DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
diajukan oleh
Adam Nugraha
0608628
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SEKOLAH DASAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H.Munir, MIT
NIP :196603252001121001
Pembimbing II,
Jajang Kusnendar, M.T
NIP : 197506012008121001
DiketahuiOleh
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Multimedia
Pembelajaran e-globe Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial Di Sekolah Dasar” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di
dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuaidengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Ataspernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2013
Yang membuat pernyataan,
PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
Adam Nugraha NIM 0608628
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Munir, MIT Pembimbing II : Jajang Kusnendar, MT
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung Tahun 2010
ABSTRAK
E-globe dapat didefinisikan sebagai elektronik globe yang dalam penyajian fungsi dan manfaatnya menggunakan teknologi komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode pengembangan yang digunakan merupakan kolaborasi antara Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimediadalam Pendidikan oleh Munir dengan model pengembangan Multimedia oleh Mardika. Penilaian peningkatan hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain penelitian Nonequivalent Pretest Posttest Design. Sampel merupakan siswakelas 6 SDN Percobaan Bandung. Multimedia pembelajaran e-globe dikembangkan mejadi multimedia berbasis web dan flash. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Disimpulkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran eglobe dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
DAFTAR ISI
2.2 Media Pembelajaran ... 14
2.3 Multimedia Pembelajaran ... 23
2.4 Globe ... 27
2.5 e-globe ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..……….. 32
3.2 Metode dan Desain Penelitian....…...…………...………..…… 37
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian….……...…………..…..……... 40
3.4 Prosedur Penelitian …... 42
3.5 Alur Penelitian... 45
3.6. Teknik Pengolahan Data ... 45
3.7. Pengembangan Instrumen ... 46
3.8. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….……… 61
4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ..………...…... 61
4.2 Analisis Data Hasil Ujicoba Intrumen ………...……. 89
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian……..…………...…..…... 92
4.4 Pembahasan Penelitian... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 109
5.1 Kesimpulan ………...………...…... 109
5.2 Saran ………...…...………. 109
DAFTAR PUSTAKA ... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar dan
Hasil Belajar……… 12
Gambar 2.2 Posisi Media dalam sistem Pembelajaran……….. 16
Gambar 2.3 Fungsi media dalam proses pembelajaran………. 17
Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir……… 32
Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika………. 33
Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)….... 34
Gambar 3.4 Alur Penelitian ……….……… 45
Gambar 4.1 Flowchart multimedia pembelajaran e-globe………. 66
Gambar 4.2 Konsep halaman website single slider……….. 67
Gambar 4.3 Rancangan Antarmuka Bagian Menu Utama………….. 68
Gambar 4.4. Rancangan Antarmuka Bagian Menu #1, #2, dan #3….. 69
Gambar 4.5 Tampilan rancangan Antarmuka Halaman Menu #1….. 70
Gambar 4.6 Rancangan Tampilan Antarmuka HalamanPeta Buta Dunia ………... 70
Gambar 4.7 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #2 ………. 71
Gambar 4.8 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #3…………... 71
Gambar 4.10 Antarmuka Bagian Menu Utama... 75
Gambar 4.11 Antarmuka Bagian Menu #1... 76
Gambar 4.12 Antarmuka Bagian Menu #2... 76
Gambar 4.13 Antarmuka Bagian Menu #3... 77
Gambar 4.14 Antarmuka Menu #4 Latihan Soal... 77
Gambar 4.15 Antarmuka Halaman Menu... 78
Gambar 4.16 Antarmuka menu #2 Perkembangan Provinsi... 79
Gambar 4.17 Antarmuka menu #3 Permainan Puzzle... 81
Gambar 4.18 Antarmuka menu #4 Latihan Soal... 83
Gambar 4.19 Antarmuka Halaman Menu Utama... 84
Gambar 4.20 Antarmuka Menu #1 Virtual... 85
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)... 39
Tabel 3.2 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 48
Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas... 50
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda... 52
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi... 60
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen... 90
Tabel 4.2 Rekaptulasi Skor Hasil Belajar Siswa... 92
Tabel 4.3 Indeks Gain Ternormalisasi... 94
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Pretest... 95
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest... 96
Tabel 4.6 Hasil Uji homogenitas Pretest... 97
Tabel 4.7 Hasil Uji t Pretest... 98
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Data Posttest... 99
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest... 100
Tabel 4.10 Hasil Uji homogenitas Posttest... 101
Tabel 4.11 Hasil Uji t Posttest... 102
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Grafik rekapitulasi skor tes hasil belajar siswa... 93
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling
terintegrasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Undang-undang Nomor 20
tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada satu lingkungan belajar.Guna mencapai hasil belajar
yang optimal, komponen-komponen tersebut tidak boleh diabaikan. Salah
satu komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.
