• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh:

LINGGAR SURYA SETYA DARMA 0912010092/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

Pr ogr am Studi Manajemen

Diajukan oleh:

LINGGAR SURYA SETYA DARMA 0912010092/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(3)

INVESMENT OPPORTINUTY SET (IOS) DAN KEBIJ AKAN DIVIDEN

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

LINGGAR SURYA SETYA DARMA

0912010092/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. DhaniIchsanuddinNur, MM Tanggal : ... NIP. 1963609241989031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Diajukan Oleh :

LINGGAR SURYA SETYA DARMA 0912010092/FE/EM

Disetujui untuk Ujian Skr ipsi oleh:

Pembimbing Utama

Dr . DhaniIchsanuddinNur , MM Tanggal, ………

NIP. 1963609241989031001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur

(5)

Diajukan Oleh :

LINGGAR SURYA SETYA DARMA 0912010092/FE/EM

Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi M anajemen Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veter an” J awa Timur

Pada tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Dr . Dhani Ichsanuddin Nur , MM Dr . Dhani Ichsanuddin Nur , MM

Sekr etar is

Sugeng Pur wanto, SE, MM

Anggota

Drs. Ec. Her ry ALW, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(6)

tidak lupa pula Shalawat serta salam selalu tercurah bagi Rasulullah Muhammad

SAW, sehingga menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Invesment Opportunity Set (IOS) dan

Kebijakan Dividen yang Terdaftar di Bur sa Efek Indonesia”.

Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program gelar Sarjana Ekonomi Program Study Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu pada kesempatan

kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sekaligus

dosen pembimbing yang telah memberikan banyak saran.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Study

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional

(7)

Timur.

5. Orang tua dan keluarga tercinta, ayah dan ibu, yang selalu memberikan

dukungan baik secara moril maupun materiil, serta doa yang selalu

dipanjatkan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan lancar.

6. Venny Ria Rizky yang setia membantu dan mendampingi saat pengerjaan

skripsi ini sebagai dukungan agar dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

7. Teman-teman dekat dan teman-teman jurusan manajemen seangkatan yang

juga sedang menempuh skripsi bersama-sama. Semoga bisa lulus semua.

Aamiin.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan, baik dari materi yang dituliskan maupun teknik

penyajiannya. Oleh karena penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran

yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua

orang yang membacanya.

Surabaya, April 2013

(8)

DAFTAR TABEL ………..…... vi 2.1 Penelitian Terdahulu ………... 8

2.2 Landasan Teori ………... 9

2.2.1 Invesment Opportunity Set (IOS) ………..….... 9

2.2.1.1 Pengertian Invesment Opportunity Set (IOS) ………..……. 9

2.2.1.2 Jenis-Jenis Proksi Invesment Opportunity Set (IOS)….……..… 11

2.2.1.3 Proksi IOS dalam Penelitian ………..….. 14

2.2.2 Dividen ………..……16

2.2.2.1 Pengertian Dividen ………..… 16

2.2.2.2 Kebijakan Dividen ………....17

2.2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ……... 19

2.2.2.4 Teori-Teori Kebijakan Dividen ………... 22

2.2.2.5 Dividend Payout Ratio ………26

2.2.3 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ….... 27

2.2.3.1 Pengaruh Market to Book Value of Aset terhadap Kebijakan Dividen ………..… 27

2.2.3.2 Pengaruh Market to Book Value of Equity terhadap Kebijakan Dividen ………..… 28

2.2.3.3 Pengaruh Earning Price Ratio terhadap Kebijakan Dividen……….………... 28

(9)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……… 32

3.1.1 Variabel Terikat atau Variabel Dependen ………...……… 32

3.1.2 Variabel Bebas atau Variabel Independen ……….. 33

3.2 Teknik Penentuan Sampel ………. 34

3.2.1 Populasi ………... 34

3.2.1 Sampel ………. 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……… 36

3.3.1 Jenis Data ……… 36

3.3.2 Sumber Data ……….... 36

3.3.3 Pengumpulan Data ……….. 36

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ………...………. 37

3.4.1 Analisis Faktor .………...………. 37

3.4.2 Teknik Normalitas ………...… 37

3.4.3 Uji asumsi Klasik ……… 37

3.4.4 Teknik Analisis ………... 39

3.4.5 Uji Hipotesis ……….…... 40

3.4.6 Uji t atau Uji Parsial……….…….…... 40

3.4.7 Uji F atau Uji Simultan………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………..…….… 43

4.1.1 Sejarah Perusahaan Sampel …………..……….…. 43

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ………. 49

4.2.1 Dividend Payout Ratio ………...……… 49

4.2.2 Market to Book Value of Asset ……….… 50

4.2.3 Market to Book Value of Equity ………….……… 51

4.2.4 Earning Price Ratio ………. 53

4.2.5 Varians of Total Return ………...….….…. 54

(10)

4.3.3.1 Uji Multikoliearitas .………..……….……. 59

4.3.3.2 Uji Heteroskedastisitas ………….……….……….. 61

4.3.3.3 Uji Autokorelasi ……….………..……….….……. 62

4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda ……..……….…… 64

4.3.5 Pengujian Hipotesis ……….… 65

4.3.5.1 Uji F ……….…65

4.3.5.2 Uji t ……….… 66

4.4. Pembahasan ……….. 68

4.4.1 Pengaruh Market to Book Value of Asset Terhadap Dividend Payout Ratio ……….. 68

4.4.2 Pengaruh Earning per Share/Price Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio ………. 69

4.4.3 Pengaruh Varians of Total Return Terhadap Dividend Payout Ratio ……… 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………. 72

5.2. Saran ……….. 72

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Dividend Payout Ratio Perusahaan Otomotif Periode

2008-2011 ………..………...…….………….. 4

Tabel 4.1 Data Dividend Payout Ratio Perusahaan Otomotif Tahun 2008-2011 ……….. 49

