kulit, sirip dan tulang merupakan bagian yang tidak  dapat dimakan meskipun pada jenis ikan tertentu bagian ini merupakan produk  dapat dimakan meskipun pada jenis ikan tertentu bagian ini merupakan produk  perikanan eksklusif yang mahal harganya setelah mendapatkan perlakuan perikanan eksklusif yang mahal harganya setelah mendapatkan perlakuan pengolahan/penanganan khusus.

pengolahan/penanganan khusus.

Dari hasil praktek yag telah didapatkkan, komposisi daging yang dapat dimakan dan Dari hasil praktek yag telah didapatkkan, komposisi daging yang dapat dimakan dan dimanfaatkan tidak lebih dari 67% yang palig banyak diiliki oleh ikan tongkol dimanfaatkan tidak lebih dari 67% yang palig banyak diiliki oleh ikan tongkol sedangkan pada ikan-ikan lainnya seperti ikan gurame, Kuniran dan ikan Nila sedangkan pada ikan-ikan lainnya seperti ikan gurame, Kuniran dan ikan Nila komposisi daging yang bias dimakan dibawah 60%.

komposisi daging yang bias dimakan dibawah 60%. Hal ini menunjukkan ba

Hal ini menunjukkan bahwa komposisi hwa komposisi daging ikan air laut daging ikan air laut lebih banyak lebih banyak di di bandingbanding dengan ikan air tawar

dengan ikan air tawar bila ditinjau dari bobot bila ditinjau dari bobot dan kesamaan berat ikan tersebut.dan kesamaan berat ikan tersebut.

Mutu dan keamanan produk merupakan persyaratan yang tidak dapat Mutu dan keamanan produk merupakan persyaratan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi di dalam perdagangan produk perikanan saat ini.Persaingan antar produk  tawar lagi di dalam perdagangan produk perikanan saat ini.Persaingan antar produk  di pasaran sangat ditentukan oleh kedua hal tersebut. Tidak jarang, produk perikanan di pasaran sangat ditentukan oleh kedua hal tersebut. Tidak jarang, produk perikanan dapat menyebabkan keracunan dan kematian terhadap konsumen atau ditolak negara dapat menyebabkan keracunan dan kematian terhadap konsumen atau ditolak negara

(15)

Mutu produk ditentukan oleh

Mutu produk ditentukan oleh  performance performance produk secara organoleptik,produk secara organoleptik, kimiawi, fisik

kimiawi, fisik dan midan mikrobiokrobiologis. logis. Cara Cara yang yang paling mudah paling mudah untuk penentuan untuk penentuan mutumutu produk

produk adaladalah ah secara secara organoleptik, organoleptik, sedansedangkan gkan untuk untuk penentuan penentuan mutu mutu secarasecara kimiawi,

kimiawi, mikrobiologis dan mikrobiologis dan fisik fisik memememerlukan rlukan peralatan dan peralatan dan waktu waktu yang relatyang relatif if  lama

lama untuk muntuk memperoleh emperoleh hasilnyahasilnya

4.2.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia 4.2.2 Analisis Kesegaran Ikan dengan Uji Kimia

Secara umum ikan diperdagangkan dalam keadaan sudah mati dan seringkali Secara umum ikan diperdagangkan dalam keadaan sudah mati dan seringkali dalam keadaan masih hidup. Pada kondisi hidup tentu saja ikan dapat diperdagangkan dalam keadaan masih hidup. Pada kondisi hidup tentu saja ikan dapat diperdagangkan dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya dalam kondisi mati ikan akan segera dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya dalam kondisi mati ikan akan segera mengalami kemunduran mutu.

mengalami kemunduran mutu.

Segera setelah ikan mati, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang Segera setelah ikan mati, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang mengarah kepada terjadinya pembusukan. Perubahan-perubahan tersebut terutama mengarah kepada terjadinya pembusukan. Perubahan-perubahan tersebut terutama disebabkan adanya aktivi

disebabkan adanya aktivitas tas enzim, kimiawi dan enzim, kimiawi dan bakteri.bakteri.

Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan merombak bagian-bagian tubuh Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan merombak bagian-bagian tubuh ikan dan mengakibatkan perubahan rasa (flavor), bau (odor), rupa (appearance) dan ikan dan mengakibatkan perubahan rasa (flavor), bau (odor), rupa (appearance) dan tekstur (texture). Aktivitas kimiawi adalah terjadinya oksidasi lemak daging oleh tekstur (texture). Aktivitas kimiawi adalah terjadinya oksidasi lemak daging oleh oksigen. Oksigen yang terkandung dalam udara mengoksida lemak daging ikan dan oksigen. Oksigen yang terkandung dalam udara mengoksida lemak daging ikan dan menimbulkan bau tengik (rancid) .

menimbulkan bau tengik (rancid) .

Perubahan yang diakibatkan oleh bakteri dipicu oleh terjadinya kerusakan Perubahan yang diakibatkan oleh bakteri dipicu oleh terjadinya kerusakan komponen-komponen dalam tubuh ikan oleh aktivitas enzim dan aktivitas kimia. komponen-komponen dalam tubuh ikan oleh aktivitas enzim dan aktivitas kimia. Aktivitas kimia menghasilkan komponen yang yang lebih sederhana. Kondisi ini lebih Aktivitas kimia menghasilkan komponen yang yang lebih sederhana. Kondisi ini lebih disukai bakteri sehingga memicu pertu

disukai bakteri sehingga memicu pertumbuhan bakteri pada tubuh ikan.mbuhan bakteri pada tubuh ikan.

Dalam kenyataannya proses kemunduran mutu berlangsung sangat kompleks. Dalam kenyataannya proses kemunduran mutu berlangsung sangat kompleks. Satu dengan lainnya saling kait mengait, dan bekerja secara simultan. Untuk mencegah Satu dengan lainnya saling kait mengait, dan bekerja secara simultan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan secara cepat, maka harus selalu dihindarkan terjadinya ketiga terjadinya kerusakan secara cepat, maka harus selalu dihindarkan terjadinya ketiga aktivitas secara bersamaan.

aktivitas secara bersamaan.

Penurunan mutu ikan juga dapat terjadi oleh pengaruh fisik. Misal kerusakan Penurunan mutu ikan juga dapat terjadi oleh pengaruh fisik. Misal kerusakan oleh alat tangkap waktu ikan berada di dek, di atas kapal dan selama ikan disimpan di oleh alat tangkap waktu ikan berada di dek, di atas kapal dan selama ikan disimpan di palka. Kerusakan yang dialami ikan

(16)

kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka pada badan ikan dan ikan menjadi kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka pada badan ikan dan ikan menjadi lembek. Faktor-faktor yang mempengaruhi penuruna

lembek. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan mutu n mutu ikan meliputi;ikan meliputi;

1)

1) CaCara ra PePennanangkgkapapanan

Ikan yang ditangkap dengan alat trawl, pole, line, dan sebaginya akan lebih baik  Ikan yang ditangkap dengan alat trawl, pole, line, dan sebaginya akan lebih baik  keadaannya bila dibandingkan dengan yang ditangkap menggunakan ill-net dan keadaannya bila dibandingkan dengan yang ditangkap menggunakan ill-net dan long-line. Hal ini dikarenakan pada alat-alat yang pertama, ikan yang tertangkap segera line. Hal ini dikarenakan pada alat-alat yang pertama, ikan yang tertangkap segera ditarik di atas dek, sedangkan pada alat-alat yang kedua ikan yang tertangkap dan mati ditarik di atas dek, sedangkan pada alat-alat yang kedua ikan yang tertangkap dan mati dibiarkan terendam agak lama di dalam air. Kondisi ini menyebabkan keadaan ikan dibiarkan terendam agak lama di dalam air. Kondisi ini menyebabkan keadaan ikan sudah tidak segar sewaktu dinaikkan ke atas dek.

sudah tidak segar sewaktu dinaikkan ke atas dek.