Sekolah Dasar Negeri Percobaan (SDNP) beralamatkan di Jl. SMU 42
Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.SDNP memiliki
jumlah kelas sebanyak 18 kelas.Masing-masing tingkat kelas terdiri dari 3
kelas.Kini pada tahun 2013 setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD
projector beserta layarnya dalam rangka mendukung kegiatan belajar
mengajar.
Pada kelas 6 penulis menemukan masalah yang berhubungan dengan
pentingnya pemanfaatan multimedia dalam mendukung hasil belajar siswa.
Masalah tersebut terdapat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bagi siswa Sekolah Dasar (SD) semester satu dengan Standar Kompetensi
keadaaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua”. Dalam
mata pelajaran ini, khusus materi yang berhubungan dengan peta 50% siswa
di kelas mendapatkan nilai dibawah KKM (Data didapat dari daftar nilai
siswa kelas VI A 2010/2011). KKM pada saat itu terdapat pada nilai 70.
Sedangkan untuk materi yang tidak berhubungan dengan peta tidak demikian,
bahkan tidak jarang yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 90.
Nilai tersebut dicapai dengan menggunakan metode ceramah, merangkum,
diskusi, penugasan, dan presentasi.Media pembantu yang digunakan masih
hanya menggunakan peta dan buku pelajaran.Hal ini sangat disayangkan
mengingat multimedia belum dioptimalkan untuk membantu siswa dalam
mata pelajaran ini, sedangkan fasilitas yang ada sangat mendukung
penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
Wawan dan Gugus (2008) dalam jurnalnya berpendapat bahwa harus
disadari, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu bagi peserta didik untuk
memperoleh pendidikannya. Guru hanyalah salah satu sumber, dan disamping
itu masih ada sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya.
Peranan utama guru adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan
memberikan bimbingan yang diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji
informasi tidak lagi tepat dalam perkembangan teknologi saatini, karena hal
itu dapat dilakukan oleh media. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan
Dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat
menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan
multidimensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah
dalam memilih, mensintesa dan mengolaborasi pengetahuan yang ingin
dipahami. Untuk itu adanya media pembelajaran yang dapat
memvisualisasikan materi abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari
sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Penelitian terkait masalah sejenis yang pernah dilakukan, yaitu
menggunakan multimedia dalam pembelajaran seperti penelitian yang
dilakukan oleh Budi Herijanto (2012) dengan judul jurnal “Pengembangan
CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam” yang merupakan
studi kasus di SD Negeri Klego 01 Kecamatan Pekalongan Timur Kota
Pekalongan. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil tes
penguasaan materi menunjukkan rata-rata 83,5 jika dikonfirmasikan dengan
standar penilaian termasuk kategori penguasaan materi tinggi.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nailatil Hurriyah (2010) dengan judul Jurnal “Pengembangan Media
Komputer Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi
Untuk Siswa Kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya” menunjukkan setelah
diterapkan media komputer pada siswa kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya
melalui uji pre-test dan post-test bahwa hasil belajar siswa mengalami
Dari ketiga jurnal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan
multimedia dalam mendukung pembelajaran tidak mungkin diabaikan serta
penggunaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar.
Untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 ini kita dapat
menggunakan aplikasi geobrowser seperti Google Earth karya google. Glenn
A. Richard (Mineral Physics Institute, Stony BrookUniversity) menyatakan :
Google Earth is a geobrowser that accesses satellite and aerial
imagery, ocean bathymetry, and other geographic data over the
internet to represent the Earth as a three-dimensional globe.
Geobrowsers are alternatively known as virtual globes or Earth
browsers. Google also refers to Google Earth as a "geographic
browser." Other examples of geobrowsers are NASA's World Wind,
ESRI's ArcGIS Explorer, GeoFusions's GeoPlayer, and EarthBrowser
by Lunar Software.
Glenn menyatakan bahwa Google Earth adalah aplikasi geobrowser yang
dapat mengakses data citra satelit, citra udara, batimetri laut, dan data
geografis lainnya melalui internet dengan merepresentasikan Bumi sebagai
dunia tiga dimensi.