Tabel 4.2 Daftar Market to Book Value of Asset Perusahaan Otomotif Tahun 2008-2011…………...……….…….……….. 50

Tabel 4.3 Data Maket to Book Value of Equiy Perusahaan Otomotif Tahun 2008-2011 ………...……….……….. 52

Tabel 4.4 Data Earning Price Ratio Perusahaan Otomotif Tahun 2008-2011... 53

Tabel 4.5 Data Varians of Total Return Perusahaan Otomotif Tahun 2008-2011………..……….…..………….. 55

Tabel 4.6 Residual Statistic………..……….. 56

Tabel 4.7 Residual Statistic ...………..….. 57

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ………..…..….…… 58

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Multikolinearitas ……….…….. 59

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Multikolinearitas……….………….………... 60

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas ……….….….. 62

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi ….………...…….……... 64

Tabel 4.13 Koefisien Regresi……….……….…...……….………. 64

Tabel 4.14 Hasil Regresi Linear Berganda.………...……….. 65

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Statistik F….…………..…………...……….…….. 66

(12)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………..……….. 30

Gambar 3.1 Kurva Statistik Durbin Watson ………..……….. 38

(13)

Linggar Surya Setya Darma 0912010092

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pem-bayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Besarnya dividen yang akan dibagikan dipertimbangakan oleh besarnya saldo laba ditahan untuk kepentingan perusahaan. Mengingat banyaknya kepentingan perusahaan, termasuk kesempatan invetasi, maka penelitian ini menganalisa pengaruh Invesment Opprtunity Set (IOS) terhadap Kebijakan Dividen perusahaan sektor Otomotif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara Market to Book Value of Asset, Market to Book Value of Equity, Earning Price Ratio, dan Varians of Total Return terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan Otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2011.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 8 perusahaan pada sektor otomotif. Metode yang digunakan adalah purposive sampling sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Dengan menggunakan metode pooled data sampel penelitian (n) yang diperoleh sebanyak 32 data observasi, dan pada pengujian normalitas harus mengalami penghilangan outlier sebanyak 6 data, maka data observasi yang akhirnya digunakan adalah sebanyak 26 data. Analisis data menggunakan alat analisis uji regresi berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesa dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t.

Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara parsial Market to Book Value of Asset (MBVA) tidak berkontribusi terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Price Ratio (EP) tidak berkontirbusi Dividend Payout Ratio, dan Varians of Total Return (VAR) berkontribusi terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

(14)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah

satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan

industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal memiliki peran penting dalam

kegiatan ekonomi. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh

tempo lebih dari satu tahun.

Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi

pasar, pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Salah satu

kelebihan pasar modal adalah kemampuannya menyediakan modal jangka panjang

dan tanpa batas. Dengan demikian, untuk membiayai investasi pada proyek-proyek

jangka panjang dan memerlukan modal yang besar, sudah layaknya para pengusaha

menggunakan dana-dana dari pasar modal.

Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam

perusahaan yaitu untuk memperoleh pendapatan ataupun tingkat pengembalian

investasi (return), baik berupa dividen (dividen yield) maupun pendapatan dari selisih

harga jual terhadap harga belinya (capital gain). Investor memerlukan berbagai

macam informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan atau informasi lain yang

relevan. Informasi tersebut tercermin dalam laporan keuangan.

Beberapa investor lebih menyukai dividen daripada capital gain. Ada tiga

(15)

diharapkan oleh para pemegang saham untuk mendapatkan sebagian keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Kedua, pernyataan dan pembayaran dividen mengandung

informasi kekuatan dan kesehatan perusahaan, artinya pembayaran dividen dapat

merangsang para investor untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan yang

mampu membayar dividen. Ketiga, dividen dapat memberikan current income bagi

investor untuk kebutuhan hidupnya, artinya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan

dapat menambah penghasilan bagi para investor.

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang menyangkut penentuan

besarnya bagian keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham, yang dihitung

dari rasio besarnya laba yang dibagikan sebagai dividen terhadap besarnya laba yang

diperoleh (dividend payout).

Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada

kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih

serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan

dua pihak yang berkepentingan yang saling bertentangan, yaitu para pemegang saham

dengan pihak manajemen. Para pemegang saham berkepentingan terhadap dividennya

sedangkan pihak manajemen menginginkan laba ditahan yang akan digunakan

sebagai tambahan modal kerja.

Kebijakan dividen pada hakekatnya untuk menentukan seberapa besar laba

yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa besar laba yang tidak

dibagikan sebagai laba ditahan. Apabila pihak manajemen meningkatkan porsi laba

per lembar saham yang dibayarkan sebagai dividen, maka mereka dapat

(16)

sangat penting (Alexander et.al,1993).

Perusahaan yang mempunyai laba yang stabil sering kali meramalkan

besarnya pendapatan atau keuntungan dimasa yang akan datang dan memungkinkan

membayar dividen daripada perusahaan yang labanya fluktuatif. Hal ini sesuai dengan

signaling theory yang menyatakan: “Pengumuman dividen mengandung informasi

mengenai laba saat ini dan masa depan” yang artinya, apabila laba meningkat maka

besarnya dividen yang akan dibagikan pada investor juga mengalami peningkatan,

begitu pula sebaliknya (Miller and Rock,1985).

Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang

sangat penting baik bagi investor maupun perusahaan yang akan membayarkan

dividennya. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya

menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen

dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi

ketidakpastian (risiko) investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.

Litner (1956) dalam Fasa (2012) mengemukakan, perusahaan-perusahaan

berusaha mempertahankan dividen yang dibayarkan karena penurunan dividen akan

memberikan sinyal yang buruk (perusahaan membutuhkan dana atau kesulitan dana).

