• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2007 dan 2008 yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2007 dan 2008 yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Universitas "X" Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini memiliki judul Studi Deskriptif mengenai Explanatory Style pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran mengenai tipe explanatory style mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ kota Bandung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi sasaran dalam penelitian ini yaitu mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Purposive Sampling.

Alat ukur yang digunakan untuk menentukan Explanatory Style mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ Kota Bandung berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dari alat ukur yang dibuat oleh Seligman (1990). Validitas dilakukan secara Expert Validity kepada 2 (dua) orang ahli.

Sebagian besar responden mahasiswa angkatan 2007/2008 yang sedang menyelesaikan skripsi, memiliki kecenderungna untuk memiliki Explanatory style yang pesimistik. Peneliti menemukan bahwa faktor modelling dari orang tua, kritik yang diterima dari orang dewasa lain, dan kejadian traumatik yang dialami sebagai faktor yang dapat membentuk Explanatory style pada para responden. Peneliti menyarankan kepada pihak fakultas psikologi Universitas “X” untuk dapat meningkatkan dimensi dimensi explanatory style dengan derajat yang redah, yaitu permanence bad dan pervassivenes bad.

(2)

Abstract

This study is entitled “The descriptive study of explanatory style among the 2007/2008 student on Psychology Faculty at “X” university, Bandung. The purpose of this study was to obtain the types of explanatory style on students of the Faculty of Psychology of 2007 and 2008 who are completing thesis at the University 'X' Bandung. The design used in this research is descriptive method. Target population in this study are students of the faculty of Psychology of 2007 and 2008 who are completing thesis at the University 'X' Bandung. The sampling technique is purposive sampling.

Measuring instruments used to determine the Explanatory Style Psychology Faculty student class of 2007 and 2008 who are completing thesis at the University 'X' Bandung questionnaire. The questionnaire used is a questionnaire which is modified by researchers from the measuring instrument made by Seligman (1990). Validity testing is done with expert Validity to 2 (two) experts.

Most respondents generation students who are completing thesis 2007/2008, has tendency to have a pessimistic explanatory style. Researchers found that factors modeling from parents, the criticism received from other adult, and traumatic events as a factor that can make up an explanatory style on the respondents. Researchers suggest to University psychology faculty "X" to be able to increase the dimensions of the dimensions of explanatory style with a degree of tranquility, namely permanence pervasiveness bad and bad.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PENYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1.5 Kerangka Pikir ... 12

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Explanatory Style ... 21

2.1.1 Pengertian Explanatory Style ... 21

2.1.2 Dimensi-dimensi Explanatory Style ... 22

2.1.3 Faktor-faktor Explanatory Style ... 24

2.1.4 Keuntungan dari Optimistic Explanatory Style ... 25

2.2 Dewasa Awal ... 26

2.2.1 Pengertian Dewasa Awal ... 26

2.2.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 28

3.2 Prosedur Penelitian ... 28

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ... 29

3.3.1 Variabel Penelitian ... 29

3.3.2 Definisi Operasional ... 29

3.4 Alat Ukur ... 30

3.4.1 Alat Ukur Explanatory Style ... 30

3.4.1.1 Sistem Penilaian Alat Ukur ... 32

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 33

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 33

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur ... 33

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 33

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 34

(5)

xii

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 34

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Demografis Responden ... 36

4.1.1 Gambaran Sampel Berdasarkan IPK Terakhir ... 36

4.2 Hasil Penelitian ... 36

4.2.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Explanatory Style Yang Dimiliki Oleh Responden ... 36

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Dimensi Dengan Explanatory Style ... 37

4.3 Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

5.2.1 Saran Teoritis ... 48

5.2.2 Saran Praktis ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 31

Tabel 3.2 Validitas Alat Ukur ... 33

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan IPK Terakhir ... 36

Tabel 4.2 Explanatory Style Responden ... 36

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Antara Dimensi Permanence Dengan Explanatory Style ... 37

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Dimensi Pervasiveness Dengan Explanatory Style ... 38

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan pendidikan tinggi, terdiri atas pendidikan akademik yang memiliki fokus penguasaan ilmu pengetahuan dan pendidikan vokasi yang menitik beratkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahlian para lulusannya. Institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan, berupa Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, Akademi dan Akademi Komunitas (http://dikti.go.id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/). Pendidikan tinggi merupakan tahapan yang penting dalam mempersiapkan individu untuk memasuki dunia kerja. Melalui kompetensi dan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan tinggi, para mahasiswa dipersiapkan untuk memiliki daya saing dalam dunia kerja setelah lulus.

(10)

besar dalam mempersiapkan mahasiswa untuk berkompeten dalam bidang kajian yang spesifik, sehingga para mahasiswa memiliki kompetensi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan setelah lulus.

