• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu pesat juga melanda dunia usaha yang menuntut tenaga kerja yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Tenaga kerja yang demikian diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan citra dari suatu instansi dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat, hal ini menyangkut banyak hal tentang ketenagakerjaan.

Peran serta tenaga kerja sangat diperlukan dalam pembangunan ketenagakerjaan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat. Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar dari para pekerja atau buruh dan juga untuk menjamin kesamaan kesempatan serta penempatan tanpa adanya diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Ketenagakerjaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Didalam peraturan ketenagakerjaan diatur perlindungan terhadap para tenaga kerja yang

(2)

dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan, kesempatan serta perlakuan tanpa adanya diskriminasi dan keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku proses produksi barang dan atau jasa (terdiri dari unsur pengusaha , pekerja , dan pemerintah) didasarkan pada nilai nilai yang terkandung didalam sila-sila Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam Implementasi kepribadian bangsa dikenal dengan azas kekeluargaan dan gotong royong serta asas musyawarah untuk mufakat , dimana manisfestasi hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha diperusahaan adalah kerjasama dalam proses produksi dalam menikmati hasil dan tanggung jawab untuk mempertahankan kelangsungan usaha dan perkembangan perusahaan yang juga bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Seiring dengan berkembangnya alam demokrasi, dewasa ini dinamika hubungan industrial mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas dari waktu ke waktu karena pekerja dan pengusaha yang memmiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda.

Fakta perburuhan di Indonesia adalah tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Ditambah lagi sebagian besar tenaga kerja kita adalah unskill labour. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi penganggguran dengan menyediakan lapangan kerja.

(3)

Tersedianya lapangan kerja dapat dilakukan melalui investasi. Baik melalui public investment maupun privat investment. Dana yang dibutuhkan Negara dalam mewujudkan public investment sangat besar sehingga peran swasta sangat dibutuhkan. Usaha untuk menarik investor asing merupakan salah satu bentuk dari privat investment. Sayangnya tidak menariknya Indonesia sebagai tempat investasi karena dipicu banyak hal, mulai dari infrastruktur yang tidak memadai, birokrasi perizinan yang masih berbelit, etos kerja yang rendah.1

Di sisi lain justru saat ini ada kecenderungan beralihnya tenaga trampil dan berkeahlian untuk bekerja ke luar negeri. Bukan hanya faktor tingginya penghasilan yang mendorong mereka. Kondisi politik dan suasana kerja yang memberi penghargaan pada kompetensi inilah yang menyebabkan terjadinya migrasi pekerja berkualitas ke luar negeri. Politk hukum nasional belum sepenuhnya dirumuskan sesuai nilai-nilai moral dan kultural masyarakat kita, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.2

Mendudukkan peraturan tentang ketenagakerjaan yang dibuat sebagai pedoman pelaksanaan hubungan industrial antara hak dan kewajiban baik dari

Untuk menjamin adanya kepastian hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaaha yang memiliki kepentingan dan tujuan berbeda dalam hubungan kerja, maka diperlukan satu rumusan sebagai pedoman pengaturan hak & kewajiban antara pekerja dan pengusaha dalam bentuk pembuatan Perjanjian Kerja Bersama.

1 Samhadi, Sri Hartati, ”Etos kerja Indonesia terburuk di Asia ? http://training-ethos.blogspot .com/2007_ 12_05 _archive .html, di up date tanggal 21 Desember 2007.

(4)

pekerja yang diwakili oleh serikat pekerja maupun perusahaan dalam melaksanakan hubungan kerja sehingga tidak terjadi perselisihan hubungan industrial dan norma-norma syarat-syarat kerja, perlindungan upah, jaminan sosial pekerja dapat terlaksana sebagaimana yang di amanatkan oleh undang-undang yang diharapkan tercipta hubungan keharmonisan pekerja dan meningkatkan produktifitas perusahaan guna mendukung kesejahteraan pekerja.

