MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12
SMP Negeri 1 Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh:
KUNDARI AGUSTIANINGSIH
0901625
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12
SMP Negeri 1 Bandung)
Oleh :
Kundari Agustianingsih
0901625
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelas
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Kundari Agustianingsih 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
Kundari Agustianingsih (0901625). Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Melalui Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung).
ABSTRACT
Kundari Agustianingsih (0901625). Improving Student Responsibility by Applying Jigsaw Model In Learning Social Science (A Classroom Action Research in Social Science Subject in Class VIII-12, SMP Negeri 1 Bandung).
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 9
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 9
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) . 9 3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 11
4. Konsep Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11
B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Jigsaw ... 13
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 13
2. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw ... 14
3. Tujuan Model Pembelajaran Jigsaw ... 15
4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw ... 16
5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw ... 20
6. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Jigsaw ... 22
C. Tinjauan Tentang Tanggung Jawab ... 25
1. Pengertian Tanggung Jawab ... 24
2. Jenis-jenis Tanggung Jawab ... 27
3. Ciri-ciri Anak yang Bertanggung Jawab ... 30
4. Cara Meningkatkan Tanggung Jawab ... 32
5. Indikator Tanggung Jawab ... 33
D. Model Pembelajaran Jigsaw dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36
B. Desain Penelitian ... 37
C. Metode Penelitian... 39
D. Penjelasan Istilah ... 41
E. Instrumen Penelitian... 42
F. Prosedur Penelitian... 44
G. Teknik Pengumpulan Data ... 50
H. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 55
B. Deskripsi Hasil Observasi Awal dan Wawancara ... 58
C. Deskripsi Perencanaan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 60
D. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 61
1. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 61
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 61
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 63
c. Observasi Tindakan Siklus I ... 68
d. Refleksi Siklus I ... 86
2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ...88
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ...86
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...89
c. Observasi Tindakan Siklus II ...94
d. Refleksi Siklus II ...110
3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III ...111
a. Perencanaan Tindakan Siklus III ...111
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III...111
c. Observasi Tindakan Siklus III ...116
d. Refleksi Siklus III ...130
E. Analisis Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa dalam Pembelajaran IPS...130
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 ...130
3. Refleksi Yang Dilakukan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa
dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 ...133
4. Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Jigsaw...134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 138
A. Kesimpulan... 138
B. Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 141
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Pendidikan Karakter ... 25
Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ... 33
Tabel 4.1 Nama dan Anggota Asal Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 65
Tabel 4.2 Nama dan Anggota Kelompok Ahli Pada Pelaksanaan Tindakan
Siklus I ... 66
Tabel 4.3 Hasil Tes Pada Siklus I ... 68
Tabel 4.4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 69
Tabel 4.4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 70
Tabel 4.4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 71
Tabel 4.4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 72
Tabel 4.4.5 Hasil Presentase Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Siklus I 73
Tabel 4.5.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 72
Tabel 4.5.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 74
Tabel 4.5.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 75
Tabel 4.5.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 75
Tabel 4.5.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 76
Tabel 4.5.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 77
Tabel 4.5.7 Hasil Presentase Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.6.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 78
Tabel 4.6.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 79
Tabel 4.6.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 81
Tabel 4.6.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 83
Tabel 4.6.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 84
Tabel 4.6.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 84
Tabel 4.6.7 Hasil Presentase Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 85
Tabel 4.7 Nama dan Anggota Kelompok Asal Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 90
Tabel 4.8 Nama dan Anggota Kelompok Ahli Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 92
Tabel 4.9 Hasil Tes Pada Siklus II ... 93
Tabel 4.10.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 94
Tabel 4.10.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 95
Tabel 4.10.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 96
Tabel 4.10.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 96
Tabel 4.10.5 Hasil Presentase Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Siklus II ... 97
Tabel 4.11.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 97
Tabel 4.11.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 98
Tabel 4.11.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 99
Tabel 4.11.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 100
Tabel 4.11.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 101
Tabel 4.11.7 Hasil Presentase Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Pada Siklus II ... 102
Tabel 4.12.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 102
Tabel 4.12.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 104
Tabel 4.12.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 105
Tabel 4.12.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 107
Tabel 4.12.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 108
Tabel 4.12.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 109
Tabel 4.12.7 Hasil Presentase Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 109
Tabel 4.13 Nama dan Anggota Kelompok Asal Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 113
Tabel 4.14 Nama dan Anggota Kelompok Ahli Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 114
Tabel 4.15 Hasil Tes Pada Siklus III ... 115
Tabel 4.16.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 117
Tabel 4.16.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 117
Tabel 4.16.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 118
Tabel 4.16.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 118
Tabel 4.16.5 Hasil Presentase Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Siklus III ... 119
Tabel 4.17.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 120
Tabel 4.17.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 121
Tabel 4.17.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 121
Tabel 4.17.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 122
Tabel 4.17.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Siswa Pada Siklus III ... 123
Tabel 4.17.7 Hasil Presentase Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Pada Siklus III ... 123
Tabel 4.18.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 124
Tabel 4.18.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 125
Tabel 4.18.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 126
Tabel 4.18.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 127
Tabel 4.18.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 128
Tabel 4.18.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 129
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw ... 18
Gambar 3.1 Model Kemmis & Taggart ... 38
Gambar 4.1 Presentase Siswa Laki-laki dan Perempuan ... 57
Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi Tanggung Jawab Siswa ... 135
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
1. Silabus Pembelajaran
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III
Lampiran II
1. Format dan Lembar Observasi Siswa
2. Format dan Lembar Observasi Guru
3. Format dan Percakapan Wawancara Siswa
4. Format dan Hasil Catatan Lapangan
5. Dokumentasi Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran III
1. Kartu Soal Siklus I
2. Kartu Soal Siklus II
3. Kartu Soal Siklus III
4. Hasil Tes Siklus I
5. Hasil Tes Siklus II
6. Hasil Tes Siklus III
Lampiran IV
1. Surat Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari
manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya seperti
keterampilan dan pengetahuan berfikirnya. Pendidikan merupakan modal dasar
bagi manusia untuk menjalani berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi
kehidupannya sehari-hari. Dalam proses pendidikan terjadi komunikasi dan
hubungan antar manusia yang dijadikan sebagai alat untuk berhubungan sosial.
