• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR BKK BOYOLALI PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2020 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR BKK BOYOLALI PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2020 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR BKK BOYOLALI

PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2020 BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Laporan Good Corporate Governance ( GCG ) di PT BPR BKK Boyolali pada tahun 2020 ini dibuat dan disampaikan dalam rangka untuk memenuhi kewajiban BPR sebagaimana dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK ) Nomor 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SE OJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT.

Pelaksanaan Tata Kelola ( GCG) di BPR BKK Boyolali secara garis besar dapat digambarkan proses implementasi Tata Kelola tahun 2020 adalah Mencakup :

 Struktur Tata Kelola

 Proses dari Pelaksanaan tata Kelola

 Hasil dari pelaksanaan Tata kelola

Penililaian Pelaksanaan Tata Kelola dilakukan dengan metoda Self assessment yang dilengkapi dengan laporan laporan yang ada, SOP dan kebijakan yang dituangkan dalam surat keputusan Direksi, serta dokumen pendukung lainnya, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian kinerja BPR.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi kewajiban kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) dan dapat pula dipergunakan oleh stakeholder lain untuk mengetahui secara lebih jelas tentang kinerja BPR, sebagai bentuk kepatuhan manajemen BPR BKK Boyolali terhadap Ketentuan Perundang- undangan yang berlaku , dan nilai nilai etika sebagai pondasi dari prinsip dasar Tata Kelola ( GCG) yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness) dengan penjelasan bahwa :

1. Keterbukaan (transparency)yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

a) Bank mengungkapkan informasi secara tepat, memadai, jelas, dan dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan sesuai dengan haknya.

b) Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

a) Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholder.

b) Bank menetapkan tugas dan tanggungjawab yang jelas bagi masing masing karyawan.

3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan

perundang-undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat.

(6)

a) Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

b) Bank berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan perundang-undangan dan kebijakan internal yang telah ditetapkan.

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.

a) Bank menghindari adanya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder serta terbebas dari benturan kepentingan.

b) Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

a) Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran

b) Bank membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

B. TUJUAN

Tujuan Pelaksanaan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) di PT BPR BKK Boyolali adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kinerja dengan menerapkan GCG sejalan dengan Visi Misi dan rencana setrategi usaha yang telah ditetapkan.

b. Menjaga agar semua aktivitas BPR mematuhi peraturan serta perundang undangan yang berlaku.

c. Memperbaiki dan meningkatkan budaya kerja yang baik

d. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah BPR kepada Pemilik.

e. Mendorong dan mendukung pengembangan BPR.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Penilaian Sendiri ( self Assesssment ) Pelaksanaan Prinsip Prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung Jawab Direksi

2. Pelaksanaan dan Tugas Tanggung jawab Dewan Komisaris 3. Penanganan benturan kepentingan

4. Penerapan Fungsi Kepatuhan 5. Penerapan Fungsi Audit Intern 6. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

7. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk pengendalian intern 8. Batas Maksimum Pemberian Kredit

9. Rencana Bisnis

10. Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan

(7)

BAB II

PELAKSANAAN TATA KELOLA ( GOOD CORPORATE GOVERNANCE )

STRUKTUR TATA KELOLA BPR ( GOVERNANCE STRUCTURE )

Sebagaimana masalah yang dihadapi oleh BPR, masih ada banyak kendala khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan jumlah dan kualitas SDM BPR untuk dapat membangun Struktur Tata Kelola BPR yang memadahi dalam rangka Penerapan tata Kelola BPR yang sehat sebagaimana dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 mengenai Penerapan Tata Kelola bagi bank Perkreditan Rakyat.

Secara umum jumlah,komposisi, dan tingkat kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi PT BPR BKK Boyolali telah memenuhi persyaratan , Struktur Tata Kelola PT BPR BKK Boyolali pada posisi Laporan 31 Desember 2020 sebagai berikut :

• Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

• Dewan Komisaris

• Direksi

• Satuan Kerja Audit Intern

• Satuan Kerja Kepatuhan

• Satuan Kerja Manajemen Risiko

A. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM ( RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan badan tertinggi dalam struktur PT BPR BKK Boyolali . RUPS memiliki wewenang untuk menyetujui Laporan Tahunan, mengangkat dan/atau menunjuk kembali para anggota Dewan Komisaris dan Direksi, penunjukan Kantor Akuntan Publik dan tugas tugas lain seperti disebutkan dalam Anggaran Dasar.

Pada tahun 2020 PT BPR BKK Boyolali telah menyelenggarakan sebanyak 7 ( Tujuh ) kali Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS) di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah Jln.Pahlawan No.9 Semarang sbb :

No Tanggal Pokok Bahasan

1 24 Maret 2020 Pengadaan Aktiva Tetap dan Inventaris

2 22 April 2020 Pengesahan Laporan Keuangan Tutup Buku Tahun 2019

Persetujuan Perubahan Komposisi Pembagian Laba Bersih atas Hasil Usaha Tahun 2019 bagi PT BPR BKK

Pengesahan Pembagian laba atas Hasil Usaha Tahun

2019

(8)

3 30 April 2020 Penetapan dan Pengangkatan Direktur Pemasaran 4 24 Juni 2020 Pengesahan Perubahan Rencana Bisnis Bank Tahun

Anggaran 2020

5 24 Juni 2020 Masa jabatan Komisaris dan Pengadaan pegawai tahun 2020

6 26 Oktober 2020 Penetapan Calon Komisaris

7 30 November 2020 Pengesahan Rencana Bisnis Bank tahun anggaran 2020, Penunjukan KAP Tutup Buku Tahun 2020

