• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-12/PB/2007 TENTANG PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER–12/PB/2007 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PERMINTAAN SERTA PEMBAYARAAN UANG M AKAN BAGI PEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-12/PB/2007 TENTANG PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER–12/PB/2007 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PERMINTAAN SERTA PEMBAYARAAN UANG M AKAN BAGI PEG"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN

KLATEN SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Pendidikan Kewarganegaraan

Diajukan Oleh:

ERNA DWI WAHYUNINGRUM A. 220050029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

PEMBAYARAAN UANG M AKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KANTOR DEPARTEM EN AGAMA KABUPATEN

KLATEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

NAMA : ERNA DWI WAHYUNINGRUM

NIM : A220050029

FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JUR/PROG : IPS/PKn

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi S-1

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.Si. Dra. Hj. Sri Arfiah, SH. M.Pd.

NIP. 131683032 NIK. 235

(3)

iii

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KANTOR DEPARTEM EN AGAMA KABUPATEN

KLATEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh: ERNA DWI WAHYUNINGRUM

NIM. A220050029

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 24 Oktober 2008

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

1. _______________________ (Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.Si)

2. _______________________ (Dra. Hj. Sri Arfiah, SH. M .Pd)

3. _______________________ (Dra. Risminawati, M.Pd)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(4)

iv

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya bertanggungjawab sepenuhnya.

Surakarta, 25 Agustus 2008

(5)

v

manfaat kepada manusia (lain).

(H R. Ahmad)

H al yang paling penting untuk mencapai suatu kesuksesan adalah

memulai pada saat itu juga dimanapun kita berada.

(Bruce Barton)

Segala sesuatu kegiatan/ usaha yang dilandasi oleh kejujuran pasti

akan mencapai sukses dan memberikan ketenangan, ketentraman dan

kebahagiaan bagi yang melaksanakan.

(D rs. I W ayan Sumerta, M T)

Selama kamu merasa itu sebuah beban akan jadi sulit, tapi jika kamu

menganggap itu sebagai tantangan akan mengasyikan. D an jangan

mengeluh serta putus asa, sekali kamu mengeluh atau putus asa,

Semuanya akan berakhir sia-sia.

(6)

vi

Rasa Syukur Kepada Allah Swt Atas N ikmat dan

Karunia-N ya, Shalawat Serta Salam Kuhaturkan Kepada

Junjunganku N abi M uhammad Saw Pembawa Risalah

I slam, Yang Pada Akhirnya D apat Ku N ikmati Setiap

D etiknya D engan Sentuhan I man D an Kesempatan

U ntuk Selalu M engingatnya.

Sepenuh H ati Kupersembahkan Karya Yang

Terindah I ni U ntuk Ayahandaku D an I bundaku

Tersayang Yang Selalu M endo’akan dan M emotivasi

Ananda D engan Penuh Kesabaran D an Kasih Sayang

Yang Tulus Sehingga M enjadi Sumber Kebahagiaan

Tersendiri Bagi Ananda D alam M emaknai H idup

Saudaraku D idik Sutomo Eko Saputro ST, Terima

Kasih Atas Semua Kasih Sayang, Ketulusan D an D o’a

Kakak Selama I ni.

Almamaterku U niversitas M uhammadiyah Surakarta

Yang Telah M emberiku L ayar D alam M engarungi

(7)

vii

Assalamu’ alaikum Wr. Wr

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat

dan salam penulis tujukan kepada Rusulllah SAW atas perjuangannya dalam menegakkan kebenaran agama Islam. Selain itu penulis juga ingin ucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Sofyan Anif, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin

guna penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Ahmad Muthali’in, M.Si., selaku Ketua Jurusan PKn FKIP

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin terhadap judul penelitian.

3. Bapak Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.Si., selaku Pembimbing Pertama

yang telah memberikan waktu, tenaga dan memberikan motivasi dengan penuh kesabaran yang telah secara langsung membimbing dalam penyusunan

skripsi.

4. Bapak Dra. H. Sri Arfiah, SH. M. Pd., selaku Pembimbing Kedua yang benar-benar bisa membuat penulis menjadi termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs. H. A. Fatah Asyhari., selaku Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin riset kepada penulis guna

(8)

viii

7. Bapak Budi Suranto selaku Kepegawaian Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten dan Bapak Zamzami selaku panitera Kantor Pengadilan

Agama Kabupaten Klaten yang dengan Ketulusannya membantu dalam pengumpulan data.

8. Semua Pegawai Negeri Sipil baik di Lingkungan Kantor Departemen Agama

Kabupaten Klaten maupun di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Klaten yang telah berpartisipasi sebagai responden dalam kegiatan

penelitian ini.

9. Bapak Drs. H. Moch. Abdul Choir, SH., selaku Pembimbing Akademik serta

semua Dosen PKn yang telah memberikan nasehat, motivasi dan bantuannya.

10.Papiku G. Subandi dan Bundaku Wahyuni Rejeki sebagai figur yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, do’a, motivasi dan segalanya.

11.Saudaraku Didik Sutomo Eko Saputro ST. yang telah memberikan dorongan dan kasih sayang dalam semangat hidupku.

12.Keluarga besar Parman Parmo Suwarno di Karangjati dan keluarga besar

Sasmito di Nogosari yang selalu melengkapi cerita kehidupanku.

