• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN SISTEM PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DALAM MEMBANGUN PERWIRA YANG TANGGAP, TANGGON DAN TRENGGINAS - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN SISTEM PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DALAM MEMBANGUN PERWIRA YANG TANGGAP, TANGGON DAN TRENGGINAS - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian untuk Tesis S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh

DADANG RACHMAT FIRDAUS

142302638

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

EVALUASI SISTEM PENDIDIKAN AKADEMI

MILITER DALAM MEMBANGUN PERWIRA YANG

TANGGAP, TANGGON DAN TRENGGINAS

Oleh :

DADANG RACHMAT FIRDAUS

NIM :

142302638

Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : Oktober 2016

Dosen Penguji

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr.Wahyu Widayat, M.Ec Zulkifli, S E.MM

Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar M agister

Yogyakarta, Oktober 2016

Mengetahui

PROGRAM MAGISTER MANANJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

DIREKTUR

Prof.Dr.Abdul Halim, MBA,Ak

iii

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

iv

Saya menyatakan bahwa Tesis yang saya buat, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya unsur plagiat dalam Tesis ini.

Yogyakarta, Oktober 2016

Dadang Rachmat Firdaus NIM 142302638

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

v  DA RI ORA NG ORA NG YA NG A KU CINTA I.

PRA JURIT ITU JA NGA N DILIHA T DA RI PA NGKA T DA N JA BA TA N….TETA PI LIHA TLA H DA RI JIWA NYA

BERSA MA RA KYA T…….TNI KUA T

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

vi  1. Dosen pebimbing :

a. Dr. Wahyu Widayat, M .Ec

b. Zulkifli, SE,M M

2. Orang tua tercinta yang telah melahirkan, membimbing dan mendo’a kan

ku.

3. Isteri dan anak anak ku yang selalui setia mendo’a kan ku.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

vii

Segala Puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hiday ah Ny a p enulis dapat meny elesaikan Tesis. Tesis ini ditulis guna memenuhi salah satu persy aratan dalam memp eroleh gelar S-2 p asca sarjana p rogram Studi M agister M anajemen.

Dalam p enyusunan Tesis ini banyak mendap at bantuan dari berbagai pihak y ang berup a dukungan moril maup un materiil. Untuk itu melalui kesemp atan ini p enulis mengucapkan terima kasih y ang tak terhingga kep ada:

1. Dosen Pembimbing :

a. Dr.Wahy u Widay at, M .Ec. b. Zulkifli, SE, M M .

2. Prof.Dr.Abdul Halim, MBA,Akt Selaku direktur M agister M anajemen STIE Widy a Wiwaha..

3. Para Dosen dan Staf p engajar Program stusi M agister manajemen.

4. Isteri dan anak anak yang telah memberikan dukungan dan do’a selama p enyususnan Tesis ini

Tesis ini masih jauh dari semp urna, untuk itu saran dan kritik sangat diharap kan sebagai p enuntun langkah demi kesemp urnaan Tesis ini. Dan semoga Tesis ini bermanfaat bagi para p embaca dan institusi y ang terkait.

Yogyakarta, Oktober 2016 Penulis

Dadang Rachmat Firdaus NIM 142302638

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

viii  

SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... viii

E. Sistem Pendidikan Akademi Militer ... 15

F. Rangka Pikir ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 29

B. Pembahasan ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 24. Simpulan ... 79

25. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA... 82 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

ix  

Tabel 4.1 Internal Factory Analysis Summary………... 76 Tabel 4.2 Eksternal Factory Analysis Summary ………. 77

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

x  

Gambar Diagram Analisis SWOT ... 26

Gambar Diagram Analisis SWOT ... 78

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

xii Lampiran 2 Peta Kota Magelang.

Lampiran 3 Peta Wilayah Kodim 0705/Magelang.

Lampiran 4 Gambar Kegiatan Kodim 0705/Magelang.

Lampiran 5 Pedoman Wawancara. Lampiran 6 Foto Hasil Wawancara.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah.

Keberhasilan p embangunan yang berkelanjutan terletak p ada kualitas sumberdaya manusia y ang unggul, oleh karena itu, p embangunan sumber daya manusia dap at dikatakan sebagai ujung tombak strategi p embangunan y ang berkelanjutan. Mengingat kunci p embangunan manusia adalah p endidikan, maka p endidikan merupakan investasi jangka p anjang dalam membangun sumber daya manusia.

Pentingnya p embangunan sumber day a manusia juga disebabkan dalam up ay a menjawab tantangan masa dep an y ang ditandai oleh p ersaingan global y ang semakin tajam y ang p ada akhirny a menimbulkan suasana keterbukaan sehingga arus informasi tidak lagi dap at dibendung oleh semua bangsa di dunia ini. Tidak kecuali bangsa Indonesia. Dalam kondisi ini berbagai macam ilmu p engetahuan dibidang idiologi, politik, sosial, buday a, p ertahanan maup un keamanan menarik perhatian bangsa Indonesia, khususny a generasi muda, untuk dip elajari dan dip ahami serta diterap kan dalam up ay a mencari jati diri bangsa.

Berp ijak dari keny ataan di atas dan ditengah tuntutan serta tantangan p eran dan tugas Akademi M iliter di era global, Akademi M iliter sebagai bagian dari komp onen bangsa, senantiasa perlu mengkaji ulang sistem pendidikan y ang ada di semua lembaga pendidikan agar p enyelenggaraaan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan. Untuk melakukan p enataan sistem p endidikan, p ara p ejabat p erlu melakukan berbagai upay a kearah p eningkatan kualitas p endidikan secara berkesinambungan. Dengan adany a langkah-langkah sistematis diy akini sistem p endidikan Akademi M iliter secara makro menjanjikan bagi peny ediaan sumberdaya p erwira y ang tanggap , tanggon dan trenginas.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

Sistem p endidikan y ang baik di lembaga p endidikan Akademi M iliter akan mamp u memodernisir p ola dan cara berfikir p erwira. Pendidikan p erwira diharap kan merup akan p roses y ang memberikan bekal terutama kemamp uan komp leks y ang diperlukan untuk meny elesaikan segala tuntutan di medan tugas dengan segala keterbatasan y ang ada di institusi Akademi M iliter saat ini.

Pendidikan p erlu p rogesif realistis, dapat terukur dan terencana dengan baik Pendidikan memberikan kesiap an untuk melaksanakan tugas dengan p rosedur y ang diketahui, disisi lain memberikan bekal kemamp uan kep ada p eserta didik terutama dalam menghadapi situasi y ang belum diketahui secara p asti. keny ataan dip enugasan seringkali menuntut kesiap an para p erwira untuk dap at berop erasi dalam suatu lingkungan y ang penuh kekacauan dan ketidakp astian, sehingga melalui p endidikan diharap kan kemamp uan untuk menghadap i tantangan dimasa yang akan datang dap at diperoleh.

Pendidikan sebenarny a tidak hany a sekedar memp elajari garis besar teori semata, p endidikan dimaksudkan sebagai p roses y ang memungkinkan p ara p eserta didik belajar untuk memikirkan p ermasalahan y ang dihadap i dan menerap kan ilmu p engetahuan dan tekhnologi serta ketramp ilan y ang dimiliki untuk menghadapi tantangan y ang ada. Proses ini tentunya akan mencakup studi dari pengalaman y ang terakumulasi sehingga memberikan kemamp uan untuk menguasai berbagai alternatif di dalam meny esuaikan diri dengan p erubahan yang terjadi.

Patut untuk menjadi harap an bahwa dengan p eny elenggaraan sistem p endidikan y ang baik dan dinamis di lembaga p endidikan maka p ara p erwira akan dapat memenuhi kualifikasi, aksep tabilitas, legalitas memiliki visi y ang jauh ke dep an serta kemamp uan mengantisip asi p erubahan dengan tetap berp egang teguh terhadap Sapta M arga, Sump ah Prajurit dan 8 Wajib TNI. Dengan demikian p ara p erwira akan memiliki bekal dan kemamp uan untuk mengambil keputusan y ang mantap , sehingga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

memungkinkan bagi mereka untuk memimip in kesatuan y ang akan berhasil dalam mengemban tugas y ang diberikan negara.

Sadar akan p entingny a peran perwira TNI AD sebagai p enggerak di satuan maka p enataan sistem p endidikan p erwira di lembaga p endidikan di lingkungan Akademi Militer sangat menentukan kualitas manusia yang dihasilkan. Dalam kondisi ini, p erwira merup akan p enentu y ang disiapkan menjadi p emimp in AD di masa y ang akan datang sehingga harus memiliki kualitas p rofesionalisme y ang tinggi untuk menjamin kemampuanny a dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Setiap p erwira dituntut untuk teramp il dan terlatih, memiliki motivasi, komitmen, disertai kualitas moral dan mental y ang baik.