B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Komposisi anggota Direksi PT BPR BKK Boyolali selama periode Januari – Desember 2020 sejumlah 3 orang. Berdasarkan akta nomor 15, tanggal 7 Desember 2020, yang dibuat oleh notaris Totok Sumaryoto, SH, Mkn, notaris di Sukoharjo, dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember 2020 dengan Surat Keputusan nomor : AHU- AH.01.03-0417214 bahwa susunan kepengurusan PT. BPR BKK Boyolali per tanggal 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut :

a). Susunan Direksi per 31 Desember 2020 sbb :

No N a m a Jabatan Masa jabatan Domisili

1. Kuwat Wiyono SH.MM Direktur

Utama 28 Agustus 2018

s/d 28 Agustus 2023 Boyolali Jawa Tengah

2 Wartono SE Direktur

Pemasaran 30 April 2020 s/d 30

April 2025 Boyolali Jawa Tengah 3 Joko Naryanto SE Direktur

Umum dan Kepatuhan

27 September 2019 s/d 27 September 2024

Boyolali Jawa Tengah

Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadahi dan telah lulus sebagai penilaian Kemampuan dan Kepatutan ( Fit and Profer Test ) dan telah tercatat di Kantor Otoritas Jasa Keuangan ( OJK).

b). Independensi Direksi

• Tidak terdapat rangkap jabatan dari seluruh anggota Direksi , baik rangkap jabatan Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif pada bank lain.

• Kondisi ini telah dipersyaratkan dengan surat pernyataan sebelum pengajuan ke OJK

• Seluruh anggota Direksi juga tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan

derajat kedua dan hubungan keuangan dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi

lainnya/ Pemegang Saham Pengendali Bank.

(9)

c). Tugas dan tanggung jawab Direksi

Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah mengelola operasional bank agar tercapai tujuan yang selaras dengan visi dan misi bank. Tugas dan tanggung jawab Direksi selama tahun 2020 hal hal yang telah dilakukan antara lain :

 Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank secara profesional dengan mengedepankan prudential banking serta wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada pemegang saham.

 Mengelola Bank sesuai dengan kewenangannya dan tanggyung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, Peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan ketentuan internal bank.

 Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

 Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern bank , auditor eksternal, hasil Komisarisan OJK

 Melaksanakan terciptanya pengendalian intern, dan menjamin terselenggaranya fungsi audit intern bank dalam setiap tingkatan manajemen.

 Menetapkan kebijakan mengenai Komisarisan untuk kesehatan dari manajemen usaha bank dan menciptakan lingkungan yang terkendali

 Menyusun visi dan misi, nilai nilai strategi perusahaan serta program jangka panjang ( corporate plan ) untuk dibahas dan memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

 Pengaturan bidang SDM meliputi :

- Guna meningkatkan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya Direksi diikut sertakan dalam program pendidikan , pelatihan termasuk juga program sertifikasi.

- Adapun topik pelatihan beragam seputar perbankan seperti ALMA,Manajemen Resiko, pembiayaan hingga pelatihan terkait Sumber daya manusia

- Mengadakan rekrutmen untuk mengisi kebutuhan SDM.

 Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi dan kebijakan Bank terkait penggunaan Tehnologi Informasi serta pelaksanaan penerapan manajemen resiko dalam penggunaan tehnologi informasi.

 Melakukan review suku bunga kredit dan funding, serta merumuskan strategi peningkatan dana fihak ketiga sebagai berikut :

- Program promosi deposito hadiah langsung - Program pemberian insentif penghimpunan dana - Program promosi lewat media radio

- Peningkatan hadiah tabungan.

C. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB)

• Tanggal 26 Oktober 2020 tentang penetapan dan pengangkatan Dewan Komisaris PT BPR BKK Boyolali dari unsur Pemerintah Kabupaten Boyolali Binasih Setyono S.Sos dengan persetujuan OJK No.S.970/KO.0301/2020 tanggal 22 Desember 2020

• Tanggal 25 Februari 2019 tentang pengangkatan Dewan Komisaris PT BPR BKK Boyolali dari Unsur Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah Randy Aditya SE.MM.

dengan persetujuan OJK No S-368/KO.03010/2019 tanggal 11 April 2019

• Jumlah Anggota Dewan Komisaris ada 2 (dua) orang dan semuanya telah lulus uji

kemampuan dan kepatutan oleh OJK

(10)

a. Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2020 :

No N a m a Jabatan Masa Jabatan Domisili 1. Randy Aditya SE.MM Ketua 6 April 2019

s/d 6 April 2023 Semarang Jawa Tengah 2 Binasih Setyono S.Sos Anggota 26 Oktober 2020

s/d 26 Oktober 2024

Boyolali Jawa Tengah

Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 4 tahun , dan tidak terdapat rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif lain.

b. Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selama tahun 2020 Dewan Komisaris telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya antara lain :

• Melaksanakan Komisarisan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberi nasihat dan saran kepada Direksi dengan mengarahkan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Bank.

• Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit.

• Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif Audit Intern Bank, Auditor eksternal, hasil Komisarisan OJK.

• Memberikan penilaian laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan Direksi dalam forum RUPS.

• Melakukan Komisarisan berkaitan dengan bidang perkreditan, menyetujui rencana kredit tahunan termasuk rencana pemberian kredit , dan meminta pertanggungjawaban Direksi serta meminta langkah langkah perbaikan apabila pelaksanaan pemberian kredit menyimpang dari rencana perkreditan yang telah dibuat.

• Dewan Komisaris menyetujui/mereview setiap kebijakan ataupun prosedur internal yang bersifat strategis.

• Memberikan dan menetapkan sanksi hukuman disiplin kepada Direksi berdasarkan amanat RUPS.

