commit to user
POTENSI PENERAPAN DAN TARGET PENERIMAAN
RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2007 – 2011
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
TAUFIQ KURNIAWAN F3409063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ABSTRACT
POTENTIAL APLICATION AND REVENUE OF SLAUGHTERHOUSE RETRIBUTION
BOYOLALI DISTRICT 2007 – 2011
TAUFIQ KURNIAWAN F3409063
Retribution is one source of revenue used to support the needs of local government. One of them is slaughterhouse retribution. In areas Boyolali district, revenues from slaughterhouse retribution is very good potential as a source of local revenue. Remember in this area many people are do business in the field of animal husbandry. So, many people use the services of slaughterhouse.
Therefore, the author conducted a research which aims to determine the potential application collection of slaughterhouse retribution by the Boyolali district government in terms of achieving the budget targets set.
There is no clear treatment of Boyolali district government in handling barriers of market factors. It is means that performance of Boyolali district government still lacking in terms of application collection of the retribution slaughterhouse. Based on the result of research, the author gives some suggestions such as maximize the market situation, updating the knowledge of market development and giving detailed reasons for the budget realization that not reached.
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Pengalaman adalah guru yang terbaik tetapi buanglah pengalaman buruk yang hanya merugikan.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
Karya tulis ini dipersembahkan kepada:
1. Allah SWT
2. Ayah dan Bunda serta adik-adik tercinta 3. Bapak dan Ibu dosen yang profesional
4. Teman-teman D III Perpajakan yang super
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayahNya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitan di Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Boyolali mengenai Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) serta mampu menyelesaikan laporan karya ilmiah yang menjadi tugas akhir bagi
penulis ini dengan baik.
Laporan karya ilmiah dengan judul Potensi Penerapan Dan Target
Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Boyolali
Tahun 2007 – 2011 ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan bagi penulis di
perkuliahan program D III Perpajakan. Dalam penyelesaian pembuatan laporan karya ilmiah ini penulis mendapatkan dukungan dan bantuan baik secara materiil
maupun spirituil dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Arum Kusumaningdyah A, S.E., M.M., Ak. selaku dosen
pembimbing.
4. Bapak Ir. Darsono, M.M. selaku Kepala Dinas Peternakan dan
commit to user
5. Bapak Ir. Joko Sularso selaku Kepala UPT RPH Ampel Kabupaten Boyolali.
6. Erwan Agustanto, A.Md. selaku Kasubag Tata Usaha UPT RPH
AmpelKabupaten Boyolali yang sekaligus sebagai pembimbing dalam
penelitian ini.
7. Mas Yudhi dan mbak Avi selaku Staf Keuangan Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Boyolali yang juga membantu dan mendukung terlaksanakannya penelitian ini.
8. Ayahanda tercinta Ir. Bambang Purwadi dan Ibunda Ratih Dwi Surati,
serta adik-adikku Zakky Zainudin dan Eka Nurul Hikmah yang telah
memberi dukungan, motivasi dan cinta yang sangat berarti selama ini. 9. Teman-temanku yang selalu setia dan memberikan banyak motivasi
dan keindahan hidup.
10. Rekan-rekan D III perpajakan angkatan 2009 yang super.
11. Dan semua pihak yang membantu terlaksananya penyelesaian laporan
karya ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Demikian laporan karya ilmiah ini penulis susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Dalam penyusunan laporan karya ilmiah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...1
a. Sejarah UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Ampel ...1
b. Fungsi UPT RPH Ampel ...2
c. Struktur Organisasi ...2
d. Data Pengguna Jasa UPT RPH Ampel ...4
B. Latar Belakang Masalah ...4
C. Rumusan Masalah ...5
D. Tujuan Penelitian ...6
commit to user
a. Bagi Penulis ...7
b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali ...7
c. Bagi Pembaca ...8
F. Metode Penelitian ...8
a. Pengumpulan Data ...8
b. Objek Penelitian ...9
c. Analisis Data ...9
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...10
A. Dasar Hukum ...10
B. Tinjauan Pustaka ...11
a. Macam-Macam Pengertian Retribusi ...11
b. Objek dan Subjek Retribusi RPH ...11
c. Pengertian-Pengertian Terkait RPH ...12
d. Prinsip Tarif Retribusi RPH ...13
e. Tarif Retribusi RPH ...13
f. Terkait Pemungutan Retribusi RPH ...15
C. Analisis Data dan Pembahasan ...15
a. Potensi Pemungutan Retribusi RPH ...15
b. Dasar Penentuan Target Anggaran Retribusi RPH ...16
c. Kegiatan Pemungutan Retribusi RPH ...19
1. Dasar Pengenaan Tarif Retribusi RPH ...19