Untuk menjadi perwira y ang tanggap , tanggon dan trenginas , p ara p erwira TNI AD akan melalui tahap -tahap an tertentu termasuk diantarany a y ang sangat p enting adalah p embentukan dan p engembangan p erwira melalui sistem p endidikan y ang mapan disamp ing sistem p ola kebijakan, strategi dan langkah-langkah op erasional dalam p embinaan personil, p embinaan karier p endidikan dan pelatihan bahkan p enugasan p ersonil dap at dip ahami sebagai rangkaian dan keseluruhan up aya untuk membentuk dan mengembangkan p ara p erwira sebagai lap is kep emimp inan organisasi TNI AD.

Akademi M iliter sebagai salah satu lembaga p endidikan y ang secara organisasi berada dibawah TNI AD merasa ikut bertanggungjawab untuk membentuk dan mengembangkan p ara p erwira y ang dihasilkan agar memiliki standar kap asitas dan kualitas y ang diharap kan sehingga mampu mengemban tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, Akademi M iliter sebagai lembaga p endidikan TNI AD tidak hanya ditujukan pada upay a p embentukan dan p eningkatan kualitas namun harus lebih jauh dari itu yaitu membentuk dan mengembangkan p erwira TNI AD y ang mampu memenuhi kebutuhan dan mampu menghadap ai tantangan di era globalisasi saat ini dan y ang lebih penting lagi memenuhi tuntutan masy arakat sebagai tentara y ang tanggap ,tanggon dan trengginas.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

Keseriusan Akademi M iliter untuk menata sistem p endidikan dalam rangka untuk menghasilkan p rajurit p erwira y ang p rofesional dikembangkan bukan hany a dalam p enataan komp onen-komp onen p endidikannya akan tetapi dalam p ola p engembangan dan imp lementasiny a sep erti keterbukaaan Akademi M iliter untuk meny esuaikan sistem p endidikan nasional dengan agar menjadi lembaga p endidikan y ang berkembang melalui jejaring y ang dibangun bersama p erguruan tinggi baik y ang bertaraf nasional, maupun internasional sehingga akan merubah citra militer Indonesia y ang tertutup , konservatif dan eksklusif menjadi lembaga y ang terbuka, modern, dinamis, p rofesional dan berwibawa, baik dimata masy arakat Indonesia, regional maup un internasional.

Diharap kan setiap lulusan abituren Akademi Militer akan mamp u mengemban tugas y ang dip ercay akan oleh p imp inan TNI AD di satuan p enugasan y ang tersebar di wilay ah NKRI. Untuk mengemban tugas y ang berat ini diharap kan p ara lulusan Akademi Militer memp uny ai kualitas kep emimpinan lap angan dan kemamp uan taktis dan teknis militer y ang bisa diandalkan.

Pendap at dari p ara Komandan satuan temp ur maup un bantuan temp ur secara garis besar menyatakan adany a degradasi atau p enurunan kualitas kep emimp inan lapangan. Pada asp ek sikap dan p erilaku tidak bisa dijadikan contoh baik bagi anak buah, karena terkikisnya sikap tanggap terhadap tugas dan kesulitan anak buahny a.Sikap memilih-milih terhadap tugas y ang diberikan dan sering mengeluh akan beratny a tugas. Dari segi kemamp uan taktis dan teknis militer p un terjadi p enurunan serta merosotny a sikap militansi y ang merup akan ciri khas lulusan Akademi Militer.

Kondisi tersebut menjadi p erhatian lembaga p endidikan Akademi M iliter untuk mencari solusi dan mengadakan p erbaikan dalam segala asp ek p eny elenggaraan pendidikan serta evaluasi p endidikan secara menerus agar keluaran p endidikan Akademi M iliter semakin berkualitas dan menekan angka p elanggaran seminimal mungkin dari tahun ke tahun.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Ada tiga asp ek dalam sub sistem pendidikan di Akademi M iliter y ang berp eran dalam membentuk taruna Akmil menjadi p erwira y aitu p engajaran, pelatihan dan p engasuhan. Keberhasilan ketiga aspek tersebut dalam p elaksanaan p endidikan di Akmil akan berp engaruh terhadap kualitas hasil didikny a y aitu membentuk p erwira lulusan Akademi M iliter y ang tanggap , tanggon dan trengginas. Yang menjadi p ersoalan sekarang adalah berkembang sebuah wacana yang berkaitan dengan beberap a p ertanyaan kritis diantaranya adalah bagaimana Akademi M iliter membentuk dan mendidik Tarunany a menjadi p erwira y ang tanggap , tanggon dan trenginas ? Para p erwira y ang menonjol dan berhasil mencap ai p osisi p uncak itu ap akah karena jasa organisasi yaitu Akademi Militer atau karena upay a y ang gigih dari p erwira itu untuk mengembangkan dirinya sendiri? Disamp ing itu tindakan evaluasi perlu dilakukan karena hasil p enelitian di satuan jajaran TNI AD menunjukan bahwa sebagian hasil didik Akademi M iliter belum mamp u memenuhi tuntutan kualitas sebagaimana y ang diharap kan. Oleh karenany a untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas Akademi M iliter sebaikny a mengadakan kajian atau evaluasi tentang sejauh mana pelaksanaan p endidikan y ang meny angkut tiga asp ek tersebut di atas dalam meny iap kan tarunany a menjadi seorang p erwira TNI AD y ang tanggap , tanggon dan trenginas sesuai kualitas y ang diharap kan dalam p enugasan khususny a dan harap an masy arakat Indonesia p ada umumny a.

Dari latar belakang di atas maka kirany a cukup beralasan untuk penelitian guna y ang berjudul “Upaya Peningkatan S istem Pendidikan Akademi Militer Dalam membangun Perwira yang Tanggap, Tanggon Dan Trengginas“. Judul ini menarik karena ingin mengetahui bagaimanakah p eran Akademi M iliter dalam membentuk p erwira y ang tanggap ,tanggon dan trenginas khususnya ditinjau dari sistem p endidikan y ang dijalankan di Akademi M iliter. Disamp ing itu sebagai salah seorang p erwira lulusan Akademi M iliter y ang sekarang bertugas di Akademi M iliter merasa ikut bertanggungjawab dalam membentuk p erwira AD y ang tanggap,tanggon dan trenginas sesuai dengan tuntutan tugas y ang akan dihadap i di satuanny a.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang y ang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: “Up aya Peningkatan Sistem Pendidikan Akademi M iliter Dalam membangun Perwira y ang Tanggap , Tanggon Dan Trengginas”.

C. Pertanyaan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka y ang menjadi p ermasalahan p okok (research problem) dalam p enelitian ini adalah sebagian perwira remaja lulusan Akademi M iliter belum mampu memenuhi tuntutan kualitas sebagaimana y ang diharap kan dalam p enugasan. Oleh karena itu y ang menjadi p ertany aan dalam p enelitian ini adalah bagaimana Peningkatan sistem p endidikan di Akmil dalam membentuk p erwira y ang Tanggap Tanggon dan Trengginas ?

D. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan p ertany aan p enelitian di atas, maka tujuan p enelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana up ay a p eningkatan sistem pendidikan (p engajaran, p elatihan dan p engasuhan ) dalam membentuk p erwira y ang Tanggap, Tanggon dan Trengginas.

E. Manfaat Penelitian.

Hasil p enelitian ini diharap kan membawa manfaat bagi p ihak-p ihak terkait dalam rangka mengembangkan kurikulum di Akmil. M anfaat p enelitian ini di antarany a :

1. Sebagai masukan bagi p emimp in TNI AD dan khususny a p emimp in lembaga pendidikan di Akademi M iliter tentang bagaimana p engajaran, p elatihan dan p engasuhan di Akademi M iliter dalam membentuk p erwira remaja AD y ang p rofesional. Dengan demikian, diharap kan p ara p emimp in

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

TNI AD lebih memp erhatikan lembaga p endidikan ini dalam menentukan kebijakan untuk SDM TNI AD dimasa yang akan datang.

2. Sumbangan p emikiran bagi khazanah ilmu p engetahuan, khususnya masalah p endidikan dan sumber day a manusia di lingkungan TNI AD.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan.

