• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Buku Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan BAKAL Tahun 2010 ini telah selesai disusun. Buku ini terdiri dari 2 bagian, yang pertama adalah Kegiatan BAKAL Pilot Project Pengembangan Alsintan, dan yang kedua Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan. Melalui buku pedoman ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai dasar kebijakan dan dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan program bantuan alsintan ini . Disamping itu, diharapkan hasil dari kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan BAKAL kedepan juga dapat dijadikan acuan bagi perencana kebijakan Pemerintah Pusat, maupun Dinas Pertanian Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada pihak terkait yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam proses penyusunan buku pedoman pelaksanaan ini.

Jakarta, Januari 2010

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN ,

IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP. 19490625.197603.1.001

(3)

ii Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 ... 1

I. PENDAHULUAN ... 2

A. Latar Belakang ... 2

B. Tujuan dan Sasaran ... 4

II. BANTUAN ALSINTAN UNTUK PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN PADA UPJA ... 5

A. UPJA Penerima Bantuan ... 5

B. Mekanisme Pemberian Bantuan Pilot Project ... 8

1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan ... 8

2. Penentuan Alokasi ... 10

3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan ... 11

4. Proses Pembelian Alsintan ... 15

III. KETENTUAN PEMANFAATAN ALSINTAN ... 17

IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 18

V. INDIKATOR KEBERHASILAN ... 21

VI. PENUTUP ... 23 LAMPIRAN

(4)

iii DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN

TAHUN 2010 ... 77

I. PENDAHULUAN ... 78

A. Latar Belakang ... 78

B. Tujuan dan Sasaran ... 79

II. BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 ... 81

A. UPJA PENERIMA BANTUAN ... 81

B. MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN ... 82

1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan ... 82

2. Penentuan Alokasi ... 85

3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan ... 86

4. Proses Pembelian Alsintan ... 90

III. KETENTUAN PEMANFAATAN ALSINTAN ... 95

IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 96

V. INDIKATOR KEBERHASILAN ... 99

VI. PENUTUP ... 100

LAMPIRAN

(5)

iv Halaman

PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT

PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan ... 24

Lampiran 2. Alokasi Bantuan Alsintan untuk Pilot Project

Pengembangan Alsintan ... 48

Lampiran 3. Contoh Perjanjian Antara Dinas Pertanian Kabupaten Dengan UPJA Penerima Bantuan

Alsintan Untuk Pilot Project Pengembangan

Alsintan ... 51

Lampiran 4. Contoh Form Catatan Penggunaan Alsintan ... 52

Lampiran 5. Contoh Analisa Ekonomi Penggunaan

Alsintan ... 53

Lampiran 6. Contoh Form Pelaporan ... 54

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan ... 101

Lampiran 2. Alokasi Kegiatan BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan

Tahun 2010 ... 111

Lampiran 3. Contoh Perjanjian Antara Dinas Pertanian Kabupaten Dengan UPJA Penerima Kegiatan

BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project

Pengembangan Alsintan ... 118

Lampiran 4. Realisasi Kegiatan BUMA dan BAKAL

diluar Pilot Project Pengembangan

Alsintan ... 119

Lampiran 5. Contoh Analisa Ekonomi Penggunaan

Alsintan ... 120

(6)

v

PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT

PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010

Tabel 1. Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan

Alsintan Paket A ... 9

Tabel 2.Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan

Alsintan Paket B ... 10

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL

DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Tabel 1. BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan

Alsintan Paket A ... 84

Tabel 2.BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan

(7)

vi

PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT

PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010

Gambar 1. Diagram UPJA Penerima Bantuan Alsintan

untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan ... 7

Gambar 2. Contoh Lahan Percontohan ... 7

Gambar 3. Mekanisme Bantuan Alsintan untuk Pilot Project

Pengembangan Alsintan ... 15

Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan

Tahun 2010 ... 20

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL

DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Gambar 1. Diagram UPJA Penerima BUMA dan BAKAL

Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan ... 82

Gambar 2. Mekanisme Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar

Pilot Project Pengembangan Alsintan ... 90

Gambar 3. Mekanisme Pembelian Traktor Roda 2 Menggunakan

Bantuan Uang Muka (BUMA) T.A. 2010 ... 94

Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project

(8)

KEGIATAN BAKAL

PILOT PROJECT

PENGEMBANGAN ALSINTAN

TAHUN 2010

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

(9)

2

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam upaya pengamanan produksi tanaman pangan guna memantapkan kecukupan bahan pangan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, beberapa hal seperti alih fungsi dan degradasi lahan dan air menjadi masalah sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Hal ini menyebabkan ketersediaan sumber daya lahan dan air mengalami penurunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kecenderungan peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terus berlanjut. Kondisi ini diperburuk bahwa pengalihan fungsi lahan tersebut justru terjadi pada lahan-lahan yang subur, sementara dalam upaya perluasan areal baru, kesuburan tanahnya relatif rendah dan memerlukan investasi yang cukup besar untuk mendapatkan tingkat kesuburan yang signifikan. Kondisi ketersediaan lahan yang semakin terbatas tersebut diikuti merosotnya kualitas kesuburan lahan dan air sebagai akibat degradasi kualitas lingkungan. Hal lain adalah adanya gangguan bencana alam (kekeringan, banjir) akibat gangguan iklim, merosotnya kondisi tata guna tanah dan perairan, serta gangguan hama dan penyakit.

Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan/inovasi teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan tetap memperhatikan persyaratan: (1) secara teknis dapat dilaksanakan oleh petani; (2) ekonomis/ menguntungkan (3) sesuai dengan kondisi sosial masyarakat tani serta (4) ramah lingkungan.

Dalam penerapan teknologi alsintan pada suatu usaha tani ditemukan kondisi areal pertanian yang berbeda-beda baik topografi maupun sifat fisik tanahnya, iklim yang beragam, kondisi infrastruktur yang tidak mendukung, kelembagaan yang masih terbatas serta latar belakang pendidikan dan kondisi sosial – ekonomi petani pengguna alsintan tersebut yang umumnya masih terbatas (sebagian besar petani masih menggunakan cara konvensional dalam pengolahan tanah), menjadi salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan dalam penerapan teknologi alsintan tersebut.

(10)

3 Dukungan alsintan dalam proses produksi tanaman pangan yang dimulai dari kegiatan pengolahan tanah, perbenihan, pembibitan, pengairan, penyiangan, sampai pemanenan saat ini diperlukan dikarenakan makin terbatasnya tenaga kerja pertanian di pedesaan dan untuk meningkatkan kemampuan penanganan pra dan pasca panen baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah berupaya menggulirkan program Proyek Percontohan (Pilot Project) Pengembangan Alsintan yang diberikan kepada lembaga Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang memenuhi kriteria sebagai UPJA penerima pada 30 Kabupaten di 30 Provinsi di Indonesia.

Strategi pengembangan alsintan melalui program ini selain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan UPJA juga dalam rangka proses inovasi teknologi mekanisasi pertanian khususnya alat dan mesin

pertanian (alsintan) penanam bibit padi (transplanter) dan penyiang

(power weeder). Dengan demikian dalam pelaksanaannya, bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan bagi UPJA, harus mampu memberikan peningkatan pendapatan yang lebih baik bagi UPJA penerima bantuan dibandingkan dengan kondisi sebelum menerima bantuan. Disamping itu, UPJA penerima bantuan

diharapkan juga mampu mengadopsi teknologi transplanter dan power

weeder dalam rangka proses alih teknologi di tingkat UPJA. Oleh karena itu, segala ketentuan berkaitan dengan penyiapan lahan untuk keperluan inovasi tersebut juga harus dapat dipenuhi oleh UPJA bersangkutan.

Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

merupakan acuan bagi petugas di lapangan dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuat oleh Pusat (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan) terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan, pelaksanaan pemanfaatan alsintan tersebut serta pelaporannya. Pedoman ini perlu ditindak lanjuti oleh daerah melalui pembuatan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang

mengatur secara lebih rinci pelaksanaan pilot project oleh UPJA

(11)

4

B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

a) Memberikan petunjuk dan arahan bagi petugas di

Kabupaten/Kota berkaitan dengan Pelaksanaan Pilot Project

Pengembangan Alsintan bagi UPJA.

b) Meciptakan suatu model percontohan pengelolaan alsintan melalui UPJA.

c) Meningkatkan pendapatan UPJA melalui penambahan jumlah dan jenis kepemilikan alsintan.

d) Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan kompetensi SDM pengelola UPJA untuk peningkatan kinerjanya.

e) Membuat suatu model percontohan inovasi teknologi alsintan yang dapat menunjang upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.

2. Sasaran

a) Terwujudnya buku pedoman yang berisi petunjuk dan arahan

bagi petugas di Kabupaten/Kota berkaitan dengan

Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan bagi UPJA.

b) Terwujudnya suatu model percontohan pengelolaan alsintan pada UPJA.

c) Meningkatnya pendapatan UPJA melalui penambahan jumlah dan jenis kepemilikan alsintan.

d) Meningkatnya kemampuan pengelolaan dan kompentasi SDM pengelola UPJA untuk peningkatan kinerjanya.

e) Terwujudnya suatu lahan untuk model percontohan inovasi teknologi alsintan yang dapat menunjang upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.

(12)

5

PENGEMBANGAN ALSINTAN PADA UPJA A. UPJA Penerima Bantuan

Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan yang

dilaksanakan pada tahun 2010 merupakan upaya Pemerintah dalam membantu UPJA agar UPJA tersebut dapat memperoleh peningkatan pendapatan yang signifikan sehingga dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan UPJA maupun untuk membeli alsintan baru lainnya. Penentuan UPJA penerima bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

1. UPJA penerima diusulkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten dan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi.

2. UPJA penerima merupakan UPJA profesional, berpengalaman

sekurangnya 2 tahun dan dikelola oleh SDM yang kompeten. Kriteria UPJA profesional diatur dalam Permentan no. 25/Permentan/PL.130/5/2008.

3. UPJA mempunyai struktur organisasi jelas, dilengkapi AD/ART, dan berbadan usaha serta mempunyai kegiatan yang produktif. 4. UPJA penerima bantuan adalah UPJA yang merupakan

bagian/unit kegiatan usaha dari Kelompok Tani (Poktan)/ Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), maupun UPJA lainnya, yaitu UPJA yang bukan merupakan bagian dari unit usaha

Poktan/Gapoktan yang independent yang bermitra dengan

kelompok tani/gabungan kelompok tani(lihat Gambar 1).

5. Wilayah kerja UPJA penerima bantuan sekurang-kurangnya seluas 50 Ha, yaitu merupakan gabungan wilayah kerja dari Poktan/Gapoktan yang dilayani UPJA tersebut.

6. UPJA penerima bersedia menyediakan lahan untuk model percontohan inovasi teknologi alsintan yang akan dikembangkan di lahan tersebut dan mempunyai SDM yang mampu menerima teknologi yang akan dikembangkan di lahan percontohan tersebut. Lahan percontohan yang dimaksud minimum berukuran 0,3 Ha per petak dan sekurang-kurangnya ada 2 petak,

(13)

6 dilengkapi dengan saluran irigasi, saluran drainase dan jalan untuk alsintan (farm road) sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.

7. Jika lahan percontohan tersebut belum tersedia, dapat mulai dibentuk sesuai dengan kriteria rancangan lahan sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Persiapan pembentukan lahan harus sudah selesai dilakukan selambat-lambatnya pada bulan April tahun 2010.

8. UPJA penerima bantuan alsintan untuk pilot project

pengembangan alsintan dapat menggunakan bantuan alsintan yang diterimanya selain untuk mengerjakan model lahan percontohan, juga untuk kegiatan usaha pelayanan jasa alsintan. 9. UPJA penerima memiliki tabungan kelompok yang merupakan

tabungan hasil usaha selama minimum 1 tahun terakhir.

10. UPJA wajib membuat laporan perkembangan pemanfaatan

alsintan yang diterimanya, termasuk manfaatnya bagi

(14)

7 Project Pengembangan Alsintan

Gambar 2. Contoh Lahan Percontohan KELOMPOK TANI KELOMPOK TANI GAPOKTAN UK UPJA (INDEPENDENT) UPJA PENERIMA UNIT KEGIATAN UK UPJA KELOMPOK TANI UPJA WIL

KERJA KERJA WIL WIL

KERJA WIL

KERJA KERJA WIL WIL

KERJA

UNIT KEGIATAN

WIL

KERJA KERJA WIL WIL

(15)

8

B. Mekanisme Pemberian Bantuan Pilot Project 1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan

Pemberian bantuan alsintan untuk pelaksanaan Pilot Project

Pengembangan Alsintan ini berupa Paket A (Tabel 1) atau Paket B (Tabel 2). Masing-masing paket tersebut dengan nilai sebesar Rp. 330.700.000,00 (tiga ratus tiga puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk paket A dan Rp 273.700.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk paket B. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan sosial (BANSOS) yang dilaksanakan melalui pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan kepada UPJA dengan sumber pembiayaan berasal dari DIPA APBN 2010, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian yang dialokasikan pada DIPA Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2010 di Kabupaten penerima bantuan (dana bantuan masuk ke dalam rekening UPJA).

Karena pembelian alsintan dilakukan langsung oleh UPJA penerima bantuan dengan pengawalan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi, agar alsintan yang dibeli sesuai dengan standar nasional (SNI) atau memiliki Laporan Hasil Uji (Test Report) yang berlaku, yang dikeluarkan oleh lembaga uji mutu alsintan yang terakreditasi/ditunjuk oleh Pemerintah, maka pada Lampiran 1 disajikan spesifikasi dari alsintan bantuan tersebut yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelian.

(16)

9 Paket A

No Jenis Alsintan Alsintan Jumlah (Unit/paket) Nilai Satuan (Rp.) Nilai Bantuan 1 Traktor Roda 4 1 136.000.000 136.000.000 2 Pompa Air 1 20.000.000 20.000.000

3 Alsin tanam bibit padi

(Transplanter) 1 75.000.000 75.000.000

4 Alsin Pemanen Padi Tipe

Sandang (Paddy Mower) 1 4.750.000 4.750.000

5

Alsin Perontok Padi Tipe Throw In Bermotor (Power Thresher)

1 20.000.000 20.000.000

6

Alsin Perontok Padi Hold

On Bermotor/Pedal

Thresher Bermotor

1 6.000.000 6.000.000

7 Alsin Pembuat Pupuk

Organik (APPO) 1 25.000.000 25.000.000

8 Alsin Penyiang Bermotor

(Power Weeder) 1 12.000.000 12.000.000 9 Gudang Penyimpanan Alsintan 1 16.575.000 16.575.000 10 Peralatan Bengkel Alsintan 1 11.875.000 11.875.000 11 Mesin Perawatan Kebersihan Alsintan 1 3.500.000 3.500.000 Total : 330.700.000

(17)

10

Tabel 2. Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan

Paket B

2. Penentuan Alokasi

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi kabupaten penerima bantuan adalah sebagai berikut : a) Memberi prioritas pada daerah sentra produksi tanaman

pangan, khususnya padi di lahan sawah irigasi atau daerah pelaksanaan Sekolah Lapangan Pertanian Tanaman Terpadu (SLPTT).

b) Mempertimbangkan proposal yang dibuat oleh Daerah, terkait dengan upaya pengembangan alsintan.