Suatu aturan hukum yang baik apabila memenuhi delapan kriteria, yaitu berlaku secara umum, diumumkan, tidak berlaku surut, disusun dalam rumusan yang dapat dimengerti, tidak saling bertentangan, dapat dilakukan secara wajar, tidak mudah berubah, ada kecocokan antara aturan dan pelaksanaannya.

Delapan kriteria di atas merupakan suatu prinsip hukum. Salah satu prinsip yang belum diterapkan dalam pembentukan PKB adalah adanya aturan hukum yang tidak saling bertentangan. Di bidang perburuhan, tampaknya politik perburuhan lebih berpihak kepada pengusaha. Banyak kemudahan yang diberikan untuk mendorong terciptanya iklim investasi.

Dengan diundangkannya UU No: 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh dan UU No: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama baik dari sisi tata cara atau prosedur maupun pola pikir pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama.

Perubahan atas terbitnya UU No: 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja dan UU No: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membuat dampak

(5)

yang cukup signifikan dalam dunia usaha di Indonesia yang salah satunya adalah PT.Perkebunan Nusantara II.

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) yang berkedudukan di Tanjung Morawa Medan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertanian sub sektor perkebunan yang diusahai dengan komoditi kelapa sawit, kakao, tembakau, karet dan tebu.

PT. Perkebunan Nusantara II ditetapkan berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1996 yang merupakan penggabungan dari PT. Perkebunan Nusantara II wilayah Sumatera Utara dan Irian Jaya dengan PT. Perkebunan Nusantara IX di wilayah Sumatera Utara.

Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara II yang ditetapkan berdasarkan PP Nomor 28 Tahun 1975 memiliki areal perkebunan yang berada di wilayah Propinsi Riau, Sumatera Utara dan Irian Jaya, sedangkan PT. Perkebunan Nusantara IX yang ditetapkan berdasarkan PP Nomor 44 Tahun 1973 memiliki areal perkebunan yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara dan Aceh.

Setelah dilakukan peleburan sebagaimana yang dimaksud dalam PP Nomor 7 Tahun 1996 maka PT. Perkebunan Nusantara II dan PT. Perkebunan Nusantara IX dinyatakan bubar dengan ketentuan segala kewajiban dan kekayaan serta karyawan Persero tersebut diatas beralih kepada PT. Perkebunan Nusantara II.

Kemudian didirikannya PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) dengan akte pendirian Nomor 35 Tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Harun Kamil,SH yang merupakan Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri

(6)

Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-8330.HT.01.01 tertanggal 8 Agustus 1995 serta telah diumumkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8682/1996 tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal 8 Oktober 1996.

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) pada awalnya memiliki 1 (satu) Serikat Pekerja/Serikat Buruh namun setelah keluarnya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, PT. Perkebunan Nusantara II memiliki 3 (tiga) Serikat Pekerja/Serikat Buruh yaitu Serikat Pekerja Perkebunan ( Sp-Bun ) , Serikat Pekerja Merdeka ( SPM ) dan Serikat Karyawan ( Sekar ). Tetapi pada saat sekarang ini PT. Perkebunan Nusantara II mempunyai 2 (dua) serikat Pekerja/Serikat Buruh saja, yaitu Serikat Pekerja Perkebunan ( Sp-Bun ) dan Serikat Pekerja Merdeka (SPM).

PT. Perkebunan Nusantara II pada saat sekarang ini mengalami kondisi yang kurang menggembirakan apabila dibandingkan dengan PT. Perkebunan Nusantara lainnya, hal ini dikarenakan oleh :

1. Areal produksi di garap oleh orang yang tidak bertanggung jawab 2. Usia pokok produksi sudah tidak maksimal

3. Beban hak pekerja setiap tahunnya meningkat

4. Pemberian hak pekerja sudah melebihi yang diatur dengan undang-undang namun komposisinya tidak pas dengan undang-undang-undang-undang, sehingga hal ini menimbulkan persepsi yang berbeda oleh serikat pekerja dan menjadi potensi perselisihan hubungan industrial.

