TINJAUAN PUSTAKA
Proses Kehamilan dan Tumbuh Kembang Janin
Awal terjadinya kehamilan yang dialami seorang wanita diawali dengan adanya konsepsi. Pada tahap ini faktor gizi sangat berperan penting untuk menunjang kehidupan baru setelah terjadinya konsepsi. Plasenta (uri), kantong amnion, dan tali pusar dibentuk pada awal kehamilan di dalam rahim ibu (uterus). Jaringan berpori halus merupakan penyusun dari plasenta, pembuluh darah ibu dan janin secara berdapingan terdapat dalam plasenta.
Janin memperoleh pasokan oksigen dan zat-zat gizi melalui aliran darah yang berasal dari ibu. Darah juga mengeluarkan karbondioksida dan sisa metabolisme janin dengan demikian fungsi plasenta meliputi fungsi pernafasan, absorbsi dan ekskresi. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif secara metabolik apabila tersedia cukup energi dan zat-zat gizi. Seperti halnya kelenjar, plasenta juga mengeluarkan berbagai hormon yang diperlukan selama kehamilan dan payudara guna mempersiapkan ASI (air susu ibu). Oleh karena itu plasenta yang sehat sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang baik bagi janin.
Selain plasenta, terdapat sebuah kantong yang berisi cairan tempat berkembangnya janin yang disebut amnion. Tali pusat yang mengandung pembuluh darah yang menghubungkan janin dengan plasenta terdapat disini. Walaupun setelah janin lahir, plasenta, amnion dan tali pusat dibuang ketiga organ tersebut memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan janin selama kehamilan.
Tahap tumbuh kembang janin dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap implantasi, embrio dan janin. Setelah sel telur dibuahi yang disebut zigot, maka sel akan membelah diri. Setelah dua minggu maka sel akan akan menuju uterus melalui tuba fallopi kemudian menanamkan diri di dinding uterus, yang dinamakan tahap implantasi. Plasenta, amnion, dan tali pusat mulai dibentuk pada tahap ini.
Sesudah dua minggu maka zigot akan berubah menjadi embrio. Kurang lebih setiap 24 jam, awalnya sel embrio bertambah menjadi dua kali lipat. Selama sepuluh minggu terakhir masa kehamilan kecepatan ini akan berkurang dua kali lipat. Fase embrio ditandai dengan deferensiasi sel, yaitu perubahan struktur sel sesuai dengan fungsi masing-masing sel nantinya. Tahap ini merupakan saat-saat yang rawan, perkembangan janin akan tergaganggu apabila terdapat inveksi
virus dan penggunaan obat-obatan tertentu. Minggu kedelapan kehamilan sudah terbentuk sistem saraf, jantung yang sudah berdenyut dan organ lainnya.
Tahap terakhir dalam tumbuh kembang janin adalah tahap janin. Tujuh bulan kehamilan merupakan tahap janin, saat ini tiap organ janin sudah tumbuh menjadi sempurna. Setiap organ dan jaringan sangat peka terhadap kekurangan zat gizi maupun racun pada periode kritis yang berbeda. Apabila zat gizi kurang sehingga pembelahan dan jumlah sel tidak terpenuhi pada fase kritis tersebut maka perbaikan sel tidak dapat dilakukan dikemudian hari. Oleh karena itu, azupan zat gizi ibu harus tercukupi selama kehamilan.
Kehamilan dapat pula dibagi menjadi tiga periode kehamilan, yaitu trimester I (0-12 minggu), trimester II (12-28 minggu) dan trimester III (28-40 minggu). Trimester I dimulai saat sel sperma membuahi sel telur kemudian menjadi zigot. Pada trimester ini selain membelah (hiperplasia) sel juga mengalami pertambahan ukuran sel (hipertrofi). Di akhir trimester ini sebagian organ sudah terbentuk dan janin sudah terasa bergerak. Kekurangan zat gizi, penyalahgunaan obat-obatan dan tekanan yang diterima ibu pada trimester ini dapat berpengaruh negatif terhadap janin selamanya. Walaupun di fase ini ibu kurang memiliki nafsu makan atau merasa mual, makanan cukup gizi harus tetap diupayakan. Oleh karena itu makanan yang padat gizi sangat penting untuk diberikan.
