• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Software di BHTV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi Informasi dan Software di BHTV"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract—Pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengembangan industri teknologi informasi (information

technology, IT), termasuk industri software, untuk menuju

ekonomi digital. Bandung High Technology Valley (BHTV) adalah sebuah program Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk meningkatkan ekspor elektronika Indonesia dari sekitar USD 4 milyar pertahun pada tahun 2000 ini menjadi USD 30 milyar pertahun di tahun 2010. Pengembangan industri IT menjadi salah satu ujung tombak program BHTV, dengan target ekspor senilai USD 8.2 milyar. Untuk itu dibutuhkan tenaga profesional IT lebih dari 350.000 orang, di luar tenaga IT yang dibutuhkan industri penghasil produk non-IT. Strategi pengembangan SDM ini perlu dilakukan melalui sertifikasi SDM yang dikaitkan dengan struktur industri IT. Pengembangan SDM industri IT harus diarahkan pada dua sasaran: (1) penghasil dan pemelihara infrastuktur IT yang efisien dan (2) pembangun pengetahuan, ide, dan informasi yang inovatif dan penting bagi ekonomi digital. Pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga teknis, manajemen, dan entrepreneur. SDM yang dihasilkan perlu disalurkan bagi industri Indonesia yang berorientasi ekspor maupun dicadangkan ke luar negeri sebagai TKI.

Index Terms--BHTV, ekonomi digital, SDM, Teknologi Informasi, Software

I. KRISIS SDM UNTUK INDUSTRI IT INDONESIA

A. Urgensi Pengembangan Industri IT

Penyaiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan industri teknologi informasi (information technology, IT) di Indonesia. Dalam kondisi krisis berkepanjangan saat ini, industri IT (khususnya software dan Internet) adalah satu-satunya harapan Indonesia dalam menggenjot ekspor elektronika. Indonesia telah terperangkap dalam lingkaran setan krisis, di mana krisis ekonomi Indonesia telah mengganggu kestabilan politik sehingga menakutkan calon investor. Akibatnya industri baru yang sangat diharapkan untuk memulihkan kinerja ekspor Indonesia tidak muncul. Hal ini diperburuk dengan timbulnya krisis sosial dan keamanan, di

Penulis adalah Kepala PPAU Mikroelektronika, ITB, Gedung PPAU-ITB, Jalan Ganeca 10 Bandung, 40132, Tel 6280, Fax (022)-250-8763, Email: langi@ieee.org.

mana industri yang sudah ada pun harus mengalami berbagai ganguan seperti pemogokan buruh, perampokan kontainer, hambatan transportasi akibat demontsrasi massa, kelambatan pabean, dan pungutan-pungutan liar. Akibatnya, industri yang sudah ada tidak dapat bertumbuh, bahkan ada yang terpaksa memperkecil skala operasinya atau meninggalkan Indonesia.

Pengalaman India dalam industri IT menguatkan keyakinan kita bahwa industri IT-lah harapan yang masih tertinggal bagi Indonesia saat ini. Keberhasilan India dalam membangun industri Teknologi Informasi, khususnya industri software, telah mematahkan argumentasi bahwa hanya negara maju yang dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Dalam waktu kurang dari lima tahun ekspor software India telah berlipat ganda lebih dari tujuh kali lipat, menjadi USD 4 milyar di tahun 2000. Diperkirakan pada tahun 2008, ekspor software India akan mencapai USD 50 milyar! Pertumbuhan ekspor ini terjadi pada saat kebutuhan domestik software India hanya sebesar satu per tiga nilai ekspor dengan tingkat pertumbuhan yang landai. Fenomena ini juga mematahkan argumentasi bahwa industri elektronika berorientasi ekspor harus memiliki pasar domestik yang besar sebagai landasannya. Selain itu, industri ini berkembang di tengah-tengah situasi India yang serba chaos seperti konflik Kashmir, potensi konflik nuklir dengan Pakistan dan Cina, konflik SARA antar masyarakat, ketidak stabilan pemerintahan yang sering berganti-ganti, kemiskinan yang merajalela, dan beban kemiskinan penduduk yang besar. Industri software seakan rentan terhadap masalah seperti ini.

