• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

diajukan oleh

Adam Nugraha

0608628

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

DI SEKOLAH DASAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H.Munir, MIT

NIP :196603252001121001

Pembimbing II,

Jajang Kusnendar, M.T

NIP : 197506012008121001

DiketahuiOleh

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Multimedia

Pembelajaran e-globe Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial Di Sekolah Dasar” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuaidengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Ataspernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Adam Nugraha NIM 0608628

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Munir, MIT Pembimbing II : Jajang Kusnendar, MT

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung Tahun 2010

ABSTRAK

E-globe dapat didefinisikan sebagai elektronik globe yang dalam penyajian fungsi dan manfaatnya menggunakan teknologi komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode pengembangan yang digunakan merupakan kolaborasi antara Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimediadalam Pendidikan oleh Munir dengan model pengembangan Multimedia oleh Mardika. Penilaian peningkatan hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain penelitian Nonequivalent Pretest Posttest Design. Sampel merupakan siswakelas 6 SDN Percobaan Bandung. Multimedia pembelajaran e-globe dikembangkan mejadi multimedia berbasis web dan flash. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Disimpulkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran eglobe dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

(5)

DAFTAR ISI

2.2 Media Pembelajaran ... 14

2.3 Multimedia Pembelajaran ... 23

2.4 Globe ... 27

2.5 e-globe ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..……….. 32

(6)

3.2 Metode dan Desain Penelitian....…...…………...………..…… 37

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian….……...…………..…..……... 40

3.4 Prosedur Penelitian …... 42

3.5 Alur Penelitian... 45

3.6. Teknik Pengolahan Data ... 45

3.7. Pengembangan Instrumen ... 46

3.8. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….……… 61

4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ..………...…... 61

4.2 Analisis Data Hasil Ujicoba Intrumen ………...……. 89

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian……..…………...…..…... 92

4.4 Pembahasan Penelitian... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

5.1 Kesimpulan ………...………...…... 109

5.2 Saran ………...…...………. 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar dan

Hasil Belajar……… 12

Gambar 2.2 Posisi Media dalam sistem Pembelajaran……….. 16

Gambar 2.3 Fungsi media dalam proses pembelajaran………. 17

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir……… 32

Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika………. 33

Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)….... 34

Gambar 3.4 Alur Penelitian ……….……… 45

Gambar 4.1 Flowchart multimedia pembelajaran e-globe………. 66

Gambar 4.2 Konsep halaman website single slider……….. 67

Gambar 4.3 Rancangan Antarmuka Bagian Menu Utama………….. 68

Gambar 4.4. Rancangan Antarmuka Bagian Menu #1, #2, dan #3….. 69

Gambar 4.5 Tampilan rancangan Antarmuka Halaman Menu #1….. 70

Gambar 4.6 Rancangan Tampilan Antarmuka HalamanPeta Buta Dunia ………... 70

Gambar 4.7 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #2 ………. 71

Gambar 4.8 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #3…………... 71

(8)

Gambar 4.10 Antarmuka Bagian Menu Utama... 75

Gambar 4.11 Antarmuka Bagian Menu #1... 76

Gambar 4.12 Antarmuka Bagian Menu #2... 76

Gambar 4.13 Antarmuka Bagian Menu #3... 77

Gambar 4.14 Antarmuka Menu #4 Latihan Soal... 77

Gambar 4.15 Antarmuka Halaman Menu... 78

Gambar 4.16 Antarmuka menu #2 Perkembangan Provinsi... 79

Gambar 4.17 Antarmuka menu #3 Permainan Puzzle... 81

Gambar 4.18 Antarmuka menu #4 Latihan Soal... 83

Gambar 4.19 Antarmuka Halaman Menu Utama... 84

Gambar 4.20 Antarmuka Menu #1 Virtual... 85

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)... 39

Tabel 3.2 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 48

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas... 50

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda... 52

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi... 60

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen... 90

Tabel 4.2 Rekaptulasi Skor Hasil Belajar Siswa... 92

Tabel 4.3 Indeks Gain Ternormalisasi... 94

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Pretest... 95

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest... 96

Tabel 4.6 Hasil Uji homogenitas Pretest... 97

Tabel 4.7 Hasil Uji t Pretest... 98

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Data Posttest... 99

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest... 100

Tabel 4.10 Hasil Uji homogenitas Posttest... 101

Tabel 4.11 Hasil Uji t Posttest... 102

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Grafik rekapitulasi skor tes hasil belajar siswa... 93

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan sebuah sistem yang di

dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling

terintegrasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Undang-undang Nomor 20

tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada satu lingkungan belajar.Guna mencapai hasil belajar

yang optimal, komponen-komponen tersebut tidak boleh diabaikan. Salah

satu komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.

