• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Paling tidak, ada empat petanyaan yang ingin dijawab melalui kajian deskriptif dalam kurun waktu 25 tahun ini, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Paling tidak, ada empat petanyaan yang ingin dijawab melalui kajian deskriptif dalam kurun waktu 25 tahun ini, yaitu:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian dalam bidang Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) telah mengalami perkembangan yang pesat di serata kontinen. Bukan saja karena perkembangan teknologi, akan tetapi pesatnya perkembangan tersebut juga dipicu oleh kemjauan dalam teori-teori pendidikan. Akan tetapi, Duit (2007) menyatakan bahwa penelitian-penelitian yang sudah ada biasanya cenderung terlalu menyederhanakan masalah. Penelitian yang terpisah-pisah tidak memberikan hasil yang komprehensif.

Analisis Widodo (2009) terhadap Perkembangan penelitian tugas akhir mahasiswa di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikian Indonesia (UPI) menunjukkan bahwa Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa Jurusan pendidikan Biologi UPI sudah searah dengan penelitian pendidikan sains di dunia internasional, namun terlambat beberapa tahun. Kendatipun demikian, konsep-konsep yang diteliti kurang merata sebarannya. Sebagian besar penelitian dilakukan pada jenjang SMA. Level SMP relatif jarang diteliti sehingga informasi tentang pembelajaran biologi di SMP kurang tersedia. Metode penelitian yang banyak digunakan mahasiswa adalah eksperimen, deskriptif, korelasional, dan studi pustaka.

Analisis penelitian pendidikan sains yang dilakukan oleh White (1997) menunjukkan bahwa penelitian pendidikan sains mengalami perubahan signifikan dalam hal metode dan topik penelitian. Topik-topik yang diteliti juga berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun. Review yang dilakukan oleh Jenkin (2001) terhadap penelitian- penelitian yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa penelitian tentang guru, siswa, buku teks, pedagogi, kurikulum, dan asesmen sudah banyak dilakukan.

Bagaimana sesungguhnya karakteristik penelitian tugas akhir mahasiswa di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau selama kurun hampir 25 tahun sejauh ini belum pernah dilaporkan. Padahal kajian dasar ini amat penting bagi perencanaan pengembangan pendidikan MIPA di FKIP Universitas Riau.

1.2 Perumusan Masalah

Paling tidak, ada empat petanyaan yang ingin dijawab melalui kajian deskriptif dalam kurun waktu 25 tahun ini, yaitu:

1) Pada jenjang sekolah apa penelitian tugas akhir mahasiswa Pendidikan Biologi lebih banyak difokuskan?

2) Jenis Metode penelitian pendidikan apa paling banyak digunakan mahasiswa Pendidikan Biologi dalam penelitian tugas akhir mereka?

(2)

3) Konsep Biologi apa saja yang paling dominan dipilih sebagai variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian tugas akhir mereka?

4) Aspek pembelajaran Biologi apa saja yang paling dominan dipilih sebagai variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian tugas akhir mereka?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih faktual dan menyeluruh tentang kecenderungan penelitian tugas akhir mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau.

1.4 Kontribusi Penelitian

Hasil kajian deskriptif ini diyakini akan memberikan kontribusi positif bagi banyak pihak, antara lain:

1) Bagi mahasiswa dalam memilih topik-topik penelitian untuk tugas akhir

2) Bagi dosen dalam menggali topik-topik penelitian yang melibatkan mahasiswa calon bimbingan

3) Bagi Pengelola Laboratorium dalam penembangan topik riset unggulan program studi 4) Bagi Program Studi dalam menetapkan kebijakan pembelajaran biologi berbasis riset 5) Bagi Jurusan dalam menentukan belue print penelitian Pendidikan Guru MIPA

6) Bagi Fakultas dalam menggali kebijakan reformatif Pengembangan Pendidikan Guru Berbasis Riset.