(7)

Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas dan hubungan yang harmonis antara pihak manajemen dengan pekerja, sesuai dengan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan makna hubungan industrial, maka PT.Perkebunan Nusantara II membuat Perjanjian Kerja Bersama yang rumusannya memuat berbagai macam persoalan hubungan kerja antara Perusahaan dan Pekerja. Perjanjian Kerja Bersama ini diharapkan dapat lebih menjamin kelancaran hubungan yang harmonis antara Manajemen dan Pekerja guna terciptanya serta terbinanya ketenangan kerja.

Berdasarkan hal-hal tersebut mendorong penulis selaku mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul “Perjanjian Kerja Bersama Antara Manajemen PTP Nusantara II Dengan Serikat Pekerja Ditinjau Dari UU No.13 Tahun 2003”

B. PERMASALAHAN

Didalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan diatur tentang syarat-syarat kerja, perlindungan upah, jaminan sosial tenaga kerja, perlindungan tenaga kerja yang bermuara kepada hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan namun pengaturan hak dan kewajiban tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya di PTP Nusantara II dikarenakan oleh beberapa ketentuan pembayaran tentang hak sudah melebihi dari undang-undang namun komposisinya tidak sebagaimana undang-undang. Sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manajemen PTP Nusantara II ditanggapi dengan perspektif

(8)

yang berbeda oleh serikat pekerja dan hal ini berpotensi menjadi perselisihan hubungan industrial.

Didasari UU No : 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja , di PTP Nusantara II telah terbentuk 2 (dua) Serikat Pekerja yakni : Serikat Pekerja Perkebunan ( Sp-Bun ) dan Serikat Pekerja Merdeka ( SPM ) maka hal ini memberikan nuansa baru dalam proses pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama periode 2010 – 2011 dan berdampak kepada tata cara perundingannya yakni :

1. Bagaimanakah pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II ?

2. Kesepakatan dan perubahan apa saja yang terjadi dalam Perjanjian Kerja Bersama PT.Perkebunan Nusantara II Periode 2010-2011 ?

3. Perselisihan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II ?

4. Bagaimanakah penyelesaian yang sudah dilaksanakan terhadap perselisihan dan perubahan Perjanjian Kerja Bersama periode 2010-2011 di PT.Perkebunan Nusantara II bila ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?

(9)

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN 1. Tujuan Penulisan

Untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian dan penulisan ini adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II.

b. Untuk mengetahui kesepakatan dan perubahan apa saja yang terjadi dalam Perjanjian Kerja Bersama PT.Perkebunan Nusantara II Periode 2010-2011.

c. Untuk mengetahui perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II.

d. Untuk mengetahui penyelesaian yang sudah dilaksanakan terhadap perselisihan dan perubahan Perjanjian Kerja Bersama periode 2010-2011 di PT.Perkebunan Nusantara II bila ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

2. Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini akan dapat bermanfaat sebagai berikut :

(10)

a. Terlaksananya hubungan industrial yang harmonis di suatu perusahaan dan segala perselisihan yang timbul dari sudut pandang berbeda antara hak dan kewajiban diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat yang mengacu pada peraturan ketenagakerjaan serta kemampuan perusahaan.

b. Secara Teoritis, bahwa penelitian ini adalah merupakan sumbangsih penulis kepada ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hukum Perdata. c. Secara Praktis, bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan serta informasi kepada Mahasiswa Hukum khususnya dan masyarakat, bangsa dan negara dalam pembangunan.

D. KEASLIAN PENULISAN

“Perjanjian Kerja Bersama Antara Manajemen PTP Nusantara II Dengan Serikat Pekerja Ditinjau Dari UU No.13 Tahun 2003” yang diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya yang ditulis secara objektif, ilmiah, melalui pemikiran, referensi dari buku-buku, bantuan dari narasumber dan pihak-pihak lain. Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul yang sudah pernah diangkat sebelumnya dalam suatu penulisan skripsi oleh orang lain.

