• Tidak ada hasil yang ditemukan

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Jakarta. Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Jakarta. Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Jakarta"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kajian Ekonomi Regional

Jakarta

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahuwata»ala yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Jakarta yang secara rutin triwulanan dilakukan dapat diselesaikan. Buku Kajian Ekonomi Regional berisi potret perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta yang di era otonomi daerah keberadaannya dirasakan semakin penting. Tujuan dari penyusunan buku laporan triwulanan ini adalah untuk memberikan informasi kepada»stakeholder tentang perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta, dengan harapan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Jakarta.

Cakupan kajian di dalam buku KER cukup luas, yaitu meliputi kajian perkembangan ekonomi regional, inflasi, perbankan, keuangan daerah, perkembangan kesejahteraan dan outlook perekonomian satu triwulan ke depan. Berdasarkan asesmen pada triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Jakarta sedikit meningkat, tekanan inflasi melemah namun masih pada level yang tinggi sementara fungsi intermediasi perbankan relatif stabil. Sementara itu, kesejahteraan masyarakat mengalami perbaikan namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan.

Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajian buku ini. Untuk itu masukan dan terutama supplai data terkini, serta kritik dan saran yang membangun sangat kamiΩ harapkan. Selanjutnya, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini.

Jakarta, 28 Oktober 2008 BIRO KEBIJAKAN MONETER

(3)

iii

Daftar Isi

halaman v halaman 1 halaman 1 halaman 10 halaman 25 halaman 26 halaman 31 halaman 21 halaman 64 halaman 35 halaman 36 halaman 41 halaman 43 halaman 44 halaman 45 halaman 47 halaman 49 halaman 50 halaman 51 halaman 53 halaman 57 halaman 57 halaman 60 halaman 60 halaman 61 halaman 62 RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Sisi Permintaan Sisi Penawaran BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA Inflasi Berdasarkan Kelompok Inflasi Berdasarkan Inflasi Inti dan Non Inti BOKS 1 : Keunggulan Komporatif Zona Berdasarkan PDB 2007 BOKS 2 : Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN Intermediasi Perbankan Resiko Kredit Perbankan Resiko Likuiditas Perbankan Resiko Pasar Kredit UMKM Pasar Keuangan BAB IV. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi RTGS Transaksi Kliring Transaksi Tunai BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Ketenagakerjaan Upah Kemiskinan Indeks Kesengsaraan Indeks Pembangunan Manusia

(4)

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Biro Kebijakan Moneter

Biro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan Moneter Biro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan Moneter

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Gedung Sjafruddin Prawiranegara Lt. 18 Kompleks Bank Indonesia

Jl MH Thamrin No. 2 Jakarta Ph. 021-381-8868, 381-8199 Fax. 021-386-4929, 345-2489 Email : BKM TEM@bi.go.id Web site : www.bi.go.id

halaman 69 halaman 69 halaman 72 halaman 75 halaman 75 halaman 86 halaman 91 BAB VI. KEUANGAN DAERAH

Perkembangan Keuangan Daerah Prioritas Program Pembangunan BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI Pertumbuhan Ekonomi Inflasi BAB VIII. KESIMPULAN DAN USULAN TINDAK LANJUT

(5)

v

Ringkasan Eksekutif

Sampai dengan triwulan III 2008, walaupun gejolak perekonomian global masih berlanjut, beberapa indikator perekonomian nasional yang juga tercermin pada indikator perekonomian DKI Jakarta masih berkembang secara positif. Perekonomian DKI Jakarta diperkirakan tumbuh sebesar 6,2% (y-o-y), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2008 (6,1%). Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi bersumber dari peningkatan pertumbuhan konsumsi dan investasi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang masih tinggi dan ekpektasi positif masyarakat, serta dukungan pembiayaan konsumen yang masih tinggi di triwulan laporan. Investasi yang masih tumbuh dipengaruhi oleh tingginya permintaan domestik. Sedangkan ekspor-impor tumbuh sedikit melambat seiring dengan perekonomian dunia yang tumbuh melambat. Di sisi penawaran, searah dengan perkembangan di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan terjadi pada sektor industri, keuangan serta pengangkutan dan komunikasi. Sementara itu, di sisi harga-harga, di triwulan laporan tekanan inflasi melemah, namun angka inflasi masih di level yang cukup tinggi. Membaiknya pertumbuhan di Jakarta telah memberikan dampak pada perbaikan kesejahteraan walaupun dengan kualitas yang belum membaik secara signifikan. Sementara itu, kegiatan di sektor keuangan, khususnya fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perkembangan dan kinerja yang stabil dan diikuti oleh perkembangan di sisi pembayaran non tunai yang membaik.

(6)

Perkembangan Makro Regional

Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, sedikit Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, sedikitPerekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, sedikit Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, sedikitPerekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1)meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1)meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1). Peningkatan pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi dan investasi. Sementara itu, kegiatan ekspor sedikit melambat, diiringi dengan impor yang tumbuh moderat. Di sisi penawaran, sektor industri, keuangan serta pengangkutan dan komunikasi menjadi penyumbang pertumbuhan Jakarta. Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbangDi sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbangDi sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang pertumbuhan Jakarta.

pertumbuhan Jakarta. pertumbuhan Jakarta.

pertumbuhan Jakarta. pertumbuhan Jakarta. Konsumsi tumbuh 6,3%, sedikit naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%). Faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang sedikit naik menjelang hari raya, keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian yang membaik, dan dukungan pembiayaan yang masih tinggi. Dari sisi pemerintah, belanja konsumsi pemerintah juga meningkat sehingga turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi di triwulan laporan. Sementara itu, investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%). Faktor yang mempengaruhi investasi masih tumbuh meningkat dipicu oleh trend kenaikan konsumsi domestik dan keyakinan usaha yang masih kuat. Pertumbuhan investasi yang masih meningkat tersebut terutama berasal dari investasi non bangunan, sedangkan investasi bangunan diperkirakan tumbuh moderat.

Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah diresponsPeningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah diresponsPeningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons oleh sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.

oleh sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.oleh sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.

oleh sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.oleh sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi. Sektor industri merespon peningkatan permintaan dengan peningkatan produksi yang dilakukan melalui fine tune penggunaan kapasitas dan sebagian lainnya menambah kapasitas. Sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi 6,2% (y-o-y), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan II 2008 (6,2%). Masih tingginya pertumbuhan di sektor perdagangan tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang masih cukup baik. Sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%, meningkat tipis dari triwulan sebelumnya 4,2%. Kemampuan lembaga keuangan melakukan efisiensi sehingga industri perbankan masih dapat memberikan suku bunga yang kompetitif, kredit masih meningkat dan masih kuatnya aktifitas ekonomi berdampak pada peningkatan kegiatan sektor keuangan. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh (14,9%), sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%). Faktor yang mempengaruhi peningkatan di sub sektor ini terutama adalah permintaan masyarakat yang tinggi pada jasa ini

(7)

vii Perkembangan Inflasi Regional

Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan III 2008 sedikit menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan III 2008 sedikit menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan III 2008 sedikit menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan III 2008 sedikit menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan III 2008 sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih di level yang cukup dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih di level yang cukup dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih di level yang cukup dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih di level yang cukup dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih di level yang cukup tinggi.

tinggi. tinggi. tinggi.

tinggi. Inflasi pada triwulan laporan sebesar 2,5% (q-t-q), menurun dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya (4,3%). Sementara itu, dihitung secara tahunan inflasi di Jakarta pada triwulan III 2008 masih pada level yang tinggi sebesar 12,5% (y-o-y). Sumber inflasi berasal dari inflasi pada kelompok bahan makanan, perumahan dan pendidikan. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi laju inflasi masih tinggi adalah kenaikan permintaan menjelang perayaan hari besar keagamaan dan memasuki tahun ajaran baru. Namun demikian, kenaikan harga-harga agak tertahan antara lain karena stok kebutuhan barang pokok masih cukup, harga beberapa komoditas di pasar internasional turun dan upaya-upaya moral suasion yang dilakukan oleh pemerintah.