Sekolah Dasar Negeri Percobaan (SDNP) beralamatkan di Jl. SMU 42

Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.SDNP memiliki

jumlah kelas sebanyak 18 kelas.Masing-masing tingkat kelas terdiri dari 3

kelas.Kini pada tahun 2013 setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD

projector beserta layarnya dalam rangka mendukung kegiatan belajar

mengajar.

Pada kelas 6 penulis menemukan masalah yang berhubungan dengan

pentingnya pemanfaatan multimedia dalam mendukung hasil belajar siswa.

Masalah tersebut terdapat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

bagi siswa Sekolah Dasar (SD) semester satu dengan Standar Kompetensi

(12)

keadaaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua”. Dalam

mata pelajaran ini, khusus materi yang berhubungan dengan peta 50% siswa

di kelas mendapatkan nilai dibawah KKM (Data didapat dari daftar nilai

siswa kelas VI A 2010/2011). KKM pada saat itu terdapat pada nilai 70.

Sedangkan untuk materi yang tidak berhubungan dengan peta tidak demikian,

bahkan tidak jarang yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 90.

Nilai tersebut dicapai dengan menggunakan metode ceramah, merangkum,

diskusi, penugasan, dan presentasi.Media pembantu yang digunakan masih

hanya menggunakan peta dan buku pelajaran.Hal ini sangat disayangkan

mengingat multimedia belum dioptimalkan untuk membantu siswa dalam

mata pelajaran ini, sedangkan fasilitas yang ada sangat mendukung

penggunaan multimedia dalam pembelajaran.

Wawan dan Gugus (2008) dalam jurnalnya berpendapat bahwa harus

disadari, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu bagi peserta didik untuk

memperoleh pendidikannya. Guru hanyalah salah satu sumber, dan disamping

itu masih ada sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya.

Peranan utama guru adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan

memberikan bimbingan yang diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji

informasi tidak lagi tepat dalam perkembangan teknologi saatini, karena hal

itu dapat dilakukan oleh media. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan

(13)

Dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat

menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan

multidimensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah

dalam memilih, mensintesa dan mengolaborasi pengetahuan yang ingin

dipahami. Untuk itu adanya media pembelajaran yang dapat

memvisualisasikan materi abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari

sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Penelitian terkait masalah sejenis yang pernah dilakukan, yaitu

menggunakan multimedia dalam pembelajaran seperti penelitian yang

dilakukan oleh Budi Herijanto (2012) dengan judul jurnal “Pengembangan

CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam” yang merupakan

studi kasus di SD Negeri Klego 01 Kecamatan Pekalongan Timur Kota

Pekalongan. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil tes

penguasaan materi menunjukkan rata-rata 83,5 jika dikonfirmasikan dengan

standar penilaian termasuk kategori penguasaan materi tinggi.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nailatil Hurriyah (2010) dengan judul Jurnal “Pengembangan Media

Komputer Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi

Untuk Siswa Kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya” menunjukkan setelah

diterapkan media komputer pada siswa kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya

melalui uji pre-test dan post-test bahwa hasil belajar siswa mengalami

(14)

Dari ketiga jurnal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan

multimedia dalam mendukung pembelajaran tidak mungkin diabaikan serta

penggunaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar.

Untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 ini kita dapat

menggunakan aplikasi geobrowser seperti Google Earth karya google. Glenn

A. Richard (Mineral Physics Institute, Stony BrookUniversity) menyatakan :

Google Earth is a geobrowser that accesses satellite and aerial

imagery, ocean bathymetry, and other geographic data over the

internet to represent the Earth as a three-dimensional globe.

Geobrowsers are alternatively known as virtual globes or Earth

browsers. Google also refers to Google Earth as a "geographic

browser." Other examples of geobrowsers are NASA's World Wind,

ESRI's ArcGIS Explorer, GeoFusions's GeoPlayer, and EarthBrowser

by Lunar Software.

Glenn menyatakan bahwa Google Earth adalah aplikasi geobrowser yang

dapat mengakses data citra satelit, citra udara, batimetri laut, dan data

geografis lainnya melalui internet dengan merepresentasikan Bumi sebagai

dunia tiga dimensi.

Namun dalam penggunaannya geobrowser ini tidak lepas dari koneksi

internet. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Alim Sumarno (2011)

dimana Shinta Prima Rosdiana dan Mustaji menggunakan Google Earth ini

(15)

Terdapat kelemahan dari penggunaan Google Earth untuk pembelajaran yaitu

membutuhkan koneksi internet dengan kecepatan tinggi saat pembelajaran

dilakukan secara online.

