• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Negeri Pembina Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Negeri Pembina Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Neuneu Nur Alam, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Negeri Pembina Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh: Neuneu Nur Alam, NIM. 1007843

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah perkembangan keterampilan motorik halus anak Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta belum berkembang. Anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar, membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih terlihat belum rapi dan keluar garis. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak TK. Solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan kegiatanbermain pasir. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas, dengan mendeskripsikan temuan-temuan selama penelitian. Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta yang berjumlah 20 anak. Hasil penelitian yang diperoleh tentang keterampilan motorik halus anak TK menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari data peningkatan setiap siklus setelah melakukan pembelajaran dengan kegiatan bermain pasir. Pada siklus I adalah sebanyak 10,42% anak masih Belum Berkembang (BB), 40,00% anak Mulai Berkembang (MB), 49,58% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan belum ada anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB). Pada siklus II adalah sudah tidak ada atau 0,00% anak yang Belum Berkembang, 12,92% anak Mulai Berkembang (MB), 43,75% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 43,33% Berkembang Sangat Baik (BSB) Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat direkomendasikan bahwa kegiatan bermain pasir dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan dan sosioemosional.

Anak usia dini merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (Departemen Pendidikan Nasional, 2004:1).

Teori-teori perkembangan merupakan dasar pendidikan bagi anak usia dini Teori perkembangan anak dijadikan dasar bagi pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini harus menjadi acuan dan landasan dalam melaksanakan dan mengembangkan pola pendidikan bagi anak usia dini.

(3)

Untuk itu diperlukan upaya pengembangan terhadap kemampuan motorik anak agar anak dapat melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Kegiatan pengembangan kemampuan motorik anak dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pengembangan kemampuan lainnya. Akan tetapi perlu diperhatikan metode pembelajaran yang disampaikan kepada anak.

Perkembangan motorik adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Sementara itu, menurut Chaplin (Yusuf, 2009: 25) mengartikan perkembangan motorik sebagai : (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Seringkali perkembangan motorik anak prasekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini karena sebagian besar orang tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja. Padahal perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik anak. Perkembangan fisik motorik sangat berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan yang lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli perkembangan.

(4)

tangannya untuk berkreasi. Faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar maupun motorik halus antara lain adalah mainan atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk melatih ketrampilan motoriknya (Izzaty, 2005 : 55).

Hal ini seharusnya perlu menjadi perhatian bagi para pendidik, agar anak mempunyai pengalaman langsung kejadian yang sebenarnya. Penggunaan metode yang tepat untuk mengajak siswa memiliki pondasi kerjasama yang kuat sejak dini perlu menjadi perhatian. Metode yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini yaitu dengan bermain.

Dunia anak adalah dunia bermain, jadi sudah selayaknya pendidik memberikan fasilitas bermain bagi anak. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan, menyenangkan dan kepuasan. Bermain bagi anak merupakan kebutuhan pekerjaan bagi orang dewasa. Kegiatan bermain menjadi pengalaman dan pengetahuan anak. Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena pada hakekatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak sepanjang rentang hidupnya. Melalui bermain anak dapat berlatih, meningkatkan cara berpikir dan mengembangkan kreatifitas. Berbagai potensi perkembangan dapat diperoleh melalui kegiatan bermain dan permainan.

Setiap metode yang digunakan diharapkan dapat menjadikan situasi kegiatan belajar mengajar yang efektif kepada siswa. Guru memberikan pengalaman kepada para siswa, sebagai pengayom, sebagai tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai fasilitator dan sebagai organisator dalam belajar. Guru harus memperlakukan anak didik dengan penuh kasih sayang, membimbing anak didik ke arah selalu ingin tahu dan tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai.

(5)

menekankan aspek pengembangan motorik halus yaitu berupa kegiatan menulis di buku/majalah, meniru bentuk, atau menggambar.

Anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar, membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih terlihat belum rapi dan keluar garis.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode dalam bentuk permainan masih terasa sangat kurang. Kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan khususnya dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik halus anak yaitu seperti bermain plastisin, melipat kertas sedangkan bentuk kegiatan permainan lainnya masih jarang dilaksanakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini merupakan hal yang penting. Hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain

Pasir”

B. Identifikasi Masalah

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan ini akan berpengaruh pada kemampuan sosial emosi, bahasa dan fisik anak.

Pada penelitian ini penulis akan melakukan penelitian aspek perkembangan motorik halus pada anak usia dini khususnya di Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta dengan melalui kegiatan bermain pasir. Dengan melalui permainan diharapkan anak menjadi lebih tertarik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

(6)

dan seni. Untuk memudahkan dalam kegiatan pembelajaran ini, maka penulis membatasi hanya pada aspek pengembangan motorik halus saja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat

dalam kajian ini adalah: “Upaya Meningkatkan Keterampilan motorik halus Anak

Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Pasir” dengan rincian rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi obyektif keterampilan motorik halus anak usia dini di TK Negeri Pembina Purwakarta?

2. Bagaimana pembelajaran dengan melakukan kegiatan bermain pasir di TK Negeri Pembina Purwakarta?

3. Bagaimana hasil peningkatan setelah melakukan kegiatan bermain pasir terhadap kemampuan motorik halus anak usia dini kelompok A di TK Negeri Pembina Purwakarta setelah diberikan tindakan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak usia dini setelah melakukan kegiatan bermain pasir. Secara rinci tujuan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan motorik halus anak usia dini di TK Negeri Pembina Purwakarta.

2. Untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan kegiatan bermain pasir di TK Negeri Pembina Purwakarta.

3. Untuk mengetahui hasil peningkatan setelah melakukan kegiatan bermain pasir terhadap kemampuan motorik halus anak usia dini di TK Negeri Pembina Purwakarta.

E. Manfaat Penelitian

(7)

a. Bagi bidang keilmuan, dapat menambah bahan referensi ilmiah mengenai kegiatan pembelajaran khususnya tentang meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain pasir.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam mengembangkan program pengajaran melalui kegiatan bermain pasir.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengalaman baru bagi siswa tentang kegiatan bermain pasir khususnya dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. b. Menambah wawasan bagi guru mengenai kegiatan bermain pasir sebagai

media belajar dalam membantu perkembangan anak secara optimal terutama dalam pengembangan kemampuan motorik halus.

c. Bagi lembaga/sekolah dapat memberikan masukan tentang metode pembelajaran dalam bentuk kegiatan bermain pasir sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif kegiatan pembelajaran.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peneliti selanjutnya dalam upaya mengembangkan kegiatan pembelajaran di Taman kanak-kanak.

F. Sistematika Kerangka Penulisan Skripsi

Penulisan laporan penelitian ini disusun berdasarkan pedoman penelitian yang berlaku pada UPI Bandung, secara rinci laporan penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

(8)

Kajian Pustaka berisi tentang literatur/referensi yang menjelaskan tentang konsep, pengertian, dan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian menjelaskan tentang lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berisi deskripsi hasil penelitian tentang pembelajaran dengan kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab IV selanjutnya memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berwenang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

80 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini dipaparkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan bermain pasir serta rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan kelas tentang kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan keterampilan motorik halus yang dilaksanakan pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina Purwakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina sebelum dilakukan kegiatan bermain pasir masih banyak yang belum berkembang terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar, membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih terlihat belum rapi dan keluar garis.

2. Pelaksanaan kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok A di TK Negeri Pembina dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam pelaksanaan kegiatan bermain pasir dari siklus I sampai siklus II terjadi perubahan dalam pembelajaran. Peran guru menjadi lebih optimal dalam penguasaan materi, penyediaan media, pengorganisasian anak, memotivasi anak dan mengevaluasi anak. Keterlibatan dan motivasi anak dalam kegiatan bermain pasir mengalami peningkatan, dimana anak menjadi lebih senang dan tertarik dalam membuat suatu bentuk yang terbuat dari pasir.

