• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan beberapa istilah berikut dimaksudkan untuk menghindari berbagai penafsiran istilah yang digunakan dalam penelitian.

1. Model pembelajaran experiential learning yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman secara langsung. Model pembelajaran ini memiliki tahapan siklus yaitu: (1) concrete experience (pengalaman konkrit) pada tahap ini siswa diberikan pengalaman konkrit oleh guru melalui kegiatan demonstrasi; (2) reflective observation (pengamatan reflektif) siswa diharuskan untuk melakukan pengamatan terhadap video animasi mengenai macam-macam transpor membran yang disajikan oleh guru; (3) abstract conceptualization (konsepsi abstrak) siswa diberikan tugas untuk mengerjakan LKS non eksperimen berisi soal-soal mengenai konsep transpor membran; (4) active experiment (percobaan aktif) siswa melakukan kegiatan praktikum secara berkelompok. Pembelajaran model experiential learning dilaksanakan di kelas eksperimen (Lampiran A1).

2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai sumber ilmu pengetahuan dan pusat informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima ilmu pengetahuan dan informasi yang ditransfer oleh

(2)

guru. Metode yang digunakan pada pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Pembelajaran konvensional seperti ini dilaksanakan di kelas kontrol (Lampiran A2).

3. Penguasaan konsep siswa meliputi kemampuan siswa pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi (Anderson, 2001). Penguasaan konsep siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang mencakup jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai) (Lampiran B1).

4. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal berpikir kritis menurut Ennis (1985) yang terdiri dari 10 soal uraian berdasarkan indikator berpikir kritis yang meliputi: (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan (Lampiran B2).

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan pada penelitian

(3)

karena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol dari subjek penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran experiential learning, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalen Control Group Design. Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelas kontrol dipilih secara purposive dengan pertimbangan karakteristik siswa yang terdapat pada kedua kelas penelitian (Sugiyono, 2010). Kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran experiential learning dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah, diskusi, dan praktikum). Masing-masing kelompok diberikan tes kemampuan awal guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan berpikir kritis. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran kedua kelas diberikan tes akhir. Desain penelitian ini dirancangkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Nonequivalen control group design

Kelompok Tes Awal

(Pretest) Perlakuan Tes Akhir (Posttest) Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 Y O4 Keterangan:

O1 : Tes awal kelompok ekperimen O2 : Tes akhir kelompok eksperimen O3 : Tes awal kelompok kontrol O4 : Tes akhir kelompok kontrol

X : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran experiential learning

Y : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran konvensional menggunakan metode diskusi dan ceramah

(4)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung semester ganjil tahun ajaran 2012-2013.

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive karena karakteristik kelas yang beragam. Sampel kelas yang dipilih yaitu kelas yang memiliki karakteristik siswa yang aktif dalam setiap pembelajarannya. Dari dua kelas penelitian ditetapkan kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penguasaan Konsep

Instrumen untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada penelitian ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan lima alternatif jawaban. Soal pilihan ganda tersebut mencakup ranah kognitif jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai). Tes penguasaan konsep ini diberikan pada saat pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep pada aspek kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran (Lampiran B1).

(5)

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal berdasarkan indikator menurut Ennis (1985) meliputi (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan rubrik penilaian (Lampiran B2).

3. Angket Respon Siswa

Instrumen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran experiential learning yaitu menggunakan angket yang terdiri dari 14 pertanyaan yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran konsep transpor membran melalui model pembelajaran experiential learning, penguasan konsep melalui pembelajaran experiential learning, keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran experiential learning, motivasi belajar melalui model pembelajaran experiential learning, konsep transpor membran, dan soal-soal pretest dan posttest (Lampiran B3).

(6)

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Lembar observasi ini di dalamnya berisi keterlaksanaan atau ketidakterlaksanaan tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran experiential learning. Lembar observasi ini dilakukan oleh observer sebanyak satu orang (Lampiran B4).

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan soal pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran.

2. Memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran experiential learning pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

3. Observer mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Memberikan posttest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran. 5. Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran.

