• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PEMBAHASAN. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

a. Hubungan Persepsi Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh rangsangan yang diterima dari luar yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga menimbulkan suatu pemahaman (Walgito, 2010). Seseorang yang mempunyai persepsi kuat terhadap suatu obyek seperti contoh dalam penelitian ini terkait gurah vagina teknik ratus yang banyak ditawarkan oleh berbagai pusat kecantikan, dimana persepsi itu terbentuk karena banyak faktor yang mempengaruhi. Sebagai contoh perhatian yang ditujukan pada suatu obyek secara terus menerus sehingga menimbulkan suatu persepsi yang kuat.

Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi dengan kategori positif dibandingkan dengan kategori negatif. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara persepsi dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini sesuai dengan penelitian McKee (2009) bahwa keyakinan, sikap, dan norma-norma sosial yang terkait dengan douching telah dilakukan oleh perempuan Amerika dan Afrika. Seseorang yang mempunyai keyakinan yang kuat akan mempengaruhi persepsi.

Dengan semakin positif persepsi responden terhadap gurah vagina maka semakin banyak yang mengambil gurah vagina teknik ratus, seharusnya semakin

(2)

positif persepsi dari responden maka perempuan yang melakukan gurah vagina teknik ratus menjadi lebih sedikit. Namun kenyataan di lapangan diperoleh hasil bahwa semakin positif persepsi responden semakin banyak yang melakukan gurah vagina teknik ratus. Terkait dengan pernyataan pada variabel persepsi yang paling banyak dijawab dengan kategori “ya” oleh responden adalah gurah vagina teknik ratus memberikan aroma wangi pada organ intim kewanitaan dengan rata-rata skor tertinggi diantara pernyataan variabel persepsi lainnya.

Sedangkan skor yang terendah pada pernyataan variabel persepsi pada pernyataan bahwa gurah vagina teknik ratus dapat mengobati penyakit kelamin. Terlihat bahwa sedikit responden yang menjawab dengan kategori “ya” untuk pernyataan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya sebagian besar responden mengetahui bahwa gurah vagina teknik ratus tidak dapat mengobati penyakit kelamin namun karena terpengaruh oleh keyakinan yang kuat bahwa setelah melakukan gurah vagina teknik ratus organ intim menjadi wangi maka hal tersebut yang dominan mempengaruhi pengambilan keputusan.

Demikian pula dengan hasil rata-rata skor untuk pernyataan variabel persepsi mengenai kesan rapat seperti layaknya perempuan yang masih gadis dibawah rata-rata skor pernyataan yang menyatakan bahwa gurah vagina teknik ratus memberikan aroma wangi, namun tetap memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sehingga dengan persepsi yang positif tidak akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam melakukan gurah vagina teknik ratus karena sudah tertanam kuat keyakinan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Hilber et al.,(2010) yang menyatakan bahwa motif untuk melakukan

(3)

douching adalah mengurangi lendir sehingga memberikan sensasi “rapat” saat berhubungan seksual. Demikian pula hasil penelitian yang dikemukakan oleh Farida (2006), masih banyak pendapat yang salah tentang KA (Kondiloma Akuminata) yaitu salah satunya vaginal douching membuat tubuh kebal terhadap KA. Dengan kata lain melakukan vaginal douching akan terbebas dari infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Sedangkan persepsi dari responden dengan kategori negatif dalam pengambilan keputusan melakukan gurah vagina teknik ratus semakin sedikit. Hal ini karena terkait dengan persepsi para responden mengenai gurah vagina teknik ratus tersebut.

Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel persepsi memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan teori perubahan perilaku Green, persepsi termasuk dalam faktor predisposisi dimana persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang.

b. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu objek tertentu dan menjadi domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Namun pengetahuan ini juga tidak mutlak menjadikan seseorang mengambil suatu tindakan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, hal ini sangat dipengaruhi berbagai faktor dari lingkungan luar. Menurut Hendra (2008) dalam Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa lingkungan

(4)

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya serta dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.

Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik lebih banyak daripada kategori yang kurang. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus yaitu semakin baik pengetahuan dari responden mengenai gurah vagina teknik ratus baik dari segi manfaat, efek atau dampak yang ditimbulkan maka semakin banyak responden yang memilih untuk melakukan gurah vagina teknik ratus.

Berdasarkan pernyataan mengenai variabel pengetahuan yang paling banyak dijawab dengan kategori “ya” oleh responden diketahui bahwa gurah vagina teknik ratus untuk mencegah serta meningkatkan kesehatan, kenyamanan, dan ketenangan namun bukan untuk mengobati. Hal ini sesuai dengan penelitian McKee et al., (2009) bahwa sebagian besar perempuan yang melakukan douching mempunyai pengetahuan bahwa dengan douching akan merasa bersih setelah berhubungan seksual, merasa bersih setelah menstruasi dan untuk mencegah infeksi.

Teori mengatakan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori

(5)

kesehatan, responden dengan pengetahuan yang baik bukan berarti lebih sedikit mengambil gurah vagina teknik ratus, walaupun gurah vagina tersebut masih kontroversial di masyarakat luas karena berkaitan dengan efek atau dampak yang ditimbulkan.

Hal ini tidak dapat dipungkiri apabila berkacamata dari dua sisi yaitu medis dan herbal yang pada kenyataan memang bertolak belakang (Putra, 2013). Pengetahuan yang dimiliki masing-masing responden tentunya berbeda antara satu dengan lain, karena gurah vagina teknik ratus ini merupakan salah satu perawatan yang ditawarkan di dunia kecantikan yang saat ini sangat berkembang pesat maka pengetahuan yang dimiliki responden akan dipengaruhi juga oleh gaya hidup (life style) dan trend yang ada. Dengan kata lain walaupun pengetahuan responden mengenai efek ataupun dampak dari gurah vagina dari segi medis tidak baik, tetapi karena dipengaruhi oleh trend dan perkembangan zaman serta life style maka walaupun pengetahuan tinggi mengenai hal tersebut tetap mengambil keputusan untuk melakukan gurah vagina teknik ratus.

Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Menurut Green dalam teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan yang termasuk dalam faktor predisposisi. Dalam penelitian ini apabila dikaitkan dengan teori perubahan perilaku, responden yang mengambil gurah vagina lebih banyak dengan kategori

(6)

pengetahuan baik daripada kategori kurang, hal ini disebabkan karena perubahan perilaku terkait dengan pengetahuan yang dimilikinya dan perubahan sikap karena mempunyai kepercayaan dan tradisi yang kuat mengenai efek melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus.

c. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolok ukur seseorang untuk mengambil suatu keputusan dalam berbagai hal, dengan kata lain sedikit tidaknya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki dapat menjadikan seseorang lebih kritis terhadap sesuatu hal yang diamati.Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan luas dibandingkan tingkat pendidikan lebih rendah (Notoatmodjo, 2003).

Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan dengan kategori tinggi daripada kategori menengah. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Martens dan Monif (2003) yang menyatakan bahwa perempuan dari ras kulit hitam dengan pendidikan rendah sering melakukan douching dan cenderung menderita BV (Bacterial Vaginosis) sebesar 76,5%. Hasil penelitian Grimley et al.,(2006) menyatakan bahwa wanita yang secara teratur melakukan douching sebesar 28,5% yang tidak sekolah menengah umum (SMU),

(7)

17,6% wanita yang berjenjang SMU, 13,0% tanpa gelar kesarjanaan dan dengan gelar kesarjanaan (S1) atau lebih tinggi 3,7%, dan lainnya 37,2%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas apabila dibandingkan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dengan variabel tingkat pendidikan tidak sesuai dengan teori. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan melakukan gurah vagina teknik ratus sebesar 25 orang (62,5%) dan yang tidak melakukan 15 orang (37,5%) sedangkan responden dengan tingkat pendidikan menengah yang melakukan gurah vagina teknik ratus sebesar 19 orang (82,6%) dan yang tidak melakukan 4 orang (17,4%).