(10)

Neuneu Nur Alam, 2014

10,42% anak masih Belum Berkembang (BB), 40,00% anak Mulai Berkembang (MB), 49,58% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan belum ada anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB). Sedangkan pada siklus II adalah sudah tidak ada atau 0,00% anak yang Belum Berkembang, 12,92% anak Mulai Berkembang (MB), 43,75% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 43,33% Berkembang Sangat Baik (BSB).

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan bermain pasir adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah TK

Kepala Sekolah hendaknya mendukung pelaksanaan proses pembelajaran dengan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai kebutuhan anak. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan.

2. Bagi Guru TK

Guru TK hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat, agar anak tidak merasa bosan dengan cara belajar seperti sebelumnya. Keterampilan motorik halus anak dapat ditingkatkan dengan melalui kegiatan bermain pasir, dimana tujuannya agar anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

3. Bagi Peneliti berikutnya

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A.S. (2012). Pengaruh Permainan Raba Rasa (Tactile Play) Terhadap

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak. (Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, 2012, tidak diterbitkan).

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Aulia. (2011). Mengajarkan Balita Anda Membaca. Jogjakarta: Intan Media.

Buncil. (2010). Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2004). Program Kegiatan Belajar

Taman Kanak-kanak, Jakarta.

Einon, D. (2005). Permainan Cerdas untuk Anak Usia 2-6 tahun. Jakarta: Erlangga.

Essa., L. E. (2002). Introduction to Early Childhood Education 4th. Delmar Learning: New York.

Hurlock, E.B. (1999). Child Development (Perkembangan Anak), Alih Bahasa

Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.

Isjoni. (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Iskandar, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas, Ancangan Alternatif Penelitian

Bagi Guru Sekolah Dasar, Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan

Ke-SD-an, Vol. 1 No 1 Edisi tahun 2006.

Izzaty, (2005). Mengenal Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Depdiknas.

Jamaris, M. (2005). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-Kanak. Program Pendidikan Anak Usia Dini PPS UNJS. Jakarta:

Grasindo.

Moeslichatoen, (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rieka Cipta.

(12)

Montolalu, B.E.F. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mudjito. (2007). Pembelajaran Motorik di Taman kanak-kanak. Jakarta: Litera.

Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &

Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuraida, N. (2012). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode

Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa. (Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, 2012, tidak diterbitkan).

Nurfaidah. (2010). Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay

dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang. (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, tidak

diterbitkan).

Nursalam, Susilaningrum,R., Utami,S. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan

Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Parent Guide. (2010). Tersedia di http://www.scribd.com/dok/80089975/Bermain

Media Pasir.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Ronaeni, R. (2013). Meningkatkan kemampuan kreativitas anak Taman

Kanak-kanak melalui pemanfaatan media tanah lempung. (Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, 2013, tidak diterbitkan).

Saputra dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Y. (2009). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sukmadinata, NS. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

(13)

Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia

Dini. Jakarta: PT Grasindo.

Tjandrasa, M. (2012). Cara Mengembangkan Kreativitas Anak. Tangerang: Bina Rupa Aksara.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, H., dkk (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudin, U. dan Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama.

Wardhani IGAK, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Plat pengekang ini terbuat dari baja, fungsinya untuk pengekang baja ringan profil C yang digunakan sebagai tumpuan benda uji reng baja ringan agar tidak geser saat

b. Kelemahan lainnya adalah Phonics atau pembelajaran bunyi huruf yang digunakan di Cahaya Bangsa menggunakan pelafalan bunyi huruf bahasa Inggris. Bahasa pengantar

Nomor:. dalam hal ini bertindak sebagai Pejabat Penyimpan pada Pengelola Barang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, II. berdasarkan Surat Tugas/Surat Perintah/Surat Kuasa*

[r]

GIS MAPPING OF SOLID WASTE MANAGEMENT ALONG KM 0-77 CITARUM RIVER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui. TABLE

Kesadaran menyekolahkan anak merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan orang tua untuk menyekolahkan anak sampai tingkat yang tinggi. Setiap orang tua memiliki

Tujuan peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan tujuan peneliti mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kasan Kabupaten Sleman dan

Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mendiskripsikan teori, hakikat dan strategi pengembangan kurikulum serta menelaah kurikulum dan buku