• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seorang Guru Ketika Mengajar Selalu Disibukkan Dengan Aktivitas Penyampaian Materi Supaya Dikuasai Oleh Siswa Tanpa Memperhatikan Karakteristik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seorang Guru Ketika Mengajar Selalu Disibukkan Dengan Aktivitas Penyampaian Materi Supaya Dikuasai Oleh Siswa Tanpa Memperhatikan Karakteristik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Perkenlkan saya Drs. Andi Ali Saladin, M.Pd. instruktur modul tematik.

Perkenlkan saya Drs. Andi Ali Saladin, M.Pd. instruktur modul tematik.

salam sukses untuk bapak ibu semua.

salam sukses untuk bapak ibu semua.

 Jawaban

 Jawaban saya ;

saya ;

Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik,

Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik,

mereka memiliki kekuatan,

mereka memiliki kekuatan,

kelemahan, minat, dan perhatian yang

kelemahan, minat, dan perhatian yang

berbeda-beda. Latar belakang keluarga,

berbeda-beda. Latar belakang keluarga,

latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta

latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta

didik berbeda

didik berbeda

dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya.

dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya.

Pembelajaran yang

Pembelajaran yang

hanya berorientasi materi ajar merupakan salah satu

hanya berorientasi materi ajar merupakan salah satu kesalahan guru dalam

kesalahan guru dalam

pembelajaran. Karena keberhasilan seorang pendidik tidak hanya

pembelajaran. Karena keberhasilan seorang pendidik tidak hanya hasil belajar

hasil belajar

yang tinggi dan memuaskan tetapi keberhasilan seoran

yang tinggi dan memuaskan tetapi keberhasilan seoran g pendidik justru ada

g pendidik justru ada

pada perubahan perilaku peserta didiknya. Yaitu perubahan ke arah

pada perubahan perilaku peserta didiknya. Yaitu perubahan ke arah perilaku

perilaku

positif, pribadi yang mantap berpendirian, dll.

positif, pribadi yang mantap berpendirian, dll. Apa yang sebaiknya dilakukan

Apa yang sebaiknya dilakukan

oleh guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

oleh guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Prinsip -prinsip pembelajaran mendidik yang berlaku umum, yaitu:

Prinsip -prinsip pembelajaran mendidik yang berlaku umum, yaitu:

Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran dirasa penting atau dibutuhkan siswa dan diperlukan untuk belajar

pelajaran dirasa penting atau dibutuhkan siswa dan diperlukan untuk belajar

lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya

lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya

membangkitkan motivasi.

membangkitkan motivasi.

Seorang guru ketika mengajar selalu disibukkan dengan aktivitas penyampaian

Seorang guru ketika mengajar selalu disibukkan dengan aktivitas penyampaian

materi supaya dikuasai oleh siswa tanpa memperhatikan karakteristik, potensi, dan

materi supaya dikuasai oleh siswa tanpa memperhatikan karakteristik, potensi, dan

kebutuhan setiap siswa. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru sesuai dengan

kebutuhan setiap siswa. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru sesuai dengan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, sehingga pembelajaran tidak hanya

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, sehingga pembelajaran tidak hanya

berorientas

berorientasi materi ajar?

i materi ajar?

Salam Kenal Bapak Drs. Andi Ali Salahudin,M.Pd.

Salam Kenal Bapak Drs. Andi Ali Salahudin,M.Pd.

1. Prinsip perhatian dan motivasi

1. Prinsip perhatian dan motivasi

(2)

Belajar tidak dapat dipaksanakan oleh orang lain dan juga tidak dapat

dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa

mengalaminya sendiri, guru sekedar membimbing dan mengarahkan.

Tiap-tiap siswa haruslah terlibat langsung dengan merasakan dan

mengalaminya, sehingga siswa secara langsung dapat mengamati dan

menghayati sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna.

Belajar adalah melatih daya manusia teridri atas mengamati, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berpikir, dan lainnya yang akan berkembang dan

menguat ketika dilakukan pengulangan-pengulangan.

Pembelajaran yang dirancang dengan penuh tantangan bagi s iswa dengan

memunculkan masalah untuk dipecahkan dapat mendorong rasa ingin tahu

siswa untuk terus mempelajarinya, sehingga menimbulkan motivasi untuk

belajar.