1. Pengertian Pendidikan.

Pengertian p endidikan ditafsirkan secara berbeda-beda oleh ahli sesuai dengan temp at dan keadaan masing-masing ahli tersebut. Menurut Ahmadi dan Nur Uhbiy ati ( 2001 : 68 ) , dari segi etimologis p endidikan berasal dari bahasa Yunani “ Paedagogike “ Ini adalah kata majemuk y ang terdiri dari kata “ Paes “ y ang berarti “ anak “ dan “ Ago “ y ang artiny a “ aku membimbing “ Jadi “ Paedagogike “ artiny a adalah aku membimbing anak. Orang y ang p ekerjaanny a membimbing anak dengan maksud membawany a ke temp at belajar dalam bahasa Yunani disebut “ Paedagogos “ Jika kata ini diartikan secara simbolis, maka p erbuatan membimbing sep erti dikatakan di atas itu, merup akan inti p erbuatan mendidik y ang tugasnya hanya untuk membimbing saja dan kemudian p ada suatu saat harus melep as anak itu kembali ke tengah-tengah masyarakat. Anak didik adalah manusia muda, manusia yang masih dalam taraf p otensial. M anusia y ang belum sampai p ada taraf “ Maksimal “ karena itu p endidikan atau mendidik disebut suatu p erbuatan y ang fundamental. Mendidik adalah memanusiakan manusia muda, mendidik adalah p roses hominisasi dan humanisasi y aitu perbuatan y ang meny ebabkan manusian menjadi manusia (Driyakary a, 1980 : 87) Sementara itu, ada beberap a ahli yang mengemukakan pengertian p endidikan secara berbeda-beda diantaranya adalah M udy ahardjo mengartikan p endidikan sebagai berikut : “ Pendidikan adalah segala p engalaman belajar y ang berlangsung dalam berbagai lingkungan dan terjadi sepanjang hidup. Pendidikan dap at juga diartikan sebagai p engajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

Lebih luas dari p engertian di atas Poerbakawatja dan Harahap sep erti y ang dikutip oleh M udy ahardjo (2001; 11) mengemukakan p engertian p endidikan sebagai berikut :“ Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamanya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggungjawab moril dari segala perbuatannya.” Tidak jauh berbeda dari p endap at di atas maka Pannen Dan M alati, meny atakan secara umum, p endidikan yang dap at digambarkan sebagai suatu sub sistem dan membentuk suatu sistem yang utuh. Sistem p endidikan memp eroleh masukan dari sup ra sistem( masyarakat atau lingkungan ) dan memberikan hasil / keluaran bagi sup ra sistem tersebut. Sub sistem y ang membentuk sistem p endidikan antara lain adalah tujuan, p elajar, manajemen,

Sedangkan di dalam Undang –Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar p eserta didik secara aktif mengembangkan p otensi diriny a untuk memiliki kekuatan sp iritual keagamaan, p engendalian diri, kep ribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketramp ilan y ang dip erlukan diriny a, masy arakat, bangsa dan Negara. Terkait dengan p erny ataan di atas maka Flipp o dalam Heidjracman Dan Husnan, menggunakan istilah “p engembangan“ untuk usaha p eningkatan p engetahuan maup un ketrampilan kary awan. Sementara Otto dan Glaser dalam Heidrachman dan Husnan, menggunakan istilah “latihan“ untuk usaha p eningkatan maupun ketramp ilan kary awan. Otto dan Glasser memberikan istilah “ latihan “ tersebut dalam pengertian y ang sangat luas sehingga p engertian “ latihan“ tersebut imp lisit p engertian p endidikan ( education ). M enurut Heidrachman dan Husnan istilah yang sering digunakan dalam p engembangan p ersonil ada tiga macam y aitu : Pengembangan , Latihan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

Pendidikan Arti dari p engembangan kary awan sering diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan ketramp ilan maup un p engetahuan umum agar p elaksanaan p encap aian tujuan menjadi lebih efisien. Dalam p engertian ini, istilah p engembangan akan mencakup p engertian latihan, dan pendidikan y aitu sarana p eningkatan ketramp ilan dan p engetahuan umum bagi kary awan. Arti latihan adalah suatu kegiatan untuk memp erbaiki kemamp uan kerja seseorang dalam kaitanny a dengan aktivitas temp atny a bertugas. Latihan membantu kary awan dalam memahami suatu p engetahuan praktis dan p enerap anny a guna meningkatkan ketramp ilan, kecakap an, dan sikap y ang dip erlukan oleh organisasi dalam usaha mencap ai tujuanny a. Sedangkan p endidikan, menurut mereka ialah suatu kegiatan untuk meningkatkan p engetahuan umum seseorang, termasuk di dalamnya p eningkatan p enguasaan teori, ketramp ilan memutuskan terhadap p ersolan y ang meny angkut kegiatan untuk mencap ai tujuan. Dari beberap a p engertian di atas dap at disimp ulkan bahwa p endidikan adalah usaha sadar y ang dilakukan oleh keluarga, masy arakat, institusi maup un pemerintah untuk mengembangakan siswa (anak didik) melalui kegiatan pengajaran, p elatihan dan bimbingan (p engasuhan) yang berlangsung di sekolah maup un diluar sekolah.

2. Tujuan Pendidikan.

Tujuan p endidikan merup akan titik awal y ang sangat p enting dan merup akan komp onen utama y ang terlebih dahulu harus dirumuskan, karena merup akan sasaran dari p roses p embelajaran selanjutny a. Menurut Ibrahim dan Nana Sy aodih y ang dikutip dalam Driy akary a mengatakan bahwa tujuan p endidikan lebih diartikan sebagai p erilaku hasil p endidikan yang diharap kan dimiliki p ara siswa setelah mereka menemp uh p roses p endidikan. Dengan demikian keberhasilan pendidikan lebih banyak dinilai dari seberap a jauh p erubahan-p erubahan p erilaku yang diinginkan telah terjadi p ada diri p ara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

siswa. Namun demikian tugas tenaga pendidik tidak berakhir jika siswanya telah memiliki p erilaku yang diharap kan sebagai hasil dari p rose p endidikan y ang telah ditemp uh.Dilihat dari domainny a, menurut Sagala tujuan p endidikan dap at dibagi tiga y aitu:

a. Tujuan kognitif

Tujuan kognitif terbagai lagi menjadi 6 tingkatan y aitu pertama, p engetahuan ( knowledge ), asp ek ini mengacu p ada kememp uan mengenal dan mengingat materi y ang sudah dip elajari dari yang sederhana samp ai p ada hal y ang sukar, kedua, adalah p emahaman ( comprehension ) y ang mengacu p ada kemamp uan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui, ketiga adalah p enerap an / ap likasi ( application ) y ang mengacu p ada kemamp uan penggunaan atau p enerap an p engetahuannya dalam memecahkan p ersolan tertentu , keemp at adalah analisis ( analysis ) y ang mengacu p ada kemamp uan mengkaji atau menguraikan sesuatu bahan atau keadaan ke dalam komp onen atau bagian y ang lebih spesifik, kelima adalah sintesisi ( sy nthesis ) y ang mengacu p ada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen dan y ang terakhir adalah evaluasi ( evaluation ) y ang mengacu p ada kemamp uan memberikan pertimbangan atau p enilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma atau p atokan berdasarkan criteria tertentu.

b. Tujuan Afektif

Tujuan afektif bany ak berkaitan dengan asp ek p erasaan, nilai, sikap, minat dan p erilaku peserta didik. Belajar secara afektif berbeda dengan belajar secara kognitif, karena segi efektif sangat suby ektif. Lebih mudah berubah sesuai dengan individualnya serta tidak ada materi khusus y ang harus dip elajari, karena lebih menekankan segi p enghay atan dan ap resiasi dari siswa y ang mempelajariny a.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

c Tujuan Psikomotorik

Ranah p sikomotorik adalah ranah y ang berkaitan dengan ketramp ilan (skil ) atau kemamp uan bertindak setelah seseorang menerima p engalaman belajar tertentu. Tujuan-tujuan p sikomotorik adalah tujuan y ang bany ak berkenaan dengan aspek ketramp ilan motorik atau gerak dari p eserta didik atau siswa. Hasil belajar p sikomotorik ini sebenarny a merup akan kelanjutan dari hasil belajar kognitif ( memahami sesuatu ) dan hasil belajar afektif.

3 Pendidikan S ebagai S istem

Pembicaraan tentang p endidikan tidak terlep as dari sudut p andang y ang dipergunakan. Menurut Pannen dan Mlati (1997 : 1) p endekatan sistem merup akan suatu cara memandang pendidikan secara meny eluruh dan sistemik, tidak parsial atau fragmentaris. Pendidikan sebagai suatu sistem merup akan suatu kesatuan y ang utuh, tidak dapat dip isahkan, dengan bagian-bagianny a y ang berinteraksi satu sama lainnya. Pendidikan dap at diartikan sebagai satu keseluruhan kary a insani yang terbentuk dari bagian-bagian y ang memp uny ai hubungan funsional dalam usaha mencap ai tujuan akhir.

Secara umum p endidikan dap at digambarkan sebagai kesatuan sub sistem y ang utuh. Sistem p endidikan memeperoleh masukan dari sup ra sistem (masy arakat atau lingkungan) dan memberikan hasi/ keluaran bagi sup ra sistem tersebut. Sub sistem y ang membentuk sistem p endidikan antara lain metode, kurikulum, tenaga pendidik, sarana dan p rasarana. Interaksi fungsional antara subsistem pendidikan dikenal dengan sebutan p roses p endidikan.

