• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2000

TENTANG

RETRIBUSI KEBERSIHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

Menimbang : a. bahwa kebersihan adalah merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang pada dasarnya bukan menjadi tanggungjawab pemerintah saja melainkan juga menjadi tanggungjawab masyarakat secara keseluruhan ;

b. bahwa dalam rangka menciptakan dan memelihara kebersihan dimaksud perlu didukung dengan penyediaan dana yang memadai ; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas dipandang perlu

meninjau dan menyesuaikan tarif retribusi kebersihan yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng Nomor 2 tahun 1995 tentang Retribusi Kebersihan, serta menetapkan kembali dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ;

2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran negara Republik Indonesia 1981 Nomor 76, Tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3209 );

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215) ;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) ;

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

6. Peraturan Pemeintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ;

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden ;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

(2)

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksanaan Dibidang Retribusi Daerah ;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Tingkat II ;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng Nomor 4 Tahun 1984 tentang Pemberian Uang Perangsang Kepada Pelaksana / Pemungutan Pendapatan Asli Daerah ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng Nomor 4 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULELENG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Buleleng.

b. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten Buleleng adalahKepala Daerah beserta Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng.

c. Kepala Daerah adalah Bupati Buleleng sebagai Kepala Eksekutif. d. Pemakai Persil adalah setiap Kepala Keluarga atau tempat dalam

wilayah Kabupaten Buleleng baik untuk tempat tinggal maupun tempat usaha.

e. Sampah adalah limbah padat atau setengah padat /cair yang terdiri dari satu organik dan anorganik yang berasal dari hasil kegaiat manusia dan dianggap tidak berguna lagi ;

f. Jalan Umum adalah setiap jalan dan Kabupaten Buleleng dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum termasuk trotoar

g. Tempat umum adalah fasilitas yang disediakan Pemerintah Daerah meliputi Lapangan dan Lain-lain tempat yang dipersamakan dengan itu ;

h. Bangunan adalah setiap yang dibangun atas persil meliputi rumah, gedung, kantor dan bagunan lainnya ;

i. Retribusi kebersihan adalah pungutan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kepada seluruh pemakai persil atas jasa penyelenggaraan kebersihan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA di seluruh Kabupaten Buleleng ;

(3)

j. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat yang berwenang yang diberikan oleh Kepala Daerah ;

k. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi. l. Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan

mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan kewajiban retribusi Daerah berdasarkan peraturan Perundang-undangan retribusi daerah ;

m. Penyidik tindak pidanan dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Kebersihan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pengangkutan sampah.

Pasal 3

Subyek retribusi adalah pelayanan penyediaan pengangkutan sampah.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah setiap orang / badan hukum yang menggunakan fasilitas baik yang disediakan oleh Pemerintah Daerah maupun pihak ketiga.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Kebersihan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan klasifikasi subyek retribusi kebersihan.

(4)

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF.

Pasal 7

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retriburi didasarkan pada tujuan untuk mengendalikan permintaan dan penggunaan jasa pelayanan dalam rangka menjaga kebersihan dengan tetap memperhatikan biaya penyelenggaraan pelayanan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8

(1) Besarnya tarif didasarkan atas pola tarif subsidi silang ;

(2) Struktur dan besarnya tarif setiap bulannya ditetapkan sebagaiman tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

BAB VII

WILAYAH PUNGUTAN Pasal 9

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan kebersihan diberikan.

BAB VIII

SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 10

Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11

Pemungutan Retribusi dapat dilaksanakan bekerjasama dengan pihak ketiga dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 12

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka. (2) Tata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran retribusi diatur

(5)

BAB XI

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 13

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditujukan pada pemohon persil yang peruntukannya bersifat sosial.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XII

KETENTUAN PIDANA Pasal 14

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerahdiancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah distribusi terutang,

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

BAB III PENYIDIKAN

Pasal 15

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipal tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan laporan berkenaa dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ; b. meneliti, mencara dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadai atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak Pidana retribusi daerah ;

c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah ; d. memeriksa, buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen

lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi daerah ;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;

(6)

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. memo0tret sorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukumAcara Pidana.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 17

(1) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(2) Dengan diundangkannya Peraturan Daeran ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng Nomor 2 tahun 1995 tentang retribusi kebersihan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan mengundangkan penempatannya dalam Lembaran daerah Kabupaten Buleleng.