Perkembangan Perbankan dan Pasar Keuangan

Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 masih menunjukkan Jakarta sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 masih menunjukkan Jakarta sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 masih menunjukkan Jakarta sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 masih menunjukkan Jakarta sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil.

perkembangan yang relatif stabil. perkembangan yang relatif stabil. perkembangan yang relatif stabil.

perkembangan yang relatif stabil. Kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami perlambatan pertumbuhan dan pada akhir triwulan III 20081

turun -3,7% (q-t-q). Faktor yang mempengaruhi penurunan penghimpunan dana masyarakat di bank antara lain adalah meningkatnya kebutuhan dana tunai masyarakat dan penarikan simpanan milik BUMN dan perusahaan non keuangan swasta, serta masih belum ekspansifnya belanja pemerintah. Sementara itu, penyaluran kredit oleh kantor bank yang berlokasi di Jakarta secara triwulanan naik 5,3% (q-t-q) dan secara tahunan (y-o-y) relatif masih tumbuh tinggi (37,0%). Faktor yang mempengaruhi relatif masih tingginya peningkatan outstanding kredit antara lain dipengaruhi oleh suku bunga yang masih kompetitif dan di sisi lain permintaan kredit masih cukup tinggi. Dengan perkembangan tersebut maka rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun bank (LDR) di Jakarta naik dari 75,5% pada akhir triwulan II 2008 menjadi 82,6% pada akhir Agustus 2008, di atas angka LDR Nasional 79,0%. Peningkatan LDR tersebut masih diikuti dengan performance kredit yang relatif baik dibandingkan dengan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya, sebagaimana tercermin pada angka NPLs Gross yang rendah (3,6%). Secara keseluruhan, risiko likuiditas dan risiko pasar masih

(8)

dapat tertangani dengan baik. Selain itu, kondisi perbankan juga relatif masih dalam rambu-rambu yang sehat, termasuk di dalamnya CAR perbankan masih jauh di atas ketentuan minimalnya. Sementara itu, hingga akhir Agustus 2008, kegiatan usaha lembaga keuangan non bank, khususnya pembiayaan konsumen menunjukkan pertumbuhan yang moderat. Sedangkan kegiatan di pasar modal terimbas krisis keuangan global mengalami koreksi ke bawah yang cukup signifkan. Perkembangan Sistem Pembayaran

Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta padaPerkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta padaPerkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada triwulan laporan relatif normal, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatan triwulan laporan relatif normal, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatantriwulan laporan relatif normal, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatan triwulan laporan relatif normal, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatantriwulan laporan relatif normal, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatan outflow

outflowoutflow

outflowoutflow. . . Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi pembayaran non tunai dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) relatif stabil sedangkan sarana kliring menunjukkan jumlah dan nilai transaksi yang sedikit meningkat. Jumlah warkat mencapai rata-rata 225.148 per hari dan nilai nominalnya rata-rata mencapai Rp 3,65 triliun per hari. Faktor yang mempengaruhi peningkatan transaksi kliring antara lain terutama adalah peningkatan kegiatan usaha di triwulan laporan dan disisi lain dengan di implementasikannya Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) sehingga wilayah yang terhubung dengan sistem kliring nasional bertambah luas dan juga karena diberlakukannya daftar hitam nasional sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam bertransaksi. Implikasinya kepercayaan masyarakat terhadap transaksi non tunai meningkat. Dalam empat triwulan terakhir tren transaksi kliring terus meningkat. Sementara itu, untuk transaksi tunai bersamaan dengan masuknya perayaan hari besar keagamaan maka kebutuhan uang tunai melonjak, sebagaimana tercermin pada peningkatan arus net outflow Rp 285,5 miliar per hari. Di sisi lain pada triwulan laporan, temuan uang palsu juga relatif rendah.

Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat

Sampai dengan triwulan III 2008, tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta sudah Sampai dengan triwulan III 2008, tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta sudahSampai dengan triwulan III 2008, tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta sudah Sampai dengan triwulan III 2008, tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta sudahSampai dengan triwulan III 2008, tingkat kesejahteraan di DKI Jakarta sudah mengalami perbaikan namun belum berkualitas.

mengalami perbaikan namun belum berkualitas.mengalami perbaikan namun belum berkualitas.

mengalami perbaikan namun belum berkualitas.mengalami perbaikan namun belum berkualitas. Tingkat pengangguran di DKI menurun, dari 12,57% pada tahun 2007 menjadi 11,06% pada tahun 2008, namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran nasional (8,5%). Tingkat kemiskinan sedikit mengalami perbaikan, yaitu turun dari 4,6% menjadi 4,3%. Namun demikian, perbaikan pengangguran dan kemiskinan belum diikuti dengan distribusi pendapatan yang merata. Kesenjangan pendapatan sebagaimana tercermin pada peningkatan angka gini rasio memburuk dari 0,269 pada tahun 2005 menjadi 0,336 pada 2007 (Maret). Demikian pula

(9)

indikator-ix indikator kesejahteraan lainnya, seperti indeks kesengsaraan yang masih buruk, sejalan dengan inflasi yang masih tinggi.

Perkembangan Keuangan Daerah

Sampai dengan akhir triwulan III 2008, perkembangan realisasi APBD DKI Jakarta Sampai dengan akhir triwulan III 2008, perkembangan realisasi APBD DKI Jakarta Sampai dengan akhir triwulan III 2008, perkembangan realisasi APBD DKI Jakarta Sampai dengan akhir triwulan III 2008, perkembangan realisasi APBD DKI Jakarta Sampai dengan akhir triwulan III 2008, perkembangan realisasi APBD DKI Jakarta tahun 2008 masih relatif rendah.

tahun 2008 masih relatif rendah. tahun 2008 masih relatif rendah. tahun 2008 masih relatif rendah.

tahun 2008 masih relatif rendah. Realisasi pendapatan baru mencapai Rp 10,04 triliun atau 53,4% dari total anggaran pendapatan Rp 18,79 triliun. Realisasi pada pos belanja baru mencapai Rp 8,66 triliun atau sekitar 42,2% dari total belanja. Rendahnya realisasi penerimaan antara lain bersumber dari masih rendahnya realisasi bagi hasil pajak dengan pemerintah pusat, lain-lain pendapatan, dan pajak daerah. Sementara itu, realisasi pengeluaran yang rendah antara lain disebabkan oleh berlarutnya pengesahan APBD dan juga penyesuaian APBD-P yang harus mengakomodir keluarnya Surat Edaran Sekretaris Daerah April 2008 yang merespon terhadap terjadinya pemotongan anggaran pos-pos tertentu oleh DPRD. Faktor penyebab yang lain diperkirakan lebih terkait dengan permasalahan teknis pengeluaran anggaran.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Krisis keuangan global diperkirakan berdampak pada perlambatan ekonomi DKI Krisis keuangan global diperkirakan berdampak pada perlambatan ekonomi DKI Krisis keuangan global diperkirakan berdampak pada perlambatan ekonomi DKI Krisis keuangan global diperkirakan berdampak pada perlambatan ekonomi DKI Krisis keuangan global diperkirakan berdampak pada perlambatan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan IV 2008.

Jakarta pada triwulan IV 2008. Jakarta pada triwulan IV 2008. Jakarta pada triwulan IV 2008.