(3)

BAB II TINNJAUAN PUSTAKA

Penelitian dalam bidang pendidikan Sains terus mengalami perkembangan. Selain perkembangan itu dipicu oleh kemajuan dalam teknologi pembelajaran, juga karena perkembangan dalam teori-teori tentang pembelajaran sains itu sendiri. Salah satu hasil kajian yang menarik tentang kecendrungan perkembangan penelitian dalam pendidikan sains seperti dilaporkan oleh Ychang et al. (2010). Menurut hasil tinjauannya selama sampir 17 tahun belakangan ini, penelitian pendidikan sains di dunia bermuara pada sembilan topik, yaitu: 1) konsep ilmiah, 2) praktik pemebelajaran, 3) perubahan konseptual dan pemetaan konsep, 4) Pengembangan Profesi, 5) Analogi dan perubaahan konseptual, 6) watak sains dan isu sosio-saintifik, 7) kemahiran menalar dan pemecahan masalah, 8) perancangan dan pendidikan daerah perkotaan, dan 9) sikap dan gender.

Gambar 2.1 Trend perkembangan sembilan topik dalam penelitian pendidikan sains dari 1990-2007 (Ychang et al., 2010).

Peneliti lain (Asshoff and Hammann,2009) mencoba melakukan pendeskripsian menurut perbedaan kategori pengklasifikasian penelitian pendidikan sains. Paling tidak ada sembilan kategori yang dapat dibuat terhadap topik-topik penelitian pendidikan sains, yaitu: 1). Pendidikan guru, 2) pengajaran, 3) pembelajaran yang terkait dengan konsepsi mahasiswa dan perubahan konseptual, 4) pembelajaran yang terkait dengan suasana kelas dan karakteristik pembelajar, 5) tujuan dan kebijakan, kurikulum, evaluasi dan asesmen, 6) budaya, sosial dan isu gender, 7) sejarah filosofi, epistemologi, dan watak sains, 8) teknologi pendidikan, dan 9) pembelajaran informal.

White (1997) menemukan bahwa penelitian di pendidikan Sains di Jerman tampaknya sangat mirip dengan penelitian yang dilakukan di negara-negara lain pada tahun 1980-an. Pada saat itu sebagian penelitian dilakukan secara eksperimental dalam setting yang relatif sederhana dan terkondisi. Sebagian besar penelitian mengkaji pengaruh

(4)

atau hubungan suatu variabel terhadap variabel yang lain, misalnya pengaruh media terhadap hasil belajar siswa. Penelitian-penelitian semacam ini tentu saja bermanfaat sebagai informasi awal, namun sesungguhnya hasil belajar tidak mungkin dipengaruhi oleh satu variabel saja. Karena itu penelitian semacam ini sesungguhnya terlalu menyederhanakan masalah, sehingga sekalipun penelitian semacam ini sudah banyak dilakukan namun dampaknya terhadap pembelajaran masih kurang berarti.

Hasil penelitian Widodo, Sriyati dan Rahman (1997). menunjukkan bahwa tidak ada perbedan yang berarti antara penelitian yang dilakukan sesudah tahun 2001 dengan penelitian yang telah dianalisis sebelumnya. Tema dan metode penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa S-1 ini ternyata juga cukup mirip dengan penelitian yang dilakukan mahasiswa S2 (Widodo, 2008). Perbedaan yang ditemukan adalah dalam hal kedalaman dan kompleksitasnya.

Saat ini penelitian pendidikan yang kita lakukan baru berkisar pada dua variabel sajayaitu sains dan pedagogi. Sayangnya dari hal yang terbatas ini kita menelitinya secara terpisah.materi biasanya hanya diperlakukan sebagai sesuatu yang terpisah dari aspek pedagogi. Misalnya apabila kita meneliti suatu metode, penelitian tentang metode tersebutmemang dilakukan pada suatu materi tertentu. Meskipun demikian, materi hanya menjadi “tempelan” saja seolah metode tersebut tidak terkait dengan karakteristik materi tertentu. Sejumlah ahli secara tegas menyatakanbahwa rancangan pembelajaran sains tidak bisa dipisahkan dengan karakteristik materi (Baumgartner et al., 2002; Jenkin, 2001).