Ditetapkan di Singaraja pada tanggal 30 Juni 2000

BUPATI BULELENG,

ttd

KETUT WIRATA SINDHU Diundangkan di Singaraja

pada tanggal 11 Juli 2000

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULELENG, ttd

Drs. NYOMAN RIKA DIPUTRA Pembina Utama Muda

NIP. 600 002 027

(7)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2000

TENTANG

RETRIBUSI KEBERSIHAN

I. PENJELASAN UMUM

Dalam mendukung perkembangan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintahan dan pembangunan daerah yang bersumber dari pendapatan asli daerah, khususnya yang berasal dari Retribusi Daerah pengaturannya perlu ditingkatkan lagi.

Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta usaha peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang hasilnya semakin meningkat pula.

Pemerintah Daerah dalam usaha meningkatkan pelayanan pada masyarakat di bidang kebersihan khususnya dalam menangani masalah sampah ini memerlukan dana yang cukup besar dan oleh karenanya diperlukan partisipasi dari warga masyarakat. Adapun retribusi kebersihan yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 2 Tahun 1995 sudah tidak sesuai lagi tarif dan subyek retribusi, sehingga perlu diatur kembali dalam Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 17 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2000

(8)

LAMPIRAN TARIF RETRIBUSI SETIAP BULAN SEBAGAI BERIKUT

A. RUMAH TANGGA A – 1 ... Rp. 3.000,- Perumahan yang dimuka rumahnya terdapat Jalan umum, Jalan Kembar, Jalan Protokol yangt mempunyai lebar jalan termasuk seluruh Got dan Berm diatas 10 Meter.

RUMAH TANGGA A – 2 ... Rp. 2.500,- Perumahan yang mempunyai Jalan dengan kelebaran termasuk seluruh Got dan berm 7 – 10 Meter.

RUMAH TANGGA A – 3 ... Rp. 2.000,- Perumahan yang mempunyaio Jalan dengan kelebaran termasuk got dan berm 4 – 6,99 Meter

TUMAH TANGGA A – 4 ... Rp. 1.500,- Perumahan yang mempunyai jalan dengan kelebaran termasuk got dan berm 0 – 3,99 Meter

RUMAH TANGGA A – 5 ... Rp. 2.000,- Rumah tanggga tempat tinnggal yang mempunyai usaha untuk mendapatkan keuntungan.

B. INSTANSI.

Kantor Pemerintah / Swasta :

Golongan I ... Rp. 10.000,- Kantor yang memiliki luas bangunan dan halaman diatas 5.000 M2

Golongan II ... Rp. 5.000,- Kantor yang memiliki luas bangunan dan halaman antara 2.500 – 5000 M2

Golongan III ……….. Rp. 3.000,- Kantor yang memilki luas bangunan dan halaman kurang dari 2.500 M2 C. TOKO/KIOS WARUN.

Golongan I ……… Rp. 10.000,- Toko, Kios, Warung, Kantor perusahaan yang bergabung atau yang

berdampingan dengan gudang yang mempunyai jalan dengan kelebaran got dan berm 10 M.

Golongan II ……… Rp. 5.000,- Toko, Kios, Warung, Kantor perusahaan yang bergabung atau yang berdampingan dengan gudang yang mempunyai jalan dengan kelebaran got dan berm 7 – 10 M.

Golongan III ……… Rp. 3.000.- Toko, Kios, Warung, Kantor perusahaan yang bergabung atau yang berdampingan dengan gudang yang mempunyai jalan dengan kelebaran got dan berm ( 4 – 6,99 M2) keatas.