No Jenis Alsintan Alsintan Jumlah (Unit) Nilai Satuan (Rp.) Nilai Bantuan 1 Traktor Roda 2 3 27.500.000 82.500.000 2 Pompa Air 1 20.000.000 20.000.000

3 Alsin tanam bibit padi

(Transplanter) 1 75.000.000 75.000.000

4 Alsin Pemanen Padi Tipe

Sandang (Paddy Mower) 1 4.750.000 4.750.000

5

Alsin Perontok Padi Tipe Throw In Bermotor (Power Thresher)

1 20.000.000 20.000.000

6

Alsin Perontok Padi Hold

On Bermotor/Pedal

Thresher Bermotor

1 6.000.000 6.000.000

7 Alsin Pembuat Pupuk

Organik (APPO) 1 25.000.000 25.000.000

8 Alsin Penyiang Bermotor

(Power Weeder) 1 12.000.000 12.000.000

9 Gudang Penyimpanan

Alsintan 1 16.575.000 16.575.000

10 Peralatan Bengkel Alsintan 1 11.875.000 11.875.000

(18)

11 bantuan disesuaikan dengan jenis alsintan yang akan

dikembangkan dalam Pilot Project.

d) Memperhatikan kesiapan infrastruktur lokasi penerima bantuan dengan memperhatikan kesesuaiannya bagi kegiatan pengembangan dan pemanfaatan alsintan.

Sedangkan lokasi bantuan alsintan untuk pelaksanaan bantuan

alsintan pada pilot project pengembangan alsintan adalah pada

30 kabupaten di 30 provinsi di Indonesia yang disajikan pada Lampiran 2.

3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan

Mekanisme pelaksanaan pemberian bantuan alsintan untuk

pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan adalah

sebagai berikut :

a) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memberikan informasi

program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan

alsintan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menentukan calon UPJA penerima Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan.

b) Dinas Pertanian Kabupaten melakukan identifikasi dan verifikasi beberapa calon UPJA penerima bantuan alsintan

untuk Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan.

Identifikasi ini dapat juga dilakukan melalui analisa proposal yang diajukan oleh UPJA bersangkutan serta diverifikasi secara obyektif melalui survey langsung ke lokasi UPJA. c) Identifikasi dan verifikasi UPJA penerima bantuan dilakukan

dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana dijelaskan pada Bab II A.

d) Melalui hasil identifikasi dan verifikasi tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten melakukan penilaian secara obyektif pada beberapa UPJA calon penerima bantuan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Dinas Pertanian Kabupaten kemudian menentukan 1 (satu) UPJA untuk ditetapkan oleh Kepala

(19)

12 Dinas Pertanian Kabupaten sebagai calon penerima bantuan yang akan diusulkan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan cq Direktorat Sarana Produksi melalui Dinas Pertanian Provinsi (diketahui Kepala Dinas provinsi).

e) Penetapan calon penerima bantuan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten tersebut dibuat dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten, dilakukan selambat-lambatnya minggu pertama bulan Maret 2010.

f) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dalam hal ini

Direktorat Sarana Produksi menerima usulan UPJA penerima bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi dan melakukan rekapitulasi terhadap usulan tersebut secara nasional.

Selanjutnya, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

menyampaikan hasil rekapitulasi UPJA penerima bantuan tersebut kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten. g) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berkoordinasi dengan

Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten dalam menyampaikan ketentuan-ketentuan dalam pedoman pelaksanaan tersebut, kepada UPJA yang bersangkutan. h) Proses Pencairan anggaran harus mendapat persetujuan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, atau pejabat yang mewakili apabila Kepala Dinas Kabupaten berhalangan dalam waktu lama.

i) Sebelum pencairan anggaran, UPJA penerima membuat

Surat Pernyataan terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan. Dalam Surat Pertanyaan tersebut menyebutkan ketersediaan UPJA penerima untuk mengikuti semua ketentuan yang ditetapkan dalam program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan sebagaimana dijelaskan pada Pedoman ini.

j) Apabila dikemudian hari diketahui adanya ketidak sesuaian

dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten dengan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi

(20)

13

dalam hal ini Direktorat Sarana Produksi, berhak

mengalihkan bantuan tersebut ke UPJA lainnya (UPJA pengganti) yang mau dan mampu melaksanakan ketentuan sesuai dengan yang dimaksud dalam Pedoman. Segala biaya terkait proses pemindahan alsintan maupun pembuatan tempat penyimpanan alsintan ditanggung oleh UPJA pengganti.

k) Contoh Surat Pernyataan (butir i) adalah sebagaimana pada Lampiran 3. Selanjutnya salinan/copy naskah Surat Pernyataan tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan cq. Direktur Sarana Produksi, dan kepada Dinas Pertanian Provinsi dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah naskah Surat Perjanjian tersebut ditandatangani.

l) Dalam Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

Dinas Pertanian Provinsi bersama-sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten agar mengawal proses pencairan anggaran maupun proses pembelian alsintan, serta melakukan pembinaan secara teknis operasional, manajerial maupun kerjasama dengan produsen dalam hal penyediaan suku cadang dengan tetap berkoordinasi dengan Pusat (Direktorat Sarana Produksi).

m) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten bertanggungjawab terhadap pemanfaatan dana dan alsintan yang diadakan dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Tahun 2010.

n) Apabila terjadi penyalahgunaan bantuan pada program

bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan,

maka Pemerintah Daerah (Kabupaten) berhak memberikan sanksi kepada UPJA bersangkutan.

o) Sanksi pelanggaran tersebut diatur oleh Dinas Pertanian

Kabupaten dan sudah disosialisasikan pada UPJA penerima sebelum membuat perjanjian sebagaimana pada butir i).

(21)

14

p) Sosialisasi terkait Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan

Alsintan ini secara nasional direncanakan akan dilakukan pada Bulan Maret di Kabupaten Bogor dan diikuti oleh peserta wakil dari 30 Provinsi penerima bantuan. Apabila dikehendaki dan atas inisiatif dan biaya sendiri, UPJA penerima bantuan juga dapat mengikuti kegiatan tersebut, dengan menginformasikan hal tersebut kepada panitia penyelenggara.

