• Tidak ada hasil yang ditemukan

PABRIK PENGOLAHAN BIJI KAKAO MENJADI COKELAT BUBUK (COCOA POWDER) DAN LEMAK COKELAT (COCOA BUTTER).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PABRIK PENGOLAHAN BIJI KAKAO MENJADI COKELAT BUBUK (COCOA POWDER) DAN LEMAK COKELAT (COCOA BUTTER)."

Copied!
354
0
0

Teks penuh

(1)

PRA RENCANA PABRIK

Oleh :

SILFI NURUL HIKMAH

NPM : 0831010048

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PRA RENCANA PABRIK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Kimia

Oleh :

SILFI NURUL HIKMAH

NPM : 0831010048

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

Disusun Oleh :

SILFI NURUL HIKMAH

NPM : 0831010048

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji

Pada Tanggal 15 Juni 2012

Tim Penguji,

1.

Ir. I Wayan Warsa

NIP. 19500515 198503 1 001

2.

Ir. Sani, MT

NIP. 19630412 199103 2 001

3.

Ir. C. Pujiastuti, MT

NIP. 19630305 198803 2 001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pembimbing,

(4)

PRA RENCANA PABRIK

PABRIK PENGOLAHAN BIJI KAKAO MENJADI

COKELAT BUBUK (COCOA POWDER)

DAN LEMAK COKELAT (COCOA BUTTER)

Oleh :

SILFI NURUL HIKMAH

NPM : 0831010048

Surabaya, 15 Juni 2012

Telah disetujui mengikuti Ujian Lisan periode VI tahun 2011/2012

Pembimbing,

(5)

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, serta berkat-Nya kepada kami sehingga dapat

menyelesaikan laporan prarencana pabrik dengan judul :

“PABRIK PENGOLAHAN BIJI KAKAO MENJADI

COKELAT BUBUK DAN LEMAK COKELAT”

Tugas prarencana pabrik ini merupakan salah satu syarat yang harus

ditempuh oleh mahasiswa untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas

Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Laporan prarencana pabrik ini dapat tersusun berkat adanya kerja sama

dari berbagai pihak ,oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Ir. Sutiyono, MT., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur.

2.

Ir. Retno Dewati, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur,

3.

Ir. Tutuk Harsani, MT ., selaku Dosen Pembimbing.

(6)

6.

Semua pihak yang telah membantu, memberikan bantuan, saran serta

dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, kami sebagai penyusun sepenuhnya menyadari bahwa masih

ada kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan

kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Semoga apa yang telah kami

susun dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya.

 

 

 

Surabaya, Juni 2012 

 

(7)

HALAMAN JUDUL ……….……….……….

i

KATA PENGANTAR ……….……….……….

ii

INTISARI ……….……….……….………

iv

DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi

DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii

DAFTAR ISI ……….……….……….…………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……….……….………. I – 1

BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…….

II – 1

BAB III NERACA MASSA ……….……….……..

III – 1

BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1

BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….………. V – 1

BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ……… VI – 1

BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ….

VII – 1

BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1

BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ………..

IX – 1

BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1

BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….…. XI – 1

BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……… XII – 1

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tabel I.1

Perkebunan Besar Kakao di Indonesia (2005-2009)

I-6

Tabel I.2

Perkebunan Rakyat Kakao (2005-2009)

I-6

Tabel I.3

Luas Areal Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia

(ribu ha) di Tahun 2008 dan 2009

I-3

Tabel I.4

Produksi Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia (Ribu ton) di

tahun 2008 dan 2009

I-9

Tabel I.5

Sifat Fisik Cocoa Butter

I-10

Tabel I.6

Sifat Fisik Cocoa Powder

I-11

Tabel II.1

Perbandingan Proses Dutch Dengan Proses Konvensional II-6

Tabel VIII.1 Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses dan Utilitas VIII-73

Tabel VIII. 2 Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan

VIII-76

Tabel VIII. 3 Jumlah Lampu Merkury Yang Dibutuhkan

VIII-77

Tabel X.1

Jadwal Kerja Tiap Regu

X-9

Tabel X.2

Daftar Tenaga Kerja

X-10

Tabel XI.1

Biaya Total Produksi Dalam Berbagai Kapasitas

XI-8

Tabel XI.2

Modal Sendiri Pada Tahun Konstruksi

XI-9

Tabel XI.3

Modal Pinjaman Pada Tahun Konstruksi

XI-9

Tabel

XI.4

Cash

Flow

XI-10

(9)

Gambar II.1 Diagram Alir Pembuatan Cokelat Bubuk dan Lemak Cokelat

dengan Proses Dutch

II-3

Gambar II.1 Diagram Alir Pembuatan Cokelat Bubuk dan Lemak Cokelat

dengan Proses Konvensional

II-5

Gambar VIII.1 Unit Pengolahan Air

Gambar IX.1 Tata Letak Pabrik Pengolahan Biji Kakao Menjadi Cokelat Bubuk

Dan Lemak Cokelat

(10)

Pra Rencana Pabrik Pengolahan Biji Kakao Menjadi Cokelat Bubuk Dan

Lemak Cokelat ini direncanakan untuk kapasitas produksi cocoa butter dan cocoa

powder sebesar 56543,46143 ton/tahun.

Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 300 hari/tahun dengan data-data

sebagai berikut :

Lokasi

:

Ajung

Jenggawa,

Jember.

Luas Tanah

: 18130 m

2

Jumlah Karyawan

: 204 orang

Bentuk Perusahaan

: Perseroan Terbatas (PT)

Struktur Organisasi

: Garis dan Staf

Sumber Modal

: PMDN

Massa Konstruksi

: 2 tahun

Modal Kerja

: Rp. 188.509.133.597

Modal Tetap

: Rp. 215.251.385.716

Waktu Pengambilan modal : 3,87 tahun

Laju Pengembalian Modal : 0,3559 %

(11)

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada abad modern seperti ini, hampir semua orang mengenal cokelat yang

merupakan makanan favorit, terutama bagi anak-anak remaja. Salah satu keunikan

dan keunggulan makanan dari cokelat karena sifat cokelat dapat meleleh dan

mencair pada suhu permukaan lidah. Bahan makanan dari cokelat juga

mengandung gizi yang tinggi karena di dalamnya terdapat protein dan lemak serta

unsur-unsur penting lainnya. Faktor pembatas utama konsumsi cokelat sehari-hari

oleh masyarakat adalah harganya relatif tinggi dibandingkan dengan bahan

makanan lainnya. Selain digunakan sebagai permen cokelat (cocoa candy), produk

cokelat yang juga sangat populer adalah berbagai jenis makanan dan es krim.

Bahan pembuat es krim dan kue biasanya menggunakan bubuk cokelat (cocoa

powder). Di samping itu, ada produk antara (produk setengah jadi) yang kurang

dikenal masyarakat yaitu lemak cokelat (cocoa butter) yang umumnya digunakan

untuk bahan industri farmasi dan kosmetik.

(12)

 

I.2. Karakteristik Kakao (Cocoa)

a.

Kadar air

Berpengaruh pada daya tahan biji kakao terhadap kerusakan

terutama saat penggudangan dan pengangkutan. Biji kakao, yang

mempunyai kadar air tinggi, sangat rentan terhadap serangan jamur dan

serangga dan dapat menimbulkan kerusakan cita-rasa dan aroma dasar

yang tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya.

b.Ukuran biji

Semakin besar ukuran biji kakao, makin tinggi randemen lemak

dari dalam biji. Ukuran biji kakao kering sangat dipengaruhi oleh jenis

bahan tanaman, kondisi kebun (curah hujan) selama perkembangan buah,

perlakuan agronomis dan cara pengolahan.

c.