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan
orang lain untuk hidup dalam lingkungan sosial (masyarakat). Artinya ia selalu
membutuhkan orang lain dan sikapnya juga selalu menunjukkan hubungan
dengan orang lain, jika manusia tidak melakukan hubungan sosial dengan orang
lain maka dapat dipastikan manusia akan mati dengan sendirinya. Hubungan
sosial tersebut meliputi antara manusia dengan manusia lainnya, sehingga dapat
membentuk hubungan antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok ataupun kelompok dengan kelompok. Jadi, manusia adalah makhluk
yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial karena setiap individu saling
membutuhkan satu sama lain. Namun, setiap individu pun harus bisa mengerjakan
sesuatu tanpa bantuan orang lain. Artinya setiap individu harus bisa bertanggung
jawab dengan kerjaannya masing-masing tanpa bantuan orang lain.
Dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1
Bandung kelas VIII-12 pada hari Rabu 6 Februari 2013, peneliti mengidentifikasi
adanya masalah di dalam kelas, yaitu rendahnya tanggung jawab siswa ketika
mengerjakan tugas kelompok. Tugas kelompok memang dikerjakan secara
berkelompok namun tugas kelompok tersebut seharusnya setiap anggota
kelompok bisa bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Namun,
peneliti melihat di SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII-12 tugas kelompok itu
hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja dalam kelompoknya. Yang tidak ikut
masing-2
masing, seperti bermain handphone, mengobrol dengan siswa lain, dan diam saja
tanpa menghiraukan tugasnya. Biasanya siswa yang seperti itu kurang memiliki
keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk berinteraksi secara positif dengan
teman-temannya. Menurut Muijs (2008: 83) keterampilan sosial yang kurang
dimiliki siswa ketika mengerjakan tugas kelompok adalah dalam keterampilan
berbagi, berpartisipasi, berkomunikasi dan mendengarkan. Dalam keterampilan
berbagi biasanya siswa mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dan materi.
Siswa juga sangat sulit berpartisipasi, biasanya mereka merasa malu atau tidak
bisa bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan dalam keterampilan
berkomunikasi, siswa terkadang tidak mampu mengkomunikasikan ide-ide yang
di dapat kepada teman sekelompoknya secara efektif, hal ini menyulitkan mereka
bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Mereka yang tidak mampu
mengkomunikasikan ide-idenya dikarenakan takut tidak didengarkan oleh teman
sekelompoknya. Dalam mengerjakan tugas kelompok, selain siswa tidak memiliki
keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk berinteraksi secara positif dengan
teman sekelompoknya, dalam hal ini juga disebabkan oleh guru yang kurang
memperhatikan semua siswa dalam kegiatan kerja kelompok, sehingga guru tidak
mengetahui bahwa ada beberapa siswa dalam setiap kelompok yang tidak
mengerjakan tugas kelompoknya. Hal lain yang menyebabkan siswa tidak
bertanggung jawab mengerjakan tugas kelompok yaitu bisa disebabkan tugas
kelompok tersebut tidak jelas tugas masing-masing per individunya
Dengan demikian apabila hal ini terus terjadi, maka tidak akan mencapai
tujuan pengajaran IPS yang maksimal. Tujuan IPS itu sendiri menurut Banks
dalam Sapriya (2008: 2) yaitu mempersiapkan warga negara yang dapat membuat
keputusan reflektif dan berpartisipasi dengan sukses dalam kehidupan
kewarganegaraan di lingkungan masyarakat, bangsa, dan dunia. Partisipasi dalam
kegiatan kerja kelompok itu sangat penting. Dalam hal ini jika guru menugaskan
siswa membentuk kelompok dan mendiskusikan materi, semua anggota kelompok
harus bisa berpartisipasi dengan kelompoknya dan kelompok lainnya. Bukti para
siswa berpartisipasi yaitu para siswa harus memiliki tanggung jawab yang tinggi
3
Di dalam sekolah, tanggung jawab itu sangat diperlukan khususnya dalam
pembelajaran kelompok. Dalam pembelajaran kelompok para siswa diharapkan
bisa membiasakan diri untuk bekerja sama, saling menerima dan memberi, dengan
begitu tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan akan meningkat. Menurut Mu’in (2011: 212) tanggung jawab juga mempunyai beberapa istilah, diantaranya yaitu tugas (duty), artinya apa yang telah diberikan pada kita sebagai
tugas kita harus segera kita laksanakan. Siswa bisa dikatakan memiliki tanggung
jawab jika diberikan tugas kelompok, tugas tersebut langsung dikerjakan dengan
sepenuh hati sehingga dapat memperoleh hasil yang terbaik. Tanggung jawab
yang rendah yang dimiliki oleh siswa harus segera ditingkatkan karena jika terjadi
secara terus menerus akan merugikan siswa itu sendiri, mereka tidak akan
memperoleh pengetahuan yang maksimal.