Melalui pengawalan, pembinaan dan monitoring yang dilakukan oleh Direktorat Sarana Produksi maupun oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, diharapkan terjadi penumbuhan dan pengembangan alsintan dari sisi (1) Alsintan, terjadinya peningkatan kesadaran akan pentingnya kebutuhan alsintan, peningkatan operasional pemanfaatan alsintan dan peningkatan optimasi penggunaan alsintan, (2) Kelembagaan UPJA, yaitu terjadinya peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan, peningkatan manajerial teknis dan keuangan serta peningkatan kemampuan finansial, serta (3) Sistem Usaha Tani, terjadinya penambahan luas tanam dan panen, peningkatan Indeks Pertanaman, solusi mengatasi kelangkaan SDM pertanian serta mengejar waktu tanam, panen dan pasca panen. Gambar 3 berikut menjelaskan mekanisme pemberian bantuan alsintan

(22)

15 pengembangan alsintan

4. Proses Pembelian Alsintan

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh UPJA penerima bantuan setelah anggaran APBN masuk kedalam rekening UPJA adalah sebagai berikut :

a. Segera dilakukan pembelian alsintan yang dilakukan sendiri oleh UPJA penerima bantuan dengan pengawalan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi yang ditunjuk, yang membidangi dan memahami alsintan.

b. Alsintan yang dibeli harus sesuai jenis, jumlah dan

spesifikasinya sebagaimana telah ditentukan dalam pedoman ini. Selain itu, alsintan yang dibeli juga sudah memiliki Laporan Hasil Uji (Test Report) dari lembaga uji mutu alsintan yang terakreditasi/ditunjuk oleh Pemerintah.

c. Pembelian alsintan mengacu pada spesifikasi teknis yang dijelaskan pada Pedoman ini (Lampiran 1). Pembelian alsintan dengan jenis, jumlah dan spesifikasi yang

PEMERINTAH / DEPTAN DINAS PERTANIANPROPINSI DINAS KABUPATEN/KOTA IDENTIFIKASI, VERIFIKASI DAN PENETAPAN UPJA PENERIMA Keterangan : = alur penetapan = alur usulan

(23)

16 menyimpang dari yang telah ditentukan dianggap sebagai tindakan pelanggaran yang dapat dikenai sanksi.

d. Alsintan yang dibeli oleh UPJA penerima bantuan adalah

termasuk implement dan peralatan kelengkapannya.

e. Alsintan yang dibeli harus dalam kondisi baru, baik, terakit

sempurna, sudah di running test (diuji coba dengan

dihidupkan mesinnya) dan dilengkapi dengan petunjuk operasional/manual penggunaan dan perawatan alsintan bersangkutan.

f. Dalam kuitansi pembelian harus mencantumkan tanggal dan tempat pembelian, nama alsintan, model/tipe dan harganya, merk motor penggerak dan dayanya, serta ditandatangani oleh penjual dan dicap oleh toko tempat pembelian alsintan tersebut.

g. Foto Copy kuitansi tersebut beserta rincian spesifikasi teknis alsintan yang dibeli selanjutnya dikirimkan kepada :

Direktorat Sarana Produksi

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

UP. Subdit Alsintan

Jl. Ragunan no. 15, Pasar Minggu

Jakarta Selatan 12520

Telp./Fax. 7804658

Pengiriman kuitansi dan spesifikasi tersebut dilakukan selambat-lambatnya 1 minggu setelah tanggal pembelian. h. Apabila terdapat sisa anggaran dalam pembelian alsintan

dalam program pilot project ini, dapat digunakan untuk

pembelian implement atau peralatan lain yang dibutuhkan

sebagai pendukung. Spesifikasi dari implement atau

peralatan lain tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya. i. Sisa anggaran dalam pembelian alsintan yang tidak

dimanfaatkan untuk keperluan sebagaimana butir h di atas, dikembalikan kepada Negara.

(24)

17

Dalam Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan,

pemanfaatan alsintan mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut :

1. Pemanfaatan alsintan memperhatikan kondisi agroekologi,

topografi dan sifat fisik lahan serta kondisi sosial ekonomi wilayah.

2. Pemanfaatan alsintan dalam program bantuan alsintan untuk

pilot project pengembangan alsintan ini dapat dibedakan menjadi 2 hal pokok :

a. Pemanfaatan alsintan untuk model percontohan pada lahan dengan luasan minimum 0,3 Ha yang dilengkapi dengan

saluran irigasi, saluran drainase dan farm road (Gambar 2).

b. Pemanfaatan alsintan untuk kegiatan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan.

Pemanfaatan dua hal pokok di atas dapat dilakukan secara bersamaan (simultan) dalam satu musim.

3. Alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan untuk pilot

project pengembangan alsintan diproritaskan untuk kegiatan usaha tani pada lahan model percontohan. Pemanfaatan untuk kegiatan UPJA (disewakan) diupayakan agar tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan pada lahan model percontohan di lahan yang telah ditentukan, setidaknya dalam kurun waktu 1 kali musim pertanaman hingga panen.

4. Setiap penggunaan alsintan program bantuan ini harus dicatat

mengikuti format sebagaimana pada Lampiran 4.

5. Dinas Pertanian Kabupaten dibantu Dinas Pertanian Provinsi,

bertanggungjawab mengawal dan membina penggunaan/ pemanfaatan alsintan yang diadakan dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Tahun 2010, sesuai dengan arahan dan petunjuk dalam pedoman ini, dengan berkoordinasi dengan Pusat (Direktorat Sarana Produksi, Ditjen. Tanaman Pangan).

(25)

18

IV.

MONITO

RING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui

permasalahan yang terkait kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan serta mendapatkan masukan langsung dari UPJA penerima terhadap kondisi yang terjadi di lapangan baik manfaat maupun permasalahan yang timbul terkait dengan pemanfaatan alsintan dari program Pilot Project tersebut. Masukan yang diperoleh digunakan untuk acuan dalam penentuan kebijakan selanjutnya.

Monitoring, evaluasi dan pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari Dinas Pertanian Provinsi yang merupakan rekapitulasi dari Dinas Pertanian Kabupaten. Diagram monitoring, evaluasi dan pelaporan pilot project pengembangan alsintan tahun 2010 disajikan pada gambar 4.

Beberapa hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi adalah :

a. Kondisi fisik alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan

untuk pilot project pengembangan alsintan.

b. Kegiatan operasional seluruh alsintan yang digunakan oleh UPJA penerima.

c. Perkembangan kondisi kelembagaan UPJA sebelum dan sesudah menerima bantuan.

d. Perkembangan kebutuhan alsintan bagi UPJA untuk masa

mendatang.

Pelaporan dari kegiatan monitoring dan evaluasi berupa :

a. Perkembangan alsintan dan pemanfaatannya oleh UPJA

penerima.

b. Optimalisasi pemanfaatan alsintan yang ditunjukkan dengan jumlah jam kerja alsintan (jam operasional alsintan).

c. Keuntungan ekonomis penggunaan alsintan yang ditunjukkan dengan analisa ekonomi penggunaan alsintan (Lampiran 5). d. Perkembangan kondisi kas UPJA dari pemanfaatan jasa sewa

(26)

19

yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya setempat.

f. Masukan dari UPJA yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kebijakan di masa mendatang.

Pelaporan wajib dilakukan oleh masing-masing UPJA penerima bantuan yaitu setelah pemanfaatan alsintan diakhir musim panen setiap musim, dengan mengikuti format pelaporan sebagaimana pada Lampiran 6. Pelaporan ini merupakan masukan penting bagi perencanaan pengembangan alat dan mesin pertanian pada masa mendatang, sehingga keterlambatan maupun kelalaian dalam pembuatan laporan tersebut akan menjadi pertimbangan utama bagi kebijakan pemberian bantuan selanjutnya.

UPJA penerima bantuan alsintan menyampaikan laporan kepada Dinas Pertanian Kabupaten. Laporan dari UPJA tersebut selanjutnya disampaikan kepada Pusat secara berjenjang melalui Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi.

