• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alangkah Bahagianya Jika Kita Bersukur, Qana'ah, Ridha dan Sabar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Alangkah Bahagianya Jika Kita Bersukur, Qana'ah, Ridha dan Sabar"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Besyukur bila dilakukan dengan cara sujud syukur

Akhlak merupakan pilar kehidupan seluruh umat di dunia ini. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi ini akan tergantung kepada akhlaknya. Apabila manusia mempunyai akhlak yang sesuai dengan tuntunan Allah Swt. dan Nabi Muhammad Saw., niscaya kehidupan di dunia ini akan menjadi baik. Selain itu, manusia akan mampu menyelesaikan tugas kekhalifahannya dengan baik pula.

Dalam masalah akhlak, Rasulullah saw. adalah insan kamil (manusia sempurna). Dalam diri beliau terkandung nilai-nilai yang mulia. Kita sebagai umatnya harus berusaha untuk menjadi manusia yang mempunyai sifat-sifat terpuji dan berbudi pekerti luhur, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw

bab 6

(2)

Kompetensi In

Ɵ

(KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesi¿k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

1.6. Menghayati makna syukur, qana‘ah, ridҕa, dan sabar,

2.6. Terbiasa bersyukur, qana‘ah, ridҕa, dan sabar dalam kehidupan,

3.6. Menganalisis makna syukur, qana‘ah, rida, dan sabar,

4.6. Menunjukkancontoh perilaku bersyukur, qana‘ah, rida, dan sabar,

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bersyukur, qana’ah, rida dan sabar

2. Siswa dapat menyebutkan dalil yang menganjurkan untuk bersyukur, qana’ah,

rida dan sabar

3. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari sifat bersyukur, qana’ah, rida dan sabar

4. Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku bersyukur, qana’ah, rida dan sabar

(3)

A. MARI MENGAMATI GAMBAR BERIKUT INI DAN BUATLAH KOMENTAR

ATAU PERTANYAAN

Akhlak Mahmudah Ciri Qana’ah Ciri Syukur

Gembira ketika mendapat nikmat

Ciri Ridha/Sabar

Mengunakan nikmat dengan benar

Mensyukuri yang sedikit

Merasa cukup dengan nikmat yang ada Berterima kasih kepada sesama

Bersabar ketika gagal

Bersyukur ketika berhasil

Tidak tamak dan serakah

Tidak suka berkeluh kesah

Tabah dalam menghadapi musibah

Tidak mudah putusa asa

Amati Gambar Berikut ini

Amati Gambar Berikut ini

Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan

1. ………. ………. ……….. 2. ………. ………. ………. 3. ……… ……….. ………..

Setelah Anda mengamati gambar disamping buat daftar komentar atau pertanyaan yang relevan

(4)

B. AYO MEMAHAMI MATERI INTI

Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya

1. Syukur

a. Pengertian

Syukur berarti berterima kasih kepada kepada Allah Swt. sedangkan

dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti ucapan dari perasaan senang,

bahagia, melegakan ketika mengalami suatu kejadian yang baik. Secara istilah, Syukur merupakan suatu tindakan, ucapan, perasaan senang, bahagia, lega atas nikmat yang telah dirasakan, didapatkan, dari Allah Swt.

Banyak nikmat yang telah kita terima dari Allah Swt. yang apabila kita mencoba menghitungnya pasti tidak bisa mengetahui jumlahnya. Hal

tersebut telah ditegaskan dalam ¿rman-Nya.

(

ÎÕ

)

ÆǶȈÊƷÈ°

Æ°ȂÉǨÈǤÈdz

Èƅ¦

ċÀʤ

ƢÈǿȂ ÉǐÌÉŢ

ȏ

Êƅ¦

ÈƨÈǸÌǠÊǻ

¦ÂČƾÉǠȺƫ

ÌÀʤÈÂ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Naতl [16] : 18)

Allah telah memerintahkan syukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan.

b. Bentuk-Bentuk Syukur

Mengacu kepada pengertian iman, yaitu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikan dengan amal perbuatan, maka bentuk syukur juga ada tiga, yaitu:

1)

Bersyukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari dengan sepenuh bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt. dan tiada seseorang pun selain Allah Swt. yang dapat memberikan nikmat itu. Bersyukur dengan hati juga berupa rasa gembira dan rasa terhadap nikmat yang telah diterimanya.

2)

Bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan secara jelas

ungkapan rasa syukur itu dengan kalimat hamdalah. Bahkan ada

(5)

atas nikmat tertentu, misalnya doa setelah makan, doa bangun tidur, doa selesai buang hajat dan lain sebagainya.