Jakarta pada triwulan IV 2008. Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV 2008 diproyeksikan tumbuh pada kisaran angka 5,7% - 6,1% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Perlambatan tersebut terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan konsumsi, investasi dan kegiatan ekspor. Konsumsi menurun dipengaruhi oleh daya beli yang melemah dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian yang turun, serta peningkatan dukungan pembiayaan bank yang melambat. Investasi melambat sejalan dengan permintaan internasional dan domestik yang melemah. Kegiatan ekspor dipengaruhi oleh permintaan dunia yang melemah tumbuh melambat. Sementara itu Impor dipengaruhi oleh permintaan domestik yang melemah. Pada triwulan IV-2008, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan akan Pada triwulan IV-2008, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan akan Pada triwulan IV-2008, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan akan Pada triwulan IV-2008, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan akan Pada triwulan IV-2008, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan akan melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan angka inflasi diperkirakan mencapai 1,9% (q-t-q) dan secara tahunan 12,8% (y-o-y) + 0,5%. Penurunan inflasi di triwulan III-2008 diperkirakan berasal dari menurunnya tekanan dari kelompok bahan makanan, transportasi dan perumahan. Faktor positif yang dapat menjaga perkembangan harga relatif lebih terkendali adalah : (1)

(10)

penurunan harga BBM internasional dan penurunan harga beberapa komoditas di pasar internasional, seperti kedelai, gadum dan CPO; (2) ketersediaan stok barang kebutuhan pokok masih mencukupi, (3) konsumsi masyarakat yang melambat. Sementara itu, faktor resiko yang dapat mendongkrak harga-harga, antara lain adalah (1) pelemahan nilai tukar rupiah, (2) musim penghujan yang dikhawatirkan akan memunculkan bencana banjir dan berpotensi menimbulkan gangguan pasokan dan distribusi.

(11)

1

A. SISI PERMINTAAN

Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, meningkat Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, meningkat Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, meningkat Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, meningkat Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2008 tumbuh sekitar 6,2%, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%) (Tabel I.1). Peningkatan pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi dan investasi. Sementara itu, kegiatan ekspor sedikit melambat, diiringi dengan impor yang tumbuh moderat.

Kondisi

Makro Ekonomi Regional

BAB 1

Sampai dengan triwulan III 2008, walaupun gejolak perekonomian global masih berlanjut, pertumbuhan perekonomian DKI masih tumbuh tinggi. Perekonomian DKI Jakarta tumbuh sebesar 6,2% (y-o-y), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2008 (6,1%). Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertumbuhan konsumsi dan investasi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang masih tinggi dan ekspektasi positif masyarakat, serta dukungan pembiayaan konsumen yang masih tinggi. Investasi masih tumbuh yang dipengaruhi oleh tingginya permintaan domestik. Sementara ekspor-impor diperkirakan sedikit tumbuh melambat seiring dengan perlambatan perekonomian dunia. Sementara itu, di sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan terjadi pada sektor industri, keuangan serta pengangkutan dan komunikasi.

(12)

1. Konsumsi

Pada triwulan III 2008, konsumsi tumbuh 6,3%, meningkat dibandingkan dengan Pada triwulan III 2008, konsumsi tumbuh 6,3%, meningkat dibandingkan dengan Pada triwulan III 2008, konsumsi tumbuh 6,3%, meningkat dibandingkan dengan Pada triwulan III 2008, konsumsi tumbuh 6,3%, meningkat dibandingkan dengan Pada triwulan III 2008, konsumsi tumbuh 6,3%, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,1%).

triwulan sebelumnya (6,1%). triwulan sebelumnya (6,1%). triwulan sebelumnya (6,1%).

triwulan sebelumnya (6,1%). Faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang sedikit naik menjelang hari raya, keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian yang membaik, dan dukungan pembiayaan yang masih tinggi. Dari sisi pemerintah, belanja konsumsi pemerintah juga meningkat sehingga turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi.

Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat Beberapa indikator mengkonfirmasi terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat tersebut.

tersebut. tersebut. tersebut.

tersebut. Hasil survei1 mendukung peningkatan pertumbuhan konsumsi tersebut. Indeks keyakinan Survei Konsumen BI (SK-BI) menunjukkan optimisme konsumen yang meningkat terhadap kondisi perekonomian. Kenaikan tersebut terjadi baik dari sisi keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi

* angka sementara Sumber : BPS, diolah

Tabel I.1

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Jakarta (%, y-o-y)

Konsumsi 7,8 6,1 6,3 3,9 Investasi 8,3 8,6 8,9 3,4 Ekspor 6,3 0,6 0,3 0,0 Impor 17,2 11,1 6,5 -0,6 PDRB 6,3 6,1 6,2 6,2 D K I Q1-2008 Q2-2008* Q3-2008* Kontribusi Q3 - 2008 Grafik I.1 Grafik I.1Grafik I.1 Grafik I.1

Grafik I.1 Indeks Keyakinan Konsumen (Survei Konsumen √ BI)

Grafik I.2 Grafik I.2 Grafik I.2 Grafik I.2 Grafik I.2

Indeks Kondisi Saat Ini (SK√ BI)

%, y-o-y Indeks 0 2 4 6 8 10 12 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Konsumsi Jkt

Indeks Keyakinan Konsumen (rhs)

%, y-o-y Indeks 0 2 4 6 8 10 12 40 45 50 55 60 65 70 75 80 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Konsumsi Jkt

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (rhs)

(13)

3

konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang. Begitupula, Survei Penjualan Eceran menunjukkan stance pertumbuhan yang moderat pada level yang masih tinggi. Sementara itu, hasil survei BPS menunjukkan bahwa konsumsi pada triwulan ini meningkat, terutama konsumsi untuk durable goods (barang tahan lama) (Grafik I.1 s.d. I.5).

Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3

Indeks Ekspektasi Konsumen (SK√ BI)

Grafik I.4 Grafik I.4Grafik I.4 Grafik I.4 Grafik I.4

Survei Penjualan Eceran - BI

Searah dengan hasil survei, beberapa prompt indikator konsumsi juga terpantau meningkat.

Kenaikan prompt indikator konsumsi antara lain tercermin pada peningkatan pembelian mobil dan motor yang terpantau dari pendaftaran jumlah kendaraan baru yang tercatat di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Jakarta, pertumbuhan penjualan barang elektronik (Elektronic Marketer Club) dan pertumbuhan konsumsi BBM (Pertamina).

Grafik I.5 Grafik I.5Grafik I.5 Grafik I.5 Grafik I.5

Indeks Konsumsi Komoditi Non Makanan

%, y-o-y Indeks 0 2 4 6 8 10 12 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 950 60 70 80 90 100 110 120 g.PDRB Konsumsi Jkt Indeks Ekspektasi Konsumen (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y 0 2 4 6 8 10 12 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 g.PDRB Konsumsi Jkt g.indeks spe (rhs) 65,24 83,36 141,91 141,64 144,05 95,3 130,7 123,1 59,2 123,5 Q2-2008 Q3*-2008 Sumber : BPS Kesehatan Transportasi Pendidikan Perumahan Pakaian 0 20 40 60 80 100 120 140 160

(14)

Peningkatan konsumsi masyarakat disebabkan oleh masih kuatnya kemampuan Peningkatan konsumsi masyarakat disebabkan oleh masih kuatnya kemampuan Peningkatan konsumsi masyarakat disebabkan oleh masih kuatnya kemampuan Peningkatan konsumsi masyarakat disebabkan oleh masih kuatnya kemampuan Peningkatan konsumsi masyarakat disebabkan oleh masih kuatnya kemampuan daya beli masyarakat di Jakarta, terutama untuk golongan masyarakat strata daya beli masyarakat di Jakarta, terutama untuk golongan masyarakat strata daya beli masyarakat di Jakarta, terutama untuk golongan masyarakat strata daya beli masyarakat di Jakarta, terutama untuk golongan masyarakat strata daya beli masyarakat di Jakarta, terutama untuk golongan masyarakat strata menengah ke atas.

menengah ke atas. menengah ke atas. menengah ke atas.

menengah ke atas. Kelompok masyarakat yang tergolong berstrata menengah ke atas cukup tinggi jumlahnya di DKI Jakarta, dan lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Kelompok masyarakat ini memberi kontribusi yang besar dalam mendongkrak pertumbuhan konsumsi. Sementara itu, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah sulit untuk dapat mendongkrak peningkatan pertumbuhan konsumsi. Beberapa indikasi yang mendukung argumen ini antara lain adalah tingkat perkembangan upah riil sebagian masyarakat dikelompok ini tumbuh relatif rendah, seperti perkembangan upah riil provinsi dan upah riil buruh informal (Grafik I.10 √ I.11). Pada triwulan laporan, walaupun tambahan penghasilan yang berupa tunjangan hari raya (THR) mampu meningkatkan daya beli mayarakat pada strata berpenghasilan rendah, namun kenaikannya tidak signifikan.