(27)

20 Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Kegiatan Pilot

Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010

Keterangan :

= alur monitoring = alur Pelaporan Monitoring dan Evaluasi :

a. kondisi fisik peralatan bantuan alsintan

b. kegiatan operasional bantuan alsintan

c. kondisi kelembagaan UPJA penerima

d. sistem/pola kerja/bisnis yang dilakukan oleh UPJA penerima bantuan.

e. permasalahan dan kemajuan yang terjadi UPJA DINAS PROVINSI DINAS KABUPATEN/KOTA DITJEN TP/ DIT. SAPRODI

(28)

21

Indikator keberhasilan meliputi 2 kegiatan yang dilakukan dalam program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan, yaitu :

1. Kegiatan pada model Lahan Proyek Percontohan, dicirikan

antara lain :

1) Meningkatnya kesadaran terhadap pemanfaatan penggunaan alsintan dalam kegiatan usaha tani dari kegiatan prapanen, panen dan pasca panen.

2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan operasional

penggunaan alsintan, mulai dari alsintan pengolahan tanah sampai dengan alsin perontokan padi.

3) Meningkatnya optimasi pengelolaan alsintan untuk proses produksi, panen dan pasca panen.

4) Meningkatnya pemahaman terhadap pentingnya penataan

lahan yang sesuai dengan kebutuhan untuk operasional alsintan.

5) Meningkatnya produktivitas lahan yang mengarah pada

kenaikan hasil produksi.

6) Meningkatnya efisiensi biaya operasional untuk produksi per satuan luas lahan.

7) Meningkatkan kualitas/mutu hasil produksi.

2. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA), dicirikan antara lain :

1) Meningkatnya kemampuan SDM dalam pengelolaan

(manajerial) organisasi UPJA.

2) Meningkatnya hasil usaha yang didapat dari pemanfaatan penggunaan alsintan dalam kegiatan usaha tani dari kegiatan prapanen, panen dan pasca panen.

(29)

22

3) Berkembangnya jumlah tabungan UPJA pada setiap tahunnya.

4) Bertambahnya luasnya wilayah kerja UPJA yang menggunakan

alsintan.

5) Meningkatnya kebutuhan UPJA terhadap jenis maupun jumlah

(30)

23

Penyediaan alsintan pada program bantuan alsintan untuk pilot

project pengembangan alsintan merupakan salah satu wujud

kepedulian Pemerintah Pusat untuk mengembangkan alat dan mesin

pertanian di seluruh wilayah Indonesia dan untuk

menumbuhkembangkan UPJA-UPJA yang diharapkan pada masa mendatang dapat lebih mandiri di daerah. Pada Tahun 2010,

bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan

dialokasikan pada 30 Provinsi di 30 Kabupaten dengan paket alsintan pra, panen dan pasca panen ditujukan untuk digunakan pada lahan percontohan dan untuk dijadikan sebagai peningkatan dukungan dalam usaha jasa pelayanan alsintan (persewaan alsintan) bagi UPJA penerima bantuan. Oleh karena itu, agar sasaran yang dikehendaki dapat dicapai, diperlukan peran aktif Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten) dalam merealisasikan program ini.

Pemanfaatan alat dan mesin pertanian secara benar dan terencana oleh SDM yang profesional diharapkan akan memberikan dampak terhadap peningkatan produksi khususnya tanaman pangan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat tani menuju ke arah yang lebih baik. Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan merupakan upaya pendayagunaan pemanfaatan alsintan oleh masyarakat yaitu melalui peningkatan kualitas pemanfaatannya maupun pengenalan teknologi alsintan yang prospektif bagi masyarakat dimasa mendatang.

Melalui perbaikan mutu dan efisiensi dalam kegiatan pemanfaatan alsintan, diharapkan produksi tanaman pangan di Indonesia pada umumnya dapat ditingkatkan serta dapat mendukung tercapainya pertanian industrial yang tangguh agar memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia dikemudian hari.

(31)

24 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan

Traktor Roda 2

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak)

b. Bahan bakar : Solar

c. Daya maksimum : 8 HP - 9 HP

d. Bobot mesin

maksimum

: 98 kg

e. Sistem pendinginan : Radiator

2 UNIT TRAKTOR :

2.1 DIMENSI a.Tinggi traktor

- dengan roda karet : 840 - 1.450 mm

- dengan roda besi : 840 - 1.450 mm

b. Bobot operasi traktor

- dengan roda besi

(maks)

: 350 kg

c. Tinggi penggandeng

- dengan roda karet : 170 - 450 mm

- dengan roda besi : 300 - 600 mm

2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas lapang efektif minimum

: 0,059 Ha/Jam b. Efisiensi lapang minimum : 70% c. Kecepatan kerja optimum : 2,5 - 3 km/jam

(32)

25

Traktor Roda 2

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

2.2 UNJUK

KERJA a. Kedalaman pembajakan

: 130 - 170 mm

b. Slip roda maksimum : 25%

c. Pemakaian Bahan Bakar maksimum : 2,0 liter/jam d. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik : 150 - 325 g/kW.jam e. Efisiensi penerusan daya (minimum) : 80% 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan maksimum : 90 dB b. Gaya pengoperasian kopling kemudi maksimum : 180 N

2.4. TRANSMISI a. Sistem transmisi : Kombinasi gigi dan rantai (chain-gear)

b. Sistem kopling utama : V-belt dan tension

pulley atau disk clutch

c. Sistem pembelokan : Kopling kemudi (Dog

clutch)

d. Rumah (Box) transmisi : besi tuang (cor)/

casting atau press

plate

(33)

26 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Traktor Roda 2

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

3 PERLENGKAPAN

TRAKTOR a. Roda besi dan roda karet standar

: Masing-masing 1 pasang

b. Bajak singkal/luku : 1 unit

c. Garu : 1 unit

d. Gelebeg : 1 unit

e. Gerobak traktor/trailer : 1 unit

f. Tool Kit : 1 set

g. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet traktor roda dua singkal

1 set

(34)

27

Traktor Roda 4

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection

b. Bahan bakar : Solar

c. Daya maksimum : 14 - 15 HP d. Rata-rata rpm : 2.250 – 3.000 rpm e. Maksimum torsi : 5 -100 Nm f. Sistem pendinginan : Radiator/pendingin air

g. Jumlah silinder : 1 buah

h. Sistem pembersih udara : Kering/basah, dengan/tanpa precleaner pendingin air 2 UNIT TRAKTOR :

2.1 DIMENSI a. Tinggi traktor

- dengan roda karet : Maksimum 1.350 mm b. Bobot operasi traktor c. Tinggi penggandeng - dengan roda karet : 250 - 300 mm - dengan roda besi : 250 - 300 mm d. Panjang traktor : 1.550 – 2.550 mm e. Tinggi bagian terendah : 180 – 280 mm

f. Jarak poros roda depan - belakang

: 850 – 1.745 mm

2.2 KOPLING

(CLUTCH) a. Tipe kopling : Plat tipe kering

b. Jumlah piringan (disc)

(35)

