• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (Zea mays L) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (Zea mays L) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (

Zea mays L

) DI BALAI

PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan

Arsitektur Pertamanan

Disusun Oleh :

MOH NURCAHYONO SAMADYO

H 3308029

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan

Judul :

SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (

Zea mays L

) DI BALAI

PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

MOH NURCAHYONO SAMADYO

H 3308029

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ...

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji

Ketua

Ir. Eddy Triharyanto, MP

NIP. 19002051986011001

Anggota

Drs. Sugiono, MP.. NIP. 194709161980031001

Surakarta,

Mei 2011

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan,

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

taufik dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah

lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII

Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Bapak

Ir. Eddy Triharyanto, MP

selaku Dosen Pembimbing

.

5.

Bapak Jarwo selaku penanggung jawab di Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Jawa Tengah.

6.

Ayah, Ibu serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas

semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami

harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat

kata-kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta,

Mei 2011

(4)

commit to user

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

I.

PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan ... 3

1.

Tujuan Umum ... 3

2.

Tujuan Khusus ... 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

III.

TATALAKSANA PELAKSANAAN ... 12

A.

Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ... 12

B.

Cara Pelaksanaan Magang ... 12

1.

Penentuan Lokasi Kegiatan Praktek Magang ... 12

2.

Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 12

C.

Teknik Pengumpulan data ... 13

1.

Observasi ... 13

2.

Wawancara ... 13

3.

Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 13

4.

Studi Pustaka

... 13

D.

Jenis dan Sumber Data ... 13

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

A.

Kondisi Umum Perusahaan ... 14

1.

Sejarah Umum Perusahaan ... 14

2.

Letak geografis ... 15

3.

Struktur Organisasi BPSB ... 16

(5)

commit to user

v

5.

Kegiatan umum Perusahaan ... 17

B.

Prosedur Sertifikasi Benih ... 20

1.

Permohonan sertifikasi Benih ... 20

2.

Pemeriksaan permohonan sertifikasi ... 20

3.

Persyaratan pengujian lapang ... 21

4.

Pemeriksaan pengujian Lapang ... 22

5.

Pemberian Sertifikasi dan pengujian laboratorium ... 27

6.

Pemasangan Lebel dan Segel ... 33

V.

KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A.

Kesimpulan ... 35

B.

Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(6)

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

[image:6.595.168.435.238.497.2]
(7)

commit to user

vii

[image:7.595.168.436.237.498.2]

DAFTAR GAMBAR

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pertanian sangat berperan dalam perekonomian nasional, baik ditinjau dari peranannya

dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, maupun prospek pasar, sekarang ini

kegiatan budidaya tanaman hortikultura meliputi sayuran dan buah-buahan semakin banyak

diusahakan oleh petani. Kegiatan budidaya tanaman pangan dan tanaman hortikultura semakin

ditingkatkan oleh petani karena komoditas ini mampu memberikan keuntungan lebih tinggi

dibandingkan dengan usaha-usaha yang lainnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

petani, pemerintah telah menetapkan kebijakan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian

hortikultura. Untuk menentukan jenis tanaman itu pemerintah menyusun beberapa pedoman,

sebagai berikut mengutamakan jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dalam

rangka meningkatkan pendapatan petani,

baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri, memberi kesempatan tenaga kerja lebih

banyak maupun prospek pasar dan pemasaran yang baik dapat mempertinggi nilai gizi

masyarakat diantaranya komoditi tanaman jagung.

Pemerintah telah mengupayakan dalam hal ini untuk meningkatkan mutu benih dengan

adanya Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) memiliki kegiatan pelayanan

masyarakat meliputi penilaian kultivar, sertifikasi benih, pengujian laboratorium, pengawasan

peredaran benih. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan oleh penyelenggara

pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan. Pemerintah merupakan lembaga pelayanan publik terkait

dengan tugas dan fungsinya, aparatur pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat dalam melakukan sertifikasi benih.

Sertifikasi merupakan salah satu pelayanan publik yang dilakukan oleh Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih (BPSB) untuk memperoleh standar mutu benih demi kelancaran proses

produksi pertanian. Kebutuhan benih bersertifikat semakin meningkat dengan adanya kualitas

serta kuantitas yang tercapai pada proses produksi pertanian. Sertifikasi benih dilakukan untuk

menjamin kualitas benih tanaman dan meningkatkan penggunaan benih yang berkualitas.

(9)

benih, sertifikasi mutu benih dan sertifikasi kesehatan benih. Sertifikasi kesehatan benih hanya

dilakukan untuk benih yang berasal dari luar negeri. Kegiatan sertifikasi benih yang dilakukan

oleh pihak BPSB Jawa Tengah ini meliputi kegiatan sertifikasi tanaman pangan, tanaman

hortikultura (tanaman sayuran, buah-buahan, hias, obat, terna) dan tanaman tahunan.

Jagung (Zea mays L) termasuk tanaman serealia yang bebas diperdagangkan dan dapat

dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan sederhana hingga olahan bergengsi tinggi. Ragam

jenis makanan selingan seperti jagung manis dan jagung pop corn tersebar di pedesaan dan

perkotaan. Tepung jagung produksi industri bahan setengah jadi banyak dipergunakan oleh

berbagai jenis industri antara lain jenis makanan ringan kerupuk, pabrik biskuit, barbeque, mie,

roti, spagheti, es krim, bumbu masak, kecap, saus, tauco, soun, pemanis, minuman penyegar,

sirup dan minyak sawit. Industri runsun pakan ternak, unggas dan ikan berkembang pesat pada

tahun 1985, memenuhi perubahan pola konsumsi masyarakat yang meningkat terhadap konsumsi

daging, telur dan susu sebagai akibat meningkatnya inovasi teknologi biologi, kimia dan

pendapatan masyarakat. Sejalan dengan itu permintaan jagung meningkat di dalam negeri

maupun permintaan exspor ke luar negeri.

Jagung merupakan salah satu komuditas tanaman pangan yang mempunyai peranan

strategis dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia. Komuditas ini mempunyai fungsi

multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Penggunaan jagung untuk pakan mencapai 50%

dari total kebutuhan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah

mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan

tertentu. Untuk itu diperlukan benih bermutu prima. Kemudahan memperoleh benih unggul

bermutu merupakan insentif yang diperlukan petani untuk meningkatkan produksi jagungnya.

B.

Tujuan

1. Tujuan Umum

a.

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan

penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

b.

Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis.

(10)

d.

Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi pemerintah,

perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Darma

Perguruan Tinggi.

2.Tujuan Khusus

a.

Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya

pada pada sertifikasi benih jagung di tempat Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih

(BPSB) alamat Jl. Solo-Yogya KM.15 Sraten-Gatak-Sukoharjo-Jawa Tengah.

b.

Melihat dan memahami secara langsung pelaksanaan sertifikasi benih dan pengawasan

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit) kemudian dewasa

dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukan, bunga berkembang menjadi buah atau polong

lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovule masak yang terdiri dari

embrio tanaman, jaringan cadangan makanan dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif.

Benih berasal dari biji yang dikecambahkan dan diusahakan menjadi tanaman yang dewasa.

Sementara menurut Undang-undang Sistem Budidaya benih dan bibit mempunyai pengertian

yang sama yaitu tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman

(Supena, 2005)

Taksonomi adalah salah satu bagian dari ilmu tumbuh-tumbuhan yang mempelajari lebih

mendalam tentang silsilah keluarga tanaman jagung secara pasti dan teliti. Klasifikasi tanaman

jagung (Paimin, 1998), adalah sebagai berikut:

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus

: Zea

Spesies

:

Zea mays L.

Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring dengan

perkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Untuk lebih mengenal jagung

sebagai tanaman pangan.

Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar

adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut

(12)

permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku

terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan

tanah, dan keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar

60-300 cm.

Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48

helain. Tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok daun, lidah daun,

dan helaian daun. Kelompok daun umumnya membungkus batang. Antara kelompok dan helaian

terdapat lidah daun yang disebut liguna. Liguna ini berbulu dan berlemak. Fungsi liguna adalah

mencegah air masuk kedalam kelompok daun dan batang. Bunga jagung tidak memiliki petal dan

sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna

karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bungan jantan terdapat di

ujung batang. Adapun bungan betina terdapat di ketiak daun ke 6 atau ke 8 dari bunga jantan.

Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung

terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut paricarrp. Bagian atau lapisan kedua yaitu

endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu

embrio atau lembaga. (Goldsworthy dan Fisher, 1999).

Salah satu tugas pokok Badan Benih Nasional yaitu membentuk lembaga yang tugasnya

memperbanyak dan memproduksi benih dari varietas-varietas yang berkualitas tinggi.

Varietas-varietas ini berasal dari program Seleksi Balai Penelitian. Sertifikasi benih merupakan suatu

kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau berkualitas tinggi dari

varietas-varietas yang genetik unggul yang selalu harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan.

Karena sertifikasi benih telah menunjukkan suatu perlindungan bagi keberadaan suatu benih

dapat pula dikatakan sebagai satu-satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih yang

menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan yang sebagaian besar varietasnya dilepaskan

secara umum dan benihnya diperjualbelikan di pasaran bebas (Kartasaputra, 2005).

Bibit dibeli di tempat-tempat terpercaya, baik penangkar maupun kios-kios benih. Salah

satu ciri bibit bermutu yang diperdagangkan di Indonesia adalah adanya label resmi yang

dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). BPSB merupakan lembaga

(13)

produksi dan peredaran benih. Lebel tersebut merupakan jaminan kepastian jenis tanaman.

Varietas tanaman dan alamat penangkarnya. Adanya nama dan alamat penangkarnya dapat

sebagai jaminan kalau kemudian hari ada hal-hal yang merugikan pengguna benih sehingga

dapat menuntut penangkarnya. Di Indonesia banyak tempat terpercaya yang menjual bibit yang

berkualitas.

Di tempat penjualan benih berkualitas pun sebenarnya penjelasan tentang bibit belum

sepenuhnya benar. Perlu diingat bahwa produksi benih di penangkar biasanya mahal dan

benihnya beragam sehingga tidak jarang terjadi pertukaran label saat pemasangannya. Bahwa

ada penangkar yang memasang label ke BPSB dengan jumlah yang tidak sesuai dengan bibit

yang diproduksi, bila akhirnya labelnya yang kurang maka penangkar memenuhi kekuranganya

dengan membuatnya sendiri tanpa pengawasan Instansi berwenang (Paimin, 1998).

Dalam mendukung peningkatan produksi jagung di Indonesia kebijakan perbenihan

jagung komersil tingkat nasional sebaiknya diproduksi di Indonesia. Namun hingga saat ini,

sumber daya dan kelembagaan perbenihan jagung dalam negeri belum merupakan produsen

pertanian yang mumpuni dan berdaya saing handal. Oleh sebab itu, aspek pemahaman ilmu

pemuliaan tanaman praktis dalam kehidupan pertanian khususnya ilmu menghasilkan benih

jagung oleh petani harus diperluas dan ditingkatkan (Anonim, 2008)

Pengembangan industri benih nasional perlu dikembangkan kebijaksanaan operasional,

terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan dari pemerintah,

serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut ditempuh antara

lain melalui: peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan, pembenahan

kelembagaan perbenihan, peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih internasional serta

penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri benih (Rasah,

2003 ).

Tujuan Sertifikasi adalah untuk menjaga kemurnian genetik dari varietas yang dihasilkan

oleh pemulia atau untuk menjaga kemurnian dan kebenaran dari varietas. Mendapatkan benih

bermutu dari varietas unggul yang sesuai standar mutu yang berlaku yang dicantumkan dalam

label. Didapatkanya benih bermutu dengan standar mutu yang berlaku baik mutu di lapangan

maupun di laboratorium. Tersedianya benih unggul bermutu secara berkesinambungan pada

(14)

Kelas-kelas benih dalam rangka sertifikasi ialah Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (BD),

Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR).

1.

Benih Penjenis (BS), adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan pemulia

tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan harus merupakan sumber untuk

perbanyakan benih dasar. Label BS berwarna kuning.

2.

Benih Dasar (BD), adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi dibawah

bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi

dapat dipelihara. Benih dasar diproduksi oleh instansi/ badan yang ditetapkan oleh sub

Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BD berwarna putih.

3.

Benih Pokok (BP), adalah keturunan dari benih penjenis atau juga benih dasar yang

diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian

varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai benih

pokok oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BP berwarna ungu.

4.

Benih Sebar (BR), adalah keturunan dari benih penjenis, benih dasar ataupun benih pokok

yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas

dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan dan telah disertifikasi

sebagai benih sebar oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BR berwarna biru.

(Anonim, 1992).

Benih varietas unggul yang bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas usaha

tani. Ketersediaan benih bermutu tepat waktu dan lokasi akan mendorong percepatan

pengembagan inovasi teknologi baru guna meningkatkan pendapatan dan produksi jagung

nasional. Saat ini, para industri benih jagung nasional dan swasta belum bersinergis, sehingga

pengembangan inovasi baru masih lambat antara lain terlihat dari pengembangan varietas jagung

hibrida yang belum memenuhi produksi benih dalam negeri, selebihnya didominasi oleh jagung

lokal dan komposit. Sebagian petani Indonesia masih menggunakan benih asalan, berupa turunan

hibrida dan komposit keturunan. Selama masih banyaknya jumlah petani yang menanam varietas

lokal, maka rata-rata produktivitas jagung di Indonesia tetap rendah (BAPPENAS, 2008).

Varietas komposit atau bersari bebas terbentuk dari campuran gen yang sangat kompleks

dari hibrida-hibrida dan masing-masing tanaman bersifat heterozigot. Dalam proses

pembentukannya, varietas bersari bebas pada umumnya dibentuk melalui seleksi famili dengan

(15)

massa, dan berbagai modifikasinya. Dengan demikian, varietas jagung bersari bebas tidak

memiliki keseragaman penampilan di lapangan seperti halnya hibrida. Ketidakseragaman

tersebut dapat diminimalisasi jika suatu varietas bersari bebas mengalami penyeleksian atau

penyesuaian diri pada kondisi lingkungan tertentu sehingga mampu memperlihatkan

keseragaman fenotipe. Varietas bersari bebas telah mencapai keseimbangan genetik apabila dari

generasi ke generasi berikutnya menghasilkan gamet dan genotype yang sama. Varietas bersari

bebas yang sudah dilepas praktis telah mencapai keseimbangan genetik dan tidak mengalami

perubahan selama dalam populasi yang banyak dalam suatu blok perkawinan secara acak, tidak

terjadi seleksi, tidak ada migrasi atau pencampuran/perkawinan dengan varietas lain, dan tidak

ada perbedaan mutasi ke dua arah (Bernardo, 2002).