Dengan melihat permasalahan yang terurai di atas, diharapkan guru
mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Maka dari itu, sekiranya dengan
menerapkan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan tanggung jawab
siswa. Model pembelajaran jigsaw itu bagian dari Cooperative Learning
(Pembelajaran Kooperatif). Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2012:
54). Model pembelajaran jigsaw ini menuntut semua siswa harus aktif dan
bertanggung jawab pada penguasaan materinya masing-masing yang nantinya
akan dijelaskan pada anggota kelompoknya. Adapun langkah-langkah model
pembelajaran jigsaw secara singkat menurut Komalasari (2010: 65),
Di dalam model pembelajaran jigsaw ini, guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau sub topik yang ditugaskan guru.
Namun pada kenyataannya kelompok jigsaw tidak harus beranggotakan
empat orang saja, bisa lima orang atau lebih agar lebih mudah menyelesaikan
4
bahwa kelompok yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang
beranggotakan 2-4 orang. Model pembelajaran jigsaw ini bertujuan untuk
memperkaya pengalaman siswa dan menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan
secara berkelompok.
Dalam model pembelajaran jigsaw ini semua anggota kelompok diberi
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, baik individu maupun kelompok.
Maka dari itu dengan diterapkannya model pembelajaran jigsaw ini menuntut para
siswa untuk memiliki tanggung jawab yang tinggi dengan diberikannya tugas satu
materi persiswa.
Penelitian terdahulu yang meneliti model pembelajaran jigsaw sudah
cukup berhasil yaitu dalam karya ilmiah yang berupa skripsi Diana (2012) mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar”, menurutnya prestasi belajar pada kelas yang menggunakan tipe jigsaw meningkat lebih besar daripada kelas yang
menggunakan motode pembelajaran ceramah. Dan menurut skripsi Handayani (2012) mengenai “Upaya Meningkatkan Kerjasama Kelompok dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Koopeartif Tipe Jigsaw pada
Pembelajaran Fisika”, menurutnya kerjasama siswa dalam kelompok meningkat
setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Maka berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji
permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul
“MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL
JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di
5
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Pada pra observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII-12 SMP Negeri 1
Bandung, peneliti menemukan adanya permasalahan. Peneliti mengidentifikasi
bahwa kelas tersebut memiliki tanggung jawab yang rendah. Tanggung jawab
siswa yang rendah dilihat ketika siswa mengerjakan tugas kelompok dan
penguasaan materi yang kurang baik.
Pada saat kegiatan diskusi, peneliti melihat hanya ada beberapa siswa saja
yang aktif dalam kegiatan diskusi tersebut. Siswa yang tidak aktif dalam kegiatan
diskusi, hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti bermain handphone,
mengobrol, dan melamun. Dalam penguasaan materi pun siswa terlihat kurang
baik dalam menguasai materi, terlihat dari hasil tes yang diperlihatkan oleh guru
mitra kepada peneliti.
2. Perumusan masalah
Agar peneliti ini mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti merasa
perlu untuk merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara umum fokus
permasalahan dalam penelitian ini adalah, “Apakah Penerapan Model Jigsaw
dapat Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung?”
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti merinci kembali menjadi empat
sub permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana perencanaan guru dalam menerapkan model jigsaw untuk
meningkatkan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri
1 Bandung kelas VIII-12 ?
2. Bagaimana guru melaksanakan model jigsaw untuk meningkatkan tanggung
jawab siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung kelas
VIII-12 ?