Namun dalam penggunaannya geobrowser ini tidak lepas dari koneksi
internet. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Alim Sumarno (2011)
dimana Shinta Prima Rosdiana dan Mustaji menggunakan Google Earth ini
Terdapat kelemahan dari penggunaan Google Earth untuk pembelajaran yaitu
membutuhkan koneksi internet dengan kecepatan tinggi saat pembelajaran
dilakukan secara online.
Terdapat pula aplikasi geobrowser lainnya seperti : Earth Browser
(Lunar Software) , World Wind (NASA), ArcGIS Explorer (ESRI), Geo
Player (GeoFusion), sama halnya denga Google Earth dalam penggunaannya
aplikasi-aplikasi tersebut memiliki ketergantungan pada koneksi internet.
Dari pembahasan diatas tersedia beberapa multimedia pembelajaran
yang dapat digunakan guru untuk menunjang pembelajaran IPS yang
berhubungan dengan peta.Namun ketersediaan fasiltas, khususnya koneksi
internet di kelas adalah sebuah keharusan.
Mengetahui permasalahan tersebut, maka penulis hendak menggunakan
sebuah multimedia pembelajaran yang memberikan visualisasi terhadap mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Multimedia ini dikembangkan
untuk dapat digunakan tanpa harus menggunakan akses internet. Sehingga
judul yang penulis angkat adalah “PENGGUNAAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana mengembangkan serta
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar?” Dari rumusan masalah
utama diatas, secara khusus permasalahan yang akan diangkat adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran e-globe yang
dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sesudah
menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis menggunakan media ini adalah “menggunakan media
pembelajaran e-globe dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekoah Dasar”.
Secara khusus tujuan penilitian ini penulis uraikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran
e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet?
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan
multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar?
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan
multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar?
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penulis melaksanakan penelitian ini, diharapkan akan lahirnya
manfaat sebagai berkut :
Bagi Siswa
a. Dengan dikembangkannya e-globe sebagai produk dari hasil
penelitian dan pengembangan ini, siswa dapat memperoleh
multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran IPS yang dapat
digunakan tanpa harus terhubung dengan koneksi internet.
b. Siswa yang menggunakan e-globe ini diharapkan menemukan suatu
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung
melalui gambaran yang lebih nyata, menarik, dan menyenangkan
dibandingkan dengan cara pembelajaran konvensional yang biasa
siswa dapatkan.
c. Siswa yang menggunakan e-globe mengalami peningkatan prestasi
Bagi Guru
a. Guru mata pelajaran IPS diharapkan dapat menggunakan e-globe
untuk kegiatan pembelajaran IPS pada materi yang sesuai.
b. Guru terinspirasi dalam mengembangkan dan atau menggunakan
sebuah media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan
pembelajaran yang materi pembelajarannya memiliki sifat abstrak
dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Bagi Dunia Pendidikan
a. Dihasilkannya sumbangan produk pendidikan berupa multimedia
pembelajaran e-globe
b. Dihasilkannya kajian mengenai kelayakan pengembangan
multimedia pembelajaran bagi materi pembelajaran yang memiliki
sifat abstrak dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.5 Hipotesis
Menurut Arikunto (2006:71), “ hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
Berdasarkan pada pernyataan diatas maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi
multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia
e-globe lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak
menggunakan multimedia e-globe.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan
multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengembangan e-globe
Menurut Munir (2010 : 240) terdapat lima tahap pengembangan, yaitu
:analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Kelima
tahaptersebut disebut Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia
dalamPendidikan.Gambar berikut menggambarkan model dari Munir (2010 :
241) tersebut:
Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir
Sedangkan Mardika (2008 : 12) menggunakan sebuah model
pengembangan yang meliputi enam tahapan, yaitu analisis kebutuhan, desain
Model pengembangan multimedia yang dikembangkan Mardika (2008 : 13) bisa
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika
Dari kedua model pengembangan tersebut wisnu (2010 : 39) menyatakan
bahwa kedua model tesebut bertujuan untuk menghasilkan produk, yang dalam
hal ini adalah multimedia pembelajaran. Secara menarik model tersebut
dimodifikasi, disesuaikan dan diadaptasi dalam penelitian sehingga menghasilkan
model pengembangan yang tetap mengacu pada model pengembangan tersebut
dan tetap bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran.Model yang
diajukan terdiri dari lima tahapan yakni analisis, desain, pengembangan,
implementasi, dan penilaian yang bisa digambarkan sebagai berikut : Analisis Kebutuhan
Desain Pembelajaran
Produksi Multimedia
Validasi Ahli
Revisi
Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)
Penelitian ini akan menggunakan model pengembangan hasil gabungan
tersebut dengan menyesuaikan dan diadaptasi pada tujuan penelitian yakni
meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Berikut
adalah deskripsi dari kelima tahapan tersebut :
1. Analisis
Tahapan ini merupakan tahap awal dalam pengembangan multimedia.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan multimedia, akan di
analisistelebih dahulu. Munir (2010 : 241) menjelaskan bahwa dalam
tahapan ini akanditetapkan tujuan pengembangan software, baik bagi
pelajar, guru dan maupunbagi lingkungan. Untuk menganalisis
kebutuhan-kebutuhan pengembanganmultimedia tersebut, peneliti melakukan studi
literatur dan studi lapangan.
