• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dari tujuan yang ingin dicapai yaitu memberdayakan masyarakat, menumbuhkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. diketahui dari tujuan yang ingin dicapai yaitu memberdayakan masyarakat, menumbuhkan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 bahwa kependudukan dan sumber daya manusia sebagai salah satu bagian integral pembangunan nasional. Hal ini dapat diketahui dari tujuan yang ingin dicapai yaitu memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan meningkatkan peran serta masyarakat. Selain itu ditegaskan juga tentang pentingnya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan. Dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan, sektor kependudukan dan sumber daya manusia juga menjadi prioritas, bernilai strategis tinggi dan bahkan dipandang sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan. Persoalan kependudukan merupakan suatu hal yang sangat strategis dan penting, sehingga persoalan data penduduk menjadi titik fokus keberhasilan dalam membuat kebijakan strategis dan pembangunan. Keberhasilan dan hasil-hasil pembangunan ditujukan dan diterima serta dilakukan oleh penduduk itu sendiri, oleh sebab itu dalam pengadministrasian, pendataan, dan pengendalian terhadap penduduk harus benar-benar dilakukan seakurat mungkin.

UU Nomor 25 Tahun 2009 pasal 1 memberikan definisi dari pelayanan politik yakni serangkaian aktivitas dalam memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai akan peraturan perundang-undangan untuk seluruh penduduk dan warga negara atas jasa, barang, dan / atau

commit to user

(2)

pelayanan admisnistratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik berdasarkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah seluruh bentuk aktivitas pelayanan umumnya yang dilakukan oleh instansi pemerintah di daerah, di pusat, di lingkungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) berbentuk jasa atau barang baik dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang menyatakan tentang negara berkewajiban melayani seluruh penduduk dan warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan haknya dalam kerangka pelayanan publik. Public service (pelayanan publik) yakni sebuah upaya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat baik jasa maupun barang yang dilakukan oleh organisasi publik dengan tujuan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. (Kurniawan, 2016)

Setiap negara memiliki kewajiban untuk melindungi serta memberikan pengakuan bagi setiap warga negaranya termasuk negara Indonesia. Negara Indonesia mewujudkan hal tersebut melalui sistem kependudukan yang bertujuan agar dapat memberikan hak dalam pengakuan sebagai warga negara Indonesia dan memperoleh status hukum yang melindunginya melalui salah satu pelayanan publik yaitu pelayanan administrasi kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).

Pelayanan administrasi kependudukan merupakan pelayanan yang berkaitan dengan penertiban dan penataan dalam penerbitan data serta dokumen kependudukan. Salah satu jenis pelayanan administrasi kependudukan yang sangat penting adalah akta kelahiran

commit to user

(3)

sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

commit to user

(4)

Akta kelahiran ialah bukti yang sah terkait peristiwa kelahiran dan status individu yang dikeluarkan oleh Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) dengan memiliki akta kelahiran menandakan bahwa sudah menjadi warga negara yang sah menurut hukum. Pelayanan akta kelahiran merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah karena memag seharusnya setiap warga negara Indonesia wajib mempunyai akta kelahiran, tetapi kenyataannya masih ada yang belum memiliki akta kelahiran. Hal tersebut diduga disebabkan karena faktor dalam pelayanan pembuatan akta kelahiran masih terdapat berbagai macam masalah seperti berbelitnya pelayanan, ketidakjelasan prosedur pelayanan, pembuatan dokumen akta kelahiran yang sering melewati batas waktu pengurusan, adanya pungutan liar yang membuat masyarakat memiliki pandangan lain terhadap pemerintah. Selain permasalahan eksternal tersebut, terdapat permasalahan yang disebabkan oleh faktor internal itu sendiri yakni masih terdapat masyarakat yang tidak paha, bahwa akta kelahiran sangat penting bahkan tidak mau repot mengurus akta kelahiran mengakibatkan masyarakat malas melakukan pengurusan akta kelahiran, yang sebenarnya dokumen tersebut sangat penting untuk mendapatkan pelayanan publik yang lain dari pemerintah. Hal ini tentunya akan berdampak kembali kepada pemerintah karena data warga negara Indonesia yang tidak valid mengakibatkan pemerintah tidak bisa mencapai pembangunan. Pentingnya mempunyai akta kelahiran ialah bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam KK (Kartu Keluarga) serta diberi NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai dasar dalam mendapatkan pelayanan masyarakat yang lain semacam pelayanan administrasi, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, serta lainnya, sehingga apabila seseorang tidak mempunyai akta kelahiran

commit to user

(5)

tentunya akan susah dalam memperoleh pelayanan masyarakat tersebut. Jika banyak anak yang tidak memiliki identitas yang diakui negara atau terdaftar, maka akan sangat rentan terjadinya memperkerjakan anak di bawah umur, perdagangan anak, pemalsuan identitas, serta kasus sosial yang lain yang melibatkan anak.