Oleh karenanya, perusahaan yang akan membagikan dividen perlu

mempertimbangkan antara lain: perlu tidaknya menahan sebagian laba untuk

re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas

perusahaan, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen

(17)

kebijakan perusahaan mengisyaratkan bahwa keputusan ini berdasarkan pada

investment opportunity set perusahaan itu. Sebagai hasilnya, mereka menyatakan

bahwa variabel-variabel kebijakan utama secara empiris berhubungan dengan

investment opportunity set. Konsisten dengan hipotesis mereka, Smith dan Watts

menunjukkan hubungan yang signifikan antara investment opportunity set dengan

kebijakan dividen.

Tabel 1.1

Daftar Dividend Payout Ratio Perusahaan Otomotif periode 2008-2011

Sumber: Bursa Efek Indonesia.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dividen yang dibagikan perusahaan

otomotif kepada pemegang sahamnya fluktuatif. Seluruh perusahaan otomotif tersebut

diasumsikan bertumbuh atau mengalami pertumbuhan. Perusahaan yang mengalami

pertumbuhan mempunyai pilihan kesempatan yang banyak. Semakin terbuka

kesempatan investasi, semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya

digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Perusahaan seperti ini lebih

banyak membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai investasinya dalam

NO. PERUSAHAAN DIVIDEND PAYOUT RATIO

(18)

sehingga kemampuan dalam membayar dividen sangat kecil.

Norpratiwi (2004), menjelaskan konsep going concern yang menuntut

perusahaan untuk menjalankan kegiatan bisnisnya secara berkelanjutan. Dalam

menjalankan keberlanjutan tersebut diharapkan perusahaan akan tumbuh dari tahun ke

tahun. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh kalangan internal

maupun eksternal dari sebuah perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang

tinggi membutuhkan lebih banyak dana karena banyak kesempatan investasi yang

akan mereka lakukan. Dana tersebut dapat diperoleh perusahaan melalui penjualan

saham, dan laba ditahan. Dalam hal ini dividen yang dibagikan kepada para pemegang

saham sangat kecil atau bahkan tidak dibagikan.

Bagi perusahaan, pertumbuhan tersebut diharapkan dapat menciptakan

kesempatan investasi yang dapat dilakukan perusahaan tersebut untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih banyak di masa depan. Namun disisi lain, pertumbuhan

tersebut bagi investor akan membuat pembagian dividen menjadi kecil, disebabkan

keutungan bersih yang didapatkan perusahaan dijadikan laba ditahan yang nantinya

akan digunakan perusahaan untuk membiayai investasinya.

Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh

Investment Oppor tunity Set (IOS) Terhadap Kebijakan Dividen pada

Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bur sa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uaraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan

(19)

Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)?

2 Apakah Market to Book Value Of Equity (MBVE) berpengaruh terhadap Dividend

Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)?

3 Apakah Earning Price Ratio (EP) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

4 Apakah Varians of Total Return (VAR) berpengaruh terhadap Dividend Payout

Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1 Untuk mengetahui pengaruh Market to Book Value Of Asset (MBVA),

terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

2 Untuk mengetahui pengaruh Market to Book Value Of Equity (MBVE),

terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

3 Untuk mengetahui pengaruh Earning Price Ratio (EP), terhadap Dividend

Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(20)

Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan.

Diharapkan dapat memberikan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan

dalam mengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya dan dapat menjadi

referensi yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan terlebih untuk

kebijakan dividen.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bahan evaluasi dan informasi

dalam mengambil keputusan investasi saham dan untuk lebih mengetahui kebijakan

perusahaan-perusahaan dalam membagikan dividen.

3. Bagi Akademik

Sebagai penerapan ilmu berdasarkan teoritis maupun empiris yang selama ini

didapat dalam perkuliahan. Dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan

dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatannya. Sebagi sarana pengembangan

ilmu pengetahuan yang secara teoritis yang diharapkan dapat dijadikan bahan dasar

(21)

2.1 Penelitian Terdahulu

Yetti Iswahyuni dan L. Suryanto (2002) melakukan penelitian yang

berjudul “ Analisis Perbedaan Perusahaan Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan

Kebijakan Pendanaan, Dividen, Perubahan Harga Saham, dan Volume Perdangan

pada Bursa Efek Jakarta dengan Pendekatan Asosiasi Proksi Invesment

Opportunity Set (IOS)”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara prosi IOS dengan kebijakan dividen pada

perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh.

Suharli (2007) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Profitability

dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas

sebagai variabel penguat”. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di

Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan deviden pada tahun 2002-2003.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang dapat mempengaruhi

kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan. Profitabilitas berpengaruh

secara positif sedangkan kesempatan investasi berpengaruh secara negatif.

Saragih (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Profitability

dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan

(22)

Value of Assets (MVA/BVA), Market to Book Value of Equity (MVE/BE),

Capital Addition to Book Value of Assets (CAP/BVA) serta Property, Plant &

Equipment to Book Value of Assets (PPE/BVA) sebagai indikator yang mewakili

Investment Opportunity Set. Hasil uji secara simultan atau secara serempak (Uji

Statistik F) menunjukkan bahwa variabel (Market to Book Value of Assets), dan

Property, Plant & Equipment to Book Value of Assets (PPE/BVA) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai.

Sedangkan hasil uji secara individual atau secara parsial (Uji Statistik t)

menunjukkan bahwa hanya variabel MVA/BVA (Market to Book Value of Assets)

dan Property, Plant & Equipment to Book Value of Assets (PPE/BVA) tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen tunai.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Investment Opportunity Set (IOS)

2.2.1.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

Menurut Myers (1977) dalam Smith dan Watts (1992) dalam Iswahyuni

dan Suryanto (2002), perusahaan adalah kombinasi antara nilai asset in place

dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan

suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu

dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi

perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan

mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

(23)

dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang.