13.Semua Angkatan 2005 PKn yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang

(9)

ix

dan tenaga serta ilmu penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 25 Agustus 2008 Penulis

(10)

x

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan... 9

(11)

xi

permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai

Negeri Sipil ... 13

2. Motivasi Kerja ... 17

3. Kinerja Pegawai Negeri Sipil ... 24

4. Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja kaitannya dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil ... 26

C. Kerangka Pemikiran... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi Penelitian dan Prosedur Penentuan Sampel... 30

1. Populasi Penelitian... 30

2. Prosedur Penentuan Sampel... 31

C. Variabel- variabel Penelitian... 31

D. Metode Pengumpulan Data ... 34

1. Metode Pokok berupa Angket dan dokumentasi... 35

a. Metode Angket ... 35

b. Metode Dokumentasi ... 37

(12)

xii

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas... 42

F. Teknik Uji Persyaratan Analisis ... 43

1. Uji Normalitas... 43

2. Uji Independen... 45

3. Uji Linieritas ... 46

G. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 52

1. Data Hasil Uji Coba (Try Out) Beserta Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

a. Uji Validitas... 54

b. Uji Reliabilitas... 59

2. Data Hasil Penelitian... 65

a. Sampel Penelitian... 65

b. Data Skor Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil ... 67

c. Data Skor Motivasi Kerja ... 68

d. Data Gabungan... 68

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 70

(13)

xiii

b. Uji Normalitas Data Skor Motivasi Kerja... 73 c. Uji Normalitas Data Skor Kinerja Pegawai Negeri Sipil . 76 2. Uji Independen... 81

a. Uji Independen antara Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil ... 82 b. Uji Independen antara Motivasi kerja dengan Kinerja

Pegawai Negeri Sipil ... 83 3. Uji Linieritas Regresi ... 86

a. Uji Linieritas Regresi Variabel Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil (X1) terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Y)... 86 b. Uji Linieritas Regresi Variabel Motivasi Kerja (X2)

terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Y)... 89 C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 92 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

xiv

C. Saran ... 105

1. Kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten... 105

2. Kepada Instansi ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(15)

xv

2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian... 30 3. Daftar Nama Subyek Uji Coba (Try Out) Angket pada Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 53 4. Data Skor Hasil Uji Coba Angket tentang Pemahaman Peraturan tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 53 5. Data Skor Hasil Uji Coba Angket tentang Motivasi Kerja Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 54

6. Tabel Kerja Persiapan Perhitungan Validitas Angket Pemahaman

Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 55 7. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Item Angket Pemahaman

Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran

uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 56 8. Tabel Kerja Persiapan Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab.

(16)

xvi

Kab. Klaten... 58 10. Data Skor Hasil Uji Coba Angket tentang Pemahaman Peraturan tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab.

Klaten untuk Belahan Nomor Item Ganjil (X)... 60

11. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten untuk Belahan Nomor Item Genapl (Y)... 60

12. Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten untuk Skor Belahan Nomor Item Ganjil (X) dan Skor Belahan Nomor Item Genap (Y)... 61 13. Data Skor Hasil Uji Coba Angket tentang Motivasi Kerja Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Kantor Pengadilan Agama Nomor Item Ganjil (X) .... 63 14. Data Skor Hasil Uji Coba Angket tentang Motivasi Kerja Pegawai Negeri

(17)

xvii

Nomor Item Genap (Y) ... 64 16. Daftar Nama Sampel Penelitian... 66 17. Data Skor Jawaban Angket Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan

tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kab. Klaten ... 67

18. Data Skor Jawaban Angket Motivasi Kerja pada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kab. Klaten... 68 19. Data Gabungan Skor Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata

cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri

Sipil (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Kinerja (Y) bagi Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kab. Klaten ... 69 20. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor Pemahaman

Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil... 72

21. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor Motivasi Kerja .... 75

(18)

xviii

dengan Kinerja PNS ... 79

24. Uji Independen antara Motivasi Kerja dengan Kinerja PNS ... 83

25. Uji Linieritas Pemahaman Peraturan tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil

terhadap Kinerja PNS... 86 26. Uji Linieritas Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS ... 89

(19)

xix

1. Kisi-kisi Penyusunan Angket Pengaruh Pemahaman Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri

Sipil dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di

Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten ... 110

2. Angket Pengaruh Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten... 115

3. Soal Tes Pengaruh Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil ... 116

4. Soal Tes Motivasi Kerja ... 121

5. Dokumentasi Kinerja Pegawai Negeri Sipil... 126

6. Table Values of rproduct moment... 127

7. Table Nilai F0,05... 128

8. Tabel L Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors... 129

9. Tabel Luas di bawah Lengkungan Kurve Normal ... 130

10. Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 131

(20)

xx

a. Surat Ijin Riset Kepada Kantor Departemen Agama Kab. Klaten... 135

b. Surat Ijin Riset Kepada Kantor Pengadilan Agama Kab. Klaten... 136

15. Surat Bukti Riset ... 137

a. Surat Bukti Riset dari Kantor Departemen Agama Kab. Klaten... 137

(21)

xxi

NEGERI SIPIL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

KANTOR DEPARTEM EN AGAMA KABUPATEN

KLATEN

Erna Dwi Wahyuningrum, A220050029, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten. Dalam penelitian ini populasinya sebanyak 41 Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten. Dari jumlah tersebut yang dapat diteliti sebanyak 36 orang Pegawai Negeri Sipil yang diambil dari jumlah populasi di atas sementara lima orang Pegawai Negeri Sipil tidak dapat memberikan informasi dan data karena sedang tugas ke luar dan dipindahtugaskan.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pokok angket dan dokumentasi, sedangkan observasi dan wawancara sebagai metode bantu. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja sedangkan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data kinerja Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu digunakan pula metode bantu berupa observasi dan wawancara untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui angket dan dokumentasi.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan model analisis regresi dua prediktor dengan rumus :

F reg =

?