28 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Traktor Roda 4

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

2.3 TRANSMISI Tipe : Synchromesh

2.4 SISTEM REM a. Rem parkir : Menggunakan

tangan

b. Differential lock : Mekanikal

2.5 SUMBER DAYA

PUTAR - PTO a. Sistem operasi : Mekanikal

b. Kecepatan putar : Maksimum 660 rpm

2.6 SISTEM

HIDROLIS a. Tekanan oli hidrolis : 80 – 150 bar

b. Kecepatan

maksimum aliran oli

: 7 - 10 liter/menit

2.7 SISTEM

PENGGANDENG a. Kategori 3 titik gandeng

: Kategori 1

b. Kapasitas angkat : 350 – 500 kg

c. Stabilizer : Rantai

2.8 SISTEM KEMUDI

(STEER) a. Tipe : Mekanik

2.9 POROS DEPAN TRAKTOR (4 WD) a. Tipe : bevel gear/cross joint b. Maksimum sudut putar : 40 – 50 º

c. Differential lock : elektrohidolis

2.10 TANGKI BAHAN

BAKAR a. Kapasitas : 10 – 30 liter

2.11 RODA DEPAN a. Ukuran : 4.00-15

2.12 RODA

BELAKANG a. Ukuran : 9.00-16

(36)

29

Traktor Roda 4

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

2.13 UNJUK

KERJA a. Kapasitas lapang efektif minimum

: - singkal/piringan : 0,11 Ha/Jam - rotari : 0,350 Ha/Jam b. Efisiensi lapang minimum : 50% ( lahan sawah), 60 % (lahan kering) c. Kecepatan kerja optimum : - singkal/piringan : 2,5 – 4,5 km/jam - rotari : 2,5 – 4,0 km/jam d. Kedalaman pembajakan : - singkal/piringan : 110 – 150 mm - rotari : 110 – 150 mm

e. Slip roda maksimum : 50% (lahan sawah),

25 % (lahan kering) f. Pemakaian Bahan Bakar maksimum : 3 liter/jam g. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik maksimum : 400 g/kW.jam

2.14 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan

maksimum

: 90 dB

(37)

30 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Traktor Roda 4

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

3 PERLENGKAPAN

TRAKTOR a. Roda besi dan roda karet standar

: Masing-masing 1 pasang depan dan belakang

b. Bajak rotari (Rotary

tiller)

: 1 unit

c. Tool Kit : 1 set

d. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet traktor roda 4

(38)

31

Pompa Air Irigasi 4”

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak)

b. Bahan bakar : Solar

c. Daya maksimum : 8 HP - 9 HP

d. Bobot mesin

maksimum

: 98 kg

e. Sistem pendinginan : Hopper

2 3 KONSTRUKSI DAN UNJUK KERJA MATERIAL POMPA a. Model b. Diameter Lubang hisap c. Kapasitas/ Debit Maksimum Pompa d. Efisiensi Pompa e. Tinggi Total Pemompaan f. Tinggi Hisap

g. Bobot Pompa Tanpa Motor

a. Rumah Pompa b. Poros Pompa

Self priming – Sentrifugal 4 inch (± 100 mm) ≥ 0,9 m3/menit 55 % 8 meter 4 meter 60 kg

Besi Tuang (Cor) Baja Karbon

c. Kipas/Impeller Besi Tuang (Cor)

(39)

32

Pompa Air Irigasi 4”

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

4 PERLENGKAPAN

POMPA a. Selang hisap plastik spiral b. Selang buang plastik

vinyl

c. Saringan hisap bahan metal/plastik d. Discharge elbow e. Suction house

neeple (sock hisap) f. Klem selang hisap

dan buang

g. Landasan/dudukan penghubung

motor penggerak dan pompa bahan

dari besi kanal h. Tool kit i. Buku petunjuk pengoperasian dan perawatan j. Brosur 6 mtr 10 mtr 1 unit 1 unit 1 unit 1 set 1 unit 1 set 1 set 1 set

(40)

33

Alsintan Penanam Padi (Transplanter)

PARAMETER TEKNIS SATUAN PERSYARATAN

Jumlah alur tanam Baris/row 4

Tinggi mesin:

Dengan roda besi mm 900 – 1200

Bobot operasi mesin kg 125 -150

Motor penggerak a. Jenis motor

b. Daya kontinyu/putaran motor

c. Volume silinder d. Sistem pendingin e. Kapasitas tangki bahan bakar g. Berat kosong h. Sistim penyalaan - kW/rpm ml - l kg - motor bensin, 4 langkah 1,5 – 3,5 / 1500 – 4000 170 – 400

udara (air cooled) 2,5 – 4,0 100 – 180

Rekoil Transmisi

a. Sistim pengaturan roda b. Gigi maju dan mundur

- Sistim deviasi hidrolis

otomatis

2 maju; 1 mundur

Kopling utama - puli dan sabuk tensi

Kopling belok - Kopling

otomatis/manual, dengan/tanpa kopling kemudi, dengan/tanpa

gigi cakar

(41)

34 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Alsintan Penyiang Bermotor (Power Weeder)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 2 langkah (2 tak)

b. Bahan bakar : Bensin

c. Daya maksimum : 2 HP

2 UNIT POWER WEEDER :

2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI

a. Dimensi : - panjang : 1.000 – 1.100 mm - lebar : 500 – 700 mm - tinggi : 900 – 1.000 mm - berat maksimal : 30 kg b. Bahan konstruksi :

- kerangka utama : besi pipa

minimum diameter ¾ inchi

- transmisi : Gear

2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas kerja minimum

: 9 -10 jam/Ha

Lebar kerja : 2 baris/row

2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan

maksimum

: 90 dB

3 PERLENGKAPAN a. Tool Kit : 1 set

b. Buku Petunjuk

Pengoperasian dan Perawatan

: 1 set

4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau power weederleaflet

(42)

35

Alsintan Pembuat Pupuk Organik (APPO)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection

b. Bahan bakar : solar

c. Daya maksimum : 8 – 9 HP

d. Bobot mesin

maksimum

: 98 kg

e. Sistem pendinginan : Radiator

2 UNIT MESIN PENGHANCUR :

2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI

a. Dimensi :

- panjang total : 1.200 – 1.500 mm

- lebar total : 750 – 850 mm

- tinggi total : 1.250 – 1.500 mm

- bobot tanpa motor penggerak

: Maximum 152 kg

- bobot operasional : Maximum 250 kg

- tinggi bagian pengumpan

: Maksimum 1.500 mm

- jumlah pisau minimum : 18 buah

- tebal pisau minimum : 6 mm

- kekerasan pisau minimum : 45 HRC atau 500 HV - lebar pisau minimum : 45 mm - diameter silinder dudukan pisau : Minimum 75 mm - diameter silinder dudukan

pisau dan pisau

: Minimum 400 mm

b. Bahan konstruksi :

- kerangka utama : besi siku

minimum 50x50x5 mm atau besi kanal

(43)

36

Alsintan Pembuat Pupuk Organik (APPO)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

- dinding kerangka utama

: Plat baja

minimum t = 1,2 mm - penutup silinder pisau

(cover)

: Plat baja

minimum t = 2 mm

- penutup transmisi : Plat baja

minimum t = 1,2 mm

- bagian pelemparan

hasil ke out let (kipas)

: Plat baja minimum t = 3 mm - bagian pemasukan bahan : Plat baja minimum t = 2 mm - bagian pengeluaran

hasil (out let)

: Plat baja

minimum t = 2 mm

c. Transmisi : Pulley dan

Vbelt 2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas keluaran minimum

: 600 kg/jam b. Konsumsi bahan bakar maksimum : 0,75 liter/jam c. Panjang cacahan maksimum : 50 mm d. Tingkat keseragaman panjang cacahan minimum : 80 %

2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan

maksimum

(44)

37

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

b. keamanan kerja

- plat penutup bagian

transmisi : ada 3 PERLENGKAPAN MESIN PENGHANCUR a. Roda karet standar : 1 set (4 buah ukuran 8 inchi)

b. Tool Kit : 1 set

c. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan

: 1 set

4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet APPO

1 set

(45)