Menurut Kole (1991), dalam Gaver & Gaver (1993), nilai IOS bergantung pada

pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang

(future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan

investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya

modal (cost of equity) dan dapat menghasilkan keuntungan.

Gaver & Gaver (1993) juga menyatakan bahwa pilihan investasi di masa

depan tidak hanya pada proyek-proyek yang didanai dari kegiatan riset dan

pengembangan, namun juga dengan kemampuan mengeksploitasi kesempatan

memperoleh keuntungan.

Kole dalam Norpratiwi (2004) menyatakan nilai investment options ini

tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan manajer di masa

depan yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan

akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat

menghasilkan keuntungan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi

semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang ini kemudian

dikenal dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS).

Dengan banyaknya kesempatan investasi ini perusahaan harus mempunyai

kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut agar mendatangkan

keuntungan. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat

diobservasi (unobservable) (Rokhayati, 2005) dalam Anthi (2006). Berdasarkan

(24)

perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam

penelitiannya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang

luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat

tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang

akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga

perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam

perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari

berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai

dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan

bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS juga memiliki hubungan dengan

berbagai variabel kebijakan perusahaan (Norpratiwi, 2004).

2.2.1.2 J enis-J enis Proksi Investment Opportunity Set (IOS)

Proksi IOS digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian

kondisi perusahaan. Proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan

keuangan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu (Kallapur dan Trombley, 2001)

dalam Anthi (2006):

1. Proksi IOS berbasis pada harga

Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan

bahwa prospek pertumbuhan perusahaansebagian dinyatakan dalam harga pasar.

(25)

perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan

yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk

aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak

tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu

ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Proksi IOS yang

merupakan proksi berbasis harga adalah: Market value of equity plus book value

of debt, Ratio of book to market value of asset, Ratio of book to market value of

equity, Ratio of book value of property, plant, and equipment to firm value, Ratio

of replacement value of assets to market value, Ratio of depreciation expense to

value dan Earning Price ratio.

2. Proksi IOS berbasis pada investasi

Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan

bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggiberkaitan secara positif dengan

nilai IOS suatu perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis

investasi adalah: Ratio R&D expense to firm value, Ratio of R&D expense to total

assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of capital addition to firm value, dan

Ratio of capital addition to asset book value.

Proksi IOS juga digolongkan menjadi tiga jenis (Erlina, 2007 dalam Fasa,

2012) yaitu:

(26)

Proksi ini menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian

dinyatakan dalam harga pasar saham. Proksi ini didasari pada anggapan yang

menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan

dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar

yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)

dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. Rasio-rasio yang telah digunakan

dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai

berikut:

1) Market to Book Value Equity (MVE/BVE)

2) Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)

3) Property, Plant, and Equipment to Book Value of Assets (PPE/BVA)

b. Proksi IOS berbasis pada investasi (Investment-Based Proxies)

Proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi

yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Penelitian

dan pembangunan (R & D) merupakan investasi, dan selanjutnya akan

menghasilkan kesempatan investasi untuk perusahaan. Rasio-rasio yang sering

digunakan oleh peneliti antara lain:

1) Capital Expenditure to Market Value of Assets (CEP/MVA)

2) Capital Expenditure to Book Value Asset (CEP/BVA)

(27)

4) Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA)

c. Proksi IOS berbasis pada varians (Variance-Measures Proxies)

Proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai

jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang

tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Ukuran

yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:

1) Varriance of Total Return (VARRET)

2) Beta assets (BETA)

2.2.1.3Pr oksi IOS dalam Penelitian

Proksi IOS yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah versi

Smith dan Watts (1992) yang juga digunakan dalam penelitian Gaver dan Gaver

(1992), dan Norpratiwi (2004). Proksi tersebut adalah:

1. Market to Book Value of Asset (MBVA)

Rasio market to book value of asset merupakan proksi IOS berdasarkan

harga. Rasio ini menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan

investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio MBVA, semakin tinggi

kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang berkaitan dengan

aset di tempat. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan

(28)

usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam

penilaian kondisi perusahaan. Rumus MBVA (Kallapur dan Trombley, 1999

dalam Erlina, 2007 dalam Fasa, 2012) sebagai berikut:

MBVA = Jumlah aset – ekuitas + (jumlah saham beredar x harga penutupan saham)

Total aset

2. Market to Book Value of Equity (MBVE)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran MBVE mencerminkan bahwa

pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar

dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rasio market value to book of equity

merupakan proksi berdasarkan harga.

Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat

diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga

penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan

pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Market to

Book Value of Equity dapat dihitung dengan rumus (Hartono, 1999 dalam Erlina

2007 dalam Fasa, 2012):

MBVE = Jumlah saham beredar x harga penutupan saham Total ekuitas

3. Earning Price Ratio (EP)

Earning Price Ratio atau rasio laba per lembar saham terhadap harga pasar

saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar earning

(29)

stabilitas pertumbuhan earning price ratio, sebaliknya perusahaan yang tidak

stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning price ratio yang fluktuatif.

Rumus dari rasio ini adalah (Anthi, 2008):

EP = Laba per lembar saham

Harga penutupan saham

4. Varrians of Total Return (VAR)

Varians of total return merupakan variasi return yang diperoleh investor.

Semakin besar varians return, semakin besar penyebaran nilai return dan

semakin besar pula ketidakpastian atau risiko dari suatu investasi.