Universitas “X” ini adalah salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, yang

menjadi salah satu perguruan tinggi tujuan utama bagi para calon mahasiswa. Universitas “X” memiliki visi untuk menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan

berdaya cipta serta mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni abad ke-21 berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Dalam perkembangannya Universitas “X” menjadi salah satu Universitas unggulan,

yang banyak menarik minat para mahasiswa untuk kuliah di lingkungan di Universitas “X”. Saat ini Universitas “X” memiliki 18 fakultas S1, yaitu, Pendidikan

Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Psikologi, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri, Sistem Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi Bisnis, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Sastra China, Seni Rupa Murni, Desain Interior, dan Desain Komunikasi Visual. (https://www.”X”.edu/visi -misi-nilai/?lang=id).

(11)

3 skripsi. Jika mahasiswa tersebut terlambat mengambil atau tidak lulus pada salah satu prasyarat tersebut maka mahasiswa akan tertunda untuk menyelesaikan masa akhir studinya.

Fakultas psikologi menginginkan para mahasiswanya untuk lulus tepat waktu seperti yang tertuang dalam surat keputusan Dekan Fakultas Psikologi Universitas “X” bandung, No. 0520/SK/FP-UKM/VIII/2014 tentang ‘Batas waktu penyelesaian

studi pada program sarjana S1 Fakultas Psikologi. Surat keputusan tersebut mengacu pada Undang-undang No. 2 tahun 1990, tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah No. 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi yang mempersyaratkan 7 tahun masa studi mahasiswa. Mahasiswa Psikologi angkatan 2007 dan 2008 sudah melewati batas studi, sekarang pihak Fakultas memberikan tambahan waktu selama 4 semester untuk menyelesaikan studinya dimulai dari Agustus 2014 (terhitung semester ganjil 2014/2015). Artinya mahasiswa 2007 dan 2008 memiliki batas waktu untuk menyelesaikan studi mereka, mahasiswa diharuskan sudah memasukan draft skripsi pada akhir semester tersebut dan sudah menyelesaikan seluruh mata kuliah di S1. Dengan demikian, para mahaswa tingkat akhir memiliki batasan yang harus dipenuhi. Jika tidak, maka mereka dapat menerima sanksi akademik dari Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Sanksi Akademis ini, diberikan oleh fakultas dalam bentuk komitmen para mahasiswa untuk mengundurkan diri atau putus studi sebagai mahasiswaFakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Seluruh mahasiswa angkatan 2007 dan 2008

(12)

diharapkan dapat memberikan kesempatan dan memfasilitasi aktivitas skripsi para mahasiswa tingkat akhir, sehingga mereka dapat mencapai tahap penyelesaian skripsi mereka, sesuai dengan tuntutan dari fakultas.

Pada faktanya, ada cukup banyak mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah skripsi. Berdasarkan data yang didapat dari Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ pada bulan Januari 2015, terdapat 28 mahasiswa angkatan 2007 mengontrak

skripsi dan 43 mahasiswa angkatan 2008 yang sedang mengontrak skripsi. Mahasiswa tersebut tercatat aktif dan melakukan perwalian pada tahun ajaran 2015/2016. Total keseluruhan mahasiswa yang terkena batas waktu penyelesaian studi angkatan 2007 dan 2008 adalah 71 mahasiswa, mereka yang sudah membuat perjanjian untuk menyerahkan draf Skripsi pada akir semester.

Sepanjang proses penyelesaian skripsi, peneliti menemukan, bahwa para mahasiswa dapat menanggapi tugas-tugas yang harus mereka laksanakan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Secara umum, ada para mahasiswa yang mengggap penyelesaian skripsi sebagai hal yang menyusahkan dan membuat mereka merasa terganggu. Namun, disisi lain, para mahasiswa ada yang tetap tenang, bahkan cenderung santai dalam melihat batas akhir pengumpulan skripsi yang sudah diumumkan oleh fakultas. Hal ini menggambarkan, dalam proses menyelesaikan skripsi, mahasiswa dapat memiliki cara pandang yang berbeda-beda tergantung dari pemaknaan masing-masing mahasiswa.

Menurut Seligman (1990) pemaknaan dalam menghayati situasi yang terjadi pada lingkungan individu disebut sebagai explanatory style. Pentingnya explanatory style bagi mahasiswa yang terkena batas waktu penyelesaian studi yaitu untuk

(13)

5 positif dalam menghadapi kesulitan dan hambatan ketika mengerjakan usulan penelitian dan skripsinya baik dalam situasi bad event dan good event.Pessimistic explanatory style mahasiswa yang berpikir negatif dalam menghadapi situasi baik

dan buruk ketika mengerjakan skripsinya.