2

?

2 R -1 m 1) -m -(N R

(22)

xxii

Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil terbukti memberikan sumbangan relatif (SR%X1) sebesar 69,6%, sedangkan motivasi kerja memberikan sumbangan relatif (SR%X2) sebesar 30,4% terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil. Selanjutnya, hasil analisis data menunjukkan pula Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil terbukti memberikan sumbangan efektif (SE%X1) sebesar 44,5%, sedangkan motivasi kerja memberikan sumbangan efektif (SE%X2) sebesar 19,4 % terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Hasil penelitian ini ternyata menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil Dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Oleh karena itu lebih lanjut dapat dikatakan bahwa Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil yang semakin luas dan semakin tinggi motivasi kerja Pegawai Negeri Sipil, akan menyebabkan semakin tinggi pula kecenderungan Pegawai Negeri Sipil tersebut memiliki kinerja yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil Dan motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil .

Surakarta, 25 Agustus 2008 Penulis

(23)

xxiii Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.Si

NIP. 131683032

Dra. Hj. Sri Arfiah, SH. M .Pd NIK. 235

Mengetahui

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547

(24)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pegawai Negeri Sipil adalah bagian dari aparatur pemerintahan merupakan salah

satu komponen sumber daya manusia yang mempunyai kedudukan dan peranan

penting dalam organisasi pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang

punggung pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan

nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut dan sebagai amanat reformasi

yang salah satunya antara lain terselenggaranya good govermance baik ditingkat

pusat maupun peme rintahan propinsi dan kabupaten. Dalam hal ini diperlukan

sumber daya Pegawai Negeri Sipil yang professional dan bertanggung jawab

sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

secara berdaya guna, bersih dan accountable serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme. Pentingnya aparatur negara inilah, maka perlu mempunyai cara kerja yang

rajin dan baik. Cara kerja yang bermalas-malasan atau korupsi terhadap jam kerja

tidak menunjang pembangunan. Sebaliknya kerja yang produktif akan dapat

menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran pelayanan masyarakat baik secara

individu maupun secara menyeluruh demi tercapainya tujuan organisasi

pemerintahan. Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

(25)

1. bahwa dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2007 tentang Pemberian Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil telah diatur jumlah hari kerja dan besaran uang makan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil.

2. bahwa sesuai ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil diatur lebih lanjut oleh D irektur Jenderal Perbendaharaan.

3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Prosedur dan Tata Cara Permintaan serta Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil.

Selanjutnya Departeme n Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Perbendaharaan perlu mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran

uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil mengingat hal- hal sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890).

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400).

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

(26)

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas bukan hanya dari sikap profesionalnya semata, tetapi yang paling utama

adalah sikap mental, yang baik dengan faktor motivasi. Apabila seorang pegawai

tidak dimotivasi, maka potensi kemampuannya mungkin tidak diwujudkan

sepenuhnya dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemahaman atas proses motivasi

adalah dasar pengertian untuk memahami mengapa seseorang melakukan hal-hal

tertentu. Semakin tinggi motivasi seseorang berarti juga semakin tinggi kinerja yang

dihasilkan, karena kemauan bekerja seseorang mampu membangkitkan semangat

seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan

yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, segala peraturan

administrasi tidak akan terlaksana, jika tidak ada kesediaan pada pegawai untuk

bekerja sebagaimana seharusnya. Bagaimanapun tiap pegawai harus mempunyai

keinginan untuk memenuhi kewajibannya. Peranan motivasi adalah untuk

mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa usaha peningkatan kinerja seseorang akan selalu terkait dengan usaha

memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik perlu mengetahui

kebutuhan-kebutuhan manusiawi pegawai.

Walaupun setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, namun pada

(27)

usaha memotivasipun perlu bertitik tolak dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

manusiawinya itu.

Di Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten, merupakan salah satu

instansi pemerintahan dimana usaha untuk memotivasi pegawai dengan Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi Pegawai Negeri

Sipil di Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten dalam melaksanakan

kewajiban dan tanggung jawabnya dengan melihat kin erja yang dihasilkan.

B. Identifikasi Masalah

Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada dasarnya merupakan gambaran mengenai

sejauhmana keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

instansi. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang secara otomatis menentukan

keberhasilan suatu instansi dalam mengendalikan Pegawai Negeri Sipil antara lain:

memberikan motivasi atau dorongan baik berupa materi maupun non materi,

memenuhi kebutuhan-kebutuhan bagi Pegawai Negeri Sipil, perlakuan yang layak,

pengakuan atas prestasi, dan sebagainya. Dalam konteks ini tentu saja masih banyak

lagi masalah yang dapat dikemukakan dan dapat berkaitan dengan kinerja Pegawai

Negeri Sipil.

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi permasalahan di atas,

(28)

Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

Tentang Prosedur Dan Tata Cara Permintaan Serta Pembayaran Uang Makan Bagi

Pegawai Negeri Sipil Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di

Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten”.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas sehingga tidak mungkin

permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu,

perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah sehingga yang diteliti lebih jelas

dan kesalahpahaman dapat dihindari. Peneliti membatasi ruang lingkup dan fokus

masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi

sasaran penelitian, meliputi:

a. Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang maka n bagi

Pegawai Negeri Sipil.

b. Motivasi kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Departemen Agama

Kabupaten Klaten.

c. Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Departemen Agama

(29)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor

Departemen Agama Kabupaten Klaten, yang keseluruhannya berjumlah 41 orang

Pegawai Negeri Sipil.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan

karya ilmiah. Oleh karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian, harus

mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Adanya permasalahan yang jelas

maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus.