3. Bagaimana guru merefleksikan model jigsaw untuk meningkatkan tanggung
jawab siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung kelas
6
4. Bagaimana peningkatan tanggung jawab siswa setelah diterapkannya model
jigsaw dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-12 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan identifikasi masalah yang diajukan, maka tujuan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh
gambaran sejauhmana penerapan model pembelajaran jigsaw dapat
meningkatkan tanggung jawab siswa.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan secara khusus, penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
a. Untuk mendeskripsikan perencanaan guru dalam menerapkan model
jigsaw dengan tujuan meningkatkan tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII-12.
b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan guru dalam menerapkan model
jigsaw dengan tujuan meningkatkan tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII-12.
c. Untuk merefleksikan model jigsaw terhadap tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII-12.
d. Untuk mengidentifikasi peningkatan tanggung jawab siswa setelah
diterapkannya model jigsaw di kelas VIII-12.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam menerapkan model
pembelajaran jigsaw dalam rangka meningkatkan tanggung jawab siswa.
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain :
1. Bagi guru
Model jigsaw dapat dijadikan suatu alternatif mengajar oleh guru dalam
7
dapat meningkatkan tanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.
2. Bagi siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw diharapkan siswa lebih bisa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok agar bisa mendapatkan nilai
yang memuaskan.
3. Bagi sekolah
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan memberikan sumbangan
yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran IPS. Terutama bagi sekolah
yang tempat penelitian ini dilaksanakan dan bagi sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi peneliti
Memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman berfikir dalam
memecahkan masalah persoalan khususnya mengenai model jigsaw untuk
meningkatkan tanggung jawab siswa pada pembelajaran IPS.
E. Struktur Organisasi
Bab I : Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
Bab II : Merupakan Kajian Pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang
dibahas. Kajian Pustaka yang peneliti kaji yaitu tinjauan
tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
tinjauan tentang model pembelajaran jigsaw, tinjauan
tentang tanggung jawab, model jigsaw dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tanggung jawab dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), keterkaitan
antara tanggung jawab dengan model pembelajaran jigsaw.
Bab III : Merupakan metode penelitian yang meliputi lokasi dan
8
penjelasan istilah, instrumen penelitian, prosedur penelitian,
teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV : Merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi
deskripsi lokasi dan subjek penelitian, deskripsi hasil
observasi awal dan wawancara, deskripsi perencanaan
model jigsaw untuk meningkatkan tanggung jawab siswa
dalam pembelajaran IPS, tahapan-tahapan pelaksanaan
tindakan penerapan model jigsaw untuk meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam pembelajaran IPS, analisis
hasil pelaksanaan tindakan kelas dalam menerapkan model
jigsaw untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS.
Bab V : Merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah tempat melakukan penelitian dengan tujuan
memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Menurut Nasution (2003:
43), lokasi penelitian menunjukkan pada tempat atau lokasi sosial dimana
penelitian dilakukan, yang dicirikan oleh adanya 3 unsur yaitu pelaku, tempat dan
kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun yang menjadi tempat penelitian adalah
SMP Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jalan Ksatrian No. 12 Kota Bandung
40172. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena di SMP Negeri 1 Bandung
di tempat tersebut peneliti menemukan adanya masalah yang dihadapi yaitu
rendahnya tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
VIII-12, berjumlah 38 orang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 18 siswa
laki-laki. Pemilihan kelas VIII-12 sebagai subjek dalam penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah sesuai dengan
identifikasi masalah yang dipaparkan, sebagian besar siswa di kelas VIII-12
kurang menunjukkan tanggung jawabnya ketika dilakukannya diskusi kelompok.
Masih banyak siswa yang tidak peduli dengan tugas yang telah guru berikan
setiap kegiatan pembelajaran IPS.
Adapun yang menjadi subjek penelitian selain siswa kelas VIII-12, yaitu
guru mata pelajaran IPS kelas VIII-12 di SMP Negeri 1 Bandung. Hal ini
didasarkan bahwa guru sebagai pihak yang dapat memberikan informasi
berkenaan dengan model pembelajaran jigsaw dalam upaya meningkatkan
37
B. Desain Penelitian
`Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain penelitian
kualitatif. Menurut Meleong (2010: 13) penelitian kualitatif menyusun desain
yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Desain
penelitian yaitu kerangka berpikir atau rencana penelitian yang dibuat oleh
peneliti yang tujuannya untuk menggambarkan suatu hal yang akan dilakukan
dalam melaksanakan penelitian. Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel,
artinya peneliti bisa menyesuaikan penelitiannya dengan kenyataan dilapangan
dan penelitian ini tidak dapat diprediksi serta penelitian ini sewaktu-waktu bisa
berubah. Desain penelitian yang digunakan dalam PTK ini terdiri dari beberapa
siklus. Bentuk siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Spiral
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Trianto (2011: 30).
Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk
ancang-ancang pemecahan permasalahan. Pola dasar bentuk siklus dalam PTK
38
RENCANA
RENCANA
RENCANA
RENCANA
Gambar 3.1
MODEL KEMMIS & TAGGART
4 1
MENGAMATI
REFLEKSI
3 2
8 5
MENGAMATI
REFLEKSI
7 6
Sumber: Diadaptasi oleh Trianto (2011: 30)
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap siklus meliputi empat
tahapan yaitu, rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting).
1. Rencana (Planning)
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara
langsung dengan guru IPS. Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti
melakukan perencanaan membuat silabus dan rencana pembelajaran disertai
dengan lembar observasi yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung Tindakan
39
ketika sedang menerapkan model pembelajaran jigsaw di kelas. Perencanaan ini
dilakukan oleh guru mitra dengan peneliti untuk menentukan jadwal penelitian,
materi pembelajaran, dan persiapan RPP.
2. Tindakan (Acting)
Pada pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan seseuai
dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Rancangan tersebut yang telah
di sepakati oleh guru mitra dengan peneliti. Tahap tindakan ini dilakukan oleh
peneliti sebagai guru IPS dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw. Proses
pembelajaran dilakukan sesuai jadwal pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bandung
kelas VIII-12. Tindakan pertama yang dilakukan disesuaikan dengan diskusi
dalam proses belajar dikelas.
3. Pengamatan (Observing)
Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa selama proses
pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan. Melalui observasi ini peneliti
dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru dan keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi bersama observer terhadap
tindakan yang telah dilakukan pada siklus I yang dilakukan sebagai bahan
pertimbangan perencanaan pada siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan
belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
C. Metode Penelitian
Bentuk dari penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian reflektif,
bertujuan mengatasi masalah rendahnya tanggung jawab siswa di kelas VIII-12
SMP Negeri 1 Bandung, maka metode yang tepat untuk digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan istilah
40
Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama”.
Sementara, Hopkins dalam Wiriaatmadja (2010: 11) menyatakan:
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Pendapat di atas, sejalan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
yang mana salah satunya ialah melakukan perubahan dalam pembelajaran, hal ini
ditegaskan oleh Trianto (2011: 23) sebagai berikut:
1. Aspek Diagnostic Action, artinya setiap guru dalam menjalankan peran.fungsinya di sekolah akan menemukan beragam masalah pembelajaran (unik dan kompleks).
2. Aspek Inovation Action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk melakukan tindakan pembaharuan (inovasi) dalam proses belajar mengajar.
3. Aspek Participant Action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan yang bermutu, harus melibatkan (partisipasi) semua individu yang terkait.
4. Aspek Pengembangan Profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional) dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan profesinya.
5. Aspek The Need For Achievement, artinya apabila setiap guru telah terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut telah terbiasa untuk mengasah kemampuannya.
Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas sangat efektif dilakukan
oleh seorang guru, karena di dalamnya merupakan kegiatan reflektif dalam
berpikir dan bertindak dari guru itu sendiri, dalam rangka untuk meningkatkan
kinerja serta kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Alasan
peneliti memilih metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikarenakan peneliti
menemukan adanya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi guru
dalam proses pembelajaran serta dapat memperbaiki kinerja guru dalam upaya
41
dapat mengembangkan metode-metode mengajar yang bervariasi, pengelolaan
kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar
yang tepat dan memadai.
D. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Meningkatkan Tanggung
Jawab Siswa Melalui Model Jigsaw dalam Pembelajaran IPS (Penelitian
Tindakan Kelas di kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung)”. Untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitian, maka berikut ini pemaparan tentang
penjelasan istilah yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel
yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw ini mengharuskan siswa bekerja bersama
dalam kelompok-kelompok kecil dimana mereka harus saling membantu dan
tiap-tiap anggota kelompok menjadi “ahli” dalam subjek persoalannya (Komalasari,
2010: 65). Sedangkan menurut Isjoni (2012: 54), model pembelajaran jigsaw
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif
dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal.
Model pembelajaran jigsaw ini menuntut semua siswa aktif dan
bertanggung jawab terhadapat penguasaan materinya karena di dalam setiap
kelompok biasanya guru hanya memberikan satu materi pada kelompok, namun
dalam model pembelajaran jigsaw seluruh siswa ditugaskan mengerjakan
tugasnya masing-masing. Siswa tidak hanya dapat menguasai meteri melainkan
siswa dapat mentrasfer atau menjelaskan materi yang telah dikuasai kepada
anggota lainnya. Setiap siswa secara bergantian saling menjelaskan, tujuannya
agar semua siswa memahami materi yang lainnya.
2. Tanggung Jawab
Menurut Lickona (2012: 72), tanggung jawab secara literal berarti
kemampuan untuk merespons atau menjawab. Sedangkan menurut BP3K (2010:
42
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab merupakan perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri
maupun oranglain dalam pekerjaan atau kewajibannya dengan melakukan sesuatu
yang terbaik dengan sepenuh hati. Orang yang tidak memiliki tanggung jawab
biasanya tidak terbiasa memutuskan sesuatu berdasarkan pilihan yang didasari
secara mendalam.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang menjadi instrumen utama
penelitian (human istrument) yang terjun langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2005: 59), dalam
penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat peneliti adalah peneliti itu
sendiri.