Gaver dan Gaver (1993) menyatakan bahwa VAR berhubungan secara

positif dengan peluang pertumbuhan. Dasar pemikiran perkiraan ini adalah

pembagian saham perusahaan akan lebih berharga bila terjadi peningkatan

variabilitas hasil dari asset yang mendasarinya. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus (Gaver dan Gaver, 1993 dalam Iswahyuni dan Suryanto, 2002):

VAR = (harga penutupan saham x jumlah saham beredar) + dividen + biaya bunga

(Total aset – total ekuitas) + (lembar saham beredar x harga penutupan saham)

2.2.2 Dividen

2.2.2.1 Pengertian Dividen

Dividen adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba ditahan

(30)

merupakan bentuk pembiayaan intern . Pembayaran dividen kas kepada pemegang

saham perusahaan diputuskan oleh direksi perusahaan. Dalam hal pembagian

dividen kepada para pemegang saham suatu perusahaan membutuhkan

pertimbangan yang matang, hal ini disebabkan pihak manajemen harus

memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan (going concern

principal).

Dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam

bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit. Pada umumnya apabila pendapatan

perusahaan stabil, maka untuk pembayaran dividen juga akan stabil.

Kebijaksanaan dividen perusahaan sangat penting karena alasan-alasan

(Tampubolon, 2004: 183) sebagai berikut:

1. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham dan akan menjadi

pemegang saham.

2. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital

budgeting perusahaan tersebut.

3. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi cash flow perusahaan.

4. Kebijaksanaan dividen dapat menurunkan nilai modal saham perusahaan

karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan

meningkatkan utang/modal (debt equity) rasio perusahaan.

(31)

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal

guna pembiayaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara kas atau cash dividend

yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan

dividen tersebut (Sutrisno, 2000: 323) adalah:

a. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

Kebijakan pemberian dividen yang stabil artinya dividen akan diberikan

secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang

diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil ini

banyak dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan:

1) Dapat meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil diprediksi

memiliki risiko yang kecil.

2) Dapat memberikan kesan pada investor bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang baik di masa yang akan datang.

3) Akan menarik investor yang akan memanfaatkan dividen untuk keperluan

konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.

(32)

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada

pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan

yang stabil. Kebijakan ini sangat diharapkan oleh para investor karena

memberikan dampak positif dan memuaskan bagi perusahaan tersebut.

c. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba

yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin

besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya, jika laba kecil dividen

yang dibayarkan juga kecil.

d. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler Ditambah Ekstra

Kebijakan dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran

dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra

dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

2.2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengar uhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan

dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham (Sutrisno, 2000:304) antara

lain:

a) Posisi Solvabilitas Perusahaan

Perusahaan yang berada dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya

(33)

disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi

struktur modal perusahaan.

b) Posisi Likuiditas Perusahaan

Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, sehingga

perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang

cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan

yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout ratio-nya kecil,

sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas. Perusahaan yang

sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen yang

lebih besar.

c) Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang,

yaitu hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus

segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang

tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar,

semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah

dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Hutang yang jatuh tempo

berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa

dengan mencari hutang baru atau meroll-overhutang, dan juga bisa dengan

sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan yang akan

(34)

d) Rencana Perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya

pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan

oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat

perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk

membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut

bisa dipenuhi baik dari hutang , menambah modal sendiri, yang berasal dari

pemilik, dan juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba

yang ditahan. Semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan, semakin kecil

dividend payout-nya.

e) Kesempatan Investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi,

semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk

memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik,

maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f) Stabilitas Pendapatan

Perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan

(35)

pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu

menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang

pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk

berjaga-jaga.

g) Pengawasan Terhadap Perusahaan

Pemilik perusahaan tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan

apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri. Kemungkinan akan

masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama

dalam mengendalikan perusahaan. Perusahaan yang dibelanjai dari hutang,

resikonya cukup besar sehingga perusahaan cenderung tidak membagi dividennya

agar pengendalian tetap berada ditangannya.

2.2.2.4 Teori-teori Kebijakan Dividen

Menurut Weston dan Brigham (1994: 204-212) dalam Wikartika (2012),

kebijakan dalam praktik meliputi:

a. Kebijakan dividen residual

Kebijakan dividen residual adalah kebijakan dividen yang dibayarkan

sama dengan laba perusahaan yang optimal. Dasar dari kebijakan residual adalah

kenyataan bahwa investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan

menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen,

(36)

daripada tingkat pengembalian atau rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh

investor dari invetasi lain dengan risiko yang sebanding.

b. Dividen konstan atau naik secara mantap

Banyak perusahaan menetapkan jumlah dividen tahunan untuk setiap

lembar sahamnya dan kemudian mempertahankan, menaikkan dividen tahunan

hanya jika kelihatan jelas bahwa laba mendatang akan mencukupi untuk

membiayai kenaikkan dividen, sehingga dalam kebijakan tersebut terkandung

suatu ketentuan bahwa dividen tahunan tidak akan pernah diturunkan.

c. Rasio pembagian dividen konstan

Perusahaan mungkin saja membagikan suatu prosentase laba yang konstan

sebagai dividen, akan tetapi karena laba pasti akan berubah-ubah maka kebijakan

ini perlu memperhitungkan bahwa dalam dividen akan berubah pula. Dengan

demikian apabila laba yang diperoleh berfluktuasi maka dividen yang dibagikan

akan berfluktuasi juga. Jika perusahaan mengurangi dividen untuk

mempertahankan rasio pembagian dividen agar tetap konstan, maka harga saham

akan jatuh, karena investor akan mengartikan penurunan dividen sebagai isyarat

atau pertanda perkiraan menejemen bahwa laba tersebut bersifat permanen.

d. Dividen yang tetap kecil ditambah pembayaran ekstra

Dividen ekstra atau extra dividend adalah tambahan dividen yang

dibayarkan apabila terdapat kelebihan dana yang tersedia. Kebijakan yang

(37)

ekstra akhir tahun dalah kompromi antara dviden yang mantap (pertumbuhan

mantap) dan tingkat pembagian dividen yang konstan. Kebijakan yang demikian

memberikan keleluasaan bagi perusahaan, sementara investor dapat tetap

mengharapkan penerimaan setidak-tidaknya suatu jumlah dividen minimum.