38 Lampiran 1. Spesifikasi Teknis Alsintan (lanjutan)

Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : langkah (2 tak) direct injection

b. Bahan bakar : bensin

c. Daya maksimum : 2 HP

2 UNIT MESIN PEMANEN :

2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI

a. Dimensi :

- panjang total : Maksimum

1.900 mm

- lebar total : Maksimum

520 mm

- tinggi total : Maksimum

520 mm

- diameter pisau

pemanen

: 255 mm (10”)

- bobot operasional : Maximum 10 kg

- jumlah pisau : 1 buah

- tebal pisau minimum : 1,2 mm

b. Bahan konstruksi :

- kerangka utama : Pipa aluminium

diameter minimum 19 mm

- dinding plat pengarah batang padi

: Plat aluminium minimum t = 1 mm

- kerangka pengarah Besi baja diameter

minimum = 6 mm - penutup pisau

(cover)

: Besi plat aluminium diameter minimum = 0,8 mm c. Transmisi : gear 2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas pemotongan minimum

: 23 jam/ha (0,04 ha/jam)

(46)

39

Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan maksimum : 90 dB b. Keamanan kerja - pelindung operasional kerja : ada 3 PERLENGKAPAN

MESIN PEMANEN a. Tool Kit b. Suku Cadang (Spare Part) : - Pisau Potong Piringan - Busi - Kabel Transmisi 1 set 10 set 10 buah 1 set c. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan 1 set 4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet mesin pemanen tipe sandang (paddy mower)

(47)

40 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Alsintan Perontok Multiguna (Power Thresher) Tipe Throw In untuk Padi, Jagung dan Kedelai

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection

b. Bahan bakar : Solar

c. Daya maksimum : 5 - 7 HP

d. Bobot mesin

maksimum

: 90 kg

e. Sistem pendinginan : Radiator/Hopper

2 UNIT THRESHER :

2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI

a. Dimensi : - panjang silinder perontok : 550 - 985 mm - diameter silinder perontok : 275 - 310 mm - bobot tanpa motor

penggerak

: Maximum 125 kg - bobot operasional : Maximum 250 kg - tinggi meja

pengumpan

: 840 – 1.140 mm

b. Bahan konstruksi :

- kerangka utama : besi siku

minimum 35x35x2 mm - dinding kerangka utama : Plat baja minimum t = 1,2 mm - penutup silinder perontok (cover) : Plat baja minimum t = 1,5 mm - dinding silinder perontok : Plat baja Minimum t = 5 mm

- meja pengumpan : Plat baja

minimum t = 1,5 mm - as silinder perontok : Besi as baja minimum Ǿ = 25,4 mm

- gigi perontok : Besi baja

minimum Ǿ = 6 mm

berbentuk V terbalik atau I

(48)

41

Alsintan Perontok Multiguna (Power Thresher) Tipe Throw In untuk Padi, Jagung dan Kedelai

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

- dudukan gigi perontok : Plat baja

Minimum t = 5 mm

- penutup transmisi : Plat baja

Minimum t = 1,2 mm

- saringan gabah : Besi baja

minimum Ǿ = 6 mm

dan Plat baja

Minimum t = 5 mm 2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas input minimum - Potong panjang - Potong pendek : 750 kg/jam 1.300 kg/jam b. Kapasitas perontokan/pemipilan minimum

- Padi potong panjang - Padi potong pendek - Jagung - Kedelai : 650 kg/jam 540 kg/jam 1.512 kg/jam 1.500 kg/jam 1.000 kg/jam c. Tingkat kebersihan minimum : 90 % d. Efisiensi perontokan minimum

: 95 % (padi & jagung), 80 % (kedelai) e. Persentase kehilangan hasil maksimum : 5 % (padi) 2 % (jagung) 20 % (kedelai) f. Efisiensi daya perontokan minimum : 90 % 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan

maksimum

: 90 dB

b. keamanan kerja

- plat penutup bagian

transmisi

(49)

42 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Alsintan Perontok Padi (Power Thresher) Tipe Throw In

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

3 PERLENGKAPAN

THRESHER a. Roda karet standar : 1 pasang (kanan dan kiri)

b. Batang pipa

pendorong

: 1 pasang (kanan dan kiri)

c. Tool Kit : 1 set

d. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet perontok padi (power thresher)

1 set

(50)

43

Alsintan Perontok Padi Tipe Pedal Bermotor (Tipe Hold On)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

1 MOTOR

PENGGERAK a. Tipe : 2 langkah (2 tak)

b. Bahan bakar : Bensin

c. Daya maksimum : 3,5 HP

d. Sistem pendinginan : Radiator

2 UNIT

THRESHER :

2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI

a. Dimensi : - panjang silinder perontok : 500 – 600 mm - diameter silinder perontok : 300 - 350 mm

- bobot operasional : Maximum 100 kg

b. Bahan konstruksi :

- kerangka utama : besi siku

minimum 40x40x3 mm

- meja pengumpan : Kayu tebal 20 mm

atau Plat baja

minimum t = 1,5 mm atau dari kayu t = 20 mm

- as silinder perontok : Besi as baja

minimum Ǿ = 18 mm

- gigi perontok : Besi baja

minimum Ǿ = 2,5 mm

(51)

44 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Alsintan Perontok Padi Tipe Pedal Bermotor (Tipe Hold On)

NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN

- pedal : Dari papan dengan

tebal 20 mm

- transmisi pedal : Gear/sproket/rantai

2.2 UNJUK

KERJA a. Kapasitas perontokan minimum :

- dengan pedal : Minimum 200 kg/jam

- dengan motor : Minimum 350 kg/jam

b. Tingkat kebersihan minimum : - dengan pedal : 90 % - dengan motor : 90 %

2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja

- kebisingan

maksimum

: 90 dB b. keamanan kerja

- plat penutup bagian

transmisi

: ada

3 PERLENGKAPAN

THRESHER a. Tool Kit : 1 set

b. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN

DOKUMEN Brosur atau leaflet perontok padi (pedal thresher bermotor) tipe hold on

1 set

(52)

45 8 12 4 4 4 4 3 LANTAI DISEMEN ATAP : SENG/ASBES RANGKA TIANG DARI BESI TIPE H

BATU PONDASI SKETSA GAMBAR TEMPAT/GUDANG PENYIMPANAN ALSINTAN TANPA DINDING RANGKA ATAP : KAYU 4 3 SKETSA DENAH TEMPAT/GUDANG PENYIMPANAN DAN

PENCUCIAN ALSINTAN

TEMPAT PENCUCIAN ALSINTAN

(LANTAI SEMEN) TEMPAT PENYIMPANANALSINTAN 12

4

3

8 t = 5 CM

Gudang Penyimpanan Alsintan

Spesifikasi Gudang Penyimpanan Alsintan

Uraian Bahan Spesifikasi

Ukuran bangunan (tanpa dinding) minimum (panjang 12 m x lebar 8 m)

Lantai semen tebal minimum 5 cm

Tiang penyangga (minimum 10 buah) besi tipe H, lebar

minimum 10 cm minimum 10 buah

Tinggi tiang penyangga bangunan minimum 3 m

Pondasi tiang penyangga bangunan Batu Pondasi / Batu kali dan semen

Atap asbes/seng

Rangka atap kayu (6 cm x 4 cm)