Grafik I.6 Grafik I.6 Grafik I.6 Grafik I.6 Grafik I.6

Pendaftaran Mobil di Jakarta Pendaftaran Motor di JakartaGrafik I.7Grafik I.7Grafik I.7Grafik I.7Grafik I.7

Grafik I.8 Grafik I.8 Grafik I.8 Grafik I.8 Grafik I.8

Pertumbuhan Penjualan Elektronik Grafik I.9Grafik I.9 Grafik I.9 Grafik I.9 Grafik I.9

Konsumsi BBM Rumah Tangga

%, y-o-y %, y-o-y

Sumber : Dispenda Jakarta, diolah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Konsumsi Jkt

g.Sedan, Jeep, Minibus, B.Wagon, Delvan [baru] (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y

Sumber : Dispenda Jakarta, diolah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 g.PDRB Konsumsi Jkt g.Motor [baru] (rhs) %, y-o-y

Sumber : EMC, diolah %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 10 11 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Konsumsi Jkt g.Penjualan Elektronik (rhs) %, y-o-y

Sumber : Pertamina, diolah %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 g.PDRB Konsumsi Jkt g.Kons BBM Rumah Tangga (rhs)

(15)

5

Peningkatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan pembiayaan dari bank Peningkatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan pembiayaan dari bank Peningkatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan pembiayaan dari bank Peningkatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan pembiayaan dari bank Peningkatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan pembiayaan dari bank maupun non bank.

maupun non bank. maupun non bank. maupun non bank.

maupun non bank. Outstanding kredit konsumsi yang disalurkan masih tumbuh tinggi (28,9%). Outstanding kredit konsumsi pada akhir Agustus 2008 mencapai Rp 96,3 triliun. Sementara itu, pembiayaan lembaga keuangan non bank sampai dengan triwulan III 2008 menunjukkan peningkatan di atas 20%.

Tabel I. 2 Strata penghasilan

Penghasilan Jakarta (Rp Ribu) (%) Strata A1 >3.000 13 A2 2.000 - 3.000 16 B 1.500 - 2.000 20 C1 1.000 - 1.500 25 C2 700 - 1.000 18 D 500 - 700 4 E < 500 3 Sumber : AC Nielsen, 2007 Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10

Perkembangan UMP Riil Upah Buruh InformalGrafik I.11Grafik I.11Grafik I.11Grafik I.11Grafik I.11 %, y-o-y

Sumber : Apindo, diolah 0 4 8 12 16 20 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 g.Upah Riil Jakarta g.Upah Riil Banten

%, y-o-y %, y-o-y Sumber : BPS, diolah 0 2 4 6 8 10 12 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4

g.Upah Potong Rambut g.Upah Pembantu Rumah Tangga g.Konsumsi Jkt (lhs) g.Upah Buruh Bangunan

Grafik I.12 Grafik I.12 Grafik I.12 Grafik I.12

Grafik I.12 Kredit Konsumsi Berdasarkan Lokasi Proyek

Grafik I.13 Grafik I.13 Grafik I.13 Grafik I.13

Grafik I.13 Pembiayaan Lembaga Keuangan Non Bank %, y-o-y %, y-o-y 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 90 5 10 15 20 25 30 35 g.PDRB Konsumsi Jkt g.kredit konsumsi Jkt (rhs) %, y-o-y Sumber : CEIC -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 g.Total Pembiayaan g.Leasing g.Credit Card g.Pemb. Kons.

(16)

Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14

Unit Perkantoran Tersedia Impor Barang ModalGrafik I.15Grafik I.15Grafik I.15Grafik I.15Grafik I.15

2. Investasi

Investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%). Investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%).Investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%). Investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%).Investasi tumbuh 8,9%, meningkat dibandingkan triwulan II 2008 (8,6%). Faktor yang memicu peningkatan investasi antara lain adalah konsumsi domestik yang masih tumbuh tinggi. Pertumbuhan investasi yang masih meningkat tersebut terutama berasal dari investasi non bangunan. Sementara investasi bangunan diperkirakan tumbuh moderat.

Ribuan meter2 %, y-o-y

Sumber : CII, diolah 3.100 3.200 3.300 3.400 3.500 3.600 3.700 3.800 3.900 4.000 4.100 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Unit Tersedia g.Unit Tersedia (rhs) I II III IV I II III 2007 2008p %, y-o-y %, y-o-y 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-90 -40 10 60 110 160 g.PDRB Investasi Jkt

g.Volum Tertimbang Impor Brg Modal (rhs)

Grafik I.16 Grafik I.16Grafik I.16 Grafik I.16Grafik I.16

Impor Barang Modal Utama Terimbang Konsumsi Semen JakartaGrafik I.17Grafik I.17Grafik I.17Grafik I.17Grafik I.17

Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan investasi. Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan investasi. Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan investasi. Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan investasi.

Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan peningkatan investasi. Dari sisi survei, perkembangan investasi di triwulan laporan tercermin dari hasil survei SKDU dan SPE. Indeks Saldo Bersih Tertimbang ekspektasi dunia usaha terhadap kegiatan usaha maupun situasi bisnis (SKDU) masih positif. Sementara itu, masih positifnya pertumbuhan investasi bangunan antara lain diindikasikan oleh hasil survei penjualan eceran untuk bahan konstruksi yang masih tumbuh tinggi.

%, y-o-y -100 -50 0 50 100 150 200 250 300 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 Machinery & transport eqp

Road Vehicles Power generating Particels industries General industrial mach.&eqp

%, y-o-y %, y-o-y

Sumber : CEIC, diolah 0 2 4 6 8 10 12 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 g.PDRB Konsumsi Jkt g.Kons Semen Jkt(rhs)

(17)

7

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari pasar modal dan pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas.

pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas. pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas. pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas.

pemerintah daerah diperkirakan tumbuh terbatas. Pada triwulan laporan, sampai dengan akhir bulan Agustus 2008 ini tercatat Initial Public Offering (IPO) saham mencapai Rp17,1 triliun yang berasal dari 3 emiten.

Pembiayaan pemerintah daerah yang bersumber dari belanja modal masih rendah yaitu sebesar 13,1%, yang disebabkan antara lain oleh pengesahan APBD yang tertunda dan permasalahan lain yang bersifat teknis. Sementara itu, dukungan pembiayaan investasi yang berasal dari dana perbankan masih tinggi, sebagamaina tercermin pada peningkatan kredit investasi yang berlokasi di Jakarta mencapai 51,6% (y-o-y). Grafik I.18 Grafik I.18 Grafik I.18 Grafik I.18 Grafik I.18 Ekspektasi Kegiatan Usaha

Grafik I.19 Grafik I.19Grafik I.19 Grafik I.19 Grafik I.19 Survei Penjualan Eceran Indeks SBT

Sumber : SKDU Jakarta 0 10 20 30 40 50 60 2006 2007 2008 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha

Ekspektasi Situasi Bisnis

%, y-o-y %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-100 -50 0 50 100 150 200 g.PDRB Investasi Jkt (lhs) g.Bhn konstruksi Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20

IPO Saham dan Obligasi Kredit Investasi Berdasarkan Lokasi ProyekGrafik I.21Grafik I.21Grafik I.21Grafik I.21Grafik I.21

3. Kegiatan Ekspor-Impor

Ekspor dari Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 0,3%, Ekspor dari Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 0,3%,Ekspor dari Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 0,3%, Ekspor dari Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 0,3%,Ekspor dari Jakarta pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 0,3%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,6%).

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,6%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,6%).

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,6%).lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,6%). Kegiatan ekspor Rp miliar 0 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 Obligasi Saham Pasar Modal %, y-o-y %, y-o-y 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -10 0 10 20 30 40 50 60 g.PDRB Investasi Jkt g.kredit investasi Jkt (rhs)

(18)

mengalami perlambatan pertumbuhan, terutama bersumber dari perlambatan pertumbuhan ekspor ke luar negeri. Perlambatan pertumbuhan ekspor ke luar negeri yang didominasi oleh produk manufaktur lebih dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, terutama perekonomian di negara-negara tujuan ekspor.