2. Sistematika Pemungutan Retribusi RPH ...20
commit to user
d. Hambatan dalam Penerapan Pemungutan Retribusi RPH ...26
e. Upaya dan Tanggapan UPT RPH Ampel dalam Mengatasi Hambatan ...28
1. Upaya Mengatasi Hambatan dari Pemungutan Retribusi RPH ...28
2. Tanggapan UPT RPH Ampel Mengenai Target Anggaran Retribusi RPH yang Tidak Tercapai ...28
BAB III TEMUAN ...30
A. Kelebihan ...30
B. Kelemahan ...31
BAB IV PENUTUP ...32
A. Kesimpulan ...32
B. Saran ...34 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Realisasi Penerimaan PAD tahun 2007 ...22
2.2 Realisasi Penerimaan PAD tahun 2008 ...23
2.3 Realisasi Penerimaan PAD tahun 2009 ...24
2.4 Realisasi Penerimaan PAD tahun 2010 ...25
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Denah UPT Rumah Potong Hewan Ampel ...2
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rincian Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daeah Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2007 – 2011
2. Daftar Pertanyaan Wawancara Penelitian
3. Daftar Jawaban Wawancara Penelitian
4. Sekilas UPT RPH Ampel
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Sejarah UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Ampel
UPT RPH Ampel merupakan salah satu UPT pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. UPT RPH Ampel sebelumnya didirikan pada tahun 1968 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Dukuh Kebonjeruk, Desa Candi, Kecamatan Ampel dengan kapasitas hanya 20 ekor. Sedangkan
seiring berjalannya waktu kebutuhan pemotongan hewan semakin bertambah hingga 50 ekor. Maka pada tahun anggaran 1999/ 2000 dibangunlah UPT RPH
Ampel yang baru berlokasi di Dukuh Daleman, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel yang memiliki kapasitas ruang yang lebih besar untuk dijadikan sebagai
tempat pemotongan hewan ternak hingga sekarang. UPT RPH Ampel yang baru terletak ± 9 km dari Kota Kabupaten Boyolali ke arah Semarang.
UPT RPH Ampel yang baru didirikan pada tahun 2001 dengan luas lahan ± 1,5 ha, terdiri dari bangunan gedung dengan luas ± 6.000 dan sisanya lahan
commit to user Gambar 1.1 1 2 23 4 5 6 7 8 9 10 11 12 22 15 16 13 Keterangan : 1. Kantor 2.Tempat pemotongan dan pelayuan 3. Rumah Dinas 4. Tempat wudlu 5. Mushola 6. Kantin
7. Kandang Peristirahatan 8. Tempat cuci jerohan 9. Bak penampungan air
10. air
11. Pos jaga 12. Pos jaga 13 .Tempat parkir 14. Tower air
15. Tempat penampungan limbah 16. Kandang Karantina 17.
18. ngolahan hujan Tandon dan Tower
hujan
Tempat penampungan limbah Tempat pe limbah 19. Km/W C
20. Loket 21. Gudang 22. Tower air 23. Pintu Masuk Utama 24. Restrining Box 25. Pintu Masuk Belakang 26. Tempat parkir roda 4
U DENAH UPTD. RUMAH POTONG HEWAN AMPEL
19 14 20
Jal an Raya Boyolali - Semarang
J a la n D e sa T an d u k 21 18 17 23 24 24 25 26 26
(Sumber: UPT RPH Ampel)
b. Fungsi UPT RPH Ampel
Fungsi dari UPT RPH Ampel antara lain adalah:
(1) Sebagai terminal terakhir dari proses kegiatan pemotongan hewan
(khususnya sapi) di Kabupaten Boyolali.
(2) Sebagai penyedia daging yang sehat dan berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan industri (abon, dendeng) maupun dikonsumsi secara langsung.
c. Struktur Organisasi
commit to user (2) 1 orang Kasubag Tata Usaha,
(3) 1 orang dokter hewan, (4) 2 orang petugas keur master, (5) 1 orang petugas modin, dan
(6) 10 orang petugas kebersihan.
Gambar 1.2
Struktur Organisasi UPT RPH Ampel
(Sumber: UPT RPH Ampel)
KEPALA UPT RPH AMPEL
Ir. Joko Sularso NIP. 195903301993091001
KASUBAG TATA USAHA
Erwan Agustanto, AM.d NIP. 196408111985071001
PETUGAS KEBERSIHAN PETUGAS MODIN
Sukarjo DOKTER HEWAN
Drh. Aryo Pramono
NIP. 197802072009011003
PETUGAS KEUR MASTER
Suprihatin Supar Wiodo Warsidi Sunardi Sunarto Marso Jamali Slamet S Rosidi Sidik Jayatmo, Bsc
NIP. 19570305199201001 Eko Purnomo, AM.d
commit to user
d. Data Pengguna Jasa UPT RPH Ampel
Pengguna jasa dari UPT RPH Ampel pada umumnya berasal dari
pengusaha daging, khususnya daging sapi. Hingga saat ini jumlah jagal yang menggunakan jasa RPH berjumlah 65 orang jagal tetap. Selain jagal tetap, di UPT
RPH Ampel juga terdapat pengguna jasa dari para jagal musiman yang biasanya menggunakan jasa RPH pada waktu Idul Qurban atau untuk acara hajat saja yang berjumlah 9 orang jagal musiman. (data terlampir)
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini membuat kebutuhan
di kalangan masyarakat semakin meningkat. Guna memperbaiki/ merawat sarana prasarana yang dimiliki daerah dan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya
masyarakat yang berada di daerahnya, Pemerintah Daerah juga membutuhkan masukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) guna memenuhi kebutuhan Pemerintah Daerah tersebut dapat diperoleh antara lain dari penerimaan atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain PAD yang sah.