Kadar kulit

Biji kakao terdiri atas keping biji (nib) yang dilindungi oleh kulit

(shell). Biji kakao dengan kadar kulit yang tinggi cenderung lebih kuat

atau tidak rapuh saat ditumpuk di dalam gudang sehingga biji tersebut

dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

(13)

 

I.3. Kakao sebagai Cokelat Bubuk dan Lemak Cokelat

Cokelat bubuk

Coklat bubuk atau cocoa powder terbuat dari bungkil/ampas biji coklat

yang telah dipisahkan lemak coklatnya. Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus

sehingga terbentuk tepung coklat.

Coklat bubuk ada 2 jenis, yang pertama melalui proses natural dan yang

kedua melalui proses dutch. Cocoa natural sedikit asam, sedangkan cocoa dutch

warnanya lebih gelap dan coklatnya lebih lembut. Cocoa proses dutch lebih

disukai untuk membuat coklat panas karena aromanya lebih lembut. Kebanyakan

coklat bubuk yang dijual dipasaran adalah jenis cocoa natural.

Coklat bubuk natural dibuat dari bubur coklat atau balok coklat pahit,

dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18-23%. Coklat

jenis ini berbentuk tepung, mengandung sedikit lemak, dan rasanya pahit. Banyak

sekali yang menggunakan coklat bubuk jenis ini sebagai bahan campuran untuk

membuat kue.

Lemak cokelat

(14)

 

dari sejumlah gliserida dari asam-asam lemak stearat, palmitat, oleat dan sedikit

linoleat. Lemak kakao berwarna kuning muda, pada suhu kamr berbentuk padat

namun rapuh/getas, titik leleh 35C, angka penyabunan 188-198, angka iod 35-40,

asam lemak bebas sebagai asam oleat yang diijinkan 1,5% Cokelat.

I.4. Manfaat

Biji kakao dan turunannya ini merupakan sumber antioksidan polifenol,

senyawa yang dapat mengurangi resiko penyakit jantung dengan cara mencegah

oksidasi Low Density Lipoproteins (LDL) atau yang sering disebut lemak jahat,

sehingga dapat mencegah sumbatan pada dinding-dinding pembuluh darah arteri.

Kandungan antioksidan bervariasi pada setiap cokelat, tergantung pada berbagai

faktor di antaranya kandungan cocoa dan proses pengolahan. Secara umum, cocoa

powder dan dark chocolate mengandung antioksidan dalam jumlah yang lebih

tinggi daripada milk chocolate.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Serba%20Serbi%20Tentang

%20Cokelat,%20Coklat%20atau%20Cocolate&&nomorurut_artikel=101

I.5. Aspek Ekonomi

(15)

 

(20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas kakao

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2011, ICCO (International

Cocoa Organization) memperkirakan produksi kakao dunia akan mencapai 4,05

juta ton, sementara konsumsi akan mencapai 4,1 juta ton, sehingga akan terjadi

defisit sekitar 50 ribu ton per tahun (Suryani, 2007). Kondisi ini merupakan suatu

peluang yang baik bagi Indonesia karena sebenarnya Indonesia berpotensi untuk

menjadi produsen utama kakao dunia.

Namun, kualitas biji kakao yang diekspor oleh Indonesia dikenal sangat

rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal ini disebabkan oleh, pengelolaan produk

kakao yang masih tradisional (85% biji kakao produksi nasional tidak

difermentasi) sehingga kualitas kakao Indonesia menjadi rendah. Kualitas rendah

menyebabkan harga biji dan produk kakao Indonesia di pasar internasional

dikenai diskon USD200/ton atau 10%-15% dari harga pasar. Selain itu, beban

pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi tersebut telah menyebabkan

jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut (Suryani, 2007). Selain itu

para pedagang (terutama trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji

kakao (non olahan).

(16)

 

diatasi dengan penerapan fermentasi pada pengolahan biji pasca panen dan

pengembangan produk hilir kakao berupa serbuk cokelat dan mentega cokelat.

http://majarimagazine.com/2009/06/teknik-fermentasi-dalam-pengolahan-biji-kakao/

Berikut data perkebunan di Indonesia :

Tabel 1.1. Perkebunan Besar Kakao di Indonesia (2005 – 2009)

Perkebunan besar kakao

2005

2006

2007

2008

2009

Jumlah perusahaan

145

139

139

129

129

Luas areal tanaman (ribu ha )

80,9

101,2

106,5

98,4

102,8

Produksi (ribu ton)

56,1

67,2

58,6

62,9

63,6

Persediaan akhir tahun (ribu ton)

4,2

3,5

4,4

3,2

3,1

Sumber : Badan Pusat Statistik

Tabel 1.2. Perkebunan Rakyat Kakao (2005 – 2009)

Perkebunan

Rakyat

2005 2006 2007 2008 2009

(17)

 

Tabel 1.3. Luas Areal Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia (ribu

ha) di Tahun 2008 dan 2009

Provinsi 2008

2009

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Kepulauan Riau

Jambi

Sumatera Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

Bengkulu

Lampung

DKI Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa Timur

Bali

Nusa Tenggara Barat

(18)

 

Nusa Tenggara Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Barat

Sulawesi Tenggara

Maluku

Maluku Utara

Papua

Papua Barat

44,5

10,0

0,9

2,3

34,0

11,9

10,9

221,7

262,8

153,0

197,4

16,8

34,7

21,4

13,4

44,7

10,2

0,9

2,3

35,4

11,0

11,1

225,0

264,2

153,0

239,0

17,1

34,8

21,6

14,4

Indonesia 1.425,2

1.475,3

(19)

 

Tabel 1.4. Produksi Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia (ribu ton) di tahun

2008 dan 2009

Provinsi 2008

2009

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Kepulauan Riau

Jambi

Sumatera Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

Bengkulu

Lampung

DKI Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa Timur

Bali

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Barat

Sulawesi Tenggara

Maluku

Maluku Utara

Papua

Papua Barat

27,3

60,3

32,2

4,1

0,0

0,4

1,2

0,0

5,4

25,7

-

3,7

2,4

2,7

1,2

18,3

6,8

1,7

11,9

2,2

0,3

0,3

23,9

4,0

3,4

151,9

112,0

149,5

117,0

6,5

12,5

11,3

2,7

25,1

59,3

32,4

4,0

0,0

0,5

1,7

0,0

5,0

26,0

-

2,3

2,6

2,9

1,2

20,3

5,4

1,7

12,0

2,2

0,3

0,2

21,4

2,0

3,6

154,6

111,4

149,5

75,6

7,1

11,3

11,5

4,0

Indonesia 503,5

758,4

(20)

 

I.6. Sifat Bahan Baku dan Produk

Sifat fisik cocoa butter

Bentuk yang paling umum dari mentega kakao memiliki titik leleh sekitar 34-38 °

C (93-100 ° F), render cokelat padat pada suhu kamar yang siap mencair sekali di

dalam mulut . Cocoa butter menampilkan polimorfisme , memiliki

α

, , ', dan

kristal , dengan titik leleh dari 17,, 23 26, dan 35-37 ° C masing-masing.