• Memimpin operasional perusahaan, apabila semua anggota Direksi terpaksa berada ditempat/berhalangan lebih dari 6 (enam) hari kerja.

• Memberikan pengarahan strategi pengelolaan sumber daya manusia meliputi, pemngambilan tindakan tegas untuk semua pelanggaran yang dilakukan karyawan yang berhubungan dengan froud dan pelanggaran komitmen integritas.

c. Rekomendasi Dewan Komisaris

Pelaksanaan Komisarisan Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi dalam bentuk :

1. Persetujuan pengadaan calon pegawai tahun 2020

(11)

2. Persetujuan perubahan Struktur Organisasi 3. Persetujuan pengeluaran THR

4. Persetujuan Pengeluaran Jasa Produksi

5. Persetujuan Biaya Naskah Akademik untuk penambahan modal 6. Persetujuan pengadaan invetaris kantor

7. Persetujuan Penunjukan KAP untuk tutup buku tahun 2020 8. Persetujuan SOP Manajemen Resiko

9. Persetujuan SOP Tata Kelola 10. Persetujuan SOP SKAI 11. Persetujaun SOP Kredit

12. Persetujuan Tata Tertib Direksi

13. Persetujuan Penunjukan KAP untuk audit kinerja kredit

14. Persetujuan Pedoman dan Kebijakan BPR terhadap Merebaknya Virus Corona 15. Persetujaun SK Direksi APU PPT

D. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Penanganan benturan kepentingan merupakan tindakan untuk memisahkan keputusan dan tindakan profesional yang diambil oleh pemegang saham, manajemen bank dalam hal ini Dewan Komisaris, Direksi dari segala unsur kepentingan pribadi. .

Dari proses tata kelola transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan telah diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur, manajemen BPR tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR

Potensi benturan kepentingan tersebut antara lain adalah adanya perbedaan antara kepentingan ekonomis bank dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Dewan Komisaris, anggpta Direksi, Pejabat Eksekutif, dan atau pihak , terkait lainnya.

Komisaris/Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif bank dituntut untuk menjalankan tugas dan kewajiban secara profesional dimana dalam melakukan Komisarisan, menjalankan operasional perusahaan, dan mengambil keputusan untuk kepentingan perusahaan para pihak diatas diharuskan untuk mengutamakan Direksi, dan Pejabat Eksekutif bank mempunyai kepentingan tertentu baik dari segi faktor hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, hubungan keluarga, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ( Conflict of Interest ) dalam mengambil suatu keputusan yang obyektif.

Pada dasarnya anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif menghindarkan diri dari pengambilan keputusan dalam situasi dan kondisi dimana terdapat benturan kepentingan.

.

E. FUNGSI KEPATUHAN 1). Peran Direktur Kepatuhan

Penunjukan Direktur Umum merangkap sebagai Direktur yang membawahkan Kepatuhan telah diputuskan berdasarkan RUPS pada tanggal 27 September 2019 dengan persetujuan OJK No. S-961/KO.0301/2019 tanggal 31 Oktober 2019

Direktur Kepatuhan tidak menjadi anggota Komite Kredit, namun wajib mengikuti setiap kegiatan Komite Kredit dalam menjalankan fungsinya untuk mencegah diambilnya keputusan yang mengandung unsur ketidak patuhan.

Untuk membantu Direktur Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya dalam mengelola fungsi kepatuhan telah dibentuk Pejabat Eksekutif

Kepatuhan yaitu Sdri. Enny Endang SSE, SE yang merangkap sebagai Kepala

Bidang Manajemen Resiko.

(12)

2). Tugas dan tanggung jawab fungsi kepatuhan meliputi :

 Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan dalam setiap kegiatan Usaha Bank, dan pada semua tingkatan organisasi

 Mengelola Resiko Kepatuhan yang dihadapi oleh bank

 Memastikan agar kebijakan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan OJK dan peraturan perundangan yang berlaku.

 Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan Usaha BPR.

 Memberikan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan OJK terkini dan perundang-undangan lain yang relevan.

Selama tahun 2020 telah dilakukan perubahan dan pengkinian terhadap beberapa ketentuan internal karena perubahan bentuk badan hukum dari PD ke PT diantaranya terkait tentang :

• Manajemern Resiko

• GCG

• Perkreditan

• Pendanaan

• Aktiva tetap dan Inventaris

• Perjalanan Dinas

• Pemberian Bahan Bakar Minyak ( BBM )

• Cuti Pegawai

• Pelaksanaan Edukasi Literasi keuangan

• CSR BPR BKK Boyolali

• Mekanisme Pengaduan Nasabah

• Tugas SKAI

• Tata tertib kerja direksi

• Pedoman Perlindungan konsumen

• Wewenang memutus biaya

• Insentif dan Imbalan kerja

• Likuiditas

• SOTK tahun 2020

• Pengadaan Barang dan Jasa

• Pengaturan benturan kepentingan

• Pengaturan Antar bank

Hingga saat ini bank masih terus mengembangkan budaya kepatuhan antara lain :

 Membangun budaya kerja dan tata kelola yang sehat

 Menyelenggarakan sosialisasi kepada karyawan tentang peraturan baru dari OJK maupun peraturan penting lainnya yang diterbitkan oleh regulator.

 Melakukan sosialisasi terhadap kebijakan kepatuhan internal untuk meningkatkan

budaya kerja dan integritas kepada seluruh cabang.