Daerah Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi baik dalam hal peternakan karena sebagian besar masyarakatnya
commit to user
khususnya sapi biasanya dilakukan oleh masyarakat/ pengusaha guna menghasilkan daging untuk keperluan industri maupun dijual secara langsung
kepada masyarakat untuk dikonsumsi. Namun, pemotongan hewan ternak yang dilakukan tanpa pemeriksaan kesehatan hewan maupun daging hasil pemotongan
terlebih dahulu memungkinkan buruknya kualitas daging yang diolah maupun yang dijual kepada masyarakat. Oleh karenanya, Pemerintah Daerah Kabupaten
Boyolali menyediakan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sebagai terminal terakhir dari proses kegiatan pemotongan hewan ternak dan sebagai penyedia daging yang sehat dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan industri maupun dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Penyediaan jasa atas RPH tersebut
tentunya dikenakan pemungutan retribusi, yang selanjutnya disebut Retribusi RPH sebagai salah satu sumber PAD Kabupaten Boyolali yang memiliki
pencapaian target tertentu setiap tahunnya guna membiayai kebutuhan/ belanja Pemerintah Daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan
mempelajari mengenai “POTENSI PENERAPAN DAN TARGET
PENERIMAAN RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007 – 2011”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis di atas, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan diamati, diteliti dan dibahas
commit to user
(1) Apakah pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali berpotensi baik dalam menunjang pendapatan
daerahnya?
(2) Bagaimanakah sistematika pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali, dalam hal ini Dinas Peternakan dan Perikanan guna menunjang pendapatan daerahnya?
(3) Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan
Retribusi RPH yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan dalam karya
ilmiah ini dan sesuai dengan bidang studi yang ditempuh oleh penulis yakni D III Perpajakan. Adapun tujuan penulis melakukan penelitian mengenai Potensi
Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
(1) Untuk mengetahui potensi pemungutan Retribusi RPH dalam menunjang
pendapatan daerah Kabupaten Boyolali.
(2) Untuk mempelajari sistematika penerapan pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. (3) Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam penerapan pemungutan
Retribusi RPH yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan
commit to user
(4) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Boyolali dalam menanggulangi atau meminimalkan
kemungkinan terjadinya hambatan yang dihadapi dalam penerapan pemungutan Retribusi RPH.
(5) Guna mengetahui tanggapan dari Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Boyolali dalam hal pencapaian target penerimaan Retribusi
RPH yang tidak terpenuhi sesuai target yang ditetapkan.
(6) Untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan penulis selama menempuh
kuliah D III Perpajakan ke dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini adalah:
a. Bagi Penulis
Merupakan kesempatan bagi penulis untuk memperluas pemahaman dan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan pada umumnya dan di bidang retribusi
daerah pada khususnya. Serta sebagai sarana guna menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh kuliah D III Perpajakan ke dalam ruang lingkup praktek kerja yang sesungguhnya.
b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali
Diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dan
commit to user
penanggulangan hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan Retribusi RPH dengan saran-saran yang membangun sehingga hambatan tersebut
dapat ditanggulangi dengan baik tanpa menimbulkan masalah yang baru.
c. Bagi Pembaca
Untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
tentang tata cara pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dan hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan tersebut. Serta untuk menambah referensi dan sebagai acuan mahasiswa lain dalam menyusun tugas akhir untuk masa yang akan
datang.
F. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian
mengenai Potensi Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang relevan sebagai dasar penyusunan karya ilmiah ini, penulis melakukan pengumpulan data dan penelitian dengan metode studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat,
commit to user
penulisan serta dilakukan wawancara secara langsung sehingga kebenaran data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian atau hal mendasar yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana penerapan pemungutan Retribusi RPH
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali serta realisasinya dalam pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan dan tindakan yang dilakukan guna menanggulangi hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan retribusi RPH tersebut.
c. Analisis Data
Analisa data dapat dibedakan menjadi dua yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Yang dimaksud dengan analisa kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1992: 21-22).
Sedangkan analisa kuantitatif adalah pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2007: 13). Di dalam penulisan karya ilmiah ini, teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis
commit to user
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan penulis sebagai acuan dalam penulisan
karya ilmiah ini adalah:
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Jasa Usaha.
(3) Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 14 Tahun
1998 Tentang Retribusi Rumah Potong Hewan.
(4) Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2009 Tanggal 30
Desember 2009 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010.
(5) Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 27 Tahun 2009 Tanggal 31
Desember 2009 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010.
(6) Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Perangkat Kerja
commit to user
B. Tinjauan Pustaka
a. Macam-Macam Pengertian Retribusi
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan
Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau Badan. (UU Republik Indonesia No.28 Th. 2009)
Retribusi Jasa adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial. (PERDA Kab. Boyolali No.
14 Th. 1998)
Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah potong hewan, termasuk pemeriksaan kesehatan
hewan sebelum dan sesudah dipotong yang dimiliki dan/ atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah. (PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011)
b. Objek dan Subjek Retribusi RPH
Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan/ atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. (PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011)
commit to user
disediakan, dimiliki, dan/ atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak swasta. (PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011)
Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah orang pribadi atau Badan yang memanfaatkan atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah potong hewan
ternak. (PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011)
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang dikenakan
kewajiban membayar Retribusi Rumah Potong Hewan. (PERDA Kab. Boyolali
No. 12 Th. 2011)
c. Pengertian-Pengertian Terkait RPH
Rumah Potong Hewan, yang selanjutnya disingkat RPH adalah suatu bangunan dan komplek bangunan dengan rancang bangun tertentu yang
digunakan sebagai tempat pemotongan hewan bagi konsumen masyarakat luas dikelola oleh Pemerintah Daerah. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
Pemotongan Ternak adalah kegiatan untuk menghasilkan daging yang terdiri pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, penyelesaian penyembelihan
dan pemeriksaan post mortem. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
Ternak ialah lembu, kerbau, kuda, kambing/ domba dan babi. (PERDA
Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
Petugas Ahli adalah dokter hewan Kepala Dinas Peternakan atau dokter
hewan pemerintah yang ditunjuk Menteri. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th,
commit to user
Juru Periksa adalah pegawai Dinas Peternakan yang melakukan pekerjaan untuk memeriksa hewan dan daging, mengawasi kesehatan (Hygiene) daging di
bawah pengawasan dan tanggungjawab dokter hewan. (PERDA Kab. Boyolali
No.14 Th, 1998)
d. Prinsip Tarif Retribusi RPH
Prinsip penetepan tarif retribusi rumah potong hewan adalah biaya administrasi, pembangunan, perawatan rumah potong, kebersihan dan pelayanan
pemotongan hewan. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa
Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut
dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. (PERDA
Kab. Boyolali No.12 Th, 2011)
e. Tarif Retribusi RPH
Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut: (1) Biaya tempat pemotongan:
1. Seekor sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 3.500,00 (tiga ribu lima
ratus rupiah).
commit to user (2) Biaya pemeriksaan kesehatan hewan/ ternak:
1. Sapi, kerbau, kuda dan babi Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah)
perekor.
2. Kambing/ domba sebesar Rp. 1.000,00 (seribu rupiah) perekor.
(3) Biaya menggunakan tempat penyimpanan daging di RPH dalam waktu
selama-lamanya 24 (dua puluh empat) jam:
1. Sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah)
perekor.
2. Kambing/ domba sebesar sebesar Rp. 500,00 (lima ratus rupiah) perekor.
(4) Biaya penggunaan kandang dalam waktu selama-lamanya 24 (dua puluh empat) jam:
1. Sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 500,00 (lima ratus rupiah)
perekor.
2. Kambing/ domba sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) perekor.
(5) Biaya Surat Keterangan Tanda Afkir seekor sapi dan kerbau betina sebesar
Rp. 3.500,00 (tiga ribu lima ratus rupiah) perekor.
(6) Biaya pemeriksaan kembali daging ternak besar yang akan dibawa keluar/
masuk Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali, untuk tiap surat pembawa daging sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) per 100 kg.
commit to user
f. Terkait Pemungutan Retribusi RPH
Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. (PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998)
C. Analisis Data dan Pembahasan
a. Potensi Pemungutan Retribusi RPH
Penerimaan Retribusi RPH berpotensi sangat baik sebagai salah satu sumber PAD Kabupaten Boyolali karena di wilayah Kabupaten Boyolali
pengguna jasa RPH cukup banyak mengingat di wilayah ini banyak masyarakat yang melakukan usaha di sektor pertanian dan peternakan sehingga banyak hewan
ternak yang dibudidayakan, khususnya sapi. Selain itu, pemungutan Retribusi RPH menghasilkan jumlah pendapatan yang paling besar dibandingkan dengan
pemungutan-pemungutan retribusi lain yang diterapkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Misalnya untuk pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada tahun 2010, hanya menghasilkan PAD sebesar Rp 46.188.000,00, Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah hanya sebesar Rp
28.180.000,00 dan Retribusi Izin Usaha Perikanan/ Peternakan hanya sebesar Rp 50.991.000,00. Sedangkan untuk penerimaan dari pemungutan Retribusi RPH
commit to user
ini membuktikan bahwa pendapatan yang berasal dari pemungutan Retribusi RPH berpotensi sangat baik dalam menunjang penerimaan PAD Kabupaten Boyolali.
b. Dasar Penentuan Target Anggaran Retribusi RPH
Seperti halnya pajak, retribusi juga memiliki target anggaran yang harus dicapai pada setiap tahunnya guna memaksimalkan pendapatan daerah. Penentuan
target anggaran untuk retribusi tersebut khususnya Retribusi RPH berasal dari usulan yang berdasarkan atas pertimbangan dari perhitungan pendapatan dan belanja pada tahun sebelumnya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali kepada Badan Legislatif (DPRD Kabupaten Boyolali), yang kemudian
diagendakan dalam rapat dewan anggaran. Apabila dalam rapat tersebut usulan telah disetujui dan disepakati, langkah selanjutnya adalah pengesahan oleh DPRD
dan Bupati Kabupaten Boyolali yang kemudian diserahkan kepada DPRD Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di Semarang. Apabila dokumen yang
diserahkan kepada DPRD Provinsi tidak ditemukan kejanggalan dan disetujui, selanjutnya dokumen tersebut dikembalikan kepada DPRD Kabupaten Boyolali
untuk dijadikan sebagai dasar acuan pembuatan Peraturan Daerah tentang APBD yang baru. Selanjutnya Peraturan Daerah tentang APBD yang baru dijadikan sebagai dasar pembuatan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD. Dari Peraturan Bupati tersebut kemudian dibuatlah Dokumen Pelaksanaan Perubahan
commit to user
Contoh penentuan target anggaran tahun 2010 tentang penerimaan Retribusi RPH adalah sebagai berikut:
(1) Bedasarkan usulan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Boyolali yang kemudian disahkan oleh DPRD dan Bupati setempat maka
dibuatlah Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2009Tanggal 30
Desember 2009 tentang Anggaran Dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2010 sebagai perubahan atas Peraturan Daerah sebelumnya. Adapun ketetapan dari Peraturan Daerah tentang APBD tersebut adalah:
Lampiran I
Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun
Anggaran 2010 sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah Rp 912.315.052.000,-
2. Belanja Daerah Rp 964.590.278.000,-
Surplus/ (Defisit) Rp (52.275.226.000,-)
3. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp 59.569.226.000,-
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rp 7.294.000.000,-
Pembiayaan Netto Rp 52.275.226.000,-
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp 0,-
Tahun Berkenaan
(2) Dari ketetapan Peraturan Daerah tentang APBD tersebut dibuatlah
commit to user
Desember 2009 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010 sebagai tindak lanjut dari Peraturan
Daerah tentang APBD yang bersangkutan. Adapun ketetapan dari Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD tersebut adalah:
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran
2011 sebagai berikut:
1. PendapatanDaerah
a. Pendapatan Asli Daerah Rp 80.020.241.000,-
b. Dana Perimbangan Rp 682.044.836.000,-
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Rp 150.249.975.000,-
Jumlah pendapatan Rp 912.315.052.000,-
2. BelanjaDaerah
a. Belanja Tidak Langsung Rp
817.276.648.000,-b. Belanja Langsung Rp 147.313.630.000,-
Jumlah belanja Rp 964.590.278.000,-
Surplus/ (Defisit) Rp (52.275.226.000,-)
3. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp 59.569.226.000,-
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rp 7.294.000.000,-
Jumlah Pembiayaan Netto Rp 52.275.226.000,-
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp
commit to user
(3) Selanjutnya dari ketetapan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD tersebut dibuatlah ringkasan pelaksanaan anggaran daerah yang disebut dengan
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA SKPD) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Tahun
Anggaran 2010 yang selanjutnya dijadikan dasar penentuan target anggaran pendapatan tahun 2010. Adapun target penerimaan atas pemungutan Retribusi
RPH pada tahun anggaran 2010 adalah sebagai berikut: Formulir DPPA SKPD 1
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Rumah Potong Hewan Rp 351.925.000,-
1. Pemotongan Hewan Besar Jantan Rp 341.800.000,-
2. Pemotongan Hewan Betina Rp 6.525.000,-
3. Pemeriksaan Kembali Rp 450.000,-
4. Pemotongan Hewan Kecil Rp 3.150.000,-
Atas dasar penentuan target APBD Kabupaten Boyolali tersebut maka dapat disimpulkan bahwa target penerimaan anggaran tahun 2010 untuk pemungutan
Retribusi RPH adalah sebesar Rp 351.925.000,00.
c. Kegiatan Pemungutan Retribusi RPH
1. Dasar Pengenaan Tarif Retribusi RPH
Hewan ternak yang dipotong di UPT RPH Ampel hingga saat ini pada umumnya hanya sapi. Hal ini dikarenakan di daerah Kabupaten Boyolali hewan
commit to user
yang lain belum atau tidak dibudidayakan di daerah ini. Namun ada pula yang menggunakan jasa UPT RPH Ampel untuk memotong hewan ternak kecil seperti
kambing/ domba meskipun jumlahnya relatif sedikit.
Kegiatan pemungutan Retribusi RPH di Kabupaten Boyolali dimulai sejak
berdirinya UPT RPH Ampel yang lama yakni pada tahun 1968. Tarif retribusi yang digunakan pada saat didirikannya UPT RPH Ampel tidak ada data karena
saksi hidup dan data-data yang dimiliki sudah tidak ada. Hingga pada tahun 1998 dikeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 14 tahun 1998 yang digunakan sebagai dasar acuan tarif pemungutan Retribusi RPH. Adapun tarif tersebut antara lain:
(1) Pemotongan hewan besar Rp 11.000,00
(2) Pemotongan hewan betina Rp 3.500,00
(3) Pemotongan hewan kecil Rp 2.100,00
(4) Pemeriksaan kembali Rp 2.500,00
2. Sistematika Pemungutan Retribusi RPH
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 1998 pasal 7 ayat (2). Pada saat hewan ternak yang akan dipotong tiba di UPT RPH Ampel dan di masukkan ke dalam kandang penampungan, sudah dikenakan pemungutan retribusi sebesar Rp 500,00/ ekor. Hal ini dikarenakan pengguna jasa
RPH sudah menggunakan fasilitas yang disediakan oleh UPT RPH Ampel tersebut. Setelah sapi masuk ke dalam kandang, dilakukan pemeriksaan kesehatan
commit to user
Kabupaten Boyolali. Pemeriksaan kesehatan ini juga dilakukan pemungutan retribusi sebesar Rp 2.500,00/ ekor. Sedangkan untuk sapi betina dilakukan 2
(dua) pemeriksaan kesehatan, yaitu yang pertama adalah pemeriksaan kesehatan biasa seperti sapi jantan dan yang kedua adalah pemeriksaan terhadap sapi betina
afkir (tidak produktif). Pemeriksaan dan pemberian Surat Keterangan Afkir untuk sapi betina ini dikenakan pungutan retribusi sebesar Rp 3.500,00/ ekor. Setelah
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat dan/ atau sudah afkir untuk sapi betina oleh dokter hewan, kemudian sapi dimasukkan ke dalam tempat pemotongan hewan. Ditempat ini proses penyembelihan dilakukan oleh juru sembelih UPT RPH Ampel dan didampingi oleh tenaga/ pegawai dari jagal.
Penggunaan tempat pemotongan hewan ini dikenakan pemungutan retribusi sebesar Rp 3.500,00/ ekor. Setelah proses penyembelihan selesai dilakukan,
daging hasil dari penyembelihan dibawa ke tempat penyimpanan daging atau dalam hal ini di UPT RPH Ampel disebut juga tempat pelayuan. Di tempat
pelayuan ini kemudian dilakukan pemeriksaan kembali terhadap daging oleh petugas keur master/ dokter hewan. Apabila daging dinyatakan sehat/ layak
commit to user 3. Data Realisasi Penerimaan dari Retribusi RPH (1) Realisasi Penerimaan PAD tahun 2007:
Table 2.1
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan)
Keterangan :
Kekurangan pendapatan dari jumlah anggaran yang ditargetkan dikarenakan banyaknya jagal yang sudah tidak lagi melakukan usaha dibidang pengolahan daging ternak.
No. Jenis Pengenaan
Retribusi Jumlah Hewan Tarif Jumlah Pendapatan
A. B. C. D = B x C
1. Potong Hewan Besar 33.749 ekor Rp 11.000,00 Rp 371.239.000,00
2. Potong Hewan Kecil 1.183 ekor Rp 2.100,00 Rp 2.484.300,00
3. Potong Hewan Betina 3.882 ekor Rp 3.500,00 Rp 13.587.000,00
4. Pemeriksaan Kembali 238 ekor Rp 2.500,00 Rp 595.000,00
JUMLAH Rp 387.905.300,00
Target Anggaran 2007 (Retribusi RPH) Rp 461.500.000,00
commit to user (2) Realisasi Penerimaan PAD tahun 2008:
Table 2.2
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan)
Keterangan:
Kelebihan pendapatan dari jumlah anggaran yang ditargetkan dikarenakan
berhasilnya Tim Intensifikasi memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para jagal.
No. Jenis Pengenaan
Retribusi
Jumlah
Hewan Tarif Jumlah Pendapatan
A. B. C. D = B x C
1. Potong Hewan Besar 32.443 ekor Rp 11.000,00 Rp 356.873.000,00
2. Potong Hewan Kecil 1.029 ekor Rp 2.100,00 Rp 2.160.900,00
3. Potong Hewan Betina 3.021 ekor Rp 3.500,00 Rp 10.573.500,00
4. Pemeriksaan Kembali 120 ekor Rp 2.500,00 Rp 300.000,00
JUMLAH Rp 369.907.400,00
Target Anggaran 2008 (Retribusi RPH) Rp 361.350.000,00
commit to user (3) Realisasi Penerimaan PAD tahun 2009:
Tabel 2.3
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan)
Keterangan:
Kekurangan pendapatan dari jumlah anggaran yang ditargetkan dikarenakan
jumlah jagal yang beroperasi/ memotong sapi di RPH menurun.
No. Jenis Pengenaan
Retribusi
Jumlah
Hewan Tarif Jumlah Pendapatan
A. B. C. D = B x C
1. Potong Hewan Besar 28.718 ekor Rp 11.000,00 Rp 315.898.000,00
2. Potong Hewan Kecil 1.289 ekor Rp 2.100,00 Rp 2.706.900,00
3. Potong Hewan Betina 1.685 ekor Rp 3.500,00 Rp 5.897.500,00
4. Pemeriksaan Kembali 140 ekor Rp 2.500,00 Rp 350.000,00
JUMLAH Rp 324.852.400,00
Target Anggaran 2009 (Retribusi RPH) Rp 403.595.000,00
commit to user (4) Realisasi Penerimaan PAD tahun 2010:
Table 2.4
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan)
Keterangan:
Kelebihan pendapatan dari jumlah anggaran yang ditargetkan dikarenakan berhasilnya Tim Intensifikasi memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada
para jagal.
No. Jenis Pengenaan
Retribusi
Jumlah
Hewan Tarif Jumlah Pendapatan
A. B. C. D = B x C
1. Potong Hewan Besar 33.350 ekor Rp 11.000,00 Rp 366.850.000,00
2. Potong Hewan Kecil 1.575 ekor Rp 2.100,00 Rp 3.307.500,00
3. Potong Hewan Betina 1.765 ekor Rp 3.500,00 Rp 6.177.500,00
4. Pemeriksaan Kembali 110 ekor Rp 2.500,00 Rp 275.000,00
JUMLAH Rp 376.610.000,00
Kelebihan Setoran Rp 84.500,00
JUMLAH TOTAL Rp 376.694.500,00
Target Anggaran 2010 (Retribusi RPH) Rp 351.925.000,00
commit to user (5) Realisasi Penerimaan PAD tahun 2011:
Table 2.5
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan)
Keterangan:
Kelebihan pendapatan dari jumlah anggaran yang ditargetkan dikarenakan
berhasilnya Tim Intensifikasi memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para jagal.
d. Hambatan dalam Penerapan Pemungutan Retribusi RPH
Seperti halnya pajak, pendapatan retribusi yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali juga memiliki jumlah target tertentu pada setiap tahunnya. Misalnya pada tahun 2007, target anggaran pendapatan dari Retribusi RPH adalah sebesar Rp 461.500.000,00, pada tahun 2008 sebesar Rp
361.350.000,00, pada tahun 2009 sebesar Rp 403.595.000,00, pada tahun 2010 sebesar Rp 351.925.000,00 dan pada tahun 2011 sebesar Rp 421.925.000,00.
No. Jenis Pengenaan
Retribusi
Jumlah
Hewan Tarif Jumlah Pendapatan
A. B. C. D = B x C
1. Potong Hewan Besar 43.113 ekor Rp 11.000,00 Rp 474.243.000,00
2. Potong Hewan Kecil 2.228 ekor Rp 2.100,00 Rp 4.678.800,00
3. Potong Hewan Betina 2.034 ekor Rp 3.500,00 Rp 7.119.000,00
4. Pemeriksaan Kembali 123 ekor Rp 2.500,00 Rp 307.500,00
JUMLAH Rp 486.348.300,00
Target Anggaran 2011 (Retribusi RPH) Rp 421.925.000,00
commit to user
Namun dalam realisasinya, jumlah pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH yang diterima oleh Pemerintah Daerah tidak selalu dapat mencapai target yang
diharapkan. Misalnya pada tahun 2007 yang hanya dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 397.905.300,00 dan pada tahun 2009 hanya sebesar Rp
324.852,400,00 dari pemungutan Retribusi RPH.
Dalam pelaksanaan pemungutan Retribusi RPH tidak selalu berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan, melainkan ada hambatan yang sering kali muncul dan harus dihadapi oleh UPT RPH Ampel Kabupaten Boyolali. Hambatan yang sering muncul tersebut adalah faktor rendahnya kesadaran dari para jagal untuk membayar retribusi kepada pemerintah, sehingga masih banyak jagal yang
memotong hewan ternaknya diluar UPT RPH Ampel. Selain faktor kesadaran dari para jagal, faktor lain yang menjadi hambatan adalah faktor pasar. Faktor pasar
sangat mempengaruhi jumlah pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH karena apabila pasar sedang lesu atau masyarakat sedang tidak konsumtif maka pengguna
jasa RPH (jagal) juga enggan untuk melakukan pemotongan hewan ternaknya di RPH mengingat daging yang mereka jual belum laku dipasaran. Hal inilah yang
menjadi penyebab dari menurunnya pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH sehingga pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan tidak terealisasikan sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, dengan melakukan pemotongan hewan ternak diluar RPH yang tanpa dilakukan pemeriksaan terhadap kesehatan hewan
commit to user
merugikan dan membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi daging tersebut.
e. Upaya dan Tanggapan UPT RPH Ampel dalam Mengatasi Hambatan
1. Upaya Mengatasi Hambatan dari Pemungutan Retribusi RPH
Di dalam hubungannya dengan hambatan yang dihadapi oleh UPT RPH
Ampel yakni masih rendahnya kesadaran para pengguna jasa RPH (jagal) untuk membayar retribusi dan menggunakan fasilitas RPH yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali, pihak UPT RPH Ampel melakukan upaya guna mengatasi hambatan tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan antara
lain dengan cara pendekatan secara kekeluargaan (Anjangsana) kepada para jagal serta dilakukannya pembinaan dan penyuluhan secara rutin mengenai pentingnya
membayar retribusi kepada pemerintah dan aspek positif mengenai pentingnya daging sehat dan layak konsumsi bagi masyarakat.