Di awal trimester II, tangan, kaki, jari dan telinga janin sudah terbentuk. Pada trimester ini janin mempersiapkan terbentuknya gigi. Racun masih dapat mempengaruhi janin melalui ibu tapi tidak separah pada trimester I. Janin sudah mulai menyerupai bayi dan bergerak yang dapat dirasakan oleh ibu.
Tahap terakhir kehamilan adalah trimester III, pada saat ini merupakan tahap kritis untuk pertumbuhan janin. Panjang janin menjadi dua kali panjang semula, sedangkan beratnya bertambah sebanyak kurang dari lima kali berat semula. Bagian lunak pada ubun-ubun menunjukkan tempat tulang tengkorak akan menutup. Tulang tengkorak akan menutup sepenuhnya pada bayi usia 16-18 bulan (Almatsier et al. 2011).
Konsumsi dan Kebutuhan Gizi saat Hamil
Sediaoetama (1996) menyatakan, konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya
untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Solihin (1993), pada saat kehamilan, janin pada tingkat sel, organ dan tubuh mengalami tahapan tumbuh kembang. Terdapat saat-saat rawan gizi bagi janin oleh karena itu pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk mencapai hasil pertumbuhan yang optimal sesuai dengan potensi genetik.
Varney et al. (2004) menyatakan, ibu hamil membutuhkan asupan energi dan zat gizi khusus seperti zat besi, asam folat, dan vitamin C. Kebutuhan energi dan protein tidak bisa dipisahkan, artinya jika kebutuhan energi tidak tercukupi maka akan terjadi kemungkitan pemecahan protein untuk dirubah menjadi energi. Padahal protein merupakan salah satu pembentuk organ dan otot janin. Selanjutnya jika energi dan protein tidak mencukupi maka lemak yang akan dipecah untuk memenuhi energi metabolik ibu. Hal ini akan menyebabkan kerusakan syaraf pada janin. Tambahan asam folat dari suplementasi sebesar 200-400 µg atau total 0.4-0.8 mg setiap hari akan mengurangi terjadinya risiko kejadian anemia megaloblastik dan kejadian neural tube defect. Vitamin C juga sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Energi
Picciano dan McDonald (2004) menyebutkan, bahwa ketika hamil, ibu membutuhkan tambahan energi untuk simpanan lemak ibu maupun untuk tambahan energi untuk metabolisme basal guna menjaga jaringan baru. Hardinsyah dan Tambunan (2004) dalam WNPG VIII, menetapkan tambahan energi untuk wanita hamil berdasarkan trimesternya sebesar 180 kkal untuk trimester I dan 300 kkal untuk trimester II dan III.
Karbohidrat
Glukosa yang dihasilkan oleh karbohidrat dibutuhkan oleh otak janin, banyak organ tubuh bergantung kepada karbohidrat. Untuk memastikan otak janin dalam keadaan baik dan kebutuhan ibu tercukupi maka glukosa harus tersedia secara adequate. Konsumsi karbohidrat (sebagai pati atau gula) yang dianjurkan untuk ibu hamil sebesar 175 g/hari (Picciano & McDonald 2004).
Protein
Picciano dan McDonald (2004) menyatakan bahwa kebutuhan protein ibu selama hamil disimpan dalam jaringan janin, plasenta dan ibu selama trimester II dan III. Hardinsyah dan Tambunan (2004) dalam WNPG VIII, menetapkan penambahan protein pada ibu hamil sebesar 17 g/hari.
Lemak
Picciano dan McDonald. (2004) merekomendasikan asupan lemak selama hamil yang digunakan untuk penerimaan distribusi berbagai makronutrien, sebesar 20-30% dari energi total. Asam lemak linoleat (n-6 PUFA) dan asam lemak linolenat (n-3 PUFA) merupakan prekursor untuk asam arakidonat (AA; 20:04 n-6) dan asam decosahexaenoic (DHA; 22:06 n-3). AA dan DHA sangat penting untuk percepatan pembangunan sistem syaraf pusat (SSP), yang terjadi pada janin selama trimester terakhir dan pada bulan-bulan awal setelah janin dilahirkan.
