• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Dari hasil studi ini diharapkan akan diperoleh informasi dan data-data yang relevan serta akurat yang berkaitan dengan penelitian ini, serta memberi penjelasan mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan LQ 45 di BEI.

1.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ 45 periode tahun 2007-2010.

1.2.1. Jenis Data

Jenis data yang dibutuhkan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertama.

1.2.2. Data yang Diperlukan

Adapun data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembagian dividen yang digunakan untuk menghitung atau menentukan

kebijakan dividen.

2. Laba bersih yang digunakan untuk mengetahui laba atau rugi bersih selama satu periode (sesudah dikurangi beban pajak).

(2)

3. Arus kas operasi yang digunakan untuk menghitung aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional selama satu periode akuntansi.

1.2.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertama. Jadi data diperoleh dari sumber data kedua, ketiga dan seterusnya atau sumber data yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti juga mencari tambahan data dari jurnal dan literatur lain serta membaca, mempelajari serta menelaah guna memperkuat data dan informasi yang ada dan dibutuhkan.

1.3 Populasi dan Sampel 1.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 di BEI periode tahun 2007-2010.

1.3.2 Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu menentukan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 di BEI pada tahun 2007-2010. b. Perusahaan yang berturut-turut masuk dalam indeks LQ 45 dari tahun 2007

(3)

c. Perusahaan yang berturut-turut mengeluarkan dividen tahun 2007 sampai 2010.

1.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan dua macam variabel yaitu variabel terikat (Y) atau disebut juga variabel dependen, dan variabel tergantung atau bebas (X) atau disebut juga variabel independen.

1. Variabel dependen atau terikat (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen untuk periode 2007-2010 pada perusahaan LQ 45. Kebijakan dividen merupakan pembayaran perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen ini tercermin dalam dividend payout ratio (Manurung, 2009). Dividen payout ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai selama satu tahun.

Dividen payout ratio ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham tiap tahun (Rosdini, 2009) :

DPR =

Share EarningPer

Share DividenPer

Sedangkan dividen per share dapat dirumuskan sebagai berikut:

DPS=

Beredar TotalSaham

en TotalDivid

(4)

2. Variabel independen atau bebas (X) a. Laba Bersih

Laba bersih yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih. Rasio laba menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar modalnya.  Pengukuran laba bersih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Umar, 2001) :

Rasio Laba Bersih =

ersih PenjualanB

LabaBersih

b. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi semua kewajibanya. Pengukurannya menggunakan salah satu variabel penelitian yang dilakukan oleh Gombala dan Ketz (1993) dalam Tumirin (2005) :

Cash Flow From Operation Ratio =

TotalAsset

n omOperatio CashFlowFr

1.5 Metode Analisis Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena-fenomena serta hubungannya, yang bertujuan mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

(5)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model persamaan regresi linier berganda, yaitu hubungan sebuah variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen (multiple linier regression). Agar model regresi yang digunakan akan benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan dan representative, maka model regresi tersebut harus memenuhi dasar klasik regresi yaitu antara lain uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikoliniearitas dan uji autokolerasi.

a. Pengujian Normalitas

Cara menguji apakah data terdistribusi dengan normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program Statistic Program for Social Scientiffic (SPSS). Apabila nilai symtotic significancy lebih dari 0,05 maka data dikatakan telah terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2005).

b. Pengujian Gejala Multikolinearitas

Suatu kondisi hubungan linier antara variabel independen. Artinya antara variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah yang akan semakin besar. Akibatnya model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir nilai variabel independen. Multikolinearitas diukur dengan Collinearity Statistic dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor) jika nilai Tolerance VIF > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka dapat diindikasikan bahwa persamaan regresi tidak mengalami multikolinearitas (Alghifari, 2000).

(6)

c. Pengujian Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi adanya gejala Heteroskedastisitas, yaitu ada atau tidaknya pola yang terjadi pada nilai residu pada model penelitian ini menggunakan uji glejser, dengan menghitung efisiensi regresi dari masing-masing variabel independen terhadap nilai absolute residunya (e), jika nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai alpha (0,05) maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur Heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

d. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi dipergunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam Tabel 1. Uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Alghifari, 2000) :

Nilai DW Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada autokolerasi 1,10 sampai 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 sampai 2,46 Tidak ada autokolerasi 2,47 sampai 2,90 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,91 Ada autokolerasi

(7)

1.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode statistik yang digunakan regresi linier berganda (multiple regression). Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini adalah variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) dengan variabel dependen (kebijakan dividen) rumus yang digunakan adalah (Sudjana, 1996).