Tabel 1.5. Sifat fisik cocoa butter

Lemak komposisi

Lemak jenuh

57-64 % terdiri dari :

asam stearat 23-37 %, asam kaprat 0-10 %, asam

miristat 1 %, asam laurat 0-1 %.

Lemak tak jenuh

36-43 %

Lemak monounsaturated

29-43 % terdiri dari:

29-38 % asam oleat, 35-41 % asam palmitoleic.

Lemak tak jenuh ganda

0-5 % terdiri dari :

Asam linoleat 0-3 %, asam linolenic 0-3 %

Properti

Makanan energi

3770 kJ (900 kkal) per 100 g

Titik lebur

34,1

o

C (93,4

o

F), 35-36,5

o

C (95-98

o

F)

soliditas pada 20

o

C Padat

Indeks bias

1,44556-1,44573

Yodium nilai

32,11-35,12/35,575

Asam nilai

1,68

Nilai saponifikasi

191,214/192,88-196,29

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wik

ipedia.org/wiki/Cocoa_butter

(21)

 

Coklat bubuk mengandung beberapa mineral termasuk kalsium, tembaga,

magnesium, fosfor, natrium kalium, dan seng. Semua mineral ini ditemukan

dalam jumlah yang lebih besar dalam bubuk kakao dari baik atau cocoa butter

cocoa liquor. Kakao padatan juga mengandung 230mg kafein dan theobromine

2057mg, yang sebagian besar absen dari komponen lain dari biji kakao.

Tabel 1.6. Sifat fisik cocoa powder

Nilai gizi per 100 gram (3,5 0z)

Energi

954 kJ (228 kkal)

Karbohidrat 57,90

g

Lemak 13,70

g

Protein 19,60

g

Air 3,00

g

Kalsium 128

mg

(13%)

Besi

13,86 mg (107 %)

Magnesium

499 mg (141 %)

Mangan

3,837 mg (183 %)

Fosfor

734 mg (105 %)

Kalium

1524 mg (32 %)

Sodium

21 mg (1 %)

Seng

6,81 mg (72 %)

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedi

(22)

 

BAB II

SELEKSI DAN URAIAN PROSES

II.1. Macam – macam Proses Pembuatan Cokelat Bubuk dan Mentega

Cokelat

Cokelat bubuk (cocoa powder) dan lemak cokelat (cocoa butter) dapat

diolah dengan bermacam-macam cara, dimana warna, cita rasa dan kadar

keasaman dari cokelat bubuk dipengaruhi oleh proses yang dijalankan. Adapun

macam proses yang umum dipakai pada pembuatan cokelat bubuk (cocoa powder)

lemak cokelat (cocoa butter) ada 2 , yaitu :

1.

Pembuatan dengan Process Dutch

2.

Pembuatan dengan Proses Konvensional (natural)

II.2. Pemilihan Proses

II.2.1. Pembuatan Cokelat dengan Process Dutch

(23)

 

Keuntungan Proses Dutch :

1.

Menurunkan keasaman.

Kakao proses dutch memiliki pH netral, dan tidak asam seperti cokelat

natural.

2.

Meningkatkan kelarutan

3.

Meningkatkan warna

Proses Dutching warnanya lebih gelap.

4.

Melembutkan rasa.

Cokelat Dutch memiliki rasa lebih ringan dan lebih halus dibandingkan

dengan cokelat biasa sementara "natural" cokelat lebih pahit. Cokelatnya

lebih lembut. Cocoa Proses dutch lebih disukai untuk membuat cokelat panas

karena aromanya lembut

Kerugian Proses Dutch :

1.

Cokelat proses Dutch tidak dapat digunakan dalam resep yang menggunakan

baking soda sebagai ragi yang hanya mengandalkan pada keasaman kakao

untuk mengaktifkannya, melainkan justru bisa digunakan dalam resep yang

menggunakan baking powder untuk peragian.

2.

Dibandingkan dengan proses lainnya, cokelat dengan proses dutch

mengandung kadar flavonol (antioksidan) yang lebih rendah.

 

 

 

(24)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1. Diagram Alir Pembuatan Cokelat Bubuk dan Lemak Cokelat dengan

Proses Dutch

Biji Kakao Kering Dan

Sudah Terfermentasi

Pembersihan (Cleaning)

Pengelupasan Biji

Nib

Shells

Penyangraian (Roasting)

Alkalisasi (Alkalization)

Pengepresan

Lemak Cokelat

(Cocoa Butter)

Pemecahan dan Pengayakan

(25)

 

II.2.2. Pembuatan Cokelat dengan Proses Konvensional (natural)

Cokelat (cocoa) natural dibuat dari bubuk cokelat atau balok cokelat pahit,

dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18-23%. Bahkan

kini sudah ada pula produk cocoa bebas lemak, dan rasanya pahit. Cukup banyak

jenis kue yang diolah dengan campuran cokelat jenis ini. Kebanyakan merek

cokelat di pasaran adalah cocoa natural.

Keuntungan Proses Konvensional :

1.

Cokelat proses konvensional dapat digunakan dalam resep yang menggunakan

baking soda sebagai ragi yang hanya mengandalkan pada keasaman kakao

untuk mengaktifkannya.

2.

Cokelat dengan proses konvensional mengandung kadar flavonol

(antioksidan) yang lebih tinggi.

Kerugian Proses konvensional :

1.

Memiliki kadar asam (pH) yang tinggi.

2.

Memiliki warna yang lebih terang.

3.

Memiliki rasa yang cenderung pahit dan aroma yang kasar.

 

 

 

 

 

 

 

(26)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.2. Diagram Alir Pembuatan Cokelat Bubuk dan Lemak Cokelata

dengan Proses Konvensional

Biji Kakao Kering Dan

Sudah Terfermentasi

Pembersihan (Cleaning)

Pengelupasan Biji

Nib

Shells

Penyangraian

(Roasting)

Pengepresan

Lemak Cokelat

(Cocoa Butter)

Pemecahan dan Pengayakan

(27)

 

Tabel 2.1. Perbandingan Proses Dutch Dengan Proses Konvensional

Nama Proses

Parameter

Proses Dutch

Proses Konvensional

Bahan baku

Biji cokelat

Biji cokelat

Kondisi Operasi :

Suhu penyangraian

Waktu penyangraian

Suhu alkalisasi

Konsentrasi larutan alkali

Bahan alkalisasi

Tekanan press lemak

Suhu press lemak

Produk yang dihasilkan :

Rasa

Aroma

Warna

pH (kadar keasaman)

98 - 110

o

C

10 – 35 menit

75 - 100

o

C

2 – 2,5 %

Air dan potasium

karbonat

400 – 500 bar

90 – 100

o

C

Rasa lebih ringan,

halus dan lebih

lembut. Aromanya

lembut

Lebih gelap

Rendah (6,5 – 8,1)

98 - 110

o

C

10 – 35 menit

-

-

-

400 – 500 bar

90 – 100

o

C

Rasanya cenderung

pahit.

Aromanya kasar

Lebih terang

Tinggi (5,2 – 5,9)

(28)

 

II.2. Uraian Proses

II.2.1. Pembersihan (Cleaning)

Proses pembersihan dilakukan sebelum proses pengolahan biji cokelat

yang bertujuan untuk menghilangkan bahan asing seperti kulit, pecahan biji, biji

kopong dan sebagainya.