Terdapat pula aplikasi geobrowser lainnya seperti : Earth Browser

(Lunar Software) , World Wind (NASA), ArcGIS Explorer (ESRI), Geo

Player (GeoFusion), sama halnya denga Google Earth dalam penggunaannya

aplikasi-aplikasi tersebut memiliki ketergantungan pada koneksi internet.

Dari pembahasan diatas tersedia beberapa multimedia pembelajaran

yang dapat digunakan guru untuk menunjang pembelajaran IPS yang

berhubungan dengan peta.Namun ketersediaan fasiltas, khususnya koneksi

internet di kelas adalah sebuah keharusan.

Mengetahui permasalahan tersebut, maka penulis hendak menggunakan

sebuah multimedia pembelajaran yang memberikan visualisasi terhadap mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Multimedia ini dikembangkan

untuk dapat digunakan tanpa harus menggunakan akses internet. Sehingga

judul yang penulis angkat adalah “PENGGUNAAN MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana mengembangkan serta

(16)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar?” Dari rumusan masalah

utama diatas, secara khusus permasalahan yang akan diangkat adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran e-globe yang

dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sesudah

menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis menggunakan media ini adalah “menggunakan media

pembelajaran e-globe dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial di Sekoah Dasar”.

Secara khusus tujuan penilitian ini penulis uraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran

e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet?

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan

multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

(17)

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial di Sekolah Dasar?

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan

multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

Sekolah Dasar?

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penulis melaksanakan penelitian ini, diharapkan akan lahirnya

manfaat sebagai berkut :

Bagi Siswa

a. Dengan dikembangkannya e-globe sebagai produk dari hasil

penelitian dan pengembangan ini, siswa dapat memperoleh

multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran IPS yang dapat

digunakan tanpa harus terhubung dengan koneksi internet.

b. Siswa yang menggunakan e-globe ini diharapkan menemukan suatu

kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung

melalui gambaran yang lebih nyata, menarik, dan menyenangkan

dibandingkan dengan cara pembelajaran konvensional yang biasa

siswa dapatkan.

c. Siswa yang menggunakan e-globe mengalami peningkatan prestasi

(18)

Bagi Guru

a. Guru mata pelajaran IPS diharapkan dapat menggunakan e-globe

untuk kegiatan pembelajaran IPS pada materi yang sesuai.

b. Guru terinspirasi dalam mengembangkan dan atau menggunakan

sebuah media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan

pembelajaran yang materi pembelajarannya memiliki sifat abstrak

dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bagi Dunia Pendidikan

a. Dihasilkannya sumbangan produk pendidikan berupa multimedia

pembelajaran e-globe

b. Dihasilkannya kajian mengenai kelayakan pengembangan

multimedia pembelajaran bagi materi pembelajaran yang memiliki

sifat abstrak dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta

dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.5 Hipotesis

Menurut Arikunto (2006:71), “ hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

(19)

Berdasarkan pada pernyataan diatas maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi

multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia

e-globe lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak

menggunakan multimedia e-globe.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan

multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan e-globe

Menurut Munir (2010 : 240) terdapat lima tahap pengembangan, yaitu

:analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Kelima

tahaptersebut disebut Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia

dalamPendidikan.Gambar berikut menggambarkan model dari Munir (2010 :

241) tersebut:

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir

Sedangkan Mardika (2008 : 12) menggunakan sebuah model

pengembangan yang meliputi enam tahapan, yaitu analisis kebutuhan, desain

(21)

Model pengembangan multimedia yang dikembangkan Mardika (2008 : 13) bisa

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika

Dari kedua model pengembangan tersebut wisnu (2010 : 39) menyatakan

bahwa kedua model tesebut bertujuan untuk menghasilkan produk, yang dalam

hal ini adalah multimedia pembelajaran. Secara menarik model tersebut

dimodifikasi, disesuaikan dan diadaptasi dalam penelitian sehingga menghasilkan

model pengembangan yang tetap mengacu pada model pengembangan tersebut

dan tetap bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran.Model yang

diajukan terdiri dari lima tahapan yakni analisis, desain, pengembangan,

implementasi, dan penilaian yang bisa digambarkan sebagai berikut : Analisis Kebutuhan

Desain Pembelajaran

Produksi Multimedia

Validasi Ahli

Revisi

(22)

Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)

Penelitian ini akan menggunakan model pengembangan hasil gabungan

tersebut dengan menyesuaikan dan diadaptasi pada tujuan penelitian yakni

(23)

meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Berikut

adalah deskripsi dari kelima tahapan tersebut :

1. Analisis

Tahapan ini merupakan tahap awal dalam pengembangan multimedia.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan multimedia, akan di

analisistelebih dahulu. Munir (2010 : 241) menjelaskan bahwa dalam

tahapan ini akanditetapkan tujuan pengembangan software, baik bagi

pelajar, guru dan maupunbagi lingkungan. Untuk menganalisis

kebutuhan-kebutuhan pengembanganmultimedia tersebut, peneliti melakukan studi

literatur dan studi lapangan.

