• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS UANG LEMBUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS UANG LEMBUR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Alas.

PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 ATAS UANG LEMBUR

Siana Murti Widjaja

ABSTRACT

According to Tax Law No. KEP - 545/PJ/2000, overtime pay earned by an employee is classified as regular income such as salaries, wages, monthly pension, honorarium, allowances, and insurance paid by employer, so that income tax deduction on overtime pay is computed by added the overtime pay to the monthly salary. But an example of the computation has never been demonstrated by tax governor. According to the author, overtime pay cannot be classified as regular income as it happens irregularly and is ir-regular also in amount. To determine the right way to compute the income tax deduction on overtime pay is the objective of this article. Conclusion is taken after presenting various simulations of computation in several tables.

Keywords : Overtime pay; Employee; Regular income; Salary; Wages; Em-ployer Overtime

Pendahuluan

Menurut Pasal 5 Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-545/PJ/2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang "Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang", uang lembur termasuk sebagai penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur seperti gaji, uang pensiun bulanan, upah,

honorarium, tunjangan-tunjangan, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja.

Dalam Lampiran Keputusan Dirjen Pajak tersebut di atas dinyatakan bahwa 'pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur dan penghasilan lain yang sejenis yang diterima atau diperoleh pegawai bersamaan dengan gaji bulanannya, yaitu dengan menggabungkan dengan gaji bulanannya. Sayangnya Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No.I, Juti 2005 310

(2)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

pernyataan ini tidak ada contoh penghitungan pajaknya.

Karena tidak ada contoh penghitungannya, keterangan dalam lampiran ini membingungkan, sehingga kebanyakan buku pajak tidak menjelaskan bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur tersebut.

Menurut penulis, penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas lembur bila digabungkan dengan gaji bulanan kiranya kurang tepat, karena uang lembur sebenarnya tidak beraturan, yaitu tidak beraturan jumlahnya, dan tidak beraturan terjadinya, karena ada kemungkinan di bulan tertentu tidak ada lembur (ada kemungkinan tidak setiap bulan lembur). Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat tulisan ini.

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Uang Lembur.

Berhubung buku-buku pajak yang membahas penghitungan Pajak Panghasilan pasal 21 atas lembur yang akan penulis kemukakan dalam tulisan ini diterbitkan sebelum

diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan No. 564/KMK.03/2004 tanggal 29 November 2004 tentang penyesuaian besarnya PTKP (antara lain dari Rp. 2.880.000 menjadi Rp. 12.000.000 untuk diri Wajib Pajak) yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2005, maka untuk tujuan komparasi, contoh penghitungan yang penulis kemukakan dalam tulisan ini masih berdasarkan peraturan pajak sebelumnya, karena titik berat pembahasan adalah pada cara penghitungan PPh pasal 21 atas uang lembur. Erly Suandy' adalah ahli pajak yang menjelaskan bagaimana penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap yang memperoleh uang lembur sebagaiberikut: "Penghasilan berupa uang lembur maupun penghasilan sejenis yang diperoleh pegawai bersamaan dengan gaji bulanan dihitung dengan cara menggabungkan penghasilan tersebut dengan gaji bulanan.

' Suandy, Erly;Perpajakan, Dilengkapi Dengan Latihan Soal: Edisi Pertama-Jakarta: Salemfca Empat, 2002, halaman 117

(3)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

Contoh.

Irvan status menikah dan mempunyai tiga orang anak adalah pegawai PT Abadi dengan memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 2.000.000,- PT Abadi mengikuti program Jamsostek, premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing Rp. 20.000,- dan Rp. 10.000,-, sedangkan yang ditanggung oleh Irvan setiap bulan masing-masing Rp.

10.000,- dan Rp. 5.000,-. Disamping itu, pemberi kerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan keyayasan dana pensiun ynag pendiriannya telah disyahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran THT masing-masing sebesar Rp. 30.000,- dan Rp. 15.000,- sedangkan yang ditanggung Irvan masing-maing sebesar Rp. 15.000,-dan Rp. 10.000,-. Untuk bulan Mei 2002 disamping gaji juga memperoleh uang lembur Rp.