Peneliti mewancarai 3 orang dosen pembimbing, untuk melihat apakah dosen pembimbing melihat adanya perbedaan dari reaksi dari para mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 setelah kebijakan tersebut diumumkan. Menurut para dosen, mereka dapat melihat bahwa cukup banyak mahasiwa yang menjadi lebih aktif untuk membuat janji bimbingan dan menyerahkan hasil bimbingan yang sudah mereka kerjakan. Para mahasiswa tersebut terlihat lebih termotivasi, bersemangat dan lebih aktif dari sebelumnya. Dengan demikian, para dosen merasa lebih nyaman dalam melakukan kegiatan bimbingan. Namun disisi lain, tetap ada mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 yang masih tetap menunda atau jarang untuk bimbingan, yang biasanya didasari oleh adanya ketakutan dalam diri mahasiswa mengenai hasil perbaikan yang sudah mereka lakukan. Menurut para dosen pembimbing tidak sedikit mahasiswa yang masih menganggap proses bimbingan yang harus dijalani sebagai beban bagi diri mereka, yang membuat mereka merasa takut, khawatir, atau segan bertemu dengan dosen untuk melakukan kegiatan bimbingan.

Mahasiswa Psikologi angkatan 2007 dan 2008 di Universitas “X” di

(14)

tidak dapat menyelesaikan skripsi dan mengalami drop out. Sebaliknya, yaitu para mahasiswa yang justru menaggapi kebijakan ini dengan lebih semangat untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Menurut mereka, waktu yang telah diberikan tetap cukup realistis untuk dapat digunakan dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini, menggambarkan adanya perbedaan dalam cara pandang mahasiswa terdahap situasi yang dialami. Secara umum, dari kebijakan yang diterapkan oleh Fakultas dapat memunculkan baik pemaknaan positif maupun negatif terhadap situasi yang terjadi, dalam hal ini menyangkut situasi penyelesaian skripsi yang harus dijalani.

(15)

7 yang berbeda dari para mahasiswa terhadap proses menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang dipublikasikan dalam bentuk Jurnal, Pemaknaan yang dimiliki oleh para mahasiswa dalam bentuk explanatory style, dapat memunculkan berbagai akibat bagi para responden yang

diteliti. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setterrfield et.al (1997), mengungkapkan bahwa explanatory style yang cenderung positif akan mencorong individu untuk dapat memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi, baik dalam bangku kuliah maupun perguruan tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Farina (2015), mengungkapkan bahwa dengan adanya optimisme, maka para mahashswa akan mengalami penurunan ketegangan, dan meningkatkan kemungkinan dari para mahasiswa untuk dapat memberikan hasil unjuk kerja yang lebih baik. Dengan demikian, maka para mahasiswa seharusnya akan memiliki hasil belajar yang lebih baik, termasuk dalam mengerjakan kegiatan skripsi dan bimbingan di lingkungan perguruan tinggi. Secara umum, Explanatory Style dengan derajat yang tinggi, akan memunculkan kecenderungan yang lebih baik dalam menghindari gangguan stress dan depresi, dapat lebih mampu mencapai tujuan dan bakat yang mereka miliki, dan akan memiliki kesehatan yang lebih baik (Seligman, 1990). Untuk itu, explsnstory style yang optimis, seharusnya menajdi sebuah hal yang dimiliki oleh para

mahasiswa.

(16)

mahasiswa psikologi angkatan 2007 dan 2008 di universitas “X” di Bandung. Dari

hasil wawancara peneliti mendapatan situasi-situasi baik dan buruk bagi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya, yaitu sulit mendapatkan waktu bimbingan, malas mengerjakan skripsi, sulit memahami teori, sample sulit didapatkan, mengalami sakit, komputer atau laptop rusak, buku sulit didapatkan. Dari situsai tersebut mahasiswa memiliki pemaknaan yang berbeda-beda terhadap situasi baik maupun buruk yang terjadi.

Dari sepuluh orang mahasiswa, maka Enam mahasiswa (60%) memandang bahwa ketika dihadapkan pada suatu situasi baik dan buruk, mereka memandang situsi tersebut dengan positif, dan dalam menghadapi masalah baik kesulitan-kesulitan dalam hidup mereka akan menyelesaikannya dengan pemikiran yang optimis. Mereka memandang jika segala hal dipandang dengan positif dan optimis maka akan menghasilkan hal yang baik pula, karena jika mereka memandang segala situasi dengan positif mereka akan menjalankan kehidupan mereka dengan hasil yang baik dan memotivasi mereka dalam bekerja keras untuk menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya 4 mahasiswa (40%) memiliki kecenderungan untuk memandang suatu situasi dengan negatif dan pesimis, memandang segala situasi baik kejadian-kejadian yang mereka alami dalam hidup adalah hal terjadi karena kesalahan mereka. Berpikir bahwa diri mereka tidak mampu maka mereka memandang kejadian tersebut dengan negatif, mereka merasa pesimis dan menjalani hidup mereka dengan hanya menjalaninya saja dan selalu merasa hal baik terjadi karena keberuntungan mereka saja.