(13)

F. PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN ( PE AUDIT INTERN)

Jumlah anggota Audit Intern ada 4 ( Empat ) orang dengan komposisi keanggotaan pada akhir Desember 2020 terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, dan 3 (tiga ) orang sebagai anggota, dengan susunan sebagai berikut :

N a m a Pengangkatan Direksi Bidang Keahlian Surono - Ketua

Suci Puji R - Anggota Etik Dwi D - Anggota Hanindyo - Anggota

30 April 2020 Akuntansi dan perbankan Akuntansi dan Perbankan Perbankan dan Keuangan Perbankan dan Keuangan

Tugas dan tanggungjawan Pejabat Eksekutif Audit Intern

 Melakukan penilaian yang independen atas setiap kegiatan yang bertujuan untuk mendorong dipatuhinya setiap ketentuan yang ditetapkan oleh manajemen bank.

 Mendinamisasi untuk lebih berfungsinya Komisarisan dengan memberikan saran- saran konstruktif dan protektif agar sasaran organisasi dapat tercapai dengan ekonomis, efisien dan efektif.

 Membantu Direksi untuk menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit.

 Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan dan pemantauan.

 Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen.

 Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana serta meningkatkan kegiatan bank.

 Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan atau tindakan- tindakan yang perlu diambil sesuai bidang tugasnya.

Program Kerja dan Realisasi Kerja Pejabat Eksekutif Audit Intern

Selama tahun 2020 Pejabat Eksekutif Audit Intern telah membuat Program Komisarisan ke kantor cabang dalam satu tahun:

• Melakukan Pemeriksaan ke kantor cabang minimal 2 (dua) kali setiap bulan

• Setiap cabang dilakukan pemeriksaan minimal 1 kali dalam satu tahun

• Setiap pelaksanaan pemeriksaan dibuat laporan dan disampaikan kepada Direktur Utama serta telah didokumentasikan dengan baik.

• Melakukan sidak kekantor cabang , bilamana terindikasi kantor Cabang ada masalah

Aktivitas yang dilakukan Pejabat Eksekutif Audit Intern di tahun 2020 serta hal hal yang menjadi perhatian manajemen, serta trend resiko antara lain sebagai berikut :

• Menguji dan melakukan evaluasi terhadap fungsi dan kecukupan pengendalian internal dan sistem manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan.

• Memberi saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

• Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

• Melakukan pemantauan tindak lanjut audit dan melaporkan kepada Direktur Utama

dan Dewan Komisaris

(14)

• SKAI juga menjalankan tugas sebagai Satuan Kerja Anti Fraud yang menerima dan melakukan investigasi atas laporan dari seluruh pegawai atas kecurangan yang mungkin terjadi.

G. PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

1. Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik ( KAP ) yang terdaftar di OJK untuk melaksanakan Audit laporan Keuangan secara Independen.

2. Penunjukan kantor Akuntan Publik ( KAP ) sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ).

3. KAP telah menyampaikan hasil audit kepada BPR dan OJK tepat waktu.

H. PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO

Satuan Kerja Manajemen Resiko dilakukan oleh Kabid Manajemen Resiko yang keanggotaanya belum ada , dengan susunan sebagai berikut :

N a m a Jabatan Pengangkatan Direksi

Enny Endang SSE Kabid manrisk dan

Kepatuhan 30 April 2020

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang manajemen Resiko

Satuan Kerja Pemantau Resiko / Kabid Manajemen Resiko mempunyai tugas membantu pelaksanaan fungsi Komisarisan dan pembinaan dan mengevaluasi memastikan agar penerapan manajemen resiko bank tetap memenuhi unsur unsur kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko yang meliputi antara lain :

 Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen resiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut

 Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Resiko

 Melakukan penelaahan atas efektivitas penerapan manajemen resiko baik dari sisi identifikasi, pengukuran, pemantauan,dan pengendaliannya.

 Menelaah tungkat kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangan lainya terkait dengan penerapan manajemen resiko yang disampaikan kepada OJK telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu.

 Mereview kebijakan manajemen resiko sekurang kurangnya 1 kali dalam satu tahun.

 Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Pengembangan Budaya Manajemen Risiko dilakukan pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif dan menyeluruh.

I. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ( BMPK )

Kebijakan bank dalam mengatur penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada pihak tidak terkait didasarkan pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang BMPK.

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada pihak tidak terkait diputuskan oleh

Komite Kredit secara independen dan mengacu pada ketentuan yang berlaku.

(15)

Posisi per tanggal 31 Desember 2020 , besaran BMPK adalah sebagai berikut : KPMM posisi 31 Desember 2020 Rp. 30.352.264 ribu

No Debitur % Nominal/jumlah

1. Fihak Terkait 10 % Rp. 3.035.226,- ribu 2 Fihak Tidak Terkait

• Perorangan/Individu

• Kelompok 20 %

30 % Rp. 6.070.452,- ribu Rp. 9.105.678,- ribu

Secara umum besaran plafon kredit yang disalurkan tidak ada yang melanggar / melampaui BMPK.

J. LAPORAN MANAJEMEN 1. Struktur Organisasi

Struktur PT BPR BKK Boyolali :

DEWAN KOMISARIS

DIREKSI

SATUAN KERJA AUDIT INTERN

BIDANG MANJ.RISIK DAN

KEPATUHAN

BIDANG UMUM, PELAPORAN,TI

DAN AKUNTANSI

BIDANG UMUM

PEMIMPIN KPO PEMIMPIN CABANG

SUBID AKUNTANSI SUBID LAP.