500.000,-Penghitungan PPh. Pasal 21 Gaji sebulan Rp. 2.000.000,-Uang lembur 500.000,-Premi asuransi kecelakaan kerja 20.000,-Premi asuransi kematian

10.000,-Penghasilanbruto

2.530.000,-IMW Review, Fakultas Hukum Universitas

Pengurangan: 1. BiayaJabatan 5% X Rp. 2.530.000 = Rp. 108.000,- (max) 2. Iuran pensiun Rp. 15.000,-3. Iuran THT Rp. 10.000,-(133.000,-)

Penghasilan Neto sebulan 2.397.000.-Penghasilan neto setahun

12X Rp. 2.397.000,- = Rp. 28.764.000,-PTKP setahun WP sendiri Rp. 2.880.000,-WPkawin Rp. 1.440.000,-Tanggungan 3 anak Rp. 4.320.000,-(8.640.000,-)

Penghasilan kena pajak Rp.

20.124.000,-PPh. Pasal 21 terutang setahun

5 % X Rp. 20.124.000,- = Rp. 1.006.200,-PPh. Pasal 21 terutang sebulan:

Rp. 1.006.200,-: 12 = Rp.

83.850,-Dalam penghitungan pemotongan PPh. Pasal 21 atas uang lembur sebagai tersebut diatas ada bebarapa keberatan sebagai berikut:

(4)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

1. Uang lembur bulan Mei tersebut

seakan-akan diterima tiap bulan dalam jumlah yang sama. Padahal uang lembur tidak menentu baik jumlahnya maupun terjadinya. 2. Penghitungan tersebut diatas

adalah pada waktu bulan Mei, sedangkan penghitungan itu menggangap uang lembur tersebut diterima sejak Januari sampai dengan Desember. Memang pada akhir tahun pajak akan ada penghitungan kembali berdasarkan stelsel nyata, tetapi kalau penghitungan Pajak bulanannya Penghasilan Pasal 21 jauh menyimpang, maka pada akhir

tahun akan cukup banyak perbedaannya bahkan ada kemungkinan lebih setor, Karena itu sebaiknya penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bulanannya tidak menyimpang terlalu jauh bahkan kalau bisa tidak berbeda dengan stesel nyatanya.

Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur yang mendekati stelsel nyata tersebut itulah yang menjadi masalah dalam tulisan ini.

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut diatas.maka perlu mengetahui dulu tentang pengertian "lembur". Lembur adalah kerja tambahan diluar jam kerja yang dibayar perusahaan. Kerja tambahan ini tidak menentu dan kemungkinannya bisa sebagai berikut: 1. Kemungkinan pertama ialah

bahwa lembur itu hanya terjadi dalam waktu satu bulan atau satu kali dalam satu tahun.

2. Kemungkinan kedua, lembur itu terjadi hanya beberapa bulan dalam setahun (tidak tiap bulan dalam setahun);

3. Kemungkinan ketiga, lembur itu terjadi tiap bulan dalam waktu satu tahun itu dan keadaan ini mempunyai kemungkinan:

a. Bayaran lembur tiap bulan dalam satu tahun tersebut adalah berjumlah sama; b. Bayaran lembur tiap bulan

dalam satu tahun tersebut tidak sama jumlahnya;

Dalam ketiga kemungkinan lembur tersebut diatas maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur adalah berbeda-beda, karena-itu

(5)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

baiklah semua kemungkinan ini akan diteliti untuk mendapatkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang lebih tepat atas uang lembur.

Kemungkinan Pertama

Bila lembur itu merupakan kemungkinan yang pertama, yaitu hanya terjadi satu bulan atau satu kali saja dalam satu tahun maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur kiranya lebih cocok bila dilakukan seperti menhitung pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Tunjangan Hari Raya atau Tahun Baru, Bonus dan penghasilan sejenisnya yang sifatnya tidak tetap, seperti berikut:

Contoh soal seperti yang dicontohkan oleh Erly Suandy tersebut diatas.

A. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji dan Uang Lembur:

Gaji setahun

12X Rp.2.000.000, = Rp. 24.000.000,-Uang lembur = Rp. 500.000,-Premi asuransi kecelakaan kerja

12 X Rp. 20.000,- = Rp.

240.000,-Law Review, Fakultas Hukum Universitas

Premi asuransi kematian

12 XRp. 10.000,- =Rp. 120.000,-Penghasilan bruto Rp. 24.860.000,-Pengurangan: Biayajabatan: 5% X Rp.24.860.000,- = Rp. 1. 243.000,-Iuran pensiun : 12 XRp. 15.000,- =Rp. 180.000,-luran THT 12 XRp. 10.000,- =Rp. 120.000,-(Rp. 1.543.000,-) Penghasilan neto Rp. 23.317.000,-PTKP (K/3) setahun (Rp. 8.640.000,-)

Penghasilan kena pajak Rp.

14.667.000,-PPh. Pasal 21 atas Gaji dan Uang Lembur :

5% X Rp. 14.667.000,- = Rp.

733.850,-B. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji saja :

Gaji setahun

12 X Rp. 2.000.000,- = Rp. 24.000.000,-Premi asuransi kecelakaan kerja

12 X Rp. 20.000,- = Rp.

(6)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak PenghusUan Pasail21 Alas.

Premi asuransi kematian

12 XRp. 10.000.- =Rp.

120.000,-Penghasilanbrutosetahun Rp. Penghasilan bruto setahun Rp.

24.360.000,-Pengurangan: Biayajabatan 5% X Rp. 24.360.000,- = Rp. 1.218.000,-luran pensiun 12 XRp. 15.000,- =Rp. 180.000,-Iuran THT 12 X Rp. 10.000,- = Rp. 120.000,-(Rp. 1.518.000,-)

Penghasilan neto setahun Rp. 22.842.000,-PTKP (K/3) (Rp. 8.640.000,-)

Penghasilan Kena Pajak Rp.

14.202.000,-PPh. Pasal 21 atasgaji

5% X Rp. 14.202.000,- = Rp.

710.000,-C. Pajak Penghasilan Pasal 21

atas Uang Lembur bulan Mei

Rp. 733.850,- - Rp. 710.100,- = Rp.

23.750,-Dengan demikian PPh pasal 21 atas gaji dan lembur bulan Mei yang disetorkan adalah sebesar

(Rp. 710.100: 12) +Rp. 23.750,-= Rp.

82.925,-Meskipun tidak dijelaskan dalam contoh perhitungan dari Erly Suandy, setoran PPh pasal 21 untuk bulan Juni sampai dengan Desember bila tidak ada lembur lagi besarnya akan sama dengan setoran PPh pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan April, yaitu Rp. 59.175,- (Rp. 710.100 : 12). Total PPh pasal 21 dalam 1 tahun dengan cara penghitungan penulis dapat dilihat dalam Tabel l a , sedang total PPh pasal 21 dengan cara seperti contoh dari Erly Suandy dapat dilihat dalam tabel 1-b*. Dalam kolom terakhir dari Tabel 1 -a* maupun Tabel 1 -b dicantumkan PPh pasal 21 sesuai stelsel nyata pada akhir tahun pajak (PPh 21 yang seharusnya).

Dari kedua tabel tersebut jelas terlihat bahwa dengan cara yang penulis kemukakan, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan sama dengan PPh pasal 21 yang terhutang berdasarkan stelsel nyata atau yang seharusnya. Sedangkan berdasarkan penghitungan cara seperti contoh Eriy

(7)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak PenghasUan Pasal 21 Alas. Suandy, PPh pasal 21 yang disetorkan

lebih besar dari PPh pasal 21 yang terhutang berdasarkan stelsel nyata. Jadi terdapat lebih setor sebesar Rp. 925,- (Rp. 734.775 - Rp. 733.850,-)

Kemungkinan kedua, lembur

ter jadi hanya pada beberapa bulan

saja tidak pada setiap bulan dalam setahun tersebut.