(7)

F. Prosedur Penelitian

Secara aris besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Adapun secara terperinci pada setiap tahapan akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi literatur. b. Pengajuan judul penelitian.

c. Penyusunan proposal penelitian atas bimbingan dosen pembimbing. d. Presentasi proposal penelitian pada saat seminar proposal.

e. Perbaikan proposal penelitian setelah mendapatkan berbagai saran dari dosen. f. Penyusunan instrumen penelitian meliputi tes pengusaan konsep berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian sebanyak 10 soal, dan angket respon siswa terdiri dari 14 pertanyaan. g. Judgement instrumen penelitian.

h. Uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas soal, dan reliabilitas soal.

i. Analisis hasil uji coba instrumen dan perbaikan instrumen berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen (Lampiran C).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

(8)

metode ceramah dan diskusi, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran experiential learning.

c. Mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning di kelas eksperimen oleh observer.

d. Memberikan posttest penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada kelas kontrol dan kelas ekperimen setelah pembelajaran.

e. Memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran experiential learning kepada kelas eksperimen yang mengunakan model pembelajaran experiential learning.

Tabel 3.2. Pelaksanaan model pembelajaran experiential learning dan model pembelajaran konvensional

Model Pembelajaran Experiential Learning

Model Pembelajaran Konvensional

1. Tahap Concrete Experient

Guru bersama siswa melakukan kegiatan demonstrasi tentang mekanisme transpor yang terjadi di sekitar lingkungan khususnya contoh peristiwa difusi dan osmosis seperti

menyemprotkan minyak wangi di ruangan, membuat teh manis, dan merendam umbi kentang dan daun kangkung di dalam larutan garam.

(a) (b)

Gambar 3.1. (a) Model proses osmosis pada bak kentang; (b) Demonstrasi Proses Difusi

pada Pembuatan Teh Manis

2. Tahap Reflective Observation

Guru menyajikan video animasi tentang mekanisme proses transpor membran kemudian siswa diminta untuk dapat memperhatikan video animasi tersebut.

1. Guru menyajikan materi tanspor membran melalui powerpoint.

2. Guru menjelaskan materi transpor membran dan siswa diminta untuk menyimak penjelasan dari guru.

3. Guru menyajikan video animasi mengenai mekanisme proses transpor membran.

4. Siswa diminta untuk mengamati video animasi tersebut.

5. Guru memberikan latihan soal mengenai materi transpor membran kemudian siswa diminta mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara berdiskusi dengan teman sebangku.

6. Guru dan siswa bersama-sama membahas mengenai jawaban pada lembar latihan soal tersebut

(9)

Gambar 3.2. Siswa mengamati video animasi

3. Tahap Abstract Conceptualization

Guru memberikan latihan soal mengenai materi transpor membran kemudian siswa diminta mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara berdiskusi dengan teman sebangku.

Gambar 3.3. Siswa berdiskusi mengerjakan lembar latihan soal

4. Tahap Active Experimentation

Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk mengamati proses terjadinya osmosis.

Gambar 3.4. Siswa melakukan kegiatan praktikum

Gambar 3.5. Siswa dan guru membahas latihan soal

7. Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk mengamati proses terjadinya osmosis.

(a)

(b)

Gambar 3.6. (a) Praktikum proses osmosis (b) Siswa melakukan kegiatan

(10)

(a) Tahap Tindak Lanjut

a. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik tentang uji perbedaan dua rata-rata dan uji korelasi (Lampiran E).

b. Pembahasan hasil analalisis data berdasarkan tujuan penelitian c. Penarikan kesimpulan

d. Penyusunan laporan penelitian berupa skripsi

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen, instrumen yang telah dirancang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah mengalami pembelajaran tentang konsep transpor membran. Instrumen yang diujicobakan adalah soal penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda dan soal kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian. Uji coba digunakan untuk mengetahui informasi tentang tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas instrumen. Pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen menggunakan software ANATES Pilihan Ganda dan ANATES Uraian ver 4.0.9. Rekapitulasi pengolahan dan analisis hasil uji coba instrumen disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di bawah ini.