Grafik I. 22 Grafik I. 22 Grafik I. 22 Grafik I. 22 Grafik I. 22

Perkembangan Nilai Ekspor Grafik I.23Grafik I.23 Grafik I.23 Grafik I.23 Grafik I.23

Perkembangan Volume Ekspor

Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar Sesuai dengan karakteristik perekonomian DKI, ekspor dari DKI Jakarta terbesar adalah produk manufaktur.

adalah produk manufaktur. adalah produk manufaktur. adalah produk manufaktur.

adalah produk manufaktur. Nilai ekspor produk manufaktur Jakarta mencapai 90% dari total nilai ekspor. Komoditi utama ekspor produk manufaktur antara lain adalah produk barang kimia, mesin dan perlengkapan transportasi, pakaian, alas kaki dan barang-barang manufaktur lainnya. Sementara itu, berdasarkan negara tujuan ekspor, maka Asia merupakan pasar yang terbesar (60%), diikuti Amerika (17%), Eropa (8%) dan Australia (8%).

Jutaan USD %, y-o-y

0 200 400 600 800 1.000 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8-40 -20 0 20 40 60 80 Total Ekspor g.Total Ekspor (rhs) Juta Kg %, y-o-y 0 100 200 300 400 500 600 700 800 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8-40 -20 0 20 40 60 80 Total Ekspor g.Total Ekspor (rhs) Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24

Komposisi Ekspor Jakarta Berdasarkan Komoditi

Grafik I.25 Grafik I.25 Grafik I.25 Grafik I.25 Grafik I.25

Pertumbuhan Nilai Ekspor Komponen Utama Jakarta Manufaktur 98,5% Pertanian 1,5% Tambang0,0% %, y-o-y %, y-o-y -1000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8-50 0 50 100 150 200 250

Non metalic minerals mfs (lhs) Animal&Vegetable Oils & Fats (lhs) Metalliferous ores&metal scr Ess. Oils & perfum materials Misc. Food preparations

(19)

9

Impor Jakarta meskipun tumbuh melambat namun masih tumbuh pada level yang Impor Jakarta meskipun tumbuh melambat namun masih tumbuh pada level yangImpor Jakarta meskipun tumbuh melambat namun masih tumbuh pada level yang Impor Jakarta meskipun tumbuh melambat namun masih tumbuh pada level yang Impor Jakarta meskipun tumbuh melambat namun masih tumbuh pada level yang tinggi yaitu sebesar 6,5%, turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (11,1%). tinggi yaitu sebesar 6,5%, turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (11,1%).tinggi yaitu sebesar 6,5%, turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (11,1%). tinggi yaitu sebesar 6,5%, turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (11,1%). tinggi yaitu sebesar 6,5%, turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (11,1%). Faktor utama yang mempengaruhi masih tingginya pertumbuhan impor dari negara lain antara lain adalah konsumsi yang masih tumbuh tinggi, di sisi lain ketergantungan terhadap bahan baku dan barang modal impor untuk kegiatan proses produksi yang menghasilkan barang konsumsi tinggi. Di sisi perdagangan antar propinsi, Jakarta sebagai pasar yang besar menjadi pengimpor yang cukup besar dari daerah/propinsi lain. Daya beli penduduk Jakarta yang relatif lebih tinggi menjadikan Jakarta sebagai pasar yang potensial.

Grafik I.26 Grafik I.26 Grafik I.26 Grafik I.26

Grafik I.26 Komposisi Ekspor Jakarta Berdasarkan Negara Tujuan

Australia 8% Europe 8% Africa 5% Ameica 17% South America 2% Asia 60% C.United States of America 86 C.Canada 4% Other Amrica 10% Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27

Nilai Impor Jakarta Grafik I.28Grafik I.28 Grafik I.28 Grafik I.28 Grafik I.28

Perkembangan Volume Impor

Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun Impor dalam konteks perdagangan internasional, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.

volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku. volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku. volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.

volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku. Faktor yang mempengaruhi tingginya impor bahan baku terutama adalah tingginya ketergantungan

Juta USD %, y-o-y

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 2005 2006 2007 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 -40 -20 0 20 40 60 80 Total Impor Jakarta

g. Total impor Jkt (rhs) %, y-o-y -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 g.Barang Modal g.Konsumsi g.Bahan Baku

(20)

penggunaan bahan baku impor di dalam proses produksi sebagian besar industri di Indonesia. Akibatnya, kenaikan permintaan domestik memberikan dampak pada impor kebutuhan bahan baku yang meningkat. Pada beberapa kelompok industri, seperti di industri kimia misalnya, ketergantungan pada impor bahan baku yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya ekspansi di kelompok industri ini. Hal ini diperparah dengan kecenderungan harga bahan baku yang cenderung meningkat. Sementara itu, peningkatan impor barang modal dalam nilai lebih disebabkan oleh peningkatan permintaan dari sektor transportasi dan komunikasi yang tercermin dari masih tumbuhnya investasi di sektor tersebut.

Grafik I.29 Grafik I.29Grafik I.29 Grafik I.29Grafik I.29

Komposisi Nilai Impor Grafik I.30Grafik I.30 Grafik I.30 Grafik I.30 Grafik I.30 Komposisi Volume Impor

B. SISI PENAWARAN

Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan, khususnya konsumsi telah direspons dengan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektor industri; dengan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektor industri; dengan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektor industri; dengan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektor industri; dengan pertumbuhan di beberapa sektor ekonomi utama, seperti sektor industri; keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.

keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi. keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi. keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi.

keuangan; serta pengangkutan dan komunikasi. Sektor industri merespon peningkatan permintaan dengan peningkatan produksi yang dilakukan melalui

Konsumsi 3,9% Bahan Baku 44,1% Barang Modal 52,0% Bahan Baku 79,1% Barang Modal 20,6 Konsumsi 0,4% Tabel 1.3

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Jakarta (%, y-o-y)

D K I Q1-2008 Q2-2008* Q3-208* Pertanian 1,4 -0,3 0,7 0,0 Pertambangan 1,5 0,9 1,4 0,0 Industri 4,1 4,0 4,2 0,7 Listrik 7,4 7,3 7,3 0,0 Bangunan 7,5 7,6 7,8 0,8 Perdagangan 6,8 6,2 6,2 1,4 Pengangkutan 15,2 14,8 14,9 1,4 Keuangan 4,1 4,2 4,3 1,3 Jasa-jasa 6,4 6,1 6,1 0,7 PDRB 6,3 6,1 6,2 6,2 Kontribusi Q3-2008

(21)

11

fine tune penggunaan kapasitas dan sebagian lainnya menambah kapasitas. Secara keseluruhan perekonomian di triwulan III 2008 tumbuh cukup tinggi namun dengan kualitas pertumbuhan yang belum secara sigifikan berubah.

1. Industri

Pada triwulan III 2008, sektor industri meningkat 4,2%, lebih tinggi dari triwulan Pada triwulan III 2008, sektor industri meningkat 4,2%, lebih tinggi dari triwulanPada triwulan III 2008, sektor industri meningkat 4,2%, lebih tinggi dari triwulan Pada triwulan III 2008, sektor industri meningkat 4,2%, lebih tinggi dari triwulanPada triwulan III 2008, sektor industri meningkat 4,2%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (4,0%).

sebelumnya (4,0%).sebelumnya (4,0%).

sebelumnya (4,0%).sebelumnya (4,0%). Faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan di sektor industri antara lain adalah permintaan domestik yang meningkat, seiring dengan masih tingginya daya beli masyarakat. Sementara itu, tekanan biaya produksi menurun seiring dengan harga BBM yang sudah kembali ke fase normal dan penurunan harga bahan baku di pasar internasional.