II.2.2. Alkalisasi (Alkalization)

Umumnya cocoa liquor yang akan digunakan dalam pembuatan bubuk

cokelat atau cocoa powder di-alkalisasi terlebih dahulu. Adapun

proses alkalisasi ini telah dikembangkan di Belanda sejak abad 19 sehingga

alkalisasi dikenal juga dengan istilah Dutching Process. Alasan untuk melakukan

proses ini adalah untuk meninimalkan terjadinya aglomerasi pada saat cokelat

bubuk dilarutkan dengan susu atau air. Proses alkallisasi mempengaruhi dua aspek

dalam cokelat yaitu flavor dan warna (Beckett, 1994).

Menurut Minifie (1999) ada 4 macam cara alkalisasi, yaitu:

1. Alkalisasi biji kakao (whole beans)

2. Alkalisai keping biji (nib)

3. Alkalisasi bubur cokelat/ liquor

4. Alkalisasi bungkil cokelat/ cocoa cake

II.2.3. Penyangraian (Roasting)

(29)

 

Metode roasting ada 3 macam yaitu whole bean roasting, nib roasting,

dan liquor roasting. Whole bean roasting

adalah dilakukannya penyangraian

setelah biji kakao dibersihkan. Sedangkan pada

nib roasting penyangraian

dilakukan setelah biji kakao di-winnowing dan menjadi nib. Dan liquor roasting

adalah metode penyangraian setelah biji di

winnowing

dan dipastakan

(di-grinding) sehingga menjadi liquor. Biasanya temperatur yang digunakan untuk

penyangraian antara 110

0

C sampai 140

0

C dan kadar air berkurang hingga 2%.

Proses penyangraian total lamanya antara 45 menit dan 1 jam. Setelah

penyangraian, produk biasanya didinginkan pada pendingin eksternal. Perlakuan

suhu tinggi selama roasting diiringi dengan semakin berkurangnya kelembaban

pada biji kakao mengakibatkan terbunuhnya mikroba kontaminan seperti

Salmonella yang mungkin terkontaminasi pada biji kakao selama pengeringan

tanah/di tempat terbuka (Beckett, 1994).

II.2.4. Pengelupasan Biji (Winnowing)

(30)

 

II.2.6. Pengepresan

Lemak kakao dikeluarkan dari biji kakao dengan cara dikempa atau

di-press. Karena tekanan hidrolik, lemak akan terpisah dari pusat dan keluar dari

saringan lewat dinding tabung dalam fase cair berwarna putih kekuningan dan

mempunyai bau khas cokelat.

II.2.7. Pengayakan

Bubuk cokelat dihasilakan dari bungkil yang merupakan residu dari

pengempaan nib cokelat. Namun untuk mengubah bungkil menjadi bubuk cokelat

ada tahapan-tahapan proses yang harus dilalui. Salah satunya adalah tahap

pengayakan.

(31)

 

BAB III

NERACA MASSA

Kapasitas Produksi

=

56543,46143 ton/tahun

=

56543461,43 kg/tahun

=

188478,2048 kg/hari

=

7853,258532 kg/jam

Basis

=

8000 kg/jam

Ditetapkan

=

1 tahun

=

300 hari kerja

Satuan

=

kg/jam

1. Magnetic Separator (H-120)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari F-124

*Kakao ke H-125

Kakao masuk

8000,0000

Kakao Keluar

7960,0000

Kontaminan

40,0000

(32)

 

2. Fluidized Bed Separator (H-125)

Masuk Kg/Jam

Keluar Kg/Jam

*Kakao dari H-120

*kakao ke D-130

Biji Kakao

7960,0000

Biji Kakao baik

7800,8000

*Kakao ke H-131

Biji Kakao cacat

159,2000

Total

7960,0000

Total

7960,0000

3. Cyclone (H-131)

Masuk Kg/Jam Keluar

Kg/Jam

*Kakao dari H-125

*Kakao ke F-232

Biji Kakao Cacat

159,2000

Biji Kakao Cacat

159,2000

Total

159,2000

Total

159,2000

4. Rotary Drum Sprayer (D-130)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari H-125

*Kakao ke H-140

Germ 60,0662

Germ

60,0662

Water 288,6296

Water

288,6296

Shell

751,2170 Shell

751,2170

(33)

 

Abu 210,6216 Abu

210,6216

Nitrogen 171,6176

Nitrogen

171,6176

Theobromin

109,2112 Theobromin

109,2112

Caffein 5,4606 Caffein

5,4606

Karbohidrat 1186,5017 Karbohidrat

1186,5017

Tanin

485,2098

Tanin

485,2098

Protein

101,4104

Protein

101,4104

Serat 163,8168 Serat

163,8168

7800,8000 K

2

CO

3

terserap

585,0600

8385,8600

*Larutan K2CO3 Panas

K

2

CO

3

2.5%

11701,2000

K

2

CO

3

terbuang

11116,1400

Total

19502,0000

Total

19502,0000

5. Vibrating Screen (H-140)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari D-130

*Kakao ke B-210

Germ 60,0662

Germ 60,0662

Water 288,6296

Water 288,6296

Shell

751,2170 Shell

751,2170

Fat 4267,0376

Fat 4267,0376

(34)

 

Nitrogen 171,6176

Nitrogen 171,6176

Theobromin

109,2112 Theobromin

109,2112

Caffein 5,4606 Caffein 5,4606

Karbohidrat 1186,5017 Karbohidrat 1186,5017

Tanin

485,2098

Tanin

485,2098

Protein

101,4104

Protein

101,4104

Serat 163,8168 Serat 163,8168

K

2

CO

3

terserap

585,0600

K

2

CO

3

terserap

585,0600

K

2

CO

3

terbuang

11116,1400

8385,8600

K

2

CO

3

terbuang

11116,1400

Total

19502,0000

Total

19502,0000

6. Rotary Dryer (B-210)

Masuk Kg/Jam keluar Kg/Jam

*Kakao dari H-140

*Kakao ke P-215

Germ 60,0662

Germ 60,0662

Water 873,6896

Water 153,3096

Shell

751,2170 Shell

750,4658

Fat 4267,0376

Fat 4267,0376

Abu 210,6216 Abu 210,6216

(35)

 

Theobromin

109,2112 Theobromin

109,2112

Caffein 5,4606 Caffein 5,4606

Karbohidrat 1186,5017 Karbohidrat 1186,5017

Tanin

485,2098

Tanin

485,2098

Protein

101,4104

Protein

101,4104

Serat 163,8168 Serat 163,8168

7664,7288

*Kakao ke H-213

Germ

0,0000

Water

720,3800

Shell

0,7512

Fat

0,0000

Abu

0,0000

Nitrogen

0,0000

Theobromin

0,0000

Caffein

0,0000

Karbohidrat

0,0000

Tanin

0,0000

Protein

0,0000

Serat

0,0000

721,1312

(36)

 

7. Cyclone (H-213)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari B-210

*Kakao ke F-232

Germ 0,0000

Germ 0,0000

Water 720,3800

Shell

0,7512

Shell

0,7512 Fat

0,0000

Fat 0,0000

Abu 0,0000

Abu 0,0000

Nitrogen

0,0000

Nitrogen 0,0000 Theobromin

0,0000

Theobromin

0,0000

Caffein

0,0000

Caffein 0,0000 Karbohidrat

0,0000

Karbohidrat 0,0000

Tanin

0,0000

Tanin

0,0000

Protein

0,0000

Protein

0,0000 Serat

0,0000

Serat 0,0000

0,7512

*ke udara bebas

Germ

0,0000

Water

720,3800

Shell

0,0000

Fat

0,0000

Abu

0,0000

(37)