Berdasarkan latar belakang permasalaha n di atas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut: “Adakah pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari

Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

Tentang Prosedur Dan Tata Cara Permintaan Serta Pembayaran Uang Makan Bagi

Pegawai Negeri Sipil Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di

Lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktivitas yang akan

dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini perlu

(30)

diteliti sehingga peneliti akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai

langkah pemec ahan masalahnya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta

pembayaran uang makan bagi Pegawa i Negeri Sipil di lingkungan Kantor

Departemen Agama Kabupaten Klaten.

2. Untuk mengetahui motivasi kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor

Departemen Agama Kabupaten Klaten.

3. Untuk mengetahui kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor

Departeme n Agama Kabupaten Klaten.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari

Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten.

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun

(31)

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur

dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri

Sipil dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai Pemahaman

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian yang sejenis pada waktu mendatang.

d. Hasil penelitian ini dapat menunjang mata kuliah Hukum Administrasi

Negara, Ilmu Politik dan Psikologi Sosial bagi jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan.

2. Manfaat atau Kegunaan Praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya Pemahaman Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur

dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri

Sipil.

b. Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan

dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan

kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada

(32)

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini, peneliti

perlu mengemukakan sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisan skripsi

ini sebagaimana uraian berikut.

Bagian awal meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman

Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi,

Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Abstrak.

Bagian pokok skripsi ini terperinci dalam lima bab. Bab 1 Pendahuluan

mencakup Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau kegunaan Penelitian, serta

Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori diawali dengan Tinjauan Pustaka yang mengemukakan

hasil- hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya

Kerangka Teoritik yang dimulai dengan Tinjauan Teoritis mengenai Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007: Ketentuan Umum,

Pemberian dan Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil, Prosedur dan Tata

Cara Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil, serta Ketentuan Penutup.

Selanjutnya uraian mengenai Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang mencakup:

Pengertian Motivasi, Tujuan Pemberian Motivasi, Asas-Asas Motivasi, Alat-Alat

Motivasi, Jenis Jenis Motivasi, Metode Motivasi, Model Motivasi, Proses Motivasi,

serta Teori Motivasi dan Pengertian Kerja. Kemudian uraian mengenai Kinerja

(33)

Kinerja, serta Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3).

Kerangka Teoritik Terakhir adalah uraian tentang Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan

serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Motivasi Kerja

kaitannya dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil, yang dilanjutkan dengan penyusunan

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian berisi: Tempat dan Waktu Penelitian, Populasi dan

Prosedur Penentuan Sampel, Variabel- Variabel Penelitian, Metode dan Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Uji Valid itas dan Reliabilitas Instrumen, Teknik Uji

Persyaratan Analisis, serta Tehnik Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian berisi: Deskripsi Data yang mencakup Data Hasil Uji

Coba (try out) Validitas dan Reliabilitas Instrumen beserta Analisisnya maupun Data

Hasil Penelitian, Pengujian Persyaratan Analisis, Analisis Data dan Pengujian

Hipotesis, serta Pembahasan Hasil Analisis Data.

Bab V Kesimpulan, Implikasi serta Saran-Saran, kemudian bagian akhir dari

skripsi ini berisi uraian- uraian Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Ralat

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Unsur pokok dalam organisasi adalah manusia yang bekerja dan mengabdikan

dirinya dalam organisasi. Usaha untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan

sumbangan dan kemauan yang besar, agar mereka mau dan mampu menyumbangkan

tenaga dan pikiran semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan, maka motivasi

pegawai harus dibina dan dikembangkan.

Kinerja pegawai dapat tercapai apabila ada suatu perangsang atau penggerak

(motivasi) yang berupa keinginan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Dalam hal ini pemerintah juga melakukan usaha peningkatan kinerja bagi Pegawai

Negeri Sipil dengan mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara per mintaan serta pembayaran

uang makan untuk memenuhi kebutuhan Pegawai Negeri Sipil, karena Pegawai

Negeri Sipil diharapkan dukungan dan kerjasamanya dalam upaya meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat.

Menurut hasil penelitian Suhardiningsih (2002 :79) membuktikan adanya

hubungan antara motivasi dengan semangat kerja terjadi hubungan yang sangat erat.

Sementara itu hasil penelitian Sriwiyono (2002:72) membuktikan bahwa faktor- faktor

motivasi kerja secara serentak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja,

artinya semakin tinggi motivasi kerja, maka semakin tinggi pula kinerjanya. Oleh

(35)

karena itu untuk meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil, maka pimpinan atau

kepala kantor harus dapat membangkitkan motivasi kerja (karakteristik individu,

karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja) maupun motivasi kerja secara

keseluruhan.

Selain hasil penelitian di atas masih ada penelitian lain yaitu Wijayanti

(2002:87) membuktikan bahwa dalam melaksanakan tugas seorang pegawai aka n

menghasilkan kinerja yang baik apabila memiliki etos kerja yang tinggi. Kemudian

hasil penelitian Rustiardjo (2002:51) yang membuktikan bahwa pemberian motivasi

dan pengawasan melekat baik secara individu maupun bersama-sama oleh pimpinan

kepada pegawai akan memberi pengaruh yang positip terhadap kinerja pegawai

tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dipahami bahwa Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara

permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi

kerja merupakan faktor yang berpengaruh dan cukup menentukan kinerja Pegawai

Negeri Sipil. Oleh karena itu, sangat beralasan diadakan kajian mengenai Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata

cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan

motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil, serta kajian satu dengan yang

(36)

B. Kerangka Teoritik

1. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai

Negeri Sipil

a. Ketentuan Umum . Pasal 1 Peraturan Direktur Jenderal ini, menetapkan

sebagai berikut:

1) Pegawai Negeri Sipil adalah Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai

Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.