(17)

9 Permanence, Pervasiveness, dan Personalization. Dimensi pertama, adalah

Permanence, yang menggambarkan kecenderungan individual daripara responden mahasiswa tingkat akhir terhadap dimensi waktu dari situasi yang terjadi. Dari hasil wawancara dengan 10 orang mahasiswa, sebagian (50%/5 orang) mengungkapkan bahwa mereka menghayati bahwa situasi yang muncul sebagai dampak pembatasan masa studi mereka merupakan hal yang hanya sementara, semetara sebagian lainnya (50%) merasa bahwa keputusan tersebut merupakan hal yang dapat berdampak permanen dalam kegiatan kuliah mereka. Hal ini, menggamabarkan para mahasiswa tingkat akhir juga memiliki kecenderungan untuk dapat menilai dimensi waktu dari kejadian baik dan buruk secara beragam.

Dimensi kedua, adalah Pervasiveness, dimana kejadian dianggap berpengaruh secara luas, atau hanya pada bidang kehidupan spesifik dalam diri individu. Peneliti menemukan, bahwa sebagian besar (7 dari 10 orang /70%) menghayati bahwa pembatasan masa studi yang dilakukan memiliki dampak yang luas pada kehidupan mereka, dimana mereka harus lebih mampu dalam mengatur waktu, aktivitas, dan kegiatan mereka, dan berfokus lebih besar pada sasaran akhir mereka, yaitu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Namun, 3 dari 10 orang (30%), mengungkapkan bahwa mereka tidak terlalu kuatir, karena keputusan tersebut tidak terlalu berdampak pada diri mereka, karena mereka masih dapat mengatur waktu untuk dapat mencapai penyelesaian skripsi tepat waktu.

(18)

memiliki pengaruh yang lebih besar, daripada factor di luar diri. Sebaliknya, sebanyak 4 dari 10 orang (40%) mengungkapkan bahwa factor luar, seperti dosen, atau situasi ketika bimbingan lebih berpengaruh pada penyelesaian skripsi mereka. Mereka tidak terlalu menganggap diri mereka memegang peranan dalam menentukan keberhasilan pencapaian penyelesaian skripsi,lebih dari factor eksternal seperti perlakuan dosen, sampel, atau kerjasama dengan pihak sampel untuk mengambil data.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menemukan adanya berbagai variasi yang muncul sebagai cara pandangan individu dalam memandang masalah yang terjadi dalam proses bimbingan akan menunjukan perbedaan explanatory style yang dimiliki mahasiswa dalam menjalani proses menyelesaikan Skripsi. Hal itu yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana Explanatory Style pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan skripsi di Universitas ‘X’ kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

(19)

11 1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Mengetahui tipe Explanatory Style pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ kota

Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaranExplanatory Style beserta dimensi-dimensinya yaitu;permanence, pervasiveness, dan personalization mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi bagi disiplin ilmu psikologi, terutama yang berkaitan dengan Explanatory Style mahasiwa fakultas psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas ‘X’ kota Bandung.

2. Memberi informasi kepada penelitian selanjutnya tentang Explanatory Style dan mendorong perkembangan penelitian lainnya yang berhubungan dengan topik tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(20)

2. Sebagai informasi untuk bahan pertimbangan bagi pihak Kaprodi S1 dan dosen wali dalam memberikan konseling bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan Skripsi dalam rangka mengembangkan Optimistic Explanatory style

1.5 Kerangka Pikir

Para mahasiswa tingkat akhir yang diteliti, memiliki tahapan perkembangan masa dewasa awal, yang memuat merkea memiliki berbagai tuntutan yang harus dipenuhi sebagai seorang mahasiswa. Dalam usia dewasa awal, maka salah satu tuntutan yang dialami oleh mahasiswa adalah menyelesaikan masa studi mereka, dan dapat mulai bekerja dan menjadi anggota masyarakat yang produktif (Papalia, et al, 2012). Dengan demikian, para mahasiwa semester akhir, akan menghayati bahwa penyelesaian kegiatan studi, dan masuk dalam kegiatan kerjas sebagai hal yang menjadi prioritas dalam tahapan perkembangan mereka.

Namun, para mahasiswa, secara akademik telah mengalami keterlambatan dalam penyelesaikan skripsi, sehingga mereka mendapatkan pembatasan penyelesaian skripsi dari fakultas. Hal ini membuat mereka harus segera menyelesaikan masa studi mereka, dengan giat melakukan kegiatan bimbingan dan perbaikan skripsi. Dalam waktu yang terbatas ini, berbagai situasi dapat terjadi dan mempengaruhi aktivitas para mahasiswa angkatan 2007 dan 2008, baik hal-hal yang baik dan dapat mendorong penyelesaian skripsi mereka, maupun yang dapat menghambatnya. Secara umum, para mahasiswa akan memiliki cara pandang untuk melihat situasi baik maupun buruk yang terjadi, dalam bentuk explanatory style.

Explanatory style adalah cara pandang atau penghayatan seseorang dalam

(21)

13 menentukan explanatory style mahasiswa yang terkena batas waktu penyelesaian studi, perlu di telusuri melalui dimensi-dimensi yang ada, yaitu permanence, pervasiveness dan personalization (Seligman, 1995:52-63)untuk menjelaskan bad

event dan good event.

Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dapat memandang suatu bad event atau good event dalam penyelesaian skripsinya. Cara pandang terhadap situasi

penyelesaian skripsi adalah explanatory style, dalam proses menyelesaikan skripsi, bagaimana kecenderungan mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ ini dalam memandang suatu situasi, optimistic explanatory style atau pesimistic explanatory style. Bagaimana mahasiswa menjelaskan keadaan tersebut sebagai Explanatory

style. Menurut Seligman (1990) mengungkapkan bahwa explanatory style adalah

sikap atau gaya dalam kebiasaan seseorang ketika menjelaskan pada diri sendiri mengapa suatu peristiwa (bad/good event) terjadi, bisa berupa positif dan negatif yang menghasilkan optimistic explanatory style dan pesimistic explanatory style.

Kebiasaan mahasiswa menilai atau memandang suatu situasi baik atau buruk dalam penyelesaian skripsinya, dalam aktivitasnya sehari-hari yang dilakukan dalam lingkungan kampus terutama dalam kegiatana bimbingan, para mahasiswa angkatan 2007 dan 2008, akan melakukan proses penilaian, dalam bentuk usaha untuk menjelaskan berbagai kejadian yang ada dalam lingkungannya, dalam bentuk sikap yang pesimistic, maupun optimsistic, yang dapat dilihat baik dalam situasi baik dan situasi buruk. Menurut Seligman (1990) explanatory style dibentuk oleh tiga dimensi, yaitu lama (permanence), seberapa luas dampaknya (pervassiveness), dan penyebab munculnya situasi tersebut (personalization).

(22)

2007 dan 2008 akan cenderung memandang suatu situasi apakah berupa bad/good event, misalnya pada dimensi permanence mahasiswa yang memandang situasi

dalam menyelesaikan skripsinya atau dalam proses bimbingan ketika dosen sulit ditemui akan cenderung positif memandang bahwa hal tersebut bersifat sementara (PmG-temporer), bahwa dosen hanya akan sulit ditemui ketika hari itu saja kedapannya pasti mudah ditemui. Sedangkan pada permanence yang menetap (PmB-permanence) akan cenderung memandang negatif yaitu beranggapan bahwa dosen

sulit ditemui akan berlangsung lama, kedepannya dosen pasti akan sulit ditemui sehingga akan menghambat proses penyelesaian skripsi mereka.

Pada dimensi pervasiveness adalah tentang ruang lingkup bagaimana individu akan menjelaskan suatu situasi adalah bad/good event apakah secara universal atau specific. Misalnya ketika mahasiswa ditempatkan dalam suatu situasi dimana ketika

(23)

15 Pada dimensi terakhir yaitu personalization mengenai siapa yang menjadi penyebab suatu keadaan, apakah internal (diri sendiri) atau external (diluar dirinya/orang lain). Mahasiswa pada dimensi ini akan memandang suatu situasi apakah bad/good event apakah bersifat intenal atau ekternal. Misalnya pada mahasiswa yang dihadapkan pada suatu situasi dimana dosen memberikan banyak kritikan atau masukan untuk skripsinya, mahasiswa yang memandang hal tersebut negatif akan merasa bahwa kareana dirinya lah yang tidak mampu mengerjakan skripsinya, merasa bodoh tidak mengerti apa yang dosen sarankan sehingga pengerjaan skripsinya akan sangat terhambat (PsB-internal). Mahasiswa yang memandang situasi dimana mendapatkan banyak kritikan dan saran/masukan untuk skripsinya secara positif, mahasiswa tersebut akan berpikir bahwa masukan dan kritikan dari dosennya adalah hal yang baik sehingga jika skripsinya atau ketika sidang lancar dan mendapat nilai yang baik itu adalah hasil dari masukan dan kritikan dari dosen pembimbing yang banyak membantunya dalam penyelesaian skripsi (PsB-eksternal).

Mahasiswa yang memiliki optimistic explanatory style akan memandang masalah-masalah yang terjadi dalam proses bimbingan sebagai berlangsung hanya sementara tidak akan berpengaruh pada keseluruhan studinya dan tidak terjadi karena kesalahan-kesalahan yang di lakukan. Sebaliknya mahasiswa merasa bahwa kejadian baik yang terjadi dalam proses bimbingan sebagai hal yang menetap berdampak positif bagi seluruh aspek kehidupannya dan terjadi karena hasil kerja dan kemampuannya sendiri. Disisi lain para mahasiswa dengan pessimistic explanatory style akan memandang masalah yang terjadi pada saat proses bimbingan sebagai hal

(24)

hanya dianggap sebagai hal yang bersifat sementara tiddak berdampak besar dan muncul segai akibat faktor-faktor external sebaigai keberuntungan atau suasana hati dosen yang baik.

Berbagai hasil yang didapat diatas menggambarkan adanya variasi-variasi yang dimiliki oleh mahasiswa dalam memaknakan dimensi permanence, pervasivness, dan personalization, seperti yang diungkapkan oleh Seligman (1990).