Berdasarkan data yang dihimpun dari jpnn.com persentase kepemilikan akta kelahiran di Indonesia pada akhir 2018 mencapai 72.307.306 jiwa, atau 90,85% dari total anak berusia 0 hingga 18 tahun di Indonesia. Adapun daerah-daerah yang memiliki jumlah cakupan kepemilikan akta kelahiran tertinggi yaitu :

Tabel 1.1

Persentasi Kepemilikan Akta Kelahiran Tertinggi Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2016

No Provinsi Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran (%)

1 DI Yogyakarta 97,30

2 DKI Jakarta 95,93

3 Kep. Riau 95,59

4 Kep. Bangka Belitung 93,71

5 Jawa Tengah 92,60

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasar data tersebut, disimpulkan bahwa terdapat provinsi-provinsi di Indonesia yang cakupan akta kelahirannya sudah cukup tinggi, akan tetapi tetap saja masih ada anak yang belum mempunyai akta kelahiran. Hal ini menjadi tugas tersendiri bagi setiap pemerintah daerah bagaimana mengatasi masalah pelayanan administrasi di bidang kependudukan dalam kepemilikan akta kelahiran. Melihat fungsi akta kelahiran sangat penting sebagai dasar diakuinya sebagai warga negara yang sah menurut hukum dan

commit to user

(6)

mendapatkan pelayanan masyarakat guna mencapai kesejahteraan. Salah satu kota yang memiliki jumlah kepemilikan akta kelahiran yang cukup tinggi yaitu Kota Surakarta.

Kota Surakarta yakni sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduknya yakni 517.887 jiwa di tahun 2018. Kota Surakarta merupakan kota dengan cakupan kepemilikan akta kelahiran tertinggi se-Jawa Tengah dan urutan ke-6 tingkat nasional. Berdasarkan data dari Dispendukcapil Kota Surakarta yaitu sejumlah 163.418 anak atau 99,43 persen anak sudah memiliki akta kelahiran, artinya tinggal 0,57 persen atau 944 anak yang belum memliki akta kelahiran, jumlah anak yang belum memiliki akta kelahiran tersebut tergolong masih banyak. Selain itu, masih adanya masyarakat Kota Surakarta yang belum peduli akan pentingnya akta kelahiran sehingga sebatas dilaporkan di fasilitas layanan kesehatan atau kelurahan saja dan akta kelahirannya tidak sampai diurus ke Dispendukcapil Kota Surakarta. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Surakarta melakukan suatu inovasi guna meningkatkan capaian kepemilikan akta kelahiran 100% di Kota Surakarta serta memberikan masyarakat pelayanan yang terbaik dan semaksimal mungkin dengan program Sapu Kuwat (Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi) yang diluncurkan pada februari 2019.

Program sapu kuwat (Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi) memiliki tujuan guna memudahkan masyarakat dalam mengurus akta kelahiran karena masyarakat tidak perlu datang ke kantor dispendukcapil akan tetapi cukup ke kantor kelurahan maupun fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit/puskesmas/poliklinik) yang bekerjasama dengan lama pemrosesan yaitu satu hari sesuai dengan Peraturan Walikora No.20 Tahun 2019.

commit to user

(7)

Tabel.1.2

Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk 0-18 Th Per Januari 2019 (sebelum adanya program sapu kuwat)

No Wilayah

DKB

Jumlah Penduduk 0-18 Th Kepemilikan Akta Kelahiran

L P JML L P JML %

1 Laweyan 14.873 14.440 29.313 14.771 14.327 29.098 99,27 2 Serengan 7.723 7.571 15.294 7.681 7.530 15.211 99,46 3 Pasar Kliwon 13.003 12.489 25.492 12.911 12.415 25.326 99,35 4 Jebres 21.121 20.391 41.512 21.034 20.327 41.361 99,64

5 Banjarsari 27.056 25.695 52.751 26.870 25.552 52.422 99,38 83.776 80.586 164.362 83.267 80.151 163.418 99,43

Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta

Hal ini bertujuan untuk menekan keterlambatan berkas dan kelalaian masyarakat dalam mengurus dokumen administrasi kependudukan serta untuk memangkas jalur birokrasi agar proses pelayanan tidak berbelit-belit. Program ini dijalankan oleh Dispendukcapil dengan bantuan Dinas Arpusda, Dinas Kominfo SP, dan Dinas Kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, kelurahan serta BPJS Kesehatan Cabang Surakarta. Satu paket program sapu kuwat ini berisikan lima dokumen seklaigus antara lain Akta Kelahiran, Kartu Keluarga (KK) tambah jiwa khusus bayi baru lahir, KIA (Kartu Identitas Anak) khusus di bawah 17 tahun, E-Id BPJS bagi bayi yang ibunya peserta JKN PBI (Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran) dan buku Bolo Kuncoro (Bocah Solo Tekun Moco Aksoro) khusus bayi baru lahir. Pemberian lima dokumen sekaligus dalam program sapu kuwat bertujuan agar bayi yang baru lahir langsung memiliki akta kelahiran dan terintegrasi dengan Kartu Keluarga. Selain itu menyertakan pemberian Kartu Identitas Anak pada program sapu kuwat juga memiliki tujuan penting dalam pencapaian kepemilikan akta kelahiran.