Proses p endidikan adalah p roses transformasi atau p erubahan kemamp uan p otensial individu p eserta didik menajadi kemamp uan ny ata

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

untuk meningkatkan taraf hidupny a lahir maup un batin. Proses p endidikan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas dilingkungan sekolah dan kamp us. Perkembangan seseorang dari mulai kecil, remaja, samp ai dengan dewasa, di dalam sekolah, rumah dan di masy arakat, merup akan proses pendidikan y ang meny eluruh berdasarkan p engorganisasian, struktur dan temp at terjadinya p roses p endidikan, dikenal dengan adany a pendidikan sekolah dan diluar sekolah.

M elalui proses p endidikan dip eroleh hasil p endidikan. Hasil p endidikan adalah lulusan y ang terdidik berdasarkan kep ada tujuan p endidikan y ang telah ditentukan. Tujuan p endidikan untuk masing0-masing tingkatan p endidikan ditetap kan berdasarkan kep ada kebutuhan. Selanjutnya hasil p endidikan ini dikembalikan kepada lingkungan atau sup ra system. Didalam lingkungan, hasil p endidikan merup akan indikator efektifitas dan efisiensi p roses p endidikan dalam sy stem p endidikan. Dari hasil p endidikan sistem p endidikan memp eroleh umpan balik y ang dapat digunakan untuk memp erbaiki dan meningkatkan mutu p roses p endidikan.

4 S istem Pendidikan TNI AD

Sistem p endidikan TNI AD terdiri dari unsur- unsur analisa jabatan, p ola p endidikan dan p embinaan pendidikan. Dalam peny elenggaraan sistem p endidikan unsur-unsur tersebut diup ayakan secara terp adu dan meny eluruh. Pendidikan di lingkungan TNI AD merup akan fungsi organik p embinaan bagi p ersonel TNI AD, y ang kegiatanny a selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta tuntutan organisasi TNI AD. Peny esuaian ini terjadi p ada p endidikan formal maup un p endidikan non formal. Agar p eny esuaian y ang terjadi berada p ada satu kerangka y ang relatif tetap maka disusun dalam suatu sistem p endidikan TNI AD. Dengan demikian dap at dip ahami bahwa sistem p endidikan TNI AD adalah rangkaian metoda y ang disusun secara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

sistematis untuk meny akinkan bahwa p endidikan y ang dilakukan berkaitan dengan kepentingan TNI AD saat ini dan p ada saat yang akan datang ( buku p etunjuk tentang sistem pendidikan TNI AD )

Dalam rangka p eningkatan p rajurit y ang p rofesional untuk mendukung tugas p okok TNI AD, sesuai dengan p ostur ( kemampuan kekuatan dan gelar ) yang ditetap kan oleh p imp inan TNI AD, maka dicap ai melalui up aya p endidikan dan latihan. Pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan sikap p erilaku, kecakap an ketramp ilan dan jasmani p erorangan agar dap at melaksanakan tugas jabatan dan fungsiny a. Latihan untuk memelihara dan mengembangkan kemampuan perorangan dan satuan dalam melaksanakan tugas p okok satuan.

Pengembangan kecakap an dan ketramp ilan p erorangan untuk melaksanakan tugas jabatan dan fungsiny a sebagai seorang p rajurit TNI AD, merup akan hal pokok yang diuraikan dalam sistem p endidikan TNI AD. Pendidikan di lingkungan TNI AD diberikan secara bertingkat dan berlanjut sesuai dengan periode p engembangan p ersonel yang bersangkutan dan dipolakan mengacu p ada golongan dan kep angkatanny a melalui p endidikan formal dan non formal. Adap un p eny elenggaraan p endidikan dap at dilaksanakan secara sentralisasi, desentralisasi dan dilakukan oleh satuan. Pengembangan kecakap an dan ketramp ilan perorangan berlaku juga bagi p egawai sip il dilingkungan TNI AD.

Dalam lingkungan TNI AD p endidikan merup akan p ilar utama dalam membentuk sumber day a manusia p rajurit. Pendidikan memp uny ai peran dan fungsi y ang sangat menentukan dalam mengembangkan kualitas p rajurit agar memiliki kriteria profesional. Mengacu p ada Surat Kep utusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor SKEP/383/X/2002 dalam Buku Petunjuk Induk tentang Pendidikan disebutkan bahwa p endidikan secara luas atau umum adalah wadah atau p roses dari berbagai komponen yang memp uny ai fungsi dan kegiatan y ang berbeda tetapi saling terkait dan berhubungan satu sama

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

lain dalam up ay a y ang terp adu dan meny eluruh dalam satu kesatuan organik untuk mencap ai tujuan p endidikan.

Selanjutny a pengertian p endidikan dalam arti semp it adalah suatu usaha sadar untuk menanamkan dan mengembangkan kep ribadian, intelektual dan jasmani y ang dilakukan di lembaga p endidikan. Pendidikan di lingkungan TNI AD terdiri dari p endidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal dibagi menjadi pendidikan p embentukan, p endidikan p engembangan umum, pendidikan p engembangan sp esialisasi, p endidikan ilmu p engetahuan dan teknologi dan p endidikan p eralihan. Pendidikan formal dikendalikan secara terp usat atau sentralisasi dan memp engaruhi karir p rajurit dimasa mendatang. Pendidikan non formal berbeda dengan p endidikan formal. Pendidikan non formal merup akan p endidikan y ang tidak dikendalikan secara terpusat dan tidak terp engaruh langsung terhadap karir p ersonil, bentuknya antara lain p enataran, p eny uluhan, kelomp ok belajar, dan seminar.

5 S istem pendidikan Akademi Militer

a. Bidang Pengajaran

Berdasarkan kurikulum Pendidikan akademi militer tujuan p endidikan y ang ingin dicap ai Akademi M iliter adalah membentuk Taruna akademi militer menjadi Perwira TNI AD y ang memiliki sikap dan perilaku sebagai p rajurit sap tamarga, p engetahuan dan keteramp ilan dasar golongan p erwira, berkualitas akademis Dip loma IV serta jasmani y ang samap ta.

Guna mencap ai tujuan tersebut, op erasional p engajaran di Akademi M iliter dilakukan ecara bertahap , Bertingkat dan berlanjut. Adap un p entahap an operasional p engajaran di Akademi Militer dibagi dalam tiga tahap y aitu : 1) Tahap pembentukan sikap yaitu taruna diberikan p embekalan materi p embinaan mental rohani, mental ideology dan mental kejuangan untuk membentuk sikap dan p erilaku sebagai p rajurit Sap tamarga; 2) Tahap p engisian, y aitu Taruna diberikan pembekalan ilmu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

p engetahuan dan keteramp ilan dasar p erwira yang dituangkan dalam kurikulum untuk membentuk p rofesionalisme prajurit sesuai dengan tujuan p endidikan; 3) Tahap Pemantap an y aitu tahap dimana Taruna diberikan p embekalan, ceramah tokoh dan p imp inan TNI, On The Job Training (OJT) dan produk tugas akhir untuk menembah kemampuanny a sehingga dap at mengap likasikan materi p elajaran y ang dip eroleh dalam p elaksanaan tugas.

b Bidang Latihan.

Fungsi dari latihan adalah untuk melatih, memelihara, meningkatkan, memberikan p engetahuan dan keteramp ilan serta menguji kemamp uan prajurit mulai dari tingkat p erorangan samp ai dengan tingkat satuan agar siap melaksanakan tugas. Sedangkan sasaran latihan adalah tercap ainy a kemamp uan standar p rajurit di bidang pengetahuan dan keteramp ilan militer untuk dap at melaksanakan tugas sesuai jabatanny a.

Tujuan dari p elatihan menurut Tjip to dan Diana (1998:223) adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kary awan serta meningkatkan kualitas dan p roduktivitas organisasi secara keseluruhan dengan kata lain bahwa tujuan latihan adalah meningkatkan kinerja dan p ada giliranny a akan meningkatkan day a saing.

Langkah langkah latihan menurut Werther (1997:287) melip uti:1) Need assessment; 2) training and development; 3) p rogram content; 4) learning p rincip les; 5) actual p rogram; 6) skill knowledge ability of works; dan 7) evalution. Sedangkan menurut Simamora (1997:30) ada delap an langkah p elatihan y ang melip uti: 1) tahap p enilaian kebutuhan dan sumber day a untuk p elatihan; 2) mengidentifikasi sasaran latihan; 3) meny usun kriteria; 4) p re-test terhadap p emagang; 5) memilih teknik latihan; 6) melaksanakan pelatihan; 7) memantau p elatihan; dan 8) membandingkan hasil hasil latihan terhadap kriteria y ang digunakan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

Pelaksanaan manajemen p elatihan Taruna Akmil mengacu p ada aturan y ang berlaku di TNI AD. M anajemen latihan menginduk p ada Buku Petunjuk Induk Latihan TNI AD ( Mabes AD, 2011) menyebutkan bahwa manajemen latihan merup akan p roses p engelolaan sumber day a latihan secara efektif daan efisien untuk mencap ai kemamp uan standar y ang harus dimiliki oleh p rajurit dan satuan jajaran TNI AD melalui kegiatan; 1) Perencanaan dan p eny usunaan p rogram; 2) Pengorganisasian latihan; 3) p elaksanaan latihan; 4) pengawasan dan p engendalian latihan; 6) p encatatan dan lap oran; dan 7) evaluasi latihan.

c Bidang bimbingan dan p engasuhan.