Y = α +b1X1+b2X2+e

Keterangan:

Y = Kebijakan dividen

α = Konstanta X1 = Laba bersih X2 = Arus kas operasi b1b2 = Koefisien Regresi e = Kesalahan pengganggu

Analisis regresi harus memenuhi syarat Goodness Of Fit Test karena persamaan regresi yang digunakan dalam proses perhitungan tidak selalu baik untuk mengestimasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, pengujian Goodness Of Fit Test yang digunakan meliputi:

1. Uji R2

Koefisien R2 digunakan untuk mengetahui kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen. Prosentase semua pengaruh variabel independen terhadap penilaian variabel dependen ditujukan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) rumus (Algifari, 2000) adalah sebagai berikut:

(8)

( )

( )

2 2 2 2 y n Y y n XY Y a SST SSR R − Σ − Σ + Σ = = Keterangan:

R2 = Besarnya koefisien determinasi SSR = Sum of squares regression SST = Sum of squares total

a = Titik potong kurva terhadap sumbu Y

b = Slope garis taksiran yang paling baik (best fiting) X = Nilai variabel laba bersih dan arus kas operasi Y = Nilai variabel dividen kas

2. Uji F

Analisis ini untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan model regresi secara simultan, dengan F hitung dengan rumus (Sudjana, 1996) :

(

1

)

/

(

1

)

/ 2 2 − − − = k n R k R F   Keterangan: k = Variabel bebas n = Jumlah responden R = Koefisien regresi Rumusan Hipotesis:

(9)

Ho : b1, b2 = 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Ha : b1,b2≠0 : Ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Model dikatakan signifikan jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,10. 3. Uji t

Uji t digunakan menghitung berapa besar pengaruh variabel dependen secara parsial. Nilai t statistik dapat dicari dengan rumus Sudjana (1996) :

1 1

sb

b

t

=

Keterangan: t = Nilai hitung b1 = Koefisien regresi

(10)

Rumusan hipotesis:

Ho : b1 = 0 : secara parsial variabel independen (laba bersih) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Ha: b1≠ 0 : Secara parsial variabel independen (laba bersih) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Ho: b2 = 0 : Secara parsial variabel independen (arus kas operasi) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Ha: b2 ≠ 0 : Secara parsial variabel independen (arus kas operasi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

1.7 Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama

Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho: b1 = 0

(11)

Hipotesis ini menyatakan:

Ho: b1 = 0 : Laba bersih tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha: b1≠ 0 : Laba bersih mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,10 atau dengan tingkat keyakinan 0,90 serta derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar (n-k-l). 3. Menghitung besar nilai statistik dapat dicari dengan rumus (Sudjana, 1996) :

1 1

sb

b

t

=

Keterangan: t = Nilai t hitung b1 = Koefisien regresi

sb1 = Kesalahan baku koefisien regresi 4. Menentukan kriteria pengujian

Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel Ho diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

5. Dengan menggunakan SPSS hasil penelitian dikatakan signifikan jika nilai signifikasi lebih kecil dari α = 0,10.

2. Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis kedua digunakan digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:

(12)

1. Merumuskan hipotesis nol hipotesis alternatif Ho: b2 = 0

Ho: b2≠ 0

Hipotesis ini menyatakan:

Ho: b2 = 0 :Arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen.

Ha: b2 ≠ 0 :Arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Nilai yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,10 atau dengan tingkat keyakinan 0,90 serta derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar (n-k-l).

3. Menghitung besar nilai t, nilai t statistik dapat dicari dengan rumus (Sudjana, 1996) : 2 2 sb b t= Ketrerangan: t = Nilai hitung b1 = Koefisien regresi

sb1 = Kesalahan baku koefisien regresi 4. Menentukan kriteria pengujian

Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung <- t tabel Ho diterima jika t tabel ≤ t hitung≤ t tabel

(13)

5. Dengan menggunakan SPSS hasil penelitian dikatakan signifikan jika nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,10.

3. Hipotesis Ketiga

Untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasisecara bersama-sama (simultan) terhadap dividend payout ratio atau menguji H3 digunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 1996) :

F = ) 1 /( ) 1 ( ) /( 2 2 − − −R n k k R Keterangan : F = Nilai F hitung 2

R

= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Rumusan hipotesis :

Ho : β1,2 = 0 : Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Ha : β1,2≠ 0 : Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Kriteria pengujian :

(14)

4. Hipotesis Keempat

Untuk melihat pengaruh variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen dapat juga digunakan uji elastisitas. Adapun rumus elastisitasnya sebagai berikut (Sudjana, 1996):

Ej = bj Y Xj Keterangan: Ej = elastisitas ke-j Bj = koefisien regresi Y = rata-rata Y Xj = rata-rata Xj Kriteria pengujian:

Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh dicari nilai elastisitas yang paling besar dimana

Hipotesis ditolak apabila Ej 2 < Ej 1 Hipotesis diterima apabila Ej 2 > Ej 1 Keterangan:

Ej 1 = laba bersih Ej 2 = Arus kas operasi

Gambar

Tabel 1.1 Uji Durbin-Watson (DW)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengambilan keputusan: PT Alam Permata Riau telah “MEMENUHI” standar verifikasi legalitas kayu untuk seluruh norma penilaian setiap verifier dan dinyatakan “LULUS”

Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) mengakibatkan kerusakan dengan menghasilkan

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 &lt; 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari

Berdasarkan paparan dalam kerangka teori di atas, peneliti mencoba untuk merumuskan model penelitian yang dikembangkan dari teori akomodasi komunikasi dan akan digunakan

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 96,43% (termasuk kate- gori tuntas). Hasil pada siklus II pertemuan ke 2 ini mengalami peningkatan lebih

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Komunikasi dalam satu budaya sudah ada kesepahaman tentang budaya mereka sehingga mereka dapat mengidentifikasikan orang lain sama seperti dirinya Lain halnya