Dapat disimpulkan bahwa responden yang melakukan gurah vagina teknik ratus sebagian besar dengan pendidikan yang menengah dengan persentase 82,6% namun dalam hal ini hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan dengan gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus.

d. Hubungan Status Ekonomi Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Hasil analisis secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus mempunyai status ekonomi dengan kategori tinggi dibandingkan dengan kategori menengah. Berdasarkan analisis secara bivariat dengan chi-square tidak ada hubungan yang signifikan

(8)

antara status ekonomi dengan gurah vagina teknik ratus. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian McKee et al.,(2009), vaginal douching secara luas dipraktekkan oleh perempuan Amerika dan lebih sering dan lebih umum di kalangan perempuan minoritas dan kalangan perempuan dengan status sosial ekonomi rendah. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Gama et al. (2008), bahwa vaginal douching banyak dilakukan oleh responden dengan status ekonomi rendah seperti PSK (Pekerja Seks Komersil).

Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel status ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa status ekonomi dari golongan tinggi maupun menengah tidak ada hubungan yang signifikan namun dilihat dari distribusi frekuensi responden dengan status ekonomi yang tinggi lebih banyak mengambil gurah vagina teknik ratus karena dengan alasan bahwa dengan ekonomi yang tinggi maka secara finansial mempunyai daya beli dan pengeluaran lebih dan digunakan untuk perawatan tubuh dalam hal ini para responden mengambil gurah vagina teknik ratus sebagai kebutuhan tersier.

e. Hubungan Fasilitas Pendukung Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Pada umumnya fasilitas pendukung merupakan salah satu sarana untuk menarik minat konsumen dalam pengambilan keputusan. Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa ketersediaan fasilitas akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden melakukan gurah vagina teknik ratus dengan fasilitas pendukung

(9)

kategori baik lebih banyak dibandingkan dengan fasilitas pendukung kategori kurang. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa variabel fasilitas pendukung dengan gurah vagina teknik ratus secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel fasilitas pendukung tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus.

Hal ini disebabkan karena kemungkinan besar fasilitas pendukung yang disediakan di tiga tempat penelitian tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh konsumen karena dirasa tidak terlalu penting setelah melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan pernyataan dari variabel fasilitas pendukung yang paling banyak dijawab dengan kategori “ya” oleh responden adalah dalam melakukan perawatan terapis menyediakan kain atau sarung. Sedangkan pernyataan yang paling sedikit dijawab oleh responden adalah terapis menyediakan gayung untuk membasuh organ intim kewanitaan dengan rebusan daun sirih dan menyediakan handuk untuk menyeka (mengelap) keringat, hal ini karena tidak semua tempat pelayanan Spa menyediakan fasilitas tersebut.

Fasilitas pendukung termasuk dalam servis quality seperti kelengkapan alat dan lingkungan fisik yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen (Setiadi, 2010). Fasilitas yang tertata rapi dan menarik juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa.

f. Hubungan Media Massa Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

(10)

Perilaku seseorang adalah semua kegiatan baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Perubahan perilaku juga dapat dipengaruhi oleh adanya media massa yang banyak beredar baik berupa iklan di televisi, brosur, internet, majalah maupun koran. Media massa yang merupakan salah satu media informasi yang tidak dapat dipungkiri memegang peranan penting dalam menyampaikan pesan dimana pesan yang disampaikan dikemas secara menarik dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam penerimaan informasi dan tentunya untuk menarik konsumen. Media massa sebagai alat bantu dalam memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi yang dapat dilihat dan didengar (Mubarak, 2011).

Informasi mengenai gurah vagina teknik ratus ini telah banyak beredar di masyarakat luas yang dapat diakses melalui situs internet maupun brosur-brosur yang disebarkan dan menu yang disediakan di berbagai tempat perawatan tubuh yang berupa salon dan spa. Akses internet sangat memudahkan seseorang untuk mencari informasi, sehingga dengan media elektronik seperti itu memberikan peluang yang besar dalam mempengaruhi perilaku seseorang.