Ada beberapa teori yang mendasari kebijakan dividen (Keown et al, 2000

dalam Pradessya, 2006 dalam Fasa, 2012) antara lain:

a) Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory)

Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa

kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai

perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu

perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba

serta resiko bisnisnya, dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung

semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana

pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan (atau

pertumbuhan).

b) Bird In the Hand Theory

Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang

tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa

pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda

besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Dividen lebih bisa

(38)

tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima

pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. Mendapatkan dividen (a bird

in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada

akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan terwujud sebagai dividen dimasa

yang akan datang (it can fly away). Pandangan yang mengatakan dividen lebih

pasti daripada perolehan modal disebut ”bird in the hand theory” (teori burung

ditangan).

c) Dividen Rendah Meningkatkan Nilai Saham

Pandangan ketiga adalah dividen yang rendah mempengaruhi harga

saham, sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini didasarkan pada

perbedaan perlakuan pajak antara pendapatan dividen dan perolehan modal.

Saham yang memungkinkan penundaan pajak (dividen rendah perolehan modal

tinggi) mungkin akan dijual pada harga premi yang relatif sama terhadap saham

yang telah dikenakan pajak. Dividen yang rendah akan membantu investor

menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return setelah pajak atas

investasinya, sedangkan dividen yang tinggi akan meningkatkan pembayaran

pajak pendapatan investor akibatnya return setelah pajak yang diperolehnya

berkurang.

d) Teori Dividen Residu

Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen dibayar

dari modal yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan.

(39)

mempengaruhi keputusan dividen maka perusahaan harus menerbitkan jumlah

sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk

kegiatan investasi.

e) Teori Dividen Isyarat (Dividend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Dividend signaling theory merupakan suatu

teori yang mendasari dugaan bahwa pengumuman dividen kas mempunyai

kandungan informasi yang mengakibatkan adanya reaksi harga saham.

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang

mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang.

Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada perusahaan

yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividend Payout Ratio

didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh.

2.2.2.5 Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas prosentase jumlah

pendapatan yang diperoleh dan didistribusikan kepada pemegang saham dalam

bentuk kas. Dividend Payout Ratio ini ditentukan perusahaan setiap tahunnya

berdasarakan besar kecilnya laba setelah pajak.

Pertimbangan mengenai Dividend Payout Ratio ini diduga sangat

(40)

maka perusahan tersebut akan mampu menetapkan besarnya Dividend Payout

Ratio sesuai dengan harapan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan

perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Dividend Payout Ratio dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

DPR = Dividen Laba per saham

2.2.3 Pengaruh Variabel Independen terhadap Var iabel Dependen

2.2.3.1Pengaruh MBVA terhadap Kebijakan Dividen

Market to Book Value of Asset (MBVA) merupakan proksi dari

Kesempatan Investasi. Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang

mempengaruhi besarya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan

investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan, sebab dananya digunakan untuk

memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik,

maka dananya lebih banyak akan digunakan membayar dividen, Sutrisno (2003:

305).

Semakin tinggi MBVA semakin besar asset yang digunakan perusahaan

dalam usahanya, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk

bertumbuh, sehingga membutuhkan dana untuk investasi. Dana tersebut didapat

dari investor dan juga laba ditahan. Dalam hal ini dividen yang dibagikan lebih

kecil atau tidak sama sekali.

Rasio ini digunakan oleh Smith dan Watts (1992) dalam Iswahyuni dan

Suryanto (2002), dalam penelitiannya yang menghubungkan level IOS dengan

(41)

dilakukan menyatakan bahwa rasio MBVA mempunyai korelasi yang signifikan

terhadap kebijakan pendanaan dan deviden. Jadi, MBVA berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen.

2.2.3.2 Pengaruh MBVE terhadap Kebijakan Dividen

Market to Book Value of Equity (MBVE) merupakan proksi dari

Kesempatan Investasi. Menurut Sutrisno (2003: 305), kesempatan investasi juga

merupakan faktor yang mempengaruhi besarya dividen yang akan dibagi.

Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan,

sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Apabila suatu

perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan

usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh.

Perusahaan tumbuh cenderung membutuhkan dana, maka dari itu perusahaan

dengan MBVE besar membagikan dividennya lebih kecil.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Gaver dan Gaver (1993) dalam

Iswahyuni dan Suryanto (2002), menyatakan bahwa rasio MBVE memiliki

korelasi yang signifikan dengan faktor umum. Jadi, MBVE berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen.

2.2.3.3 Pengaruh Earning Price Ratio Terhadap Kebijakan Dividen

Rasio Earning Price Ratio atau rasio laba per lembar saham terhadap

harga pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar

(42)

memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earning price ratio, sebaliknya

perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning price

ratio yang fluktuatif. Bila EP perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif),

dapat diartikan perusahaan sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi

pada perusahaan tersebut.

EP merupakan salah satu proksi IOS atau kesempatan investasi.

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarya dividen

yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen

yang dibayarkan, sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan

investasi, Sutrisno (2003: 305). Jadi, EP mempunyai hubungan negatif dengan

dividen.