Belajar dari pengalaman India, Indonesia harus segera memanfaatkan boom kebutuhan dunia akan produk IT sebagai salah satu lokomotif ekspor Indonesia. Dalam keadaan krisis ekonomi saat ini Indonesia sangat membutuhkan penghasilan devisa dari ekspor, baik untuk memenuhi kebutuhan bangsa yang kebanyakan masih harus di impor, maupun untuk mencicil hutang luar negeri. Tanpa cadangan devisa yang cukup, Indonesia akan sangat rentan terhadap krisis moneter, yang pada gilirannya akan merusak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

B. Akselerasi Industri dan Program BHTV

Menyadari hal ini, pemerintah telah mencanangkan program akselerasi ekspor elektronika Indonesia yang

Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk

Industri Teknologi Informasi dan Software di

BHTV

(2)

sangat mengandalkan industri IT. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1, pada tahun 2010 sektor industri IT diharapkan merupakan kontributor terbesar (US$ 8.2 milyar) dari portfolio ekspor elektronika Indonesia (US$ 30 milyar). Perlu dicatat bahwa sektor-sektor lainnya, seperti telekomunikasi, semikonduktor dan elektronika konsumen dapat juga dikategorikan ke dalam industri IT, terutama dengan menyatunya industri computer, communications, dan contents (CCC). Bahkan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan sektor-sektor lain dipengaruhi langsung oleh demand produk IT. Jelaslah bahwa industri IT telah menjadi lokomotif dari industri elektronika.

Tabel 1. Target pertumbuhan ekspor elektronika Indonesia. (Sumber [1]).

(Target) Ekspor (Juta $) Sektor 1998 2003 2010 Teknologi Informasi 780 1,500 8,200 Modul Komponen 616 1,400 8,000 Semikonduktor 170 550 4,000 Elektronika Konsumer 815 1,400 4,000 Telekomunikasi 263 500 1,800 Alat Rumah Tangga 265 400 1,500 Lainnya 790 2,500 Total 30,000

Untuk menjalankan akselerasi ini, Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag) pada awalnya (1996) mencanangkan tujuh program, yaitu

• Electronic Super Sites (ESS)

• Super Highway /3 Jalur Kemudahan (Koridor Cilegon– Jakarta–Cikampek–Purwakarta–Padalarang–Bandung)

• Incentive, Taxation, Training

• Domestic Market – distribution

• Bandung High Technology Valley (BHTV)

• Technology Transfer Agency

• Software dan Engineering Support Development

Dalam rencana semula BHTV dimaksudkan untuk memasok SDM dan teknologi hasil R&D ke dalam ESS, terutama di kawasan koridor Super Highways. Rencana ini harus berubah dengan datangnya krisis ekonomi di tahun 1997. Pada tahun 1999 program di atas dimodifikasi, dan pada bulan September 1999 PPAU Mikroelektronika ITB ditugaskan, bersama dengan Kantor Wilayah Deperindag Jawa Barat untuk meninisiasi program BHTV. Sejalan dengan itu, BHTV kemudian meluas menjadi salah satu ESS dengan fokus pengembangan teknologi, SDM, dan industri IT dan mikroelektronika (TIME).

C. Krisis SDM Akan Tiba

Sejak awal disadari bahwa akan segera terjadi krisis SDM di industri IT di Indonesia. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2, target ekspor US$ 30 milyar menuntut tersedianya tenaga kerja sebesar hampir 2,5 juta. Tenaga kerja ahli/unggul (yakni berproduktivitas setiap tahun lebih dari $ 20,000 per orang) diperkirakan lebih dari 600,000 orang, khusus untuk bidang elektronika saja. Tuntuan ini cukup sukar dipenuhi. Sebagai gambaran seluruh lulusan S1 kedua program studi Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) pertahun hanya sekitar 250 orang. Dalam sepuluh tahun, kedua program studi terkemuka ini hanya akan memasok 2500 sarjana, atau 0.41% dari kebutuhan tahun 2010. Jelas diperlukan program pencetak tenaga unggul di bidang elektronika ini secara masif.

Tabel 2. Perkiraan kebutuhan SDM dan produktivitasnya. (Sumber [1]).