2. Tanggapan UPT RPH Ampel Mengenai Target Anggaran Retribusi RPH
yang Tidak Tercapai
Pada pelaksanaan pemungutan Retribusi RPH yang menjadi salah satu sumber PAD Kabupaten Boyolali tidak selalu memenuhi target anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini UPT RPH Ampel
memberikan tanggapan berupa: Apabila pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH tidak dapat memenuhi jumlah target yang dianggarkan oleh Pemerintah
commit to user
mengenai apa yang menjadikan tidak tercapainya target anggaran tersebut. Alasan yang dimaksud kemudian diutarakan oleh UPT RPH Ampel dalam Rincian
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Boyolali. Contohnya pada tahun 2007, UPT RPH Ampel memberikan alasan berupa: Kekurangan
commit to user
BAB III
TEMUAN
Pembahasan yang telah dilakukan atas Potensi Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Boyolali Tahun
2007 – 2011 memperoleh beberapa hasil penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Kelebihan
(1) Pendapatan yang berasal dari pemungutan Retribusi RPH memang
berpotensi sangat baik dalam menunjang PAD Kabupaten Boyolali.
(2) Pengenaan tarif Retribusi RPH sudah sesuai dengan Peraturan Daerah
yang berlaku.
(3) Sistematika pemungutan Retribusi RPH dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan jasa yang diberikan oleh UPT RPH Ampel.
(4) Penentuan target APBD dilakukan melalui tahap-tahap perencanaan
anggaran yang matang sehingga memungkinkan pencapaian PAD dapat terealisasikan dengan baik setiap tahun.
(5) Penanggulangan hambatan dari faktor rendahnya kesadaran para jagal
untuk membayar retribusi kepada pemerintah dilakukan dengan baik, yakni dengan dilakukan pendekatan secara kekeluargaan (Anjangsana)
commit to user
B. Kelemahan
(1) Tidak ada penanganan yang jelas dari pihak UPT RPH Ampel dalam hal
penanggulangan hambatan dari faktor pasar.
(2) Kurang jelasnya alasan dari UPT RPH Ampel terhadap pencapaian target
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
(1) Pendapatan yang berasal dari pemungutan Retribusi RPH berpotensi
sangat baik dalam menunjang penerimaan PAD Kabupaten Boyolali. Hal ini dibuktikan dengan data perolehan PAD yang berasal dari Retribusi
RPH menghasilkan jumlah pendapatan yang paling besar dibandingkan dengan pemungutan-pemungutan retribusi lain yang diterapkan oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali.
(2) Pengenaan tarif pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni didasarkan pada Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 14 tahun 1998.
(3) Sistematika pemungutan Retribusi RPH dilakukan sejak hewan ternak
yang akan dipotong tiba di UPT RPH Ampel dan dimasukkan ke dalam
kandang penampungan yang kemudian diakumulasikan dengan
commit to user
(4) Hambatan yang dihadapi oleh UPT RPH Ampel dalam hal penerapan pemungutan Retribusi RPH adalah faktor kurangnya kesadaran dari para
pengguna jasa RPH (jagal) untuk membayar retribusi kepada pemerintah dan lebih memilih untuk melakukan pemotongan hewan ternak diluar UPT
RPH Ampel serta faktor pasar yang sedang lesu atau masyarakat sedang tidak konsumtif. Hambatan inilah yang menjadi penyebab dari
menurunnya pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH sehingga pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan tidak terealisasikan sebagaimana yang diharapkan.
(5) Upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi atau meminimalkan
hambatan yang muncul dari faktor kurangnya kesadaran dari para pengguna jasa RPH (jagal) untuk membayar retribusi kepada pemerintah
antara lain dengan cara pendekatan secara kekeluargaan (Anjangsana) serta dilakukan pembinaan dan penyuluhan secara rutin kepada para jagal.
Namun untuk penanggulangan dari faktor pasar tidak ada penanganan yang jelas dari pihak UPT RPH Ampel.
(6) Dalam hal pencapaian target anggaran penerimaan PAD yang tidak
terealisasikan, UPT RPH Ampel hanya memberikan tanggapan berupa: Apabila pendapatan dari pemungutan Retribusi RPH tidak dapat memenuhi jumlah target yang dianggarkan oleh Pemerintah Daerah maka
commit to user
B. Saran
Sebagaimana temuan yang didapat oleh penulis dalam penelitian mengenai
Potensi Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Boyolali Tahun 2007 – 2011, penulis ingin memberikan saran-saran
yang membangun bagi UPT RPH Ampel Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali untuk menambahkan masukan bagi kinerja UPT RPH Ampel
sehingga menjadi lebih baik lagi. Adapun saran-saran tersebut adalah:
(1) Hendaknya UPT RPH Ampel melakukan langkah-langkah guna
memaksimalkan keadaan yang ada di pasar sehingga pasar tidak lesu dan masyarakat selalu konsumtif dalam hubungannya dengan produk-produk
yang dihasilkan oleh UPT RPH Ampel itu sendiri.
(2) Sebaiknya dalam penjelasan mengenai tidak terealisasikannya target
anggaran sesuai dengan yang ditetapkan, UPT RPH Ampel memberikan penjelasan secara rinci tentang apa saja yang menjadikan target anggaran
tersebut tidak tercapai sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk penentuan
APBD tahun berikutnya supaya Pemerintah Daerah tidak dirugikan.
(3) Sebaiknya UPT RPH Ampel selalu senantiasa memperbaharui
pengetahuannya tentang perkembangan yang ada di pasar dan lebih peka terhadap keadaan pasar sekarang ini yang sering berubah-ubah sehingga
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali bisa lebih bijaksana dalam menentukan besarnya jumlah target anggaran di dalam usulannya