Indeks produksi industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Indeks produksi industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.Indeks produksi industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Indeks produksi industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.Indeks produksi industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun demikian, secara individual indeks produksi di masing-masing industri relatif bervariasi. Indeks produksi industri tekstil meningkat, namun indeks produksi industi mesin dan industri makanan relatif menurun (Grafik I. 33-34). Sementara

Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31

Grafik I. 31 Indeks Produksi Industri Grafik I. 32 Grafik I. 32 Grafik I. 32 Grafik I. 32 Grafik I. 32 Indeks Produksi Tekstil

Grafik I.33 Grafik I.33 Grafik I.33 Grafik I.33

Grafik I.33 Indeks Produksi Mesin Grafik I. 34 Grafik I. 34 Grafik I. 34 Grafik I. 34 Grafik I. 34 Indeks Produksi Makanan

Sumber :CEIC, diolah

%, y-o-y %, y-o-y 0 1 2 3 4 5 6 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-15 -10 -5 0 5 10 15 20 g.PDRB Industri Jkt

g.Industrial Production Index(rhs)

%, y-o-y Indeks

Sumber : CEIC, diolah 0 20 40 60 80 100 120 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 IPI Tekstil g.IPI Tekstil (rhs) Indeks %, y-o-y

Sumber : CEIC, diolah 0 50 100 150 200 250 300 350 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6-60 -40 -20 0 20 40 60 80 IPI Mesin g.IPI Mesin (rhs) Indeks %, y-o-y

Sumber : CEIC, diolah 0 50 100 150 200 250 300 350 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 -20 -10 0 10 20 30 40 Makanan g.Makanan (rhs)

(22)

Grafik I. 35 Grafik I. 35 Grafik I. 35 Grafik I. 35

Grafik I. 35 Pemakaian Listrik Industri Grafik I. 36 Grafik I. 36 Grafik I. 36 Grafik I. 36 Grafik I. 36 Konsumsi BBM Industri

itu indikator lain yang mendukung peningkatan di sektor industri, antara lain adalah peningkatan konsumsi energi (BBM dan listrik) industri di Jakarta.

Peningkatan kinerja di sektor industri didukung oleh peningkatan pembiayaan Peningkatan kinerja di sektor industri didukung oleh peningkatan pembiayaan Peningkatan kinerja di sektor industri didukung oleh peningkatan pembiayaan Peningkatan kinerja di sektor industri didukung oleh peningkatan pembiayaan Peningkatan kinerja di sektor industri didukung oleh peningkatan pembiayaan perbankan di sektor industri.

perbankan di sektor industri. perbankan di sektor industri. perbankan di sektor industri.

perbankan di sektor industri. Outstanding kredit lokasi proyek di sektor industri Jakarta pada posisi akhir bulan Agustus Rp 68,39 triliun, meningkat cukup tinggi 22,27% (y-o-y). Namun demikian, peningkatan pembiayaan tersebut belum diikuti dengan penurunan resiko kredit sebagaimana tercermin pada NPLs yang masih cukup tinggi (6,5%). %, y-o-y %, y-o-y Sumber : PLN 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 2006 2007 2008 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 g,PDRB Industri Jkt g,Kons Listrik Industri (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y 0 1 2 3 4 5 6 7 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Industri Jkt g.Kons. BBM Industri (rhs) Grafik I.37 Grafik I.37 Grafik I.37 Grafik I.37

Grafik I.37 Kredit Lokasi Proyek Sektor Industri Grafik I.38 Grafik I.38 Grafik I.38 Grafik I.38 Grafik I.38 NPLs Kredit Industri

2. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masih Sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masihSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masih Sektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masihSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan III 2008 diperkirakan masih tumbuh stabil sebesar 6,2% (y-o-y).

tumbuh stabil sebesar 6,2% (y-o-y). tumbuh stabil sebesar 6,2% (y-o-y).

tumbuh stabil sebesar 6,2% (y-o-y). tumbuh stabil sebesar 6,2% (y-o-y). Masih tingginya pertumbuhan di sektor perdagangan tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang masih cukup baik. Pertumbuhan perdagangan ini terpantau dari beberapa prompt indikator, seperti

%, y-o-y %, y-o-y 0 1 2 3 4 5 6 7 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-20 -10 0 10 20 30 40 g.PDRB Industri Jkt g.kredit Industri (rhs) Rp miliar % 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Nominal NPL Industri Jakarta NPL Industri Jakarta (rhs)

(23)

13

pertumbuhan arus bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, konsumsi listrik sektor bisnis seperti mal, pasar, toko dan pusat bisnis lainnya (grafik I.39√41). Dari sisi survei, pertumbuhan di sub sektor ini tercermin pada pertumbuhan indeks penjualan eceran yang masih berada di level yang cukup tinggi (grafik I.42).

Grafik I.39 Grafik I.39 Grafik I.39 Grafik I.39

Grafik I.39 Jumlah Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Priok (BPS)

Grafik I.40 Grafik I.40 Grafik I.40 Grafik I.40

Grafik I.40 Jumlah Arus Bongkar Muat Pelabuhan Tj. Priok (CEIC)

Grafik I. 41 Grafik I. 41 Grafik I. 41 Grafik I. 41

Grafik I. 41 Konsumsi Listrik Sektor Bisnis Grafik I. 42 Grafik I. 42 Grafik I. 42 Survei Penjualan EceranGrafik I. 42 Grafik I. 42 %, y-o-y %, y-o-y Sumber : BPS 0 2 4 6 8 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 g.PDRB Perdagangan Jkt g.Brg Tnjg. Priok (rhs)

Ribu ton %, y-o-y

600 1100 1600 2100 2600 3100 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 Unloaded Loaded g_unloaded (rhs) g_loaded (rhs) %, y-o-y %, y-o-y Sumber : PLN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2006 2007 2008 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -10 0 10 20 30 g.PDRB Perdagangan Jkt g.Kons Listrik Bisnis (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Perdagangan Jkt g.SPE (rhs) -40 -20 0 20 40 60

Sub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin pada Sub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin pada Sub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin padaSub sektor hotel dan restoran tumbuh relatif terbatas, antara lain tercermin pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hotel

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hotel

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hoteljumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hotel. Jumlah wisman yang masuk melalui bandara Sukarno Hatta tumbuh relatif moderat, demikian pula tingkat hunian hotel di wilayah Jakarta. Keamanan dan perekonomian domestik yang relatif membaik dan pencanangan program Visit Indonesia 2008, tampaknya belum cukup kuat mendongkrak perkembangan di sub sektor ini.

(24)

Grafik I.43 Grafik I.43 Grafik I.43 Grafik I.43

Grafik I.43 Arus wisatawan mancanegara Grafik I. 44 Grafik I. 44 Grafik I. 44 Tingkat Hunian Hotel di JakartaGrafik I. 44 Grafik I. 44

Grafik I.45 Grafik I.45 Grafik I.45 Grafik I.45

Grafik I.45 Kredit Lokasi Proyek Sektor

Perdagangan Grafik I.46 Grafik I.46 Grafik I.46 Grafik I.46

Grafik I.46 Perkembangan NPLs

3. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%,Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 4,3%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,2%.

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,2%. meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,2%. meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,2%.

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,2%. Di sub sektor keuangan, faktor yang mempengaruhi peningkatan di sub sektor ini diperkirakan adalah kemampuan lembaga keuangan melakukan efisiensi sehingga industri perbankan masih dapat memberikan suku bunga yang kompetitif dan kredit masih meningkat tinggi. Nilai tambah di sektor perbankan dan sektor keuangan non bank relatif meningkat sejalan dengan aktifitas yang tumbuh membaik.

Ribuan Orang Ribuan Orang

Sumber : CEIC 30 50 70 90 110 130 150 170 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 82 3 4 5 6 7 8 9 Kedatangan di Empat Pintu

Utama Jakarta

Kedatangan di Tanjung Priok(rhs)

% Hari Sumber : CEIC 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 70 1 2 3 4 Tingkat hunian hotel Jakarta Lama tinggal turis di Jakarta (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -10 0 10 20 30 40 g.PDRB Perdagangan Jkt g.kredit Perdagangan (rhs) Rp miliar % 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 12 2 4 6 80 2 4 6 8 10 12 Nominal NPL Perdagangan Jakarta NPL Perdagangan Jakarta (rhs)

Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat denganSementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat denganSementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan perfomance

perfomanceperfomance

perfomanceperfomance kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. Outstanding kredit lokasi proyek yang disalurkan di sektor ini tumbuh cukup tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada posisi akhir Agustus 2008, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 68,6 triliun, naik 29,5 % (y-o-y). Sementara itu, performance kredit yang tercermin pada NPLs berada di level yang rendah yaitu sebesar 2,9%.