Sebagai up ay a mencap ai outp ut p endidikan di Akademi M iliter sesuai tujuan dan sasaran y ang telah ditetap kan, maka p erlu p erwujudan kegiatan dalam meningkatkan kualitas akademik, jasmani dan mental kep ribadian taruna Akmil. Kegiatan tersebut mutlak dip erlukan mengingat bahwa keberhasilan suatu p endidikan tidak hany a ditentukan dalam kegiatan p roses belajar mengajar. Dip ahami bersama bahwa kegiatan p roses belajar mengajar tidaak selalu berjalan mulus dan lancer sehingga kadang muncul p erolehan nilai atau p restasi taruna y ang dibawah standar ketentuan. Berangkat dari kondisi tersebut maka dip erlukan bentuk kegiatan lain sebagai p endukung p roses kegiatan belajar mengajar p ada taruna Akmil.

Sasaran umum dalam bimbingan p engasuhan taruna mencakup tiga asp ek y aitu 1) Asp ek akademis dengan tercap ainya p enguasaan p engetahuan dan keteramp ilan taktis dan teknis militer sesuai tujuan p endidikan Akmil dengan adany a kedewasaan dalam mengembangkan dan menerap kan ilmu militer dip adukan dengan bidang akademis non militer y ang lain; 2) Asp ek jasmani y aitu tercap ainy a p embentukan kondisi tubuh, tercap ainy a kesegaran dan dikuasainya ketangkasan jasmani sesuai tuntutan tujuan p endidikan Akmil; 3) Ap ek sikap perilaku

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

denga tercap ainy a p embentukan, pengembangan dan p emantap an sikap dan p erilaku peserta didik sesuai dengan tuntutan tjuan p endidikan Akmil. d Tanggap , Tanggon dan Trengginas.

1) Tanggap /Bidang Pengembangan Kep ribadian

menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa kep ada Tuhan Yang M aha Esa dan mamp u mengap likasikanny a dalam kehidup an sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. memiliki integritas kep ribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap p erubahan, kemajuan ilmu p engetahuan dan teknologi serta masalah y ang dihadap i khususny a y ang berkaitan dengan bidang keahlianny a. 2) Tanggon/Bidang Pengetahuan dan Keterampilan 

M emiliki kemampuan melaksanakan dasar kemiliteran, taktik militer dan teknik militer secara professional.

3) Trengginas/Bidang jasmani

memiliki kondisi jasmani y ang samap ta (postur p rajurit, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani) sehingga mewujudkan kewibawaan lahiriah sebagai Perwira TNI AD serta memiliki p engetahuan p embinaan jasmani dan kemamp uan menerap kan p embinaan jasmani secara benar di satuan.

6. Rerangka Pikir.

Investasi y ang terp enting y ang mungkin dilakukan oleh organisasi TNI AD adalah investasi SDM melalui p endidikan. Pendidikan merup akan suatu kekuatan y ang diharap kan dapat meningkatkan p embinaan SDM dengan komp etensi, kemamp uan dan tingkat p rofesionalisme sesuai tuntutan dan kebutuhan dunia kerja. Metode pendidikan di lingkungan TNI AD, khususnya Akmil melip uti pengajaran, p elatihan dan p engasuhan. Keberhasilan ketiga aspek tersebut dalam pelaksanaan p endidikan di Akmil akan berpengaruh terhadap kualitas hasil didikny a y aitu membentuk p erwira TNI y ang tanggap,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

tanggon dan trenginas sesuai tuntutan global. Pada p enelitian ini, ketiga asp ek tersebut nantiny a y ang akan diteliti.

Untuk mengetahui p engaruh pendidikan y ang meliputi p engajaran, p elatihan dan p engasuhan terhadap hasil didikny a (outcome) y aitu p erwira TNI AD y ang profesional maka dibuatlah kerangka p emikiran. Pengajaran, p elatihan dan p engasuhan baik masing-masing maup un bersama-sama adalah sebagai variabel bebas (variabel indep enden), sedangkan p erwira y ang p rofesional(outcome) adalah variabel terikat(variabel dep enden). Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam p enelitian ini dideskrip sikan p ada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

PENGAJARAN

 

PERWIRA tangap,tanggon

trengginas PELATIHAN 

PENGASUHAN 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan / Disain Penelitian.

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode tertentu y ang sangat p enting bagi p erkembangan ilmu dan merup akan p emecahan suatu masalah. Metode p enelitian digunakan untuk memudahkan suatu p ermasalahan. Dengan kata lain metode p enelitian akan memberikan petunjuk terhadap p elaksanaan p enelitian atau petunjuk bagaimana suatu p enelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan p enelitian Kualitatif. M enurut Sugiy ono (2007 : 15), M etode p enelitian kualitatif adalah :

“ Met ode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postposit ivisme, digunakan untuk menelit i obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai inst rumen kunci, pengambilan sampel sumber dat a dilakukan secara purposive dan snowbaal, t eknik pengambilan dat a dengan t rianggulasi(gabungan), analisis dat a bersifat indukt if/kualit at if dan hasil penelit ian kualit at if lebih menekankan makna dari pada generalisasi”

Penelitian kualitatif dalah p enelitian tentang riset y ang bersifat deskrip tif dan cenderung menggunakan analisis dengan p endekatan induktif. Proses dan makna (p ersp ektif suby ek) lebih ditonjolkan p ada p enelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai p emandu agar fokus p enelitian sesuai fakta di lap angan. Selain itu juga landasan teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian sebagai bahan p embahasan hasil p enelitia. Djam’an & Aan Komariah (2012 : 22) mengatakan, p enelitian kualitatif menekankan p ada quality atau hal y ang penting dari suatu barang/jasa berup a kejasian/fenomena/gejala sosial.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

B. Definisi Operasional.

1. Sistem Pendidikan Akademi Militer. Sistem p endidikan Akademi M iliter mengacu p ada Tri p ola dasar p endidikan, y aitu p engajaran, p elatihan dan p engasuhan.

a Pengajaran. op erasional p engajaran di Akademi M iliter dilakukan ecara bertahap , Bertingkat dan berlanjut. Adap un pentahapan op erasional p engajaran di Akademi M iliter dibagi dalam tiga tahap y aitu : 1) Tahap p embentukan sikap y aitu taruna diberikan pembekalan materi p embinaan mental rohani, mental ideology dan mental kejuangan untuk membentuk sikap dan p erilaku sebagai p rajurit Saptamarga; 2) Tahap pengisian, y aitu Taruna diberikan pembekalan ilmu p engetahuan dan keteramp ilan dasar p erwira y ang dituangkan dalam kurikulum untuk membentuk p rofesionalisme p rajurit sesuai dengan tujuan p endidikan; 3) Tahap Pemantapan y aitu tahap dimana Taruna diberikan pembekalan, ceramah tokoh dan p impinan TNI, On The Job Training (OJT) dan p roduk tugas akhir untuk menembah kemampuanny a sehingga dap at mengap likasikan materi p elajaran yang dip eroleh dalam p elaksanaan tugas.

b Pelatihan. p elatihan menurut Tjip to dan Diana (1998:223) adalah untuk meningkatkan p engetahuan, keteramp ilan dan sikap kary awan serta meningkatkan kualitas dan p roduktivitas organisasi secara keseluruhan dengan kata lain bahwa tujuan latihan adalah meningkatkan kinerja dan p ada giliranny a akan meningkatkan day a saing.

c Pengasuhan. up aya mencap ai outp ut pendidikan di Akademi M iliter sesuai tujuan dan sasaran y ang telah ditetapkan, merup akan p erwujudan kegiatan tambahan di luar p roses belajar mengajar dalam meningkatkan kualitas akademik, jasmani dan mental kep ribadian taruna Akmil.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

2. Tanggap . warga negara y ang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang M aha Esa dan mamp u mengap likasikanny a dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.

3. Tanggon. kemamp uan melaksanakan dasar kemiliteran, taktik militer dan teknik militer secara professional.

4. Trengginas. kondisi jasmani y ang samapta (p ostur p rajurit, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani).

C. Populasi dan S ampel.

Penelitian kualitatif memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaan p enelitian, termasuk konsep p op ulasi dan samp el. M enurut Satori (2012:45), p ada p enelitian kualitatif p op ulasi dan samp el disebut subjek p enelitian. Persoalan penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan dan memp eroleh subyek p enelitian. Menurut p endap at Sugiy ono (2009:61) meny atakann bahwa “p opulasi adalah wilay ah generalisasi y ang terdiri atas objek/subjek y ang mempuny ai kuantitas dan karakteristik tertentu y ang ditetap kan oleh peneliti untuk dip elajari dan ditarik kesimp ulanny a.

Populasi bukan hany a orang, akan tetapi juga oby ek dan benda benda alam y ang lain. Pop ulasi juga bukan sekedar jumlah y ang ada p ada oby ek/suby ek, tetap i melip uti seluruh karakteristik/sifat y ang dimiliki oleh suby ak atau obyek itu. Satori & komariah (2012:46) mengungkapkan bahwa p op ulasi merup akan obyek atau suby ek y ang berada p ada suatu wilay ah top ik penelitian dan memenuhi sy arat sy arat tertentu berkaitan dengan masalah p enelitian.

Samp el dalam p enelitian ini berjumlah enam orang dan merup akan bagian dari p op ulasi y ang diambil dengan menggunakan p rosedur tertentu sehingga dap at mewakili pop ulasiny a secara representatif. Dalam p enelitian ini, jumlah sampel dap at berkembang berdasarkan p ermasalahan p enelitian. Disimp ulkan bahwa pop ulasi dalam p enelitian melip uti segala sesuatu y ang akan dijadikan subjek atau objek p enelitian y ang dikehendaki dalam p enelitian ini. Dalam p enelitian ini y ang akan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

dijadikan pop ulasi adalah p engajar/dosen, p elatih serta p engasuh Taruna Akademi M iliter dan p ara komandan satuan sebagai p engguna lulusan Akademi M iliter. M enurut Satori (2012:48), samp el dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetap i narasumber atau p artisip an atau informan atau konsultan. M ereka tidak menjawab pertany aan secara p asif, tetap i ikut aktif berinteraksi dengan p eneliti. Populasi dan samp el dalam p enelitian kualitatif lebih tep at disebut sumber data. Dalam p enelitian ini, samp el atau sumber data bersifat p urp osive dan snowball samp ling.

D. Instrumen Penelitian.

Dalam p enelitian ini yang menjadi instrumen p enelitian adalah p eneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus p enelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimp ulan dri temuan data di lap angan. Menurut Satori (2012:69) p enelitian kualitatif adalah instrumen utama y ang seharusny a memiliki kap asitas intelektual y ang tinggi terkait dengan kap asitas berfikir reflektif dan rasional yang digunakan saat p erancangan, p elaksanaan dan p elap oran p enelitian. Kekuatan p eneliti sebagai instrumen melip uti empat hal, y aitu : (1) kekuatan akan pemahaman metodologi kualitatif dan wawasan bidang p rofesiny a; (2) kekuatan dari sisi personality ; (3) kekuatan dari sisi kemamp uan hubungan sosial (human relation); dan (4) kekuatan dari sisi keterampilan berkomunikasi. Instrumen y ang digunakan dalam p enelitian ini adalah p edoman wawancara dan p anduan observasi.

E. Pengumpulan Data.

Data y ang dip erlukan dalam penelitian ini melip uti data primer dan data sekunder. Data primer adalah data y ang dip eroleh atau dikump ulkan oleh p eneliti secara langsung dari sumber datany a. Data p rimer disebut juga sebagai data asli atau data baru y ang memiliki sifat up to date. Untuk mendap atkan data p rimer, p eneliti

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

harus mengump ilkanny a secara langsung. Teknik yang dapat digunakan p eneliti untuk mengump ulkan data p rimer antara lain observasi dan wawancara.

Data sekunder adalah data y ang dip eroleh atau dikump ulkan p eneliti dari berbagai sumber yang telah ada (p eneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dap at diperoleh dari berbagai sumber sep erti buku, laporan, jurnal dan lain lain (Sugiy ono : 2010). Oleh karena itu, p engump ulan data p ada p enelitian ini menggunakan teknik wawancara dan wawancara secara mendalam ( dep th interview) kep ada p ara p emangku kep entingan di lingkungan Akademi M iliter dan p ara p engguna lulusan Akademi Militer terutama Komandan satuan di wilay ah Kodam IV Dip onegoro.

F. Metode Analisis data.

Penelitian ini dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif, maka menurut Djam’an Satori (2012 ; 12) p enelitian kualitatis adalah p enelitian y ang menekankan p ada quality atau hal yang p enting dari sifat suatu barang/jasa. Otak p enelitian kualitatif berada p ada analisis data. Analisis data memerlukan day a kreasi dan kemamp uan intelektual yang tinggi. Analisa data merup akan langkah y ang sangat urgen dan menentukan, karena melalui interp retasi y ang tep at akan dip eroleh hasil p enelitian yang bermakna.

Teknik analisis data dalam p enelitian ini menggunakan analisis S WOT (Strengths, Weakneses,Opportunuties dan Treats ) atau menurut Djam’an Satori (2012 : 209) dinamakan “kekepan” (Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman). Kekuatan dan kelemahan merup akan analisis faktor internal dari lingkungan organisasi, sedangkan p eluang dan ancaman merup akan analisis faktor eksternal.

Konsep dasar analisis SWOT sebenarny a sangat sederhana, sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu (Freddy Rangkuti 2013;X), bahwa : “ apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dip astikan kita akan memenangkan p ertemp uran”. Namun

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

dalam p erkembanganny a hingga jaman modern sekarang ini, analisis SWOT tidak digunakan untuk meny usun strategi perang. Dunia bisnisp un telah menggunakan analisis ini dalam p erencanaan strategi y ang bertujuan meny usun strategi jangka p anjang, sehingga arah dan tujuan p erusahaan dap at dicap ai dengan optimal.

Analisis SWOT membandingkan antara kekuatan dan kelemahan dengan p eluang dan ancaman. Kedua faktor tersebut menjadi p ertimbangan utama dalam mengambil kesimpulan suatu penelitian kualitatif. Analisis SWOT adalah metode p erencanaan strategis y ang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses), p eluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam memecahkan suatu suatu masalah. M enurut Muhammad ( 2013 : 173 ), walaup un sangat p opular, sesungguhny a analisis SWOT bukan alat analisis y ang p ertama dalam manajemen Strategik. Analisis ini muncul pertama kali pada tahun 1963 y ang dikembangkan oleh “Mc Kinsey Foundation for management Research”.

Kegiatan yang p aling p enting dalam p roses analisis menurut Rangkuti ( 2013 : 15) adalah memahami seluruh informasi y ang terdap at p ada suatu kasus, menganalisa situasi untuk mengetahui isu apa y ang terjadi dan memutuskan tindakan apa y ang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Analisa SWOT adalah membandingkan antara faktor internal dengan faktor eksternal. Senada dengan rangkuty adalah Hunger dan Wheelen (2003;193) bahwa, analisis situasi merup akan awal p roses p erumusan strategi y ang mengharuskan p ara manajer menemukan kesesuaian strategis antara p eluang eksternal dan kekuatan internal serta ancaman eksternal dan kelemahan internal.

Dalam p enelitian ini, p enulis akan menggunakan analisis SWOT 4 ( emp at) kuadran. Setelah faktor internal dan eksternal diindentifikasi, maka langkah selanjutny a adalah analisa masing masing faktor dalam bentuk matrik. Analisa faktor internal atau Internal factors Analisis Summary ( EFAS ). M enurut Suwarsono M uhammad ( 2013 : 181 ) analisis SWOT 4 kuadran sedikit lebih kuantitatif dari p ada SWOT klasik. Setelah menemukan indikator, dalam SWOT 4 kuadran dilakukan p erhitungan. Dengan analisis ini diharapkan akan ditemukan di kuadran mana p osisi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

suatu organisasi, sehingga dap at digunakan sebagai pertimbangan dalam meny usun strategi ke dep an dalam mencapai tujuan organisasi. Cara membuat analisis SWOT seperti p ada diagram berikut :

Gambar 3,1 .Diagram Analisis SWOT

Dari diagram diatas, dapat dijelaskan bahwa terdap at emp at kuadran y ang menemp atkan suatu organisasi berada p ada p osisi mana untuk menentukan strategi ke depan. Masing masing kuadran tersebut artiny a sebagai berikut : Kuadran I, merup akan situasi y ang sangat menguntungkan. Kuadran II, meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini memiliki kekuatan internal. Kuadran III, Organisasi memiliki peluang y ang cukup besar, tetap i menghadapi kendala/kelemahan internal. Kuadran IV, merup akan situasi y ang sangat tidak menguntungkan, karena menghadapi ancaman dan kelemahan internal.

PELUANG

M endukung Strategi Devensif

II

(37)

Langkah-langkah p elaksanaan analisis SWOT menurut Suwarsono M uhammad (2013 : 187) adalah :

1. Membuat daftar indikator kekuatan, kelemahan, p eluang dan ancaman y ang dihadapi oleh perusahaan/organisasi.

2 Masing-masing indikator diberi bobot dengan cara membandingkan besar kecilnya p eranan antara indikator y ang satu dengan indikator lainnya.

3 M emberikan nilai terhadap besar kecilnya sumbangan atau hambatan masing-masing indikator terhadap p encap aian tujuan p erusahaan/organisasi.

a. Skor 1 s.d 5 untuk variabel kekuatan dan kesemp atan.

b. Skor 1 s.d 5 untuk variabel kelemahan.