Salah satu contoh produk organ intim kewanitaan yang direkomendasikan oleh seorang dokter Boyke Dian Nugraha (2012) yang diberi nama Tissue Majakani dan dapat diakses melalui internet menyatakan bahwa tissue majakani dapat melindungi, membersihkan, dan mengencangkan organ intim kewanitaan. Tissue majakani terbuat dari buah majakani yang dikenal dengan istilah pohon Oak banyak mengandung unsur yang kaya dengan tannin, vitamin A dan C, kalsium,

(11)

protein untuk mengencangkan otot vagina serta unsur astringent untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan.

Dalam hal ini, dari berbagai tawaran layanan gurah vagina baik ratus maupun jenis lainnya yang tidak jauh berbeda dilihat dari segi fungsi, tujuan, dan alasan para kaum perempuan menggunakan layanan gurah vagina teknik ratus di Spa serta tissue majakani, tongkat gurah vagina maupun jenis lainnya tergantung dari personal atau subyek yang menggunakan. Tidak dipungkiri bahwa layanan ini bertolak belakang secara teori maupun medis, namun kenyataan yang ada dilapangan bahwa berbagai macam penawaran yang ada mendorong para kaum perempuan untuk mencoba dan menggunakan layanan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa media massa sangat memberi pengaruh yang besar terhadap pengambilan keputusan. Terutama bila iklan dalam internet menguatkan motif melakukan gurah vagina misalnya kehadiran seorang ginekologis. Terkait dengan teori perubahan perilaku dimana media massa merupakan salah satu bagian dari faktor pendorong (reinforcing) yang dapat mengubah perilaku seeorang dalam pengambilan keputusan suatu objek yang diamati.

Hasil penelitian secara univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden terpapar media massa dengan kategori sering daripada yang jarang terpapar media massa. Berdasarkan analisis bivariat dengan chi-square ada hubungan yang signifikan antara media massa dengan layanan gurah vagina teknik ratus, dimana semakin sering terpapar media massa maka semakin banyak responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus. Hal ini sesuai dengan penelitian Hilber et al., (2010), menyatakan bahwa di Indonesia para wanita

(12)

menggunakan produk-produk herbal atau jamu yang dibuat khusus untuk mengencangkan vagina yang disebut dengan nama generik jamu sari rapat. Dapat disimpulkan bahwa produk herbal atau jamu tersebut diperoleh oleh para wanita tentunya melalui media massa baik brosur dan iklan, pengalaman orang lain maupun mencari langsung.

Demikian pula hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Hendarin (2009) di Kabupaten Tegal, menyatakan bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap praktek bilas vulvo-vaginal adalah pencetus tindakan berupa iklan kesehatan seksual wanita.

Berdasarkan pernyataan dari variabel media massa yang paling banyak dijawab dengan kategori “ya” oleh responden yaitu sumber informasi diperoleh melalui brosur mengenai gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel media massa memberikan kontribusi tertinggi dengan layanan gurah vagina teknik ratus dibandingkan dengan variabel lainnya yang diteliti.

g. Hubungan Sikap Terapis Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten (Setiadi, 2010). Suatu sikap belum terwujud dalam suatu tindakan apabila tidak ada faktor pendukung (Notoadmojo, 2007).

(13)

Dalam penelitian ini sikap yang dimaksud adalah sikap seorang terapis terhadap konsumen pada saat melakukan perawatan. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai pandangan positif terhadap sikap terapis daripada pandangan negatif terhadap sikap terapis saat melakukan gurah vagina teknik ratus.

Berdasarkan uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap terapis dengan gurah vagina teknik ratus. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel sikap terapis tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan gurah vagina teknik ratus. Berdasarkan pernyataan dari variabel sikap terapis yang paling banyak dijawab dengan kategori sangat setuju oleh responden adalah sikap terapis saat memberikan pelayanan jasa tergolong ramah.