Target Tahun 2010 Sektor

Ekspor (j$) SDM Prod ($/o) Teknologi Informasi 8,200 350,000 23,000 Modul Komponen 8,000 1,000,000 8,000 Semikonduktor 4,000 80,000 50,000 Elektronika Konsumer 4,000 660,000 6,000 Telekomunikasi 1,800 40,000 45,000 Alat Rumah Tangga 1,500 187,500 8,000 Lainnya 2,500 100,000 25,000 Total 30,000 2,417,500

Tabel 2 juga mengisyaratkan cukup besarnya kebutuhan tenaga semi ahli (semi-expert), tenaga trampil (skilled workers), dan tenaga tidak-trampil (non-skilled workers) di bidang ini. Saat ini di Indonesia belum ditemukan studi mengenai kecenderungan komposisi tenaga kerja pada sektor-sektor industri di atas. Karena itu, menarik untuk dipelajari kasus Amerika Serikat (AS) mengenai estimasi kebutuhan tenaga kerja industri IT, diperlihatkan pada lampiran. Tabel A-4.5 pada Lampiran tersebut dapat di ringkas menjadi Tabel 3. Pada tabel ini, terlihat bahwa pada akhirnya industri IT semakin menuntut tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Tabel 3. Perkiraan kebutuhan SDM (dalam juta orang) pada industri IT di AS menurut tingkat pembinaannya. (Sumber [3]).

Pendidikan Kebutuhan

Tingkat Contoh 1996 2006 Komposisi

Tinggi Sarjana 2.5 3.9 70%

Menengah Diploma 0.9 1.0 18%

Rendah SMK/Training 0.9 0.7 12%

(3)

Meskpun demikian, kecenderungan yang terjadi di AS tidak harus terjadi persis di Indonesia. Industri di AS selalu bergerak ke arah teknologi tinggi karena efisiensi industri memaksa terjadinya relokasi pabrik-pabrik AS ke negara-negara seperti Indonesia. Bisa dimengerti bahwa komposisi kebutuhan tenaga kerja akan seperti pada tabel di atas. Pada saat yang sama, komposisi kebutuhan tenaga kerja di Indonesia masih akan terbalik dibanding AS, setidaknya sepuluh tahun ke depan. Sebagai contoh, PT Omedata Bandung sebagai pabrik asembli semikonduktor dengan penghasilan USD 25–30 juta, mempekerjakan 2111 orang. Dari jumlah ini tenaga enjinir ternyata hanya sekitar 10%. Dari uraian di atas jelaslah bahwa akan terjadi krisis SDM di bidang elektronika, khususnya IT, apabila Indonesia masih ingin untuk menggenjot ekspor melalui industri elektronika (khususnya IT) ini. Pada bagian berikutnya, makalah ini menguraikan beberapa pokok pikiran sebagai terobosan untuk mengatasi krisis SDM ini, didasarkan pada dua ide.

• Untuk menjamin kualitas SDM, spesifikasi-spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecenderungan (trend) kebutuhan industri IT agar tetap kompetitif secara global. Penekanan pembinaan SDM ditujukan pada dua jalur: tenaga kerja inovatif (yang padat pengetahuan) dan tenaga kerja efisien (yang bersertifikasi).

• Untuk menjamin aspek kuantitas, pembinaan SDM harus memanfaatkan teknologi IT sejak dini. Keharusan SDM untuk melek IT (menggunakan aplikasi komputer, memrogram komputer, dan mengakses Internet berbahasa Inggris) dibuat setara dengan keharusan melek baca-tulis. Materi pendidikan berkualitas tinggi harus dibentuk dalam format IT dan disebarkan ke seluruh Indonesia dengan murah atau bahkan gratis.

II. ALUR PIKIR PENGEMBANGAN SDM BHTV Alur pikiran yang kami usulkan di BHTV adalah sebagai berikut.

• Struktur industri IT di BHTV yang bermuara pada pasar global harus terdefinisi. Termasuk di dalamnya, prototip-prototip usaha IT (level besar, menengah, kecil).

• Kebutuhan/spesifikasi SDM pada setiap prototip usaha terdefinisi. Spesifikasi ini mendasari persyaratan sertifikasi SDM IT, terutama bagi tenaga kerja rendah dan menengah.

• Persyaratan sertifikasi dipakai untuk merumuskan paket pendidikan dan pelatihan SDM (termasuk kurikulum, materi ajar, program belajar, dan evaluasi).

• Paket pendidikan dan pelatihan ini disebarkan secara gratis ke seluruh lembaga pendidikan dan kursus-kursus di BHTV yang ingin berpartisipasi. Materi dapat pula dikemas dalam bentuk paket self-study yang disebarluaskan melalui Internet, toko buku, dan perpustakaan. Lembaga pembinaan instruktur yang ada ditunjuk untuk mempersiapkan para instruktur.

• Lembaga pendidikan dan pelatihan kemudian menjalankan paket tersebut untuk menghasilkan SDM bagi BHTV.