2. Desain
Tahap ini menerjemahkan tujuan kedalam sebuah desain yang akan
menjadi acuan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran.
Widhiartha (2007 : 5) menyatakan bahwa ilmu pendidikan(educational
science) akan mendasari desain dari konten, alur pembelajaran,kompetensi
yang diinginkan dan memberikan solusi dari isu-isu pedagogik dan
andragogik. Rekayasa perangkat lunak (software engineering) akan
berperandalam penentuan spesifikasi teknologi, desain arsitektur dan
antarmuka perangkatlunak, dan bermacam permasalahan teknis lainnya.
Ilmu desain dan komunikasivisual akan menjadi dasar bagi desain unsur
estetika dan kemampuan komunikasiperangkat lunak terhadap
Hasil dari tahapan desain ini adalah, flowchart, storyboard, dan desain
antarmuka dari multimedia pembelajaran e-globe.
3. Pengembangan
Menurut Mardika (2008 : 14) tahap ini bertujuan untukmenghasilkan
produk awal, dan selanjutnya dites atau dijalankan dalam komputer
untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau
tidak.
Setelah multimedia diproduksi, selanjutnya akan memasuki tahapan tes
berupa validasi ahli, dalam hal ini akan dilaksanakan oleh dosen ahli, dan
pakar multimedia. Apabila multimedia belum lolos tahapan tes maka akan
diadakan revisi yang akan diujikan kembali sampai dengan memenuhi
kriteria untuk lolos tahapan tes.
4. Implementasi
Pada tahapan ini berhubungan erat dengan pengguna (user).Sampai
sejauhmana media yang dikembangkan tersebut tepat guna dan tepat
sasaran.Implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan
dengan
model pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik dapat menggunakan
softwaremultimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui
5. Penilaian
Penilaian disini adalah sejauh mana multimedia e-globe yang
dikembangkan dapat memenuhi tujuan penelitian, yakni meningkatkan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.Pengukurannya
menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain Nonequivalent
Pretest Posttest Design.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
quasi,yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validasinya tidak
dilakukanpenugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah
ada(intact group) yang dalamhal ini adalah kelas biasayang ada di sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mohammad Ali(1993:140):
Eksperimen kuasi hampir sama dengan eksperimen sebenarnya. Perbedaannyaterletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi ekperimen tidak dilakukanpenugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudahada (intact group).
Alasan tidak dilakukannya penugasan random ini disebabkan
kelompok-kelompok yang berada dalam satu kelas biasanyasudah seimbang sehingga jika
peneliti membuat kelompok kelas yang baru makadikhawatirkan suasana alamiah
kelas tersebut maka peneliti menggunakanmetode eksperimen quasi dengan
mempergunakan kelas-kelas yang sudah ada di dalampopulasi tersebut.
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas, variable
terikat dan variabel moderator. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana
(2007:12), yangmengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atauvariabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalahvariabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efekterhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependentvariable) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efekdari variabel bebas.
kemudian dinyatakan oleh Prof. Dr. Sugiyono (2012:62) terdapat pula variabel
moderator dengan pengertian sebagai berikut :
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua.