 

Theobromin

0,0000

Caffein

0,0000

Karbohidrat

0,0000

Tanin

0,0000

Protein

0,0000

Serat

0,0000

720,3800

Total

721,1312

Total

721,1312

8. Cooling Pan (P-125)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari B-210

*Kakao ke X-216

Germ 60,0662

Germ 60,0662

Water 153,3096

Water 153,3096

Shell

750,4658 Shell

750,4658

Fat 4267,0376

Fat 4267,0376

Abu 210,6216 Abu 210,6216

Nitrogen 171,6176

Nitrogen 171,6176

Theobromin

109,2112 Theobromin

109,2112

Caffein 5,4606 Caffein 5,4606

Karbohidrat 1186,5017 Karbohidrat 1186,5017

(38)

 

Protein

101,4104

Protein

101,4104

Serat 163,8168 Serat 163,8168

Total

7664,7288

Total

7664,7288

9. Winnower (X-216)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari P-125

*kakao ke H-225

Germ 60,0662

Germ 60,0003

Water 153,3096

Water 153,1415

Shell

750,4658 Shell

41,7360

Fat 4267,0376

Fat 4262,3594

Abu 210,6216 Abu 210,3907

Nitrogen 171,6176

Nitrogen 171,4294

Theobromin

109,2112 Theobromin

109,0915

Caffein 5,4606 Caffein 5,4546

Karbohidrat 1186,5017 Karbohidrat 1185,2009

Tanin

485,2098

Tanin

484,6778

Protein

101,4104

Protein

101,2992

Serat 163,8168 Serat 163,6372

6948,4185

*Kakao ke H-221

(39)

 

Water

0,1681

Shell

708,7298

Fat

4,6782

Abu

0,2309

Nitrogen

0,1882

Theobromin

0,1197

Caffein

0,0060

Karbohidrat

1,3008

Tanin

0,5320

Protein

0,1112

Serat

0,1796

716,3103

Total

7664,7288

Total

7664,7288

10. Cyclone (H-221)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari B-210

*Kakao ke F-232

Germ 0,0659

Germ 0,0659

Water 0,1681

water 0,1681

Shell

708,7298 Shell

708,7298

Fat 4,6782

Fat 4,6782

Abu 0,2309 Abu 0,2309

(40)

 

Theobromin

0,1197 Theobromin

0,1197

Caffein 0,0060 Caffein 0,0060

Karbohidrat 1,3008 Karbohidrat 1,3008

Tanin

0,5320

Tanin

0,5320

Protein

0,1112

Protein

0,1112

Serat 0,1796 Serat 0,1796

Total

716,3103

Total

716,3103

11. Hidrolik Press (H-225)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Kakao dari X-216

*Cake Kakao ke C-240

Germ 60,0003

Germ 59,9403

Water 153,1415

Water 152,9884

Shell

41,7360 Shell

41,6943

Fat 4262,3594

Fat

298,4510

Abu 210,3907 Abu 210,1803

Nitrogen 171,4294

Nitrogen 171,2580

Theobromin

109,0915 Theobromin

108,9824

Caffein 5,4546 Caffein 5,4491

Karbohidrat 1185,2009 Karbohidrat 1184,0157

(41)

 

Serat 163,6372 Serat 163,4736

2981,8240

*Lemak Kakao ke F-227

Germ

0,0600

Water

0,1531

Shell

0,0417

Fat

3963,9084

Abu

0,2104

Nitrogen

0,1714

Theobromin

0,1091

Caffein

0,0055

Karbohidrat

1,1852

Tanin

0,4847

Protein

0,1013

Serat

0,1636

3966,5945

Total

6948,4185

Total

6948,4185

12. Hammer mill (C-240)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

(42)

 

Germ 56,9433

Germ 56,9433

water 145,3390

water 145,3390

shell 39,6095 shell 39,6095

Fat 283,5285

Fat 283,5285

Abu 199,6713 Abu 199,6713

Nitrogen 162,6951

Nitrogen 162,6951

Theobromin

103,5333 Theobromin

103,5333

Caffein 5,1767 Caffein 5,1767

Karbohidrat 1124,8149 Karbohidrat 1124,8149

Tanin

459,9835

Tanin

459,9835

Protein

96,1380

Protein

96,1380

Serat 155,2999 Serat 155,2999

2832,7328

2832,7328

*Recycle Cake Kakao

*Recycle Cake Kakao

Germ 2,9970

Germ 2,9970

water 7,6494 water 7,6494

shell 2,0847 shell 2,0847

Fat 14,9226

Fat 14,9226

Abu 10,5090 Abu 10,5090

Nitrogen 8,5629

Nitrogen 8,5629

Theobromin

5,4491 Theobromin

5,4491

(43)

 

Karbohidrat 59,2008 Karbohidrat 59,2008

Tanin

24,2097

Tanin

24,2097

Protein

5,0599

Protein

5,0599

Serat 8,1737 Serat 8,1737

149,0912

149,0912

Total

2981,8240

Total

2981,8240

13. Centrifuge (H-230)

Masuk Kg/Jam Keluar Kg/Jam

*Lemak Kakao dari F-225

*Lemak kakao ke F-235

Germ 0,0600

Fat 3963,9084

water 0,1531

shell

0,0417

*Cake Kakao ke F-232

Fat 3963,9084

Germ

0,0600

Abu 0,2104

water 0,1531

Nitrogen 0,1714 shell

0,0417

Theobromin

0,1091

Abu

0,2104

Caffein 0,0055

Nitrogen 0,1714

Karbohidrat 1,1852

Theobromin

0,1091

Tanin

0,4847

Caffein

0,0055

Protein

0,1013

Karbohidrat

1,1852

(44)

 

Protein

0,1013

Serat

0,1636

2,6861

(45)

      

NERACA PANAS

IV - 1

 

BAB IV

NERACA PANAS

 

Kapasitas Produksi = 56543,46143

ton/tahun

=

56543461,43

kg/tahun

=

188478,2048

kg/hari

=

7853,26

kg/jam

Basis = 8000

kg/jam

Satuan =

kkal/jam

 

 

1. Tangki Pelarut K2CO3 (M-110)

Masuk kkal/jam

Keluar

kkal/jam

*H K

2

CO

3

dari

F-111

*H K

2

CO

3

ke

D-130

H K

2

CO

3

316,4567 H

K

2

CO

3

3797,47997

H H

2

O 29,8500

H

H

2

O 684520,20000

H H

2

O pelarut

57013,5000

688317,67997

57359,8067

 

H Pelarutan

K

2

CO

3

542920,49153

Q steam

1235661,4367

Q losses

61783,07183

total 1293021,2433

1293021,24333

 

(46)

      

NERACA PANAS

IV - 2

 

Masuk kkal/jam Keluar kkal/jam

*H Kakao dari H-125

*H Kakao ke H-140

Germ 63,8689 Germ 702,5575

Water 1443,1480 Water 15874,6280

Shell

794,9149 Shell

8744,0640

Fat 7302,8752 Fat 80331,6268

Abu 176,9221 Abu 1946,1436

Nitrogen 213,3157 Nitrogen 2346,4722

Theobromin

172,7721 Theobromin

1900,4933

Caffein 8,8887 Caffein 97,7754

Karbohidrat 1863,5532 Karbohidrat 20499,0847

Tanin

657,4381 Tanin

7231,8189

Protein

169,9181 Protein

1869,0994

Serat 262,1069 Serat 2883,1757

13129,7218 K

2

CO

3

139240,9321

283667,8715

*H K

2

CO

3

dari M-110

K

2

CO

3

688317,6800

Q supply

-439767,9266 Q loss

-21988,3963

261679,4751

261679,4751

 