Duit (2007) menganjurkan agar penelitian pendidikan di masa mendatang bisa mengkaji masalah secara lebih komprehensif dari berbagai sisi.

Gambar 2.2 Disiplin ilmu yang terkait dengan pendidikan sains (Duit, 2007)

Inti kegiatan pendidikan adalah proses pembelajaran di kelas. Oleh karena penelitianpembelajaran semestinya menjadi prioritas. Sayangnya jumlah penelitian proses pembelajaran masih sangat terbatas. Sejauh ini sebagain besar penelitian masih berkisar tentang pembelajaran (misalnya pengaruh media, metode, ataupun pendekatan tertentu terhadap prestasi) namun belum menyentuh aspek bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian-penelitian yang terdahulu aspek yang dikaji pada umumnya

(5)

adalah tentang faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran dan pengaruhnya, dan bukan pada bagaimana faktor-faktor tersebut berlangsung dalam proses pembelajaran. Misalnya, penelitian tentang penggunaan media dalam pembelajaran hanyalah meneliti ada tidaknya perubahan prestasi setelah digunakannya media tersebut dan belum mengkaji bagaimana proses pembelajaran berlangsung pada saat media tersebut digunakan. Di masa mendatang penelitian tentang prosespembelajaran hendaknya mendapatkan lebih banyak perhatian.

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Pekanbaru, pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.

3.2 Rancangan Penelitian

Racangan penelitian yang sesuai dengan masalah yang diajukan adalah rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan library research. Rancangan ini diharapkan mampu memberikan gambaran faktual tentang karakteristik penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program S1 Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau dalam rentang waktu 25 tahun (1988-2012).

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh Karya Tugas Akhir (Skripsi) S1 Sarjana Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau dalam kurun 1988-2012 yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi. Dari hasil penelusuran, diperoleh sebanyak 525 buah, terdiri dari 315 Skripsi Pendidikan Biologi, dan 210 Skripsi Non Pendidikan Biologi (Sains Biologi). Bila diasumsikan rerata jumlah Skripsi yang dihasilkan sebanyak 50 buah per Angkatan, maka untuk kurun 25 Angkatan diperkirakan akan ada sebanyak 1250 buah Skripsi yang tersimpan di pusat dokumentasi. Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan teknik total sampling dengan menganalisis seluruh skripsi yang ada sebagai sampel, yaitu sebanyak 525 buah. Sebarannya menurut Angkatan (Tahun) seperti ditera dalam tabel berikut ini.

No Tahun Jumlah 1 1988 3 2 1989 11 3 1990 9 4 1991 17 5 1992 32 6 1993 13 7 1994 15 8 1995 6 9 1996 14 10 1997 45 11 1998 42 12 1999 31 13 2000 30 14 2001 22

(7)

15 2002 32 16 2003 8 17 2004 16 18 2005 25 19 2006 19 20 2007 30 21 2008 11 22 2009 5 23 2010 14 24 2011 29 25 2012 46 TOTAL 525 3.4 Parameter Penelitian Parameter yang diteliti meliputi:

1) Sekolah yang menjadi fokus penelitian, 2) Ragam Metode penelitian,

3) Konsep Biologi yang diteliti sebagai variabel bebas (X), 4) Konsep Biologi yang diteliti sebagai variabel terikat (Y),

5) Aspek pembelajaran Biologi yang diteliti sebagai variabel bebas (X), dan 6) Aspek pembelajaran Biologi yang diteliti sebagai variabel terikat (Y).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh gambaran karakteristik setiap parameter, maka data dikumpulkan melalui analisis terhadap abstrak Skripsi (Widodo, 2009) yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau sejak tahun 1988-2012.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif melalui pendekatan analisis kuantitatif.

(8)

Jum lah Sk ri p si ( % ) BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Sekolah Subjek dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Selama rentang dua puluh lima tahun (1988-2012), mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau (UR) cenderung memilih SMA untuk penelitian tugas akhir mereka (Gambar 4.1). Tidak ada satu pun penelitian pada jenjang SMK. Untuk jenjang Sd prosentasenya sangat kecil. Jenjang SMP dan Perguruan Tinggi relatif hampir sama meskipun prosentasenya separuh dari jumlah yang diteliti pada jenjang SMA.