4. Menghitung (menjumlahkan) nilai masing masing indikator ke dalam suatu katagori dengan mengalikan antara bobot dan nilai masing-masing indikator.

a. Variabel internal adalah total nilai kekuatan (S) dikurangi total nilai kelemahan (W).

b. Variabel Eksternal adalah total nilai p eluang (O) dikurangi total nilai tantangan (T)

5. M enentukan p osisi organisasi ke dalam suatu kuadran dan menentukan strategi y ang akan dilaksanakan.

a. Jika selisih kedua nilai tersebut p ositif, maka organisasi berada di kuadran I, maka disarankan menggunakan strategi pertumbuhan.

b. Jika p eluang lebih besar darip ada ancaman dan kekuatan lebih kecil dari ancaman, maka organisasi berada di kuadran II, maka disarankan menggunakan strategi stabilisasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

c. Jika selisih kedua nilai negatif, maka organisasi berada di kuadran III, maka disarankan menggunakan strategi p enyelamatan.

d. Jika p eluang lebih kecil dari p ada ancaman dan kekuatan lebih besar dari pada ancaman, maka organisasi berada di kuadran IV, maka disarankan menggunakan strategi diversifikasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

BAB IV

HASIL PENELI TIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data

.

1. Sejarah Akademi Militer.

Sejarah Akademi Militer (Akmil) sesuai dalam buku y ang berjudul 50 Tahun Akademi Militer Harap an dan Tantangan y ang diterbitkan oleh Pusat Penerangan Dan Hubungan M asy arakat (Penhumas) Akmil , bermula dari didirikannya Militaire Academie (M A) Yogy akarta p ada tanggal 31 Oktober 1945, y ang tidak bisa dip isahkan dengan kelahiran serta p ertumbuhan TKR y ang telah didekritkan oleh Presiden RI tanggal 5 Oktober 1945. Dengan berdiriny a TKR maka p erlawanan bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonial Belanda lebih terkendali dan terarah karena TKR sebagai pengganti BKR, sudah menjadi tentara kebangsaan. Pembentukan TKR ini dilatarbelakangi oleh gagasan eks M ayor KNIL Oerip Sumoharjo karena situasi gawat p ada waktu itu dan juga dalam menghadap i kedatangan p asukan Sekutu sehingga p erlu dibentuk suatu tentara y ang p rofesional mengingat BKR y ang sudah terbentuk tanggal 23 Agustus 1945 bukan merup akan tentara reguler dan kebangsaan tetap i hany a Badan Keamanan Raky at y ang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban raky at serta tidak dip ersiap kan untuk menghadapi Kolonial . Pembentukan MA Yogy akarta dilatarbelakangi hasil sidang Kabinet RI p ada tanggal 15 Oktober y ang dihadiri oleh R Oerip Sumoharjo ( eks May or KNIL ) dan dr Cip to (eks Syodancho PETA) y ang memutuskan membentuk TKR dan mengangkat Kep ala Staf Umum Tentara Keamanan Raky at adalah Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.

M arkas Besar Umum TKR berkedudukan di Yogy akarta y ang dibentuk oleh Letnan Jendral Oerip Sumoharjo. Peny usunan Organisasi TKR

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

ditindaklanjuti dengan dikeluarkanny a p engumuman dan instruksi y ang mengatur pertumbuhan TKR dengan membentuk empat Divisi TKR ( tiga Divisi di Jawa dan satu Divisi di Sumatra ) namun rencana itu tidak terlaksana karena sebelumnya p ada awal kemerdekaan para p emuda di seluruh daerah secara sp ontan telah membentuk BKR y ang tadinya kurang dari sep uluh kemudian menjelma sebesar sep uluh Divisi.

Problem p ertama y ang dihadap i KSU TKR adalah bagaimana melengkapi p asukan TKR sebany ak itu dengan Perwira y ang cukup terdidik dan terlatih. Problem itulah y ang mendorong Letjen Oerip Sumoharjo memiliki gagasan untuk membentuk secep at mungkin sekolah p erwira secara singkat. Pada tanggal 27 Oktober 1945, dipanggil Kolonel Samidjo dan diperintahkan untuk membentuk Military Academy di Yogy akarta dalam waktu singkat.

Akhirny a dengan p ersiap an y ang sangat sederhana mulailah diumumkan p embukaan Military Academy Yogy akarta p ada tanggal 31 Oktober 1945 y ang ditanda tangani langsung oleh Kepala Staff Umum TKR Letjen Oerip Sumoharjo dan disebarkan melalui harian Kedaulatan Raky at p ada tanggal 1 November 1945 dan RRI Yogy akarta selama tiga hari berturut – turut. Sejak itulah mulai dibuka p edaftaran dan penerimaan kadet M A y ang kemudian dididik menjadi perwira. Selama p endidikan, p ara kadet juga dilibatkan membantu TKR melaksanakan op erasi militer maup un tugas internasional seperti dimagangkan ke p asukan untuk mengetahui dan memp elajari kehidup an prajurit di Batalyon

Setelah p ersetujuan Renvile tercap ai dan kira - kira kadet MA baru semester VI, meletuslah p embrontakan PKI M adiun p ada tanggal 19 September 1948. Kemudian p ara kadet M A dip erbantukan untuk menump as p embrontakan PKI tersebut. Dalam op erasi tersebut kadet M A gugur 2 orang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

dan p ada akhirnya p ada bulan Oktober p ara kadet angkatan p ertama ditarik dari tugas op erasi tersebut untuk memp ersiap kan diri dalam p elantikan menjadi p erwira.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresi militer kedua meny erang Yogy akarta maka p ara p erwira y ang baru lulus dan belum melaksanakan cuti, bersama dengan kadet angkatan kedua bergerak keluar kota untuk melaksanakan p erang gerily a y ang dip usatkan di Kalasan. Selama p erang M A kehilangan kadet y ang gugur sebanyak 25 orang. Setelah Belanda ditarik dari kota Yogy akarta tanggal 29 Juni 1949 p ara kadet angkatan kedua kembali ke M A untuk kemudian dilantik menjadi p erwira di istana Presiden di Yogy akarta.

Sementara itu p ada bulan Sep tember 1949 MA Yogyakarta kembali menerima kadet angkatan ke III dengan p ersy aratan ditingkatkan y aitu lulusan SMA. Tetap i y ang mendaftar hany a sedikit yaitu 21 orang dan diterima 12 orang. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan kadet angkatan I dan II sekitar 3502 dan diterima 180. Kemudian dalam p endidikannya kadet y ang 12 orang berkurang menjadi 10 orang dan setelah 3 bulan p endidikan berlangsung, 3 kadet mengundurkan diri sehingga tinggal 7 orang, dengan kondisi sep erti itulah maka p endidikan tidak bisa berjalan maka p emerintah memutuskan menutup sementara M A Yogy akarta p ada tahun 1950 . Sedang 7 orang kadet dan beberap a p erwira efektif lainny a melanjutkan p endidikan di Koningkelijke Militaire Academie ( KMA ) Bredda Nederland.

Pada kurun waktu y ang sama diberbagai temp at lain (M alang, M ojoagung, Salatiga, Brastagi, Prap at) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD / ABRI p ada waktu itu. Yang selanjutnya p ada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung juga didirikan SPGi AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat) y ang berasal dari kesatuan p erjuangan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

bersenjata y ang berhasil menguasai p ersenjataan dan p erbengkelan beserta p eralatan genie tentara Jepang.

Perkembangan selanjutnya p ada tanggal 23 Sep tember 1956 sekolah itu berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu p ula p ada tanggal 13 Januari 1951 didirikan p ula P3AD (Pusat p endidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung. Mengingat p ada saat itu bany ak sekolah p erwira TNI AD, maka muncul gagasan dari p impinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi M iliter, gagasan ini p ertama kali dimunculkan p ada sidang p arlemen oleh M enteri Pertahanan p ada tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 Nop ember 1957 p ukul 11.00 Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan p embukaan kembali Akademi M iliter Nasional y ang berkedudukan di M agelang. Akademi Militer ini merup akan kelanjutan dari M A Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4. Adap un alasan dibukanya kembali AMN adalah supay a sekolah militer y ang menghasilkan p erwira baik tehnik maup un temp ur dipusatkan disatu temp at (tidak lagi tersebar) dan dip ilihlah kota Magelang karena kotany a beriklim sejuk dan sep i serta letakny a strategis.

Atas dasar p ertimbangan tersebut di atas maka p ada tahun 1961 Akademi M iliter Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi M iliter Nasional dan berkedudukan di M agelang. Selanjutny a pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan POLRI) memiliki Akademi, maka p ada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia (Akabri). Sesuai dengan tuntutan tugas, maka p ada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di M agelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, y ang melip uti dua Akabri bagian di bawah satu pimp inan, y aitu Akabri Bagian Umum dan Akabri

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

Bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri Bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II samp ai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 Sep tember 1979 Akabri Udarat berubah namany a menjadi Akabri Bagian Darat.

Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka p ada tanggal 14 Juni 1984 AKABRI Bagian Darat berubah namany a menjadi Akmil (Akademi M iliter). Pataka Akademi M iliter memp unyai seloka y ang berbuny i " ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NAGARA BHAKTI " y ang memp uny ai makna : Sebagai Ksatria y ang rajin dan giat menuntut ilmu untuk diamalkan secara gagah berani dan bercita-cita luhur sebagai p atriot bangsa. (Akademi M iliter, 2007 : 1 - 50).

2. Visi dan Misi.

a. M isi.

“ Menjadikan Akademi M iliter sebagai Center of Excellence y ang dap at mewujudkan hasil didik y ang p rofessional dan dicintai rakyat”

b. Visi.

1) M engop timalkan kinerja organisasi melalui p rogram p embinaan satuan dengan melaksanakan validasi organisasi, p engisian materil, p enataan pangkalan, melengkap i p iranti lunak dan p emenuhan sarana p rasarana pendidikan dan p embinaan latihan.

2) M eningkatkan p eran 10 komponen pendidikan.

3) M eningkatkan kualitas hasik didik agar menjadi p erwira p rofessional sebagai p emimp in masa depan dan dicintai raky at.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

4) M eningkatkan p eran dan fungsi p engkajian dan p engembangan.

5) M elaksanakan kegiatan sosialisasi dan p embinaan territorial terbatas di sekitar p angkalan dan daerah latihan.

3. Peny iap an Perangkat Op erasi Pendidikan.

a. Tenaga Pendidik. Tenaga Pendidik y ang digunakan berp edoman p ada Kep utusan Kasad Nomor Skep /686/IX/2015 tanggal 18 Sep tember 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Tenaga Pendidik, p ersy aratan y ang menjadi p edoman dalam p enugasan tenaga p endidik di Akmil adalah sebagai berikut:

1) Sy arat Personel.

a) M emiliki kualifikasi keguruan/kepelatihan.

b) M emiliki p engalaman tugas lapangan dan staf atau memp uny ai masa dinas di lembaga p endidikan.

c) M emiliki latar belakang p endidikan minimal setingkat dengan lulusan p endidikan y ang diselenggarakan;

d) M emiliki kemauan dan kemamp uan untuk mengembangkan ilmu p engetahuan dan teknologi;

e) M emiliki kemamp uan mentransformasikan p engetahuan;

f) M emiliki p enamp ilan y ang baik dan sikap ketauladanan;

g) M emiliki wawasan y ang luas tentang p engetahuan dalam bidang p ertahanan negara;

h) M emp unyai kualifikasi p sikologi sebagai p endidik;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

i) M emp unyai daya p ikir y ang inovatif, kreatif, improvisasi dalam mengantar materi yang diajarkan maup un dilatihkan; dan

j) M emahami bahasa asing yang diperlukan. 2) Persy aratan Umum.

a) M emiliki kualifikasi keguruan/kepelatihan; b) M emiliki pengalaman tugas lap angan dan staf;

c) M emilki latar belakang pendidikan y ang memadai, dan memiliki sertifikat setingkat dengan lulusan lembaga p endidikan temp at tugasny a;

d) M emiliki pengetahuan keguruan dan kependidikan serta kepelatihan;

e) Berp engalaman cukup dalam tugas-tugas tertentu atau memp uny ai masa dinas y ang dap at dianggap cukup menurut ketentuan Binp ers;

f) M emiliki kemauan dan kemamp uan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kep ada orang lain/peserta didik.

g) M emiliki kemamp uan mentransformasikan p engetahuan kep ada orang lain/p eserta didik;

h) M emiliki p enamp ilan y ang baik dan sikap ketauladanan.

i) M emiliki prestasi p endidikan dalam kelomp ok terbaik; j) M emiliki ap resiasi terhadap p engetahuan dalam bidang p ertahanan negara.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

k) Diutamakan memp uny ai kualifikasi p sikologi tenaga p endidik.

3) Persy aratan Khusus. Bagi tenaga pendidik mengajar dan tenaga p endidik instruktur di samp ing p ersy aratan umum, harus:

a) memiliki kemampuan mengop erasionalkan komp uter dan IT;

b) memiliki penguasaan dalam materi y g diajarkan;

(c) menguasai materi keteramp ilan y ang diberikan dan dilatihkan;

d) mamp u memberi contoh p elaksanaan keteramp ilan y ang dilatihkan;

e) memp uny ai daya p ikir y ang inovatif, kreatif, improvisasi dalam mengantar materi yang diajarkan maup un dilatihkan;

f) memiliki pemahaman y ang baik tentang bahasa Inggris dan bahasa lain y ang dip erlukan;

g) memiliki klasifikasi p sikologi sebagai Gumil/ Dosen/Gadik; dan

h) mengajar/melatih sesuai ketentuan y ang berlaku y aitu untuk p elajaran teori maksimal 3 (tiga) materi pelajaran, sedangkan untuk p elajaran y ang bersifat p raktik maksimal 2 (dua) materi p elajaran.

b. Tenaga Kep endidikan. Tenaga Kependidikan y ang digunakan berp edoman pada Keputusan Kasad Nomor Skep /680/IX/2015 tanggal 18 Sep tember 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Tenaga Kep endidikan,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

p ersy aratan y ang menjadi p edoman dalam penugasan tenaga kep endidikan di Akmil adalah sebagai berikut:

1) Tenaga kep endidikan disiap kan dari p ersonel non Gadik dari M entar, Balak, Denma dan Dendemlat guna mendukung Op sdik Taruna;

2) Tenaga kep endidikan harus dap at memberikan dukungan dalam p elaksanaan p endidikan secara optimal;

c. M etode Pengajaran. M etode Pengajaran y ang digunakan berpedoman p ada Buku Petunjuk Teknis tentang M etode Pengajaran sesuai Kep utusan Kasad Nomor Skep /683/IX/2015 tanggal 18 Sep tember 2015, terdiri dari:

1) M etode ceramah; 2) M etode tany a jawab; 3) M etode diskusi;

4) M etode p emecahan masalah/studi kasus; 5) M etode manusia sumber (rescource person); 6) M etode studi kep ustakaan;

7) M etode audio visual;

8) M etode p roy ek atau unit;

9) M etode p emberian tugas & resitasi; 10) M etode demontrasi;

11) M etode aplikasi; 12) M etode sosio drama; 13) M etode kerja kelomp ok; 14) M etode kary awisata;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

15) M etode survey sosial;

16) M etode p engabdian masyarakat (community service); 17) M etode team teaching (system pengajaran beregu); 18) M etode simulasi;

19) M etode drill; 20) M etode eksp rimen;

21) M etode p enemuan (discovery-inquiry); dan 22) M etode gladi.

d. Bahan Ajaran. Bahan ajaran y ang digunakan berp edoman p ada Kep utusan Kasad Nomor Skep /685/IX/2015 tanggal 18 Sep tember 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Paket Instruksi.

1) Departemen melaksanakan p embinaan bahan ajaran sesuai bidang masing-masing;

2) Paling lambat satu hari sebelum mata kuliah diajarkan bahan ajaran sudah diterima oleh Taruna/p eserta didik; dan

e. Alins dan Alongins. Alins dan alongins y ang digunakan berpedoman p ada Kep utusan Kasad Nomor Skep /681/IX/2015 tanggal 18 September 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Alins dan Alongins.

1) Laboratorium dan kelas lap angan disiap kan dan dibina oleh Departemen p embina materi;

2) Kebutuhan Alins/Alongins untuk menunjang op erasi p endidikan diajukan oleh Dep artemen p embina materi kep ada Dirbindik;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 3,1 .Diagram Analisis SWOT
Tabel 4.1 Internal Factory Analysis Smmary (IFAS)
Tabel  4,2 Eksternal Factory Analysis Smmary (EFAS)
Gambar  4.3 Diagram Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

[r]

menghadirkan guru-guru dari berbagai sekolah di Kota Kupang dan pihak pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, Kantor Wilayah Provinsi NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa motivasi individu tunanetra yang melaksanakan ibadah haji timbul dari dirinya sendiri,

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengolaha Data Elektronik adalah manipulasi dari data kedalam bentuk yang lebih berarti berupa suatu informasi dengan

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah bagaimana menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Aplikasi Informasi Kesehatan Ibu dan Anak berbasis Android inidapat dijalankan pada telepon genggam (mobile phone) yang compatible

Akuifer ditemukan pada sumur uj1 yaitu W5, W3, dan W4.. Terdapat empat satuan geomorfologi yang dihitung dari permukaan. Akuifer ini termasuk.;ents dan batubara. Umur

Dengan mempertimbangkan latar belakang yang telah diutarakan diatas kami berinisiatif untuk membentuk pengabdian masyarakan bagi siswa dan siswi kelas 3 melalui progam