&

KEARSIPAN

SUBID LIKUIDITAS DAN DANA, APU DAN PPT SUBID

PERENC &

PENGEMB

SUBID TI SUBID KREDIT DAN LEGAL

TELLER, AO, CS

MARKETING ,STAF, NON

TELLER, AO,CS

SEKSI PEMASARAN

SEKSI PELAYANAN

SEKSI PEMASARAN

NON ORGANIK

STAF

SUBID SDM &

SKRETARIAT

SUBID PENGAWASA

N KREDIT/NPL/

AMU

(16)

2. Sumber Daya Manusia

Jumalah sumber daya manusia / karyawan PT BPR BKK Boyolali posisi Desember 2020 terdapat sejumlah 178 ( seratus tujuh puluh delapan ) orang yang terklasifikasi sebagai berikut :

No Pendidikan Jumlah Keterangan

1 S 2 2

2 S 1 121

3 D 3 8

4 SLTA 44

5 SMP 3 Tenaga Penjaga/OB

Jumlah 178

3. Pengembangan Sumber daya Manusia

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kualitas pegawai, PT BPR BKK Boyolali telah mengikut sertakan pendidikan dan pelatihan.

4. Pengelolaan Teknologi Informasi ( TI ) 1. Sitem Operasional

 Data server menggunakan Operating System Linux, sedangkan komputer Client menggunakan Operating System Window.

 Jaringan yang digunakan untuk komunikasi antar kantor menggunakan System Radio dan Internet.

 Aplikasi Core Banking yang dikembangkan telah disesuaikan dengan SAK ETAP, dan telah mampu melakukan pembukuan transaksi antar jaringan kantor pada hari yang sama

2. Sistem Jaringan

a. Untuk keamanan data induk, kami menggunakan system backup otomatis menggunakan komputer lain.

b. Sedangkan untuk keamanan data, masing masing petugas sudah menggunakan user dan password masing-masing.

c. Saat komputer tidak digunakan pada waktu tertentu, system akan lock dan meminta password kembali.

3. Penyedia Teknologi Informasi ( TI )

a. Core Banking yang kami gunakan bekerjasama dengan PT USSI Bandung b. Jaringan antar kantor dan penyedia layanan internet, kami bekerjasama

dengan PT TERABIT Boyolali.

K. RENCANA BISNIS

Pearturan Otoritas Jasa Keuangan No. 37/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis BPR,

BPR BKK Boyolali telah memiliki rencana strategis dalam bentuk Rencana Bisnis

Jangka Pendek dan Menengah yang disusun secara periodik, Rencana Bisnis Bank

tahun 2020 -2022 telah disusun secara realistis , terukur dengan memperhatikan

prinsip kehati-hatian.

(17)

1. Langkah dan upaya yang akan dilakukan untuk rencana jangka Pendek dan jangka menengah adalah sebagai berikut :

a Pengembangan Produk :

Untuk tahun 2020 belum ada pengembangan produk, hanya meningkatkan pelayanan poduk yang sudah ada dimasa pandemic Covid 19

b. Pengembangan Sumber Daya manusia

Untuk memenuhi kebutuhan SDM, pada tahun 2020 manajemen melakukan rekrutmen pegawai sebanyak 11 orang.

d. Perluasan Jaringan

Untuk menunjang kelengkapan sarana sistem layanan jemput bola BPR BKK Boyolali telah menerapkan Ujicoba SMS banking di kantor cabang serta memaksimalkan Mobil branding untuk layanan kas keliling.

e. Peningkatan Komisarisan

Dalam rangka untuk menjaga tingkat kesehatan bank dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka akan meningkatkan fungsi Komisarisan yang dilakukan oleh tim audit intern dan mengoptimalkan fungsi satuan kerja kepatuhan.

2. Perkembangan dan pencapaian target

Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan PT BPR BKK Boyolali secara umum telah mampu merealisasikan anggaran tahun 2020, sebagai mana tercermin pada data capaian dibawah ini :

(Dalam Milyar Rp.)

No. Keterangan Rencana 2020 Realisasi 2020 Pencapaian

1 Asset 260.808.774 264.792.056 101,53%

2 Dana fihak ketiga 209.636.183 218.144.705 104,06%

3 Kredit 179.397.077 190.139.580 105,99%

4 Pendapatan 42.035.296 41.465.432 98,64%

5 Biaya 37.455.518 36.872.233 98,47%

6 Laba 4.589.778 4.593.199 100,07%

Realisasi laba tahun 2020 tercapai 100,07 % yang didukung oleh efisiensi biaya L. TRANSPARASI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

1. Bank telah menyusun ketentuan tentang Transparasi Informasi Produk Bank dan SOP Perlindungan Konsumen.

2. Bank telah melaporkan kepada OJK tentang laporan penyelesaian pengaduan nasabah

3. Laporan tahunan Bank telah disusun dan disajikan kepada OJK tentang Transparasi Kondisi Keuangan Bank.

4. Bank telah mempublikasikan laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi

secara tepat waktu di papan Pengummuman BPR dan Media Cetak.

(18)

BAB III

TRANPARANSI DALAM PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE ( GCG ) A. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

Dari masing masing anggota Direksi PT BPR BKK Boyolali tidak memiliki saham di PT BPR BKK Boyolali maupun di perusahaan lain.

Direksi Kepemilikan Saham

PD BPR BKK Boyolali Perusahaan lain

KUWAT WIYONO SH.MM Nihil Nihil

WARTONO SE Nihil Nihil

JOKO NARYANTO SE Nihil Nihil

B. HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN /ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Semua anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham juga tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham sebagaimana tabel berikut :

N a m a

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Direksi

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan Direksi Dewan

Komisaris Pemegang

Saham Direksi Dewan

Komisaris Pemegang Saham Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak KUWAT

WIYONO SH.MM

v v v v v v

WARTONO SE v v v v v v

JOKO NARYANTO SE

v v v v v v

C. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Dari masing masing anggota Dewan Komisaris PT BPR BKK Boyolali tidak memiliki saham di PT BPR BKK maupun di perusahaan lain.