Dalam keadaan ini maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur juga lebih tepat biladihitung seperti penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Bonus atau Tunjangan Hari Raya atau yang sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap seperti penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada contoh kemungkinan yang pertama diatas. Misalkan soal yang sama dengan soal pada contoh di atas, tetapi dalam setahun hanya ada lembur pada bulan-bulan: April Rp. 600.000,-Juni Rp. 700.000,-Agustus Rp. 650.000,-Total Rp. 1.950.000,-Penghitungan PPh pasal 21 dengan cara seperti yang penulis kemukakan dapat dilihat dalam Tabel 2-a*, sedangkan penghitungan dengan cara seperti contoh Erly Suandy dapat dilihat dalam tabel 2-b*. Dalam kolom terakhir dari tabel 2-a* maupun 2-b dicantumkan PPh pasal 21 sesuai stelsel nyata pada akhir tahun pajak (PPh 21 yang seharusnya). Dari kedua tabel terlihat bahwa dengan cara yang penulis kemukakan, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan kurang Rp.

1000.- (Rp 802.700 - Rp 803.700) dibandingkan dengan stelsel nyata. Sedangkan dengan cara Erly Suandy, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan lebih bayar Rp. 2925,-(Rp.806.625 - Rp. 803.700)

* Tabel 1-a, 1-b, 2-a, 2-b ada

dihalaman belakang dari tulisan ini.

Kemungkinan ketiga, lembur terjaadi tiap hari kerja yang dalam hal ini ada dua kemungkinan pula, yaitu:

A. Jumlah uang lembur tiap bulan itu sama, misalkan seorang sopir tiap bulan diberikan uang lembur yang sama yaitu sebesar Rp.750.000,-karena tiap hari sopir tersebut IMW Review, FakuUas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No. I, Juli 2005 316

(8)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Alas.

pasti pulang lewat jam 18.00. Dalam keadaan ini maka perhitungan lemburnya lebih tepat dihitung sesuai dengan contoh penghitungan yang diberikan oleh Eriy Suandy diatas, yaitu uang lemburnya digabungkan dengan gaji bulanannya.

B. Jumlah uang lembur tiap bulan itu tidak sama, tergantung jumlah jam kerja lemburnya. Dalam hal ini maka penghitungan pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lemburnya bisa dilakukan seperti menghitung uang Tunjangan Hari Raya, yaitu seperti contoh penghitungan pada kemungkinan pertama diatas, yang dilakukan setiap bulan sesuai besarnya lembur, bisa pula dilakukan dengan cara seperti contoh yang diberikan Eriy Suandy.

Misalkan Irvan, pegawai PT Abadi dalam contoh Eriy Suandy sebelumnya lembur tiap bulan dalam setahun dan uang lembur tiap bulan tersebut tidak sama. Uang lembur tiap bulan dalam setahun tersebut misalkan sebagai berikut: Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. :Rp. 570.500,- 350.000,- 650.000,- 600.000,- 500.000,- 700.000,- 600.000,- 650.000,- 600.000,- 450.000,- 550.000,- 600.000,-Total :Rp.

6.820.500,-Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas lembur tiap-tiap bulan tersebut bila dihitung tiap bulannya sebagai penghasilan tidak teratur seperti Tunjangan Hari Raya atau Bonus seperti cara penghitungan pada kemungkinan pertama dapat dilihat dalam Tabel 3-a*. Sedang penghitungan PPh pasal 21 atas lembur tersebut bila dilakukan dengan cara seperti contoh Eriy Suandy dapat

(9)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak PenghasUan Pasal 21 Atas.

dilihatdiTabel3-b*.

*Tabel3-a, 3-b, ada dihalaman belakang dari tulisan ini.

Penjelasan penghitungan kembali Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji dan lembur berdasarkan stelsel nyata yang ada dalam kolom terakhir Tabel 3-a maupun Tabel 3-b, adalah sebagai berikut :

Gaji setahun

(12 X Rp. 2.000.000,-) Rp. 24.000.000,-Uang lembur setahun Rp. 6.820.500,-Premi asuransi kecelakaan

kerja setahun Rp. 240.000,-Premi asuransi kematian Rp.

120.000,-Penghasilan bruto Rp.

31.180.500,-Pengurangan: Biayajabatan

(5% X Rp. 31.180.500,-) Rp. 1.296.000,- (max) luran pensiun setah Rp. 180.000,-luran THT setahun Rp.

120.000,-(Rp. I. 596.000) Penghasilan neto setahun Rp. 29.584.500,-PTKP (K/3) (Rp. 8.640.000,-)

Penghasilan KenaPajak Rp.

20.944.500,-Law Review, FakuUas Hukum Universitas

Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji dan Uang Lembur:

5% X Rp. 20.944.000,- (dibulatkan) =

Rp.