• SDM yang dihasilkan ditampung oleh industri di BHTV atau diekspor sebagai TKI, sambil ditingkatkan melalui on-the-job training (OJT) dan continuing education.

III. PENGEMBANGAN SDM DI BHTV

Alur pikir di atas dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam beberapa rincian.

A. Struktur Industri dan Prototip Usaha di BHTV Industri di BHTV dapat dipetakan ke dalam tiga dimensi: skala, sektor, dan orientasi. Sebuah perusahaan dapat dianggap satu atau lebih titik pada ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh ketiga sumbu dimensi tersebut.

Dimensi skala menyangkut skala usaha, yaitu

• Industri Besar

• Industri Menengah

• Industri Kecil Dimensi sektor terdiri dari

• Teknologi Informasi

• Modul Komponen

• Semikonduktor

• Elektronika Konsumer

• Telekomunikasi

• Alat Rumah Tangga

• Lainnya

Dimensi orientasi menyangkut orientasi pasar, yaitu

• Global

• Nasional/Domestik

• Regional/Wilayah

• Lokal BHTV

Adapun prototip perusahaan IT di BHTV masih terus disusun, terutama berdasarkan jenis aplikasi IT yang dihasilkan. Daftar prototip industri IT yang sementara ini menjadi pegangan BHTV adalah

• Business and productivity software

• Engineering and scientific software

• Embedded (DSP) software

• Games, Entertainment, Animation houses

• Personal Computing

• Real-Time software

• System Software

• Artificial Intelligent Software

• Network and Internet programming

• WEB Design

• Internet service provider

• Application service providers

• Computer services and suppliers\

• Network services and suppliers

• Storage services and suppliers

(4)

• B-to-B and B-to-C ecommerce

• Contents & Information service provider

• Digital library and university

• Data transmission services B. Spesifikasi SDM

SDM yang diperlukan dapat dibagi tiga jenis.

• Entrepreneur IT

• Manjemen dan Profesional

• Tenaga Teknis/Enjiniring IT

Tenaga teknis IT sendiri bisa dibagi menjadi dua orientasi

• Penghasil contents (pengetahuan, informasi, dan inovasi)

• Tenaga IT efisien (enjinir software, enjinir HW, enjinir network/internet, enjinir pemasaran, sistem analis, program desainer, interface designer, interface artist, SW programmer, WWW programer, operator, tester, dokumenter, quality assurance, user trainer, maintainer, installer, HW support). Tabel A-4.6 pada lampiran memberikan contoh tenaga IT beserta deskripsinya. Diharapkan SDM ini dapat menjalankan dengan baik semua prosedur standar semacam ISO9000 dan standar desain seperti software maturity model. SDM jenis ini direkomendasikan agar disertifikasi.

Tingkat intensitas pendidikan SDM bisa dibagi ke dalam tiga kategori: rendah, moderat, tinggi. Saat ini BHTV mengadopsi sebelas level pembinaan, sesuai tabel “Occupational Education and Training Requirement Categories” pada Lampiran. Kolom terakhir Tabel A-4.6 Lampiran dapat dipakai sebagai panduan pembinaan bagi setiap jenis pekerjaan. Perlu ditekankan bahwa tenaga teknis IT pun harus memperoleh pelatihan manajemen, bekerjasama, dan berbahasa (baca/tulis) Inggris teknis.

C. Pembuatan Paket Pendidikan dan Pelatihan

Pembuatan paket pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk setiap jenis pekerjaan (Entrepreneur IT, Manjemen dan Profesional, dan Tenaga Teknis/Enjiniring IT). Paket ini harus dibuat dengan memperhatikan sebelas level pembinaan. Paket ini harus termasuk petunjuk manajemen, learning objectives, kurikulum, materi, sumber daya, instruktur, student intake, test, evaluasi, dan alumni management.

D. Distribusi Paket Pendidikan dan Pelatihan

Meskipun paket ini didesain untuk proses pelatihan konvensional (lewat tatap muka dan ruang kelas), bentuk alternatif (lewat format digital interaktif) harus direncanakan dan dibuat. Hal ini mengingat mendesaknya pengembangan SDM secara masif. Metoda penyebaran lewat program SMU2000, PT2000, continuing education, self-study dan distance learning perlu diutamakan. Pada saat yang sama, materi tersebut perlu disebarluaskan secara murah kepada seluruh bimbingan belajar, kursus, perguruan tinggi yang mau berpartisipasi.

E. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan

Pelaksanaan dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang ingin berpartisipasi, baik milik pemerintah maupun swasta.