Dewan Komisaris Kepemilikan Saham

PT BPR BKK Boyolali Perusahaan lain

RANDI ADITYA SE.MM

Nihil Nihil

BINASIH SETYONO S.Sos

Nihil Nihil

D. HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA

DEWAN KOMISARIS DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN,

ANGGOTA DIREKSI DAN / ATAU PEMEGANG SAHAM

(19)

N a m a

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Direksi

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan Direksi Dewan

Komisaris Pemegang

Saham Direksi Dewan

Komisaris Pemegang Saham Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

RANDI ADITYA

SE.MM

v v v v v v

BINASIH

SETYONO S.Sos

v v v v v v

E. PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS.

Paket Kebijakan remunerasi dan Fasilitas Dewan Komisaris dan Direksi

Paket kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2020 sebagai berikut :

Fasilitas lain Orang Rp. Juta Orang Rp. Juta

1 Remunerasi

Gaji dan Tunjangan Tetap 2 290 3 1.016

Fasilitas lain non natura 2 Fasilitas Natura

(tidak bisa dimiliki )

TOTAL 2 290 3 1016

2 3

Diatas Rp.1 milyar s/d Rp.2 milyar Diatas Rp.500 Jt s/d Rp.1 milyar Rp. 500 Jt kebawah

Diatas Rp. 2 milyar

Jumlah Dewas Jumlah remunerasi per orang 1 th Jumlah Direksi

F. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

Rasio gaji tertinggi dan terendah di PT BPR BKK Boyolali adalah sebagai berikut :

Keterangan Skala Perbandingan

Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 4,16 Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1,25 Rasio Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1,25 Rasio gaji Direksi tertinggi dan komisaris

Tertinggi. 2,50

Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 4,52

Gaji yang diperbandingkan dalam rasio gaji adalah imbalan yang diterima secara tunai oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai dalam satu bulan.

G. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS Jumlah rapat yang diselenggarakan dalam satu tahun.

Rapat diselenggarakan sebanyak minimal 6 kali dalam satu tahun yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris

H. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA

PENYELESAIAN OLEH BPR

(20)

Selama tahun 2020 tidak terdapat peristiwa penyimpangan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi ,Karyawan tetap serta Pegawai Tidak Tetap yang dapat dikategorikan sebagai internal fraud.

(dalam jutaan) Internal

Fraud dalam 1

tahun

Jumlah kasus yang dilakukan oleh Anggota Dewas dan

Direksi Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun

sebelumnya Tahun

Berjalan Tahun

sebelumnya Tahun

Berjalan Tahun sebelumny

a

Tahun Berjalan

Total fraud Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Telah

diselesaikan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Dlm proses penyelesaian di internal bank

Nihil Nihil Nihil Nihil

Nihil Nihil

Belum diupayakan penyelesaian

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Telah ditindaklanjuti proses hukum

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Semua hasil audit Pejabat Eksekutif Audit Intern telah dilaporkan kepada Direksi Dan Dewan Komisaris serta OJK.

I. PERMASALAHAN HUKUM DAN PENYELESAIANNYA

PT BPR BKK Boyolali memiliki komitmen yang tinggi dalam penegakan hukum. Hal ini dapat ditunjukan dengan tidak adanya permasalahan hukum yang dihadapi oleh PT BPR BKK Boyolali baik terkait hukum perdata maupun pidana selama kurun waktu 2020.

Apabila terdapat permasalahan hukum, Bank terlebih dahulu mengupayakan langkah- langkah penyelesaian melalui komunikasi secara persuasif. Namun apabila langkah tersebut tidak dapat ditempuh maka PT BPR BKK Boyolali melakukan upaya hukum litigasi.

Permasalahan Hukum Jumlah Kasus

Perdata Pidana Telah mendapatkan putusan yang mempunyai

kekuatan tetap Nihil Nihil

Dalam proses penyelesaian Nihil Nihil

Total Nihil Nihil

J. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

No. Nama dan Jabatan yang memiliki

Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi Nilai Transaksi

(Jutaan Rupiah) Keterangan

*)

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

(21)

*) Tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan menjelaskan keterkaitan antara nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan dengan nama dan jabatan pengambil keputusan.

K. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK Selama tahun 2020 PT BPR BKK Boyolali juga melaksanakan tanggung jawab sosial dengan peduli terhadap lingkungan dan kegiatan kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat yang kesemuanya tercakup dalam program corporate responsibility, diantaranya memberikan bantuan sbb:

( dalam ribuan )

No Kegiatan Sosial Jumlah

1 2 3 4 5

Kegiatan Pendidikan

Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Bantuan tanggal darurat Bencana Kesehatan

Keagamaan Sosial dan Budaya

4.000.000,- 30.650.200,- 28.402.000,- 66.532.000,- 3.000.000,- 142.922.235,- Jumlah 275.506.435,-

PT BPR BKK Boyolali tidak terlibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap

kegiatan politik.

(22)

BAB IV

KESIMPULAN UMUM SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

Dari hasil penilaian sendiri atas Pelaksanaan GCG Bank, ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan GCG Bank memperoleh peringkat 1 (satu) atau “sangat baik”. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara umum telah dilaksanakan, namun masih beberapa belum dilaksanakan secara optimal, sebagaimana dapat dilihat di bawah ini :

1. Ketentuan Otoritas Jasa keuangan tentang persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi serta Integritas, Kompetensi dan Reputasi Keuangan Direksi dapat dipenuhi oleh Bank.