Vitamin
Vitamin A dibutuhkan saat kehamilan untuk perkembangan embrio dan janin. Penelitian dengan hewan percobaan menyatakan bahwa kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kelainan pada jantung, sistem syaraf pusat, peredaran darah, pernapasan, dan sistem urogenital serta dalam perkembangan tengkorak, kerangka dan anggota badan. Pada ibu hamil dibutuhkan sekitar 770 Ag retinol aktivitas setara (RAE)/hari vitamin A.
Vitamin D dibutuhkan ibu selama hamil dan merupakan satu-satunya sumber vitamin D bagi janin yang disalurkan melalui plasenta. Apabila janin kekurangan vitamin D maka akan menyebabkan pertumbuhan tertunda dan menyebabkan hipokalsemia.
Angka kecukupan vitamin E untuk ibu hamil tidak berbeda jauh dengan angka kecukupan pada wanita tidak hamil, begitu pula vitamin K. tidak ada kekurangan klinis pada vitamin ini dilaporkan dan kebutuhan untuk tambahan janin belum diketahui.
Asam folat diperlukan selama hamil karena bertindak sebagai kofaktor untuk reaksi penting dalam sel, diperlukan dalam untuk sintesis asam nukleat DNA. Selain asam folat vitamin B-kompleks lain yang dibutuhkan adalah vitamin B6, B1, B2, B3, asam pantotenat dan biotin. Vitamin C diketahui untuk mencegah penyakit kudis pada bayi sehingga pada saat kehamilan perlu penambahan
jumlah asupannya. Untuk ibu hamil berdasarkan RDA telah ditetapkan sebesar 85 mg/hari.
Mineral
Kalsium dibutuhkan oleh ibu hamil untuk kebutuhan kalsium tulang janin maupun untuk kebutuhan kalsium ibu. Kebutuhan zat besi selama hamil berbeda tiap trimesternya pada trimester pertama sebesar 1.2 mg/hari, trimester kedua 4.7 mg/hari dan pada trimester terakhir meningkat menjadi 5.6 mg/hari. Rata-rata jumlah besi diperlukan selama kehamilan 1190 mg, untuk janin sebesar 270 mg, plasenta 90 mg, perluasan sel darah merah 450 mg dan utuk kebutuhan basal 230 mg, selain itu akan hilang sekitar 150 mg saat melahirkan. Selain kalsium dan zat besi ibu hamil juga membutuhkan tambahan asupan, iodium dan seng.
Konsumsi dan Kandungan Gizi Ikan
Junianto (2003) menyatakan bahwa ikan merupakan sumber protein yang baik dan murah. Protein ikan meyediakan kurang lebih 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan oleh manusia. Mineral yang yang terkandung dalam daging ikan hanya sedikit.
Konsumsi ikan umumnya dibedakan menjadi dua oleh masyarakat Indonesia yaitu ikan laut dan ikan air tawar. Contoh dari ikan laut adalah ikan bandeng, ikan tuna, ikan kakap, ikan tenggiri, ikan mackerel, ikan salmon, ikang haring, ikan caviar, ikan cod dan sebagainya. Ikan laut mengandung protein (asam amino esensial yang lengkap), vitamin A, B12, D, E, fosfor, kalsium, natrium, selenium, seng, dan iodium. Ikan mas, ikan gurame, ikan mujair, ikan tawes, ikan sepat, ikan patin, ikan nila, merupakan beberapa contoh ikan air tawar yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ikan air tawar mengandung protein, asam lemak tidak jenuh omega-3, vitamin dan mineral. Kandungan vitamin pada ikan air tawar meliputi vitamin A, B1, B12, dan D. Adapun kandungan mineral pada ikan air tawar adalah besi, fosfor, kalsium, dan natrium yang kadarnya rendah. Ikan dapat dikonsumsi langsung (ikan segar) maupun diolah terlebih dahulu (kering, asin, kalengan dan lain-lain) (Soehardi 2004).