Data yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah tanggung jawab
siswa dalam kelompok dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. untuk
mengumpulkan data yang diperlukan, dibutuhkan istrumen penelitian. Oleh
karena itu untuk mengumpulkan semua data yang ada di lapangan, diperlukan
beberapa perangkat penelitian, sebagai berikut:
1. Lembar Observasi Aktifitas Siswa di Kelas
Lembar observasi ini merupakan perangkat penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan
penelitian dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
jigsaw. Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah data tanggung
jawab siswa. Untuk lembar penelitian tanggung jawab siswa memuat tiga
indikator yang dijelaskan oleh Hasan dkk dalam Fitri (2012: 39) yaitu, a)
mengerjakan tugas dengan baik, b) bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan,
dan c) mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Dalam indikator
43
a) Mengerjakan tugas dengan baik
Mengerjakan tugas sesuai dengan yang telah ditugaskan guru Mengisi jawaban dengan bahasa yang logis
b) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama
Dapat bekerja sama dengan kelompoknya (kelompok asal) Dapat bekerja sama dengan kelompok lain (kelompok ahli)
c) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan
Bertanggung jawab menguasai materi dengan baik (dilihat dari tes akhir
tiap siklus)
Bertanggung jawab menjelaskan materi kepada anggota kelompok yang lain
Bertanggung jawab mempresentasikan hasil kerjanya Bertanggung jawab menjawab pertanyaan kelompok lain
Bertanggung jawab bertanya, memberikan masukan serta kritikan kepada kelompok lain
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini merupakan perangkat penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru selama pelaksanaan tindakan
penelitian dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
jigsaw. Lembar observasi ini memuat tiga aspek, yaitu: a) kegiatan pendahuluan,
b) kegiatan inti, dan c) penutup.
Dari aspek tersebut dapat dijabarkan ke dalam poin-poin, sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
Memeriksa kesiapan kelas
Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari Menyampaikan materi yang akan dibahas
b) Kegiatan Inti
44
Konfirmasi Evaluasi
c) Kegiatan Penutup
Menyimpulkan materi bersama siswa Refleksi pembelajaran
Penugasan untuk pertemuan sebelumnya
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam
penelitian yang dibuat oleh mitra peneliti saat melakukan pengamatan observasi.
Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, mendeskripsikan kegiatan
yang terjadi selama penelitian berlangsung meliputi berbagai aspek di kelas
seperti kondisi kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi siswa dengan siswa
dan guru dengan siswa, dan lain sebagainya serta komentar dari mitra saat
pelaksanaan penelitian.
4. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dipergunakan untuk mengetahui pendapat siswa
mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw.
Wawancara yang dipergunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu beberapa
pertanyaan yang telah ditentukan oleh peneliti terkait model pembelajaran jigsaw.
F. Prosedur Penelitian
Agar penelitian yang dilaksanakan peneliti dapat efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti mengacu pada prosedur penelitian
yang terbagi kedalam tahapan penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mencoba mengajukan proposal penelitian.
Selanjutnya proposal penelitian tersebut diseminarkan dihadapan tim dosen
45
mendapatkan persetujuan dari ketua dewan skripsi yang selanjutnya
direkomendasikan untuk mendapatkan dosen pembimbing skripsi.
Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan pra
penelitian ke lapangan untuk melihat lebih jauh mengenai permasalahan dalam
proses pembelajaran di kelas. Hal pertama yang dilakukan adalah mendatangi
guru mata pelajaran IPS untuk memperoleh informasi mengenai proses
pembelajaran di kelas. Kedua, peneliti melakukan observasi langsung ke kelas
untuk melihat proses pembelajaran di kelas. Ketiga, melakukan pertemuan balikan
untuk mengadakan perencanaan bersama antara guru mata pelajaran IPS dengan
peneliti untuk membicarakan tentang materi yang akan disampaikan, fokus yang
akan diobservasi berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu
dan tempat kegiatan observasi akan dilaksanakan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Perencanaan Siklus
1) Tahap Perencanaan Siklus I
Sebelum dilakukan perencanaan siklus I , peneliti melakukan pembicaraan
nonformal dengan guru mitra dan melakukan wawancara pertama tentang
persiapan strategi pembelajaran model jigsaw untuk meningkatkan tanggung
jawab siswa serta permasalahan atau kesulitan yang dihadapi selama
pembelajaran. Adapun perencanaan untuk tindakan siklus I antara lain:
a) Menyiapkan bahan ajar yang akan dipakai
b) Menentukan SK dan KD yang akan digunakan
c) Menentukan materi yang akan digunakan
d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
e) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
f) Membuat format lembar observasi yang berfokus pada guru dan siswa
g) Membuat format wawancara guru dan siswa serta catatan lapangan
h) Merencanakan tes pada akhir tiap siklus untuk mengetahui peningkatan
46
i) Membagi siswa ke dalam kelompok jigsaw atau kelompok asal, dilakukan
oleh guru agar dapat membedakan karakteristik setiap siswanya.
2) Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus I
namun pasti ada sedikit perubahan. Perubahan pada siklus II yaitu:
a) Menyiapkan materi selanjutnya.
b) Membuat RPP yang lebih baik
c) Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran
d) Melakukan evaluasi dengan memberikan tes pada akhir siklus.
3) Tahap Perencanaan Siklus III
Perencanaan siklus III pun hampir sama dengan siklus II. Siklus III
termasuk siklus terakhir tindakan penelitian, maka dari itu siklus III diharapkan
lebih baik lagi dari siklus I dan II. Perubahan yang ada di siklus III mungkin sama
saja dengan perubahan yang ada pada siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap Pelaksanaan Siklus I
a) Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Mei 2013.
b) Sebelum dimulainya proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran jigsaw, guru memberikan lembar observasi, catatan lapangan
kepada observer serta guru menjelaskan SK dan KD yang digunakan.
c) Guru sedikit menjelaskan materi, materi yang digunakan pada siklus I
adalah “Permintaan Barang dan Jasa”.
d) Guru membagi siswa dalam kelompok yang sudah dibuat pada tahap
perencanaan.
e) Guru meminta siswa berkumpul dengan kelompok jigsaw atau kelompok
asal.
f) Guru menyiapkan media pembelajaran yang digunakan, media
pembelajaran yang guru gunakan adalah kartu soal berupa pertanyaan
yang berbeda untuk anggota kelompok dalam kelompok asal.
47
h) Guru membagikan kartu soal kepada anggota kelompok asal, adapun
pertanyaan dalam kartu soal tersebut adalah:
Jelaskan pengertian permintaan dan berikan contoh permintaan dalam
kehidupan sehari-hari !
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis permintaan menurut kemampuan daya
beli ?
Berikan contoh dari masing-masing permintaan menurut kemampuan daya beli yang kalian temukan dalam kehidupan sehari-hari !
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis permintaan menurut subjek
pendukung ?
Berikan contoh dari masing-masing permintaan menurut subjek
pendukung yang kalian temukan dalam kehidupan sehari-hari.
i) Guru meminta siswa berkumpul dengan kelompok lain yang mendapat
kartu soal yang sama untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah
ditugaskan oleh guru.
j) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, siswa berkumpul lagi
dengan kelompok asalnya masing-masing untuk saling menjelaskan.
k) Dilakukan presentasi yang dilakukan kelompok asal.
l) Meminta siswa untuk memberikan pertanyaan, masukan atau kritikan
kepada siswa yang sedang menampilkan hasil diskusinya.
m)Diakhir siklus, guru memberikan tes kepada semua siswa.
n) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran jigsaw.
2) Tahap Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus
I, adapun yang berbeda dari siklus I, adalah:
a) Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 15 Mei 2013.
b) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer
dengan format yang sama dengan siklus I.
c) Guru menjelaskan sedikit materi, materi yang digunakan pada siklus II
48
d) Pembentukan kelompok sama dengan siklus I .
e) Guru membagikan kartu soal kepada anggota kelompok asal, adapun
pertanyaan dalam kartu soal tersebut adalah:
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
2. Tingkat pendapatan
Berikan penjelasan dari masing-masing faktor tersebut menurut
pemahaman Anda !
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan:
1. Harga barang lain
2. Jumlah penduduk
Berikan penjelasan dari masing-masing faktor tersebut menurut
pemahaman Anda !
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan:
1. Selera
2. Harapan atau ekspetasi masyarakat
Berikan penjelasan dari masing-maisng faktor tersebut menurut
pemahaman Anda !
1. Jelaskan hukum permintaan !
2. Berikan contoh permintaan bawang merah, dibuat tabel yang sesuai
dengan hukum permintaan !
3. Buatlah kurva permintaan dari tabel dibawah ini !
KATEGORI HARGA DAGING
SAPI/KG (Rp)
JUMLAH PERMINTAAN DAGING SAPI /
49
3) Tahap Pelaksanaan Siklus III
Tahap pelaksanaan siklus III pun hampir sama dengan pelaksanaan pada
siklus sebelum-sebelumnya, adapun yang berbeda dari siklus III, adalah:
a) Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22 Mei 2013.
b) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer
masih dengan format yang sama dengan siklus sebelumnya.
c) Guru menjelaskan sedikit materi, materi yang digunakan pada siklus III
berbeda dengan siklus I maupun siklus II yaitu “Penawaran Barang dan Jasa”.
d) Pembentukan kelompok sama dengan siklus sebelumnya .
e) Guru membagikan kartu soal kepada anggota kelompok asal, adapun
pertanyaan dalam kartu soal tersebut adalah:
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud penawaran ?