60 50,2 50 40 30 24,1 20 23,2 10 0 2,5 0 Perguruan Tinggi SMK SMA SMP SD Jenjang Sekolah

Gambar 4.1. Subjek Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Kajian yang dilakukan oleh Widodo (1989) terhadap 623 Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam kurun 8 tahun (2001- 2008) juga memperlihatkan kecendrungan yang sama dimana SMA merupakan jenjang yang paling banyak diteliti oleh mahasiswa dalam penelitian tugas akhir mereka. Tidak ada mahasiswa yang meneliti di jenjang SMK dan SD. Jumlah mahasiswa yang meneliti pada jenjang perguruan tinggi juga relatif sangat terbatas. Kecendrungan ini agak sedikit berbeda dengan Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UR dalam kurun 1988-2012. Kecendrungan penelitian yang terkonsentrasi pada jenjang SMA boleh jadi disebabkan karena dalam kurun 1990-2000, rekruitmen lulusan Program S1 Pendidikan Biologi memang umumnya diangkat menjadi guru SMA, ketimbang SMP dan SD. Pola pengangkatan dan penempatan ini cenderung mengalami pergeseran ke jenang SMP dalam sejak tahun 2000 hingga sekarang. Penempatan mahasiswa Praktik Mengajar (PPL) yang umumnya pada jenjang SMA juga diduga menjadi faktor penyebab mereka lebih memilihi

(9)

Jum lah Sk ri p si ( % )

penelitian tugas akhir pada jenjang tersebut karena mereka sudah memiliki informasi awal dan pengalaman di sekolah tempat mereka praktik. Tidak adanya penelitian pada jenjang SMK bisa jadi disebabkan karena para Sarjana Pendidikan Biologi relatif hampir tidak ada yang menjadi guru biologi di SMK maupun pengalaman praktik mengajar di sana.

2. Ragam metode Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Metode Deskriptif cenderung paling banyak dipakai Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UR dalam penelitian tugas akhir mereka selama kurun 1998-2012 (Gambar 4.2). Metode survey, PTK, dan eksperimen relatif banyak. Sedangkan metode korelasi, komparatif dan liberary research relatif paling sedikit.

30,0 25,0 23,8 25,0 20,0 19,4 18,1 15,0 10,0 8,8 5,0 0,0 4,6 0,4

Survey Deskriptif PTK Eksperimen Korelasi Komparatif Library

Research

Metode Penelitian

Gambar 4.2. Ragam metode Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Kecenderungan ini sangat kontras dengan situasi yang tejadi pada jurusan Pendidikan Biologi UPI dalam kurun 2001-2008 sebagaimana dilaporkan oleh Widodo (1989). Metode Eksperimen dan Deskriptif cenderung lebih banyak dipilih mahasiswa Pendidikan Biologi UPI untuk penelitian tugas akhir mereka. Sementara mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UR lebih banyak menggunakan metode deskriptif dan survey. 3). Konsep Biologi yang diteliti sebagai variabel bebas (X),

Terdapat sekitar 57 konsep Biologi yang telah diteliti sebagai variabel Bebas dalam Skripsi Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau selama kurun 1988-2012 (Gambar 4.3). Dua Konsep Biologi yang paling banyak diteliti adalah masalah polusi dan vegetasi. Sementara yang relatif banyak diteliti adalah alelopati, biofertilizer, fitohormon, insekta, dan bakteri. Selebihnya relatif kurang atau sangat minim diteliti.