(11)

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda biasa disebut

Arbeidsovereenkoms, dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang pertama disebutkan dalam ketentuan pasal 1601a KUH Perdata, mengenai

perjanjian kerja disebutkan bahwa :

Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu si buruh, mengikatkan dirinya untuk di bawah perintahnya pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah.”3

Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah.

Selain itu pengertian mengenai Perjanjian Kerja juga di kemukakan oleh seorang pakar Hukum Perburuhan Indonesia yaitu Bapak Prof.R.Iman Soepomo,S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang Perjanjian Kerja, beliau mengemukakan bahwa :

4

3Djumadi,Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,

Cet.V, 2004, hlm. 29.

4

Imam Soepomo,Loc.cit.,hlm.57. ”

Selanjutnya perihal pengertian Perjanjian Kerja, ada lagi pendapat Prof. Subekti, S.H. beliau menyatakan dalam bukunya Aneka Perjanjian, disebutkan bahwa Perjanjian Kerja adalah :

(12)

Perjanjian antara seorang “buruh” dengan seseorang “majikan”, perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri; adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (bahasa Belanda

dierstverhading) yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu (majikan) berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain.5

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak.

Konsepsi perjanjian kerja seperti yang ditentukan Pasal 1 angka 14 Undang-undang Ketenagakerjaan, objeknya akan sama dengan objek yang diperjanjikan di dalam Perjanjian Kerja Bersama seperti ditentukan pada Pasal 1 angka 21 Undang-undang Ketenagakerjaan, yang menentukan bahwa :

6

Di mana objek yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja Bersama memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak. Bahkan di dalam ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 21 tahun 1954 tentang

5Subekti,Aneka Perjanjian,Penerbit Alumni Bandung,Cet.II,1977,hlm.63.

6Djumadi,Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,

(13)

Perjanjian Perburuhan dan Pasal 1601 n KUH Perdata ditambah dengan ketentuan “yang harus diindahkan pada waktu membuat perjanjian kerja”.

Dengan demikian bahwa objek yang diperjanjikan perjanjian kerja,

Perjanjian Kerja Bersama dalam konsepsi Undang-undang Ketenagakerjaan akan sama objeknya dengan ketentuan Pasal 1601 n KUH Perdata dan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan.

Objek yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja Bersama adalah tentang syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak, yang harus diindahkan atau dipedomani sewaktu membuat perjanjian secara individual atau dipedomani sewaktu membuat perjanjian secara individual, yaitu perjanjian kerja.7

Perjanjian kerja bersama ini adalah semua perjanjian tertulis sehubungan dengan kondisi–kondisi kerja yang diakhiri dengan penandatangan oleh pengusaha, kelompok pengusaha atau satu atau lebih organisasi pengusaha disatu pihak dan pihak lain oleh perwakilan organisasi pekerja atau perwakilan dari pekerja yang telah disyahkan melalui peraturan dan hukum nasional.

Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat pekerja/buruh atau beberap serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha.

8

7Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,

Cet.V, 2004, hlm. 124.

8

ILO Recommendation No.91 paragraf 2

(14)

Perjanjian kerja bersama mengikat pihak-pihak yang bertanda tangan di dalamnya dan secara otomatis peraturan perusahaan tidak berlaku lagi dengan adanya perjanjian kerja bersama, kecuali nilai dari peraturan perusahaan tersebut lebih tinggi dari pada yang tercantum di dalam perjanjian kerja bersama.9

F. METODE PENULISAN

Perjanjian kerja bersama adalah hak yang mendasar yang telah disyahkan

oleh anggota-anggota ILO dimana mereka mempunyai kewajiban untuk menghormati, mempromosikan dan mewujudkan dengan itikad yang baik.