2.2.3.4 Pengaruh Var rians of Total Return (VAR) Ter hadap Kebijakan

Dividen

Gaver dan Gaver (1993) dalam Iswahyuni dan Suryanto (2002)

menyatakan bahwa VAR berhubungan secara positif dengan peluang

pertumbuhan. Dasar pemikiran perkiraan ini adalah pembagian saham perusahaan

akan lebih berharga bila terjadi peningkatan variabilitas hasil dari asset yang

mendasarinya. Ini berarti perusahaan dengan pertumbuhan tinggi mempunyai

kesempatan investasi yang baik. Dengan kata lain, perusahaan tumbuh akan lebih

(43)

Sutrisno (2003: 305), kesempatan investasi juga merupakan faktor yang

mempengaruhi besarya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan

investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan, sebab dananya digunakan untuk

memperoleh kesempatan investasi. Sama dengan proksi IOS yang lain VAR juga

mempunyai pengaruh negatif terhadap dividen.

2.4 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, penelitian

terdahulu, landasan teori, dan kerangka konseptual, didapatkan hipotesis-hipotesis

sebagai berikut: MBVA

(X1)

DPR

(Y) MBVE

(X2)

EP

(X3)

VAR

(44)

1. Bahwa Market to Book Value of Asset (MBVA) berpengaruh negatif

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bahwa Market to Book Value of Equity (MBVE) berpengaruh negatif

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bahwa Earning Price Ratio (EP) berpengaruh negatif signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

4. Bahwa Varians of Total Return (VAR) berpengaruh negative signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspeksifikasikan kegiatan (Nazir,

2005: 126).

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas (X) yaitu Market to

Book Value of Asset(MBVA) (X1), Market to Book Value of Equity (MBVE)

(X2), Earning Price Ratio (EP)(X3), Varrians of Total Return (VAR)(X4), Dan

satu variabel terikat (Y) yaitu Dividend Payout Ratio (DPR).Agar dapat

memperjelas definisi dan untuk memudahkan pengukuran terhadap

masing-masing variabel yang digunakan, maka diperlukan definisi operasional atas

variabel-variabel tersebut.

3.1.1 Variabel Terikat atau Var iabelDependen(Y)

Kebijakandividenmerupakankeputusan yang

menyangkutpenentuanbesarnyabagiankeuntungan yang

dibagikankepadapemegangsaham, yang dihitungdarirasiobesarnyalaba yang

dibagikansebagaidividenterhadapbesarnyalaba yang diperoleh(dividend payout).

Pada penelitian ini dividend payout ratio dapat dihitung dengan rumus

(46)

Dividen = Dividen per lembarsaham

Lababersih per lembarsaham

3.1.2 Variabel Bebas atau Var iabelIndependen(X)

1. Market to Book of Asset (X1)

Rasio ini menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan

investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio MBVA, semakin tinggi

kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang berkaitan dengan

aset di tempat. Rumus yang digunakan (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam

Erlina, 2007dalamFasa, 2012) sebagai berikut:

MBVA = Jumlahaset–ekuitas + (jumlahsahamberedar x hargapenutupansaham)

Total aset

2. Market to Book of Equity (X2)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran MBVE mencerminkan bahwa

pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar

dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rasio MBVE dapat dihitung (Hartono,

1999 dalam Erlina, 2007dalamFasa, 2012) dengan cara berikut ini:

MBVE= Jumlahsahamberedar x hargapenutupansaham

Total ekuitas

3. Earning Price Ratio (X3)

Rasio Earning Price Ratio atau rasio laba per lembar saham terhadap

harga pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar

(47)

memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earningprice ratio, sebaliknya perusahaan

yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning price ratio yang

fluktuatif,Anthi(2008). Rasio dapat dihitung dengan rumus:

EP= Harga penutupan saham Laba per lembar saham

4. Varians of Total Retun (X4)

Variance of total return merupakan variasi return yang diperoleh investor.

Semakin besar varians return, semakin besar penyebaran nilai return dan semakin

besar pula ketidakpastian atau risiko dari suatu investasi. Rumus yang digunakan

(GaverdanGaver, 1993dalamIswahyuni&Suryanto, 2002) sebagai berikut:

VAR= (hargapenutupansahamx jumlahsahamberedar) + dividen + biayabunga

(Total aset – total ekuitas) + (lembarsahamberedar x hargapenutupansaham)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis dan uji hipotesis data.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya

hendak diduga.Populasi merupakan himpunan manajemen,unit,unsur,elemen,yang

memiliki ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan otomotif yang terdaftar di BursaEfekIndonesia (BEI)

(48)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak di

teliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi.Sampel perusahaan yang

digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan Metode Purposive Sampling yaitu

metode pengumpulan anggota sampel berdasar pertimbangan tertentu

(Sugiyono,2007:78).Sampel yang dipilih dalam penelitian ini

harusmemenuhisyaratsebagaiberikut:

a. Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.

b. Perusahaan yang membagikan devidenselamaperiode 2008-2011.

c. Perusahaan yang dijadikan sampel harus mempublikasikan secara

lengkaplaporan keuangan tahun 2008-2011.

Dalam penelitian ini sampel yang ditetapkan adalahdelapan perusahaan

dari 17 perusahaanotomotifyang memenuhi kriteria, yaitu:

o PT Astra International Tbk.

o PT Astra Otoparts Tbk.

o PT Goodyear Indonesia Tbk.

o PT Indo Kordsa Tbk.

o PT IntracoPentaTbk.

o PT SelamatSempurna Tbk.

o PT Tunas Ridean Tbk.

(49)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalahdata yang pengumpulannya diusahakan oleh pihak lain atau pihak

kedua, ketiga, dan seterusnya.Dalampenelitian ini data sekunder tersebut berupa

laporan keuangan yaitu neracadan laporan laba rugi tahun2008-2010 perusahaan

otomotif.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek

IndonesiadanbukuIndonesian Capital Market Directory (ICMD),yaitu laporan

keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2008-2011.

