• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek harga dan cita rasa produk : studi kasus desa Sengon, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek harga dan cita rasa produk : studi kasus desa Sengon, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten - USD Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK

PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK

HARGA DAN CITA RASA PRODUK

Studi kasus : Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Anastasia Widiyanti

011334063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Maret 2008

Penulis

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anastasia Widiyanti Nomor Mahasiswa : 011334063

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK, HARGA DAN CITA RASA PRODUK

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 April 2008

Yang menyatakan

(6)

vi

MOT T O dan P ER SEMB A H A N

Tetapi carilah dulu K erajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan

ditambahkan kepadamu

(Matius 6:33)

B ersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam

doa.

(R oma 12:12)

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam

Kristus Yesus

(1 Tesalonika 5:18)

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Ø Yesus K ristus Juru Selamatku

Ø B apak dan I buku tercinta

Ø K akak – kakakku

Ø K eluarga besarku

Ø Sahabat – sahabatku

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan penyertaannya dari awal hingga selesainya penyusunan skripsi

yang berjudul “PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK

PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK, HARGA DAN

CITA RASA PRODUK”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperole h gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik

tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu

penulis dengan kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.pd., M.Si. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi,

(8)

viii

4. Ibu E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah

berkenan menyediakan waktu memberikan bimbingan, masukan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. atas segala masukan yang

diberikan kepada penulis dan selaku dosen penguji skripsi.

6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji skripsi.

7. Bapak Kades Desa Sengon, yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang diperlukan

bagi penulis.

8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang

telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas

Sanata Dharma.

9. Kedua orangtuaku Bapak Suwito dan Ibu C. Suryanti yang tidak pernah

berhenti mendoakan dan membimbingku serta memberikan dukungan baik

secara moral dan material ( maaf Mi, kalau membuatmu kecewa ).

10.Kakak-kakakku mas Widi, mas Un dan BuYen, mbak Tutik dan Lius yang

telah memberikan dukungan padaku selama ini, buat ponakan kecilku

Rachel (dik Kae l jangan nakal ya!!!).

11.Buat sahabatku Wahyu Meita Widiarti, terimakasaih untuk persahabatan

kita, selamat jalan Dhok doaku mengiringi kepergianmu.

12.Buat temen-temenku Endah, Sulis, Nila, Jatu, Silvi, Duwek, Alan makasih

supportnya (akhirnya aku lulus juga ooi !!!), Ida ma Soeshi ayo

(9)

ix

13.Buat Jetty ma Popo, makasih ya komputernya sorry ngrepotin. Jetty ayo

semangat !!!

14.Buat mas Agung maturnuwun untuk nasihat-nasihatnya, buat Su (makasih

ya infonya!!!).

15.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu di sini,

terimakasih atas semua dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 5 Maret 2008

Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

ABSTRAK... xiii

ABSTRACT... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Persepsi... 6

B. Perilaku Konsumen ... 11

C. Merek ... 15

(11)

xi

E. Bauran Pemasaran... 17

F. Kerangka Berpikir ... 22

G. Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24

D. Populasi dan Sampel ... 24

E. Variabel Penelitian ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 26

G. Teknik Pengujian Instrumen... 27

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 34

A. Batas-batas Wilayah... 34

B. Kondisi Geografis ... 34

C. Kependudukan... 35

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN... 38

A. Analisis Diskriptip ... 38

B. Hasil Pengujian Chi Square ... 46

C. Pembahasan... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan ... 76

(12)

xii

C. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xii

ABSTRAK

Perbedaan Persepsi Konsumen pada Produk Pasta Gigi Pepsodent ditinjau dari Segi Merek, Harga dan Citarasa Produk

Anastasia Widiyanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek, harga dan citarasa produk berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatannya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan lokasi Desa Sengon, kecamatan Prambanan, kabupaten Klate n pada bulan Juni 2006.

Populasi penelitian adalah semua pengguna pasta gigi pepsodent di wilayah desa Sengon, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seratus orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode “purvosive random sampling” yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil orang terpilih menurut ciri khusus yangtelah menggunakan pasta gigi pepsodent selama lebih dari satu tahun.Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner dan analisis data menggunakan Uji Chi Square.

Dari analisa data dapat diperoleh hasil sebagai berikut : (1) ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia (x2hit =14,2017 > x2tab =3,841); (2) ada perbedaan persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan (x2hit=23,8049 > x2tab=3,841); (3) tidak ada perbedaan persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapa tan (x2hit=3,6414 < x2tab=3,841); (4) tidak ada perbedaan persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia (x2hit=0,9986 < x2tab=3,841); (5) ada perbedaan persepsi konsumen pada

produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendidikan (x2hit=4,1604 > x2tab=3,841); (6) tidak ada perbedaan persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan (x2hit=2,4809 < x2tab=3,841); (7) ada perbeda an persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan usia (x2hit=4,1667 > x2tab=3,841); (8) tidak ada perbedaan persepsi

konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendidikan (x2hit=0,8736 < x2tab=3,841); (9) tidak ada

(14)

xiii

ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF CONSUMERS’ PERCEPTION IN TOOTH PASTE PRODUCT OF “PEPSODENT” V IEWED FROM PRODUCT TRADEMARK,

PRICE AND TASTE.

Anastasia Widiyanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aim of this research was to know the differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product trademark, price and taste based on consumers’ age, level of education and income level. This research was a case study conducted at Sengon Village, Prambanan District, Klaten Regency on June 2006.

The population of research was the consumers’ of “pepsodent” tooth paste at Sengon Village , Prambanan District, the sample which was used in the research was one hundred respondents and they were taken by the purposive random sampling method, that is the sample technique method using some people who have consumed “pepsodent” tooth paste for more than one year. The data collecting techniques used were interviews and questionnaire. The data were analyzed by the use of Chi Square Test.