3)

Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu menggunakan nikmat yang telah Allah berikan. Misalnya menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang baik. Misalnya:

a) menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang positif dan diridhai Allah Swt.

b) jika seseorang memperoleh nikmat harta benda, maka ia mempergunakan harta itu sesuai dengan jalan Allah Swt. c) Jika nikmat yang diperolehnya berupa ilmu pengetahuan, ia

akan memanfaatkan ilmu itu untuk keselamatan, kebahagian, dan kesejahteraan manusia dan diajarkan kepada orang lain; bukan sebaliknya, ilmu yang diperoleh digunakan untuk membinasakan dan menghancurkan kehidupan manusia.

Sementara itu Imam Al-Ghazali menegaskan bahawa mensyukuri anggota tubuh yang diberikan Allah Swt. meliputi 7 anggota badan yang penting

a) Mata, mensyukuri nikmat ini dengan tidak mempergunakannya untuk melihat hal-hal yang maksiat;

b) Telinga, digunakan hanya untuk mendengarkan hal-hal yang baik dan tidak mempergunakannya untuk hal-hal yang tidak boleh didengar;

c) Lidah, dengan banyak mengucapkan zikir, mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt. dan mengungkapkan nikmat-nikmat yang diberikan.

d) Tangan, digunakan untuk melakukan kebaikan-kebaikan

terutama untuk diri sendiri, maupun untuk orang lain, dan tidak mempergunakannya untuk melakukan hal-hal yang haram; e) Perut, dipakai hanya untuk memakan makanan yang halal/baik

dan tidak berlebih-lebihan (mubazir). Makanan itu dimakan sekadar untuk menguatkan tubuh terutama untuk beribadath kepada Allah Swt.;

f) Kemaluan, dijaga kehormatan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah seperti zina dan pergaulan bebas.

(6)

c. Hikmah dan Manfaat Syukur

a. Membuat seseorang bahagia karena apa yang ia dapatkan akan membawa manfaat bagi ia dan orang-orang sekitarnya.

b. Allah akan menambah nikmat yang ia peroleh sesuai dengan janji Allah Swt. dan akan terhindar dari siksa yang amat pedih.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; «Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim [14] : 7)

c. Orang yang pandai bersyukur akan disukai oleh banyak orang, karena ia adalah orang yang pandai berterima kasih terhadap sesama. .

2. Qona’ah

1. Pengertian

Qona’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang. Akan tetapi, qona’ah bukan berarti hidup santai, malas bekerja, tidak kreatif, statis dan tidak mau menerima perubahan. Sebaliknya, qana’ah justru berfungsi sebagai dinamisator yang mendorong manusia untuk giat bekerja dalam mencapai kesejahteraan hidup. Orang yang bersikap qana’ah akan tetap bekerja keras, namun hasil kerjanya akan diterima dengan rasa syukur dan rasa lega. Orang yang selalu merasa tidak cukup biasaya cenderung tidak merasakan kenikmatan yang ada dalam dirinya yang akibatnya hidupya akan selalu gelisah.

2. Qona’ah dalam Kehidupan

(7)

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang ka¿r dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan adzab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”.(QS. Al-Ahqaf [46] : 20)

Qona’ah dalam kehidupan pribadi seorang muslim juga berfungsi sebagai:

1. Stabilisator, maksudnya apabila seorang muslim telah memiliki sifat qana’ah, maka ia akan selalu berhati tenteram, berlapang dada, merasa puas dengan apa yang dimilikinya, merasa kaya dan terhindar dari sifat rakus, serakah dan tamak.

2. Dinamisator, maksudnya apabila seorang muslim telah memiliki sifat qana’ah maka ia akan mempunyai kekuatan batin yang selalu mendorong untuk mencapai kemajuan hidup berdasarkan keadaan dan kekuatan yang dimilikinya dengan tetap bergantung kepada kehendak dan karunia Allah. Dengan demikian ia akan terhindar dari cara-cara yang menghalalkan segala cara dengan memperturutkan hawa nafsunya untuk meraih kemajuan hidupnya yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai sifat qana’ah. Dengan demikian qana’ah merupakan simpanan atau kekuatan yang sangat berarti.