3.3.3. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a. Dokumentasi, yaitu metode mengkopi, mencatat, mempelajari, dan

menganalisa laporan keuangan tahunan dari perusahaan yang dijadikan

sampel.

b. Studikepustakaanadalahpenelitian yang mempelajaritentangcatatan

perusahaandanliteratur-literaturpendukungberupabukuteksmaupun jurnal

(50)

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 AnalisisFaktor

Analisisfaktoradalahnamagenerik yang diberikanuntukkelasmetode

statistic multivariasidimanatujuannyaadalahuntukmenjelaskanstruktur yang

mendasarimatrik data. Hair et.al (1995)

mengemukakanbahwaanalisisfaktoradalahtekniksalingketergantungansemua

variable bersama-samadipertimbangakansatusamalainnyasalingdihubungkan.

3.4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabeldependen dan variabel independen berdistribusi normal atau berdistribusi

tidak normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekatinormal. Untuk menguji normalitas data, pada penelitian ini

menggunakan metode ujistatistiknon parametrik Kolmogorov-Smirnov. Dasar analisis

yang digunakanan yaitu nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5% maka data tersebut

berdistribusi normal (Sumarsono, 2004 : 40 )

3.4.3 UjiAsumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil

estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model

regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi

(51)

heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi

(Sudrajat 1988: 164). Jika terdapat heteros-kedastisitas, maka varian tidak konstan

sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat

multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh

individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi

rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan

masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien.

1. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakanterdapat problem autokorelasi (Ghozali, 2005). Autokorelasi timbul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi

dapat diketahui melalui uji Durbin – Watson (DW test). Jika d lebih kecil

dibandingkan dengan d1atau lebih besar dari 4-d1, maka Ho ditolak yang berarti

terdapat autokolerasi. Jika d terletak diantara du dan 4-du, maka Ho diterima yang

berarti tidak ada autokolerasi. Indentifikasi gejala autokorelasi dapat di lakukan

dengan kurva statistik Durbin Watson di bawah ini.

(52)

2. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresiditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnyatidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Multikoloniaritas dapat

dilihat dari nilaitolerance danvariance inflation factor (VIF). Batas dari nilai VIF

adalah 10 dantolerance valueadalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan

nilaitolerancekurang dari 0,1 maka akan terjadi multikoloniaritas dan model regresi

tidak layak untuk dipakai.

3. Uji Klasik Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresiterjadi ketidaksamaanvariancedari residual satu pengamatan ke pengamatan

yanglain. Jikavariancedari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

makadisebut homoskedastisitasdan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresiyang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas(Ghozali, 2006).

3.4.4 Teknik Analisis

Sifat penelitian yang di lakukan adalah untuk melihat kejelasan pengaruh

variabel bebasMBVA(X1) , MBVE (X2) , EP(X3) , VAR(X4) terhadap variabel

terikat DPR (Y). Model statistik yang dipakai adalah model regresi linier

berganda yang dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β 1X1 + β 2X2 +β 3X3+β 4X4 + ϱ i

Keterangan:

(53)

X1 : Market to Book Value of Asset

X2 : Market to Book Value of Equity

X3 : Earning Price Ratio

X4 : Varrians of Total Return

α : Konstanta

β 1β 2β 3β 4 : Koefisien Regresi untuk variabel bebas

ϱ i : Standart Error

3.4.5 Uji Hipotesis

Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh dari market to

book value of asset, market to book value of equity, earning price

ratio,danvarians of total return terhadap Dividend Payout Ratiopada perusahaan

otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, digunakan Analisis Regresi

Linier Berganda.

3.4.6 Uji t atau Uji Par sial

Uji t ini di lakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris

pengaruh dari market to book value of asset, market to book value of equity,

earning price ratio,danvarians of total return secara parsialterhadap dividend

payout ratiopada perusahaan otomotif yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

Prosedur Uji t

1. H0 : bj = 0 (artinya tidak ada pengaruh dari market to book value of

(54)

return secara parsialterhadap dividend payout ratiopada perusahaanotomotif yang

terdaftar diBursa Efek Indonesia).

H1 : bj ≠ 0 (artinya ada pengaruh dari market to book value of asset,

market to book value of equity, earning price ratio,danvarians of total return

secara parsialterhadap dividend payout ratiopada perusahaanotomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

2. Dalam penelitian ini diguanakan tingkat signifikan 0,05

3. Kriteria Keputusan

a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 di terima dan H1 di tolak yang

berarti bahwa tidak ada pengaruh dari market to book value of asset, market to

book value of equity, earning price ratio,danvarians of total return secara

parsialterhadap dividend payout ratiopada perusahaan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 di tolak dan H1 di terima yang

berarti bahwa ada pengaruh dari market to book value of asset, market to book

value of equity, earning price ratio,danvarians of total return secara

parsialterhadap dividend payout ratiopada perusahaan yang terdaftar pada Bursa

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan statistik sebelumnya yang menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konseptual dan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar melalui

situasi yang terjadi pada hampir 50 % pasien yang mengalami cedera kepala berat4. bukan

a) Ibu lebih memperhatikan pola makan dan kebutuhan makan anak, sehingga pola makan anak lebih teratur sehingga proses belajar dan pertumbuhan anak dapat optimal.

Data Responden Petani Lada Putih di Desa Kemuja Tahun 2017 Nama Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang) Luas lahan (ha) Pengalaman Usahatani (tahun)

The purpose of this research is improving flexibility of jacquard punching machine using automation system in order to be able to reduce energy consumption and make the company to

 Bermain bolabasket dengan peraturan yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik dasar passing bolabasket dari atas kepala, dada dan pantul serta menangkap,

Fenomena yang ada menunjuk- kan bahwa hubungan masalah keagenan dan struktur kepemilikan dalam keterkaitan dengan masalah mekanisme corporate governance bukan saja merupakan

Saran yang dapat diberikan penulis adalah pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel prediktor yang mempengaruhi angka putus sekolah usia SMA di