From the data analysis, it could be concluded as follows: (1) there was differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product trademark based on consumers’ age (x2count =14,2017 >

x2table =3,841); (2) there was differences of consumers’ perception in tooth paste

product of “pepsodent” viewed from product trademark based on consumers’ level of education(x2count=23,8049 > x2table=3,841); (3) there was no differences of

consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent ” viewed from product trademark based on consumers’ income level (x2count=3,6414 < x2tablr=3,841); (4)

there was no difference s of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product price based on consumers’ age (x2count=0,9986

< x2table=3,841) ; (5) there was differences of consumers’ perception in tooth paste

product of “pepsodent” viewed from product price based on consumers’ level of education (x2count=4,1604 > x2table=3,841); (6) there was no differences of

consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent ” viewed from product price based on consumers’ income level (x2count=2,4809 < x2table=3,841); (7) there

was differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product taste based on consumers age(x2count=4,1667 > x2table=3,841)

; (8) there was no differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product taste based on consumers’ level of education (x2count=0,8736 < x2table=3,841) ; (9) there was no differences of consumers’

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah

diikuti pula oleh berbagai kebutuhan konsumen. Salah satu kebutuhan yang

diperlukan adalah produk pasta gigi. Pada saat ini banyak muncul produk

pasta gigi dengan berbagai merek dan kemasan yang ditawarkan oleh lebih

dari satu perusahaan. Dan karena banyaknya merk pasta gigi yang ada dalam

pasaran maka, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lain yang juga

memproduksi pasta gigi. Untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut

maka, perusahaan harus bisa membuat konsumen yakin dengan produknya

dan konsumen dapat setia dengan produk tersebut. Oleh karena itu,

perusahaan harus memberi merek pada produknya sehingga masyarakat dapat

mengenali dengan mudah dan merk tersebut akrab di telinga masyarakat.

Salah satu merek pasta gigi yang akrab di telinga masyarakat dan

sudah lama dikenal oleh masyrakat adalah pasta gigi Pepsodent. Pasta gigi

pepsodent bukan hanya dikenal bahkan telah memasyarakat dan pasta gigi

pepsodent mudah ditemukan di took-toko besar maupun kecil. Selain mudah

ditemukan pasta gigi pepsodent juga dikemas dalam berbagai ukuran yang

bervariasi agar sesuai dengan tingkat perekonomian yang berbeda-beda,

(16)

Dan dari beberapa warung dan toko yang saya kunjungi, para

pemiliknya mengatakan bahwa pasta gigi pepsodent lebih banyak dicari

daripada produk pasta gigi merek lain. Hal ini menunjukkan bahwa produk

pasta gigi pepsodent lebih diminati oleh masyarakat. Para pemilik toko pun

selalu mempunyai persediaan pasta gigi pepsodent lebih banyak dibanding

persediaan pasta gigi merek lain. Oleh karena itu maka, saya menggunakan

produk pasta gigi pepsodent sebagai obyek produk dalam penelit ian ini,

karena kebanakan masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan pasta

gigi pepsodent daripada merek lain.

Kecenderungan masyarakat dalam memilih suatu produk ini

berdasarkan pada persepsi orang itu terhadap suatu produk, karena pada

dasarnya setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Persepsi

adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami

informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan dan penciuman. Dengan persepsi individu bisa

menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di

sekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Kunci

untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi

merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu

pencatatan yang benar terhadap situasi. Persepsi merupakan suatu proses

diterimanya stimulus oleh indra yang kemudian di teruskan ke otak sebagai

(17)

di interpretasikan sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam

menentukan pilihan untuk memilih produk tertentu.

Dalam proses penyeleksian, pengorganisasian dan penginterpretasian

stimulus yang diterima oleh alat indra setiap individu akan berbeda-beda,

tergantung pada pengalaman, kemampuan berpikir dan kerangka acuan setiap

individu. Oleh karena pengalaman, kemampuan berpikir dan kerangka acuan

dari setiap individu tidak sama maka, hal tersebut akan menghasilkan persepsi

berbeda-beda me skipun stimulus yang diterima sama. Demikian juga dengan

persepsi setiap individu terhadap merek pasta gigi pepsodent, meskipun setiap

orang telah mengetahui merek pasta gigi pepsodent tetapi setiap orang akan

mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Setiap individu akan menentukan

pilihan terhadap pemakaian produk pasta gigi pepsodent tersebut berdasar

pada persepsi yang berbeda -beda tergantung dari segi apa mereka menentukan

pilihan tersebut, diantaranya dilihat dari usia, tingkat pendidikan dan tingkat

pendapatannya.

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan memilih judul “PERBEDAAN PERSEPSI

KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU

DARI SEGI MEREK, HARGA DAN CITARASA PRODUK”.

B. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan masalah, maka dalam penelitian ini perlu

(18)

1. Konsumen yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah dengan

karakteristik konsumen yang menggunakan pasta gigi Pepsodent.

2. Obyek pasta gigi yang digunakan adalah harga dan merek.

3. Yang diteliti adalah persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta

gigi Pepsodent.

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia?

2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapatan?

4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia?

5. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari se gi harga berdasarkan tingkat pendidikan?

6. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan?

7. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat usia?

8. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

(19)

9. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendapatan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi

Pepsodent.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama studi di

Universitas Sanata Dharma dan dapat mengetahui persepsi konsumen

terhadap merek dan harga pasta gigi Pepsodent.

2. Bagi perusahaan, yaitu dapat menyumbangkan gagasan yang bermanfaat

sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan-kebijakan perusahaan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan

yang dapat menambah wawasan mengenai persepsi konsumen terhadap

(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan

yaitu, merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat reseptornya. Stimulus diteruskan ke pusat syaraf dan

terjadi proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang dilihat,

didengar dan disitulah individu mengalami persepsi. Persepsi adalah proses

pemahaman yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan

dan penciuman (Miftah Thoha, 1983:14). Proses persepsi tidak dapat lepas

dari proses engindraan dan proses pengindraan merupakan proses yang

mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat yaitu

pada waktu individu menerima stimulus ysng mengenai dirinya sendiri

melalui alat indra. Alat indra merupakan perhubungan antara individu dengan

dunia luarnya.

Menurut Jalaluddin Rahmat (1986: 64)

(21)

Dengan persepsi idividu bisa menyadari dapat mengerti tentang

keadaan lingkungan sekitarnya, juga tentang keadaan dirinya sendidri. Dalam

persepsi stimulus yang mengenai individu akan di organisasikan, di

interpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang di indranya itu.

Dalam persepsi stimulus yang diterima oleh individu dapat datang dari luar

tetapi juga bisa datang dari dalam diri individu yang bersangkutan.Berdasar

pada hal tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun

stimulusnya sama tetepi karena pengalaman, kemampuan berpikir dan

kerangka acuan setiap orang berbeda maka, ada kemungkinan hasil persepsi

antara individu satu dengan individu lainnya juga tidak sama. Keadaan ini

memberikan gambaran bahwa persepsi bersifat individu.

Setiap individu mempunyai kecenderungan dalam melihat obyek yang

sama dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu setiap orang memberikan arti

kepada suatu stimulus dengan cara yang berbeda pula. Pesepsi berkaitan

dengan cara mendapatkan pengetahuan tentang obyek atau kejadian pada saat

tertentu, itu sebabnya persepsi dapat terjadi kapan saja. Persepsi sendiri

meliputi kognisi yang mencakup penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut

pengalaman yang bersangkutan.

Di depan telah dikemukakan bahwa apa yang ada pada diri individu

akan mempengaruhi indiviud dalam melakukan persepsi dan ini disebut faktor

inter nal. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi proses persepsi yaitu faktor

stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu berlagsung dan

(22)

mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan

dengan segi kejasmanian dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Jika

sistem psikologisnya terganggu hal tersebut akan berpengaruh terhadap

persepsi seseorang. Segi psikologis tersebut antara lain pengalaman, perasaan,

kemampuan berpikir, kerangka acuan dan motivasi, hal inilah yang akan

berpengaruh dalam mengadakan persepsi.

Dengan semua yang telah dipaparkan di atas, tidak berarti persepsi

antara satu orang dengan yang lainnya tidak bisa sama. Bila faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan persepsi dapat dikelola dengan baik, akan

terbentuklah persepsi yang diinginkan. Dengan kata lain, persepsi yang

diinginkan akan terbentuk bila dapat dilakukan pengkondisian yang kuat

terhadap suatu obyek, kualitas hubungan antargejala, kondisi maupun

peristiwa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi

Pembentukan persepsi (Irwanto, et al. 1996 : 96) dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

rangsang dari lingkungannya, meskipun ia tidak harus menanggapi

semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu individu memusatkan

perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian

obyek-obyek atau gejala -gejala lain tid ak akan tampil ke muka sebagai

(23)

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih

menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara

yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas

rangsangnya paling kuat.

c. Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam

pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. Penelitian

juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah

melihat koin (mata uang logam) lebih besar dibanding anak-anak

orang kaya.

d. Pengalaman terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang

mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru,

tetpi lain halnya dengan mereka yang berada di pedalaman.

Proses terbentuknya persepsi terdiri dari lima langkah, yang menurut buku

Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut :

1. Proses pengumpulan informasi (process of gathering information).

2. Proses sele ksi (selecting), yaitu apa yang harus dicatat dari suatu

informasi.

3. Mengawinkan, yaitu proses mengkombinasikan informasi yang telah

(24)

4. Proses mengorganisir ke pola-pola tertentu.

5. Proses menginterpretasikan informasi yang telah terpola ke dalam suatu

yang bermakna.

Sedangkan hal-hal lain yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi

adalah kemampuan dasar (ability), kemauan (wants), kebutuhan-kebutuhan

(needs), harapan-harapan (expectatios), dan latihan (train).

Ketepatan persepsi dipengaruhi oleh situasi di mana persepsi tersebut

terbentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini, antara lain, tempat,

waktu, suasana (sedih, gembira, takut, dan lain-lain).

3. Variabel-variabel yang Membentuk Persepsi

Variabel-variabel persepsi terdiri atas :

a. Perhatian (atten tion)

Yaitu sapai dimana konsumen bersifatsensitif terhadap informasi.

Perhatian dipengaruhi oleh :

-stimulus ambiquitas

-sikap

b. Stimuli Ambiquity

Yaitu ketidakpastian tentang yang diamati dan tidak adanya makna dari

informasi yang diterima.

c. Penyimpangan Pengamatan (perceptual bias)

(25)

d. Penelusuran Nyata (over search)

Yaitu penelusuran informasi scara aktif. Aktifitas ini meliputi kecepatan

dan keluasan dalam menimbulkan kembali informasi yang ada pada

memori dan pengalaman mengenai masalah.

B. Perilaku Konsumen.

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi produk dan jasa

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan.

Keberhasilan pemasaran tergantung pada pemahaman perilaku konsumen

yang berupa keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi. Disinilah

pemasaran dituntut memahami dan mengamati sikap dan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu secara langsung

terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomis

termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan

tindakan tersebut. (James F Engel, Roger Vlackwell, Miniard, Paul W

(1994:3) )

Menurut Basu Swastha dan T Hani Handoko (1997:10) perilaku

konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk di

dalamnya proses pengembalian keputusan pada persiapan dan penentuan

(26)

Definisi lain perilaku konsumen adalah menurut Leon G Schifman dan

Lesli Lazar Kanuk. Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen membuat

keputusan untuk menghabiskan sumber mereka yang berharga (waktu, uang,

usaha) atas barang yang akan dikonsumsi (1994:7)

Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan guna mendapat barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi konsumen

membeli produk tertentu sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginannya. Faktor -faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen

menurut Philip Kottler (1986:164) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kebudayaan

Kebudayaan sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek

kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan

perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makluk yang lebih rendah

perilakunya sebagian diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian

adalah dipelajari.

2. Kelas Sosial

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pandangan dan tingkah laku

pembeli yaitu kelas sosial. Pada dasarnya masyarakat dapat

dikelompokkan dalam golongan yaitu, golongan atas, menengah dan

(27)

dalam bidang tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga, aktivitas

waktu senggang dan sebagainya.

3. Kelompok Referensi Kecil

Kelompok referensi kecil juga mempengaruhi perilaku seseorang

dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam

bertingkah laku.

4. Keluarga

Para anggota keluarga dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap

perilaku pembelian.

5. Pengalaman

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam

bertingkah laku. Pengalaman diperoleh dari perbuatannya di masa lalu dan

dapat pula dipelajari sebab dengan belajar sesorang mendapat pengalaman.

6. Kepribadian

Kepribadian merupakan pola sifat individu yang dapat menentukan

tanggapan untuk bertingkah laku. Namun para ahli percaya bahwa

kepribadian juga mempengaruhi perilaku pembelian seseorang. Adapun

variabel yang mencerminkan perilaku pembelian seseorang adalah

aktivitas, motivasi dan opini. Dengan variabel tersebut kita dapat

(28)

7. Sikap dan Kepercayaan

Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi

pandangan dan perilaku pembelian seseorang. Sikap itu sendiri

mempengaruhi kepercayaan dan kepercayaan mempengaruhi sikap.

8. Konsep Diri

Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya

sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri dan

orang lain.

9. Pengamatan

Pengamatan merupakan proses yang mana pembeli menyadari dan

menginterpretasikan aspek lingkungannya. Seseorang akan mempunyai

sesuatu pandangan terhadap suatu produk jika ia mengetahui bahwa

produk tersebut ditawarkan.

10. Proses Belajar

Proses belajar dapat terjadi jika konsumen ingin menanggapi dan

memperoleh suatu keputusan atau sebaliknya terjadi jika merasa

dikecewakan oleh produk yang kurang baik.