1.047.200,-Dengan demikian, dari Tabel 3-a terlihat, berdasarkan cara penghitungan PPh pasal 21 atas gaji dan lembur yang penulis usulkan, pada akhir tahun pajak akan terdapat selisih kurang setor sebesarRp. 13.300,-(Rp. 1.033.900-Rp. 1.047.200) dibandingkan dengan penghitungan PPh pasal 21 berdasarkan stelsel nyata, sedangkan dari tabel 3-b terlihat, berdasarkan cara perhitungan PPh pasal 21 dengan cara seperti contoh Erly Suandy, pada akhir tahun pajak akan terdapat selisih lebih

setor sebesar Rp.25,- (Rp. 1.047.225

- Rp. 1.047.200)

Kesimpulan :

1. Bila lembur dari karyawan yang dihitung Pajak Penghasilan Passal 2lnya jarang terjadi, lebih tepat penghitungan PPh pasal 21 dilakukan dengan cara seperti yang penulis kemukakan, yaitu dihitung seperti penghitungan PPh pasal 21 atas Bonus atau

(10)

Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

Tunjamgam Hari Ray a atau yang sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap. Cara ini sama sekali tidak melanggar peraturan perpajakan karena uang Iembur tersebut tetap dimasukan / diperhitungkan dalam penghitungan PPh pasal 21. Seperti yang sudah disimulasi dalam Tabel 1-a dan Tabel 2-a, dengan cara yang penulis kemukakan, tabel 1-a tidak terdapat selisih atau dengan kata lain persis sama antara PPh pasal 21 yang dihitung dan disetor dengan yang berdasarkan stelsel nyata, sedang dalam Tabel 2-a, terdapat selisih kurang setor yang jumlahnya lebih kecil (-Rp. 1000) dibandingkan dengan cara seperti contoh dari Erly Suandy dalam Tabel 1-b dan Tabel 2-b yang menghasilkan selisih lebih setor yang jumlahnya lebih besar (Rp. 925 untuk Tabel 1 -b dan Rp. 2925 untuk Tabel 1-b).

Contoh dalam simulasi yang penulis kemukakan hanya untuk

satu karyawan yang Iembur.

Bayangkan bila karyawan yang Iembur jumlahnya ratusan bahkan ribuan dalam bulan-bulan

tersebut, dengan jumlah biaya Iembur yang jauh lebih besar per karyawannya. Maka pada saat dilakukan penghitungan kembali berdasarkan stelsel nyata setelah berakhir tahun pajak yang bersangkutan, akan terdapat kelebihan bayar ke pihak fiskus yang cukup material. Ini akan sangat merepotkan perusahaan, karena meskipun kelebihan bayar tersebut bisa diperhitungkan dangan PPh pasal 21 periode berikut, perusahaan yang lebih bayar dalam laporan SPTTahunan pasti akan diperikasa pihak fiskus. Demikian pula dari segi cash flow, sudah terjadi kelebihan pengeluaran yang tidak perlu. Memang, cara ini mengharuskan kita menghitung dua kali, yaitu selain PPh pasal 21 atas Iembur dan gaji, juga PPh pasal 21 atas gaji sandiri. Namun dengan adanya fasilitas program komputer, hal ini tidak akan merupakan masalah lagi.

2. Bila Iembur sudah pasti terjadi tiap bulan, maka perusahaan dapat memilih cara penghitungan seperti

(11)

Siana Murti Widjaja : Penghilungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.

contoh Erly Suandy maupun cara yang dikemukakan penulis. Cara penghitungan seperti contoh Erly Suandy dalam keadaan ini lebih tepat dilakukan karena lebih praktis dan hasil penghitunganya pun lebih mendekati stesel nyata, seperti yang sudah penulis simulasikan dalam Tabel 3-b. (lebih setor Rp. 25,-).