Artinya para mahasiswa memiliki variasi dalam memaknakan dimensi waktu besar, seberapa luas dampak kejadian yang dialami bagi dirinya, dan siapa penyebab sehingga kejadian tersebut dapat terjadi. Hal ini menggambarkan adanya variasi/perbedaan individual dari mahasiswa yang terkena batas waktu dalam memandang situasi yang mereka alami dan proses bimbingan yang harus dilakukan.

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki optimistic explanatory style, cenderung memandang penyebab dari bad event yang terjadi

dalam hidupnya adalah sebagai suatu yang bersifat temporer, spesifik, dan eksternal. Good event adalah sebagai suatu yang bersifat permanen, universal, dan internal.

Sebaliknya mahasiswa yang memiliki pessimistic explanatory style akan cenderung memandang bad event sebagai hal yang permanen, universal, internal. Good event sebagai hal yang temporer, spesifik, dan eksternal.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi Explanatory style pada mahasiswa yang terkena batas waktu penyelesaian studi angkatan 2007 dan 2008 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, yaitu Mother’s Explanatory style, adult’s

criticism, dan children’s life crises. Mother’s explanatoty style adalah mahasiswa yang memiliki figure pengasuh utama (terutama ibu) yang optimistic explanatory style maka ketika menemukan hambatan dalam menyusun skripsi akan terbisa

(25)

17 yang terbaik untuk mencapai tujuannya, sementara untuk mahasiswa yang memiliki figure pengasuh utama (terutama ibu) yang memiliki kecenderungan berpikir negatif dan pesimistic ketika menemukan kesulitan atau hambatan yang dirasa tidak sanggup untuk mengusahakannya misalnya dalam kondisi terkena batas waktu studi mahasiswa yang pesimistic akan merasa tidak mampu untuk menyelesaikan skripsinya tanpa berusaha terlebih dahulu.

Faktor lainnya yaitu Adult’s Criticism, yang merupakan pengaruh dari adanya masukan atau kritik dari pihak pengasuh, seperti orang tua kepada diri para responden. Mahasiswa yang banyak menerima kritikan yang cenderung negative dari orangtuanya/orang dewasa yang signifikan dan mempercayai keritikan tersebut akan memandang dirinya merasa tidak mampu dan tidak bisa melakukan apa-apa dan merasa tidak memiliki kemampuan ketika dihadapkan pada hambatan saat menjalani proses bimbingan. Hal ini akan membuat mereka memiliki kecenderungan untuk memiliki padangan yang pesimistic dalam proses menyelesaikan tugas akhirnya. Sementara mahasiswa yang jarang mengalami kritikan dari orang tua atau orang dewasa yang signifikan akan cenderung optimistic dalam memandang peristiwa yang terjadi dalam proses bimbingan, merasa mampu dan yakin dirinya dapat menyelesaikan skripsi.

Faktor terakhir yang mempengaruhi Explanatory style yaitu Children’s Life Crises, mengenai kenyataan hidup dari rasa kehilangan, jika mereka dapat

(26)

peristiwa yang signifikan yang pengaruhnya besar pada dirinya dan akan mempengaruhi ketika mahasiswa tersebut dewasa. Bagaimana cara berpikir dalam menghadapi masalah dan peristiwa yang terjadi dalam proses bimbingan dan penyelesaian tugas akhirnya, akan cenderung menjadi individu yang pesimistic merasa tidak berdaya dan tidak mampu menghadapi hambatan atau masalah yang terjadi pada proses bimbingan atau penyelesaian skripsi. Sedangkan mahasiswa yang tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya atau mengalami trauma ketika remaja, cenderung akan lebih optimistic dan lebih berusaha ketika dihadapkan pada peristiwa atau masalah dan hambatan pada proses penyelesaian tugas akhirnya.

Dari uraian diatas maka dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki optimistic explanatory style akan cenderung akan memandang situasi buruk pada saat

(27)

19 Kerangka pemikiran diatas dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Faktor yang memengaruhi:

- Mother’s Explanatory style - Adult’s Criticism,

- dan Children’s Life Crises.

(28)

1.6 Asumsi Penelitian

1. Dalam menghadapi berbagai situasi mahasiswa psikologi angkatan 2007 dan 2008 sedang menyelesaikan skripsi, memiliki cara pandang yang bervariasi (explanatory style) dalam memandang situasi bad dan good pada saat penyelesaian skripsi.

2. Explanatory style mahasiswa psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan skripsi,dibentuk oleh 3 dimensi yaitu permanence, pervasiveness, dan personalization.

3. Explanatory style mahsiswa psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sedang menyelesaikan skripsi, dipengaruhi oleh Mother’s Explanatory style, adult’s criticism, dan children’s life crises

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diungkapkan pada Bab sebelumnya,

maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden mahasiswa angkatan 2007/2008 yang sedang

menyelesaikan skripsi, memiliki kecenderungan pesimistic explanatory style.