Dilengkapi dengan penerangan/listrik minimum 1300 Watt, 220 Volt/50 Hz

Tempat untuk mencuci alsin (dengan pipa air)

lantai semen, tebal

(53)

46 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan)

Mesin untuk Perawatan Kebersihan Alsintan

URAIAN SPESIFIKASI

WATER STEAMER :

- Panjang bagian semprotan : 70-120 cm

- Daya : motor bensin 5,5 HP/motor listrik 900W

- Perlengkapan : 1 set + slang

COMPRESSOR :

- Daya : 1 HP

- Tekanan : 8 bar

- Perlengkapan : 1 set + slang

PENDUKUNG

- Shampo : 1 botol

- Semir ban : 5 lt

(54)

47

NO. KETERANGAN

1 MESIN LAS LISTRIK a. Tipe : PORTABLE

PORTABLE b. Daya Supply : Single Phase/220 V/50 Hz atau 3 Phase/380-400 V/50-60 Hz c. Rate Input Current : 30 A

d. Welding Current : 95 A, 125 A, 155 A, 185 A, 215 A dan 250 A

e. Berat : Maksimum 75 kg

2 MESIN GIRINDA POTONG a. Tipe : PORTABLE

b. Daya Supply : Single Phase/220 V/50 Hz atau 3 Phase/380-400 V/50-60 Hz c. Input Daya : maksimum 2.000 Watt

d. Putaran tanpa beban : minimum 3.500 rpm e. Ukuran diameter girinda potong : 355 mm (14") f. Kapasitas potong (90º) : maksimum 120 mm g. Ukuran diameter as : 25,4 mm (1")

h. Berat : Maksimum 20 kg

3 MESIN GIRINDA MEJA a. Tipe : MEJA (BENCH) b. Daya Supply : Single Phase/220 V/50 Hz

atau 3 Phase/380-400 V/50-60 Hz c. Input Daya : maksimum 550 Watt

d. Putaran tanpa beban : minimum 2.850 rpm e. Ukuran maksimum diameter girinda : 205 x 19 mm

f. Berat : Maksimum 25 kg

4 MESIN BOR-TAP a. Tipe : MEJA (BENCH) b. Daya Supply : Single Phase/220 V/50 Hz

atau 3 Phase/380-400 V/50-60 Hz c. Input Daya : maksimum 370 Watt

d. Kapasitas bor/tap maksimum : M 12 mm

e. Berat : maksimum 75 Watt

SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN BENGKEL ALSINTAN

(ALTERNATIF PERALATAN : MESIN LAS LISTRIK PORTABEL,

MESIN GIRINDA POTONG, MESIN GIRINDA MEJA, MESIN BOR-TAP)

(55)

48 Lampiran 2. Alokasi Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan 2010

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Aceh Pidie 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Sumatera Utara 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Simalungun 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 Sumatera Barat 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Tanah Datar 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 Riau 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Rokan Hulu 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 Jambi 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Sarolangun 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 Sumatera Selatan 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Banyuasin 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 Bengkulu 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Bengkulu Utara 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Lampung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Lampung Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Bangka Belitung 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Belitung 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Banten 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Pandeglang 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ∑ UPJA Penerima TR - 4 (unit) TR - 2 (unit) PA 4" (unit) Transplanter (unit) Power Weeder (unit) Provinsi/Kabupaten No Bengkel (unit) Mesin Perawatan (unit) Gudang (unit) Paddy Mower (unit) Power Thresher (unit) Pedal Thresher Bermotor (unit) APPO (unit)

(56)

49 11 Jawa Barat 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Ciamis 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Jawa Tengah 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Cilacap 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 D.I. Yogyakarta 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Bantul 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Jawa Timur 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Tuban 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Kalimantan Barat 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Kubu Raya 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Kalimantan Tengah 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Kapuas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Kalimantan Selatan 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1

Hulu Sungai Selatan 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 Kalimantan Timur 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Kutai Kertanegara 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Sulawesi Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Minahasa Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Sulawesi Tengah 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Sigi 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Bengkel (unit) Mesin Perawatan (unit) Gudang (unit) TR - 4 (unit) TR - 2 (unit) PA 4" (unit) Pedal Thresher Bermotor (unit) APPO (unit) Power Weeder (unit) Transplanter (unit) Paddy Mower (unit) Power Thresher (unit) No Provinsi/Kabupaten ∑ UPJA Penerima

(57)

50 Lampiran 2. Alokasi Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan 2010 (Lanjutan)

21 Sulawesi Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Soppeng 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Sulawesi Tenggara 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Kolaka 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Gorontalo 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Gorontalo 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Sulawesi Barat 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Polewali Mandar 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Bali 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Buleleng 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 Nusa Tenggara Barat 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1

Lombok Tengah 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 Nusa Tenggara Timur 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1

Kupang 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 Maluku 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1

Seram Bgian Barat 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 Maluku Utara 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Halmahera Timur 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Papua 1 - 3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 Merauke 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 7 69 30 30 30 30 30 30 30 30 7 30 JUMLAH No Provinsi/Kabupaten ∑ UPJA Penerima TR - 4 (unit) TR - 2 (unit) PA 4" (unit) Transplanter (unit) Paddy Mower (unit) Power Thresher (unit) Pedal Thresher Bermotor (unit) APPO (unit) Power Weeder (unit) Bengkel (unit) Mesin Perawatan (unit) Gudang (unit)

(58)

51 dengan UPJA Penerima Bantuan Alsintan Untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Nama UPJA :

Alamat :

Bersama ini, kami sebagai UPJA penerima Bantuan Alsintan untuk Pilot

Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010, menyatakan bersedia

memenuhi semua ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010, dan akan menjalankan semua ketentuan tersebut dengan baik.

Apabila dikemudian hari terbukti kami tidak menjalankan ketentuan tersebut sebagaimana mestinya, kami bersedia menjalani semua sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

...,...2010 Mengetahui,

Manajer UPJA... Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Materai Rp. 6000,-

dan Cap UPJA

(Nama Jelas) Nama Jelas

Gambar

Gambar 2. Contoh Lahan Percontohan KELOMPOK TANI KELOMPOK TANI  GAPOKTAN  UK  UPJA  (INDEPENDENT) UPJA PENERIMA UNIT  KEGIATAN UK UPJA KELOMPOK TANI UPJA WIL
Tabel 2.   BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan  Alsintan Paket B

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penyalahgunaan penggunaan bahan kimia berbahaya yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan berbagai macam cara baik secara sengaja maupun tidak sengaja karena tidak tahu

Untuk jumlah pengunjung yang langsung ke Perpustakaan / PST ataupun yang ingin memiliki publikasi lainnya juga melampaui target, bahkan kadang ada pengunjung yang datang

Untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana public relations Radio 98,7 Gen Fm Jakarta dalam menjaga loyalitas pendengar,Serta tujuan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pembuatan kebijakan manajerial keperawatan dalam hal penerapan gaya kepemimpinan yang

Penelitian oleh Wurtiningsih (2012), menyatakan klien paska stroke dukungan keluarga dengan activity daily living (ADL) beperan sangat penting untuk membantu dalam

Sementara pendokumentasian dengan berbasis sistem komputerisasi membantu perawat untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pendokumentasian sehingga waktu

Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukan sistem kompensasi yang terdiri dari variabel Perceived Controllability dengan mempunyai hubungan dengan Extrinsic

Dari hasil penelitian pengetahuan subjek penelitian tentang diare,dehidrasi dan pengangan awal diare pada balita masuk dalam kategori sedang karena hampir sebagian besar