Perjanjian kerja bersama adalah hak pengusaha atau organisasi pengusaha disatu pihak dan dipihak lain serikat pekerja atau organisasi yang mewakili pekerja. Hak ini ditetapkan untuk mencapai “ kondisi-kondisi pekerja yang manusiawi dan penghargaan akan martabat manusia (humane conditions of labour and respect for human dignity)“, seperti yang tercantum dalam Konstitusi ILO.

Sedangkan pengertian Perjanjian Kerja Bersama yang termaktub di dalam PKB PT. Perkebunan Nusantara II Periode 2010 – 2011 adalah Perjanjian kerja bersama yang diadakan oleh dan antara Direksi PT Perkebunan Nusantara II (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SP BUN PTP Nusatara II Persero).

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode pengumpulan data secara studi pustaka atau data-data sekunder dan penelitian lapangan.

(15)

Metode penulisan yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu menganalisis tentang perjanjian kerja bersama dengan mengumpulkan dan membaca referensi melalui peraturan, koran, internet, majalah dan setelah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menyeleksi data-data yang layak digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini.

Sedangkan data-data penelitian di lapangan di peroleh dari pihak PT.Perkebunan Nusantara II yang bertindak sebagai perusahaan yang mengadakan Perjanjian Kerja Bersama dengan serikat buruh / serikat pekerjanya.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan didalam skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab tersebut tersusun secara sistematik dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Uraian singkat atas bab-bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. BAB I, merupakan bab PENDAHULUAN, yang menguraikan tentang : latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, sistematika penulisan.

2. BAB II, merupakan bab yang menguraikan tinjauan umum tentang Perjanjian Kerja Bersama, bab ini terdiri dari beberapa sub bab seperti : pengertian perjanjian kerja bersama, syarat-syarat pembuatan perjanjian kerja bersama dan manfaat dibentuknya perjanjian kerja bersama.

(16)

3. BAB III, merupakan bab yang menguraikan tinjauan umum tentang Serikat Pekerja, bab ini terdiri atas beberapa sub bab seperti : dasar pendirian serikat pekerja, syarat sahnya dibentuknya serikat pekerja, batasan dan kewenangan serikat pekerja dan manfaat berdirinya serikat pekerja.

4. BAB IV, merupakan bab yang menjelaskan tentang Pelaksanaan Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama di PTP Nusantara II, bab ini terdiri atas beberapa sub bab seperti : Pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama Periode 2010-2011 di PTP Nusantara II, Kesepakatan & Perubahan dari Perjanjian Kerja Bersama PTP.Nusantara II Periode 2010-2011, Perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama pada PTP.Nusantara II , Penyelesaian perselisihan & perubahan Perjanjian Kerja Bersama PTP.Nusantara II Periode 2010-2011 ditinjau dari UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

5. BAB V, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban singkat terhadap permasalahan yang telah diteliti, dan saran yang merupakan sumbangsih pemikiran penulis terhadap permasalahan di dalam skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis terhadap data penilaian media pembelajaran oleh ahli materi dan ahli media, pendidik, dan teman sejawat serta respon peserta didik menunjukkan bahwa

Materi divalidasi oleh dua validator materi. Hasil validasi materi yang telah divalidasi sebelumnya oleh para ahli validator materi selanjutnya dianalisis. Dari hasil

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui titik kesetimbangan penyebaran penyakit DBD serta dinamika penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Jember dan mengetahui

Dengan kata lain dalam setiap proses komunikasi yang terjadi antara penutur dan lawan tutur terjadi juga apa yang disebut peristiwa tutur atau peristiwa bahasa (speech

(2) Pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas) meliputi kegiatan pemberdayaan komite sekolah, mewajibkan orang tua mengambil rapor anak sendiri,

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah lebih penting dibandingkan dengan sumber-sumber diluar pendapatan asli daerah,

Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten.. Bengkayang), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten.. Ketapang), Taman

Selanjutnya untuk memberikan gambaran arah dan sasaran yang jelas serta sebagaimana pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Yogyakarta diselaraskan dengan arah