2. Sebagian besar responden mahasiswa angkatan 2007/2008 yang diteliti, akan menganggap bahwa situasi buruk yang terjadi dalam kegiatan bimbingan skripsi

dan pengerjaan skripsi sebagai hal yang akan berjalan lama, berdampak buruk

dalam berbagai aspek kehidupannya, dan muncul sebagai kesalahan yang

dilakukan oleh dirinya sendiri.

3. Responden angkatan 2007/2008 yang diteliti akan menganggap situasi baik yang dialami sebagai hal yang berjalan sementara, tidak berdampak positif pada aspek

kehidupan lain, dan terjadi karena faktor eksternal.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mendapatkan responden sebanyak 29 mahasiswa Psikologi angkatan 2007 dan 2008. Untuk itu, peneliti menyarankan

pada peneliti selanjutnya untuk dapat mengambil sampel dengna jumlah yang

lebih besar, untuk dapat meningkatkan kemampuan generalisasi dari hasil

(30)

2. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan proses validasi terhadap item-item yang telah dibuat oleh peneliti, dan dapat melakukan

proses modifikasi, sesuai dengan kelompok sampel yang dimiliki, untuk dapat

menghasilkan alat ukur yang lebih baik, dalam mengukur variabel explanatory

style dalam penelitian selanjutya.

5.2.2 Saran Praktis

1. Peneliti menyarankan kepada pihak Fakultas Psikologi yaitu Kaprodi S1 Universitas “X” di Bandung untuk dapat meningkatkan dimensi dimensi

explanatory style dengan derajat yang redah, yaitu permanence bad dan

pervassiveness bad. Dengan demikian, para responden mahasiswa angkatan 2007

dan 2008 masih memiliki kecenderungan untuk menganggap situasi buruk yang

dialami dalam mengerjakan skripsi sebagai hal yang menetap, dan berdampak

buruk bagi aspek-aspek kehidupan yang lain. Dengan demikian, pihak fakultas

terutama pada dosen pembimbing skripsi agar dapat memberikan saran dan

masukan, untuk menyelesaikan permasalahan mahasiswa angkatan berikutnya.

2. Dosen pembimbing skripsi dapat mendorong para mahasiswa untuk dapat

membatasi dampak dari situasi dalam kegiatan menyelesaikan skripsi yang

dianggap buruk, sehingga tidak memunculkan masalah dalam bidang kehidupan

yang lain. Dengan demikian, para responden dapat membatasi dampak dari

tekanan dan stress yang terjadi dalam kegiatan pengerjaan skripsi hanya dalam

bidang kehidupan yang spesifik, dan tidak mengganggu situasi-situasi lain dalam

kehidupannya.

(31)

50

mahasiswa angkatan selanjutnya mengenai dampak dan resiko yang dihadapi

ketika penyelesaian skripsi, sehingga mereka dapat mempertahankan dimensi

yang baik saat ini yaitu personalization bad dan good. Peneliti menemukan,

bahwa responden sudah dapat menilai dirinya secara akurat dalam situasi yang

diteliti, dimana mereka menilai hal buruk terjadi karena fackor eksternal, dan

situasi baik karna faktor internal. Dengan memiliki cara pandang yang baik atau

optimis tentang diri sendiri, dapat menjadi potensi bagi para mahasiswa untuk

memiliki explanatory style yang lebih optimis dikemudian hari. Sehingga

memunculkan rasa tanggung jawab dan keinginan untuk cepat menyelesaikan

studi mereka dengan baik, sehingga dapat menyelesaikan studi mereka dengan

(32)

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2007

DAN 2008 YANG SEDANG MENYELESAIKAN SKRIPSI

DI UNIVERSITAS “X” BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Disusun oleh:

GHESTIA NOORINA MAHARANI 0730087

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(33)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ghestia Noorina Maharani

NRP : 0730087 Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya.

Demikianlah pernyataan ini saya buat.

Bandung, Oktober 2016

(34)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ghestia Noorina Maharani NRP : 0730087

Fakultas : Psikologi

Dengan ini, saya menyatakan bahwa,

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non -Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul “STUDI

DESKRIPTIF MENGENAI EXPLANATORY STYLE MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2007 DAN 2008 YANG SEDANG MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS “X” BANDUNG”.

2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

(35)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memperkenankan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini dibuat

sebagai syarat untuk menempuh mata kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha.

Pada penulisan penelitian ini penulis merasakan masih banyak kekurangan

yang dialami baik dalam pembuatan maupun pada penulisan kata-kata yang ada. Penulis merasa masih harus banyak belajar dan berlatih agar nantinya dapat

menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi.