Jumlah tanaman minimum yang bisa diterima supaya tidak memberikan pengaruh silang

dalam (inbreeding) adalah 250 tanaman, namun jumlah tanaman 400-500 dianggap lebih baik.

Persyaratan tersebut harus dipenuhi dalam sertifikasi benih dasar (BD), benih pokok (BP), dan

benih sebar (BR). Benih penjenis adalah benih pemulia yang diproduksi di bawah pengawasan

pemulia tanaman, dan merupakan benih sumber untuk perbanyakan benih dasar dengan warna

label kuning. Benih dasar merupakan keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi di

bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat dari pemulia atau pengawas benih,

sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara dengan warna label putih. Benih pokok

merupakan keturunan dari benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa, sehingga

identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan

disertifikasi sebagai benih pokok dengan warna label ungu. Benih sebar merupakan keturunan

dari benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat

kemurniannya dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan disertifikasi

sebagai benih sebar dengan warna label biru. Mempertahankan kemurnian benih jagung varietas

bersari bebas juga berarti mempertahankan keseimbangan genetik dari varietas tersebut. Jadi

memperbanyak benih varietas bersari bebas adalah memproduksi benih dengan mempertahankan

kemurnian dari varietas bersari bebas itu sendiri (Sucipto, D. 2011).

Mutu fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan

tumbuh di mana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi,

lingkungan pertanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal, agar

(16)

struktur tanaman induk yang bervigor tinggi akan lebih tahan disimpan disbanding dengan benih

yang diperoleh dari struktur tanaman yang kurang vigor.

Tanaman yang mengalami defisiensi satu atau lebih unsur hara akan menghambat

tercapainya mutu fisiologis yang optimal, disamping itu akan mempengaruhi komposisi kimia

benih yang dapat menurunkan mutu benih yang dihasilkan. Tanaman yang defisien P dan K akan

menghasilkan benih yang tidak dapat berkecambah dengan baik dan tidak tahan simpan. Vigor

benih jagung juga dipengaruhi oleh pemberian pupuk N, dan vigor benih meningkat sejalan

dengan meningkatnya takaran pemupukan N. Pemupukan N meningkatkan bobot benih,

sehingga daya berkecambah dan kekuatan tumbuh benih meningkat. Unsur P dapat

meningkatkan kandungan protein dan bobot biji yang selanjutnya meningkatkan vigor dan

ketahanan simpan benih (Sutopo, L. 2004).

Sekitar 60%-65% pertanaman jagung diusahakan pada lahan kering pada musim hujan

dan pada saat panen masih banyak hujan, sehingga penggunaan alat pengeringan menjadi

penting. Luas pertanaman jagung di lahan sawah 35%-40% dari total areal pertanaman jagung

dan 10%-15% diantaranya pada lahan sawah irigasi yang ditanam pada awal musim kemarau

(Kasryno, 2002).

Dalam pengeringan benih, tingkat suhu perlu disesuaikan dengan kadar air benih yang

sedang dikeringkan. Apabila kadar air benih di atas 18%, maka suhu maksimum adalah 32ºC.

Setelah kadar air turun menjadi 10%-18%, suhu dapat dinaikkan hingga 38ºC. Apabila kadar air

sudah di bawah 10%, maka suhu pengeringan dapat dinaikkan hingga 43ºC. Dengan demikian,

pengatur suhu alat pengering harus berfungsi dengan baik. Apabila benih berkadar air yang

masih tinggi langsung dikeringkan dengan suhu sekitar 40ºC, enzim akan menggumpal sehingga

menurunkan viabilitas benih. Pengeringan benih yang disertai dengan aerasi lebih baik daripada

tanpa aerasi.

Benih jagung lebih tahan disimpan dari pada benih kacang-kacangan karena kandungan

protein dan lemaknya relatif lebih rendah. Tetapi ketahanan simpan benih jagung lebih rendah

dari pada benih padi, karena selain memiliki kulit biji yang lebih keras (lemma dan palea), benih

padi hanya mengandung 5% protein albumin. Protein benih jagung terdiri atas 25% albumin,

39% protein glutelin, 24% prolamin, dan tidak mengandung globulin. Sebagian besar dari enzim

(17)

Ukuran dan bobot benih yang terletak di bagian bawah dan ujung tongkol lebih rendah

dibanding yang terletak di bagian tengah. Biji-biji yang terletak pada 1/5 bagian atas dan 1/5

bagian bawah sebaiknya dikeluarkan jika alat sortasi yang digunakan tidak dilengkapi dengan

komponen sortasi berdasarkan ukuran biji. Setelah empat bulan penyimpanan daya berkecambah

benih yang berasal dari pangkal dan ujung tongkol telah menurun disbanding dengan benih yang

berasal dari 3/5 bagian tengah tongkol. Benih dengan ukuran biji besar (S1), sedang (S2), dan

kecil (S3) yang disimpan pada kadar air 9-13% selama enam bulan, daya berkecambahnya pada

perlakuan kadar air 13,5% turun menjadi 83,3-86,7%. Makin tinggi kadar air biji, makin cepat

respirasi dan makin banyak C0

2

, air, dan panas yang dihasilkan selama penyimpanan. Panas,

kadar air, dan kelembaban yang tinggi dapat mempercepat kerusakan benih. Kadar air

merupakan faktor penentu utama kemunduran benih, kemudian suhu akan memacu laju

kemunduran apabila kadar air benih memungkinkan bagi proses biokimia berlangsung.

Makin rendah kelembaban ruang simpan, proses terjadinya keseimbangan kadar air benih

makin lama. Benih jagung yang sudah kering hendaknya disimpan pada ruang simpan tertutup

rapat (kedap udara) atau pada ruang simpan dengan kelembaban udara tidak lebih dari 75%.

Pada kondisi tersebut, kadar air benih jagung sudah mencapai 12% (maksimum kadar air benih)

di daerah tropis dengan suhu udara ruang simpan 28-32ºC. Pada musim hujan, kelembaban udara

dapat mencapai 96%, sehingga benih yang disimpan pada kondisi terbuka (tidak kedap) akan

cepat rusak karena kadar air benih dapat mencapai 21%, sehingga diperlukan penyedot udara

(dehumidifier) agar keseimbangan kadar air benih menurun. Namun demikian, di pedesaan

dengan fasilitas penyimpanan yang serba terbatas, petani yang menyimpan benih untuk

kebutuhan usahataninya disarankan menggunakan kemasan kedap udara, antara lain jerigen

plastik. Dengan menggunakan kemasan tersebut, kadar air benih relatif stabil (+ 11%) sampai

(18)

BAB III

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dimulai dari tanggal 31 Januari sampai dengan 28 Pebruari 2011,

dengan lokasi magang di balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah di

Sukoharjo.

B.

Cara Pelaksanaan Magang di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)

1.

Penentuan lokasi kegiatan praktek magang

Pelaksanaan magang dilakukan dengan mengambil lokasi di BPSB Jawa Tengah di

Sukoharjo. Alasan pertimbangan pemilihan lokasi PBSB Jawa Tengah di Sukoharjo

adalah karena lokasi yang strategis dan bisa mengetahui cara-cara sertifikasi benih atau

bibit serta mencari pengalaman kerja.

2.