2. Desain

Tahap ini menerjemahkan tujuan kedalam sebuah desain yang akan

menjadi acuan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran.

Widhiartha (2007 : 5) menyatakan bahwa ilmu pendidikan(educational

science) akan mendasari desain dari konten, alur pembelajaran,kompetensi

yang diinginkan dan memberikan solusi dari isu-isu pedagogik dan

andragogik. Rekayasa perangkat lunak (software engineering) akan

berperandalam penentuan spesifikasi teknologi, desain arsitektur dan

antarmuka perangkatlunak, dan bermacam permasalahan teknis lainnya.

Ilmu desain dan komunikasivisual akan menjadi dasar bagi desain unsur

estetika dan kemampuan komunikasiperangkat lunak terhadap

(24)

Hasil dari tahapan desain ini adalah, flowchart, storyboard, dan desain

antarmuka dari multimedia pembelajaran e-globe.

3. Pengembangan

Menurut Mardika (2008 : 14) tahap ini bertujuan untukmenghasilkan

produk awal, dan selanjutnya dites atau dijalankan dalam komputer

untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau

tidak.

Setelah multimedia diproduksi, selanjutnya akan memasuki tahapan tes

berupa validasi ahli, dalam hal ini akan dilaksanakan oleh dosen ahli, dan

pakar multimedia. Apabila multimedia belum lolos tahapan tes maka akan

diadakan revisi yang akan diujikan kembali sampai dengan memenuhi

kriteria untuk lolos tahapan tes.

4. Implementasi

Pada tahapan ini berhubungan erat dengan pengguna (user).Sampai

sejauhmana media yang dikembangkan tersebut tepat guna dan tepat

sasaran.Implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan

dengan

model pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik dapat menggunakan

softwaremultimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui

(25)

5. Penilaian

Penilaian disini adalah sejauh mana multimedia e-globe yang

dikembangkan dapat memenuhi tujuan penelitian, yakni meningkatkan

prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.Pengukurannya

menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain Nonequivalent

Pretest Posttest Design.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

quasi,yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validasinya tidak

dilakukanpenugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah

ada(intact group) yang dalamhal ini adalah kelas biasayang ada di sekolah.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mohammad Ali(1993:140):

Eksperimen kuasi hampir sama dengan eksperimen sebenarnya. Perbedaannyaterletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi ekperimen tidak dilakukanpenugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudahada (intact group).

Alasan tidak dilakukannya penugasan random ini disebabkan

kelompok-kelompok yang berada dalam satu kelas biasanyasudah seimbang sehingga jika

peneliti membuat kelompok kelas yang baru makadikhawatirkan suasana alamiah

(26)

kelas tersebut maka peneliti menggunakanmetode eksperimen quasi dengan

mempergunakan kelas-kelas yang sudah ada di dalampopulasi tersebut.

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas, variable

terikat dan variabel moderator. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana

(2007:12), yangmengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atauvariabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalahvariabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efekterhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependentvariable) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efekdari variabel bebas.

kemudian dinyatakan oleh Prof. Dr. Sugiyono (2012:62) terdapat pula variabel

moderator dengan pengertian sebagai berikut :

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua.

Penelitian ini juga menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu

kelompok yang diberikan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok

pembanding yang tidak diberikan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen

(kelas kontrol). Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan efek variasi variabel

bebas terhadap variabel terikat melalui manipulasi atau pengendalian variabel

bebas tersebut. Perubahan yang terjadi pada variabel terikat akan dikembalikan

penyebabnya pada perbedaaan perlakuan yang diberikan pada variabel

(27)

Penggunaan multimedia e-globedilaksanakan di kelas

eksperimen.Pembelajaran dengan menggunakan multimedia e-globe ditempatkan

sebagaivariabel bebas, hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat,

dan ketersediaan fasilitas komputer, LCD projector, serta layar ditempatkan

sebagai variabel moderator.