2) Uang Makan adalah uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil

berdasarkan tarif dan dihitung secara harian untuk keperluan makan Pegawai Negeri Sipil.

3) Daftar Hadir Kerja adalah daftar yang memuat nama dan tanda tangan

Pegawai Negeri Sipil sebagai bukti bahwa Pegawai Negeri Sipil tersebut hadir pada hari kerja.

4) Daftar Perhitungan Uang Makan adalah daftar yang dibuat oleh Perbuat

Daftar gaji dan ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil, jumlah hari kerja pada hari-hari kerja selama satu bulan, uang makan, jumlah kotor dan potongan pajak serta jumlah bersih yang diterima Pegawai Negeri Sipil.

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak adalah surat yang dibuat oleh

Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk pembayaran uang makan Pegawai Negeri Sipil telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.

6) Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah

dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggara/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.

7) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen

(37)

8) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku Kuasa Bendahara Umum Negara unt uk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

b. Pemberian dan Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil. Dalam pasal

2 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai

Negeri Sipil berisi sebagai berikut:

1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada hari kerja yang ditetapkan diberikan Uang Makan

2) Uang Makan diberikan paling banyak 22 (dua puluh dua) hari kerja dalam satu bulan.

3) Dalam hal hari kerja dalam 1 (satu) bulan melebihi 22 (dua puluh dua) hari kerja, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan Uang Makan sesuai jumlah kehadiran dalam satu bulan dengan pemberian paling banyak 22 (dua puluh dua) hari kerja.

4) Dalam hal hari kerja dalam 1 (satu) bulan kurang dari 22 (dua puluh dua) hari kerja, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan Uang Makan sesuai jumlah kehadiran pada bulan berkenaan.

Selanjutnya pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomo r

Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan

bagi Pegawai Negeri Sipil berbunyi sebagai berikut:

1) Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 besarnya Uang Makan yang

diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil adalah sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) setiap hari kerja.

2) Uang makan diberikan dalam bentuk uang.

Kemudian pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan

bagi Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:

(38)

Uang Makan tidak diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang 1) Tidak hadir kerja.

2) Sedang menjalankan perjalanan dinas. 3) Sedang menjalani cuti.

4) Sedang menjalani tugas belajar.

5) Sebab-sebab lain yang mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil tidak hadir

kerja.

Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa “K epada Pegawai Negeri Sipil yang

diperbantukan atau diperkerjakan pada instansi diluar satuan kerja induknya, Uang

Makan dibayarkan oleh satuan kerja tempat Pegawai Negeri Sipil tersebut

diperbantukan atau diperkerjakan”.

c. Prosedur dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai

Negeri Sipil menyatakan bahwa:

1) Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada daftar

hadir kerja Pegawai Negeri Sipil.

2) Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dibayarkan sebulan sekali paling cepat pada awal bulan berikutnya.

3) Khusus untuk Uang Makan Pegawai Negeri Sipil bulan Desember dapat

dibayarkan pada bulan berkenaan.

Dalam pasal 7 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan

(39)

1) Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Berkenaan.

2) Apabila pagu anggaran untuk Uang Makan Pegawai Negeri Sipil tersebut tidak disediakan/tidak cukup tersedia pada DIPA, Satuan Kerja dapat merivisi alokasi dana yang tersedia diluar belanja pegawai untuk alokasi dana uang makan pada DIPA berkenaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan

mekanisme Pembayaran Langsung.

4) Permintaan Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dapat diajukan

untuk beberapa bulan sekaligus.

5) Pembayaran Uang Makan dapat ditujukan kepada rekening bendahara

Pengeluaran atau ke rekening masing- masing penerima Uang Makan.

Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:

Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dik enakan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang dihitung dari jumlah Uang Makan dengan ketentua n sebagai berikut:

1) Pegawai Negeri Sipil Golongan II/d ke bawah tidak dikenakan pajak. 2) Pegawai Negeri Sipil Golongan III/a ke atas dikenakan pajak.sebesar 15%.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai

Negeri Sipil dalam pasal 9 memuat tentang:

1) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) Uang Makan untuk

penerbitan Surat Perintah membayar Langsung (SPM-LS) Uang Makan dilengkapi dengan:

a) Daftar Perhitungan Uang Makan. b) Daftar Hadir Kerja.

c) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak. d) SSP PPh Pasal 21.

2) Bentuk Daftar Perhitungan Uang Makan adalah sebagaimana contoh pada

(40)

3) Bentuk Surat PernyataanTanggung Jawab Mutlak adalah sebagaimana contoh pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 4) SPM-LS Uang Makan dibuat dalam rangkap 3 (tiga):

a) Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.

b) Lembar ketiga sebagai pertinggal pada Satker bersangkutan.

Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:

SPM-LS Uang Makan diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, harus dilampiri dengan:

1) Daftar Perhitungan Uang Makan.

2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak. 3) SSP PPh Pasal 21.

d. Ketentuan Penutup. Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran

uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menyampaikan bahwa “Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai

daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007”.

2. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi. Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang

berarti “DORONGAN atau DAYA PENGGERAK” (Hasibuan, 2003:92). Motivasi

ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar

mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan

(41)

“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas, secara umum dapat

dikemukakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang merangsang atau mendorong

keinginan seseorang, untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan

pekerjaannya dan bahwa sesuatu itu adalah apa yang disebut dengan kebutuhan baik

yang berbentuk materi maupun non materi.

b. Tujuan Pemberian Motivasi. Seperti yang diungkapkan oleh Hasibuan

(2003:97-98) bahwa tujuan pemberian motivasi terhadap karyawan adalah sebagai

berikut:

1) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. 2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahan.

5) Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.

6) Mengefektifkan pengadaan karyawan.

7) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 8) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 9) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

10)Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 11)Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

12)Dan lain sebagainya.

c. Asas-asas, Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi. Hasibuan (2003:98-99)

menyatakan ada beberapa asas motivasi dalam bekerja seseorang, yaitu sebagai

(42)

1) Asas mengikutsertakan. Mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.

2) Asas komunikasi. Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi.

3) Asas pengakuan. Memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang

tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.

4) Asas wewenang yang didelegasikan. Memberikan kewenangan dan

kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.

5) Asas adil dan layak. Alat dan jenis motivasi yang diberikan harus

berdasarkan atas keadilan dan kelayakan terhadap semua karyawan.

6) Asas perhatian timbal balik. Bawahan yang berhasil mencapai tujuan

dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberian alat dan jenis motivasi. Tegasnya kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak.

Menurut Hasibuan (2003:99), ada beberapa alat-alat motivasi dalam bekerja

seseorang, yaitu sebagai berikut:

1) Materiil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya kendaraan, rumah dan lain- lainnya.

2) Nonmateriil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda yang tidak ternilai jadi hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya meda li, piagam, bintang jasa dan lain- lainya.

3) Kombinasimateriil dan nonmateriil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (medali dan piagam) jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/kebanggaan rohani.

Hasibuan (2003:99) menyebutkan ada beberapa jenis motivasi, yaitu sebagai

berikut:

1) Motivasi Positif (Insentif positif), manejer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positip ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik -baik saja.

2) Motivasi Negatif (Insentif negatif), manejer memotivasi bawahannya

(43)

d. Metode, Model dan Proses Motivasi. Hasibuan (2003:100) menyatakan ada

beberapa metode motivasi, yaitu sebagai berikut:

1) Motivasi Langsung (Direct Motivation), adalah motivasi (materiil dan nonmaterial) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya.

2) Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation), adalah motivasi yang

diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

Pendapat Hasibuan (2003:100-101) menyatakan ada beberapa model- model

motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan karyawan antara lain:

1) Model Tradisional, mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar

gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan sistem intensif materiil kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin berprestasi maka semakin banyak balas jasa yang diterimanya. Jadi motivasi bawahan untuk mendapatkan intensif (uang atau barang ) saja.

2) Model Hubungan Manusia, mengemukakan bahwa untuk memotivasi

bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta penting. Sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebesan membuat keputusan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan materiil dan nonmateriil karyawan, maka motivasi bekerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan kebutuhan materiil dan nonmaterial.

3) Model Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi

(44)

gairah bekerja seseorang akan meningkat, jika kepada mereka diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.

Pendapat Hasibuan (2003:101) mengemukakan beberapa proses motivasi

sebagai berikut:

1) Tujuan, dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi kearah tujuan tersebut.

2) Mengetahui Kepentingan, dalam proses motivasi penting mengetahui

kebutuhan/keinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan saja.

3) Komunikasi Efektif, dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi

yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat-ayarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif itu diperolehnya.

4) Integrasi Tujuan, dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan

perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah

needs complex, yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan

sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi/perusahaan dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk ini penting adanya penyesuaian motivasi.

5) Fasilitas, mana jer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekejaan, misalnya memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6) Team Work, manajer harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work (kerjasama) ini penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.

e. Teori-teori Motivasi. Teori motivasi menurut Hasibuan (2003,103-121)

diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1) Teori Kepuasan (Content Theory). Teori ini mendasarkan pendekatannya atas

faktor- faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menye babkannya bertindak

dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada

faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan

(45)

apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang

memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasan materiil maupun nonmateriil yang diperlukannya dari hasil

pekerjaannya. Teori kepuasan ini dikenal antara lain:

a) Teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi, jika gaji atau upah (uang atau barang) yang diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikkan maka semangat bekerja mereka akan meningkat.

b) Maslow’s Need Hierarchy Theory. Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil.

c) Herzberg’s Two Factors Motivation Theory. Menurut teori ini motivasi

yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melakukan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.

d) Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory. Teori ini berpendapat

bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi itu dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.

e) Alderfer’s Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory. Teori ini

merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A. H. Maslow. ERG Theory ini oleh para ahli dianggap lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta-fakta empiris.

f) Teori Motivasi Human Relations. Teori ini mengutamakan hubungan

seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.

(46)

2) Teori Proses (Process Theory). Teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha

untuk menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara

dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai

dengan keinginan atasan. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan

proses sebab dan akibat bagaimana seseorang itu bekerja dan hasil apa yang akan

diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik untuk

hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan

yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori

motivasi proses ini dikenal atas:

a) Teori Harapan (Expectancy Theory). Teori harapan ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka ia akan bekerja keras pula, dan sebaliknya.

b) Teori Keadilan (Equity Theory). Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan atas penilaian yang objektif dan adil. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung akan meningkat.

c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory). Prinsip pengukuhan selalu

berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman

(punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi

tanggapan, apabila tanggapan (respons) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat (Hasibuan, 2003:116-121)

f. Pengertian Kerja. Menurut Hasibuan (2003:94) “Kerja adalah sejumlah

(47)

Hasibuan (2003:94) mengutarakan bahwa “Semangat kerja adalah melakukan

pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan

lebih baik”. Dalam hal ini kegairahan kerja akan terjadi apabila timbul kesenangan

yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan.