F. Penyaluran SDM

Pembinaan SDM perlu diarahkan kepada kualitas tenaga kerja global. Dengan demikian diharapkan tingkat pengangguran alumni program pembinaan ini dapat dibuat serendah mungkin. Alumni diharapkan dapat segera bekerja di perusahaan-perusahaan BHTV. Alumni yang tidak tertampung di BHTV perlu disalurkan ke kawasan lain atau menjadi TKI, dalam bentuk program brain reserve.

IV. KESIMPULAN

Solusi terhadap krisis SDM menjadi kunci keberhasilan pengembangan BHTV. Kualifikasi SDM harus diturunkan dari suatu desain struktur industri BHTV yang kompetitif dan berorientasi pasar global. Proses sertifikasi SDM menjadi kritikal di BHTV. IT harus digunakan untuk menyebarluaskan paket pendidikan dan latihan.

REFERENSI

[1] “Perumusan strategi dan kebijaksanaan pengembangan industri elektronika Indonesia”, Handout Presentasi, Direktorat Industri Elektronika, Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 10 Juli 1999.

[2] Digital Economy 2000. U.S. Department of Commerce, June 2000.

[3] The Emerging Digital Economy II. U.S. Department of Commerce, June 1999.

Armein Z. R. Langi adalah Kepala PPAU Mikroelektronika ITB dan dosen pada Laboratorium Sinyal dan Sistem, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung, dan pengajar pada program S2 opsi Teknik Komputer dan opsi Teknologi Informasi. Lahir di Tomohon, Minahasa pada tahun 1962, Dr. Langi menamatkan pendidikannya di Jurusan Teknik Elektro ITB (Ir, 1987), dan Department of Electrical and Computer Engineering, University of Manitoba, Canada (M.Sc., 1992) (Ph.D., 1996). Dr. Langi pernah bekerja sebagai peneliti senior di Telecommunications Research Laboratory (TRLabs) Winnipeg Canada (1994-1996) dan peneliti di Los Alamos National Laboratory (LANL), New Mexico, USA (1995), di bidang digital signal processing (DSP), multimedia compression, Cray supercomputer programming using A++, dan transmisi efisien wavelet image coding melalui Internet menggunakan Java. Sebagai peneliti Dr. Langi telah menghasilkan sekitar 50 publikasi teknis, sebuah paten pending, dan berbagai tulisan populer. Topik yang diminati untuk penelitian termasuk wavelet, multifraktal, kompresi sinyal. Dr. Langi telah memenangkan berbagai grant dan award, termasuk ITSF award sebagai peneliti terbaik Indonesia 1998, Young Academic Award, Hibah Bersaing, Riset Unggulan Terpadu, dan URGE IRL program untuk sabatikal ke Stanford University. Sebagai pengajar Jurusan Teknik Elektro ITB pada matakuliah DSP dan Teori Informasi, Dr. Langi telah/sedang mensupervisi sekitar 20 tugas akhir S1, membimbing 9 tesis S2, dan memeriksa 3 disertasi S3. Dr. Langi juga bertugas sebagai international relation officer pada proyek Quality for Undergraduate Education (QUE), serta berpartisipasi pada tim kurikulum Teknik Komputer dan penyiapan akreditasi ABET. Sebagai Kepala PPAU Mikroelektronika, Dr. Langi adalah direktur eksekutif program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) bidang Teknologi Informasi dan Mikroelektronika (sebuah program KMNRT), dan salah seorang pelaksana harian program Bandung High Technology Valley (BHTV). Dr. Langi adalah anggota IEEE pada beberapa societies, termasuk Signal Processing, Communications, Oceanic Engineering, Consumer Electronics, dan Solid State Technology.

(5)

Lampiran

IT Occupations

(6)

The Emerging Digital Economy II – Appendices Page 31

IT-Related Occupations

Engineering, science, and computer Computer engineers, scientists, and systems analysts

systems managers Computer programmers

Electrical and electronics engineers Data processing equipment repairers

Electrical powerline installers and repairers Electromechanical equipment assemblers, precision Electrical and electronics technicians Data entry keyers, composing

Broadcast technicians Electrical and electronic equipment assemblers, precision Computer equipment operators Duplicating, mail and other office machine operators Electronic semiconductor processors Billing, posting and calculating machine operators Communications equipment operators Electronics repairers, commercial and industrial equip. Telephone and Cable TV installers and repairers Central office and PBX installers and repairers