Rata-rata konsumsi ikan penduduk Indonesia tahun 2010 sebesar 30.48 kg ikan per kapita tahun (KKP 2011) atau 83.5 g ikan per kapita per hari. Data BPS (2002) menunjukkan rata-rata konsumsi protein ikan per kapita per hari penduduk Indonesia menurut kelompok makanan di desa dan kota hanya 7.2 g dari 54.42 g, atau hanya 13% dari total konsumsi protein rata-rata per hari. Pada
tahun 2010 rata-rata konsumsi protein ikan per kapita per hari mengalami peningkatan menjadi 7.63 g (BPS 2010).
Hibbeln et al. (2007) menyatakan bahwa perkembangan otak janin tergantung nutrisi spesifik yang hanya berasal dari makanan seperti DHA dan asam lemak essensial omega-3, dimana makanan dari laut merupakan sumber utamanya. Menurut Medical and Nutrition Experts from Mayo Clinic, University of California Los Angeles, and Dole Food Company (2002), ikan laut merupakan sumber protein kualitas tinggi dengan kandungan kalori yang rendah. Ikan seperti salmon, tuna dan maccarel kaya akan minyak ikan, umumnya pada jumlah 300g memiliki kandungan kalori di bawah 225 kkal yang setara dengan kandungan kalori daging tampa lemak. Kandungan lemak ikan lebih banyak lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated) dan lemak tak jenuh rantai tunggal (monounsaturated) daripada lemak jenuh (saturated). Ikan laut juga mengandung beberapa vitamin dan mineral penting, terutama beberapa vitamin B, zat besi, iodium, kalium, magnesium, dan fosfor.
Peran Gizi Ikan Selama Kehamilan
Medical and Nutrition Experts from Mayo Clinic, University of California Los Angeles, and Dole Food Company (2002) menyatakan kandungan asam lemak omega-3 pada ikan dapat mengurangi efek pembekuan darah, menurunkan kadar kolesterol darah dan meminimalkan kejadian penyakit jantung. Berikut ditampilkan beberapa fungsi zat gizi pada Tabel 1.
Tabel 1 Fungsi berbagai zat gizi mikro bagi manusia
Zat gizi Fungsi
Vitamin A Diperlukan untuk pertumbuhan & perkembangan
jaringan- jaringan epithelium, syaraf & tulang
Vitamin D Pengatur utama metabolisme mineral (kalsium & fosfor) tulang
Fosfor Unsur pokok tulang dan gigi
Besi Heme enzymes (hemoglobin dll)
Iodium Berpengaruh dalam transportasi & metabolisme hormon thyroid
Kalsium Penyusun tulang dan gigi, pengatur syaraf dan fungsi otot
EPA Penting untuk keutuhan jaringan mitokondrial, berperan dalam pembentukan prostaglandin & leukotriene
DHA Zat gizi penting bagi otak dan retina
Picciano dan McDonald (2004) menyatakan, Vitamin A saat kehamilan dibutuhkan untuk perkembangan embrio dan janin. Adapun kekurangan zat besi selama hamil dikaitkan dengan kematian ibu dan berat bayi lahir rendah. Iodium dibutuhkan selama kehamilan untuk sintesis hormon tiroid, yang penting untuk pematangan sistem syaraf pusat, terutama untuk proses mielinasi. Kekurangan iodium dapat menyebabkan kretinisme, keterbelakangan mental dan gangguan fungsi motorik. Seng dibutuhkan oleh ibu hamil karena dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Asam folat diperlukan selama hamil karena bertindak sebagai kofaktor untuk reaksi penting dalam sel, diperlukan dalam sintesis asam nukleat DNA. Truswell (2003) menyatakan bahwa asam folat merupakan zat gizi penting untuk replikasi DNA dalam pembelahan sel. Kekurangan asam folat pada ibu hamil dihubungkan dengan kejadian Neural Tube Defects (NTD), kelahiran prematur, BBLR dan hambatan pertumbuhan janin. Akibat dari kekurangan zat gizi saat kehamilan ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Beberapa kelainan akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi
Zat Gizi Kekurangan Kelebihan
Asam Folat Neural Tube Defects,
anemia, BBLR,
prematuritas, kematian prenatal tinggi
Iodium Kerdil, abortus, IQ rendah,
kelainan congenital
Vitamin B Kelainan Jantung, Beri-beri
Vitamin A IUGR, Gangguan
penglihatan, tetratogenik
Vitamin D Hipokalsemia Retardasi mental,
hiperkalsemia Sumber: Manuaba 2001
Hibbeln et al. (2007), menyebutkan jika asupan makanan laut rendah selama kehamilan maka akan mengalami defisiensi asam lemak esensial seperti omega-3, DHA (asam docosahexaenoic) dan EPA (eicosapentaenoic acid) yang akibatnya bisa menyebabkan gangguan perkembangan syaraf janin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi sebanyak lebih 340 g selama seminggu menunjukkan adanya perkembangan syaraf anak yang menguntungkan dan sebaliknya ibu yang mengonsumsi makanan laut kurang dari 340 g perkembangan syaraf anaknya kurang optimal. Karena itu
pembatasan konsumsi makanan laut dapat menghambat perkembangan syaraf yang optimal.