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah desain

Nonequivalent Pretest Posttest Design, yang merupakan bentuk desain penelitian

dalam metodeeksperimen quasi. Kelompok eksperimen dipilih tanpa penugasan

random kemudiandiadakan pretests sebelum perlakuan dan posttest setelah

perlakuan. Model desainsebagai berikut :

Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)

Keterangan :

O1 dan O3 : test awal

X : pemberian perlakuan multimedia e-globe

O2 : test akhir setelah diberikan perlakuan multimedia e-globe

O4 : test akhir tanpa diberikan perlakuan multimedia e-globe

Pre-Test Perlakuan Post-Test

O1 X O2

(28)

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menetapkankelompok yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas eksperimenakanmenggunakan multimedia e-globedalam

pembelajaran IPS.Sebelum perlakuan (X), kelas diberikan pretest(O1).Kemudian

dilanjutkandengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu

denganmenggunakan multimedia e-globe.Setelah dua kali pertemuan

denganmenggunakan multimedia e-globe, kelompok diberikan posttest(O2).

Kelas kontrol pembelajarannya tidak menggunakan multimedia e-globe,

pembelajaran dilaksanakan secara konvensional.Sebelum pembelajaran dimulai

kelas diberikan pretest (O3) dan setelah pembelajaran selesai kelas diberikan

posttest (O4).Pengaruh penggunaan multimedia e-globe terhadap prestasi belajar

siswa adalah (O2-O1) – (O4-O3).Hasil inilah yang kemudian dijadikan sebagai

variable respon (Y).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian, atau disebut juga

universe (Ali, 1985: 54).Populasi dalam penelitian iniadalah siswa Sekolah Dasar

kelas VI.Penelitian ini dilaksanakan di SDN Percobaan

Bandung.Alasanpengambilan lokasi di sekolah ini adalah karena sekolah ini

sesuai dengan latarbelakang masalah penelitian yang diajukan peneliti.Selain itu

fasilitas yang dibutuhkan untuk penelitian telah tersedia disini.

Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan

(29)

diteliti (Arikunto 1996: 117).Salah satu syarat dalam penarikansampel adalah

bahwa sampel itu bersifat representatif, artinya sampel yangditetapkan harus

mewakili populasi.Sifat dan karakteristik populasi harus tergambardalam sampel.

Berdasarkan metode quasi eksperimen yang ciri utamanya adalah

tanpapenugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact

group), makapeneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai

sampel.Jadipeneliti tidak mengambil sampel secara individu tetapi dalam bentuk

kelas.Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu

dikhawatirkan situasikelompok sampel menjadi tidak alami.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalahpurposive sampling.Teknik ini berarti bahwa penetuan sampel

mempertimbangkankriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek

yang sesuai dengan tujuanpenelitian.Adapun kriteria dalam pemilihan sampel ini

adalah kesamaan jenjang dan keseimbanganproporsi kelas. Artinya, siswa

memiliki jenjang kelas yang sama serta kemampuan siswa dalam suatu kelas

sudah berimbang antarayang mempunyai tingkat kemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Populasi penelitian ini terdapat 3 kelompok siswa yaitu kelas 6-A, 6-B,

dan 6-C dengan total jumlah siswa 89 orang. Dari 3 kelompok tersebut diambil 2

kelas yang proporsi kelasnya sudah berimbang.Maka sampel dalam penelitian

iniadalah siswa kelas 6-A dan 6-C SDN Percobaan Bandung yangberjumlah 60

orang, dimana masing-masing kelas berjumlah 30 orang.Kelas 6-A disini

(30)

3.4. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yakni :

3.4.1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.

b. Studi Pendahuluan, dilakukan peneliti melalui tiga (3) objek, yaitu Paper

(skripsi, jurnal, buku, dan internet), Person (berkonsultasi dengan dosen dan

guru mata pelajaran IPS serta mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar

Mengajar IPS), Place (berkunjung ke sekolah terkait, melihat kondisi kelas,

fasilitas belajar dan kapasitas labolatorium komputer).

c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat

desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin diteliti.

Kegiatan ini disertai konsultasi dengan dosen yang relevan.

d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah

peneliti merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh

perumusan hipotesis.

e. Menentukan metode dan desain penelitian. Metode yang dipakai adalah

metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen quasi.

f. Menentukan variabel eksperimen dan sumber data. Terdapat tiga variabel

(31)

komputer serta LCD projector dan layar. Sumber data berasala dari tes hasil

belajar.

g. Memilih sampel yang representatif. Dari 3 Kelas VI yang ada, dipilih 2

kelas yang memiliki proporsi kelas berimbang. Disusul dengan penentuan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

h. Menentukan dan menyusun Instrumen dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Melakukan observasi, wawancra dengan guru mata pelajaran untuk

menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai.