(25)

15 *) s.d. Agustus 2008

Tabel I. 4 Perkembangan Kegiatan Bank

Jakarta DPK Rp Miliar 717.000,7 765.022,5 736.584,5 Pertumbuhan (%. y-o-y) 15,7 15,8 8,9 Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 524.871,4 577.897,6 608.426,5 Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,5 34,8 37,0 Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 374.904,6 408.253,9 431.966,7 Pertumbuhan (%. y-o-y) 33,7 39,3 38,8 LDR (%) 73,2 75,5 82,6 NPL (%) 3,9 3,8 3,6 I II III* 2 0 0 8 U r a i an Grafik I.47 Grafik I.47 Grafik I.47 Grafik I.47

Grafik I.47 Perkemb. NTB Bank di Jakarta Grafik I.48 Grafik I.48 Grafik I.48 Grafik I.48 Grafik I.48 Perkembangan Kegiatan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Rp Triliun %, y-o-y 0 4 8 12 16 20 2006 2007 2008 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 -80 -40 0 40 80 120 Nilai Tambah Bank

g.NTB (rhs) Rp Triliun %, y-o-y 0 20 40 60 80 100 120 140 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 0 10 20 30 40 50 60 Total Pembiayaan g.Total Pembiayaan (rhs)

Sementara itu, di sub sektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan juga Sementara itu, di sub sektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan jugaSementara itu, di sub sektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan juga Sementara itu, di sub sektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan jugaSementara itu, di sub sektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan juga masih tumbuh positif

masih tumbuh positifmasih tumbuh positif

masih tumbuh positifmasih tumbuh positif. Aktifitas perekonomian yang masih tumbuh berdampak pada peningkatan kegiatan sewa ruang perkantoran, apartemen dan retail, serta penggunaan jasa konsultasi bisnis. Berdasarkan publikasi Collier International Indonesia, tingkat hunian untuk ketiga jenis kelompok properti dimaksud relatif stabil (grafik I.49 √ 50).

Grafik I.49 Grafik I.49 Grafik I.49 Grafik I.49

Grafik I.49 Tingkat Hunian dan Persediaan

Perkantoran Grafik I.50 Grafik I.50 Grafik I.50

Grafik I.50 Grafik I.50 Tingkat Hunian Apartemen % 5.500.000 5.000.000 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 Supply Demand Occupancy Rate 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008p 2009p 2010p 100 97 94 91 88 85 82 79 76 73 70 % 2007 2008 I II III IV I II 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50

(26)

4. Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan III 2008 tumbuh meningkat yaitu dari 7,6% pada Sektor bangunan pada triwulan III 2008 tumbuh meningkat yaitu dari 7,6% pada Sektor bangunan pada triwulan III 2008 tumbuh meningkat yaitu dari 7,6% pada Sektor bangunan pada triwulan III 2008 tumbuh meningkat yaitu dari 7,6% pada Sektor bangunan pada triwulan III 2008 tumbuh meningkat yaitu dari 7,6% pada triwulan II 2008 menjadi 7,8%.

triwulan II 2008 menjadi 7,8%. triwulan II 2008 menjadi 7,8%. triwulan II 2008 menjadi 7,8%.

triwulan II 2008 menjadi 7,8%. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di sektor bangunan antara lain adalah masih tingginya permintaan produk properti. Kegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersial maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut. Proyek-proyek besar gedung perkantoran swasta yang saat ini dalam tahap pembangunan antara lain adalah The Energy, UOB Tower, Prudential Tower, City Tower, Menara DEA 2, Talavera,TB Simatupang, Grand Kebon Sirih. Pembangunan apartemen yang sedang berlangsung antara lain adalah Kemang Village, Jakarta Selatan, Central Park di Jakarta Barat, The Stupa apartment di Menteng, Jakarta Pusat. Proyek retail yang sedang dibangun adalah Season City, Latumenten; Grand Paragon Gajah Mada; Blok M Square; Mall of Indonesia; Emporium Pluit; Pulogadung Central Business, Penggilingan; Mall Pejaten Village. Kementrian perumahan rakyat juga menargetkan akan membangun 14 tower di Kelapa Gading dan 3 rusun di Kalimalang.

Grafik I.51 Grafik I.51 Grafik I.51 Grafik I.51

Grafik I.51 Konsumsi Semen Jakarta Grafik I.52 Grafik I.52 Grafik I.52 Grafik I.52 Grafik I.52 Pembangunan Apartemen di Jakarta

Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih Untuk proyek infrastruktur di Jakarta, perkembangannya sebagian masih menghadapi kendala.

menghadapi kendala. menghadapi kendala. menghadapi kendala.

menghadapi kendala. Kendala yang dihadapi pembangunan di Jakarta antara lain menyangkut pembebasan lahan sehingga beberapa proyek sampai dengan triwulan III 2008 belum sepenuhnya terealisasi. Proyek-proyek yang sedang dan akan berjalan antara lain adalah proyek Banjir Kanal Timur, pengadaan busway (dalam tahap pembangunan koridor VIII-X), rencana pembangunan 3000 unit rumah susun, pembangunan JORR 2 dan pembuatan lima taman di Jakarta Selatan. Sementara itu proyek infrastruktur yang dibiayai non APBD antara lain adalah proyek penambahan ruas tol Bandara Sukarno Hatta.

%, y-o-y %, y-o-y Sumber : CEIC 6 6,4 6,8 7,2 7,6 8 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-60 -40 -20 0 20 40 60 80 g.PDRB Bangunan Jkt g.Semen Jkt(rhs)

Ribuan Meter2 %, y-o-y

Sumber : CII, diolah 45 50 55 60 65 III IV I II III 2007 2008 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 Unit Tersedia g.Unit Tersedia (rhs)

(27)

17 Grafik I. 53

Grafik I. 53 Grafik I. 53 Grafik I. 53

Grafik I. 53 Kredit Lokasi Proyek Sektor Bangunan Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54 NPLs Sektor Bangunan

Dari sisi pembiayaan, selain dana yang bersumber dari dana sendiri, dukungan Dari sisi pembiayaan, selain dana yang bersumber dari dana sendiri, dukunganDari sisi pembiayaan, selain dana yang bersumber dari dana sendiri, dukungan Dari sisi pembiayaan, selain dana yang bersumber dari dana sendiri, dukunganDari sisi pembiayaan, selain dana yang bersumber dari dana sendiri, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta masih meningkat. pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta masih meningkat.pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta masih meningkat. pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta masih meningkat.pembiayaan perbankan ke sektor bangunan di Jakarta masih meningkat. Outstanding kredit untuk membiayai sektor bangunan yang berlokasi di Jakarta pada posisi akhir Agustus 2008 Rp 23,6 triliun, naik 47,98% (y-o-y). Sementara itu resiko kredit di sektor bangunan sebagaimana tercermin pada besaran NPLs trennya relatif turun (2,6%).

5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada triwulan III 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar Pada triwulan III 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesarPada triwulan III 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar Pada triwulan III 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesarPada triwulan III 2008, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 14,9%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%).

14,9%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%). 14,9%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%).

14,9%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%). 14,9%, meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,8%). Pertumbuhan yang tinggi terutama terjadi di sub sektor komunikasi, tercermin dari jumlah pelanggan seluler yang tumbuh tinggi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan di sub sektor ini terutama adalah permintaan masyarakat yang tinggi dan perilaku konsumen yang telah memasukkan komunikasi sebagai kebutuhan pokok. Di sisi lain, persaingan antar provider yang ketat dengan produk yang semakin inovatif telah mendorong biaya jasa penggunaan seluler makin rendah.