(47)

      

NERACA PANAS

IV - 3

 

Masuk kkal/jam

keluar

kkal/jam

*H Kakao dari H-140

*H Kakao ke P-125

Germ 766,4263 Germ 1085,7706

Water 52421,3760 Water 13031,3160

Shell

9538,9789 Shell

13500,0398

Fat 87634,5020 Fat 124148,8778

Abu 2123,0657 Abu 3007,6764

Nitrogen 2559,7878 Nitrogen 3626,3661

Theobromin

2073,2654 Theobromin

2937,1260

Caffein 106,6640 Caffein 151,1074

Karbohidrat 22362,6379 Karbohidrat 31680,4037

Tanin

7889,2570 Tanin

11176,4474

Protein

2039,0175 Protein

2888,6082

Serat 3145,2826 Serat 4455,8170

192660,2611

211689,5564

*H udara panas

*H Kakao ke H-213

Udara + H

2

O uap

524328,7834 Germ

0,0000

Water

65842,7320

Shell

14,5310

Fat

0,0000

(48)

      

NERACA PANAS

IV - 4

 

Nitrogen

0,0000

Theobromin

0,0000

Caffein

0,0000

Karbohidrat

0,0000

Tanin

0,0000

Protein

0,0000

Serat

0,0000

Udara + H

2

O

uap

425565,6107

491422,8738

Q loss

13876,6144

716989,0445

716989,0445

4.Heater (E-212)

   

Masuk kkal/jam

Keluar

kkal/jam

*H udara bebas dari G-211

*H udara panas ke B-210

Udara + H

2

O uap

383,6939533

Udara + H

2

O

uap 524328,7834

Q supply

551521,1468

27576,05734

551904,8408

551904,8408

(49)

1 Gudang Penyimpanan K2CO3 (F-111)

Fungsi : Menampung K2CO3 dari supplier selama 30 hari

Dasar pemilihan : Bahan Higroskopik

Fungsi : untuk menyimpan K2CO3 selam 2 bulan

Kapasitas : kg

Bantuk : kotak dengan atap tertutup

Ukuran : p : m

l : m

t : m

Bahan kontruksi :

Jumlah : 1 buah

2 Belt Conveyor (J-112)

Fungsi : Untuk mengangkut K2CO3 dari F-111 ke F-113

Tipe : Troughed belt on 45oidlers with rolls of equal leng

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimu : 32 ton/jam

Belt : Width = 14 in

Trough width = 9 in

Skirt seal = 2 in

Belt speed : 100 ft/min

Panjang belt : 55,9 ft

BAB V

SPESIFIKASI ALAT

Spesifikasi :

429840

5,8019

5,8019

7,2524

(50)

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4,0 hp

Jumlah : 1,0 buah

3 Bucket Elevator (J-113)

Fungsi : Untuk mengangkut K2CO3 dari F-113 ke F-114

Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator

Spesifikasi :

Kapasitas : ton/jam

Tinggi Elevasi : 25 ft

Kecepatan Bucket : ft/menit

Bucket Spasing : 12 in

Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4.25"

Power : 1,5 hp

Jumlah : 1 buah

4 Hopper (F-114)

Fungsi : Untuk menampung sementara K2CO3

Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan tutup

bawah conis

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk menampung padatan

Spesifikasi :

Kapasitas : cuft

Diameter : ft

Tinggi : ft

Tebal shell : in

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

7,1946

3/16

3/16

3/16 129,9919

4,7964 0,2985

(51)

Tinggi tutup bawah : ft

Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C

Jumlah : 1 buah

5 Tangki Pelarutan K2CO3 (M-110)

Fungsi : Untuk melarutkan K2CO3 sampai suhu 85 o

C

Kondisi Operasi : P = 1 atm

t = 85 oC

Spesifikasi :

Kapasitas : ft3

Dimensi Tangki :

Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah

berbentuk standard dished head

Diameter : ft

Tinggi : ft

Tebal shell : in

Tinggi tutup : ft

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade S (Type 304)

Jumlah : 1 buah

Dimensi pengaduk :

Tipe : 6 flate blade turbin with 4 baffle

Diameter impeler : ft

Lebar blade : ft

Panjang blade : ft

Lebar baffle : ft

(52)

Power motor : 25 hp

Jumlah pengaduk : 2 buah

Dimensi coil :

OD : 1,5 in

ID : 1,37 in

Flow area : 1,47 in2

Panjang coil : ft

Tinggi coil : ft

Jumlah lilitan : 23 buah

6 Gudang Biji Kakao (F-121)

Fungsi :

hari

Dasar pemilihan :

Kapasitas : m

Bantuk : Kotak dengan atap tertutup

Ukuran : p = m

l = m

t = m

Bahan kontruksi : Beton

Jumlah : 1 buah

7 Belt Conveyor (J-122)

Fungsi : Untuk mengangkut biji kakao dari F-121 ke J-123

Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal

length

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan 8,7122

34,8489

34,8489 1,5000

8,5432

Menampung biji kakao dari supplier selama 30

bahan tidak hygroscopic

Spesifikasi :

(53)

Spesifikasi :

Kapasitas maksimu : 32 ton/jam

Belt : Width = 14 in

Trough width = 9 in

Skirt seal = 2 in

Belt speed : 100 ft/min

Panjang belt : 55,9 ft

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4 hp

Jumlah : 1 buah

8 Bucket Elevator (J-123)

Fungsi : Untuk mengangkut biji kakao dari J-122 ke F-124

(hopper)

Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator

Bahan : Carbon Steel

Spesifikasi :

Kapasitas : ton/jam

Tinggi Elevasi : 25 ft

Kecepatan Bucket : ft/menit

Bucket Spacing : 12 in

Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4.25"

Power : 1,5 hp

Jumlah : 1 buah

9 Hopper (F-124)

Fungsi : Untuk menampung sementara biji kakao

Tipe : Silinder tegak dengan tutup bawah conis 8,0000

(54)

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk menampung padatan

Spesifikasi :

Kapasitas : cuft

Diameter : ft

Tinggi : ft

Tebal shell : in

Tebal tutup bawah : in

Tinggi tutup bawah : ft

Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C

Jumlah : 1 buah

10 Magnetic Separator (H-120)

Fungsi : Untuk memisahkan biji kakao dengan kontaminan loga

Tipe : Magnetic drum operating as a pulley

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum 24,9 m3/jam

Belt : Width = 406 mm

Belt speed : 0,585 m/s

diameter pulley : 203 mm

Magnetic Flux : 3600 gause

11 Screw Conveyor (J-126)

Fungsi : Mengangkut bahan dari H-120 menuju H-125

Jenis : Plain spouts or chutes

Dasar : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem

tertutup

Spesifikasi :

6726,8675

17,8714

26,8071

3/16

3/16

(55)

Kapasitas : cuft/jam

Panjang : 30 ft

Diameter : in

Kec. Putaran : rpm

Power : hp

Jumlah : buah

12 Fluidized Bed (H-125)

Fungsi : Memisahkan biji kakao kualitas bagus dengan

contaminan (biji kopong)