Pelaksanaan kegiatann magang

Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan maksud dilaksanakan praktek magang

dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan uji sertifikasi dan mutu

benih jagung.

C.

Teknik Pengumpulan Data

1.

Observasi

Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung di lapangan mengenai kegiatan

sertifikasi dan mutu benih jagung.

2.

Wawancara

Mahasiswa menanyakan secara langsung kepada staf dan karyawan (Pertugas) yang

berada di lapangan selama kegiatan berlangsung dan kepada pihak-pihak terkait dalam hal ini

adalah BPSB Jawa Tengah.

(19)

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara langsung selama

pelaksanaan praktek lapangan sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan

yang dilaksanakan dlam BPSB.

4.

Studi pustaka

Mahasiswa mencari referensi untuk melengkapi data-data yang diperlukan agar diperoleh

hubungan antara teori dan aplikasinya di lapangan tempat mahasiswa magang.

D.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:

1.

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan

menggunakan observasi dan analisis data.

2.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku arsip, jurnal yang terkait dengan

(20)

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A.

Kondisi Umum Perusahaan

1. Sejarah Umum

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah merupakan lembaga

instansi pemerintah yang bertugas sebagai pengawas dan mengurusi masalah pembenihan

diseluruh daerah Jawa Tengah. BPSB ini berdiri resmi pada tahun 2001 dan disyahkan oleh

Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah. Untuk mendirikan lembaga atau instansi seperti BPSB

Jawa Tengah ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar oleh karena itu disetiap Propinsi

hanya terdapat satu instansi saja.

[image:20.595.71.528.228.602.2]

Berikut tahapan-tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.

Tabel 4.1 Tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.

No

Tahap kegiatan tahunan

Keterangan

1

1971

Produksi benih bermutu

2

1978

Mulai membentuk seksi pengawasan mutu

dan menyatu dengan BBI

3

1982

Resmi berdiri sebagai BPSB untuk 13

Propinsi

4

1994

Perubahan

struktur

menjadi

Balai

Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura (BPSBTPH)

5

2001

Otonomi daerah menjadi BPSB Jawa

Tengah

Sumber : BPSB

Setelah terjadi otonomi daerah BPSB Jawa Tengah resmi berdiri sebagai satu-satunya

lembaga instansi pemerintah yang mengawasi dan menangani masalah perbenihan diseluruh

daerah Jawa Tengah. Seiring perkembangan teknologi BPSB Jawa Tengah bisa menjalankan

tugas dengan baik maka pada tahun 2005 mendapat penghargaan dari pemerintah yaitu: Piagam

Abdi Bakti Tani dan Piala Abdi Bakti Tani. Kantor BPSB Jawa Tengah juga dilengkapi dengan

(21)

pemerintah yang menguji, mengawasi, dan menangani, kegiatan perbenihan diseluruh daerah

Jawa Tengah. Lokasi kantor BPSB Jawa Tengah sangat strategis yaitu berada tepat dipinggir

jalan raya yang beralamatkan di “Jl.Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten gatak Sukoharjo”. Sehingga

mudah dijangkau oleh kendaraan jalur darat. Dalam menjalankan tugasnya BPSB Jawa Tengah

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian penerimaan benih, bagian sertifikasi, bagian

kultivar, bagian laboratorium, bagian pemasaran, dan bagian wilayah Surakarta.

2. Letak Geografis

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah (BPSB) merupakan lembaga

instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan

tanaman holtikultura yang berada diseluruh daerah Jawa Tengah. Kantor BPSB terletak Jl.Raya

Solo-Jogja Km 15 Sraten gatak Sukoharjo, daerah ini terletak diantara ketinggian 300 m dpl

sehingga sangat strategis dijangkau oleh kendaraan darat.

3. Struktur Organisasi BPSB

Struktur organisasi yang ada di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa

Tengah menggunakan sistem garis lurus dengan pembagian tugas dan pertanggung jawaban

yang jelas. Struktur organisasi di Balai Pengawan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa Tengan

(22)
[image:22.595.75.472.94.537.2]

Gambar : 4.1 struktur organisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Propinsi Jawa Tengah

Keterangan :

1.

Kepala BPSB

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di BPSB

2.

Sub Bag. TU (Tata Usaha)

Mengurus seluruh kegiatan tata usaha di BPSB.

3.

Kelompok Fungsional

Melaksanakan pengawasan mutu dan teknis benih.

4.

Seksi Pelayanan Teknis

Melaksanakan kegiatan administrasi dan informasi teknis serta perencanaan dan

pengelolaan secara teknis.

5.

Seksi Pengembangan dan Pengendalian Mutu

Melaksanakan pengembangan, pengendalian, pengawasan mutu benih dan sertifikasi

serta membuat aturan yang diusulkan ke pusat.

4. Fungsi Perusahaan

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mempunyai beberapa

fungsi antara lain:

a)

Sebagai pengawas seluruh kegiatan perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah.

b)

Sebagai pembimbing petani benih binaan seJawa Tengah.

Seksi Pelayanan Teknis

Seksi Bangdal

Kepala

BPSB Propinsi Jawa Tengah

(23)

c)

Mengadakan uji laboratorium untuk sampel atau contoh benih tanaman pangan dan

tanaman holtikultura seluruh daerah jawa tengah.

d)

Kemitraan dengan pelaku agribisnis dengan pemerintah.

e)

BPSB sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang bertugas sebagai

kegiatan perbenihan tanaman pangan dan tanaman holtikultura diseluruh daerah Jawa

Tengah.

5. Kegiatan Umum Perusahaan

Kegiatan umum dalam magang yang telah dilaksanakan di Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah meliputi: Pemeriksaan pendahuluan, Pemeriksaan

pertanaman, Pelaporan, pemberian sertifikasi dan pelabelan serta pengawasan peredaran

bibit dipasaran.

Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas para pegawai di Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah membagi beberapa bagian yang

bertugas dibidang masing-masing diantaranya bagian sertifikasi, bagian laboratorium,

bagian tata usaha, bagian penerimaan benih, bagian kultivar, bagian pemasaran, dan bagian

wilayah Surakarta. dengan adanya pembagian tugas-tugas tersebut sehingga dapat

mempermudah berlangsungnya proses pengujian mutu benih. Selain hal tersebut, untuk

mengawasi dan menangani bidang perbenihan yang khususnya yang berada di daerah Jawa

Tengah.

Petugas-petugas pengawas bibit atau benih tersebut bertugas memantau dan

mengawasi proses perbenihan disetiap kabupaten yang sudah dimana petugas tersebut

ditugaskan. Setiap petugas yang menjadi pengawas bibit atau benih diwajibkan membuat

pelaporan sebagai bukti dokumen dan sebagai bukti bahwa petugas tersebut telah

menjalankan tugasnya dengan baik.

BPSB Jawa Tengah menetapkan beberapa peraturan dan prosedur untuk sertifikasi

bibit atau benih yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap produsen benih atau

penangkar bibit. Dengan adanya peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan BPSB

diharapkan bisa membawa kejujuran dan kedisiplinan bagi setiap produsen benih.

BPSB Jawa Tengah memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dan ahli. Dalam hal

ini tenaga terampil merupakan pelaksanaan lanjutan dan penyelia sedangkan tenaga ahli

(24)

dengan jabatan masing-masing pegawai. Sehingga hal ini sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan keterampilan masing-masing karyawan atau pegawai. Dengan adanya

pembagian tugas yang sudah disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai ini akan

menunjukkan profesionalisme BPSB Jawa Tengah dalam melaksanakan tugasnya.