%, y-o-y %, y-o-y 4 5 6 7 8 9 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 g.PDRB Bangunan Jkt g.kredit Bangunan (rhs) Rp miliar % 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 12 2 4 6 80 2 4 6 8 10 12 14 16 Nominal NPL Bangunan Jakarta NPL Bangunan Jakarta (rhs)

Grafik I.55 Grafik I.55 Grafik I.55 Grafik I.55

Grafik I.55 Perkembangan Telepon Seluler Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56 Jumlah Penumpang KA Jabodetabek

Sumber : CEIC dan Pers Release

Jumlah pelanggan (juta orang) %, y-o-y

0 20 40 60 80 100 120 2004 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2*0 10 20 30 40 50 60 70 Cellular (telkomsel + Indosat+ProXL) g.Cellular (rhs) %, y-o-y %, y-o-y Sumber : BPS, diolah 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 g.PDRB Transport Jkt g.Pnpg KA Jabodetabek (rhs)

(28)

Pada sub sektor pengangkutan, di triwulan laporan tumbuh relatif lebih rendah Pada sub sektor pengangkutan, di triwulan laporan tumbuh relatif lebih rendah Pada sub sektor pengangkutan, di triwulan laporan tumbuh relatif lebih rendah Pada sub sektor pengangkutan, di triwulan laporan tumbuh relatif lebih rendah Pada sub sektor pengangkutan, di triwulan laporan tumbuh relatif lebih rendah yang tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator.

yang tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator. yang tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator. yang tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator.

yang tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator. Jumlah penumpang kereta api Jabodetabek dan jumlah penumpang angkutan udara tumbuh relatif moderat. Sementara itu, konsumsi BBM transportasi tumbuh 8,72 % (y-o-y), turun dibandingkan dengan triwulan II 2008 (14,0%). Jenis BBM yang terbesar dikonsumsi adalah premium (82%) diikuti solar (18%).

Grafik I.57 Grafik I.57 Grafik I.57 Grafik I.57

Grafik I.57 Jumlah Penumpang Udara di Bandara Sukarno Hatta

Grafik I.58 Grafik I.58 Grafik I.58 Grafik I.58

Grafik I.58 Konsumsi BBM Sektor Transportasi Jakarta Sumber : BPS Ribu Orang % 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 -20 -10 0 10 20 30 40 50 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 Pnpg Soeka Domestik Pnpg Soeka Internasional g.Pnpg Soeka Domestik(rhs) g.Pnpg Soeka Int.(rhs) %, y-o-y %, y-o-y Sumber : Pertamina 0 4 8 12 16 20 -20 -10 0 10 20 30 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 2 3 5 7 9 g.PDRB Transport Jkt g.Kons. BBM Transport (rhs) Grafik I.59 Grafik I.59 Grafik I.59 Grafik I.59

Grafik I.59 Kredit Lokasi Proyek Sektor Transportasi

Grafik I.60 Grafik I.60 Grafik I.60 Grafik I.60

Grafik I.60 NPLs Sektor Transportasi

%, y-o-y %, y-o-y 8 9 10 11 12 13 14 15 16 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-20 0 20 40 60 80 100 120 g.PDRB Transport Jkt g.Kredit Transport (rhs) Rp miliar % 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 70 2 4 6 8 10 12 14 16 Nominal NPL Transport Jakarta NPL Transport Jakarta (rhs)

Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor Sementara dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masih tinggi.

ini masih tinggi. ini masih tinggi. ini masih tinggi.

ini masih tinggi. Outstanding kredit yang disalurkan perbankan pada posisi akhir bulan Agustus 2008 tercatat sebesar Rp 39,45 triliun, naik 111 %. Peningkatan kredit ini diikuti dengan kualitas kredit yang semakin baik (NPLs sebesar 1,4%).

(29)

19 Grafik I.61

Grafik I.61 Grafik I.61 Grafik I.61

Grafik I.61 Penjualan Listrik PLN Distribusi DKI

Jakarta dan Tangerang Grafik I.62 Grafik I.62 Grafik I.62 Grafik I.62

Grafik I.62 Konsumsi BBM Sektor Listrik Jakarta dan Tangerang %, y-o-y %, y-o-y Sumber : PLN 0 2 4 6 8 10 -5 0 5 10 15 20 25 30 2008 2006 2007 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 g.PDRB Listrik Jkt g.Kons Listrik (rhs) %, y-o-y %, y-o-y

Sumber : Pertamina, diolah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-150 -100 -50 0 50 100 150 200 250 300 350 g.PDRB Listrik Jkt g.Kons. BBM Listrik (rhs) Grafik I.63 Grafik I.63 Grafik I.63

Grafik I.63 Grafik I.63 Kredit Lokasi Proyek Sektor Listrik Grafik I.64 Grafik I.64 Grafik I.64 Grafik I.64 Grafik I.64 NPLs Sektor Listrik

%, y-o-y %, y-o-y 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2006 2007 2008 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 g.PDRB Listrik Jkt g.kredit Listrik (rhs) Rp miliar % 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2006 2007 2008 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 Nominal NPL Listrik Jakarta NPL Listrik Jakarta (rhs) 6. Listrik

Sektor listrik tumbuh relatif stabil sebesar 7,3% (y-o-y). Sektor listrik tumbuh relatif stabil sebesar 7,3% (y-o-y). Sektor listrik tumbuh relatif stabil sebesar 7,3% (y-o-y).

Sektor listrik tumbuh relatif stabil sebesar 7,3% (y-o-y). Sektor listrik tumbuh relatif stabil sebesar 7,3% (y-o-y). Terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan pertumbuhan sektor listrik tidak maksimal, yaitu perawatan rutin dan terhambatnya pasokan bahan bakar di beberapa pembangkit listrik seperti PLTU Paiton, PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok. Ke depan, diharapkan supply listrik di wilayah Jakarta termasuk Jawa Bali akan meningkat. Pada saat ini sedang dikerjakan pembangunan beberapa PLTGU yang memiliki daya di atas 600 MW.

Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang membaik. Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang membaik.Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang membaik. Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang membaik.Pembiayaan di sektor listrik relatif meningkat, dengan kualitas kredit yang membaik. Meskipun jumlah kredit di sektor ini relatif kecil, namun pertumbuhannya relatif tinggi (88,5%), dengan outstanding kredit per Agustus 2008 Rp 6,12 triliun. Kualitas kredit di sektor listrik relatif baik dengan NPLs sebesar 0,1 %.

Gambar

Grafik I.1 Indeks Keyakinan Konsumen (Survei Konsumen √ BI)
Tabel I. 2  Strata penghasilan Penghasilan Jakarta (Rp Ribu) (%)Strata A1 &gt;3.000 13 A2 2.000 - 3.000 16 B 1.500 - 2.000 20 C1 1.000 - 1.500 25 C2 700 - 1.000 18 D 500 - 700 4 E &lt; 500 3 Sumber : AC Nielsen, 2007 Grafik  I.10Grafik  I.10Grafik  I.10Gra
Grafik I.19Grafik I.19Grafik I.19Grafik I.19Grafik I.19 Survei Penjualan EceranIndeks SBT
Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31
+7

Referensi

Dokumen terkait

Temperatur thermodinamik T dengan satuan kelvin (K) dinyatakan sebagai besaran dasar yang dapat pula dinyatakan dalam temperatur (t ) dalam satuan Celcius. Kelvin

Keuntungan dari bioautografi kontak yaitu merupakan metode yang mudah untuk dilakukan dan hasilnya dapat terlihat jelas tanpa harus menggunakan reagent MTT. Bila

Penelitian ini membuktikan bahwa T- RFLP untuk mencapai hasil analisis yang dapat diamati, sebaiknya dilakukan analisis dengan kondisi siklus PCR sebanyak ±25 kali,

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik,

Jika pada buku karangan O’Hanlon dan Mochizuki melihat kebijakan dialog sebagai upaya penyelesaian masalah krisis tahun 2003, tesis ini memiliki sudut pandang lain yang

• Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Pengertian ilmu ekonomi,

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis saya dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung dalam kemampuan manajerial akan berpengaruh