Type : Fluidized bed separator

Dasar pemilihan : berdasarkan berat jenis dan massa

Spesifikasi :

Kapasitas : 7960 kg/jam

Diameter : 3,281 ft

Tingggi : 5,761 ft

Porositas : 0,32

Tekanan : 64,26 psi

13 Blower Fluidized Bed (G-128)

Fungsi : Untuk menghembuskan udara ke fluidized bed

Spesifikasi :

Tipe : Centrifugal blower

Kapasitas : cuft/menit

Effisiensi blower : 0 %

HP shaft : 0 hp

Bahan konstruksi : Carbon Steel

Jumlah : 1 buah

20

1

1

0,9353 476,4127

(56)

14 Cyclone Fluidized Bed (H-131)

Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara

Dasar pemilihan : Efektif dan sesuai dengan jenis bahan

Spesifikasi :

type : Van Tongeren Cyclone

Kapasitas : cuft/dt

Diameter partikel : ft

Tebal shell : 3/16 in

Tebal tutup atas : 3/16 in

Tebal tutup bawah : 3/16 in

Jumlah : 1 buah

15 Belt Conveyor (J-132)

Fungsi : Untuk mengangkut biji kakao dari H-125 ke D-130

Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal

length

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum 32 ton/jam

Belt : Width = 14 in

Trough width = 9 in

Skirt seal = 2 in

Belt speed : 100 ft/min

Panjang belt : 55,9 ft

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4 hp

(57)

16 Rotary Drum Spray (D-130)

Fungsi : Untuk proses alkalisasi pada biji kakao

Jenis : Rotary Drum Spray

Dasar : Umumnya digunakan untuk alkalisasi continue

Spesifikasi :

Ukuran : Diameter = 5,7 ft

Panjang = 22,8 ft

Tebal steel p = 0,13 in

Power : 1 Hp

Kapasitas : kg/jam

Jumlah : 1 buah

17 Screen (H-140)

Fungsi : untuk meniriskan biji kakao dengan larutan

alkali

Type : High Speed Vibrating Screen

Dasar pemilihan : Umumnya digunakan untuk proses pemisahan

Spesifikasi :

Fungsi : untuk meniriskan biji kako teralkalisasi yang beruk

an 20 mesh

Type : High Speed Vibrating Screen

Kecepatan vibrasi : 3600 vibrasi / menit

Ukuran : in

Power : 4 Hp

Kapasitas : 20 ton/hari

Jumlah : 1 buah

7800,8000

(58)

18 Belt Conveyor Screen (J-141)

Fungsi : Untuk mengangkut biji kakao dari H-140 ke

B-210

Type : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal

length

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum 32 ton/jam

Belt width : 14 in

Belt speed : 100 ft/min

Trough width : 9 in

Skirt seal : 2 in

Panjang : 55,9 ft

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4 hp

Jumlah : 1 buah

19 Rotary Dryer (B-210)

Fungsi : Untuk mengurangi kadar air dalam biji kakao

Tipe : Rotary Drum

Spesifikasi :

Bahan : Carbon steel SA 515 grade 55

Ukuran : Diameter she = ft

Diameter tota = ft

Panjang shell = ft

Tebal shell p = in

Efisiensi motor : 75%

Kapasitas : 8385,8600 kg/jam

1,641

3,6723

25,3305

(59)

Tebal isolasi : in

Tebal shell : in

Panjang : m

Sudut rotary :

Time of passes : menit

Jumlah flight : buah

Power : hp

Jumlah : buah

20 Cyclone Rotary Dryer (H-213)

Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas

Tipe : Cyclone Separator

Dasar pemilihan : Efektif dan sesuai dengan jenis bahan

Spesifikasi :

Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas

Tipe : Cyclone Separator

Kapasitas : lb/jam

Ukuran : Bc = ft

Dc = ft

De = ft

Hc = ft

Lc = ft

Sc = ft

Zc = ft

Jc = ft

Tebal shell : in

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

(60)

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 buah

21 Blower Rotary Dryer (G-211)

Fungsi : Untuk menghembuskan udara ke rotary dryer

Spesifikasi :

Tipe : Centrifugal blower

Kapasitas : cuft/menit

Effisiensi blower : 50 %

HP shaft : 1 hp

Bahan konstruksi : Carbon Steel

Jumlah : 1 buah

22 Heater ( E - 212 )

Fungsi : Memanaskan bahan sampai dengan 120 C

Type : 1 - 2 shell and tube Heat Exchanger ( fixed

tube )

Dasar pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range

perpindahan panas yang besar

Spesifikasi :

Type : 1 - 2 Exchanger

Shell side :

ID : 12 in

B : 2,4 in

n : 2 buah

Tube side :

Nt : 0 ; pitch 1 in2 ;n = 2 buah

(61)

L : 6 ft

OD : 1 in 16 BWG

23 Cooling Pan (P-215)

Fungsi : Untuk menurunkan suhu biji kakao

Type : Pan bulat terbuka

Spesifikasi :

Kapasitas : 7665 kg/jam

Diameter : 10,52 ft

Tinggi : 5,258 ft

Putaran : 13,82 rpm

24 Bucket Elevator (J-217)

Fungsi : Untuk mengangkut biji kakao dari P-215 ke X-216

(hopper)

Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator

Bahan : Carbon Steel

Spesifikasi :

Kapasitas : ton/jam

Tinggi Elevasi : 25 ft

Kecepatan Bucket : ft/menit

Bucket Spasing : 12 in

Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4.25"

Power : 1,5 hp

Jumlah : 1 buah

25 Winnower (X-216)

Fungsi : Memisahkan nib kakao dengan shell kakao 7,6647

(62)

Type : Winnower bangun segi empat

Dasar pemilihan : Umum digunakanuntuk pemisahan biji

Spesifikasi alat :

Kapasitas : 7665 kg/jam

Dimensi : panjang : 21 ft

lebar : 10,5 ft

tinggi : 10,5 ft

Breaker : kecepatan : 550 rpm

feed opening : 36 x 48

Hp : 250 Hp

Bahan konstruksi : Carbon steel

Jumlah : 1 buah

26 Cyclone Rotary Dryer (H-221)

Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas

Tipe : Cyclone Separator

Dasar pemilihan : Efektif dan sesuai dengan jenis bahan

Spesifikasi :

Kapasitas : lb/jam

Ukuran : Bc = ft

Dc = ft

De = ft

Hc = ft

Lc = ft

Sc = ft

Zc = ft

Jc = ft

Tebal shell : in

(63)

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 buah

27 Blower winnower (G-218)

Fungsi : Untuk menghembuskan udara ke X-216

Spesifikasi :

Tipe : Centrifugal blower

Kapasitas : cuft/menit

Effisiensi blower : 50 %

HP shaft : 64 hp

Bahan konstruksi : Carbon Steel

Jumlah : 1 buah

28 Belt Conveyor (J-222)

Fungsi : Untuk mengangkut nib kakao dari X-216 ke

F-223

Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal

length

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum 32 ton/jam

Belt : Width = 14 in

Trough width = 9 in

Skirt seal = 2 in

Belt speed : 100 ft/min

Panjang belt : 55,9 ft 14647,9327

1/4

(64)

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4 hp

Jumlah : 1 buah

29 Hopper (F-223)

Fungsi : Untuk menampung sementara nib kakao

Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan tutup

bawah conis

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk menampung padatan

Spesifikasi :