IT OCCUPATIONAL EMPLOYMENT AND WAGES

Employment

Occupations considered to be essential to IT and to electronic commerce were selected based on

consultations with BLS and are the same as those used for the original EDE report. Our definition of IT

occupations is much broader than the “core IT occupations” i.e., computer scientists, engineers,

programmers and systems analysts used by the Technology Administration, National Science Foundation,

Information Technology Association of America and others. This is because the definition of IT occupations

used in this analysis covers occupations not only involved in conducting electronic commerce, but in

maintaining the infrastructure that enables it. As shown in the box below, these occupations range from data

entry keyers and telephone operators to powerline installers and data processing equipment repairers in

addition to "core IT occupations." Table A-4.5 shows employment levels by IT occupation and IT industry

group and Table A-4.6 provides a brief description of duties of each IT occupation.

The primary source for employment by occupation and industry is the BLS National Industry-Occupation

Matrix 1996 to 2006, compiled by the Office of Employment Projections (OEP). These estimates are located

on the BLS website at (http://www.bls.gov/emphome.htm) and are published in the November 1997 Monthly

Labor Review. New estimates for the 1998 to 2008 timeframe will be available in November 1999.

Wages

Wages are collected as part of the Occupational Employment Statistics (OES) survey. The OES survey is

conducted in a three year cycle, during which one-third of the sample is surveyed each year. Because of

changes in estimation methods, 1997 wage and employment estimates are not comparable to those for 1996

and therefore wages are only reported for 1997. The 1997 mean wage estimates for each occupation shown

in Table A-4.6 are available at the OES website (http://www.bls.gov/oeshome.htm).

(7)

Table A-4.5

Information Technology Occupations:

Employment Projections and Education/Training Requirements, 1996 and 2006

(Units 000s)

All IT Occupations IT-Producing IT-Using Non-IT

Occupations

1996 2006 Change 1996 2006 Change 1996 2006 Change 1996 2006 Change Education and Training Requirements: High* 2,508 3,945 1,437 779 1,548 769 999 1,414 415 730 982 252

Engineering, science, and computer systems managers 343 498 155 71 118 47 160 243 82 111 137 26

Electrical and electronics engineers 367 472 105 116 164 48 151 191 40 100 117 17

Computer systems analysts, engineers, and scientists 933 1,937 1,004 293 827 534 319 582 263 321 528 207

Electrical and electronic technicians and technologists 297 341 44 75 91 17 157 181 24 66 69 3

Computer programmers 568 697 129 224 347 124 212 218 6 132 132 -1

Education and Training Requirements: Moderate 897 998 101 508 592 83 204 199 -5 185 208 23

Broadcast technicians 46 53 7 34 38 3 8 11 3 4 5 1

Data entry keyers, composing 18 10 -8 5 3 -1 6 3 -2 8 3 -5

Central office and PBX installers and repairers 81 85 4 78 82 5 0 0 0 3 3 -1

Data processing equipment repairers 80 121 41 32 66 34 29 30 1 19 26 7

Electronic semiconductor processors 58 65 7 57 64 7 1 1 0 0 0 0

Electronics repairers, commercial and industrial equip. 60 67 7 7 8 1 15 20 5 38 39 1

Telephone and cable TV line installers and repairers 201 242 41 155 190 36 0 0 0 46 51 5

Electrical powerline installers and repairers 108 111 3 20 21 1 58 51 -7 30 38 9

Electromechanical equipment assemblers, precision 51 51 0 16 15 -1 24 24 0 11 12 1

Electrical and electronic equip. assemblers, precision 194 193 -1 106 105 -1 61 58 -3 27 31 4

Education and Training Requirements: Low 917 742 -175 160 105 -55 499 467 -31 259 170 -89

Communications equipment operators 328 295 -33 95 56 -39 162 183 21 71 56 -15

Computer operators 291 198 -93 54 37 -16 143 102 -41 94 58 -36

Duplicating, mail, and other office machine operators 196 149 -47 9 9 0 115 102 -13 72 38 -34

Billing, posting, and calculating machine operators 102 100 -2 2 3 0 78 80 2 21 17 -4

All IT Occupations 4,322 5,685 1,363 1,447 2,237 791 1,701 2,081 379 1,174 1,367 193

Share of All IT Occupations 100% 100% 33% 39% 6% 39% 37% -3% 27% 24% -3%

High: Associate's degree, bachelor's degree or work experience plus a bachelor's degree or higher