Tetapi bila tetap ingin diperguna-kan cara yang penulis kemukadiperguna-kan, meskipun memerlukan peng-hitungan yang lebih banyak, namun dari segi keamanan, tidak akan terjadi kelebihan setor pajak, seperti yang sudah disimulasikan dalam Tabel 3-a. (kurang setor Rp. 13.300,-)

(12)

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ke Satu Cara Yang Diusulkan

Kelerangan Pengbisilio Gaji setahun Uang lembur Asuransi KK Asuransi K Penghsln Bnito Peignrangan Biaya Jabatao luran Pensiun IuranTHT Jumlah Peng.Netostbn PTKP PKP PPh21giji&lembur PPhPs21Giji PPh Lembur PPh Ps21 gaji/bln Total PPb 21/bln Januari 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Februari 24,000,000 0 240,000 120,000 24.360.000 1,218.000 180,000 120.000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Maret 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 April 24,000,000 240,000 120.000 24,360,000 1,218,000 180.000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Ms: 24,000,000 500,000 240,000 120,000 24,860,000 1,243,000 180,000 120,000 1,543,000 23,317,000 -8,640,000 14,677,000 733,850 -710,100 23,750 59,175 82,925 Jum 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,090 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 lull 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180.000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Agustus 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1.218,000 180.000 120.000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 September 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180.000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Oluober 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 November 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Desember 24,000,000 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 0 710,100 0 59,175 59,175 Total 23,750 733,850 StetselNyata 24,000,000 500,000 240.000 120,000 24,860,000 1,243,000 180,000 120,000 1,543,000 23,317,000 -8,640,000 14,677,000 733,850 Tabel 1-a

(13)

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Kesatu, Cara Erly Suandy

Januari Febmari Marel April Mei Juni J u i i Agustus September Oktober November Desember Total Stelsel Nyata

Penghasilan Gaji sebulan Uang lembur Asuransi KK Asuransi K Penghsln Bruto Pengnrangan Biaya Jabatan luran Pensiun luran THT Jumlah Peng. Neto sbln Disetahunkan PTKP ta PPhPs21 PPh Ps 21/bln 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15.000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 500,000 20,000 10,000 2,530,000 108,000 15.000 10,000 133,000 2,397,000 28,764,000 -8,640,000 20,124,000 1,006,200 83,850 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000.000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 abel 1-b 2,000,000 0 20.000 10,000 2.030,000 101.500 15,000 10.000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000.000 0 20.000 10.000 2,030,000 101,500 15.000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15.000 10,000 126,500 1,903,500 22,842.000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 2,000,000 0 20,000 10.000 2,030,000 101.500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 24.000,000 500,000 240,000 120,000 24,860,000 1,243,000 180,000 120,000 1,543,000 0 23.317.000 -8,640,000 14,677,000 733,850 59,175 734,775

(14)

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Kedua Cara Yang Diusulkan

Januari Februari Maret April Me; Juni Jui: Aguslus September

Penghasilan Gaji setahun Uang lembur Asuransi KK Asuransi K Penghsln Bruto Pengurangan Biaya Jabalan Iuran Pensiun IuranTHT Jumlah Peng. Netto Setahun PTKP

HOP

PPh 21 gaji & lembur PPhPs21Gaji PPh Lembur PPh Ps 21 gaji bin Total PPh 21/bln 24,000,000 0 240.000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22.842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 600,000 240,000 120,000 24,960,000 1,248,000 180,000 120,000 1,518,000 23,412,000 -8,640,000 14,772,000 738,600 710,100 28,500 59,175 87,675 24.000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120.000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 700,000 240,000 120,000 25,060,00 1,253,000 180,000 120,000 1,553,000 23,507,000 -8,640,000 14,867,000 743,350 -710,100 33,250 59,175 92,425 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 650,000 240,000 120,000 24,360,000 1,250,500 180,000 120,000 1,550,500 23,459,500 -8,640,000 14,819,500 740,950 -710,100 30,850 59,175 90,025 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 0 240,000 120,000 24,360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24.000,000 0 240,000 120,000 24.360.000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 59,175 59,175 24,000,000 0 240,000 120,000 24360,000 1,218,000 180,000 120,000 1,518,000 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 0 92,600 59,175 59,175 802,700

Oktober November Desember Total StelselNyata

24,000,000 1,950,000 240,000 120,000 26310,000 1,296,000 180,000 120,000 1,596,000 24,714,000 -8,640,000 16,074,000 803,700 label 2-a

(15)

Law Re\

I

T-% ? ft!

I

a

1

i

5

§

s

; ? | = Vol.