(10)

K on sep B io logi V ar iabe l B ebas 57. Reproduksi Hewan 1 56. Bioindikator 1 55. Senescence 1 54. Alga 1 53. Ekologi Tumbuhan 1 52. Mycology 1 51. Interaksi tumbuhan 1 50. Zonasi 1 49. Isoptera 1 48. Fermentasi 1 47. Kompetisi 1 46. Gulma 1 45. Maturasi Buah 1 44. Leaf Injury 1 43. Klorofil 1 42. Makanan 1 41. Makanan 1 40. Reproduksi Tumbuhan 1 39. Mulsa 1 38. Regenerasi 1 37. Distribusi 1 36. Genetika 2

35. Sistem Pencernaan Manusia 2

34. Fisiologi Biji 2

33. Media Tumbuh Tanaman 2

32. komunitas 2 31. Biomassa 2 30. Makanan 2 29. Bioindikator 2 28. Invertebrata 2 27. Kelimpahan 2 26. Bivalvia 2 25. Struktur 2 24. Pisces 2 23. Dormansi 2 22. Kepadatan populasi 2 21. Fotobiologi 2 20. Zooplankton 3 19. Vermes 3

18. Sistem reproduksi Hewan 3

17. Toksisitas 3 16. Insektisida 3 15. Alga 4 14. Komunitas 4 13. Parasitologi 4 12. Benthos 4 11. Populasi 4 10. Fitoplankton 5 9. Pertumbuhan Tanaman 6 8. Gastropoda 9 7. Bakteri 12 6. Insekta 12 5. Fitohormon 13 4. Biofertilizer 13 3. Alelopati 14 2. Vegetasi 18 1. Polusi 21 0 5 10 15 20 25 Jumlah

Gambar 4.3. Konsep-konsep Biologi yang dipilih sebagai Variabel Bebas dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

(11)

14. Eksplan tanaman 2

13. Mortalitas Larva 2

12. Populasi Hewan 2

11. Kelimpahan hewan 2

10. Pertumbuhan Benih ikan 2

9. Fisiologi Ikan 2 K on sep B io lo gi Va ri ab el T er ika ts

4). Konsep-konsep Biologi yang dipilih sebagai Variabel Terikat dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Terdapat sekitar 40 konsep Biologi yang telah diteliti sebagai variabel Terikat dalam Skripsi Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau selama kurun 1988- 2012 (Gambar 4.4). Konsep Biologi yang paling banyak diteliti adalah pertumbuhan vegetatif tanaman. Selebihnya sangat sedikit diteliti.

40. Fenotip 1

39. Multiplikasi tunas 1

38. Organ reproduksi Hewan 1

37. Maskulinisasi ikan cupang 1

36. Kadar vitamin -C dan susut… 1

35. Jumlah embrio 1

34. Perkembangan Embrio 1

33. Respon serangga 1

32. Perkembangan Sel 1

31. Sumber energi listrik 1

30. Kualitas metabolit skunder 1

29. Kadar glukosa darah 1

1 27. Dormansi benih 1 26. Perkecembahan biji 1 25. Perkembangan Hewan 1 24. Perubahan Struktur… 1 23. Pertumbuhan jamur 1 22. Mortalitas 1 21. Perkembangan hewan 1 20. Diferensiasi organ 1 19. Morfologi tanaman 1

18. Pembungaan dan buah 1

17. Tabel hidup serangga 1

16. Kepadatan dan biomassa 1

15. Populasi dan berat tubuh 1

8. Fermentasi 2 7. Pertumbuhan Hewan 3 6. Kualitas perairan 3 5. Pertumbuhan bakteri 3 4. Fertilitas hewan 3 3. Perkecambahan biji 3

2. Lethal konsentrasi Ikan mas 4

1. Pertumbuhan vegetatif… 27

0 5 10 15 20 25 30

Jumlah

Gambar 4.4. Konsep-konsep Biologi yang dipilih sebagai Variabel Terikat dalam

(12)

K o n sep P e m be la ja ra n B iol o gi Va ri a b e l Be b a s

5). Konsep-konsep Pembelajaran Biologi yang dipilih sebagai Variabel Bebas dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

151. Aktivitas belajar 148. Penguasaan kurikulum 145. Pemberian Penejelasan 142. Keterampilan Membuka dan Menutup 139. Asessment Kinerja 136. Learning Cycle 133. Pembelajaran Koopertif Round Robin 130. Faktor Lingkungan 127. Pendekatan Penemuan Terpimpin 124. LKS Non-Eksperimen 121. Tugas Klipping 118. Metode Bervariasi 115. Metode Demonstrasi 112. Penguasaan Istilah Latin 109. Teknik Mnemonics 106. Test 103. Produktivitas Program Studi 100. Instrumen Pengukuran 97. Pembelajaran Koopertif Tipe Cooperatif Integrated reading…