Moderate: long-term on-the-job training, work experience in a related occupation or post secondary vocational training Low: short to moderate-term on-the-job training

*The grouping of education and training categories into high, moderate and low requirement levels reflects the author's interpretation of training intensity. BLS classifies occupations into 11 categories that describe education and training needed by most workers to become fully qualified. A description of these education and training categories can be found in the November 1997, Monthly Labor Review, p.83 Source: Bureau of Labor Statistics

(8)

The Emerging Digital Economy II – Appendices Page 33

EDUCATION AND TRAINING REQUIREMENTS BY OCCUPATION

The Bureau of Labor Statistics divides education and training requirements into eleven categories that

describe the education and training needed by most workers to become fully qualified (See box on page 34).

Note that these education and training categories were not intended to be measured as skills. The eleven

categories include occupations that require training ranging from short-term on-the-job training to a first

professional degree. The box below shows the 11 BLS categories and how they correspond to the three

levels of training intensity presented in Table A-4.5.

Concordance of BLS and ESA Education and Training Requirement Levels

ESA

BLS Categories Intensity

Levels

First professional degree High

Doctoral degree High

Master’s degree High

Work experience, plus a bachelor’s or higher degree High

Bachelor’s degree High

Associate’s degree High

Post-secondary vocational training Moderate Work experience in a related occupation. Moderate Long-term on-the-job training Moderate Moderate-term on-the-job training Low Short-term on-the-job training Low

(9)

Page 34 The Emerging Digital Economy II – Appendices

Occupational Education and Training Requirement Categories

First professional degree Occupations that require a professional degree. Completion of the academic

program usually requires at least 6 years of full-time equivalent academic study, including college study prior to entering the professional degree program.

Doctoral degree Occupations that generally require a Ph.D. or other doctoral degree. Completion of

the degree program usually requires at least 3 years of full-time equivalent academic work beyond the bachelor’s degree.

Master’s degree Occupations that generally require a master’s degree. Completion of the degree

program usually requires 1 or 2 years of full-time equivalent study beyond the bachelor’s degree.

Work experience, plus a bachelor’s or higher degree. Occupations that generally require work

experience in an occupation requiring a bachelor’s or higher degree. Most occupations in this category are managerial occupations that require experience in a related nonmanagerial position.

Bachelor’s degree. Occupations that generally require a bachelor’s degree. Completion of the degree

program generally requires at least 4 years, but not more than 5 years, of full-time equivalent academic work.

Associate’s degree. Occupations that generally require an associate’s degree. Completion of the degree

program generally requires at least 2 years of full-time equivalent academic work.

Post-secondary vocational training. Occupations that generally require completion of vocational school

training. Some programs last only a few weeks while others may last more than a year. In some occupations, a license is needed that requires passing an examination after completion of the training.

Work experience in a related occupation. Occupations that generally require skills obtained through

work experience in a related occupation. Some occupations requiring work experience are supervisory or managerial occupations.

Long-term on-the-job training. Occupations that generally require more than 12 months of on-the-job

training or combined work experience and formal classroom instruction for workers to develop the skills needed for average job performance. This category includes formal and informal apprenticeships that may last up to 4 years and short-term intensive employer-sponsored training that workers must successfully complete. Individuals undergoing training are generally considered to be employed in the occupation. This category includes occupations in which workers may gain experience in nonwork activities, such as professional athletes who gain experience through participation in athletic programs in academic institutions.

Moderate-term on-the-job training. Occupations in which workers can develop the skills needed for

average job performance after 1 to 12 months of combined on-the-job experience and informal training.

Short-term on-the-job training. Occupations in which workers generally can develop the skills needed

for average job performance after a short demonstration or up to 1 month of on-the-job experience and instruction.

(10)

The Emerging Digital Economy II – Appendices Page 35

Table A-4.6

IT Occupations: Earnings and Educational Requirements, 1997

1997 Most Significant

Occupation Description of Duties Mean Source of Training *

Wages

Engineering, science, and computer systems managers

Plan, coordinate, and direct research, development,

design, production and computer-related activities. $68,600

Work experience plus degree

Electrical and electronic engineers

Design, develop, test, and supervise the manufacture of electrical and electronic equipment, including computer hardware and communications and video equipment.