1

ili 2005 Keterangan Penghasilan Gaji setahun Uang lembur Asuransi KK Asuransi K Pengnsln Bruto Pengurangan Biaya Jabatan Iuran Pensiun IuranTHT Jumlah Peng. Netosthn Diserahunkan PIKP PKP PPh 21 PPhPs21/bin Januari 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 Februari 2,000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101.500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 Maret 2,000,000 0 20,000 10.000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Lembur

April 2.000.000 600.000 20,000 10,000 2,630,000 108.000 15,000 10,000 133,000 2,497,000 29,964,000 -8,640,000 21,324,000 1,066,200 88,850

Kemungkinan Kedua, cara

Md 2,000.000 0 20.000 10.000 2,030,000 101.500 15.000 10.000 126,500 1,903,500 22,842,000 •8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 JttDi 2,000,000 700.000 20,000 10,000 2,730,000 108.000 15.000 10,000 133,000 2,597,000 61,164,000 -8,640,000 22,524,000 1,126,200 93,850 lull 2.000.000 0 20.000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8.640,000 14,202,000 710,100 59,175 label 2-b Erly Suandy Aguslus 2,000,000 650,000 20.000 10,000 2,030,000 108,000 15,000 10.000 133,000 2,547,000 30,564,000 -8,640,000 21,924,000 1,096,200 91,350 September 2.000.000 0 20.000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 Oktober 2.000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 November 2.000,000 0 20,000 10,000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903.500 22,842,000 -8,640,000 14,202,000 710,100 59,175 Desember 2,000.000 0 20.000 10.000 2,030,000 101,500 15,000 10,000 126,500 1,903,500 22,842,000 -8,640,000 14,202.000 710,100 59,175

Total Stelsel Nyata

24.000,000 1.950,000 240,000 120,000 26,310,000 1.296,000 180.000 120.000 1,596,000 24,714,000 -8,640,000 16,074,000 803,700 805,625

(16)

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ketiga b, Cara Yang Diusulkan

Keterangan Penghasilan Gaji setahun Uang lembur AsuransiKK Asuransi K Penghsln Bruto Pengurangan Biaya Jabalan Iuran Pensiun Iuran THT Jumlah Peng.Netosthn PIKP

Januari Februari Marel April Me Juni Jul! Agustus September Oktober November Desember Total StetselNyata

24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24.000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24.000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 570.500 350.000 650,000 600,000 500,000 700,000 600.000 650,000 600,000 450,000 550,000 600,000 6,820,500 240,000 240,000 240,000 240,000 240,000 240,000 240.000 240,000 240,000 240,000 240,000 240,000 240.000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120.000 120,000 120,000 24,930,500 24,710,000 25,010,000 24,960,000 24,860,000 25,060,000 24,960,000 25,010,000 24,960,000 24,810,000 24,910,500 24,960,000 31,180,500 1,246,525 1.235,500 180,000 180,000 120,000 120,000 1,546,525 1,535,500 1,250,500 1,248,000 1,243,000 1,253,000 180,000 180,000 180,000 180,000 120,000 120.000 120,000 120,000 1,550,500 1,548,000 1,543,000 1,553,000 1,248.000 180,000 120,000 1,548,000 1,250.500 180,000 120,000 1,550,500 1.248,000 180,000 120,000 1,548,000 1,240,500 1.245,500 1,248.000 180,000 180,000 180,000 120,000 120,000 120,000 1,540,500 1,545,500 1,548,000 133*3,975 23,174,500 23,459,500 23,412,000 23,317,000 23,507,000 23,412,000 23,459,500 23,412,000 23,269,500 23,364,000 23,412,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 14,743,975 14,534,500 14,819,500 14,772,000 14,667,000 14,867,000 14,772,000 14,819,500 14,772,000 14,629,500 14,724,500 14,772,000 1,296,000 180,000 120,000 1,596,000 29,584,000 -8,640,000 20,944,500 PPh 21 gaji&lembur PPhPs21Gaji PPh Lembur PPh Ps 21 giji/bin Total PPh 21/bln 737,150 -710,100 27,050 59,175 86,225 726,700 -710,100 16,600 59,175 75,775 740,950 -710,100 30,850 59,175 90,025 738,600 -710,100 28,500 59,175 87,675 733,850 -710,100 23,750 59,175 82,925 743,350 -710,100 33,250 59,175 92,425 738,600 -710,100 28,500 59,175 87,675 740,950 -710,100 30,850 59,175 90,025 738,600 -710,100 28,500 59,175 87,675 731,450 -710,100 21,350 59,175 80,525 736,200 -710,100 26,100 59,175 85,275 738,600 -710,100 28,500 59,175 87,675 323,800 1,033.900 -710,100 59,175 Tabel 3-a