2) Menelaah silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah

Dasar Kelas VI semester 1.

3) Pembuatan multimedia pembelajaran e-globe berdasarkan tujuan

pembelajaran dan materi yang telah yang telah ditetapkan.

4) Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol

5) Menyusun kisi-kisi instrument penelitian

6) Menyusun instrument penelitian berupa 40 soal pilihan ganda

7) Melakukan uji coba instrument pada kelas diluar sampel, dalam hal ini

peneliti melakukan uji coba instrument di kelas 6-B SDN Percobaan.

8) Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukan validitas dan

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda untuk menentukan

(32)

3.4.2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengumpulkan data Pretest kelas kontrol. Pada pertemuan pertama

kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah

itu belajar seperti biasanya menggunakan metode konvensional. Setelah 2

kali pertemuan selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran.

b. Mengumpulkan data pretest kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama

kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah

itu belajar dengan menggunakan bantuan multimedia e-globe sebagai

bentuk perlakuan di kelas eksperimen. Setelah 2 kali pertemuan

selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran untuk mengetahui

pengaruh perlakuan pada hasil belajar siswa.

3.4.3. Pembuatan Laporan Penelitian

Menulis laporan dalam bentuk tertulis berdasarkan kaidah-kaidah

(33)

3.5. Alur Penelitian

Gambar 3.4 Alur Penelitian

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan

dengantes hasil belajar berupa tes objektif pilihan berganda. Menurut Arikunto Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Merumuskan Hipotesis

Menentukan Desain Penelitian

Menentukan Variabel

Menentukan Sampel Data

Pembuatan instrumen

Pengujian Instrumen

Pelaksanaan Eksperimen

Pembuatan Laporan valid dan reliable

(34)

(2006: 150)tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untukmengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yangdimiliki oleh individu atau kelompok.Bentuk tes hasil belajar ini

berupa pilihan berganda berjumlah 20 soal. Item-itemtes yang digunakan untuk

mengumpulkan data hasil belajar ini diambil darimateri pelajaran IPS kelas 6.

Tes atau ujiandiadakan pada saat pretest dan posttest.Pretest atau tes awal

diberikan dengan tujuanuntuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok

penelitian. Sedangkan posttestatau tes akhir diberikan untuk melihat kemajuan

dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok penelitian. Soal

pretest dan posttest yang digunakanadalah soal yang sama, hal ini dilakukan

dengan anggapan bahwa peningkatan hasil belajar siswaakan benar-benar dilihat

dan diukur dengan soal yang sama. Teknik pengumpulan data ini dilakukan di

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.7Pengembangan Instrumen

Data yang diperoleh dari hasil test setelah pembelajaran selanjutnya diolah dan

dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik statistika

inferensial. Statistik analitik/inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji

validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.Menurut pendapat

Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:127) “…statistik analitik/inferensial merupakan

kelanjutan dari statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji hipotesis dan

(35)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kevalidan

suatu alat ukur.Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

validitas empiris atau pengalaman.Arikunto (2008: 66) menyatakan bahwa

sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah

diuji dari pengalaman.Jenis validitas empirik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas konstruksi, karena sesuai dengan pendapat

Arikunto (2008: 67) bahwa sebuah tes dikatakan memiliki konstruksi

ababila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap

aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.

Cara mengetahui validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan

oleh Pearson.Adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus

korelasi product moment, sebagai berikut:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ }{ ∑ }

(Arikunto, 2002: 72)

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua

variabelyang dikorelasikan

N = Jumlah responden

X = Skor item tes

(36)

Menurut Sugiyono (2006:216) untuk dapat memberikan

penafsiranterhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau

kecil, maka dapatberpedoman pada tabel berikut:(Arikunto, 2002: 72)

Tabel 3.2

Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199

Setelah diperoleh koefisien korelasinya kemudian diuji juga

tingkatsignifikansinya dengan menggunakan rumust = r

,

dimana bilathitung>ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-1, maka

soal tes tersebutvalid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas erat kaitannya dengan kepercayaan.Suatu tes dapat

dikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

dipercaya,konsisten atau stabil dan produktif. Uji reliabilitas dilakukan

(37)

akan digunakan sebagai alatpengumpul data. Jadi, yang dipentingkan

disini adalah ketelitiannya, sejauh manates atau alat tersebut dapat

dipercaya kebenarannya.Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scavia B.

