• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma penelitian

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta – fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.1

Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Tahir adalah sekumpulan anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian yang akan diteliti.2

Deddy Mulyana (2003) dalam Tahir mendefinisikan paradigma sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (ilmuwan) yang menganut suatu pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari fakta.3

Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta – fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya4

Jenis – Jenis Paradigma dalam Penelitian Kualitatif. Paradigma dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga, antara lain :

1 Zainal Arifin. 2012.Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:Rosdakarya. Hal.

146

2

Muh. Tahir, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal. 59

3 Ibid 4 x 146

(2)

1. Postpositivisme

Paradigma postpositivisme lahir sebagai paradigma yang ingin memodifikasi kelemahan – kelemahan yang terdapat pada paradigma positivisme. Paradigma postpositivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat jarak (distance) dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam – macam metode, sumber data,dan data.5

2. Konstruktivisme

Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatifberlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan

5 Muh. Tahir, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas

(3)

pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran.6

3. Teori kritis (critical theory)

Teori kritis memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan dengan pengamat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta nilai – nilai yang dianut oleh pengamat tersebut turut mempengaruhi fakta dari kenyataan tersebut. Paradigma teori kritis ini sama dengan paradigma postpositivisme yang menilai realitas secara kritis.7

Berdasarkan dari beberapa pengertain diatas, maka peneliti menggunakan paradigma pospostivisme dalam penelitian ini. Karena peneliti ingin mengetahui bentuk implementasi sesuai kenyataan yang ada melalui sumber data yang sebenarnya, triangulasi dan teori penelitian yang digunakan.

Selanjutnya menurut Guba (1990:23) sistem keyakinan dasar pada peneliti Postpositivisme adalah sebagai berikut:8

1. Asumsi ontologi: “Critical realist – reality exist but can never be fully

apprehended. It is driven by natural laws that can be only incompletely understood.” Yang artinya “Realis kritis – artinya realitas itu memang ada,

6 Zainal Arifin. 2012.Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:Rosdakarya. Hal.

140

7

Muh. Tahir, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal. 58

8 Mohammad Adib. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu

(4)

tetapi tidak akan pernah dapat dipahami sepenuhnya. Realitas diatur oleh hukum-hukum alam yang tidak dipahami secara sempurna.

2. Asumsi epistomologi: “Modified objectivist – objectivity remains a

regulatory ideal, but it can only be approximated with special emphasis placed on external guardians such as the critical tradition and critical community.”yang artinya “Objektivis modifikasi - artinya objektivitas tetap

merupakan pengaturan (regulator) yang ideal, namun objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan khusus pada penjaga eksternal, seperti tradisi dan komunitas yang kritis.”

3. Asumsi metodologi: “Modified experimental/manipulative – emphasize

critical multiplism. Redress imbalances by doing inquiry in more natural settings, using more qualitative methods, depending more on grounded theory, and reintroducing discovery into the inqury process.” Yang artinya “Eksperimental/manipulatif yang dimodifikasi, maksudnya menekankan sifat ganda yang kritis. Memperbaiki ketidakseimbangan dengan melakukan penelitian dalam latar yang alamiah, yang lebih banyak menggunakan metode-metode kualitatif, lebih tergantung pada teori-grounded (grounded-theory) dan memperlihatkan upaya (reintroducing) penemuan dalam proses penelitian.”

(5)

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena penelitian yang dilakukan peneliti bersifat non hitung dengan wawasan seluas-luasnya.

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.9

Jadi disini yang lebih penting adalah kedalaman kualitas data bukan kuantitas data. Peneliti akan meneliti secara mendalam agar penelitian ini lebih dapat dapat menjawab semua pertanyaan penelitian ini dan bukan berdasarkan perhitungan angka-angka statistik. Dengan demikian penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau menjelaskan makna pesan-pesan yang disampaikan personal selling yang menjadi obyek penelitian. Jenis penelitian ini dipilih karena penelitian ini berhubungan dengan proses interpretasi pesan, tanda-tanda, symbol dan makna yang terdapat pada produk makanan organic Melilea.

Pada setiap proses penafsiran yang dilakukan pasti akan terdapat perbedaan penafsiran dengan pihak lain. Ini dikarenakan sebagai seorang manusia memiliki latar belakang berbeda satu sama lain baik itu dari segi pemikiran maupun pengalaman

9Rachmat Kriyantono. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Penulis. Prenada Media Group Jakarta.

(6)

yang tentunya mempengaruhi cara berpikir kita akan sesuatu. Proses penafsiran menjadi sangat subyektif dan bisa ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini bersifat subyektif sehingga diperlukan paradigma pemikiran untuk mengarahkannya menjadi obyektif.

Bermacam definisi yang bisa mengartikan paradigma, namun secara umum paradigma bisa diartikan sebagai perangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun sesorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari. Dalam paradigma ilmuwan berupaya mengembangkan sejumlah perangkat keyakinan dasar yang mereka gunakan dalam mengungkapkan hakikat ilmu yang sebenarnya dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.10

3.3. Subyek Penelitian

Personal selling sendiri diterapkan sebagai cara untuk para agen melilea di Kota Bekasi guna menjual produk makanan organik Melilea. Penulis mencari tahu kegiatan personal selling yang berada di agent/rumah organic PT. Melilea International Indonesia, Jl. Alamandah Indah V block PG No 15 Harapan Indah Bekasi

Adapun narasumber yang relevan dalam penelitian ini adalah pihak yang bekerja sama dengan PT. Melilea International Indonesia dan dari pihak konsumen.

10

(7)

1. Aisyah Raihanah sebagai Agen distributor Bekasi, beliau akan peneliti wawancarai seputar kegiatan personal selling yang dijalankan, baik dalam menjual produk maupun merekrut member Melilea Indonesia.

2. Bapak Ahmad Ghozi Hasanuddin sebagai Member (agen) aktif Melilea

cabang bekasi sekaligus juga sebagai konsumen produk Melilea. Beliau akan peneliti wawancarai seputar ketertarikan beliau menjadi member Melilea sekalgus juga tentang kegiatan personal selling yang dijalankan.

3. Eva Zuhriyah sebagai Member (agen) aktif Melilea cabang bekasi sekaligus juga sebagai konsumen produk Melilea. Beliau akan peneliti wawancarai seputar ketertarikan beliau menjadi member Melilea sekalgus juga tentang kegiatan personal selling yang dijalankan.

4. Ibu Sami sebagai konsumen setia Melilea non member. Beliau memang tidak

menjadi member aktif melilea, melainkan sebagai konsumen tetap Melilea, beliau akan peneliti wawancarai seputar ketertarikan mengkonsumsi Melilea dan kinerja dari para member Melilea dari sudut pandang konsumen

5. Ibu Herawati sebagai kepala (supervisor) divisi marketing disebuah

perusahaan distributor suplemen makanan asal Amerika Serikat. Beliau akan diwawancarai seputar aktivitas beliau dalam mengelola personal selling sebagai ujung tombak penjualan produknya tersebut.

Sebagai gambaran pihak agen distributor/ downline/ member adalah pihak yang melakukan perjanjian dengan pihak perusahaan PT Melilea International Indonesia dengan syarat-syarat dan ketentuan yang terdapat dalam sebuah dokumen perusahaan

(8)

yang mencakup perjanjian, pedoman usaha dan rencana usaha agen yang berlaku international. Pihak perusahaan wajib memberikan fasilitas training, pelatihan dan sarana lainnya untuk para agen dan konsumen Melilea. Selain itu agen juga diwajibkan untuk mengkonsumsi produk sendiri, sponsori member baru (terus-menerus), dan duplikasikan kedua hal tersebut kepada seluruh organisasinya dan mengenali manfaat produk secara global dan bagaimana memberikan presentasi yang efektif. Setiap agen mempunyai kegiatan rutin yang di adakan di daerahnya, kegiatan agen biasanya berupa, seminar Melilea, pengenalan produk Melilea, pengembangan bisnis Melilea, pelatihan pengembangan jaringan melilea, ada juga agen yang mempunyai agenda memberikan pelayanan cek kulit gratis kepada seluruh member ataupun bukan member melilea, dan banyak kegiatan lainnya. Sedangkan konsumen adalah pihak yang mendapat tanggung jawab dari para agen baik itu berupa konsultasi produk, informasi produk dan manfaat dari produk-produk melilea.

Dengan gambaran tersebut peneliti menilai bahwa peran personal selling lebih banyak dilakukan oleh seorang agen atau downline dari para agen sehingga paradigma penelitian bisa terbentuk dari para subyek yang diteliti. Sedangkan perusahaan hanya menyediakan sarana konsultasi, training, seminar dan tools dalam melengkapi informasi, manfaat dari produk-produk Melilea.

(9)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dua sumber, yaitu wawancara secara mendalam sebagai data primer, dan kedua studi pustaka dan dokumentasi, dan observasi sebagai data sekunder.

1. Data Primer

Teknik pengumpulan data utama yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam terhadap narasumber utama dan juga narasumber yang telah dipilih dalam penelitian ini.

Keutamaan wawancara adalah sifat dari wawancara yang sangat fleksibel karena jawaban yang diberikan oleh responden / narasumber menginformasikan percakapan berkembang. Sebagai peneliti, kita memiliki kebebasan untuk menanyakan informasi lebih lanjut terhadap sesuatu yang kita anggap menarik atau baru muncul, karena kita tidak dibatasi oleh daftar kaku pertanyaan yang direncanakan seperti pada penelitian kuantitatif yang menggunakan metode kuesioner. Demikian pula, karena ide-ide dari narasumber adalah prioritas utama, maka narasumber dapat mengeksplorasi lebih dalam pikiran mereka sendiri atau melakukan kontrol lebih besar atas wawancara jika mereka inginkan. Ini berarti mereka mungkin juga bereaksi secara spontan dan jujur atas pertanyaan peneliti atau narasumber dan dapat menghabiskan waktu untuk merenungkan jawaban mereka dan mengartikulasikan ide-ide mereka perlahan-lahan. 11

11 Christine Daymon, immy Holloway. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications: Second Edition. Routledge. New York. 2011. Hal. 221

(10)

2. Data Sekunder

Untuk melengkapi data primer pada penelitian ini, maka peneliti akan menggunakan studi pustaka, observasi dokumentasi yang didapat dari narasumber,serta website resmi dari Melilea.