3. Kinerja

a. Pengertian Kinerja. Mahsun (2006:25) menguraikan pengertian kinerja

sebagai berikut:

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/ program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat

keberhasilan individu atau kelompok individu. Kinerja hanya bisa diketahui jika

individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan berupa

tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau

target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak

ada tolak ukurnya.

b. Pengukuran Kinerja. Mahsun (2006:25) mengemukakan bahwa pengukuran

kinerja (performance measurement) adalah:

(48)

Pengukuran kinerja Pegawai Negeri Sipil diambil berdasarkan Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) yang memuat unsur dan sub

unsur sebagai berikut:

1) Kesetiaan, meliputi: Menjunjung tinggi kehormatan pemerintah/negara, memperdalam pengetahuan tentang Pancasila/UUD 1945, tidak menjadi anggota/simpatisan perkumpulan yang menentang Pancasila, tidak pernah mengeluarkan ucapan/tulisan/tindakan yang bertujuan mengubah Pancasila/UUD 1945 dan tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila. 2) Prestasi Kerja, meliputi: Melaksanakan tugasnya secara berdaya/berhasil

guna, mempunyai kecakapan dibidang tugasnya, berpengalaman luas dibidang tugasnya, mempunyai ketrampilan cukup dalam melaksanakan tugasnya, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, selalu mencapai hasil kerja rata-rata yang ditentukan baik dalam mutu maupun dalam jumlah, mempunyai kesehatan jasmani dan kesehatan rohani yang baik

3) Tanggung jawab, meliputi: Berada ditempat tugasnya dalam segala

keadaan, pada umumnya menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya, tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dib uatnya pada orang lain, menyimpan dan memelihara dengan baik barang-barang milik nega ra yang dipercayakan kepadanya, mengutamakan kepentingan dinas (kecuali dalam keadaan terdesak adakalanya kurang mengutamakan dinas), dan berani mengambil resiko dari keputusan yang diambilnya (tapi adakalanya melibatkan orang lain).

4) Ketaatan, meliputi: Mentaati perintah dinas oleh atasan dengan baik, mentaati ketentuan-ketentuan jam kerja, selalu bersikap sopan santun, mentaati peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan baik sesuai dengan bidang tugasnya.

5) Kejujuran, meliputi: Melaksanakan tugas dengan ikhlas, karena terpengaruh oleh lingkungan adakalanya menyimpang dari wewenangnya tapi tidak merugikan negara, dan adakalanya hasil kerjanya dilaporkan kepada atasan kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

(49)

7) Prakarsa, meliputi: Memberikan saran yang baik kepada atasan, baik diminta atau tidak, adakalanya lambat mengambil keputusan /melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, dan kurang berusaha mencari tata kerja yang baru dalam mencapai daya guna/hasil guna yang sebenar-benarnya.

8) Kepemimpinan, meliputi: Mampu mengemukakan pendapatnya dengan jelas

kepada orang lain, berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama, menguasai sepenuhnya bidang tugasnya, bertindak tegas dan tidak memihak, memberikan teladan yang baik, mengetahui kemampuan/batas kemampuan bawahan, memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan bawahan, adakalanya kurang cepat dan kurang tepat dalam mengambil keputusan, adakalanya kurang tepat menentukan prioritas, adakalanya kurang mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas, dan adakalanya saran-saran yang baik dari bawahan kurang diperhatikan (Subandi, 1991:1-4).

4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

Prosedur dan Tata Cara Permintaan serta Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai

Negeri Sipil dan Motivasi Kerja kaitannya dengan K inerja Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang

prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan merupakan salah

satu sarana yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat memotivasi Pegawai Negeri

Sipil untuk bekerja secara efektif sesuai dengan tugasnya. Dalam pemberian motivasi

kerja tersebut diharapkan agar bersedia melaksanakan pekerjaannya secara

bersemangat, bergairah, dan berdedikasi. Pegawai Negeri Sipil yang bekerjanya aktif

dan memiliki motivasi yang tinggi akan mampu menumbuhkan daya kinerja yang

memuaskan. Daya kinerja Pegawai Negeri Sipil merupakan wujud nyata dari

kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayanan

masyarakat. Dengan demikian, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

(50)

makan bagi Pegawai Negeri Sipil yang diberikan oleh pemerintah akan memberikan

motivasi kerja bagi pegawai dan berpe ngaruh pada kinerja, sehingga akan mencapai

hasil yang maksimal.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering

diformulasikan dalam bentuk anggaran dasar. Menurut Arikunto (1998:65), yang

dimaksud anggaran dasar adalah “Suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti

yang harus dirumuskan secara jelas”. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa setiap

penyelidik harus mempunyai anggaran dasar yang dipakai sebagai dasar sementara

bagi aktivitas penyelidikan atau penelitian secara ilmiah. Berdasarkan dengan hal ini,

Hadi (1989:16) mengemukakan bahwa penyelidikan ilmiah adalah

Penyelidikan yang dapat memberikan pengetahuan yang valid dan reliable

tentang gejala-gejala sosial. Pengetahuan yang valid dan reliable itu dapat dicapai karena penyelidikan ilmiah menggunakan postulat-postulat (landasan fikiran) yang pasti.