Sebelum bekerja atau menjalankan tugasnya setiap pegawai BPSB Jawa tengah

wajib mengikuti apel pagi. Jam kerja di BPSB Jawa Tengah dimulai pada hari Senin-Kamis

pukul 07.00-15.30 WIB dan hari Jum’at pada pukul 07.00-11.00 WIB dan diawali dengan

apel pagi. Dengan adanya apel pagi maka akan menunjukkan kedisiplinan para pegawai.

B.

Komentar Dari Kondisi Umum BPSB

1.

Komentar Tentang Ketenagakerjaan

a)

Jumlah pengawas benih belum ideal dibandingkan dengan volume kegiatan,

dikarenakan pegawai semakin berkurang adanya purna tugas. Sampai dengan

pertengahan tahun 2010 ini BPSB Jawa Tengah ini memiliki 94 orang tenaga fungsional

khusus (Pengawas Benih Tanaman) dan 6 orang tenaga fungsional umum yang bekerja

sebagai Pengawas Benih Tanaman (belum fungsional).

b)

Kurangya penguasaan teknologi informasi menjadi kendala dalam memenuhi tuntutan

perkembangan, kecepatan dan ketepatan pelayanan.

c)

Upaya pemberdayaan staf teknis untuk diangkat sebagai tenaga fungsuonal Pengawas

Benih Tanaman yang digunakan sebagai dasar untuk menjadi seorang petugas fungsional

pengawas benih tanaman.

2.

Komentar Tentang Sarana dan Prasarana

a)

Upaya penyempurnaan sarana dokumentasi kegiatan sesuai prinsip-prinsip

penyimpanan dokumen terkendala sarana penyimpanan dokumen yang representatif.

Sarana tersebut antara lain almari arsip, gudang penyimpanan arsip contoh benih.

b)

Keterbatasan sarana pelaporan, sehingga belum mampu mendukung tuntutan

kecepatan pelayanan. Sarana tersebut adalah komputer, note book dan mesin ketik

manual. Sarana yang ada sekarang ini terbatas dan sudah ada banyak yang rusak,

c)

Keterbatasan gudang penyimpanan arsip contoh benih akibatnya arsip contoh benih

tidak dapat tersimpan dengan baik.

(25)

a)

Peningkatan tentang pengembangan sistem administrasi kegiatan terkendala oleh

sarana (software) dan keterbatasan Sumber Daya Manusia.

b)

Pengawas benih tanaman yang sesuai petunjuk teknis fungsional terkendala jumlah

dan sebaran jabatan pengawas benih.

c)

Tenaga fungsional jumlahnya sangat terbatas, sehingga satu orang melaksanakan

pekerjaan beberapa uraian tugas pekerjaan, akibatnya pekerjaan tidak dapat selesai

tepat waktu dan kurang optimal.

4.

Komentar Tentang Pelayanan

1)

Produksi benih yang tidak merata tiap bulan menyebabkan terjadinya tingginya

volume pelayanan pada bulan-bulan tertentu, namun pada bulan yang lain kegiatan

tersebut sangat sedikit. Kondisi ini ditambah dengan kurangnya kemampuan

perencanaan produsen dalam penyesuaian dengan saat-saat kebutuhan benih.

2)

Belum optimalnya pemanfaatan teknologi serta keterbatasan Sumber Daya Manusia

menyebabkan optimalisasi kecepatan pelayanan belum sesuai yang diharapkan.

3)

Jumlah pegawai benih yang tidak seimbang dengan volume kegiatan, menyebabkan

pelayanan kurang opotimal.

C.

Prosedur Sertifikasi Benih

1.

Permohonan sertifikasi benih

Permohonan sertifikasi benih ini dilaksanakan bagi produsen yang belum memperoleh

Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dengan ketentuan

persyaratan dan tata cara sertifikasi benih tanaman ini merupakan pedoman sertifikasi

secara umum, dan sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan di lapangan terhadap

ketentuen-ketentuen mengenai sertifikasi benih yang ada. Pemohon sertifikasi benih

adalah orang atau badan hukum atau Instansi Pemerintah yang ingin memproduksi benih

yang bermutu, yang terdaftar atau mempunyai ijin memproduksi benih dari Bupati atau

Walikota.Pemohon adalah orang atau badan hukum, maka benih tersebut disertifikasi atas

nama orang atau badan hukum yang menandatangani permohonan sertifikasi. Apabila

pemohon sertifikasi berjumlah dua orang atau lebih yang bekerja sama, maka

(26)

pemohon sesuai perjanjian kerja samanya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan yang

bersangkutan apabila masing-masing akan meminta sertifikasi atas bagiannya.

2.

Pemeriksaan Permohonan sertifikasi

a.

Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara

sertifikasi.

b. Permohonan hanya dapat diajukan oleh produsen benih yang memenuhi syarat.

1)

Menguasai lahan yang akan digunakan untuk mamproduksi benih.

2)

Memiliki atau menguasai benih sumber.

3)

Mampu memelihara dan mengatur lahan dan pertanamannya.

4)

Mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5)

Mempunyai fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan.

6)

Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

c.

Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari

sebelum tanam dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan.

d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi, yaitu

terdiri satu varietas dan satu kelas benih dalam satu kesatuan lahan.

e.

Pada permohonan dilampiri label benih sumber yang akan ditanamdan sket peta

lapangan.

f.

Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih ditanam untuk

mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan dalam permohonan sertifikasi

benar-benar sesuai dengan keadaan yang berada dilapangan.

3.

Persyaratan pengujian lapang benih jagung komposit

a)

Areal sertifikasi benih

1)

Areal sertifikasi benih adalah areal tanah yang harus dinyatakan dengan jelas

batas-batasnya baik berupa parit, pematang, jalan maupun tanda-tanda yang jelas

lainnya.

2)

Suatu areal sertifikasi benih dapat terdiri satu hamparan yang terdiri dari beberapa

petak yang terpisah-pisah tetapi jarak antara yang satu dengan yang lain dan tidak

(27)

3)

Dalam satu areal sertifikasi benih hanya dapat ditanam satu varietas dan satu kelas

benih.

4)

Batas waktu tanam dalam satu areal sertifikasi benih maximal 5 hari.

b)

Keadaan lahan sertifikasi benih

1) Tanah yang akan digunakan untuk memproduksi benih jagung bersari bebas dari

bersertifikat diusahakan bekas tanaman lain atau tanah bera. Apabila areal yang

digunakan bekas tanaman jagung, maka areal tersebut harus bekas varietas yang

sama atau bekas varietas lain yang sifat fisiknya mudah dibedakan dengan

varietas yang ditanam dengan ketentuan pihak produsen mau dan mampu

mengerjakan pengolahan tanah secara intensif dan saat penanaman menggunakan

system tanam secara tandur jajar.

2) Suatu lahan sertifikasi dapat terdiri dari satu hamparan yang terdiri dari beberapa

petak yang terpisah-pisah tetapi jarak antara satu dengan yang lain dan tidak

dipisahkan oleh varietas lain dengan ketentuan :

a)

Pertanaman jagung yang disertifikasi harus jelas terpisah dari pertanaman

varietas lainnya dengan jarak minimal 200 meter.

b)

Isolasi jarak tersebut dapat dipendekkan jika penangkaran benih bertambah luas,

dengan cara membuang tanaman pinggir areal penangkaran.

c)

Luas penangkaran, jarak isolasi serta jumlah baris tanaman pinggir yang

dibuang dapat dilihat pada petunjuk pemeriksaan lapangan.

c)

Keadaan alat panen, alat pengolahan, tempat penyimpanan dan tempat pengolahan

benih harus diperiksa sebagaimana yang ditetepkan untuk menjamin bahwa benih

yang dipanen, dan diolah tersebut tidak tercampur dengan varietas lain.

4.

Pemeriksaan Pengujian lapang benih jagung komposit

Permohonan pemeriksaan lapangan harus disampaikan kepada institusi yang menangani

masalah pengawasan mutu dan sertifikasi benih selambat-lambatnya satu minggu

sebelum pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk menilai

kemurnian varietas, menilai sumber-sumber kontaminasi yang terdiri atas varietas lain

dan tipe simpang, menilai kesehatan benih dari hama dan penyakit yang dapat ditularkan

melalui benih, memberikan rekomendasi untuk mencapai persyaratan produksi benih

(28)

a.

Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan.

Pemeriksaan pertanaman dilakukan pada phase-phase pertumbuhan tertentu dari

tanaman yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh kepastian bahwa

pertanaman tersebut bebas dari tanaman voluntir, campuran varietas lain, tipe simpang,

tanaman yang terserang hama penyakit, rerumputan dan terhindar dari penyerbukan

yang tidak diinginkan. Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Pengawas Benih

Tanaman. Hal ini, dapat dijadikan dasar untuk menentukan tingkat kemurnian genetik

dari benih yang akan dihasilkan. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan harus sampai di

Kantor BPSB selambat-lambatnya satu minggu sebelum waktu pemeriksaan lapangan.

Pemeriksaan lapangan yang terdiri dari 4 tahap pemeriksaan, yaitu pemeriksaan

pendahuluan, pemeriksaan lapangan pertama, pemeriksaan lapangan kedua, dan

pemeriksaan menjelang panen dengan penjelasan sebagai berikut :

1)

Pelaksanaan pemeriksaan lapangan pendahuluan

Pemeriksaan pendahuluan untuk mengecek ulang dokumen yang telah diserahkan

produsen ke pegawai lapang dilakukan sebelum tanah untuk pertanaman diolah supaya

lebih itensif, pemeriksaan tersebut dapat dilanjutkan sampai sebelum tanam. Persiapan

persyaratan pendahuluan dengan ketentuan:

a)

Kebenaran nama dan alamat pemohon.

b)

Letak dan situasi areal dengan keadaan pengairan, hama dan penyakit, keadaan

tanah, yang akan dipergunakan sebagai areal sertifikasi benih.

c)

Kebenaran batas-batas areal yang digunakan untuk areal sertifikasi benih. Data

tersebut dicocokan dengan peta lapangan yang telah dilampirkan pada permohonan.

Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut.

d)

Kebenaran varietas, sumber dan kelas benih yang akan ditanam dan kelas benih

yang akan dihasilkan.

2)

Pemeriksaan lapangan pertama

Dalam pemeriksaan ini dilakukan pada phase vegetatif yakni pada waktu

pertanaman berumur ±25 hari setelah tanam. Faktor-faktor yang diperiksa pada

phase vegetatif adalah bentuk dan lebar daun, warna helai daun dan warna batang.

Pemeriksaan ulangan hanya dilakukan bila dianggap perlu dengan ketentuan :

(29)

b. Waktu vegetative tanaman ditentukan bersama oleh Pengawas Benih

Tanaman dan Penangkar Benih.

c.

Hanya dapat diberi kesempatan mengulang sekali.

3)

Pemeriksaan lapangan kedua

Dalam pemeriksaan ini dilakukan pada phase generatif atau berbunga.

Pemeriksaan ini dilakukan pertanaman berbunga lebih dari 5% atau pada saat

malai tersembul lebih dari 80% (±30 hari sebelum panen) untuk tanaman jagung.

Dilakukan pada phase berbunga yakni dengan taanda-tanda bunga jantan sudah

mulai tersembul sebelum tepung sari keluar. Faktor-faktor yang diperiksa pada

phase berbunga adalah bentuk dan lebar daun, warna helai daun, warna batang,

bentuk dan warna bunga jantan serta bentuk tongkol. Pemeriksaan ulangan hanya

dilakukan bila dianggap perlu dengan ketentuan :

a.

Dilakukan secepatnya sebelum bunga jantan terbuka.

b.

Wakyunya ditentukan oleh bersama oleh Pengawas Benih Tanaman dan

Penangkar Benih.

c.

Hanya dapat diberi kesempatan mengulang sekali.

4)

Pemeriksaan lapangan menjelang panen

Pemeriksaan ini dilakukan pada fase masak yakni pada waktu tanaman sudah mulai

bertongkol dengan berbiji penuh, paling lambat satu minggu sebelum panen, dan

daun sudah menguning.

b.

Pemeriksaan peralatan, tempat penyimpanan dan pengolahan benih

Pemeriksaan yang dilakukan harus sebagaimana yang ditetapkan untuk mendapatkan

kepastian bahwa benih yang akan dipanen, diolah, disimpan terhindar dari

kemungkinan pencampuran sehingga kemurnian varietasnya dapat dijamin, sesuai

dengan kebutuhan jagung yang bersih. Pemeriksaan ini yang harus diperhatikan adalah

semua peralatan pendukung sampai tempat penyimpanan pasca panen diantaranya :

(30)

Para petani biasanya menggunakan alat penanam benih, gerobak, alat panen, silo,

karung perlengkapan yang akan digunakan dalam produksi benih harus bersih dan

bebas dari kemungkinan campuran dengan varietas lain.

2)

Pemeriksaan alat panen dan pengolahan.

Benih jagung yang akan disertifikasi harus dipanen dan diolah dengan peralatan

yang telah diperiksa dan disyahkan megenai kebersihannya oleh institusi yang

menangani masalah pengawasan mutu dan sertifiksai benih.

3)

Pengawasan panen dan pengolahan benih.

Benih yang dipanen daan diolah diawasi oleh Institusi yang menangani

Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih. Pada proses pasca panen benih harus

jelas identitas kelompok benih seperti varietas, nomor kelompok, asal lapangan,

harus ada dan terpelihara setiap saat. Produsen benih harus mencantumkan tanggal

panen agar mempermudah kerja di laboratorium saat pengujian benih.

4)

Pemeriksaan gedung dan tempat penyimpanan benih.

Pemeriksaan gedung atau tempat penyimpanan benih dilakukan sebelum benih

disimpan selanjutnya produsen benih harus meminta pemeriksaan gedung paling

lambat satu minggu sebelum penyimpanan benih kepada institusi terkait.

Pemeriksaan tempat penyimpanan benih meliputi :

a.

Cukup tersedia tempat dan ruangan penyimpanan benih.

b. Kebersihan gedung penyimpanan sebelum melakukan menyimpanan benih.

c.

Sarana untuk melindungi benih dari hama dan penyakit.

d. Ruang penyimpanan benih tidak lembab atau bocor.

e.

Tersedia sarana untuk pengeringan ulangan dari benih yang bersangkutan.

f.

Benih harus disimpan pada tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi

udara terjamin dan terkontrol.