Anderson (Arikunto, 2008:87) menyatakan bahwa

“persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting.

Dalam hal inivaliditas lebih penting dan reliabilitas ini perlu,

karena menyokongterbentuknya validitas.Sebuah tes mungkin

reliabel tetapi tidak valid.Sebaliknya, sebuah tes yang valid

biasanya reliabel”.

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman

Brown.Adapun rumus Spearman Brown adalah:

(Arikunto, 2008:93)

Keterangan:

r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Menurut Arikunto (1998:173), interpretasi besar atau kecilnya

(38)

Tabel 3.3

Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu

satu kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap

(Y).Kemudian dihitungterlebih dahulu dengan menggunakan rumus

Product Moment.Hasil korelasiantar skor dimasukkan kedalam rumus

Spearman Brown dan hasilnyadiinterpretasikan kedalam tabel koefisien

reliabititas.

c. Analisis Butir Soal

Taraf Kesukaran Soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab

soal.Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indekskesukaran, yang mana digunakan rumus:

(39)

Keterangan:

P= Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

N= Jumlah siswa seluruhnya

Menurut ketentuan, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagaiberikut:

- soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

- soal dengan P = 0, 30 sampai 0,70 adalah soal sedang

- soal dengan P = 0, 70 sampai 1,00 adalah soal mudah

d. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antarasiswa yang

pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh(berkemampuan rendah)

(Arikunto, 2008:211). Adapun rumus untuk mencaridaya beda adalah:

(Arikunto, 2008:213-214)

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

(40)

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda menunjukkan kualitas soal yang sudah divalidasi danmerupakan

bagian dari analisis butir soal. Dinyatakan Arikunto (2003:218)bahwa, “Butir

-butir soal yang baik adalah -butir--butir soal yang mempunyaiindeks diskriminasi

0,4 sampai 0,7”. Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00

0.00 – 0.20

0.21 – 0.40

0.41 – 0.70

0.71 – 1.00

Tidak baik

Jelek (poor)

Cukup (satisfactory)

Baik (good)

Baik sekali (excellent)

Soal yang mempunyai nilai negatif, sebaiknya dibuang saja. (Arikunto,

(41)

3.8 Teknik Analisa Data

Data yang akan diolah adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh

dari tes kemampuan siswa. Berikut adalah pengolahan data yang akan dilakukan.

3.8.1. Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur peningkatan

hasil belajar dan kemampuan siswa.Skor tes ini berasal dari nilai pretest

dan posttest. Pengolahan data yang dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Pemberian Skor

Berikut adalah pedoman penskoran untuk pilihan ganda adalah :

Penskoran tanpa ada koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir

soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot

butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah

dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar.

Rumusnya sebagai berikut.

(dikti, 2011:1)

Keterangan :

B = banyaknya butir yang dijawab benar

(42)

b. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk

melakukan pengecekannya.Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan

mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter

populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik (Sudjana,

2005:219).

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu

diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau

ditolak.Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima

atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis (Sudjana,

2005:219).

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

pengujian normalitas data.Pengujian normalitas data dilakukan untuk

mengetahui pengujian statistik mana yang tepat untuk digunakan. Jika

data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang

digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal maka uji

statistik non-parametrik yang digunakan

1) Uji Normalitas

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas data.Pada penelitian ini digunakan Chi Kuadrat untuk

(43)

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat

adalah sebagai berikut:

a) Hitung rata-rata untuk masing-masing kelas dengan rumus :

̅ ∑

(Sudjana, 2005:67)

Keterangan :

̅ = rata-rata

= jumlah semua harga x

= jumlah data

b) Hitung standar deviasi untuk masing-masing kelas dengan

rumus :

√∑ ̅

(Sudjana, 2005:93)

Keterangan :

= standard deviasi

̅ = rata-rata

= jumlah semua harga x

= jumlah siswa

c) Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil.

(44)

d) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan

menggunakan aturan Sturges, yaitu :

(Sudjana, 2005:47)

Keterangan :

K = banyak kelas

n = jumlah siswa

e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :

(Sudjana, 2005:47)

Keterangan :

p = panjang kelas interval

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi

Kuadrat.

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval.

Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5

sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah

dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval

(45)

̅

(Ruseffendi,1998:294)

Keterangan :

Z = batas nyata

= batas atas kelas interval

= rata-rata

= simpangan baku untuk distribusi

i) Menentukan proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca

table z dari nilai z yang diperoleh.