Penelitian ini juga menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu
kelompok yang diberikan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok
pembanding yang tidak diberikan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen
(kelas kontrol). Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan efek variasi variabel
bebas terhadap variabel terikat melalui manipulasi atau pengendalian variabel
bebas tersebut. Perubahan yang terjadi pada variabel terikat akan dikembalikan
penyebabnya pada perbedaaan perlakuan yang diberikan pada variabel
Penggunaan multimedia e-globedilaksanakan di kelas
eksperimen.Pembelajaran dengan menggunakan multimedia e-globe ditempatkan
sebagaivariabel bebas, hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat,
dan ketersediaan fasilitas komputer, LCD projector, serta layar ditempatkan
sebagai variabel moderator.
Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah desain
Nonequivalent Pretest Posttest Design, yang merupakan bentuk desain penelitian
dalam metodeeksperimen quasi. Kelompok eksperimen dipilih tanpa penugasan
random kemudiandiadakan pretests sebelum perlakuan dan posttest setelah
perlakuan. Model desainsebagai berikut :
Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)
Keterangan :
O1 dan O3 : test awal
X : pemberian perlakuan multimedia e-globe
O2 : test akhir setelah diberikan perlakuan multimedia e-globe
O4 : test akhir tanpa diberikan perlakuan multimedia e-globe
Pre-Test Perlakuan Post-Test
O1 X O2
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menetapkankelompok yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimenakanmenggunakan multimedia e-globedalam
pembelajaran IPS.Sebelum perlakuan (X), kelas diberikan pretest(O1).Kemudian
dilanjutkandengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu
denganmenggunakan multimedia e-globe.Setelah dua kali pertemuan
denganmenggunakan multimedia e-globe, kelompok diberikan posttest(O2).
Kelas kontrol pembelajarannya tidak menggunakan multimedia e-globe,
pembelajaran dilaksanakan secara konvensional.Sebelum pembelajaran dimulai
kelas diberikan pretest (O3) dan setelah pembelajaran selesai kelas diberikan
posttest (O4).Pengaruh penggunaan multimedia e-globe terhadap prestasi belajar
siswa adalah (O2-O1) – (O4-O3).Hasil inilah yang kemudian dijadikan sebagai
variable respon (Y).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian, atau disebut juga
universe (Ali, 1985: 54).Populasi dalam penelitian iniadalah siswa Sekolah Dasar
kelas VI.Penelitian ini dilaksanakan di SDN Percobaan
Bandung.Alasanpengambilan lokasi di sekolah ini adalah karena sekolah ini
sesuai dengan latarbelakang masalah penelitian yang diajukan peneliti.Selain itu
fasilitas yang dibutuhkan untuk penelitian telah tersedia disini.
Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan
diteliti (Arikunto 1996: 117).Salah satu syarat dalam penarikansampel adalah
bahwa sampel itu bersifat representatif, artinya sampel yangditetapkan harus
mewakili populasi.Sifat dan karakteristik populasi harus tergambardalam sampel.
Berdasarkan metode quasi eksperimen yang ciri utamanya adalah
tanpapenugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact
group), makapeneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai
sampel.Jadipeneliti tidak mengambil sampel secara individu tetapi dalam bentuk
kelas.Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu
dikhawatirkan situasikelompok sampel menjadi tidak alami.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalahpurposive sampling.Teknik ini berarti bahwa penetuan sampel
mempertimbangkankriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek
yang sesuai dengan tujuanpenelitian.Adapun kriteria dalam pemilihan sampel ini
adalah kesamaan jenjang dan keseimbanganproporsi kelas. Artinya, siswa
memiliki jenjang kelas yang sama serta kemampuan siswa dalam suatu kelas
sudah berimbang antarayang mempunyai tingkat kemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Populasi penelitian ini terdapat 3 kelompok siswa yaitu kelas 6-A, 6-B,
dan 6-C dengan total jumlah siswa 89 orang. Dari 3 kelompok tersebut diambil 2
kelas yang proporsi kelasnya sudah berimbang.Maka sampel dalam penelitian
iniadalah siswa kelas 6-A dan 6-C SDN Percobaan Bandung yangberjumlah 60
orang, dimana masing-masing kelas berjumlah 30 orang.Kelas 6-A disini
3.4. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yakni :
3.4.1. Pembuatan Rancangan Penelitian
a. Peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.
b. Studi Pendahuluan, dilakukan peneliti melalui tiga (3) objek, yaitu Paper
(skripsi, jurnal, buku, dan internet), Person (berkonsultasi dengan dosen dan
guru mata pelajaran IPS serta mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar
Mengajar IPS), Place (berkunjung ke sekolah terkait, melihat kondisi kelas,
fasilitas belajar dan kapasitas labolatorium komputer).
c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat
desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin diteliti.