2. Ketentuan Otoritas Jasa keuangan tentang persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi serta Integritas, Kompetensi dan Reputasi Keuangan Dewan Komisaris dapat dipenuhi oleh Bank dikarenakan Bank memiliki 2 (dua) orang komisaris.

3. Bank telah membuat SOP Good Corporate Governance (GCG), diharapkan kedepan tata kelola Bank akan berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Bank telah membuat pembagian tugas Direksi yang ditetapkan dalam RUPS, sehingga Direksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif.

5. Dewa Komisaris telah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien yang dapat menjadi acuan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi.

6. Telah ditunjuk Pejabat Eksekutif yang membawahi Fungsi kepatuhan Bank, Fungsi Managemen Risiko dan Fungsi Audit Intern, diharapkan penerapan Good Corporate Governance (GCG) kedepan akan lebih fokus dan terarah.

7. Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

8. Tidak ada permasalahan hukum secara perdata atau pidana baik dari internal maupun dari sisi ekternal seperti debitur atau nasabah BPR.

9. Adanya transparansi keuangan maupun non keuangan.

10. Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis Jangka Pendek yang telah disusun secara periodik yang sesuai dengan Visi Misi BPR.

11. Bank telah melaporkan seluruh kewajiban pelaporan kepada Otoritas Jasa keuangan

atau lembaga lain yang terkait dalam rangka Transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan, dan saat ini bank telah memiliki website BPR BKK Boyolali dengan

alamat: www.bprbkkboyolali.com

(23)

Demikian Laporan ini disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

(24)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG B TUJUAN

C RUANG LINGKUP BAB II PELAKSANAAN TATA KELOLA

A RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

B PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREJSI

C PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS D PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

E FUNGSI KEPATUHAN

F PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN G PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKTERN H PENERPANA MANAJEMEN RISIKO I BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT J LAPORAN MANAJEMEN

K RENCANA BISNIS

L TRANSPARASI KONDISI KEUANGAN

BAB III TRANSPARASI DALAM PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE A KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

B HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU KELUARGA ANGGOTA DIREKSI DENGAN DEWAN PENGAWAS DAN PEMEGANG SAHAM

C KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

D HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU KELUARGA ANGGOTA DEWAS DENGAN ANGGOTA DEWAS LAIN DENGAN DIREKSI DAN PEM.SAHAM E KEBIJAKAN REMUNERISASI & FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAS F RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

G FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS

H JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA PENYELESAIAN bpr

I PERMASALAHAN HUKUM DAN PENYELESAIANNYA

J TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN K PEMBERIAN DANAUNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK N KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI ( SELF ASSESSMENT )

PENERAPAN TATA KELOLA BAB IV P E N U T U P

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(25)
(26)

Profil BPR

Nama BPR* PT BPR BKK BOYOLALI (PERSERODA)

Alamat BPR* Jl.Boyolali - Solo KM.1 Mojosongo Boyolali

Posisi Laporan* 30 DESEMBER 2020

Modal Inti BPR* Total Aset BPR*

Bobot Faktor BPR B

*) wajib diisi oleh BPR

Pengisian Faktor Tata Kelola BPR

Pengisian Indikator SEMPURNA

Terisi 106

Belum terisi 0

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko

Nilai Komposit 1.38 Nilai Komposit

Predikat Komposit Sangat Baik Predikat Komposit

Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja

Cetak Laporan Cetak Laporan

Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian

Rp30,240,703,688 Rp265,386,740,896 Penjelasan Umum

Mulai PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Tata Cara Pengisian

Faktor Penilaian

(27)

1.46 Sangat Baik

(28)

Home

1.

a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;

d. penanganan benturan kepentingan;

e. penerapan fungsi kepatuhan;

f. penerapan fungsi audit intern;

g. penerapan fungsi audit ekstern;

h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

i. batas maksimum pemberian kredit;

j. rencana strategis BPR; dan

k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:

a.

b.

c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.

3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain:

a. kecukupan transparansi laporan;

b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

c.

Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.

efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan

kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;

Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola yaitu:

(29)

Home

1.

2.

a.

b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi.

c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi.

d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi.

e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.

3.

4.

5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.

6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.

No Faktor Bobot A

(% )

Bobot B (% )

Bobot C (% )

Bobot D (% ) 1 Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direksi 20.00 20.00 20.00 20.00

Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola

Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola.

Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:

Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-masing faktor.

Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi.

Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk bobot

proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.

(30)

2

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

15.00 15.00 15.00 12.50

3

Kelengkapan dan pelaksanaan

tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00 2.50

4 Penanganan benturan

kepentingan 10.00 10.00 10.00 10.00

5 Penerapan fungsi kepatuhan

BPR 10.00 10.00 10.00 10.00

6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00 10.00 7 Penerapan fungsi audit ekstern

0.00 2.50 2.50 2.50

8

Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern*)

10.00 10.00 10.00 10.00

9 Batas maksimum pemberian

kredit 7.50 7.50 7.50 7.50

10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50 7.50

11

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta

pelaporan internal 10.00 7.50 7.50 7.50

*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR.

Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko adalah 90.

Keterangan:

Bobot A:

Bobot B:

Bobot C:

Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

(31)

7.

8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Predikat Komposit

Nilai Komposit Predikat Komposit 1.0  Nilai Komposit < 1.8 Sangat

Baik 1.8  Nilai komposit < 2.6 Baik 2.6  Nilai Komposit < 3.4 Cukup

Baik 3.4  Nilai Komposit < 4.2 Kurang

Baik 4.2  Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

9.

10.

11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.

12.

13.

14.

15.

Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.

Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di atas.

Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor 11 menjadi 7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.

Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan untuk faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).

Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata Kelola BPR.

Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan Nilai Komposit.

Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2, Peringkat

Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.

(32)

16. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan laporan

kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).

(33)

Faktor 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Faktor 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Faktor 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite Faktor 4 Penanganan Benturan Kepentingan

Faktor 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Faktor 6 Penerapan Fungsi Audit Intern Faktor 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Faktor 8 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern Faktor 9 Batas Maksimum Pemberian Kredit

Faktor 10 Rencana Strategis BPR

Faktor 11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 11 Faktor Tata Kelola BPR

(34)

Home

(35)

Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR Faktor Indikator Terisi Indikator Belum Terisi

1 19 0

2 18 0

3 5 0

4 3 0

5 13 0

6 13 0

7 5 0

8 12 0

9 5 0

10 6 0

11 7 0

Total 106 0

(36)

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan

I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Wajib diisi oleh BPR)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

1

Anggota Direksi 3 ( tiga ) orang , dan sudah menunjuk Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan

2.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

1

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Kapupaten Boyolali

3. Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau

lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). 1 Anggota Direksi tidak merangkap jabatan

4.

Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris. 1

Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi maupun Anggota Komisaris

5

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

1

Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan

6

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS

sebelum berakhir masa jabatannya. 1

Seluruh Anggota Direksi telah lulus uji Kemampuan dan kepatutan

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7

Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang

tanpa batas. 1 Direksi melaksanakan tugas

secara independen

8

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 2 Sebagaian besar hasil Audit telah ditindak lanjuti

9

Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu

kepada Dewan Komisaris. 2

Direksi menyediakan data dan informasi tepat waktu kepada Dewan Komisaris

10

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

1 Keputusan Direksi diputuskan dengan musyawah

11

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

1

Direksi tidak menggunakan dan mengambil untuk kentungan pribadi

12

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

2

Anggota Direksi telah membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dan mengikutsertakan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan

13

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan

mengenai prinsip kehati-hatian. 1 Direksi mengimplementasikan

kompetensi yang dimilikinya

14

Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang

paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. 1 Direksi memiliki pedoman kerja

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15

Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

1

Direksi

mempertanggungjawabkan pelaksanan tugasnya kepada RUPS

16 Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR

di bidang kepegawaian. 1 Direksi sudah menyampaikan

kebijakan strategis disampaikan kepada karyawan

17

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

2

Rapat Direksi diselenggarakan dengan PE dituangkan dalam risalah.

18

Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

2

Terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampuan Direksi namun hasilnya belum maksimal

19

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan

keuangan sesuai ketentuan. 2

Direksi menyampaikan laporan Tata Kelola kepada OJK dan Asosiasi BPR

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

(37)

No Skala Penerapan Keterangan

II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Wajib diisi oleh BPR)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

1

Jumlah Komisaris 2 orang, yang terdiri dari Ketua dan Anggota

2. Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

1 Jumlah anggota Komisaris tidak melebihi jumlah anggota Direksi

3.

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

1

Anggota Dewan Komisaris ada 2 ( dua) yang terdiri dari Ketua dan Anggota, dan lulus uji kemampuan dan kepatutan dan diangkat RUPS, dalam perpanjangan masa jabatan dilakukan sebelum masa jabatan berakhir

4.

Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

1

Modal inti dibawah Rp.

50.000.000.000,00 tidak mempunya iKomisaris Indenpenden

5.

BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)

2

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga maupun keuangan dengan Anggota Komisaris maupun PSP

6. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja,

waktu kerja, dan rapat. 1 Dewan Komisaris memiliki

pedoman kerja dan tata tertib kerja

7.

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS

dan/atau Bank Umum. 2 Dewan Komisaris tidak rangkap

jabatan

8.

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

2

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga maupun keuangan dengan Anggota Komisaris maupun PSP

9.

Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

2

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga maupun keuangan dengan Anggota Komiasris maupun PSP B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10

Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau

nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 2

Anggota Komisaris melaksanakan tugas sesuai ketentuan serta memberi masukan kepada Direksi

11

Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 1

Komisaris mengarahkan, memantau dan melakukan Evaluasi kebijakan BPR

12

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

1

Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang bersifat operasional

13

Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

1

Direksi telah menindaklanjuti temuan audit intern dan ektern dan melaporkannya kepada Dewan Komisaris

14

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1

(satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 2

Dewan komisaris secara tertib melaksanakan pertemuan sekaligus mengevaluasi kinerja Direksi setiap triwulan

15

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai

musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

2

Komisaris ada dua , secara berkala telah melakukan Rapat Dewan Komisaris

16

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

1

Anggota Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi

17

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan

tindak lanjut Direksi. 1

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan atas laporan Direksi

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 18

Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat,

serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. 2 Dewan Komisaris telah melakukan rapat satu kali dalam tiga bulan WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D

(38)

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan III. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal

inti > Rp 80 miliar)

(Wajib diisi oleh BPR)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1. BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai

ketentuan. 0 BPR tidak berkewajiban

menjalankan Fungsi Komite B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern. 0 BPR tidak berkewajiban menjalankan Fungsi Komite

3. Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

0 BPR tidak berkewajiban menjalankan Fungsi Komite

4. Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara

efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja. 0 BPR tidak berkewajiban menjalankan Fungsi Komite C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5. Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko

kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR. 0 BPR tidak berkewajiban menjalankan Fungsi Komite WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D

Gambar

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola

Referensi

Dokumen terkait

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

Berdasarkan laporan dari inseminator, petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB) melakukan pemeriksaan pada sapi potong yang tidak berahi kembali setelah di IB. Pemeriksaan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10 SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan