• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Kuis Kelompok Team Quiz Terhadap Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Kuis Kelompok Team Quiz Terhadap Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2013-2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Marita Ika Theresia, NIM 209111042. Pengaruh Model Pembelajaran Kuis Kelompok (Team Quiz) Terhadap Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) terhadap kemampuan mendiskusikan isi wacana pada siswa kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan populasi penelitian berjumlah 113 siswa dan sampel penelitian dilakukan terhadap 35 siswa yang diambil homogen dengan sampel acak (random sampling). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen desain one group pre test post test dengan instrumen berbentuk lembar observasi.

Pengaruh dari perlakuan dapat diketahui pasti dari hasil yang diperoleh yaitu nilai tertinggi 90,47, nilai terendah 66,67 dan nilai rata-rata 75,51 dengan predikat baik sehingga diperoleh hasil penelitian bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yakni model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) berpengaruh positif pada peningkatan kemampuan siswa mendiskusikan isi wacana dan terbukti dari hasil uji t yang diperoleh nilai thitung > t tabel(0,05) yaitu

6,97 > 2,03. Untuk itu guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah perlu meningkatkan kemampuan siswa mendiskusikan isi wacana dengan menerapkan model pembelajaran kuis kelompok (team quiz), karena model pembelajaran ini terbukti berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan mendiskusikan wacana.

(2)

KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya dalam kehidupan sehari-hari. Tiada terukur hikmah dan pembelajaran yang diberikanNya dalam kehidupan ini. Penulis sangat yakin apa yang telah ditakdirkan adalah hal yang terbaik dan selalu memiliki hikmah jika dipandang dari berbagai sisi cara pandang.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Kuis Kelompok (Team Quiz) Terhadap Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun pembelajaran 2013/2014.” Proses pembuatan Skripsi ini cukup memberikan pembelajaran yang sangat berarti pada penulis tentang pentingnya kerendahan hati, kegigihan, kerja keras dan keberlanjutan dalam menggapai ilmu pengetahuan. Dalam penulisan Skripsi ini banyak kesulitan yang dihadapi, namun karena berkat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dukungan dari keluarga serta sahabat, akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

(3)

8. Mara Untung Ritonga,S.S.,M.Hum.,Ph.D., Dosen Pembimbing Akademik, 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

10.Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah, Pegawai Tata Usaha, Guru pembina dan Guru bahasa Indonesia kelas X, beserta seluruh Siswa SMA Negeri 20 Medan,

11.Ayahanda Josmar Sihite dan Ibunda Ulianna Simarmata yang telah bersusah payah membesarkan, mengasuh, mendidik, serta memotivasi penulis secara moril maupun materil dengan penuh kasih sayang dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini,

12.kakak dan adikku terkasih Devita Marlina Venessa S.Pd, Erick Lamdopak, David Cristianto, Josua Sihite dan keluarga besar yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat.

Tentunya masih banyak lagi orang-orang yang telah berpartisipasi dalam kehidupan penulis, namun tidak mungkin disebutkan satu demi satu. Terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya. Penulis tidak dapat membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis, kiranya Tuhan membalas semuanya itu.

Medan, September 2014 Penulis,

(4)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Hakikat Model Pembelajaran Kuis Kelompok(Team Quiz) ... 11

a. Model Pembelajaran ... 11

b. Model Pembelajaran Kuis Kelompok(Team Quiz) ... 13

c. Langkah-Langkah Model Kuis Kelompok(Team Quiz) ... 15

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kuis Kelompok (Team Quiz) ... 18

2. Mendiskusikan Isi Wacana ... 20

a. Pengertian Kemampuan Mendiskusikan Masalah ... 20

b. Pengertian Wacana ... 21

c. Wujud dan Jenis Wacana ... 23

d. Wacana Pendidikan ... 24

3. Aspek Penilaian Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana... 29

(5)

v

C. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi Penelitian ... 36

2. Sampel Penelitian... 37

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

E. Desain Penelitian ... 40

F. Jalannya Eksperimen ... 41

G. Instrumen Penelitian ... 44

H. Kategori Penilaian ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kuis Kelompok(Team Quiz) ... 53

2. Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kuis Kelompok(Team Quiz) ... 58

3. Uji Persyaratan... 63

a. Uji Normalitas ... 63

b. Uji Homogenitas ... 68

c. Uji Hipotesis ... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun

Pembelajaran 2013/2014 ... 37 3.2 Perincian Sampel Penelitian ... 38 3.3 Desain Penelitian ... 41 3.4 Langkah Pembelajaran One Group pada Kelas Eksperimen .. 41 3.5 Aspek Penilaian Mendiskusikan Isi Wacana ... 47 3.6 Kategori Penilaian ... 48 4.1 Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Sebelum Menggunakan Model Kuis Kelompok (Team Quiz) ... 54 4.2 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Mendiskusikan

Isi Wacana Sebelum Menggunakan Model Kuis Kelompok ... 56 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Sebelum Menggunakan Model Kuis Kelompok ... 56 4.4 Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Setelah Menggunakan Model Kuis Kelompok (Team Quiz) ... 58 4.5 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Mendiskusikan

Isi Wacana Setelah Menggunakan Model Kuis Kelompok ... 60 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Setelah Menggunakan Model Kuis Kelompok ... 60 4.7 Analisis Data Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Sebelum

dan Setelah Menggunakan Model Kuis Kelompok ... 63 4.8 Uji Normalitas Data Sebelum Menggunakan Model Kuis

Kelompok ... 64 4.9 Uji Normalitas Data Setelah Menggunakan Model Kuis

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 79

Lampiran 2 RPP ... 80

Lampiran 3 Wacana ... 90

Lampiran 4 Lembar Observasi (Pengamatan) ... 92

Lampiran 5 Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 94

Lampiran 6 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal ... 95

Lampiran 7 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 96

Lampiran 8 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 97

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Melalui proses belajar disekolah siswa diharapkan mengetahui batas dan arah kemampuan yang harus mereka miliki serta lakukan setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran. Dalam setiap pembelajaran siswa harus dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yaitu dapat memenuhi tuntutan dari kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori Hamzah (2011: 125) bahwa penjabaran kompetensi dasar yang dispesifikasikan menjadi indikator berfungsi menjadi ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.

Dalam kegiatan sehari-hari disekolah lebih dari separuh waktu yang dimiliki oleh siswa digunakan untuk berbicara dan menyimak pembicaraan siswa lain dalam bermacam-macam konteks dan situasi. Karena itulah, keterampilan berbicara terasa sangat dibutuhkan oleh siswa sebagai makhluk sosial yang membutuhkan siswa lain dalam berkomunikasi dan harus mampu memerankan dirinya di tengah masyarakat atau lingkungan sesuai dengan statusnya.

Keterampilan berbicara yang baik tidak secara keseluruhan dimiliki oleh setiap siswa disekolah. Banyak siswa yang pandai menulis, tetapi belum mampu menyampaikan pendapatnya didepan banyak orang. Begitu juga dengan siswa yang dapat berbicara dengan baik, tetapi menemui kendala ketika diminta menuliskan idenya. Sesuai dengan pendapat Arsjad dan Mukti (1993:1) bahwa

(9)

2

pokok pembicaraan yang disampaikan oleh seseorang cukup menarik, tetapi karena penyajiannya kurang menarik, hasilnya pun kurang memuaskan. Oleh kerena itu, keterampilan berbicara perlu terus dilatihkan. Tarigan (1998:43) menyatakan bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih berbicara, semakin dikuasai keterampilan berbicara itu.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI dinyatakan bahwa melalui proses pembelajaran dikelas siswa dituntut sudah mampu atau dapat mendengarkan diskusi dan merangkum isi pembicaraan dengan memahami pendapat dan informasi yang ditemukan dari berbagai sumber dalam suatu diskusi. Dalam hal ini isi pembicaraan atau informasi yang dimaksud adalah suatu masalah yang ditemukan dari berbagai sumber: gagasan langsung, atau bacaan (berita, artikel, buku dan sumber lain). Dengan berdiskusi diharapkan siswa dapat memecahkan berbagai persoalan dan mampu mencatat pemaparan temannya ketika berdiskusi mengenai informasi yang ditemukan dari berbagai sumber dengan menggunakan keterampilan berbicara yang lugas dan santun.

(10)

3

rangkuman yang dibahas didalamnya. Oleh sebab itu dalam kajian ini peneliti lebih mengkhususkan kepada wacana.

Dalam setiap pembelajaran siswa harus dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yaitu dapat memenuhi tuntutan dari kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Glaser dalam Hamzah (2011: 15) yang menyatakan bahwa tujuan pengajaran merupakan rumusan tentang perubahan perilaku dan potensi (kemampuan) apa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Proses pembelajaran memiliki komponen utama yang harus dirancang yaitu analisis bidang isi studi, diagnosis kemampuan awal siswa, proses pembelajaran dan pengukuran hasil belajar. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Hamzah (2011: 16) bahwa hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui proses pembelajaran bahasa indonesia disekolah, siswa sudah harus dapat mencapai tujuan dari pembelajaran pada kompetensi dasar merangkum isi pembicaraan dan informasi dari berbagai sumber yaitu siswa mampu memecahkan persoalan dari berbagai sumber.

(11)

4

pengamatan pengarang. Untuk menemukan informasi yang terkandung di dalam suatu bacaan, pembaca juga harus menemukan pokok permasalahan yang terdapat didalamnya untuk lebih memahami keseluruhan informasinya.

Namun berdasarkan pengalaman selama melaksanakan PPL, terjadi perbedaan konsep teoritis dengan hasil pembelajaran yang ada di lapangan. Banyak siswa yang belum memiliki kemampuan maksimal didalam mendiskusikan dan memberi tanggapan terhadap suatu permasalahan pada wacana dan belum mampu mencapai tujuan pembelajaran. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Siando Sihombing (2010: 52) dengan judul skripsi “Efektivitas Metode Think Talk Write (Berpikir-Berbicara-Menulis) Terhadap Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Wacana Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lintong Nihuta Tahun Pembelajaran 2009/2010”, dengan hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan memahami isi wacana adalah 65,658.

(12)

5

faktor penghambat keberhasilan siswa secara internal. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda saat berdiskusi untuk memecahkan persoalan juga dapat menjadi faktor penghambat intern keberhasilan siswa, sedangkan penerapan metode atau perlakuan dalam pembelajaran yang belum seimbang dan belum sesuai dengan karakter peserta didik dinilai sebagai faktor hambatan secara eksternal sehingga menyebabkan siswa hanya sebagai pendengar yang kurang mempraktikkan langsung apa yang diperolehnya selama proses pembelajaran di sekolah dan siswa lebih terfokus pada pengajaran teori-teori. Akibatnya, pemerolehan hasil belajar pun belum maksimal.

Peserta didik seharusnya tidak lagi diposisikan sebagai pihak yang hanya menerima informasi yang diberikan. Peserta didik kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu dalam proses pembelajaran. Guru tidak diharuskan memiliki semua pengetahuan tetapi hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup sesuai dengan yang mereka perlukan untuk memberi dukungan belajar kepada peserta didik. Dukungan kepada peserta didik dalam menyelesaikan proses belajar dapat berupa keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Konsep pembelajaran memberikan pandangan bahwa peran guru tidak lebih sebagai fasilitator , expert learner,

(13)

6

Proses meningkatkan keterampilan berbicara disekolah tampaknya masih jauh dari tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Guru memiliki kewajiban untuk meningkatkan profesionalismenya dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Disamping penguasaan materi, guru juga dituntut memiliki keragaman model atau strategi pembelajaran, karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan belajar dengan masalah yang beragam. Guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi dan mempertimbangkan setiap hal dalam pemilihan model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, efektif dan efisien.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada proses pembelajaran dikelas dan disesuaikan dengan materi pokok pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Salah satu model yang peneliti sarankan untuk digunakan di dalam proses pembelajaran untuk membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah model kuis kelompok atau team quiz

Dengan model pembelajaran kuis kelompok (team quiz), penjelasan materi kepada peserta didik akan lebih menarik dan lebih jelas karena semua rangkaian pertanyaan yang penting diperjelas kembali oleh guru. Model ini merupakan rangkaian pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik dengan mengadakan kuis yang akan membuat siswa tertarik dan dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan.

(14)

7

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusunnya dalam tugas akhir yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kuis Kelompok (Team Quiz) Terhadap Kemampuan Mendiskusikan Isi Wacana Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. minat siswa untuk menerima materi masih kurang.

2. kurang maksimalnya kemampuan siswa memahami pendapat dan informasi dalam kegiatan berdiskusi karena tingkat pemahaman siswa terhadap isi pembicaraan dan persoalan masih berbeda-beda.

3. siswa masih kurang termotivasi untuk saling berinteraksi untuk mengungkapkan pendapatnya dalam suatu forum.

4. penerapan metode atau perlakuan dalam pembelajaran yang belum seimbang dan belum sesuai dengan karakter peserta didik dinilai sebagai faktor hambatan secara eksternal sehingga siswa kurang mempraktikkan langsung apa yang diperolehnya selama proses pembelajaran di sekolah.

C. Batasan Masalah

(15)

8

dipertanggungjawabkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah karena kemampuan siswa dalam memahami dan mengungkapkan pendapatnya terhadap permasalahan yang ditemukan dari bacaan masih kurang baik dan tingkat pemahaman peserta didik masih berbeda-beda serta kurang mempraktikkan langsung apa yang diperolehnya selama proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang maksimal. Hal ini disebabkan penerapan metode atau perlakuan yang belum seimbang dan belum sesuai dengan karakter peserta didik.

Oleh karena itu, peneliti menawarkan model pembelajaran team quiz (kuis kelompok) yang secara teoritis telah dikaji akan memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik terhadap kemampuan mendiskusikan isi wacana pada siswa kelas XI SMA Negeri 20 Medan.

D. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian rumusan masalah merupakan bagian untuk memberikan suatu arah penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah?

1. Bagaimana kemampuan mendiskusikan isi wacana siswa kelas XI SMA Negeri 20 Medan sebelum menggunakan model pembelajaran kuis kelompok (team quiz)?

(16)

9

3. Apakah model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan mendiskusikan isi wacana?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan mendiskusikan isi wacana siswa sebelum model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) diterapkan di kelas XI SMA Negeri 20 Medan.

2. Untuk mengetahui kemampuan mendiskusikan isi wacana siswa setelah model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) diterapkan di kelas XI SMA Negeri 20 Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) terhadap kemampuan mendiskusikan isi wacana.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(17)

10

2. Manfaat Praktis

(18)

74

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kemampuan siswa dalam mendiskusikan isi wacana tanpa menggunakan model pembelajaran kuis kelompok(team quiz) memperoleh hasil nilai yang kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada saat dilakukan pre-test untuk melihat bagaimana kemampuan awal siswa dalam mendiskusikan permasalahan dari suatu wacana yang ditugaskan untuk dibahas sebelum menerima adanya perlakuan pada proses pembelajaranyakni 63,94. Selain itu nilai tertinggi pada kelompok pre-test adalah 76,19, sedangkan nilai terendahnya adalah 52,38.

2. Kemampuan siswa dalam mendiskusikan isi wacana setelah menggunakan model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) memperoleh nilai yang berbeda dari hasil kemampuan awal sebelum adanya perlakuan yaitu meningkat sebesar 11,57 dari hasil yang diperoleh sebelum diberi perlakuan. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada saat dilakukan post-test yakni 75,51. Selain itu nilai tertinggi pada kelompok post-test adalah 90,47, sedangkan nilai terendahnya adalah 66,67.

(19)

75

3. Model kuis kelompok berpeluang dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mendiskusikan permasalahan (isi) wacana karena besar pengaruh setelah digunakan model kuis kelompok adalah 11,57. Pengaruh model dapat diketahui dari hasil tes kemampuan siswa dalam mendiskusikan permasalahan pada wacana yang meningkat dari nilai rata-rata 63,94 menjadi 75,51. Sehingga dapat diambil kesimpulan kemampuan siswa dalam mendiskusikan isi wacana dengan menggunakan model pembelajaran kuis kelompok (team quiz) (post-test) lebih baik dibandingkan dengan hasil test kemampuan mendiskusikan isi wacana tanpa menggunakan model pembelajaran kuis kelompok(team quiz) (pre-test).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis juga menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model kuis kelompok (team quiz) terbukti mempunyai pengaruh yang baik dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan mendiskusikan isi wacana yaitu dengan adanya pemberian kuis yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mencari informasi dari materi yang diajarkan oleh guru sehingga model ini dapat dijadikan alternatif lain bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran mendiskusikan isi wacana di sekolah.

(20)

76

pendekatan, metode, teknik, maupun medianya karena guru memiliki kewajiban untuk meningkatkan profesionalismenya dalam proses pembelajaran. Disamping penguasaan materi, guru juga harus memiliki keragaman model atau strategi pembelajaran karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan belajar dengan masalah yang beragam. Pemilihan model atau metode yang menarik dan kreatif dinilai sangat perlu dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

(21)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Darma, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Nababan, Diana. 2008. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawan Pustaka.

Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta.

Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana.Bandung: Yrama Widya.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2001. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

(22)

78

Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Uno, B.H. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Sumadi. 2010. Penilaian Hasil Pembelajaran Kemahiran Berbahasa Indonesia.

Cakrawala Pendidikan: Jurnal Universitas Negeri Malang, XXIX No.2 239-254.

Aritonang, Delita Wati. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Reciprocal Teaching (Pengajaran Timbal Balik) Terhadap Peningkatan Kemampuan Memahami Wacana Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pagaran Tahun Pembelajaran 2012/2013. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sihombing, Siando. 2010. Efektivitas Metode Think Talk Write (Berpikir-Berbicara-Menulis) Terhadap Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Wacana Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lintong Nihuta Tahun Pembelajaran 2009/2010. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Valentina, Ika. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap kemampuan mengkritik isi artikel siswa kelas X SMA Negeri 2 Kabanjahe tahun pembelajaran 2013/2014. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

http://news.kompas.com/HarianKompas/2013/Halaman Edukasi, Nasional dan Sains Home) 2013/08/26 / Rajab, Kaum Terpelajar dan Ketidakdisiplinan PT.Kompas Cyber Media. 10 Januari 2014/11:21:15.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Rosihan Anwar dan Mochtar Lubis sebagai wartawan yang aktif mengikuti perkembangan politik Indonesia tahun 1950- 1965 memiliki sikap dan tindakan tersendiri dalam

P.T Digital Wireless Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan internet berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk bagi pengguna jasa layanan

Pengetahuan tentang teknik evaluasi harus dipelajari secara seksama dan teliti, sehingga setelah mengerjakannya berkali-kali maka kemampuan pemeriksa (evaluator) meningkat

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERA:. GURU DAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan usulan draft Standar Operasional Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja di PT..

The K to 12 Education Curriculum of the Philippines is anchored ideally on the notion that students in the “knowledge age” must be “prepared to compete in a

Hasil penelitian adalah: (1) Adanya pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kineIja manajerial, (2) Adanya pengaruh untlik variabel moderating komitmen

ostreatus polysaccharide was obtained the maximum in these conditions: inoculum size of 10% (ratio of the mass), moisture content of 75%, pH value of 5.5, C/N ratio of 10 and