94. Pembelajaran Koopertif Tipe Bamboo Dancing 91. Pembelajaran Koopertif Tipen Time Token 88. Mind Mapping 85. Media Audio Visual 82. Pelaksanaan PPL 79. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 76. Aktivitas Siswa 73. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut 70. Dosen Pembimbing 67. Tugas terstruktur 64. Media Papan Flanel 61. Pemberian Pertanyaan 58. Reinforcement 55. Pemberian Acuan Pelajaran 52. Tugas Merangkum 49. Kesulitan belajar 46. Penampilan Guru 43. Sikap Guru 40. Pembelajaran Koopertif tipeTTW 37. Pembelajaran kooperatif tipe TGT 34. Pemanfaatan Laboratorium 31. Pemberian Tugas 28. Peta Konsep 25. Interaksi 22. Belajar Tuntas 19. Embedded Test 16. Guru Pamong 13. Media Gambar 10. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 7. Persepsi Mahasiswa 4. Analisis Butir Soal 1. Penguasan Materi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 7 7 7 8 8 9 10 26 0 5 10 15 20 25 30 Jumlah

Gambar 4.5. Konsep-konsep Pembelajaran Biologi yang dipilih sebagai Variabel Bebas dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

(13)

Jum

lah

Terdapat sekitar 151 konsep pembelajarn Biologi yang telah diteliti sebagai variabel Bebas dalam Skripsi Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau selama kurun 1988-2012 (Gambar 4.5). Jumlah ini hampir empat kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah konsep pembelajaran biologi yang diteliti oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UPI selama kurun 2001-2008 (Widodo, 1989).

Konsep pembelajarn Biologi yang paling banyak diteliti adalah tentang penguasaan materi, sementara konsep yang paling banyak diteliti sebagai variuabel bebas di Jurusan Biologi UPI adalah model pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi di UR bisa jadi sebagai dampak dari implementasi kurikulum dan orientasi pembelajaran selama hampir dua dasawarna 1984-2005). Selama kurun tersebut, seluruh LPTK di Inonesia (termasuk Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UR) menerapkan kurikulum berbasis ini dengan paradigma pembelajaran cenderung berpusat pada dosen. Implementasi kurikulum ini cenderung menekankan pada penguasaan materi ketimbang pemerolehan kompetensi.

Seperti argumen Jenkins (2001) bahwa perkembangan penelitian dalam pendidikan sains sangat dipengaruhi oleh proyek-projek pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, penelitian yang dilaksanakan sejak 1960an sering dikaitkan dengan kegiatan pengembangan kurikulum yang mengeksplor keunggulan-keunggulan kurikulum baru, atau pun kurikulum yang sudah ada sebelumnya (Hake, 1999; Behrendt et al., 2001).

6). Konsep-konsep Pembelajaran Biologi yang dipilih sebagai Variabel Terikat dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

Terdapat sekitar 20 konsep pembelajarn Biologi yang telah diteliti sebagai Variabel Terikat dalam Skripsi Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau selama kurun 1988-2012 (Gambar 4.6). Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah konsep pembelajaran biologi yang diteliti sebagai varibel terikat oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UPI selama kurun 2001-2008 (Widodo, 1989).

160 140 120 100 80 60 40 20 0 146 13 13 9 7 7 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Konsep Pembelajaran Biologi Variabel Terikat

Gambar 4.6. Konsep-konsep Pembelajaran Biologi yang dipilih sebagai Variabel Terikat dalam Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 1988-2012.