Dari hasil penelitian di atas, tidak ada hubungan yang signifikan karena disebabkan oleh faktor personal dari responden tersebut yang bersifat relatif terhadap penilaian dari sikap terapis saat melakukan perawatan gurah vagina teknik ratus. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu (Notoatmodjo, 2007). Dalam hal ini tidak hanya sikap ramah yang menjadi prioritas penilaian namun perhatian serta kesediaan membantu dan respon yang tanggap juga berpengaruh serta seseorang dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting.

Dalam penelitian ini sikap tertuju pada terapis yang menangani perawatan gurah vagina teknik ratus terhadap konsumen, terkadang sikap yang tergolong ramah belum tentu konsumen menanggapinya dengan baik. Pada kenyataannya ada

(14)

sebagian orang yang merasa bahwa sikap ramah belum pasti memberikan tanggapan yang positif. Oleh karena itu penilaian terhadap sikap sangatlah relatif dan tergantung dari individu yang menilai karena sikap mempunyai beberapa tingkatan seperti menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab.

h. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kelompok Perempuan yang Melakukan dan Tidak Melakukan Layanan Gurah Vagina Teknik Ratus di Spa Tahun 2013

Keluarga merupakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama (Setiadi, 2003). Sedangkan dukungan keluarga adalah suatu bentuk perhatian dan motivasi terhadap suatu objek. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa sebagian besar responden yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori tinggi lebih banyak daripada dukungan keluarga kategori rendah. Berdasarkan uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan gurah vagina teknik ratus. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin banyak responden yang mengambil gurah vagina teknik ratus. Demikian pula dengan analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga memberikan pengaruh terhadap gurah vagina teknik ratus.

Hal ini sesuai dengan penelitian McKee et al., (2009) menyatakan bahwa responden biasanya mengetahui tentang douching dari anggota keluarga dan teman-teman perempuan. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sangat memberikan peranan yang penting dalam pengambilan keputusan. Apabila dihubungkan dengan teori perubahan perilaku dukungan keluarga termasuk dalam

(15)

faktor pendorong (reinforcing). Berdasarkan pernyataan dari variabel dukungan keluarga yang paling banyak dijawab dengan kategori “ya” oleh responden adalah keluarga menyarankan untuk melakukan gurah vagina teknik ratus.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini baik karena faktor keterbatasan kemampuan dari peneliti itu sendiri maupun kesulitan situasi di lapangan. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian, dapat diuraikan seperti di bawah ini.

1. Pada saat proses pengambilan data dengan menggunakan kuesioner, dari pihak pengelola Spa tidak diijinkan untuk menggunakan waktu terlalu lama di tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan, sehingga kuesioner dititipkan. Keterbatasan ini berusaha peneliti atasi dengan memberikan penjelasan secara mendetail mengenai langkah-langkah pengisian kuesioner dan mengetahui kuesioner yang sudah terisi dengan memantau setiap dua hari sekali ke tempat penelitian dan menggunakan waktu yang diberikan oleh pihak pengelola dengan maksimal.

2. Dalam penelitian ini variabel tradisi tidak diteliti, maka secara substansi menjadi keterbatasan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Kualitas bahan ajar menulis cerpen dengan media adobe flash untuk siswa SMP kelas IX adalah (1) bahan ajar menulis cerpen dengan media adobe flash untuk siswa SMP

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Begitu juga peningkatan motivasi dilihat dari efektivitas pembelajaran dalam kelas setelah dilakukan penerapan reward and punishment berlangsung dengan efektif

Yang dapat menggunakan aplikasi adalah sebagai berikut : a) Bagian Keuangan, yaitu yang menjalankan sistem aplikasi. b) Bagian Pimpinan, yaitu hanya dapat melihat laporan

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

menentukan dalam bermain tenis, karena service merupakan yang paling mudah dipelajari dan dalam kenyataannya service dapat menjauhkan lawan dari lapangan karena arah