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep

Tabel 3.2 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep siswa menggunakan software ANATES Pilihan Ganda.

(11)

Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep No.

Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 45,00 Sedang 60,00 Baik 0,457 Cukup Pakai

2 60,00 Sedang 40,00 Baik 0,389 Rendah Pakai

3 75,00 Mudah 20,00 Cukup 0,012 Sangat

rendah Ganti

4 75,00 Mudah 40,00 Baik 0.354 Rendah Pakai

5 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,510 Cukup Pakai

6 30,00 Sukar 20,00 Cukup 0,208 Rendah Pakai

7 65,00 Sedang 20,00 Cukup 0,255 Rendah Revisi

8 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,315 Rendah Pakai

9 55,00 Sedang 40,00 Baik 0,096 Sangat

rendah Ganti

10 85,00 Mudah 0,00 Jelek -0,015 Sangat

rendah Ganti

11 40,00 Sedang 40,00 Baik 0,302 Rendah Pakai

12 35,00 Sedang 0,00 Jelek -0,166 Sangat

rendah Ganti

13 15,00 Sukar 40,00 Baik 0,311 Rendah Pakai

14 85,00 Mudah 60,00 Baik 0,815 Sangat

Tinggi Pakai

15 50,00 Sedang 60,00 Baik 0,444 Cukup Pakai

16 65,00 Sedang 40,00 Baik 0,432 Cukup Pakai

17 45,00 Sedang 20,00 Cukup 0,287 Rendah Pakai

18 60,00 Sedang 20,00 Cukup 0,302 Rendah Pakai

19 55,00 Sedang 20,00 Cukup 0,223 Rendah Revisi

20 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,218 Rendah Revisi

Reliabilitas : 0,22 Kategori : Rendah

2. Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis

Tabel 3.4 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisi uji coba instrumen kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan software ANATES Uraian.

Tabel 3.4. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen berpikir kritis No.

Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 90,00 Mudah 20,00 Jelek 0,225 Rendah Revisi

2 63,33 Sedang 33,33 Cukup 0,570 Cukup Pakai

3 46,67 Sedang 26,67 Baik 0,475 Cukup Pakai

4 56,67 Sedang 60,00 Baik 0,465 Cukup Pakai

5 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,410 Cukup Revisi

6 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,186 Sangat

(12)

No. Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas Keterangan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

7 66,67 Sedang 40,00 Cukup 0,594 Cukup Pakai

8 70,00 Sedang 20,00 Jelek 0,473 Cukup Revisi

9 80,00 Sedang 26,67 Cukup 0,467 Cukup Pakai

10 70,00 Sedang 6,67 Jelek 0,402 Cukup Revisi

Reliabilitas : 0,36 Kategori : Rendah

H. Teknik Pengolahan Data

Data yang diolah pada penelitian ini adalah data penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan respon siswa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest penguasaan konsep serta kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Langkah-langkah pengolahan data tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tes Penguasaan Konsep

Mengolah data pretest dan posttest penguasaan konsep dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal.

b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada setiap siswa.

c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor Siswa = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100%

d. Data peningkatan penguasaan konsep siswa dapat diperoleh dari indeks gain. Menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006), data yang terkumpul menggunakan rumus sebagai berikut:

(13)

Normalisasi Gain = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑟 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

e. Setelah mendapatkan nilai normalisasi gain, maka data tersebut ditafsirkan ke dalam beberapa kriteria menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006) seperti pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.5. Kategori indeks Gain menurut Meltzer dan Hake

Rentang Nilai Kategori

NG > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ NG ≤ 0,70 Sedang

NG < 0,30 Rendah

f. Mengolah data pretest, posttest, dan indeks gain menggunakan software SPSSversi 16.0 for windows

2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Mengolah data pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian.

b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada setiap siswa.

c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.

d. Menghitung indeks gain dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.

e. Menghitung skor total siswa pada tiap indikator. Selanjutnya skor tersebut diubah ke dalam persentase dengan rumus sebagai berikut:

(14)

Persentase = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 × 100%

f. Persentase berpikir kritis siswa tiap indikator dikategorikan berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Arikunto (2008) sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kategori persentase berpikir kritis tiap indikator