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dalam

penelitian ini dipandang perlu mengajukan anggaran dasar atau kerangka pemikiran

sebagai berikut:

1. Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil dapat mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil.

(51)

3. Kinerja Pegawai Negeri Sipil dapat dipengaruhi Pemahaman Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara

permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan

motivasi kerja

4. Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja sangat berkaitan dengan kinerja Pegawai

Negeri Sipil.

D. Hipotesis

Menurut Sumanto (1990:13) hipotesis adalah “Penjelasan yang bersifat

sementara untuk tingkah laku, kejadian atau peristiwa yang sudah atau akan terjadi”.

Pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan yang bersifat

sementara karena masih harus diuji kebenarannya secara empiris.

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh

positif yang berarti (signifikan) dari pemahaman Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan

serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja terhadap

kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Kantor Departemen Agama Kabupaten Klaten.

Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan, sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan

penelitian, secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu sejak

bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Adapun tahap-tahap maupun

perincian kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagaimana dipaparkan dalam tabel

[image:52.596.102.549.440.692.2]

1 berikut ini.

Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian

Februari 2008

Maret 2008

April 2008

Mei 2008

Juni 2008 No Nama Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan

prasurvey x x x x

2 Penyusunan

dan uji coba instrumen penelitian

x x x x

3 Pengumpulan

data x x x

4 Tabulasi dan

formating x x x

5 Analisis dan

interpretasi x x

6 Penyusunan

laporan penelitian (konsep skripsi)

x x x x

(53)

B. Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dapat diberi makna yang cukup beragam. Menurut Arikunto

(1998:115). “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Selanjutnya menurut

Sudjana dalam Nawawi (1991:141) menyatakan “Populasi adalah totalitas semua

nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatip maupun

kualitatip, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap

dan jelas”. Sementara itu Nawawi (1991:141) menyatakan bahwa populasi adalah

”Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala- gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang mempunyai sifat-sifat sama. Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah semua Pegawai Negeri Sipil yang

keseluruhannya berjumlah 41 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan perincian

[image:53.596.104.520.600.686.2]

sebagaimana dipaparkan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian

No Golongan a b c d Total

1 IV 2 1 3

2 III 11 15 4 3 33

3 II 1 4 5

Jumlah

(54)

2. Prosedur Penentuan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian populasi atau studi sensus , maka prosedur

penentuan sampel dengan meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian.

Oleh karena itu subyeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi.

C. Variabel-Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak pernah ditinggalkan dalam setiap

jenis penelitian. Istilah variabel dapat bermacam- macam sejalan dengan konsepsi

masing-masing pemikir. Menurut Arikunto (1998:99) menyatakan “Variabel adalah

objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Menurut

Hadi (1987c:224) menyatakan bahwa “Gejala- gejala yang menunjukkan variasi, baik

dalam jenisnya, maupun dalam tingkatannya, disebut variabel”. Menurut Suryabrata

(1994:72) “Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian”.

Menurut fungsinya di dalam penelitian orang sering membedakan antara

variabel tergantung dan variabel bebas, kendali, moderator dan rambang. Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya sesuatu.

Variabel moderator adalah variabel yang ikut diperhitungkankan meskipun tidak

diutamakan. Variabel kendali adalah variabel yang ikut berpengaruh tetapi kemudian

dinetralisir atau dianggap tidak ada pengaruhnya. Variabel rambang adalah variabel

(55)

Selanjutnya, variabel terikat atau variabel tergantung adala h variabel yang

dipengaruhi atau variabel yang ditimbulkan dari akibat pengaruh variabel bebas.

Berdasarkan klasifikasi di atas maka variabel- variabel dalam penelitian ini

mencakup:

1. Pemahaman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12/PB/2007

tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi

Pegawai Negeri Sipil dan motivasi kerja sebagai variabel bebas (independent

variable), kedua variabel itu masing- masing diukur berdasarkan indikator sebagai

Gambar

Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian
Tabel 2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian
Tabel 4
Tabel 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cropping and cultivation also impacted on the wet aggregate stability of this soil, with the greatest change being in the per cent of aggregates <125 m m, where cropping

Kami har apkan kehadir an Saudar a pada waktu yang telah ditentukan, apabila ber halangan dapat diwakilkan dengan membawa sur at kuasa, dan apabila tidak hadir maka per usahaan saudar

Sehubungan dengan evaluasi penawaran Paket Pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung dan peralatan Serta Pemeliharaan Balatkes - Jasa pengawasan pembangunan Gedung

Berdasarkan butir 1 tersebut di atas, 3 (tiga) penyedia jasa konsultasi yang masuk dalam daftar pendek ( short list ) dan akan diundang mengikuti proses seleksi

Sehubungan telah dilakukannya Evaluasi Ulang dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran untuk paket pekerjaan “ Pembangunan Rumah Rakyat Layak Huni di Kabupaten Pegunungan

Sehubungan dengan masa sanggah yang telah berakhir pada tanggal 4 Agustus 2017 pukul 12.00 WIT dan tidak ada sanggahan dari peserta lain maka dengan ini Pokja Biro Layanan Pengadaan

Seluruh BERKAS yang disampaikan atau yang tercantum didalam dokumen kualifikasi perusahaan yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas harus ASLI (Khusus Ijazah

Kepada para peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan tersebut di atas dapat mengajukan sanggahan kepada Panitia Pengadaan Barang dan