11. Sikap

Sikap dilakukan berdasarkan pandangan kita terhadap produk dan

proses belajar, baik dari pengalaman atau yang lain. Ada kecenderungan

yang menganggap bahwa sikap merupakan faktor yang tepat untuk

meramalkan perilaku yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap

(29)

C. M e rek

Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-produk

individual, penjual atau produsen harus menghadapi keputusan pemberian

merek. Merek akan menjadi daya tarik untuk memperoleh kesetiaan

pelanggan.

American Marketing Association mendefinisikan Merek sebagai

berikut:

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

Jadi merek mengidentifikasikan penjual atau produsen. Merek

sebenarnya merupakan janji penjual atau produsen untuk secara konsisten

memberikan tampilan, manfaat dan jasa pada pembeli. Merek terbaik

memberikan jaminan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Merek

dapat memilki enam tingkat pengertian, yaitu :

a. Atribut yaitu bahwa merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

b. Manfaat yaitu mer ek bukan hanya serangkaian atribut saja karena

pelanggan tidak membeli atribut tetapi membeli manfaat.

c. Nilai yaitu bahwa merek juga menyatakan nilai produsen. Pemasar merek

harus dapat mengetahui kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai

itu.

d. Budaya yaitu bahwa merek juga mewakili budaya tertentu.

(30)

f. Pemakai yaitu bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk tersebut.

Semua itu menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang

kompleks. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangkan

pengertian yang mendalam atas merek tersebut. Merek disebut merek yang

mendalam jika orang-orang dapat melihat keenam dimensi dari suatu merek.

Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar. Ada

merek yang tidak diketahui oleh sebagian besar pembeli, tetapi ada pula merek

yang atas merek tersebut pembeli memiliki tingkat kesadaran merek yang

tinggi dimana pelanggan tidak akan menolak untuk membelinya.

Selain memudahkan para pelanggan untuk mengingat suatu produk,

merek juga memberikan beberapa manfaat pada penjual. Manfaat merek bagi

para penjual adalah sebagai berikut :

a. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menulusuri masalah

yang ada.

b. Merek dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hukum atas

tampilan produk yang unik yang tanpa itu akan dapat ditiru oleh

pesaingnya.

c. Merek memberikan kesempatan pada penjual untuk menarik pelanggan

yang setia dan menguntungkan.

d. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

(31)

D. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu cara berpikir tentang bagaimana perusahaan

dapat mengembangkan perubahan yang menguntungkan dengan para

pelanggan yang ingin memenuhi kebutuhannya. Tujuan pemasaran adalah

untuk membantu perusahaan memutuskan apa yang mula -mula di buatnya,

pemasaran di mulai jauh sebelum perusahaan menghasilkan suatu produk dan

terus dilaksanakan meskipun produk tersebut telah laku terjual. Pemasaran

adalah proses memilih pasar yang akan dimasuki, menetapkan produk yang

akan ditawarkan, harga yang akan dipasang, distributor yang akan digunakan

sampai pada promosi yang akan digunakan.

Beberapa Pakar mengemukakan definisi pemasaran yang me mpunyai

pandangan yang sama hanya penyampaiannya saja berbeda.

Basu Swasta (1987 : 5) mendifinisikan pemasaran sebagai berikut :

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan, mempromos ikan dan mendistribusikan barang dan jasa agar dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Philip Kottler (1988 : 3) mendifinisikan pemasaran sebagai berikut :

Marketing is a social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating and exchanging product and value with others.

E. Bauran Pemasaran

Proses pemasaran adalah proses tentang bagaimana perusahaan dapat

mempengaruhi para konsumen menjadi tahu, senang sehingga membeli

(32)

pelanggan. Untuk hal tersebut maka pengusaha dapat melaksanakan empat

tindakan yang disebut sebagai pemasaran atau marketing mix.

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan

yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur

harga, kegiatan promosi dan distribusi.

Kegiatan marketing mix perlu dikombinasikan agar perusahaan dapat

melakukan tugas perusahaan secara efektif. Jadi perusahaan tidak hanya

memiliki kombinasi terbaik, tetapi harus mengkoordinir berbagai macam alat

marketing mix untuk melaksanakan program marketing mix secara efektif.

Alat marketing mix yang paling mendasar adalah :

a. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, dicari, diminta, digunakan atau dikonsumsikan pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang mencangkup

kualitas, rencana, bentuk, merk dan kemasan.

Dalam tinjauan yang lebih dalam, sebenarnya barang tidak hanya

meliputi fisik saja, tetapi juga mencangkup sifat-sifat non fisik seperti

harga, nama penjual. Secara umum penertian produk atau barang adalah

suatu sifat yang kompleks baik dapat di raba maupun tidak dapat diraba

termasuk pembungkus, warna, harga, prestise dari perusahaan dan

(33)

Philip Kottler (1988 : 445) mendifinisikan produk sebagai berikut :

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan yang meliputi benda fisik, jasa, tempat, organisasi dan gugusan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk merupakan

pemahaman yang subyektif dari produsen atas sesuatu sebagi usaha untuk

memenuhi keinginan konsumen melalui hasil produknya.

b. Harga

Secara tradisional harga berperan sebagai penentu utama pilihan

pembeli meskipun faktor non harga telah menjadi semakin penting. Dalam

perilaku pembelian selama beberapa dasawarsa ini harga masih tetap

merupakan salah satu unsur penting menemukan pangsa pasar dan

profitabilitas perusahaan. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedang elemen yang lain

menimbulkan biaya. Harga merupakan elemen yang fleksibel karena harga

dapat berubah dengan cepat tidak seperti feature produk dan perjanjian

distribusi. Pada saat yang sama penetapan harga juga merupakan masalah

yang banyak dihadapi para manajer pemasaran.

Dalam menetapkan kebijakan harga perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dan harus mengetahui langkah-langkah

dalam menetapkan harga. Langkah-langkah dalam menetapkan harga

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memilih tujuan penetapan harga

(34)

3. Memperkirakan biaya

4. Menganalisis biaya , harga dan penawaran barang

5. Memilih metode penetapan harga

6. Memilih harga akhir

Perusahaan biasanya tidak menetapkan harga tunggal melainkan

suatu struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan dan biaya

secara geografis, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat

pemesanan dan faktor-faktor lain. Untuk itu disini akan dibahas beberapa

strategi adaptasi harga, yaitu :

1. Penetapan Harga Geografis

Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan memutuskan

bagaiman menetapkan lokasi dan negara.

2. Diskon dan Potongan Harga

Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk

menghargai tindakan pelanggan seperti pembayaran awal, volume

pembelian dan pembelian diluar musim. Penjelasan atas penyelesaian

harga ini disebut diskon dan potongan harga yang akan diberikan.