2) Reaksi Ikan Menghadapi Kematian 2) Reaksi Ikan Menghadapi Kematian

Ikan yang dalam hidupnya bergerak cepat, contoh tongkol, tenggiri, cucut, dan Ikan yang dalam hidupnya bergerak cepat, contoh tongkol, tenggiri, cucut, dan lain-lain, biasanya meronta keras bila terkena alat tangkap. Akibatnya banyak  lain-lain, biasanya meronta keras bila terkena alat tangkap. Akibatnya banyak  kehilangan tenaga, cepat mati, rigor mortis cepat terjadi dan cepat pula berakhir. kehilangan tenaga, cepat mati, rigor mortis cepat terjadi dan cepat pula berakhir. Kondisi ini menyebabkan ikan cepat

Kondisi ini menyebabkan ikan cepat membumembusuk.suk. Berbeda dengan ikan bawal

Berbeda dengan ikan bawal, ikan jenis , ikan jenis ini tidak banyak memberi reaksi terhadapini tidak banyak memberi reaksi terhadap alat tangkap, bahkan kadang-kadang ia masih hidup ketika dinaikkan ke atas dek. Jadi alat tangkap, bahkan kadang-kadang ia masih hidup ketika dinaikkan ke atas dek. Jadi masih mempunyai banyak simpanan tenaga. Akibatnya ikan lama memasuki rigor masih mempunyai banyak simpanan tenaga. Akibatnya ikan lama memasuki rigor mortis dan lama pula dalam kondisi ini. Hal ini menyebabkan pembusukan berlangsung mortis dan lama pula dalam kondisi ini. Hal ini menyebabkan pembusukan berlangsung lambat.

lambat.

3) Jenis dan Ukuran Ikan 3) Jenis dan Ukuran Ikan

Kecepatan pembusukan berbeda pada tiap jenis ikan, karena perbedaan Kecepatan pembusukan berbeda pada tiap jenis ikan, karena perbedaan komposisi kimia ikan. Ikan-ikan yang kecil membusuk lebih cepat dari pada ikan yang komposisi kimia ikan. Ikan-ikan yang kecil membusuk lebih cepat dari pada ikan yang lebih besar.

(17)

4) Keadaan Fisik Sebelum Mati 4) Keadaan Fisik Sebelum Mati

Ikan dengan kondisi fisik lemah, misal ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur Ikan dengan kondisi fisik lemah, misal ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur lebih cepat membusuk.

lebih cepat membusuk.

5) Keadaan Cuaca 5) Keadaan Cuaca

Keadaan udara yang panas berawan atau hujan, laut

Keadaan udara yang panas berawan atau hujan, laut yang banyak bergelombanyang banyak bergelombang,g, mempercepat pembusukan

(18)

BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP

Komponen utama daging ikan (pada saat hewan masih hidup disebut otot) yaitu Komponen utama daging ikan (pada saat hewan masih hidup disebut otot) yaitu air, lemak dan protein. Kadar protein umumnya sekitar 15-20%, sementara kadar lemak  air, lemak dan protein. Kadar protein umumnya sekitar 15-20%, sementara kadar lemak  sangat bervariasi antara 0.5% sampai lebih dari 20% tergantung jenis ikan dan kondisi sangat bervariasi antara 0.5% sampai lebih dari 20% tergantung jenis ikan dan kondisi lingkungan. Pada beberapa jenis ikan, lemak tidak disimpan didalam o

lingkungan. Pada beberapa jenis ikan, lemak tidak disimpan didalam o tot (daging) tetapitot (daging) tetapi disimpan didalam hati. Air merupakan unsur utama, dengan variasi sekitar 7-80%. disimpan didalam hati. Air merupakan unsur utama, dengan variasi sekitar 7-80%. Karbohidrat, mineral, vitamin dan beberapa komponen larut air lainnya terdapat dalam Karbohidrat, mineral, vitamin dan beberapa komponen larut air lainnya terdapat dalam  jumlah sedikit.

 jumlah sedikit.