Bersambung

commit to user

(8)

Tabel.1.3

Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk 0-18 Th Per Oktober 2019 (sesudah adanya program sapu kuwat)

No Wilayah

DKB

Jumlah Penduduk 0-18 Th Kepemilikan Akta Kelahiran

L P JML L P JML %

1 Laweyan 14.891 14.373 29.264 14.814 14.316 29.130 99,54 2 Serengan 7.710 7.580 15.290 7.679 7.555 15.234 99,63 3 Pasar

Kliwon

13.073 12.486 25.559 13.013 12.433 25.446 99,56

4 Jebres 21.136 20.358 41.494 21.068 20.309 41.377 99,72 5 Banjarsari 27.126 25.694 52.820 26.994 25.596 52.590 99,56 83.936 80.491 164.427 83.568 80.209 163.777 99,60

Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta

Mekanisme pelayanan akta kelahiran di Kota Surakarta sudah disederhanakan dan memudahkan untuk masyarakat membuat akta kelahiran sedemikian rupa dalam program sapu kuwat. Masyarakat hanya perlu datang ke kantor kelurahan maupun fasyankes tempat melahirkan guna mengurus akta kelahiran. Terbukti dengan meningkatnya jumlah penerbitan akta kelahiran di setiap kelurahan Kota Surakarta.

Tabel.1.4

Jumlah Penerbitan Akta Kelahiran Kota Surakarta Tahun 2019 (kelurahan dengan jumlah penerbitan akta kelahiran tertinggi)

(per-orang)

No Kelurahan Sapu Kuwat Reguler

1. Mojosongo 644 845

2. Nusukan 393 204

3. Kadipiro 377 514

4. Jebres 315 349

5. Pajang 311 493

Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta

commit to user

(9)

Secara kuantitatif cakupan kepemilikan akta kelahiran memang naik, tetapi jika dilihat berdasarkan data diatas masih banyak masyarakat yang memilih melalui jalur regular dibandingkan melalui sapukuwat. Hal ini menandakan tidak sedikit masyarakat Kota Surakarta yang belum mengetahui terkait program sapu kuwat. Ini tentu tidak sesuai dengan tujuan program sapu kuwat yang memberi pelayanan kepada masyarakat yang membuat akta kelahiran dengan mudah dan cepat. Padahal untuk jalur sapu kuwat sendiri sudah pasti mendapatkan dokumen penting lainnya yang tidak perlu diurus secara terpisah seperti pada jalur regular yang belum mendapatkan dokumen penting seperti KK tambah jiwa, Kartu Identitas Anak dan lain-lain.

Berdasarkan dari permasalahan yang dipaparkan, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana implementasi program sapu kuwat di Kota Surakarta dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana implementasi program sapu kuwat di Kota Surakarta?

2. Apa saja kendala-kendala yang ada dalam implementasi program sapu kuwat di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan operasional maupun tujuan individual.

Berikut merupakan tujuan – tujuan dalam penelitian ini:

commit to user

(10)

1. Tujuan Operasional

Guna mengetahui implementasi sapu kuwat di Kota Surakarta serta kendala-kendala apa saja yang ada didalamnya.

2. Tujuan Individual

Guna mencapai gelar sarjana pada jurusan Ilmu Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Bagi pihak – pihak yang terlibat pembuatan kebijakan

Sebagai pertimbangan dan acuan bagi para pelaksana program untuk kedepannya dalam mengimplementasikan program sapu kuwat.

2. Bagi akademisi

a. Diharapkan penelitian ini bisa berkontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta bisa dijadikan referensi untuk peneliti lainnya yang hendak mengembangkan hasil penelitian.

b. Supaya bisa mengaplikasikan ilmu yang secara teoritis didapat di bangku perkuliahan serta mengkaitkannya dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.

c. Melatih kemampuan penulis untuk meneliti secara ilmiah sekaligus menguraikan hasilnya ke dalam bentuk tulisan.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Selain KTI terbit dalam bentuk buku apabila peneliti tersebut telah memiliki 1 KTI terbitan majalah ilmiah internasional atau mempunyai penemuan baru atau internasional atau

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan distribusi lesi pada jaringan babi dan monyet yang menderita streptokokosis di Provinsi

Lebih lanjut Sunaryo Suratman (1995: 5) menambahkan bahwa batako atau batu cetak beton adalah elemen bahan bangunan yang. terbuat dari campuran SP atau sejenisnya,

Berdasarkan tingkat pelapukan yang telah diuji secara mekanika batuan bahwa semakin bawah lapisan tanah residual (lapisan 1) maka nilai kuat tekan batuannya semakin tinggi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat serta kemudahan dalam hidup ini, sehingga penulisan skripsi yang berjudul „‟ANALISIS

Sehingga apabila salah satu dari kelima faktor tersebut tidak terpenuhi, suatu kelompok orang atau etnis memiliki kemungkinan untuk melepaskan diri dari komunitas

Sedangkan Model Law menyatakan bahwa apabila para pihak tidak tnemilih hukum, inaka badan arbitrase atau arbitrator harus mengacu kepada hukum yang ditentukan berdasarkan