3. Penetapan Harga Musiman

Perusahaan menggunakan berbagai teknik penetapan harga untuk

mendorong pembelian awal dengan berbagai teknik seperti : Harga

pemimpin rugi, Harga peristiwa khusus, Pembiayaan berbunga rendah,

syarat pembayaran lebih lama, Garansi dan kontrak jasa serta Diskon

(35)

4. Penetapan harga Dikriminasi

Penetapan harga diskrimanasi juga disebut diskriminasi harga terjadi

jika perusahaan menjual suatu produk atau jasa pada dua harga atau

lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional.

Penetapan harga diskriminasi ini ada beberapa bentuk yaitu :

Penetapan harga segmen pelanggan, Penetapan harga bentuk produk,

Penetapan harga citra, Penetapan harga waktu.

5. Penetapan Harga Bauran Produk

Penetapan harga bauran produk ini diantaranya adalah penetapan harga

produk, penetapan harga feature, penetapan harga produk pelengkap.

c. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang

digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasar.

Promosi di pandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang di

buat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Definisi tersebut menitik

beratkan pada pertukaran itu sendiri akan terjadi karena adanya permintaan

(36)

F. Kerangka Berfikir

Dari landasan teori yang telah dikemukakan di atas, mak dapat disusun

kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar II.1 kerangka pebelitian persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi pepsodent.

Dari kerangka berfikir tersebut terlihat bahwa jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan mempunyai pengaruh terhadap

persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi pepsodent. Dapat

juga dikatakan bahwa persepsi konsumen terhadap pasta gigi pepsodent

berbeda -beda berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

tingkat pendapatan.

Jenis kelamin

Usia

Tingkat pendidikan

Tingkat pendapatan

(37)

G. Hipotesis

1. Ada perbedaan persepsi konsumen te rhadap merek pasta gigi Pepsodent

di tinjau dari jenis kelamin.

2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari jenis kelamin.

3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari tingkat us ia.

4. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari tingkat usia.

5. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari tingkat pendidikan.

6. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari tingkat pendidikan.

7. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di

tinjau dari tingkat pendapatan.

8. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di

(38)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu, penelitian

dengan mengambil satu jenis produk tertentu, untuk daerah penelitian tertentu

dengan kesimpulan hanya berlaku untuk produk dan daerah penelitian saja.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2006. Adapun tempat

penelitian di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, sebagai subyek penelitian adalah para konsumen

yang menggunakan pasta gigi Pepsodent dan obyek penelitiannya adalah

produk pasta gigi Pepsodent.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi dari obyek dan subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001:72). Dalam

penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua konsumen pasta gigi

pepsodent di wilayah desa Sengon, Kecamatan Prambanan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

(39)

biaya dan tenaga, maka tidak semua populasi diambil tetapi peneliti hanya

akan mengambil 100 responden sebagai sampel penelitian. Teknik

pengambila n sampelnya adalah dengan metode purposive random sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil orang terpilih menurut

ciri khusus yang telah menggunakan pasta gigi pepsodent selama lebih dari

satu tahun.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Dependent Variables)

Yang menjadi variabel terikat adalah persepsi yaitu proses

pemahaman yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman (MIftah Thoha, 1983:14).

2. Variabel Bebas (Independent Variables)

Yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah:

a. Merek, yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing.

b. Harga, yaitu sejumlah uang yang harus dikeluarkan pembeli untuk

mendapatkan produk.

c. Citarasa, yaitu perpduan kekhasan rasa (pedas, mint, manis dsb) dari

(40)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan dengan teknik wawancara yaitu, dengan mengajukan pertanyaan

yang terkait dengan permasalahan secara langsung pada responden dan

melalui kuesioner yaitu, berupa daftar pertanyaan yang menyangkut penelitian

yang kemudian disebarkan pada responden dengan scoring menggunakan

skala Likert sebagai berikut:

Pendapat Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1. Sangat Setuju 4 1

2. Setuju 3 2

3. Tidak Setuju 2 3

4. Sangat Tidak Setuju 1 4

Berikut kisi-kisi kuesioner yang akan disebarkan pada responden:

Variabel Indikator

Butir

2. Merek Mudah diingat

Pendek, sederhana,

mudah dibaca, dieja dan

didengar

Menimbulkan kesan

positif

Tepat untuk promosi

Belum pernah digunakan

oleh perusahaan lain

8

9, 10, 11, 18, 19

12, 13

14, 15, 16

(41)

3. Citrasa Rasa produk 20, 21, 22, 23,

24, 25

4. Persepsi Perhatian yang selektif

Rangsang

Nilai dan kebutuhan

individu

Pengalaman terdahulu

28, 30

27, 31

29, 32

26

G. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka

untuk mengukur kevalidan dan keandalannya, dilakukan pengujian terlebih

dahulu.

Adapun alat pengujian tersebut meliputi:

1. Analisis Validitas

Untuk mengukur kevalidan kuesioner yang dibagikan kepada

responden digunakan teknik Korelasi Product Moment dari Karl Pearson

(Sutrisno Hadi, 1991:14) yaitu:

rxy =

( )( )

rxy = koefisien korelasi setiap item

X = nilai dari setiap item

Y = nilai total semua item

(42)

Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan

taraf signifikan (α) = 5%. Jika rxy lebih besar dari rtabel maka kuesioner

yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

Hasil pengujian validitas dengan korelasi produk moment

menghasilkan koefesien korelasi lebih besar dari nilai r_tabel sebesar

0.135 (df=98, α=5%) pada semua butir pertanyaan, berarti pertanyaan

dalam kuesioner berhasil mengukur pendapat subjek sesuai dengan

indikator yang ditanyakan atau valid (Sutrisno Hadi, 2002).

Tabel. 1

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item r-xy r-tabel

(43)

5 0.7467 0.135 Valid

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dan keandalan alat ukur

dalam mengukur gejala. Tujuan analisis reliabilitas adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif

tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama

atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara

sesuatu yang diukur dan jenis alat pengukur yang dipakai. Pengukuran ini

menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Sutrisno

Hadi, 1991:44):

rxy = koefisien korelasi setiap item

X = nilai dari setiap item

Y = nilai total semua item

(44)

Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan bernomor

genap di dapat maka untuk menilai reliabilitas digunakan rumus Spearman

Brown. (Sutrisno Hadi, 1991:44).

rxx =

rxy = koefisien reliabilitas

rxy = koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item

bernomor genap

Dengan taraf signifikan (α) = 5%, apabila rxx lebih besar dari rtabel

maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi syarat

reliabilitas.

Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach menghasilkan

koefesien alpha lebih dari r_tabel sebesar 0.135 (df=98, α=5%) pada

semua dimensi kualitas pelayanan dan kepuasan, berarti kuesioner

memiliki konsistensi (keandalan) maksud yang baik. Berdasarkan

kemampuan ini kuesioner dinyatakan reliabel, (Suharsimi, 2002).

(45)

H. Teknik Analisis Data

Alat yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah “Chi Square

Test”. Chi Square Test yaitu untuk mengetahui uji proporsi maka variabilitas

datanya pun bersifat diskrit. Manfaat yang diperoleh dari uji Chi Square

adalah untuk melihat ada tidaknya kesesuaian antara frekuensi yang diperoleh

berdasar nilai harapannya.

Alasan memilih uji Chi Square adalah karena sangat relevan dengan

kasus yang diteliti untuk menguji apakah ada perbedaan persepsi konsumen

dalam penilaian terhadap merk, harga dan citarasa pada produk pasta gigi

pepsodent. Dengan uji Chi Square dapat dilihat apakah ada perbedaan yang

signifikan antara frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang

diharapkan penelitian (fh).dan untuk mengetahui seberapa besar korelasi

antara fo dan fh digunakan kriteria atau interpretasi terhadap koefisien

kontingensi di bawah ini :

Tabel. 3 :Kriteria Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi kategori

0,81 s.d 1,00

0,61 s.d 0,80

0,41 s.d 0,60

0,21 s.d 0,40

0,00 s.d 0,20

Sangat tinggi

tinggi

cukup

rendah

sangat rendah

(46)

Dalam pengujian ini tingkat signifikansi (x) yang digunakan adalah

5% dan dengan derajat kebebasan (df) yang dapat dirumuskan dengan:

df = (I – 1)(j – 1)

dimana:

df = derajat kebebasan

i = jumlah baris

fo = frekuensi observasi

fh = frekuensi harapan

Untuk mencari fh dengan rumus

fh =

Langkah-langkah dalam menguji hip otesa adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesa yang akan diuji diterima atau ditolak

Ho = Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa terhadap merk dan harga

produk pasta gigi pepsodent.

Ha = Ada perbedaan persepsi mahasiswa terhadap merk dan harga produk

(47)

2. Menilai level of signifikan tertentu dengan derajat kebebasan

df = (I – 1)(j – 1)

3. Sebelumnya menghitung χ2, maka Σfh dan (fo – fh) = 0

4. Perhitungan tes statistik dengan rumus

χ2 =

(

)

fh fh fo 2

5. Membuat keputusan

Ho = diterima jika χ2hit< χ2tabel

(48)

34

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Batas-batas Wilayah

Kabupaten Klaten terletak diantara pemerintah daerah tingkat II dengan

batas-batas :

Sebelah Utara : Kabupaten Sleman

Sebelah Selatan : Kabupaten Sleman

Sebelah Barat : Kabupaten Sleman

Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali

Daerah penelitian yang dilaksanakan di Desa Sengon, Kecamatan

Prambanan, Kabupaten Klaten memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Cucukan, kecamatan Prambanan

Sebelah Selatan : Desa Sambirejo, kecamatan Prambanan

Sebelah Barat : Desa Kotesan, kecamatan Prambanan

Sebelah Timur : Desa Sawit, kecamatan Gantiwarno

B. Kondisi Geografis

Secara umum kondisi geografis desa Sengon kecamatan Prambanan

kabupaten Klaten yang dijadikan daerah penelitia n merupakan dataran rendah

yang mempunyai orbitan (jarak dari pusat pemerintahan/desa) sebagai berikut:

Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan :4,5 Km

(49)

Jarak dari Ibukota provinsi : 171 Km

Jarak dari Ibukota negara : 719 Km

Desa Sengon mempunyai luas wilayah 233 Ha mempunyai status

pertanahan sebagai berikut :

Sertifikat Hak Milik : 1.787 buah 187,7865 Ha

Tanah Kas Desa : 48 buah 26,5485 Ha

-Tanah Bengkok : 16,1570 Ha

-Tanah Desa lainnya : 10,3915 Ha

Tanah bersertifikat : 1.787 buah 187,7865 Ha

Tanah bersertifikat melalui PRONA : 566 buah 114,5945 Ha

Tanah yang belum bersertifikat : 48 buah 26,5485 Ha

C. Kependudukan

1. Jumlah Penduduk menurut :

a. Jenis kelamin :

1). Laki-laki : 1. 940 orang

2). Perempuan : 1.988 orang

Jumlah : 3.928 orang

b. Kepala Keluarga : 925 orang

c. Kewarganegaraan :

1). WNI

Laki-laki : 1.940 orang

Perempuan : 1.988 orang

(50)

2). WNA

Laki-laki : -

Perempuan : -

Jumlah : -

2. Jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan :

a. Islam : 3.589 orang

b. Kristen : 20 orang

c. Katolik : 237 orang

d. Hindu : 82 orang

e. Budha : -

3. Jumlah Penduduk menurut usia :

a. Kelompok Pendidikan :

1). 00 – 03 tahun : 262 orang

2). 04 – 06 tahun : 334 orang

3). 07 – 12 tahun : 631 orang

4). 13 – 15 tahun : 352 orang

5). 16 – 18 tahun : 323 orang

6). 19 tahun keatas : 2.060 orang

b. Kelompok Tenaga Kerja :

1). 10 – 14 tahun : 59 orang

2). 15 – 19 tahun : 402 orang

3). 20 – 26 tahun : 528 orang

(51)

5). 41 – 56 tahun : 331 orang

6). 57 tahun keatas : 533 orang

4. Jumlah Panduduk menurut tingkat Pendidikan :

a. Taman Kanak-kanak : 58 orang

b. Sekolah Dasar : 779 orang

c. SMP/SLTP : 473 orang

d. SMA/SLTA : 551 orang

e. Akademi (D1 – D3) : 53 orang

f. Sarjana (S1 – S3) : 81 orang

5. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian :

a. Karyawan 1).PNS : 172 orang

2). TNI/POLRI : 10 orang

3). Swasta : 37 orang

b. Wiraswasta : 112 orang

c. Pertukangan : 52 orang

d. Pensiunan : 42 orang

e. Tani : 321 orang

f. Buruh Tani : 248 orang

(52)

38

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi konsumen terhadap merek,

harga, dan citarasa pada produk pasta gigi Pepsodent. Untuk mencapai tujuan

tersebut, peneliti telah melaksanakan penjaringan data-data dan melakukan

pengujian statistik untuk menganalisisnya sesuai motodologi yang telah dijelaskan

pada bab III.

Hasil selengkapnya dari pengujian-pengujian statistik dapat dilihat pada

lampiran-lampiran, pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil tersebut, meliputi

deskrips i data, pengujian instrumen, pengujian chi square, dan pembahasannnya.

A. Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Profil Responden

Responden yang menjadi sampel mewakili warga desa Sengon

kecamatan Prambanan, Klaten. Gambaran karakteristik mereka diketahui

dari hasil analisis deskripsi persentase. Tiga profil yang diungkapkan

persentasenya adalah ; Usia, Pendapatan dan Pendidikan.

a. Usia

Usia diklasifikasikan kedalam empat kelompok, pertama

berusia kurang dari 20th, kedua 20th – 29th, ketiga 30th – 39th, dan

keempat lebih dari 39th. Hasil perhitungan persentase menemukan

(53)

sebagian besar konsumen Pepsoden di desa Sengon kecamatan

Prambanan, Klaten adalah remaja dan dewasa.

Tabel. 4

Distribusi Frekuensi usia

Usia (thn) Frekuensi Persentase < 20 Thn 4 4.0

Pendapatan diklasifikasikan menjadi empat kelompok,

pertama berpendapatan kurang dari 250 ribu Rupiah, kedua antara

250 sampai 499 ribu Rupiah, ketiga lebih dari 500 sampai 750 ribu

Rupiah, dan keempat lebih dari 750 ribu Rupiah. Hasil perhitungan

persentase menemukan sebanyak 47% memiliki penghasilan antara

250 sampai 499 ribu Rupiah, dan sisanya tersebar pada kelompok

lain masing-masing 18% dan 17%. Dominasi tersebut menjelaskan

sebagian besar konsumen Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan, Klaten berpendapatan rendah.

Tabel. 5

Distribusi Frekuensi pendapatan

(54)

c. Pendidikan

Pendidikan diklasifikasikan keda lam empat kelompok,

yaitu SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi atau PT. Hasil

perhitungan persentase menemukan sebanyak 72% berlatar

belakang pendidikan SMU, dan sisanya tersebar pada tingkat

pendidikan lannya dengan jumlah dibawah 15 % pada tiap

kelompoknya. Hasil ini menjelaskan sebagian besar konsumen

Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan, Klaten memiliki

tingkat pendidikan menengah.

Tabel. 6

Distribusi Frekuensi pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 6 6.0

SMP 13 13.0

SMU 72 72.0

PT 9 9. 0

Total 100 100.0 Sumber : Hasil pengujian data primer, 2006.

2. Deskripsi Persepsi Konsumen

Persepsi konsumen Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan - Klaten dapat dilihat melalui deskripsi data yang telah

terjaring. Deskripsi dilakukan dengan mengklasifikasikan data menjadi

empat kelompok, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, sangat tinggi.

Kelompok sangat tinggi untuk menampung jawaban konsumen yang

dominan memilih sangat setuju terhadap variabel harga, merek, dan

(55)

jawaban konsumen yang dominan memilih sangat tidak setuju

terhadap variabel merek, harga dan cita rasa.

a. Variabel Harga

Variabel harga mengungkapkan tanggapan konsumen

terhadap sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli

pasta gigi Pepsodent. Variabel ini dijaring menggunakan tujuh

butir pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak setuju)

sampai 4 (sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor

harapan tertinggi sebesar 7 x 4 = 28, dan terendah sebesar 7 x 1 =

7.

Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen

memberikan jawaban setuju terhadap variabel harga, jumlahnya

mencapai 53.6% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang

ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jum lah 26.9%, tidak

setuju 16.3% dan sisanya sebanyak 3.3% memberikan jawaban

sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar

konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan – Klaten merasa cocok dengan harga yang ditetapkan.

Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut

sebesar 21.28 berada pada klasifikasi tinggi, berarti konsumen

memiliki tanggapan baik terhadap variabel harga. Dari 100

konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui sebanyak 55%

(56)

kelompok tinggi, dan 36% pada klasifikasi sangat tinggi,

akumulasi keduanya mencapai 91.1%. Berarti hampir seluruh

konsumen memiliki tanggapan positif terhadap harga pasta gigi

Pepsodent.

Tabel. 7

Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Harga Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi

7 – 12.3 0 0 Sangat Rendah 12.4– 17.5 9 9.0 Rendah 17.6 – 22.8 55 55.0 Tinggi 22.9 – 28.0 36 36.0 Sangat Tinggi Jumlah 100 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006

b. Variabel Merek

Variabel merek mengungkapkan tanggapan konsumen

terhadap nama, atau simbol, atau tanda, dan atau kominasinya yang

melekat pada produk opasta gigi Pepsodent. Variabel ini dijaring

menggunakan duabelas butir pertanyaan dengan skala jawaban 1

(sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), sehingga bila

diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar 12 x 4 = 48,

dan terendah sebesar 12 x 1 = 12.

Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen

memberikan jawaban setuju terhadap variabel merek, jumlahnya

mencapai 51.1% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang

ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jumlah 20.4%, tidak

(57)

sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar

konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan – Klaten merasa cocok dengan merek Pepsodent.

Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut

sebesar 36.61 berada pada klasifikasi tinggi, berarti konsume n

memiliki tanggapan baik terhadap variabel merek. Dari 100

konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui sebanyak 74%

memiliki tanggapan terhadap merek pasta gigi Pepsodent pada

kelompok tinggi, dan 11% pada klasifikasi sangat tinggi,

akumulasi keduanya mencapai 85%. Berarti lebih dari ¾ jumlah

konsumen memiliki tanggapan baik atau positif terhadap merek

pasta gigi Pepsodent.

Tabel. 8

Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Merek Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi

12– 21 0 0 Sangat Rendah 22 – 30 15 15.0 Rendah 31 – 39 74 74.0 Tinggi 40 – 48 11 11.0 Sangat Tinggi Jumlah 100 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006

c. Variabel Citarasa

Variabel Citarasa mengungkapkan tanggapan konsumen

terhadap kekhasan rasa pasta gigi Peps odent, seperti pedas, mint,

manis dan lainnya. Variabel ini dijaring menggunakan enam butir

(58)

(sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan

tertinggi sebesar 6 x 4 = 24, dan terendah sebesar 6 x 1 = 6.

Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen

memberikan jawaban setuju terhadap variabel Citarasa, jumlahnya

mencapai 68.7% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang

ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jumlah 21.3%, tidak

setuju 9.3% dan sisanya sebanyak 0.7% memberikan jawaban

sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar

konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan – Klaten merasa cocok dengan Citarasa Pepsodent.

Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut

sebesar 18.64 berada pada klasifikasi tinggi, berarti konsumen

memiliki tanggapan baik atau positif terhadap variabel Citarasa.