Kegiatan ini disertai konsultasi dengan dosen yang relevan.
d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah
peneliti merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh
perumusan hipotesis.
e. Menentukan metode dan desain penelitian. Metode yang dipakai adalah
metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen quasi.
f. Menentukan variabel eksperimen dan sumber data. Terdapat tiga variabel
komputer serta LCD projector dan layar. Sumber data berasala dari tes hasil
belajar.
g. Memilih sampel yang representatif. Dari 3 Kelas VI yang ada, dipilih 2
kelas yang memiliki proporsi kelas berimbang. Disusul dengan penentuan
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
h. Menentukan dan menyusun Instrumen dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Melakukan observasi, wawancra dengan guru mata pelajaran untuk
menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai.
2) Menelaah silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar Kelas VI semester 1.
3) Pembuatan multimedia pembelajaran e-globe berdasarkan tujuan
pembelajaran dan materi yang telah yang telah ditetapkan.
4) Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol
5) Menyusun kisi-kisi instrument penelitian
6) Menyusun instrument penelitian berupa 40 soal pilihan ganda
7) Melakukan uji coba instrument pada kelas diluar sampel, dalam hal ini
peneliti melakukan uji coba instrument di kelas 6-B SDN Percobaan.
8) Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukan validitas dan
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda untuk menentukan
3.4.2. Pelaksanaan Penelitian
a. Mengumpulkan data Pretest kelas kontrol. Pada pertemuan pertama
kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah
itu belajar seperti biasanya menggunakan metode konvensional. Setelah 2
kali pertemuan selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran.
b. Mengumpulkan data pretest kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama
kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah
itu belajar dengan menggunakan bantuan multimedia e-globe sebagai
bentuk perlakuan di kelas eksperimen. Setelah 2 kali pertemuan
selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran untuk mengetahui
pengaruh perlakuan pada hasil belajar siswa.
3.4.3. Pembuatan Laporan Penelitian
Menulis laporan dalam bentuk tertulis berdasarkan kaidah-kaidah
3.5. Alur Penelitian
Gambar 3.4 Alur Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan
dengantes hasil belajar berupa tes objektif pilihan berganda. Menurut Arikunto Memilih Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Menentukan Desain Penelitian
Menentukan Variabel
Menentukan Sampel Data
Pembuatan instrumen
Pengujian Instrumen
Pelaksanaan Eksperimen
Pembuatan Laporan valid dan reliable
(2006: 150)tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untukmengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yangdimiliki oleh individu atau kelompok.Bentuk tes hasil belajar ini
berupa pilihan berganda berjumlah 20 soal. Item-itemtes yang digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar ini diambil darimateri pelajaran IPS kelas 6.
Tes atau ujiandiadakan pada saat pretest dan posttest.Pretest atau tes awal
diberikan dengan tujuanuntuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok
penelitian. Sedangkan posttestatau tes akhir diberikan untuk melihat kemajuan
dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok penelitian. Soal
pretest dan posttest yang digunakanadalah soal yang sama, hal ini dilakukan
dengan anggapan bahwa peningkatan hasil belajar siswaakan benar-benar dilihat
dan diukur dengan soal yang sama. Teknik pengumpulan data ini dilakukan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.7Pengembangan Instrumen
Data yang diperoleh dari hasil test setelah pembelajaran selanjutnya diolah dan
dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik statistika
inferensial. Statistik analitik/inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji
validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.Menurut pendapat
Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:127) “…statistik analitik/inferensial merupakan
kelanjutan dari statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji hipotesis dan
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kevalidan
suatu alat ukur.Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
validitas empiris atau pengalaman.Arikunto (2008: 66) menyatakan bahwa
sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah
diuji dari pengalaman.Jenis validitas empirik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas konstruksi, karena sesuai dengan pendapat
Arikunto (2008: 67) bahwa sebuah tes dikatakan memiliki konstruksi
ababila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.