(14)

Konsep pembelajarn Biologi yang paling banyak diteliti sebagai varibael terikat di UR adalah tentang hasil belajar siswa, sementara di UPI adalah masalah pemahaman dan keterampilan proses sains. Hasil peninjauan Chang et al. (2010) tentang trend penelitian pendidikan sains berdasarkan analisis terhadap jumlah publikasi ilmiah selama kurun

2003–2007, memperlihatkan bahwa guru-guru sains paling tertarik meneliti tentang

konteks topik-topik yang berkenaan dengan konteks pembelajaran mahasiswa, semisal lingkungan pembelajaran dan dimensi efektif pembelajaran sains. Namun demikian, dalam 10 tahun belakangan, para peneliti telah mengubah sejumlah topik risetnya. Perubahan tersebut ditunjukkan oleh adanya peningkatan minat pada topik-topik penelitian tentang konteks belajar dan mengajar, sementara konsepsi tentang mahasiswa dan perubahan konseptual serta dimensi budaya, sosial, dan isu-isu gender cenderung kurang diminati.

Banyak studi-studi lain telah difokuskan pada kesulitan dalam pengajaran yang terkait dengan isu-isu kurikulum baru dan strategi pengajaran baru. Namun demikian, reformasi 1980an, munculnya perspektif baru terhadap belajar-mengajar menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma ke arah penelitian-penelitian tentang konsepsi mahasiswa dan cara mereka menalar (De Jong, 2005; DeHaan, 2011).

Literatur pendidikan sains telah dirajai oleh temuan-temuan peneltian yang berkaitan dengan pemahaman anak-anak dan fenomena pembelajaran ilmiah pada dua dekade belakangan (Jenkins, 2001; Boersama, et al., 2005). Sejalan dengan minat di bidang ini, dari waktu-ke waktu, penelitian lebih difokuskan pada proses belajar, khususnya perubahan konseptual. Ada juga muncul meinat dalam kajian dimensi sosial dan kultural dari pemerolehan pengetahuan, misalnya kajian tentang wacana antara guru dan murid dalam kelas. Trend lainnya yang sedang berkembang adalah kajian tentang kegiatan praktikum, terutama inkuiri, implementasi dan penggunaan strategi pemecahan masalah, dan penggunaan internet, perangat lunak komputer, dan multimedia interaktif (De Jong, 2005; Dirks, 2011; di Fuccia et al., 2012).

(15)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat diambil sejumlah kesimpulan. Pertama, tugas akhir mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau dalam kurun 25 tahun (1988-2012) cenderung memilih subjek penelitian pada jenjang SMA. Kedua, Metode Deskriptif, Survey, PTK, dan Eksperimen paling banyak dipakai. Sementara metode korelasional dan komparatif serta studi pustaka masih sangat kurang. Ketiga, paling tidak ada 57 konsep biologi yang diteliti oleh sebagai bariabel bebas; yang paling dominan adalah tentang: Polusi>Vegetasi>Alelopati>Biofertilzer>Fitohormon>Insekta & Bakteri. Sementara untuk variabel Terikat ada 40 konsep yang sudah ditelit; yang paling dominan adalah Pertumbuhan vegetatif tanaman. Keempat, terdapat paling sedikit 152 aspek pembelajaran biologi yang telah diteliti sebagai Variabel Bebas; yang paling dominan adalah tentang: Penguasaan Materi. Sementara untuk Variabel Terikat ada 20 aspek pembelajaran yang diteliti; yang paling dominan adalah tentang hasil belajar.

Berdasarkan temuan tersesebut, untuk peningkatan dan pengembangan mutu penelitin tugas akhir mahasiswa pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari aspek subjek (jenjang Sekolah), pengembangan penelitian tugas akhir mahasiswa pendidikan biologi FKIP UR sebaiknya lebih diarahkan ke jenjang SMP karena sebagian besar lulusan cenderung diangkat menjadi guru pada jenjang tersebut.

2. Pengembangan aspek metode penelitian untuk tugas akhir mahasiswa pendidikan biologi FKIP UR dapat lebih diarahkan juga pada metode korelasional dan komparatif serta studi pustaka (library research).

3. Lingkup konsep biologi yang akan diteliti (variabel bebas maupun variabel terikat) dapat diperluas dengan mempertimbangkan sebaran mata kuliah MKK dalam kurikulum Pendidikan biologi FKIP UR sehingga lebih merata.