$56,800 Bachelor's degree

Computer engineers Design hardware, software, networks, and processes to

solve technical problems. $56,600 Bachelor's degree

Systems analysts Solve computer problems and enable computer

technology to meet the specific needs of an organization. $51,400 Bachelor's degree Computer programmers Develop and write computer programs to store, locate,

and retrieve specific documents, data, and information. $50,500 Bachelor's degree Database administrators

Use database management systems to coordinate changes to, testing, or implementing computer data bases. May coordinate measures for system security.

$48,000 Bachelor's degree

Computer support specialists

Provide technical assistance and training to computer system users and investigate and resolve computer software and hardware problems.

$39,000 Bachelor's degree

Electrical and electronic technicians

Help design, develop, test, and manufacture electrical and

electronic equipment including computers. $36,100 Associate's degree

Computer operators

Oversee the operation of computer hardware systems and must anticipate problems, take preventive action and solve problems that occur.

$25,800 Moderate-term O-J-T

Broadcast technicians Repair, set up, and operate electronic equipment used to

record and transmit radio and television programs. $29,400

Post secondary vocational training Communications equipment

operators (telephone and switchboard operators, etc.)

Relay incoming, outgoing, and interoffice calls, supply information to callers, record messages, and may perform routine clerical work.

$18,500 to $27,700

Short-term to Moderate-term O-J-T Duplicating, mail, and other

machine operators

Operate machines that produce copies and machines that

print names, addresses, etc. on envelopes or forms. $18,900 Short-term O-J-T Billing, posting, and calculating

machine operators

Operate machines that automatically perform mathematical processes to calculate and record billing, accounting, statistical, and other numerical data.

$20,300 Short-term O-J-T

Data entry keyers, composing Operate photocomposing or comparable data entry

composing machines. $20,400

Post secondary vocational training Central office and PBX installers

and repairers

Install, test, analyze, and repair telephone or telegraph

circuits and equipment. $40,200

Post secondary vocational training Data processing equipment

repairers

Repair, maintain, and install electronic computers (mainframes, minis, and micros) and peripheral equipment.

$30,400 Post secondary vocational training Electronics repairers, commercial

and industrial equipment

Install and repair industrial controls, including

communications and medical diagnostic equipment. $34,400

Post secondary vocational training Electromechanical, electrical, and

electronic equipment assemblers, precision

Assemble, test, and prepare electrical and electromechanical equipment such as computers, magnetic drums and tape drives.

$22,300 to 23,400

Work experience in related occupation Telephone and cable television line

installers and repairers

String and repair telephone and television cable and other

equipment for transmitting messages or TV programming. $32,700 Long-term O-J-T Electrical powerline installers and

repairers

Install and repair cables or wires used in electrical power

or distribution systems. $41,100 Long-term O-J-T

Electronic semiconductor processors

Process (saw, load, clean, polish) materials used to

manufacture electronic semiconductors. $32,656 Moderate-term O-J-T

Source: Bureau of Labor Statistics O-J-T: on-the-job training

Gambar

Tabel 2.  Perkiraan kebutuhan SDM dan produktivitasnya.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Azhar Susanto (2013:72) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, adalah kumpulan atau group dari sub/sistem/bagian/komponen apapun baik

kehilangan atau kecurian kad adalah terhad kepada RM250, dengan syarat pemegang kad tidak melakukan sebarang penipuan, atau tidak gagal memaklumkan kepada Bank Rakyat dengan

Etika berbusana dengan mengacu pada etika umum yang dikemukakan pada pendahuluan, maka etika berbusana dapat diartikan suatu ilmu yang memikirkan bagaimana kita mengambil

W : Jasa konsultasi dapat meliputi jasa-jasa Konsultation (consultations), Jasa pemberian saran profesional (advisory service), Jasa Implementasi, Jasa Transaksi,

Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mendeskripsikan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam teks berita olahraga yang menggunakan bola di koran Kompas, Jawa Pos, dan

KETUBAN PECAH DINI KESEIMBANGAN ASAM BASA KESEIMBANGAN ASAM BASA KDK II METODE PENCATATAN PATOFISIOLOGI TINGKAT SEL PATOFISIOLOGI TINGKAT SEL PATOFISIOLOGI KARDIOVASKU LER SEL

Berdasarkan hasil semua pengamatan terhadap basis blush on sehingga diperoleh basis yang paling baik yaitu B2 dengan kandungan olive oil 5,5% untuk dijadikan

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CITRA DREAM HOTEL YOGYAKARTA BERDASARKAN SNI 1726-2012 DAN SNI 2847- 2013, Ramces Ningmabin, NPM 090213221, tahun 2015, Bidang Peminatan