Pembelajaran harus didasarkan atas temuan-temuan sebelumnya sehingga

guru dapat memberikan balikan atau penguatan atas temuan-temuan tersebut.

Guru harus memikirkan bentuk balikan atau penguatan untuk memotivasi siswa

belajar.

Setiap siswa memilki keunikan dan potensi untuk dikembangkan. Pembelajaran

yang dilaksanakan harus sesuai dengan potensi dan karateristik siswa agar

pembelajaran efektif.

Selain itu Pembelajaran yang efektif sesuai standar proses pendidikan memiliki

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip keterlibatan siswa secara aktif

2. Prinsip kontekstual ,dengan melibatkan segala sesuatu yang dekat dengan

kehidupan siswa menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena segala

sesuatu yang dipelajari siswa tidak jauh dari realitas kehidupannya.

3. Prinsip keragaman media dan sumber belajar

4. Prinsip pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif

2. Prinsip keaktifan

3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung

4. Prinsip pengulangan

5. Prinsip tantangan

6. Prinsip balikan dan penguatan

(3)

 5. Prinsip pembiasaan , pembelajaran yang efektif akan membiasakan siswa

untuk berprilaku positif supaya mereka dapat hidup dengan baik.

Guru harus mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau

sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat

termanfaatkan secara produktif dan melakukan aktivitas pembelajaran

secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar

dan mempertahankan perhatian peserta didik.

Guru harus mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk

dengan kegiatannya sendiri agar seluruh waktu peserta didik dapat

termanfaatkan secara produktif dan melakukan aktivitas pembelajaran secara

bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai

dengan usia dan tingkat kemampuan belajar serta karakter peserta didik.

Terima kasih.

Pembelajaran pada abad 21 memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pembelajaran abad sebelumnya, standar untuk guru di abad kesembilan belas

lebih ditekankan pada bagaimana mereka menjalani kehidupan pribadi dari

pada kemampuan profesionalnya,. Pada Abad 21 ini perubahan zaman dan

perkembangan teknologi berkembang dengan pesatnya, pembelajaran

diselenggarakan dengan berfokus pada keterampilan karir, keterampilan

hidup, keterampilan media, keterampilan belajar, keterampilan

berkomunikasi dan berkolaborasi. Dan untuk itu t eori belajar apa yang

relevan untuk pembelajaran abad 21? Pada dasarnya setiap teori

(4)

pembelajaran bisa mendominasi di setiap perkembangan zaman tergantung

kebutuhannya, tidak bisa kita katakan bahwa hanya teori ini saja yang

relevan. Untuk pembelajaran abad 21 teori yang relevan menurut saya:

1.

 mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar

tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan sehingga

pengetahuan itu bersifat non-objektif, temporer, serta selalu berubah.

Belajar merupakan pemaknaan pengetahuan, sedangkan mengajar itu

menggali makna. Jadi dengan adanya teori kognitivisme seorang siswa

akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas sehingga

pengetahuan yang mereka dapatkan tetap setia dalam ingatan.

2.

menenkankan proses pembelajaran

menciptakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik lebih bermakna

dan akan bertahan lama dalam pikiran peserta didik, kemudian dapat

diimplementasikannya. Peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya melalui asimilasi dan akomodasi.

3.

 Teori ini menyatakan bahwa manusia belajar melalui

pengamatannya terhadap perilaku orang lain sebagai model, dan

kemudian meniru perilaku model tersebut.

Contoh konkretnya di lapangan

Yaitu dalam setiap proses pembelajaran aplikasi teori kognitif terja di di

setiap proses pembelajaran, pembelajaran bermakna melalui

Teori kognitivisme

Teori Belajar Konstruktivistik,

(5)

pengalaman dalam aplikasi teori konstruktivisme dan aplikasi sosial

melalui pengamatan terhadap model tertentu tertuang p ada ilustrasi

gambar di bawah ini

(6)
(7)

a

Pada saat pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan, banyak

guru yang tidak memahami karakteristik atau kekhasan mata

pelajaran yang terikat pada jaringan pembelajaran, sehingga

muatan suatu mata pelajaran dibelajarkan kepada siswa

dengan kekhasan mata pelajaran lain baik terkait struktur

materi maupun pendekatan dan metode yang dilaksanakan.

Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif.

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal tersebut? dan

bagaimana seharusnya guru tersebut mengajar?

Ya saya setuju sekali, karena itu yang dialami saya pribadi ketika

mengajar. Terkadang saya masih kesulitan mengaitkan atau mentematik-kan

semua mata pelajaran pada tema tertentu dan masih perlu pemahaman yang

luas. Guru sebagai pelaksana utama kegiatan pembelajarn merupakan kunci

keberhasilan pembelajaran tematik. Kenyataannya belum semua guru

memperoleh pelatihan pembelajaran tematik dan kurikulum 13. Pelatihan

hanya 3 hari tentu tidak dapat memberi hasil maksimal. Terutama bagi guru

yang terbiasa mengajar pembelajaran dengan kurikulum KTSP 2006.

Permasalahan selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran . Kegiatan inti

pembelajarn tematik melalui lima tahapan pembelajaran yaitu kegiatan

mengamati, menanya, mengasosiasikan, mencoba dan membagun jejaring.

Jawaban :

(8)

Pelaksanaan pembelajaran di SD/MI terbagi pada tema. Setiap tema terbagi

menjadi sub tema dan setisp tema terbagi menjadi pembelajaran 1 sampai

dengan pembelajaran 6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setipa hari

setiap kelas akan mendapatkankan satu kegiatan pembelajaran. Satu

kegiatan pembelajaran merupakan pembelajaran tematik sebagai satu

kesatuan tema yang menggamit beberapa pelajaran. Hal yang menjadi

masalah adalah bagaimana melaksanakan pembelajaran dari beberapa mata

pelajaran dengan lima langkah pembelajaran pada satu kegiatan

pembelajaran yang juga terdiri dari penilaian pembelajaran baik penilaian

proses maupun penilaian hasil yang tercakup di dalamnya.

Bagaimana seharusnya guru mengajar :

1.

Tema yang akan dipilih terdapat dalam dokumen kurikulum 2013 bagi

sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 ini. Guru dapat

melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih dahulu.

Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi

daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya.

2.

Membca semua SKL, KI dan KD dari semua mata pelajaran, karena

meskipun semua indikator sudah tersedia, guru dapat menambahkan

indikator yang sesuai dengan tema yang sudah dipilihnya dengan

mengikuti kriteria pembuatan indikator.

3.

Setelah indikator selesai dibuat, kemudian guru melakukan pemetaan

terhadap kompetensi dasar dan indikator yang berkaitan dengan tema

yang sudah dipilih dan memasukkannya ke dalam format agar lebih

memudahkan dalam penyajian pembelajaran dan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Memilih Tema yang dapat disesuaikan

Melakukan Analisis SKL, KI, KD, membuat Indikator

(9)

Setelah dilakukan pemetaan KD, Indikator dengan tema dalam satu

tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan Indikator

dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format

 jaringan KD dan Indikator.

Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk

memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap

Tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.

Adapun komponen-komponen yang terdapat pada Silabus Tematik

Integratif yakni:

Kompetensi Dasar (di ambil dari jaringan KD yang sudah terpilih)

Indikator( dibuat oleh guru, juga diturunkan dari jaringan)

Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian (memuat perencanaan penyajian

untuk beberapa minggu Tema tersebut akan dibelajarkan, dan penilaian

proses serta penilaian hasil yang wajib memuat penilaian dari aspek

keterampilan, sikap, dan pengetahuan selama proses pembelajaran

berlangsung)

Alokasi waktu (ditulis secara utuh komulatif satu minggu berapa jam

pertemuan, misalnya 30Jp x 35 menit) x 4 minggu)

Menyusun RPP merupakan langkah terakhir dari sebuah perencanaan. Di

dalam RPP TI tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat

berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam Tema.

4. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar

5. Menyusun Silabus Tematik Terpadu

(10)

Permasalahan yang ke tiga adalah sumber belajar. Pada pembelajaran tematik

di SD/MI sumber belajar yang dipakai adalah satu buku siswa. Hal ini akan menjadi

masalah ketika buku siswa sebagai sumber belajar tidak dikembangkan oleh guru.

mengapa demikian? Hal ini bisa dilihat bahwa buku siswa pada setiap materi

pembelajaran (pembelajaran 1 s.d. pembelajaran 6) hanya terdiri dari beberapa

lembar. Guru akan mengalami kesulitan manakala sumber belajar lain tidak tersedia.

Bagi SD/MI yang berada di daerah perkotaan tentu bukan masalah untuk

mendapatkan jaringan internet, namun tidak demikian bagi SD/MI yang berada di

pelosok desa.

Pada pembelajaran Kurikulum Sekolah Dasar.Madrasah Ibtidaiyah akan muncul

permasalahan mengapa pembelajaran tematik. Pada umumnya tingkat perkembangan

masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami

hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung

kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Sesuai dengan

tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan

(holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan

menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan

bagi peserta didik.

Dalam pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD, seorang

guru kelas mengajarkan mata pelajaran Matematika secara

parsial. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Bagaimana seharusnya guru tersebut mengajarkan mata

pelajaran Matematika? (kaitkan dengan pembelajaran terpadu

menurut Fogarty)

Buatlah implementasi pembelajaran Matematika secara

tematik integrated secara konkret di lapangan !

Model Pembelajaran Tematik-Matematik

Pada model pembelajaran matematika ini ciri utamanya adalah adanya tema yang akan dipelajari

siswa dalam suatu kelompok (siswa). Tema yang dipelajari adalah tema ―Matematika‖. Dalam

kelompok ini jenis kecerdasan siswanya heterogen. Sesuai dengan jenis kecerdasan dalam

multiple

intelligences

 berarti ada 8 (delapan) sub kelompok sesuai dengan kecerdasan dalam

multiple

intelligences

. Secara umum model pembelajaran tematik-matematik ini dapat digambarkan dalam

Gambar 1 berikut.

(11)

Berbasis

 Multiple Intelligences

38 Abdul Halim Fathani

Gambaran umum model model pembelajaran tematik-matematik berbasis multiple

intelligences pada anak tersebut dianggap efektif dalam proses pembel ajaran, karena setiap

anak (kelompok) memiliki kebebasan untuk menentukan cara atau menangkap informasi

yang t

erkandung dalam tema tersebut. Sebagai contoh, tema ―Himpunan‖. Tema ini dapat

disetting tidak hanya mudah dipelajari oleh anak yang memiliki kecenderungan kecerdasan

matematik saja, namun kecerdasan lain yang terangkum dalam multiple intelligences juga

dapat secara nyaman untuk mempelajari materi himpunan.

Bagi anak yang memiliki kecenderungan kecerdasan musikal, guru memberi kebebasan agar

mereka dapat mengoptimalkan kecerdasannya dalam mempelajari materi matematika pada

tema ―Himpunan‖. Mereka bisa memb

uat lagu yang berasal dari materi yang dipelajari, bisa

 juga belajar dengan diiringi alunan musik. Jika model pembelajaran tematik-matematik ini

dapat diselenggarakan secara maksimal, maka dipastikan setiap anak akan merasakan

kenyamanan dan kepuasan dalam belajar. Intinya tidak akan ada materi pela jaran yang sulit.

Sebagaimana pendapat Gardner (1993) bahwa esensi teori multiple intelligences adalah

menghargai keunikan setiap orang, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah

model untuk menilai mereka, dan cara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan

diri di dunia ini.

2) Model

Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif

kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Ada beberapa karakteristik matematika, antara

lain :

(12)

1.Objek yang dipelajari abstrak.

Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak

ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.

2.Kebenaranya berdasarkan logika.

Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya

tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya nilai √

-2

tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan

tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).

3.Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.

Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan

secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang melalui

latihan-latihan soal.

4.Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.

Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya ketika

akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi

luas dan keliling bidang datar.

5.Menggunakan bahasa simbol.

Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan

dipahami seca

ra umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol “+” sehingga tidak terjadi

dualisme jawaban.

6.Diaplikasikan dibidang ilmu lain.

Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi

fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam

kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus ditekankan kepada

siswa sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.