Pembusukan berlangsung segera setelah ikan mati. Proses kerusakan ikan segar Pembusukan berlangsung segera setelah ikan mati. Proses kerusakan ikan segar merupakan proses yang agak kompleks dan disebabkan oleh sejumlah sistem internal merupakan proses yang agak kompleks dan disebabkan oleh sejumlah sistem internal yang saling terkait. Faktor utama yang berperan dalam pembusukan adalah proses yang saling terkait. Faktor utama yang berperan dalam pembusukan adalah proses degradasi protein yang membentuk berbagai produk seperti hipoksantin, trimetilamin, degradasi protein yang membentuk berbagai produk seperti hipoksantin, trimetilamin, terjadinya proses ket

terjadinya proses ketengikan oksidatif dan pertuengikan oksidatif dan pertumbuhmbuhan an mikroorganismmikroorganisme.e.

Ikan segar lebih cepat mengalami kebusukan dibandingkan dengan daging Ikan segar lebih cepat mengalami kebusukan dibandingkan dengan daging mamalia. Kebusukan ikan mulai terjadi segera setelah proses rigor mortis selesai. mamalia. Kebusukan ikan mulai terjadi segera setelah proses rigor mortis selesai. Faktor yang menyebabkan ikan cepat busuk adalah kadar glikogennya yang rendah Faktor yang menyebabkan ikan cepat busuk adalah kadar glikogennya yang rendah sehingga rigor mortis berlangsung lebih cepat dan pH akhir daging ikan cukup sehingga rigor mortis berlangsung lebih cepat dan pH akhir daging ikan cukup tinggi yaitu 6.4–6.6, serta

tinggi yaitu 6.4–6.6, serta tingginya jumlah bakteri yang tertingginya jumlah bakteri yang terkandunkandung didalam perut g didalam perut ikanikan.. Bakteri proteolitik mudah tumbuh pada ikan segar dan menyebabkan bau busuk hasil Bakteri proteolitik mudah tumbuh pada ikan segar dan menyebabkan bau busuk hasil metabolisme protein.

metabolisme protein. Pada ikan hidup,

Pada ikan hidup, makanmakanan dalam an dalam saluran pencernaan diolah menjadi komponen-saluran pencernaan diolah menjadi komponen-komponen sederhana, seperti gula dan asam amino, yang diserap oleh darah. Darah komponen sederhana, seperti gula dan asam amino, yang diserap oleh darah. Darah mengirim komponen-komponen ini kebagian tubuh yang membutuhkan, khususnya mengirim komponen-komponen ini kebagian tubuh yang membutuhkan, khususnya otot. Produksi komponen-komponen ini diinduksi oleh enzim,

otot. Produksi komponen-komponen ini diinduksi oleh enzim, yang ada didalam saluranyang ada didalam saluran pencernaan maupun yang ada didalam otot. Setelah ikan mati, enzim-enzim ini masih pencernaan maupun yang ada didalam otot. Setelah ikan mati, enzim-enzim ini masih

(19)

rigor-mortis) dan proses a

rigor-mortis) dan proses autolisis lebih lanjut akan menyutolisis lebih lanjut akan menyebabkan daging menjebabkan daging menjadi adi lunak lunak  atau lemas lagi (tahap post-rigor).

atau lemas lagi (tahap post-rigor). Reaksi

Reaksi autolisis bautolisis bisa berlanisa berlangsung secgsung secara ara cepat, micepat, misalnya salnya pada ikan pada ikan kecilkecil berkadar lemak

berkadar lemak tinggi. Kerusakan tinggi. Kerusakan awal biasanya awal biasanya terjadi terjadi pada bagian pada bagian perut, karenaperut, karena aktivitas enzim di dalam saluran pencernaan dan menyebabkan pelunakan dibagian aktivitas enzim di dalam saluran pencernaan dan menyebabkan pelunakan dibagian perut ikan. Sebagai contoh, proses autolisis ikan sarden bisa berlangsung hanya perut ikan. Sebagai contoh, proses autolisis ikan sarden bisa berlangsung hanya beberapa jam setelah penangkapan.

(20)

REFERENSI REFERENSI

---. 2009. Proses pembusukan ikan didapat dari

---. 2009. Proses pembusukan ikan didapat dari http://id.shvoong.com/exact- http://id.shvoong.com/exact-sciences/1790

sciences/1790308-proses-pemb308-proses-pembusukan-ikan/ usukan-ikan/ [15 Mei 2010][15 Mei 2010]

---. 2010. Penggolongan dan klasifikasi ikan.