Persentase (%) Kategori 80-100 Sangat Baik 70-79 Baik 60-69 Cukup 50-59 Kurang 0-49 Gagal 3. Respon Siswa

Data yang diperoleh dari angket respon siswa berupa tanggapan positif atau negatif mengenai pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran experiential learning yang selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dari setiap butir pertanyaan. Perhitungan untuk persentase tersebut yaitu sebagai berikut:

Persentase Jawaban

=

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%

Setelah itu dilakukan penafsiran persentase jawaban berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Kategori persentase angket

Persentase (%) Kategori 0 Tidak ada 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Pada umumnya 100 Seluruhnya

(15)

4. Analisis Uji Statistik

Analisis uji statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran experiential learning. Uji prasyarat dan uji statistik ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows.

a. Uji Prasyarat 1) Uji Normalitas

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima, data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

2) Uji Homogenitas

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji homogenitas adalah sebagai berikut:

H0 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen) H1 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen)

(16)

Uji statistik yang digunakan adalah uji Test of Homogenity of Variance dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima, varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen). Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Parametrik

Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik untuk mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Independent-Samples T Test. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(17)

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Non-Parametrik

Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi tidak normal atau tidak homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3) Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis dengan Penguasaan Konsep

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep. Besar kecilnya hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep dinyatakan dalam bilangan yang disebut koefisien korelasi. Uji statistik korelasi ini dibantu dengan menggunakan software SPSSversi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan

(18)

adalah uji Pearson Correlation karena jenis data dalam penelitian ini merupakan data interval atau data rasio.

Interpretasi dari besar koefisien korelasi diuraikan menurut Boediono dan Koster (2004) pada Tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00 – 0,30 Sangat lemah

0,30 – 0,50 Lemah

0,50 – 0,70 Moderat

0,70 – 0,90 Kuat

0,90 – 1,00 Sangat Kuat

Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen (kemampuan berpikir kritis) terhadap variabel dependen (penguasaan konsep) dengan menunjukkan persamaan garis regresi. Uji statistik regresi ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regression Linear.

(19)

I. Alur Penelitian

Gambar 3.7. Alur penelitian

Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran Menggunakan Model

Experiential Learning

(Kelas Eksperimen)

Tes Penguasaan Konsep Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol)

Pemberian Angket

Pengolahan Data

Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan

Tahap Persiapan

Studi Kepustakaan Proposal Penelitian Seminar Proposal Revisi Proposal

Penyusunan RPP dan Instrumen

Judgement dan Uji Coba Instrument

Revisi Instrumen

Perizinan Penelitian

Observasi Proses Pembelajaran

Gambar

Tabel  3.2. Pelaksanaan model pembelajaran experiential learning dan model  pembelajaran konvensional
Gambar 3.2. Siswa mengamati video animasi  3.  Tahap Abstract Conceptualization
Tabel 3.4. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen berpikir kritis
Tabel 3.5. Kategori indeks Gain menurut Meltzer dan Hake
+4

Referensi

Dokumen terkait

22 Wira Agus Belum Memiliki/Menjadi Rekan di KJPP batch 7 23 Achmad Ariawan Herly, Ariawan &amp; Rekan batch 7 24 Erfandy Bachtiar Toha,Okky, Heru &amp; Rekan batch 7 25 Achmad

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

waralaba yang merupakan suatu konsep usaha yang dilakukan dengan jalan pemasaran atau pendistribusian barang atau jasa, kepada konsumen sebagai bentuk ekspansi (perluasan

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa agama atau kepercayaan yang dianut oleh Orang Baduy dinamai dengan sebutan Sunda Wiwitan. Agama Sunda Wiwitan ini dilihat

Persaingan antarperusahaan sejenis yaitu persaingan industri permen yang ketat, perusahaan menghadapi jumlah pesaing yang semakin bertambah dan berkompetisi lebih

Puji dan sykur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat yang diberikan kepada kita, yang mana tetap diberikannya kehidupan dengan kesehatan

Merapin Kec.Gerunggang Kota Pangkalpinang Ekonomi 300,000. Santunan Mustahiq