Selama pengerjaan penelitian ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR. Irene.P. Edwina M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Ellen Theresia, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang memberikan kesempatan, meluangkan waktunya, sabar, dan memberikan dukungan serta arahan kepada penulis agar penelitian ini dapat terselesaikan. 3. Cindy Maria, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing pendamping yang

memberikan kesempatan, meluangkan waktunya, sabar, dan memberikan dukungan serta arahan kepada penulis agar penelitian ini dapat terselesaikan. 4. Dra. Sianiwati S. Hidayat, M.Si., Psikolog, selaku Dosen koordinator mata

kuliah Skripsi dan Tim Dosen Mata Kuliah Skripsi

(36)

6. Kedua orangtua penulis Dedi Budiarto dan Neni Noeraeni yang selalu sabar dan memberikan dukungan, semangat terbesar bagi penulis, serta tidak bosan selalu mendo’akan penulis.

7. Essa Youlina Agnesty dan Bryan Philip Big’gianto, adik-adik penulis yang selalu memberikan tawa saat penulis dalam kesulitan.

8. Agung Wibawa Anugrah Pratama., S.Psi. yang selalu memberikan dukungan, semangat dan do’anya kepada penulis.

9. Untuk teman-teman tersayang Ayudia Anindiaty., S.Psi, Astrini Nuzuliyanti, Frisca Nugra, Ganis Ariessaputri., S.Psi, Farah Muthia Bratakusumah, Okverya Elni Elvita., S.Psi, yang selalu mendoakan, mendukung dan selalu memberikan semangat yang berlimpah pada penulis.

10. Arini Wijaya Puteri sahabat terbaik yang selalu menjadi teman seperjuangan dikala senang dan susah selalu menjadi inspirasi dan semangat bagi penulis disaat mendapat kesulitan.

11. Fani Fitriani, Eggy Fitra Priesna., S. Sn, dan Windy Meilia Ramadhani., S.Psi, yang sangat membantu dan menyemangati peneliti dalam berbagai hal. Dan xahabat-sahabat yang tidak bisa disebut satu persatu untuk selalu mendukung dan memberikan semangat pada penulis.

12. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Psikologi Universits Kristen Maranatha.

13. Teman-teman Psikologi angkatan 2007 dan 2008 yang sudah membantu dan perpartisipasi peneliti untuk pengambilan data.

(37)

ix

Akhir kata, semoga tugas akhir mata kuliah Skripsi ini dapat berguna bagi

semua pihak yang membaca. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam

pembuatan Skripsi ini, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran dari

pembaca.

Bandung, Oktober 2016

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. (2002). Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Fakultas Psikologi, Edisi Revisi Juni 2015. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Graziano, Anthony M. (2004). Research Method: A Process Inquiry 5th Edition. London: Pearson.

Gulo, W. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Kumar, Ranjit. (1996). Research Metodology. London: SAGE Publications Ltd. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Saifuddin, Azwar. Reliabilitas dan Validitas, Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Santrock, John W. (2006). Human Development. New York: McGraw-Hill. Co. Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Seligman, Martin E.P. (2006). Learned Optimism: How To Change Your Mind and

Your Life. New York: Pocket Books.

(39)

DAFTAR RUJUKAN

Hendra. (2002). Explanatory Style pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultsa Psikologi Universitas “X” Bandung. Skripsi. http://dikti.go.id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/. Yang diakses pada tanggal 20

Oktober 2015.

http://dikti.go.id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/. Yang diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.

http://kbbi.web.id/mahasiswa. Yang diakses pada tanggal 20 Oktober 2015. http://www.jawapos.com/baca/artikel/5789/Kuliah-S-1-Maksimal-Lima-Tahun.

Yang diakses pada tanggal 25 Juli 2015.

https://www.”X”.edu/visi-misi-nilai/?lang=id. Yang diakses pada tanggal 20 Oktober

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur  ..................................................................
Gambar 3.1
Tabel Tabulasi silang  ...............................................................
figure pengasuh utama (terutama ibu) yang memiliki kecenderungan berpikir negatif
+2

Referensi

Dokumen terkait

Barang yang dibutuhkan. 3.) Fungsi promosi adalah pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru. dari produsen kepada

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, peneliti mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang

Keterkaitan antara kebudayaan dan pembangunan pariwisata sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat jawa pada kususnya, keinginan bersentuhan dengan alam

pH optimum pada besi(II) sulfat yang dapat mengkoagulasi logam kromium paling efektif ialah 9 dengan memberikan efektivitas koagulasi 97,46% 3. Dosis koagulan besi(II) sulfat

Berdasarkan hasil pretest yang ditunjukan pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nilai pretest yang diperoleh siswa RI adalah nilai tertinggi yaitu 67 dan

Teks Menu pakai Calibri, Bold 14 point 3.

JUDUL TUGAS AKHIR : DAMPAK PEMBANGUAN PUSAT PERDAGANGAN JODOH DI KOTA BAT AM TERHADAP KONDISI SO SIAL EKONOMI PEDAGANG.. NAMA :

kehidupan masyarakat Trunyan lebih khusus dalam tradisi upacara kematian ada hal-hal yang. disakralkan oleh masyarakat seperti yang telah diuraikan dalam Bab III,