(17)

-So

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ketiga b, Cara Erly Suandy

>-1

I

a

I

5

keterangan Penghasilan Gaji sebulan Uang lembur Asuransi KK Asuransi K Penghsln Bruto Pengurangan Biaya Jabalan Iuran Pensiun Iuran THT Jumlah Peng. Veto sebln diserahunkan PTKP PKP PPhPs21 PPhPs21/bln Januari 2.000,000 570,500 20,000 10,000 2,600,500 Februari 2,000,000 350,000 20,000 10,000 2,380,000

Maret April Ml'! Juni

108,000 108,000 15,000 15,000 10,000 10,000 133,000 133,000 2,000,000 2.000,000 2,000,000 2,000,000 650.000 600,000 500,000 700.000 20,000 10,000 108.000 15,000 10,000 133,000 20,000 10,000 20,000 10,000 108,000 108,000 15,000 15,000 10,000 10,000 133,000 133,000 20,000 10,000 2.680,000 2,630,000 2,530,000 2,730,000 108,000 15,000 10,000 133,000 luli 2,000,000 600.000 20.000 10,000 2,630,000 108,000 15.000 10.000 133,000 Agustus 2.000,000 650,000 20,000 10,000 2,680,000 108,000 15,000 10,000 133,000 Sep; 2,000,000 600,000 20,000 10,000

Okiober November Desember

108,000 15,000 10,000 133,000 2,000,000 450,000 20,000 10,000 2,000,000 550,000 20,000 10,000 108,000 15,000 10,000 133,000 2,000,000 600,000 20,000 10,000 2,630,000 2,480,000 2,580,000 2,630,000 108,000 108,000 15,000 15,000 10,000 10,000 133,000 133,000 2,467,500 2,247,000 2,547,000 2,497,000 2,397,000 2,597,000 2,497,000 2,547,000 2,497,000 2.347.000 2,447,000 2,497,000 29,610,000 26,964,000 30,564,000 29,964,000 28,764,000 31,164,000 29,964,000 30,564,000 29,964,000 28,164,000 29,364,000 29,964,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,640,000 -8,(40,000 -8,640,000 20,970,000 18,324,000 21,924,000 21,324,000 20,124,000 22,524,000 21,324,000 21,924,000 21,324,000 19,524,000 20,724,000 21,324,000 1,048,500 87,375 916,200 76,350 1,096,200 1,066,200 91,350 88,850 006,200 83,850 1,126,200 1,066,200 93,850 88,850 Tabel 3-b 1,096,200 91,350 1,066,200 88,850 976,200 91,350 1,036,200 86,350 1,066,200 88,950 1,147,225

Total Slelsel Nyaa

24.000.000 6,820.500 240,000 120,000 31,180,500 1,296,000 180,000 120.000 1,596,000 29,584,500 -8,640,000 20,944,500 1,047,200

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pemberian Kuasa Kepada Pejabat

berdasarkan permohonan pencairan sebagaimana dimaksud pada huruf b, Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, mengajukan pencairan bagi hasil

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Bantul Nomor 24 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 5

(2) Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan

Paket 3 ini cocok bagi anda yang ingin merayakan kelahiran sang buah hati dengan cara yang syar'i dan biasanya bagi anda yang sudah terbiasa melaksanakan ibadah aqiqah.. Dengan

Memberhenti kan, melarang, atau menunda pengoperasian dan menyita sementara Kendaraan Bermotor yang patut diduga melanggar peraturan berlalu lintas atau merupakan alat

3.1.2 Tuliskan data mahasiswa (reguler /non-reguler dan transfer) untuk Program PPG dan program studi lainnya (semua jenjang pendidikan) pada tahun akademik penuh yang terakhir di