Dalam penyimpanan benih hal yang perlu diperhatikan tempat atau wadah diatur

sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan setiap wadah benih

(31)

mudah, susuai paraturan yang berlaku. Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai

untuk tanam, panen, pengolahan, pengeringan, dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan.

Pemeriksaan akan dilakukan oleh pengawas benih sebelum digunakan. Ditempat Pengolahan dan

penyimpanan tidak boleh terdapat benih lainnya selain benih yang akan disertifikasi yang akan

diolah, kecuali bila benih tersebut jelas identitasnya serta disimpan terpisah dengan batas-batas

yang jelas.

(a)

Pelaporan contoh benih untuk dilakukan pengujian sertifikasi.

Pengambilan contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok

benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam

mutunya. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas pengambil

contoh benih atau pengawas benih apabila sudah disusun dan siap diambil contohnya dengan

permohonan dari produsen benih.

1)

Contoh benih untuk pengujian

(a)

Contoh benih yang mewakili untuk diuji di laboratorium benih akan diambil dari

setiap kelompok benih yang selesei diolah guna sertifikasi benih.

(b) Contoh benih yang diambil dari bulk benih sebelum pengolahan hanya diijinkan

untuk pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah.

(c)

Pengawas Benih Tanaman akan mengambil contoh benih resmi atas permintaan

produsen benih.

(d) Contoh benih yang dikirim ke laboratorium harus disegel.

2)

Pengambilan contoh benih

(a) kelompok benih

Tiap kelompok benih tidak boleh lebih dari 40 ton dan wadah dari suatu kelompok

benih harus disusun dalam suatu susunan sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat

dihitung dengan tepat dan memudahkan pengambilan contoh benihnya.

(b) Pengambilan contoh benih

Pengambilan contoh benih dilakukan sesuai dengan pedoman pengambilan contoh

yang terdapat pada Pedoman Analisa Mutu Benih yang berlaku dan dari tiap-tiap

kelompok benih harus diambil paling sedikit 1000 gram.

(32)

Setelah lulus semua tahapan dan pegawas benih selesai membuat laporan mengenai

pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan pertanaman, pemeriksaan alat panen dan pengawasan

panen, pemeriksaan alat pengolahan benih, pengawasan pengolahan benih selanjutnya benih

dikirim dan dilakukan sertifikasi di BPSB dengan prosedur yang tepat. Sertifikasi diberikan

kepada produsen untuk tiap lot benih yang lulus semua tahap pemeriksaan. Pengambilan benih

dilakukan oleh pengawas benih dengan contoh benih yang sudah dikasih keterangan yang jelas.

Benih yang masuk di BPSB selanjutnya diproses melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a)

Tahapan pada bagian sertifikasi benih

Pada bagian sertifikasi di BPSB benih yang masuk akan didata ulang oleh petugas mengenai

nama pemilik, alamat, jenis varietas, Tanggal panen, kelas benih dan nomor kelompok benih.

Sebelum pendataan ulang petugas juga melakukan penomeran benih dengan kode S yang artinya

benih sudah terdaftar diserfifikasi. Dengan penomeran benih akan jelas selanjutnya penempelan

blangko contoh kirim untuk pengujian di laboratorium.

Blangko sertifikasi harus diisi keterangannya oleh petugas yang terpenting jelas benih ini

yang akan diuji laboratorium dengan pengujian yang diperlukan diantaranya kadar air,

kemurnian, jumlah benih varietas lain, daya kecambah dan daya tumbuh benih. Setelah

tahap-tahap diatas sudah selesai benih siap untuk dikirim ke laboratorium dan diproses selanjutnya.

b)

Pengujian benih di laboratorium

Pengujian benih bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang

perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Adapun kegiatan pengujian yang dilakukan

secara rutin oleh BPSB Jawa Tengah yaitu pengambilan contoh benih, pengujian kadar air,

analisa kemurnian benih, uji daya kecambah dan analisa campuran varietas lain (cvl).

Pengujian mutu benih di laboratorium merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari

suatu peoses produksi benih. Disamping pengujian di lapangan seperti pemeriksaan lapangan,

penanganan hasil produksi dan pasca panen, mutu suatu calon benih bersertifikat akan diketahui

lulus gugurnya setelah dilakukan pengujian benih di laboratorium. Laboratorium berperan besar

dalam menyajikan data hasil pengujian yang tepat dan akurat.

Peralatan dan bahan untuk pengujian di laboratorium antara lain :

1)

Conical Divider

Alat ini berfungsi sebagai pembagi contoh kirim menjadi dua atau lebih bagian yang sama.

(33)

kedalam dua celah yang berlawanan. Saluran masuknya benih disusun dalam bentuk

lingkaran dan berujung pada celah yang berlawanan. Ketika klep dibuka benih jatuh

dikarenakan beban yang berlebih pada kerucut walaupun benih itu disalurkan pada saluran

dan tempat yang sama tetapi benih akan terbagi menjadi dua pada celah yang berlawanan

masuk kedalam wadah, kemudian melalui semburan yang akan masuk kedalam wadah

(kuali).

2)

Desikator

Diameter desikator berkisar antara 20-30 cm. dibagian tengah terdapat logam atau porselen

untuk meletakkan wadah benih. Bagian bawah diisi dengan penterap/desikan misalnya

phosphorus pentoxida (silica gel) atau alumina aktif. Jika disekan tersebut lembab maka

harus dipanaskan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 130

o

C atau desikan tersebut

diganti.

3)

Oven

Oven yang digunakan ialah oven listrik yang dilengkapi dengan thermostat dan thermometer

dengan ketelitian 0,5

o

C. Thermostat mempunyai fungsi mengontrol suhu sesuai dengan yang

dikehendaki. Apabila terjadi perubahan suhu, misalnya karena oven dibuka saat memasukkan

wadah kedalamnya. Maka dalam waktu 15 menit kemudian, oven harus dapat mencapai suhu

semula.

4)

Moisture meter

Untuk mengukur kadar air dengan cepat, dapat digunakan alat moisture meter. Alat tersebut

perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

5)

Timbangan Analitik

Timbangan analitik yang digunakan mempunyai satuan ukuran dalam gram dengan ketelitian

tiga desimal (mampu menimbang hingga 0,001 g).

6)

KNO

3

Adalah senyawa kimia yang digunakan pada pemecahan masa dormansi padi sehingga

pengujian daya tumbuh dapat dilaksankan tanpa menunggu masa dormansi, di BPSB Jawa

Tengah menggunakan KNO

3

dengan konsentrasi 0,2%.

(34)

Merupakan almari penyimpanan benih yang telah diperlakukan, sehingga benih tumbuh atau

berkecambah dengan suhu terkendali yang bertujuan untuk penghitungan daya tumbuh atau

daya kecambah.

8)

Kertas media tumbuh

Kertas yang digunakan berupa kertas sidi, yaitu kertas buram dengan ukuran A3. Kertas

yang digunakan sebagai media tumbuh harus dibasahi terlebih dahulu. Metode

pengecambahan yang digunakan yaitu metode antara kertas (AK).

Pengujian Benih di laboratorium merupakan bagian dari prosedur dan persyaratan sertifikasi

benih. Kegiatan Sertifikasi Benih yang didukung oleh pengujian mutu benih merupakan salah

satu cara pengendalian mutu. Laboratorium berperan besar dalam menyajikan hasil uji yang

tepat, akurat, dan tak terbantahkan baik secara ilmiah maupun hukum, dimana hasil uji tersebut

harus memenuhi persyaratan yang Obyektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya selanjutnya teliti dan tepat, validitas hasil uji terjamin kebenarannya. Tahap

pengujian benih di laboratorium:

1.