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk

dan jumlah siswa (n). (Ruseffendi, 1998:294)

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (Fe) dengan cara mengurangi

fk yang ada diatasnya dengn fk yang berada tepat

dibawahnya. (Ruseffendi, 1998:294)

l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi Kuadrat

(46)

m) Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan

tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar

banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan

taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi

0,01 dipilih karena pada umumnya untuk

penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf

signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2006: 76)

Jika diperoleh χ2

hitung< χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu,

maka sampel berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi

normal maka kita gunakan uji statistik parametrik.Untuk

menggunakan uji statistik parametrik yang tepat untuk digunakan

diperlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kontrol

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Rumus yang digunakan

untuk menghitung homogenitas varians adalah sebagai berikut :

(47)

Setelah mendapatkan Fhitung, maka dibandingkan dengan Ftabel dengan

dk = n-1. Jika Fhitung< Ftabel, maka kedua sampel homogen.

Jika varians anatara kedua kelas homogen, berarti data gain kedua kelas

tersebut terdistribusi normal dan memiliki varians homogen, maka uji

parametrik yang bisa digunakan adalah uji t.

3) Uji t

Uji t dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam

penerimaan hipotesis penelitian. Terdapat dua rumus t-test yang

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel

independen, diantaranya adalah separated varians :

̅ ̅ √

(Sudjana, 2005:239)

Akan tetapi, untuk bisa menghitung t dengan rumus Separated Varians,

diperlukan s2 yaitu dengan menggunakan rumus :

(Sudjana, 2005:239)

Keterangan :

t = Nilai t

̅ = Rata-rata nilai kelas eksperimen

(48)

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

s2 = Variansi

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t

dengan taraf signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2.

Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pretest, jika jika

-ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan

pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji hipotesis

posttest, jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan

kemampuan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran.

Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya

akan digunakan sebagai berikut :

Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain

ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai G Interpretasi

G > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ G ≤ 0.7 Sedang

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi

multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.

2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan multimedia e-globe lebih

baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan

multimedia e-globe.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar anatara siswa yang menggunakan

multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan

multimedia e-globe

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperolah, maka beberapa saran

yang dapat ditemukan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan multimedia e-globe dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kels 6 semester

1 olehkarena itu, peneliti merekomendasikan kepada para guru kelas untuk

(50)

2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan multimedia

e-globe ini diharapkan dapat memperbaiki multimedia ini untuk

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agnew, P. W., Kellerman, A. S. & Meyer, M. J. (1996). Multimedia in the

classroom. Boston: Allyn and Bacon.

Ali, mohamad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003). Educational research: an introduction

(7th ed.). New York: Longman, Inc.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan membelajarkan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Herjanto, Budi. (2012). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi

Bencana Alam. Jurnal Kependidikan. ISSN : 2252-6390

Hurriyah, Nailatil. (2005). Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Pada

Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi untuk Siswa Kelas 5

SD Khadijah 1 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 10, No. 2 :

63-76

Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa.Skripsi Prodi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas

Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

(52)

Munir. (2008). Krikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan

Page limited.

Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan

pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soenarto, Sunaryo. (2005). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif

matakuliah tata hidang. Inotek: Jurnal inovasi dan aplikasi

teknologi.Volume 9, Nomor 1, Februari 2005.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Surjono, Herman Dwi. (1995). Pengembangan computer assisted instruction

(CAI) untuk pembelajaran elektronika [Versi elektronik]. Jurnal

Kependidikan. No.2 (XXV): 95-106.

Sutopo, Ariesto Hadi . (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Tan Seng Chee & Angela F. L. Wong (Eds.) (2003). Teaching and learning with

technology: An asia-pacific perspective. Singapore: Prentice Hall.

Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi

pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Mardika, N. 2008. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata

(53)

(http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf, diakses pada tanggal 5 Juli

2010).

Yessica, Gugus F., Wawan Setiawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran

Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Volume 2, Nomor 2,

Gambar

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir
Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika
Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)
Tabel 3.1  Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak:Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media komik sains terhadap hasil belajar siswa dan seberapa besar pengaruhnya

peranan tokoh pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan dilihat hasil paling terendah dilihat dari aspek dua dan aspek empat bahwa 70% atau 14

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV melalui Penggunaan Media

Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan sikap peduli dan mencintai lingkungan, dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, agar siswa dapat terlihat aktif, giat dan bersemangat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, agar siswa dapat terlihat aktif, giat dan bersemangat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan, mengetahui kelayakan, dan mengetahui keefektifan implementasi e-learning dengan pendekatan teori belajar kogntif multimedia

Data-data yang diperoleh dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini berupa data kuantitatif untuk menentukan kelayakan produk. Metode pengumpulaan data