4. Secara sistemik, penelitian komponen proses pembelajaran Biologi patut mendapat perhatian lebih memadai ketimbang komponen hasil belajar dalam penelitian untuk tugas akhir mahasiswa pendidikan biologi FKIP UR.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Asshoff , R and Hammann, M. (2009). Content analysis of the ERIDOB proceedings and comparison with the International Journal of Science Education. In. Hammann, M., Waarlo, A.J, and Boersma, K. (Eds.). The Nature of Research in Biological

Education Old and New Perspectives on Theoretical and Methodological Issues.

Freudenthal Institute for Science and Mathematics Education, Utrecht University, The Netherlands, pp. 431-446.

Baumgartner, et al. (2002). Design-based research: An emerging paradigm for educational inquiry. Educational Researcher 32 (1), 5-8.

Behrendt, H., Dahncke, H., Duit, R., Gräber, W., Komorek, M and Reiska, P. (2001).

Research in Science Education –Past, Present, and Future. Kluwer Academic

Publishers, New York.

Boersama, K., Goedhart, M and Eijkelhor, H. (2005). Research and The Quality of Science

Education. . Kluwer Academic Publishers, New York.

Chang, Y-H, Tseng, Y-H, and Ye, C. (2010). Trends of Science Education Research: An Automatic Content. Analysis. J Sci Educ Technol 19, 315–331

DeHaan, R.L. (2011). Education research in the biological sciences: A nine decade

review. BER_RLD_final (1-18-11). Emory University.

De Jong. (2007). Research And Teaching Practice In Chemical Education: Living Apart Or Together? Chemical Education International 6 (1), 1-6.

di Fuccia, D and Witteck, T., markic, S, and Eilks, I. (2012). Trends in Practical Work in German Science Education. Eurasia Journal of Mathematics, Science &

Technology Education 8(1), 59-72 .

Dirks, C. (2011). The Current Status and Future Direction of Biology Education Research. National Research Council Commissioned Paper, January 2011. The Evergreen State College.

Duit, R. (2007). Science education research internationally: Conception, research methods, domain of research. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, 3(1), 3-15.

Hake, R.R. (1999). Research, Development, and Change In Undergraduate Biology

Education (Redcube): A Web Guide For Non-Biologists. Available at http://physics.indiana.edu/~redcube (Retrieved on July 8, 2013).

Jenkin, E. W., (2001). Research in science education in Europe: Retrospect and prospect.

In H. Behrendt, H. Dahncke, R. Duit, W. Graeber, M. Komorek, A. Kross & P.

Reiska, (Eds.). Research in Science Education – Past, Present, and Future. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

White, R. (1997). Trends in research in science education. Research in Science Education,

27(2), 215-221.

Widodo, A. (2009). Gambaran penelitian pendidikan biologi: Perkembangan penelitian di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Asimilasi 1(1), 54‐61.

Ychang, Y.H ., Chang , C.Y and Tseng, Y.H. (2010). Trends of Science Education Research: An Automatic Content Analysis . J Sci Educ Technol 19:315–331.

Gambar

Gambar 2.1 Trend perkembangan sembilan topik dalam penelitian pendidikan sains dari  1990-2007 (Ychang et al., 2010)
Gambar 2.2 Disiplin ilmu yang terkait dengan pendidikan sains  (Duit, 2007)
Gambar 4.1. Subjek Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP  Universitas Riau 1988-2012
Gambar 4.2. Ragam metode Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP  Universitas Riau 1988-2012
+5

Referensi

Dokumen terkait

The dual-Reciprocity Laplace Transform Boundary Element Method (DRL TBEM) will be used to solve time-dependent thermally and homogeneous body heat conduction

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Terkait dengan teori agency, hubungan manajemen laba dengan ukuran perusahaan dijelaskan bahwa agen (manajemen) perusahaan kecil cenderung akan menaikkan laba di dalam

Tipografi adalah suatu proses untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak, oleh karena itu menyusun meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

informasi publik ini dibatasi dengan hak individual dan privacy seseorang terkait dengan data kesehatan yang bersifat rahasia (rahasia medis). Jadi dalam hal ini dapat dianalisis