Dalam bidang hubungan masyarakat (PR) dan komunikasi pemasaran, ada sejumlah jenis dokumen yang sangat banyak dan tersedia untuk penelitian kualitatif. Beberapa ada yang terjadi secara alami dan terus-menerus diperbarui, seperti buku harian, blog dan halaman Web resmi pribadi, data lainnya yang sudah diarsipkan, seperti foto, film dan rekaman yang ditemukan dalam koleksi pribadi atau perusahaan, atau alternatif data yang didapat dari data yang diunggah ke websitedan sosial media seperti YouTube, Flickr, Facebook, dan lain-lain. 12

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian peneliti menggunakan teknik analisi data kualitatif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif yaitu dengan cara data yag diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskritifkan secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.

12 Christine Daymon, immy Holloway. Qualitative Research Methods in Public 6elations and Marketing Communications: Second Edition. Routledge. New York. 2011. Hal.276

(11)

Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya (Spradley, 1980). Artinya semua analisis data kualitatif mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti (Mantja, 2007).13

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan wawancara, peneliti membuat transkip hasil wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan.

3.6. Teknik pemeriksaan keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus memiliki kredibilitas sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Kredibilitas adalah keberhasilan mencapai maksud mengeplorasikan masalah yang majemuk atau keterpercayaan terhadap hasil data penelitian. Upaya untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut.14

a. Perpanjangan pengamatan

13Imam Gunawan.MetodePenelitianKualitatif: Teori&Praktik.BumiAksara. Jakarta.2013. Hal. 210. 14

(12)

Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh maupun menemukan data baru.

b. Meningkatkan ketekunan

Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan meningkatakan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan benar atau salah.

c. Triangulasi

Pengecekan data sebagai sebagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Ditambahkan oleh Daymon dan Holloway (2009) ada beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif, yang digunakan para peneliti untuk memantapkan kredibilitas penelitiannya. Salah satunya adalah triangulasi yaitu kombinasi lebih dari satu perspektif yang sering digunakan untuk menguatkan data karena, menurut tradisi, diakui bahwa strategi ini (triangulasi) dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap.15 Denzin (dalam Daymon dan Holloway 2009) menyebutkan bahwa terdapat beberapa bentuk triangulasi yang berbeda, yaitu triangulasi data, triangulasi investigator, triangulasi metodologis, dan triangulasi teori. Sedangkan triangaluasi data itu sendiri adalah di mana seorang peneliti

15 Christine Daymon, immy Holloway. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications: Second Edition. Routledge. New York. 2011. Hal.91

(13)

menggunakan berbagai sumber data, seperti mengumpulkan data dari kelompok yang berbeda, situasi, keadaan atau pada waktu yang berbeda.16

Untuk menguatkan hasil dalam penelitian peneliti menggunakan Triangulasi Sumber dengan mengolah hasil wawancara yang disertai dengan data-data yang berupa brosur, leaflet, booklet dan sebagainnya. Triangulasi ini menggunakan internal Melilea yaitu bagian distributor untuk mengetahui sejauh mana pemasaran yang dijalankan oleh Melilea, selain itu juga memperoleh gambaran seperti apa persaingan yang ditemui oleh pihak distributor Melilea.

Sumber kedua adalah menggunakan beberapa pendapat dari para pelanggan untuk mengetahui sejauh mana interaksi yang terjadi dengan produk dari Melilea serta apakah produk tersebut sudah disukai oleh para konsumen. Ketiga, sumber yang digunakan dalam triangulasi data bersumber dari pendapat seorang supervisor marketing yang biasa menangani kegiatan personal selling, mulai dari perekrutan hingga evaluasi.

16

Referensi

Dokumen terkait

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun

(8) Sorohantutur mapaiketan sareng sorohan ngwedarang baos, sakadi narasi, puisi, basa basita paribasa, mantra (doa), miwah sane lianan. Ring mabebaosan sajeroning

- Teks abstrak ditulis dalam satu paragraf yang terdiri dari 150 – 200 kata dengan menggunakan huruf Times New Roman 10 pt dengan spasi satu.. - Di bawah teks

Penilaian kinerja merupakan proses di mana organisasi berupaya memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja para anggotanya.Penilaian kinerja karyawan yang

Berdasarkan penuturan dari bapak Mailul bahwa kendala-kendala yang menghambat kelancaran proses penyelenggaraan program layanan bimbingan konseling Islam ialah