---. 2010. Penggolongan dan klasifikasi ikan. http://o- http://o-nlinenews.bl

nlinenews.blogspot.com/p/penggologspot.com/p/penggolongan-dan-klasifikasiongan-dan-klasifikasi-ikan_02.html-ikan_02.html.. [Diakses

[Diakses 20 20 April April 2010].2010]. Affuwa.

Affuwa. 2007.Jarin2007.Jaringan gan pada pada Hewan.http://affuwa.wordpress.comHewan.http://affuwa.wordpress.com. . Diakses Diakses padapada tanggal 17 April 2010.

tanggal 17 April 2010. Alawi, H.,

Alawi, H., A. Muchtar, C. P. A. Muchtar, C. P. Pulungan dan Rusliadi, 1990. Beberapa aspePulungan dan Rusliadi, 1990. Beberapa aspek biologi k biologi ikanikan baung (Mystus nemurus) yang tertangkap disekitar perairan Teratak Buluh baung (Mystus nemurus) yang tertangkap disekitar perairan Teratak Buluh Sungai Kampar pusat penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 36 hal (tidak  Sungai Kampar pusat penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 36 hal (tidak  diterbitkan).

diterbitkan).

Damanik, N. 2001. Inventarisasi Ikan ordo Cypriniformes yang terdapat di Waduk  Damanik, N. 2001. Inventarisasi Ikan ordo Cypriniformes yang terdapat di Waduk  PLTA Koto Panjang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar PLTA Koto Panjang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Laporan Praktek Lapang, Fakultas Peikanan dan Ilmu Propinsi Riau. Laporan Praktek Lapang, Fakultas Peikanan dan Ilmu Kelautan Universi

Kelautan Universitas Rtas Riau. 44 halaman (tidak Diterbitkan).iau. 44 halaman (tidak Diterbitkan).

Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis. 1996/1997. Kebijaksanaan umum tentang Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis. 1996/1997. Kebijaksanaan umum tentang

perikanan dan kelautan. Bengkalis. 27 hal perikanan dan kelautan. Bengkalis. 27 hal

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau, 2001. Potensi dan tingkat pemanfaatan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau, 2001. Potensi dan tingkat pemanfaatan

sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal (tidak

sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal (tidak diterbitkan).diterbitkan). Hari Eko

Hari Eko Irianto Irianto dan Indroyono Soesilo. dan Indroyono Soesilo. 2007. Dukungan Tekn2007. Dukungan Teknologi Penyediologi Penyediaan Produk aan Produk  Perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Komposisi fisik beberapa jenis-bentuk ikanTabel 1. Komposisi fisik beberapa jenis-bentuk ikan

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 Form Jadwal Aktivitas Proyek Data yang telah terdownload akan ditampilkan pada halaman tampil laporan penjadawalan. Model halaman tampil laporan penjadwalan

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan menggunakan metode Weighted Product untuk pemilihan lokasi unit pembantu cabang

Akumulasi glukosa (gradien grafik bernilai positif) menunjukkan bahwa proses sakarifikasi berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan konsumsi glukosa oleh bakteri

b) Value propositions : kedua belah pihak terproteksi fluktuasi harga pada saat maturity,dan terproteksi akan resiko likuiditas. c) Channels : agar

Saran kepada Dinas kesehatan, Dinas Sosial dan Yayasan Galuh Kota Bekasi agar dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan masyarakat umumnya dalam upaya menghilangkan

Selain keahlian teknis, komersial dan kolaboratif, individu dituntut memiliki keseimbangan penuh dalam keahlian pengaturan diri (self-governance). Misalnya kemauan untuk

Dengan demikian dalam pengembangan daerah tidak ada alasan lain untuk mengabaikan budaya atau kearifan lokal dan semua ekosistem yang ada di muka bumi, karena

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada perbedaan yang signifikan terkait dengan motivasi siswa usia 6-12 tahun dalam pencegahan TB Paru di daerah