Kapasitas : cuft

Diameter : ft

Tinggi : ft

Tebal shell : in

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

Tinggi tutup bawah : ft

Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C

Jumlah : 1 buah

30 Screw Conveyor (J-224)

Fungsi : Membawa bahan dari F-223 ke H-220

Type : Plain spouts or chutes

Dasar : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem

tertutup

Spesifikasi :

Kapasitas : cuft/jam

Panjang : 30 ft

17,0515

25,5773

3/8

3/8

3/8

14,7658

(65)

Diameter : 14 in

Kec. Putaran : 20 rpm

Power : 1 hp

Jumlah : 1 buah

31 Hydraulic Presses (H-220)

Fungsi : Memisahkan lemak dengan cakenya

Type : Hydraulic Presses cuft/jam

Dasar : Umum digunakan untuk pengambilan lemak

Spesifikasi :

Kapasitas : cuft/jam

Tinggi : 30 ft

Diameter : 14 in

Kec. Putaran : 20 rpm

Power : 1 hp

Jumlah : 1 buah

32 Pompa (L-231)

Fungsi : Untuk mengalirkan lemak kakao dari 220 ke

H-Tipe : Centrifugal Pump

Spesifikasi :

Bahan : Commercial Steel

Dimensi pipa : 1 1/2 in , sch 80

Rate volumetrik : cuft/dt

Total Dynamic Head ft lbf / lbm

Effisiensi pompa : 30%

Effisiensi motor : 80%

Power : 2,0 hp

6948,4185

0,0427

(66)

Jumlah : 1 buah

33 Centrifuge (H-230)

Fungsi : Memisahkan lemak cokelat dengan slurry

Type : Perforated bowl top driven

Spesifikasi :

Kapasitas : kg/j

Speed : 1600 rpm

Diameter centrifug : 0,762 m

Power : 1 Hp

Jumlah : 1 buah

34 Pompa (L-236)

Fungsi : Untuk mengalirkan lemak kakao dari H-230 ke

F-Tipe : Centrifugal Pump

Spesifikasi :

Bahan : Commercial Steel

Dimensi pipa : 1 1/2 in , sch 80

Rate volumetrik : cuft/dt

Total Dynamic Head ft lbf / lbm

Effisiensi pompa : 30%

Effisiensi motor : 80%

Power : 2,0 hp

Jumlah : 1 buah

35 Tangki penampung lemak cokelat (F-235)

Fungsi : Untuk menampung sementara lemak cokelat

Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah 118,0001

3966,5945

(67)

berbentuk standard dished head

Spesifikasi :

Kapasitas : ft3

Diameter : ft

Tinggi : ft

Tebal shell : in

Tinggi tutup : ft

Tebal tutup atas : in

Tebal tutup bawah : in

Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade S (Type 304)

Jumlah : 1 buah

36 Pompa (L-238)

Fungsi : Untuk mengalirkan lemak kakao dari H-230 ke

F-Tipe : Centrifugal Pump

Spesifikasi :

Bahan : Commercial Steel

Dimensi pipa : 1 1/2 in , sch 80

Rate volumetrik : cuft/dt

Total Dynamic Head ft lbf / lbm

Effisiensi pompa : 30%

Effisiensi motor : 80%

Power : 2,0 hp

Jumlah : 1 buah

37 Belt Conveyor (J-241)

Fungsi : Untuk mengangkut cake press cokelat dari

H-220 ke C-240 3/16

0,8049 153,6811

5,3538

8,0307

3/16

3/16

0,0427

(68)

Tipe : Troughed belt on 45oidlers with rolls of equal leng

Dasar pemilihan : Dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum 32 ton/jam

Belt : Width = 14 in

Trough width = 9 in

Skirt seal = 2 in

Belt speed : 100 ft/min

Panjang belt : 55,9 ft

Sudut elevasi : 26,6 o

Power : 4 hp

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)

 

BAB VI

PERANCANGAN ALAT UTAMA

1. Rotary Dryer

Feed

Udara panas

(103)
(104)

 

(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)

10

(112)

11

(113)

12

(114)

 

BAB VII

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

VII.1. Instrumentasi

Dalam perancangan suatu pabrik instrumentasi memegang peranan

penting. Dengan adanya system instrumen tersebut, maka bagian-bagian yang

penting.

Instrumentasi selain dipergunakan untuk mengetahui kondisi operasi juga

untuk mengatur harga-harga variabel proses baik secara manual ataupun secara

kontrol autmatic. Penggunaan alat-alat kontrol otomatis dan semi otomatis serta

beberapa alat kontrol manual dalam proses industri kimia sangat diperlukan untuk

kecermatan operasi menuju keberhasilan suatu produksi dan aman bagi pabrik

tersebut dapat diharapkan :

1. Dengan cepat dapat diketahui terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

2. Membantu mempermudah pengoperasian alat.

3. Lebih menjamin keselamatan kerja dan efisiensi kerja.

Beberapa bagian instrumen yang diperlukan didalam proses secara otomatis

adalah :

(115)

 

Adalah elemen yang menunjukkan adanya perubahan harga dari variabel yang

dirasa oleh elemen perasa dan diukur oleh elemen pengukur untuk mengatur

sumber tenaga sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Elemen Pengontrol Akhir

Adalah elemen yang dapat merubah variabel manipulatif sehingga variabel yang

diukur tetap berada dalam range yang diinginkan.

3. Primary Elemen

Adalah elemen yang dapatmerasakan perubahan dari harga variabel yang diukur.

4. Elemen Pengukur

Adalah elemen yang menerima output dari elemen primary dan melakukan

pengukuran termasuk peralatan petunjuk / indicator juga peralatan pencatat /

recorder.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan ins

Gambar

Tabel 1.1. Perkebunan Besar Kakao di Indonesia (2005 – 2009)
Tabel 1.3. Luas Areal Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia (ribu
Tabel 1.4. Produksi Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia (ribu ton) di tahun
Tabel 1.5. Sifat fisik cocoa butter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu, simulasi Travel Motor pada Excavator, dengan adanya simulasi ini diharapkan dapat digunakan para mahasiswa agar dapat melakukan praktek langsung dengan

Namun padahakikatnya terdapat perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistemekonomi lainnya karena landasan sistem ekonominya berbeda.Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu

Hal ini disebabkan karena unsur N yang terkandung dalam pupuk bokashi kotoran sapi yang mengandung hara makro maupun mikro berguna dalam pembelahan dan pembesaran

Kemudian berteman dengan siapa saja dan selalu ramah supaya orang lain tidak memiliki pemikiran negatif kepada wanita yang memakai cadar, Bagi Perguruan Tinggi Islam agar tidak

Pada paparan hasil penelitian di atas terlihat bahwa pembelajaran menulis teks narasi berdasarkan teks wawancara melalui pendekatan PAIKEM ini menunjukkan hasil yang

Sasaran monitoring adalah alumni pelatihan/ pendampingan yang sudah kembali ke PDAM tempatnya bekerja dan atasan alumni yaitu atasan langsung atau direkturnya. Pengumpulan data

Sedangkan indikator-indikator penempatan yang dikutip dari Suwatno (2003:129) adalah pendidikan, pengetahuan kerja, keterampilan kerja dan pengalaman kerja. Banyak faktor

Ada keputusan-keputusan tertentu yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang cukup berarti (consequentional decision), tidak hanya berhubungan dengan kepentingan si