Dari 100 konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui

sebanyak 60% memiliki tanggapan terhadap Citarasa pasta gigi

Pepsodent pada kelompok tinggi, dan 30% pada klasifikasi sangat

tinggi, akumulasi keduanya mencapai 90%. Berarti hampir semua

konsumen memiliki tanggapan baik atau positif terhadap Citarasa

pasta gigi Pepsode nt.

Tabel. 9

Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Citarasa Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi

6.0 – 10.5 0 0 Sangat Rendah 10.6 – 15.0 10 10.0 Rendah

(59)

19.6– 24.0 30 30.0 Sangat Tinggi Jumlah 100 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006

d. Variabel Persepsi

Variabel Persepsi mengungkapkan pemahaman konsumen

berdasarkan informasi yang dimiliki terhadap pasta gigi Pepsodent.

Variabel ini dijaring menggunakan tujuh butir pertanyaan dengan

skala jawaban 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju),

sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar

7 x 4 = 28, dan terendah sebesar 7 x 1 = 7.

Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen

memberikan jawaban setuju terhadap variabel Persepsi, jumlahnya

mencapai 54.4% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang

ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jumlah 40.3%, tidak

setuju 3.4% dan sisanya sebanyak 1.9% memberikan jawaban

sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar

konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan

Prambanan – Klaten memiliki persepsi baik.

Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut sebesar

23.32 berada pada klasifikasi sangat tinggi, berarti konsumen

memiliki persepsi sangat baik atau sangat positif.. Dari 100

konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui sebanyak 64%

(60)

klasifikasi tinggi, akumulasi keduanya mencapai 95%. Berarti

hampir semua konsumen memiliki persepsi baik atau positif

terhadap pasta gigi Pepsodent.

Tabel. 10

Tingkat persepsi konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi

7 – 12.3 0 0 Sangat Rendah 12.4 – 17.5 5 5.0 Rendah

17.6– 22.8 31 31.0 Tinggi 22.9 – 28.0 64 64.0 Sangat Tinggi Jumlah 100 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006

B. Hasil Pengujian Chi Square

Uji chi square dapat mengevaluasi keberadaan perbedaan distribusi

frekuensi dari tabulasi silang antara dua buah variabel kategorial atau

ordinal, dalam penelitian ini antara profil responden dengan persepsi

konsumen terhadap harga, merek, dan citarasa.

1. Analisa perbedaan persepsi konsumen produk pasta gigi Pepsodent

ditinjau dari segi merk berdasarkan usia. Langkah-langkah dalam

pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut :

(61)

Tabel. 11

Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.

TU

PK < 20 th 20 – 29 th 30-39 th > 40 th

Jumla h

Rendah 2 9 4 0 15

Tinggi 1 23 26 24 74

Sangat tinggi 1 6 2 4 11

Jumlah 4 36 32 28 100

Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa

persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari

segi merk berdasarkan usia berada pada renta ng skor tinggi.

Selanjutnya disusun tabel kontingensi dengan tidak ada frekuensi

observasi yang bernilai nol dan tidak lebih dari 20% total nilai

frekuensi harapan dibawah lima, bila kedua syarat tersebut tidak

dipenuhi bisa digabungkan baris atau kolom yang berdekatan

sampai syarat tersebut dipenuhi (Siagian dan Sugiarto, 2002 :314).

(62)

Tabel. 12

Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta

gigi P epsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.

TU

b. Menghitung Frekuensi Harapan

Dari tabel 12 dihitung frekuensi harapan dengan cara

5

d. Dari perhitungan Chi Square diatas dapat diketahui bahwa Square

hitung menunjukkan harga Chi Square = 14,2017, sedangkan harga

Chi Square tabel bisa dilihat pada tabel Chi Square dengan tingkat

signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 (derajat kebebsan : [(Jml

(63)

Dari tabel di dapat chi Square tabel adala h 3,81 karena Chi Square

hitung (14,2017) > Chi Square tabel (3,84) sehingga Ho ditolak

yang berati ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta

gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.

Untuk mengetahui derajat perbedaan antara faktor perbedaan

persepsi konsumen yang tingkat usia konsumen produk pasta gigi

Pepsodent digunakan koefisien kentingensi (KK) dapat dirumuskan

sebagai berikut :

2

Agar supaya, harga KK yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai

derajat antar faktor, maka harga KK dibandingkan dengan

kontingendi maksimal (KK maksimsl) yang bisa terjadi. Harga

maksimal dihitung dengan rumus :

(64)

Rasio KK terhadap KK maks adalah

0,499 0,707

0,353 maks

KK KK

= =

Menginteraksikan derajat hubungan dengan kriteria sebagai

berikut :

Rasio KK/KK Maksimal Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Berdasarkan tabel interpretasi di atas ternyata rasio KK terhadap

KK maksimal sebesar 0,499 berada pada kriteria cukup.

2. Analisa perbedaan persepsi kosumen pada produk pasta gigi Pepsodent

ditinjau dari segi merek berdasarkan pendidikan :

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai

(65)

a. Membuat tabel kontingensi

Tabel. 13

Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi

Pepsodent ditunjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan

TP

Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta

gigi Pepsodent ditinjau dari merek berdasarkan tingkat pendidikan.

Berikut dalam tabel hasil penggabungannya :

TP

b. Menghitung frekuensi harapan

Dari tabel 14 dihitung frekuensi harapan dengan cara :

Gambar

Gambar II.1 kerangka pebelitian persepsi konsumen terhadap merek dan
Hasil Uji Validitas InstrumenTabel. 1
Hasil Reliabilitas InstrumenTabel. 2
Tabel. 3 :Kriteria Koefisien Kontingensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

 Akun Akun Penjualan Penjualan adalah akun yang hanya digunakan adalah akun yang hanya digunakan untuk menampung penjualan barang dagangan.. untuk menampung penjualan

The Economic Consequences of Regulatory Accounting in the Nuclear Power Industry: Market Reaction to Plant Abandonments P.J. ARNOLD

Kepemimpinan merupakan modal penting dalam pembangunan nasional. Negara yang tangguh selalu ditopang oleh kepemimpinan yang unggul. Kesiapan

Pembentukan eksiton pada sel surya organik (PSC) terjadi dimana ketika sinar yang dipancarkan (foton) ke bahan organik sehingga energi foton diserap oleh bahan

(E) Mereka menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk dapat bertahan hidup, akan tetapi pekerjaan dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan dan

Prioritas masalah pada tahun 2014 yang berkaitan dengan infrastruktur adalah ketersediaan dan keterjangkauan air bersih yang ditemukan di kabupaten Garut, Sukabumi, Bangkalan,

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor dimensi layanan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien pada rumah