Golongan IV ……… Rp. 2.000.- Toko, Kios, Warung, Kantor berdampingan dengan gudang yang dimukanya mempunyai kelebaran jalan termasuk got dan berm 0 – 3,99 M2

(9)

D. PASAR.

Pasar Anyar I ……… Rp. 1.500.000,- Pasar Banyuasri ……… Rp. 800.000,- Pasar Buleleng ………. Rp. 500.000,- Pasar Kampung Tinggi ……… Rp. 300.000,- Pasar Seririt ……… Rp. 1.000.000,- Pasar Banjar ……… Rp. 300.000,- Pasar Pancasari ……….. Rp. 250.000,- Pasar Sangsit ………. Rp. 250.000,- Pasar Swadaya Pancasari ……….. Rp. 200.000,- Pasar Kampung Anyar ………. RP. 200.000,- Pasar Tenten Batu Kalibukbuk ………. Rp. 200.000,-

E. BENGKEL.

Golongan I ... Rp. 15.000,- Besar, Servis Mobil, alat-alat berat.

Golongan II ... Rp. 10.000,- Sedang, Servis Sepeda Motor, Pres ban dan menjual alat-alat spareparts.

Golongan III ……….. Rp. 5.000,- Kecil, Servis sepeda motor, pres ban dan tidak menjual alat-alat spareparts.

F. INDUSTRI.

Golongan I ... Rp. 20.000,- Besar luas bangunan dan halaman 2.500 – 5.000 M2

Golongan II ... Rp. 15.000,- Besar luas bangunan dan besar halaman 1.000 – 1.500 M2

Golongan III ……….. Rp. 10.000,- Besar luas bangunan dan halaman dibawah 1.000 M2

G. SALON KECANTIKAN / POTONG RAMBUT. ……… Rp. 5.000,- H. RUMAH SAKIT.

Golongan I ... Rp. 20.000,- Rumah Sakit Type A dan B

Golongan II ... Rp. 15.000,- Rumah SAkit Type C dan D

I. POLI KLINIK / RUMAH SAKIT BERSALIN ……….. Rp. 10.000,- J. PUSKESMAS. ……… Rp. 7.500,- K. BKIA. ……… Rp. 7.500,-

(10)

L. APOTIK. ……… Rp. 7.000,- M. TOKO OBAT / LABORATORIUM. ……… Rp. 6.000,- N. GEDUNG BIOSKOP. ……… Rp. 15.000,- O. GUDANG. ……… Rp. 10.000,- P. TEMPAT PENDIDIKAN. Taman kanak-kanak ……….. Rp. 3.000,- Sekolah Dasar ……… Rp. 3.000.- SMP / SMU / SMK ……… Rp. 4.500,- Akademi / PT / Kursus / Bimbingan ……… Rp. 6.000,- Q. GEDUNG OLAH RAGA / GEDUNG KESENIAN. …………. Rp. 5.000,- R. SOSIAL KHUSUS.

Yayasan-yayasan Sosial, PAnti Asuhan, Rumah-rumah ibadah .. Rp. 1.500,- S. HOTEL NON BINTANG.

Non. Melati ……….. Rp. 5.000,- Melati I ……….. Rp. 10.000,- Melati II ………. Rp. 15.000,- Melati III ………. Rp. 20.000,- T. HOTEl BERBINTANG. Bintang I ………. Rp. 25.000,- Bintang II ………. Rp 30.000,- Bintang III ………. Rp. 35.000,- Bintang IV ……… Rp. 40.000,- Bintang V ……… Rp. 50.000,-

U. RUMAH MAKAN / RESTAURANT / RUMAH PENGINAPAN /

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa bukti fisik dalam berkas PLPG ini benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan jika di kemudian hari ternyata pernyataan dan bukti fisik tersebut tidak

Pada fase ini diterapkan alat analisis dalam bentuk peta kendali MEWMA (Multivariate Exponential Weighted Moving Avarage) dan grafik berupa pareto chart dan diagram

Hasil dari penggunaan metode bagging MARS dalam pemodelan anomali luas panen dan faktor-faktor yang berpengaruh memberikan hasil yang sangat baik yakni lebih dari 90%

Untuk menguji keberhasilan syslog-notify dalam menampilkan informasi aktifitas portsentry secara real time, maka perlu ada instalasi dan konfigurasi syslog-notify dengan file

Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lessee

Mesin penyangrai kopi memiliki beberapa komponen penting yang harus dibuat diantaranya adalah rangka mesin yang dibuat dari pipa hollow, tabung mesin yang dibuat dari

Pada Grafik 1 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) teknik pencarian kerja yang dominan dilakukan oleh lulusan yaitu mencari lewat internet/iklan online/milis, melalui