Kecukupan Gizi Ibu Hamil
Karyadi & Muhilal (1985) menyatakan, kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances) adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus terpenuhi dari makanan untuk mencakup hampir semua orang sehat. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan, serta keadaan hamil dan menyusui. Berdasarkan Widyakarya Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 berikut ditampilkan angka kecukupan gizi bagi ibu hamil pada Tabel 3.
Tabel 3 Angka kecukupan gizi ibu hamil
Kebutuhan
Wanita tidak hamil Wanita hamil Usia 19-29 tahun Usia 30-49 tahun Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Energi (kkal) 1900 1800 +180 +300 +300 Protein (g) 50 50 +17 +17 +17 Vitamin A (RE) 500 500 +300 +300 +300 Vitamin D (ug) 5 5 +0 +0 +0 Vitamin E (mg) 15 15 +0 +0 +0 Vitamin K (ug) 55 55 +0 +0 +0 Thiamin (mg) 1 1 +0.3 +0.3 +0.3 Riboflavin (mg) 1.1 1.1 +0.3 +0.3 +0.3
Asam folat (ug) 400 400 +200 +200 +200
Peridoksin (mg) 1.3 1.3 +0.4 +0.4 +0.4 Vitamin B12 (ug) 2.4 2.4 +0.2 +0.2 +0.2 Vitamin C (mg) 75 75 +10 +10 +10 Kalsium (mg) 800 800 +150 +150 +150 Besi (mg) 26 26 +0 +0 +0 Iodium (ug) 150 150 +50 +50 +50 Seng (mg) 9.3 9.8 +1.7 +1.7 +1.7 Selenium (ug) 30 30 +5 +5 +5 Sumber : WNPG 2004
Dalam penghitungan kecukupan gizi yang dianjurkan, pada umumnya sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, sehingga angka kecukupan gizi yang dianjurkan setingkat dengan kebutuhan rata-rata ditambah dua kali simpangan baku (standar deviasi). Dengan demikian kecukupan yang dianjurkan sudah mencakup lebih dari 97,5% populasi. Untuk beberapa zat gizi, misalnya berbagai vitamin dan mineral sudah mencakup pula terciptanya
cadangan zat gizi bersangkutan dalam tubuh. Cadangan ini dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan pada waktu konsumsi zat gizi tersebut kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.
Kegunaan angka kecukupan gizi yang dianjurkan antara lain: a) menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan bagi penduduk atau golongan masyarakat tertentu yang didapat dari hasil survey makanan b) perencanaan pemberian makanan tambahan balita maupun institusi c) perencanaan penyedian pangan tingkat regional maupun nasional. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII (2004), menetapkan kecukupan konsumsi protein per kapita per hari adalah 52 g protein dan yang berasal dari ikan untuk rata-rata penduduk Indonesia yang diharapkan dapat memenuhi standar gizi yaitu 9 g protein per hari.