“Qana’ah adalah merupakan simpanan yang tidak akan lenyap”

(HR. Thabrani)

2. Keutamaan Qona’ah

` Dengan mempunyai sikap qana’ah, jiwa seseorang akan stabil karena

ia mampu :

a. Bersyukur apabila berhasil dalam usahanya dan jauh dari sifat sombong;

b. Bersabar dan berlapang dada apabila gagal dan jauh dari sifat frustasi; c. Memiliki hati yang tenteram dan damai;

(8)

e. Membebaskan diri dari sikap rakus dan tamak;

f Hidup hemat, tidak bergaya hidup lebih besar pasak daripada tiang;

g. Menyadari bahwa harta berfungsi sebagai bekal ibadah.

h. Menyadari bahwa kaya dan miskin itu tidak terletak pada harta, tetapi pada hati;

Bukanlah kekayaan itu terletak pada banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya itu adalah kekayaan hati. (HR. Bukhari Muslim)

3. Ridha dan Sabar

1. Pengertian

Sabar adalah menerima segala sesuatu yang terjadi dengan senang hati. Orang yang ridha menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi itu merupakan kehendak Allah Swt.

2. Bentuk-bentuk sabar

Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah kesanggupan untuk mengendalikan diri, maka kesabaran merupakam upaya pengendalian nafsu yang ada dalam diri manusia. Dalam upaya tersebut manusia menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya, karena ia mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.

b. Orang yang kalah oleh hawa nafsunya. Ia telah mencoba untuk bertahan atas dorongan nafsunya, tetapi kesabarannya lemah, maka ia kalah.

c. Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsunya, tetapi suatu ketika ia kalah, karena besarnya dorongan nafsu, meskipun demikian ia bangun lagi dan terus bertahan dengan sabar atas dorongan nafsu tersebut.

Sabar juga diterapkan dalam tiga hal:

1.

(9)

sabar maka shalat tersebut kita laksanakan dengan tergesa-gesa. Demikian pula orang yang ingin menunaikan ibadah haji ia mesti sabar untuk menabung sedikit demi sedikit dan siap mental dalam melaksanakannya.

2.

Sabar dalam meninggalkan maksiat. Dalam benak kita, mungkin kita menganggap bahwa maksiat adalah sesuatu yang indah, nikmat,dan mengasyikan. Zina dinggap nikmat, ,judi dianggap akan membuat seseorang kaya raya, mencuri merupakan cara yang praktis untuk mencari harta, mabuk mabukan adalah sesuatu yang membanggakan dan lain sebagainya. Semua anggapan tersebut tentunya bisikan syetan yang dihembuskan lewat benak dan pikiran kita. Untuk menghindari perbuatan perbuatan maksiat tersebut sungguh sangat membutuhkan kesabaran. Demikian pula dengan seseorang yang telah terbiasa melaksanakan perbuatan maksiat, misalnya ia terbiasa mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, main togel, berzina, dan sebagainya. Untuk berhenti, insyaf dan bertobat dari perbuatan-perbuatan terlarang tersebut sungguh merupakan perjuangan yang berat dan membutuhkan kesabaran.

3.

Sabar dalam manghadapi musibah. Dalam hidup ini hanya ada dua kenyataan yaitu bahagia atau sengsara, senang atau susah, berhasil atau gagal. Tidak mungkin kita akan bahagia, atau senang terus-menerus, ada kalanya kita sedikit sengsara, susah atau pernah mengalami gagal. Semua itu harus kita hadapi dengan sikap yang benar. Jika kita sedang bahagia, senang dan berhasil, maka kita harus bersyukur dan ingat kepada Allah, memahasucikan Allah (tasbih), memuji-Nya, dan beristighfar.

(10)

Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah kepada mereka,

mereka mengatakan : Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan

kepada Allah kami akan kembali.(QS.Al Baqarah [2] : 154)

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

(QS.Al-Baqarah [2] : 154)

Di samping itu kita juga harus sabar pada saat kita emosi ataau marah. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi situasi di mana situasi tadi membuat kita terpancing untuk marah. Dalam kondisi seperti kita membutuhkan kemampuan mengendalian diri dengan cara bersabar.

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema›afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imran [3] : 134)

3. Keutamaan

a. Orang yang sabar akan berhasil dalam meraih cita-citanya, ia akan memiliki jiwa yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai persoalan hidup. Dan yang pasti Allah akan bersamanya.

Wahai orang-orang yang beriman! mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2] : 153)

ʲƢċǼdz¦

ÊǺÈǟ

ÈśÊǧƢÈǠÌdz¦ÈÂ

ÈǚÌȈÈǤÌdz¦

ÈśÊǸÊǛƢÈǰÌdz¦ÈÂ

Ê ¦ċǂ ċǔdz¦ÈÂ

Ê ¦ċǂċLjdz¦

ÊĿ

ÈÀȂÉǬÊǨÌǼɺȇ

ÈǺȇÊǀċdz¦

(

ÎÐÑ

)

ÈśÊǼ ÊLj ÌƸÉǸÌdz¦

ČƤÊÉŹ

Éƅ¦ÈÂ

(11)

b. Orang yang sabar akan dicintai Allah dan sebaliknya orang yang tidak sabar tidak dicintai Allah bahkan justru diperintahkan mencari Tuhan selain Allah. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis qudsi.