Penerimaan Contoh Kirim

Contoh kirim adalah contoh yang dikirim ke laboratorium pengujian benih yang diperoleh

dari sebagian atau seluruh dari contoh komposit yang volumenya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.Contoh kirim diperoleh dari pengurangan contoh komposit dengan

menggunakan salah satu metode yang telah ditetapkan sehingga diperoleh volume yang

sesuai. Apabila tidak mungkin melakukan pencampuran dan pengurangan dengan tepat pada

kondisi gudang, maka contoh komposit harus dibawa ke laboratorium untuk pengurangannya.

Setiap contoh kirim harus diberi tanda sesuai dengan kelompoknya dan dilakuakan pencatatan

pembukuan agar mudah ditelusuri. Contoh kirim harus ditutup rapat atau dikemas sedemikian

rupa untuk mencegah kerusakan selama perjalanan.

2.

Pembagian dan Pencampuran Contoh Kirim

a.

Contoh kirim dapat dicampur dengan cinical divider, kemudian seluruh contoh dari

bagian yang sama digabung untuk kedua kalinya, begitu pula ketiga kalinya jika memang

dibutuhkan. Contoh akan berkurang dengan proses yang berulang-ulang dan perpindahan

(35)

memperoleh perkiraan contoh kerja, tetapi tanpa mengesampingkan berat contoh yang

ingin dicapai. Cara penggunaannya cinical divider adalah :

b.

Menyiapkan wadah penampung benih selanjutnya Membersihkan conical divider,

penampung benih dan peralatan lainnya yang akan digunakan.

c.

Menempatkan conical divider ditempat yang datar dan memastikan bahwa penampung

benih berada di bawah keluarnya benih dan menuangkan seluruh contoh benih pada

conical divider sepanjang saluran dan pencampuran ini diusahakan sama rata dengan

dengan cara memasukkan benih sehingga setiap lubang menerima jumlah benih yang

sama.

d.

Mengambil 2 penampung benih yang telah berisi benih dan menggantikan dengan 2

penampung benih lain yang kosong selanjutnya menuangkan kembali benih dalam dua

penampung benih ke conical divider secara bersamaan.

e.

Mengulangi kembali untuk memastikan benih telah tercampur merata dan mengambil 1

penampung benih yang telah berisi benih dan menggantikan dengan penampung yang

kosong dan menuangkan benih yang berada di penampung lain ke conical divider untuk

memastikan benih telah terdistribusi di semua lubang conical divider.

3.

Pengujian Kadar Air Benih

Kadar air adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang

ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Tujuan

pengujian kadar air ini adalah untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode

yang sesuai bagi keperluan pengujian.

Metode pengukuran kadar air menggunakan moistere meter dengan cara :

a.

Membersihkan alat pengukur yaitu moisture meter hingga bebas dari benih pada

pengukuran sebelumnya dan menetapkan angka yang merupakan kode jenis benih jagung

dengan 5.2 setiap komodite berbeda kodenya.

b.

Memasukkan benih ke dalam alat selanjutnya menekan tombol yang terdapat pada bagian

kiri bawah alat lalu akan muncul angka.

c.

Melihat angka yang ditunjukkan oleh alat dan menyesuaikan dengan satuan kadar air

standar, kemudian mencatat kadar air tersebut.

(36)

Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan

ditemukan didalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman

tersebut. Contoh kerja kemurnian diambil dari contoh kirim dengan menggunakan alat

pembagi benih yaitu conical divider selanjutnya melakukan analisis kemurnian dengan

memisahkan contoh kerja dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran

benih. Cara kerja melakukan analisis kemurnian benih yaitu :

a.

Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, dan benih sedikit

rusak.

b.

Benih tererang penyakit.

c.

Pecahan benih dengan ukuran yang lebih besar dari ½ ukuran semula.

d.

Benih varietas atau tanaman lain.

e.

Kotoran benih meliputi : gabah hampa, sekam, batu, tanah, rumput, jerami, pecahan

benih.

5.

Pengujian Daya Kecambah Benih

Pengujian daya kecamabah bertujuan untuk menentukan potensi perkecambahan maksimum

dari suatu lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang

berbeda dan untuk menduga daya tumbuh di lapangan. Perkecambahan di laboratorium adalah

proses perkembangan stuktur esensial kecambah, melalui tahapan-tahapan dimana struktur

esensial menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara normal dalam kondisi

lingkungan yang sesuai. Persentase daya kecambah adalah proporsi berdasarkan jumlah

(dinyatakan persentase) yang menghasilkan kecambah normal dalam kondisi yang sesuai

selama priode tertentu. Bahan yang digunakan sebagai substrat/ media tumbuh adalah kertas

(kertas saring, blotter atau towel), namun untuk efisiensi biaya dapat digunakan kertas sidi.

6.

Evaluasi Daya Kecambah Benih

Evaluasi kecambah dilaksanakan 5 hari dan 7 hari setelah pengujian. Kecambah yang

dievaluasi terbagi dalam 5 kategori yaitu:

a.

Kecambah normal adalah kecambah dengan pertumbuhan sempurna, batang yang

berkembang baik, jumlah tertentu dari kotiledone, daun berkembang baik, dan tunas

pucuk yang membuka sempurna.

b.

Kecambah abnormal yaitu kecambah yang mengalami kombinasi kerusakan seperti kerdil,

(37)

c.

Benih keras yaitu benih yang tetap keras sampai akhir priode pengujian yang telah

ditetapkan.

d.

Biji segar yaitu benih yang

Gambar

Tabel 4.2 Standar pengujian Laboratorium benih jagung ...............................
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPSB Jawa Tengah  ....................................
Tabel 4.1 Tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.
Gambar : 4.1 struktur organisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil rekapitulasi sidik ragam (Tabel 2) untuk analisis pengusangan cepat benih secara kimia menggunakan etanol 96% menunjukkan pengaruh nyata varietas dan

Hasil dari uji Blotter test pada benih jagung varietas lokal asal Deli Serdang, Langkat, dan Karo diperoleh bahwa pada ketiga varietas benih lokal diperoleh

Hasil penelitian menunjukkan setelah penyimpanan 11 bulan, penurunan viabilitas dan vigor benih yang tertinggi pada empat varietas uji adalah berturut-turut; Srikandi

Pengujian benih di Laboratorium, 2) Sertifikasi benih. Pengawasan Hilir dengan kegiatan: pengawasan pemasaran benih bersertifkat yang beredar di pasaran. Untuk menjawab

Uji keunggulan menggambarkan keunggulan karakter- karakter penting yang dimiliki calon varietas dengan varietas pembanding.Lama daya simpan calon varietas UB2 dan

Daya kecambah varietas Sukmaraga, Bhima, dan Lokal menurun hingga 32% disebabkan ekstrak gulma (Amaranthus sp, Ageratum conyzoides, dan Imperata cylindrica) serta memberikan

Uji keunggulan menggambarkan keunggulan karakter- karakter penting yang dimiliki calon varietas dengan varietas pembanding.Lama daya simpan calon varietas UB2 dan

Benih dengan mutu tinggi akan lebih tahan dalam penyimpanan dan menghasilkan kualitas fisik benih yang yang bagus.. Cara pengemasan berpengaruh terhadap perubahan kadar