Perkembangan matematika, bermula dari kepekaan serta kesadaran ataupunkepedulianmanusia untuk

memahami fenomena-fenomena empiris yang ditemui dalam kehidupan keseharian. Bermunculanlah

konsep-konsep dasar yang selanjutnya mengalamiperluasan (ekspansi), pembenaran (justification),

 pembenahan serta generalisasi atau formalisasi.

Konsep matematika disajikan dengan bahasa yang jelas dan spesifik.Bahasa matematika (yang

digunakan dalam matematika) sangat efisien dan merupakan alat yang ampuh menyatakan

konsep-konsep matematika,merekonstruksi konsep-konsep atau menata suatu penyelesaian secara sistematis setelah

terlaksananya eksplorasi, dan terutama untuk komunikasi. Bahasa matematika initidak ambigu

(13)

namunsingkat serta jelas. Hal ini sangat diperlukan terutama terlihat dalammenyusun suatu definisi

ataupun teorema.

Dengan belajar matematika diharapkan peserta didik dapat memperoleh manfaat berikut:

1. cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. dengan

 belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila

diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah

2. cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum.

 bukan dari hal-hal yang bersifat khusus. sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik

kesimpulan secara “kebetulan”..

3. belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh

dalam bertindak.

4. belajar matematika mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal

dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang

dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. jika ada lamgkah yang salah, coba

untuk diteliti lagi dari awal. jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada perhitungan yang

salah. namun, jika kemudian kita bisa mengerjakan soal tersebut, ingatkah bagaimana rasanya? rasa

 puas dan bangga.( tentunya jika dikerjakan sendiri)

5. yang tidak kalah pentingnya, sebenarnya banyak penerapan matematika dalam kehidupan nyata.

Tentunya dalam dunia ini, menghitung uang, laba dan rugi, masalah pemasaran barang, dalam teknik,

 bahkan hampir semua ilmu di dunia ini pasti menyentuh yang namanya matematika.

Untuk mata pelatajan Matematika, pada buku Tematik Terpadu kedalaman materinya terasa dangkal. Oleh karena itu, siswa tidak mendapatkan pemahaman konsep matematika secara mendalam.

Dengan demikian, perlu digunakan buku Matematika secara terpisah. Alasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Matematika memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Objek kajian matematika bersifat abstrak, metode untuk melakukan kajian terhadap objek matematika bersifat deduktif, tentunya dengan tidak mengabaikan

pengembangan kecakapan 4 C (Critical, Creative, Colaboratif, Dan Communication).

2. Kebermaknaan pembelajaran matematika di SD/MI salah satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dalam konteks dunia nyata siswa. Pembelajaran dengan

mengambil konteks kehidupan nyata tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu.

3. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi belajar siswa, ketika motivasi sudah dimiliki pembelajaran tidak harus selalu dikaitkan dengan dunia nyata/tema, karena pembelajaran matematika dengan tema memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten matematika secara utuh. Oleh karena itu, ketika konteks sudah diperoleh, pembelajaran Matematika dapat dilakukan dengan pemahaman konsep matematika secara utuh.

(14)

Matematika adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara berfikir dan mengolah logika,

 baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pada matematika diletakkan dasar

 bagaimana mengembangkan cara berfikir dan bertindak melalui aturan yang disebut dalil

(dapat dibuktikan) dan aksioma (tanpa pembuktian). Selanjutnya dasar tersebut dianut dan

digunakan oleh bidang studi atau ilmu lain.

Pengembangan konsep dalam materi-materi matematiak seyogianya dibatasi oleh topik

yang sedang dibahas saja, melainkan dikaitkan pula dengan topik-topik yang relevan, bahkan

dengan bidang studi lain jika memungkinkan secara terpadu. Pembelajaran matematika

terpadu menfokuskan pada pendekatan pebelajaran antar topik bahkan jika memungkinkan

antar disiplin. Konsep pembelajaran matematika terpadu mempertimbangkan siswa sebagai

 pembelajaran dan proses yang melibatkan pengembangan berpikir dan belajar. Karena secara

umum, para siswa sulit untuk berpikir secara parsial tentang apa yang mereka pelajari, tetapi

mereka cenderung memandang ‘dunia sekitar’ secara holistik.

Pembelajaran matematika diharapkan berakhir dengan sebuah pemahaman siswa yang

komprehensif dan holistik (lintas topik bahkan lintas bidang studi jika memungkinkan)

tentang materi yang telah disajikan. Pemahaman siswa yang dimaksud tidak sekedar

memenuhi tuntutan tujuan pembelajaran matematika secara substantif saja, namun

diharapkan pula muncul ‘efek iringan’ dari pembelajaran matematiak tersebut.

Efek iringan

yang dimaksud antara lain adalah :

a. Lebih memahami keterkaitan antara satu topik matematika dengan topik

matematika

yang lain.

 b. Lebih menyadari akan penting dan strategisnya matematika bagi bidang lain.

c. Lebih memahami peranan matematika dalam kehidupan manusia.

d. Lebih mampu berfikir logis, kritis, dan sistematis.

e. Lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi pemecahan sebuah ma salah.

f. Lebih peduli pada lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran matematika belum banyak membentuk siswa untuk berpikir kreatif. Akan diterapkan pembelajaran terpadu model connected dan pembelajaran terpadu model webbed yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan kajian mengenai keefektifan pembelajaran terpadu model connected dan pembelajaran terpadu model webbed terhadap k emampuan pemecahan masalah matematika; (2) Menghasilkan kajian mengenai kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas pembelajaran terpadu model connected , dan pembelajaran terpadu model webbed. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mixed methods model concurrent embedded dengan metode kuantitatif sebagai metode primer. Subjek pada penelitian kualitatif adalah tiga kelas yang diberi perlakuan pembelajaran terpadu model connected, pembelajaran terpadu model webbed serta

pembelajaran ekspositori. Pada penelitian kualitatif masing-masing dari setiap pembelajaran diambil 5 siswa kemudian dijenjangkan dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jawaban tes akhir siswa pada setiap pembelajaran dianalisis, diberikan penskoran dan subjek penelitian diwawancarai kemudian diberikan kesimpulan dari kedua data tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran pembelajaran terpadu model connected dan pembelajaran terpadu model webbed efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Ketuntasan KKM paling tinggi pada pembelajaran terpadu model webbed, serta terdapat pengaruh terhadap karakter ingin tahu siswa dan ketrampilan

berfikir kreatif sebesar 90,2% dan mempunyai nilai rata-rata ketuntasan paling tinggi yaitu 83; (2)

Kemampuan pemecahan masalah matematika pada pembelajaran terpadu model connected yang memiliki kemampuan sedang mengalami kesulitan dalam langkah-langkah menyelesaikan soal matematika serta pada siswa yang memiliki kemampuan rendah mengalami kesulitan dalam hal percaya diri untuk

menyelesaikan soal matematika; (3) kemampuan pemecahan masalah matematika pada pembelajaran terpadu model webbed yang memiliki kemampuan sedang mengalami kesulitan dalam langkah-langkah

(15)

menyelesaikan soal matematika serta pada si swa yang memiliki kemampuan rendah mengalami kesulitan dalam hal percaya diri untuk menyelesaikan soal matematika

Referensi

Dokumen terkait

Analisa faktor dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama memilih atribut- atribut yang memberikan sumbangan dalam model dan tahap kedua memilih faktor atau mereduksi dimensi

Kesimpulannya, karakteristik pentakostalis adalah tentang membangun pribadi dinamis yang memiliki karakter: tekun bersekutu dan belajar firman, peduli sosial,

Dilakukan Total Abdominal Hysterectomy (TAH) + Bilateral Salphingo Oophorectomy (BSO) + omentektomi, dan bila tumor telah tumbuh di luar uterus dan adneksa dilakukan

[r]

Terima kasih dan syukur yang mendalam peneliti ucapkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah memberikan rahmat serta anugera-Nya sehingga peneliti dapat

[r]

Stuart dan Sundeen (1991) menjelakan beberapa perilaku individu dengan harga diri rendah, yaitu mengkritik diri sendiri dan orang lain, putus asa, kecewa, malu, menarik diri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Galaxy pada Mahasiswa Universitas Sumatera