Maka barang siapa tidak sabar atas bala’ dariKu, dan tidak bersyukur atas nikmat-Ku, dan tidak ridla atas qada’Ku, hendaklah ia mecari Tuhan selain Aku. (Hadis Qudsi)

c. Orang yang sabar akan tenang, karena sesungguhnya sikap sabar dan ridha adalah mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang. Ia tidak akan tergoncang oleh apapun yag dihadapinya. Orang yang ridha akan ketentuan Allah akan mendapat balasan ridha dari Allah Swt.

Allah ridla terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS. Al-Bayyinah [98] : 8)

C. AYO PRESENTASI

Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya buatlah rangkuman bersama dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil rangkuman tersebut di depan kelas. Adapun tema yang dirangkum antara lain meliputi:

1. Macam-macam dan hikmah dari syukur 2. Ciri-ciri dan manfaat Qona’ah

3. Macam-macam dan manfaat sabar dan ridha 4. dan lain sebagainya

¦ÅƾÈƥÈ¢

ƢÈȀȈÊǧ

ÈǺȇÊƾÊdzƢÈƻ

É°ƢÈȀ̺ǻȋ¦

ƢÈȀÊƬÌÈŢ

ÌǺÊǷ

ÄÊǂÌÈš

ÇÀÌƾÈǟ

É©ƢċǼÈƳ

ÌǶÊďđÈ°

ÈƾÌǼÊǟ

ÌǶÉǿÉ£¦ÈDŽÈƳ

(12)

D. PENDALAMAN KARAKTER

Dengan memahami ajaran Islam mengenai syukur, qona’ah dan sabar serta rida maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. Pandai bersyukur kepada Allah 2. Pandai berterima kasih kepada sesama

3. Menerima terhadap segala pemberian Allah Swt. walaupun sedikit

4. Sabar dan tabah terhadap hal-hal yang kurang menyenangkan dalam hidup 5. Rida dengan semua ketentuan Allah Swt.

E. AYO

BERLATIH

a. Isilah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat 1. Berterima kasih kepada Allah disebut…..

2. Merasa gembira dan senang terhadap nikmat disebut bersyukur dalam....

3. Barangsiapa yang bersyukur maka nikmatnya akan…………

4. Sebaliknya barang siapa yang kufur, ingat bahwa……….. 5. Merasa cukup dan menerima segala apa yang Allah berikan disebut… 6. Orang yang memiliki sikap Qona’ah jika berhasil maka ia akan……. 7. Dalam kehidupan qona’ah berfungsi sebagai stabilisator dan………….. 8. Menerima segala sesuatu dan kondisi dengan senang hati disebut………. 9. Dalam melaksanakan ibadah membutuhkan sikap………..

10. Orang yang sabar ketika menghadapi musibah ia mengucapkan……...

b. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar 1. Sebutkan macam-macam syukur? 2. Mengapa kita harus bersyukur?

3. Apa bahaya orang yang tidak bersyukur? 4. Sebutkan hikmah dari bersukur kepada Allah! 5. Sebutkan cirri-ciri dari sifat Qona’ah!

6. Apa yang dimaksud dengan Qona’ah sebagai stabilisator?

7. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan Qon’ah sebagai dinamisator? 8. Sebutkan macam-macam sabar!

9. Bagaimana cara supaya kita bisa sabar ketika kita terpancing emosi/ marah?

(13)

c. Portofolio dan Penilaian Sikap

1. Carilah beberapa ayat dan hadis yang berhubungan dengan akhlak terpuji syukur, qana’ah, ridha dan sabar dengan mengisi kolom di bawah ini :

No. Nama Surah + No. Ayat /

Hadis + Riwayat Redaksi Ayat / Hadis

1. 2. 3. 4, 5.

c. Setelah kalian memahami uraian mengenai ajaran Islam tentang syukur terpuji coba kamu amati perilaku berikut ini dan berikan komentar

No. Perilaku Yang Diamati Tanggapan / Komentar Anda 1.

2. 3. 4. 5.

HIKMAH

“ Sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat, dan di kaki pemudalah hidupnya (maju-mundurnya) umat “

Referensi

Dokumen terkait