Cara mengetahui validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson.Adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus
korelasi product moment, sebagai berikut:
√{ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2002: 72)
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua
variabelyang dikorelasikan
N = Jumlah responden
X = Skor item tes
Menurut Sugiyono (2006:216) untuk dapat memberikan
penafsiranterhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau
kecil, maka dapatberpedoman pada tabel berikut:(Arikunto, 2002: 72)
Tabel 3.2
Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199
Setelah diperoleh koefisien korelasinya kemudian diuji juga
tingkatsignifikansinya dengan menggunakan rumust = r
√
,
dimana bilathitung>ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-1, maka
soal tes tersebutvalid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas erat kaitannya dengan kepercayaan.Suatu tes dapat
dikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
dipercaya,konsisten atau stabil dan produktif. Uji reliabilitas dilakukan
akan digunakan sebagai alatpengumpul data. Jadi, yang dipentingkan
disini adalah ketelitiannya, sejauh manates atau alat tersebut dapat
dipercaya kebenarannya.Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scavia B.
Anderson (Arikunto, 2008:87) menyatakan bahwa
“persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting.
Dalam hal inivaliditas lebih penting dan reliabilitas ini perlu,
karena menyokongterbentuknya validitas.Sebuah tes mungkin
reliabel tetapi tidak valid.Sebaliknya, sebuah tes yang valid
biasanya reliabel”.
Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman
Brown.Adapun rumus Spearman Brown adalah:
⁄ ⁄
⁄ ⁄
(Arikunto, 2008:93)
Keterangan:
r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
Menurut Arikunto (1998:173), interpretasi besar atau kecilnya
Tabel 3.3
Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu
satu kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap
(Y).Kemudian dihitungterlebih dahulu dengan menggunakan rumus
Product Moment.Hasil korelasiantar skor dimasukkan kedalam rumus
Spearman Brown dan hasilnyadiinterpretasikan kedalam tabel koefisien
reliabititas.
c. Analisis Butir Soal
Taraf Kesukaran Soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab
soal.Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indekskesukaran, yang mana digunakan rumus:
∑
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N= Jumlah siswa seluruhnya
Menurut ketentuan, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagaiberikut:
- soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- soal dengan P = 0, 30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- soal dengan P = 0, 70 sampai 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antarasiswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh(berkemampuan rendah)
(Arikunto, 2008:211). Adapun rumus untuk mencaridaya beda adalah:
(Arikunto, 2008:213-214)
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Daya pembeda menunjukkan kualitas soal yang sudah divalidasi danmerupakan
bagian dari analisis butir soal. Dinyatakan Arikunto (2003:218)bahwa, “Butir
-butir soal yang baik adalah -butir--butir soal yang mempunyaiindeks diskriminasi
0,4 sampai 0,7”. Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Kategori
Negatif – 0.00
0.00 – 0.20
0.21 – 0.40
0.41 – 0.70
0.71 – 1.00
Tidak baik
Jelek (poor)
Cukup (satisfactory)
Baik (good)
Baik sekali (excellent)
Soal yang mempunyai nilai negatif, sebaiknya dibuang saja. (Arikunto,
3.8 Teknik Analisa Data
Data yang akan diolah adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh
dari tes kemampuan siswa. Berikut adalah pengolahan data yang akan dilakukan.
3.8.1. Tes Hasil Belajar
Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar dan kemampuan siswa.Skor tes ini berasal dari nilai pretest
dan posttest. Pengolahan data yang dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Pemberian Skor
Berikut adalah pedoman penskoran untuk pilihan ganda adalah :
Penskoran tanpa ada koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir
soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot
butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah
dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar.
Rumusnya sebagai berikut.
(dikti, 2011:1)
Keterangan :
B = banyaknya butir yang dijawab benar
b. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya.Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan
mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter
populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik (Sudjana,
2005:219).
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu
diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau
ditolak.Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima
atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis (Sudjana,
2005:219).
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas data.Pengujian normalitas data dilakukan untuk
mengetahui pengujian statistik mana yang tepat untuk digunakan. Jika
data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang
digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal maka uji
statistik non-parametrik yang digunakan
1) Uji Normalitas
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas data.Pada penelitian ini digunakan Chi Kuadrat untuk
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat
adalah sebagai berikut:
a) Hitung rata-rata untuk masing-masing kelas dengan rumus :
̅ ∑
(Sudjana, 2005:67)
Keterangan :
̅ = rata-rata
= jumlah semua harga x
= jumlah data
b) Hitung standar deviasi untuk masing-masing kelas dengan
rumus :
√∑ ̅
(Sudjana, 2005:93)
Keterangan :
s² = standard deviasi
̅ = rata-rata
= jumlah semua harga x
= jumlah siswa
c) Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil.
d) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan aturan Sturges, yaitu :
(Sudjana, 2005:47)
Keterangan :
K = banyak kelas
n = jumlah siswa
e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :
(Sudjana, 2005:47)
Keterangan :
p = panjang kelas interval
f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi
Kuadrat.
g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval.
Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5
sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah
dikurangi 0,5.
h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval
̅
(Ruseffendi,1998:294)
Keterangan :
Z = batas nyata
= batas atas kelas interval
= rata-rata
= simpangan baku untuk distribusi
i) Menentukan proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca
table z dari nilai z yang diperoleh.
j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk
dan jumlah siswa (n). (Ruseffendi, 1998:294)
k) Menentukan frekuensi ekspetasi (Fe) dengan cara mengurangi
fk yang ada diatasnya dengn fk yang berada tepat
dibawahnya. (Ruseffendi, 1998:294)
l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi Kuadrat
m) Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan
tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar
banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan
taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi
0,01 dipilih karena pada umumnya untuk
penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf
signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2006: 76)
Jika diperoleh χ2
hitung< χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu,
maka sampel berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi
normal maka kita gunakan uji statistik parametrik.Untuk
menggunakan uji statistik parametrik yang tepat untuk digunakan
diperlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.
2) Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kontrol
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Rumus yang digunakan
untuk menghitung homogenitas varians adalah sebagai berikut :
Setelah mendapatkan Fhitung, maka dibandingkan dengan Ftabel dengan
dk = n-1. Jika Fhitung< Ftabel, maka kedua sampel homogen.
Jika varians anatara kedua kelas homogen, berarti data gain kedua kelas
tersebut terdistribusi normal dan memiliki varians homogen, maka uji
parametrik yang bisa digunakan adalah uji t.
3) Uji t
Uji t dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam
penerimaan hipotesis penelitian. Terdapat dua rumus t-test yang
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen, diantaranya adalah separated varians :
̅ ̅ √
(Sudjana, 2005:239)
Akan tetapi, untuk bisa menghitung t dengan rumus Separated Varians,
diperlukan s2 yaitu dengan menggunakan rumus :
(Sudjana, 2005:239)
Keterangan :
t = Nilai t
̅ = Rata-rata nilai kelas eksperimen
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
s2 = Variansi
Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t
dengan taraf signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2.
Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pretest, jika jika
-ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan
pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji hipotesis
posttest, jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
c. Analisis Data Indeks Gain
Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya
akan digunakan sebagai berikut :
Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain
ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai G Interpretasi
G > 0.7 Tinggi
0.3 ≤ G ≤ 0.7 Sedang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi
multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.
2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan multimedia e-globe lebih
baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan
multimedia e-globe.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar anatara siswa yang menggunakan
multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan
multimedia e-globe
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperolah, maka beberapa saran
yang dapat ditemukan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan multimedia e-globe dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kels 6 semester
1 olehkarena itu, peneliti merekomendasikan kepada para guru kelas untuk
2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan multimedia
e-globe ini diharapkan dapat memperbaiki multimedia ini untuk
DAFTAR PUSTAKA
Agnew, P. W., Kellerman, A. S. & Meyer, M. J. (1996). Multimedia in the
classroom. Boston: Allyn and Bacon.
Ali, mohamad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003). Educational research: an introduction
(7th ed.). New York: Longman, Inc.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan membelajarkan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Herjanto, Budi. (2012). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi
Bencana Alam. Jurnal Kependidikan. ISSN : 2252-6390
Hurriyah, Nailatil. (2005). Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Pada
Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi untuk Siswa Kelas 5
SD Khadijah 1 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 10, No. 2 :
63-76
Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa.Skripsi Prodi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas
Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia
Munir. (2008). Krikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan
Page limited.
Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soenarto, Sunaryo. (2005). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif
matakuliah tata hidang. Inotek: Jurnal inovasi dan aplikasi
teknologi.Volume 9, Nomor 1, Februari 2005.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Surjono, Herman Dwi. (1995). Pengembangan computer assisted instruction
(CAI) untuk pembelajaran elektronika [Versi elektronik]. Jurnal
Kependidikan. No.2 (XXV): 95-106.
Sutopo, Ariesto Hadi . (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tan Seng Chee & Angela F. L. Wong (Eds.) (2003). Teaching and learning with
technology: An asia-pacific perspective. Singapore: Prentice Hall.
Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi
pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Mardika, N. 2008. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata
(http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf, diakses pada tanggal 5 Juli
2010).
Yessica, Gugus F., Wawan Setiawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran
Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Volume 2, Nomor 2,