2. Hal apa saja yang harus dipahami dari penawaran ?
Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
1. Biaya produksi
2. Harga barang lain
3. Teknologi yang digunakan
Coba jelaskan menurut pemahaman Anda dari ketiga faktor tersebut ! Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
1. Jumlah produsen
2. Ekspetasi atau perkiraan produsen terhadap kondisi ekonomi
Coba jelaskan menurut pemahaman Anda dari kedua faktor tersebut!
1. Jelaskan hukum penawaran ?
50
Buatlah kurva dari tabel dibawah ini !
KATEGORI HARGA BAWANG MERAH /Kg (Rp)
JUMLAH PENAWARAN BAWANG MERAH / (KUINTAL) A B C D E F G 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 50 45 40 35 30 25 20
c. Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan tahap perbaikan dari tindakan tiap siklus yang
dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada tiap
tindakan. Tahap ini juga dilakukan oleh guru mitra bersama peneliti. Jika terdapat
kekurangan, guru mitra akan memberikan masukan kepada peneliti kemudian
peneliti merencanakan atau merevisi untuk diterapkannya tindakan berikutnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012: 145).
Menurut Sanjaya (2011: 86), bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan
data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
Observasi ini merupakan instrumen utama sebagai proses pengamatan langsung.
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi
tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan observasi
pelaksanaan model pembelajaran jigsaw. Observasi tanggung jawab siswa
difokuskan pada tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dalam
kelompok kecilnya selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
51
maupun siswa selama proses pembelajaran. Dan pengamatan yang belum terdapat
pada pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan format pedoman observasi
fokus pada aktivitas guru, yaitu daftar cek atau checklist dan sekala deskriptif.
Daftar cek atau checklist merupakan suatu bentuk pedoman observasi yang terdiri
atas sejumlah pernyataan singkat, yang menggambarkan perilaku tertentu yang
ingin diketahui. Pada waktu pelaksanaan observasi, peneliti tinggal memberi
tanda cek (√) bila perilaku tersebut diperlihatkan oleh siswa yang diamati.
Sedangkan bentuk format observasi yang berfokus terhadap siswa yaitu, dengan
mengisi berapa jumlah siswa yang termasuk pada kategori-kategori baik, cukup
atau kurang. Adapun skala penilaian dalam diskusi kelompok menurut Komalasari
(2010: 159), yaitu kurang, cukup, baik serta setuju, ragu-ragu, tidak setuju.
Peneliti lebih memilih skala kurang, cukup, dan baik. Karena skala kurang, cukup,
baik dirasa cucok untuk penilaian observasi berfokus pada guru maupun siswa.
Adapun tabel format penilaian observasi, sebagai berikut.
ASPEK YANG DINILAI SKALA
K C B
Keterangan
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka maupun dengan melalui media-media
tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara bertanya kepada
guru IPS SMP Negeri 1 Bandung dan 5 orang siswa dari kelas VIII-12 mengenai
52
3. Studi Dokumentasi
Penggunaan studi dokumentasi dimaksudkan untuk memudahkan peneliti
dalam memperoleh data yang dibutuhkan karena dengan banyaknya kajian
dokumen yang berkaitan dengan guru, siswa maupun sekolah.
Dokumen-dokumen tersebut seperti, daftar hadir siswa, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), hasil test, lembar observasi, hasil wawancara, catatan lapangan,
daftar kelompok siswa, foto-foto selama proses pembelajaran, dan profil sekolah.
4. Tes
Tes digunakan berupa kuis kelompok ataupun individu yang fungsinya
untuk mengetahui tingkat tanggung jawab siswa setelah mempelajari materi IPS
dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw.
H. Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya mengalami kejenuhan. Dengan
pengamatan yang dilakukan terus menerus mengakibatkan variasi data yang
tinggi. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik
analisis data yang digunakan belum adanya pola yang jelas. Bogdan & Biklen
dalam Meleong (2005: 248) mendefinisikan analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
telah diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai terasa belum memuaskan,
53
dianggap kredibel. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 246),
mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh”. Aktifitas dalam analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data,
dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data
yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara mengklarifikasikan
sesuai masalah yang diteliti yakni meningkatkan tanggung jawab siswa melalui
model pembelajaran jigsaw. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi
adalah perkembangan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran IPS.
b. Penyajian Data
Penyajian data berupa teks naratif, matriks dan grafik yang tujuannya
untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun
secara jelas, singkat, terperinci, dan menyeluruh akan memudahkan dalam
memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam
penelitian ini lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil
penelitian yang diperoleh.
c. Menarik Kesimpulan atau verifikasi
Menarik kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan peneliti dimaksudkan
untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang
dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan
yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Namun, bisa juga
tidak dapat menjawab semua rumusan masalah karena rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
54
2. Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data dari hasil tes dan pedoman observasi dengan fokus
penelitian siswa kelas VIII-12 dan guru yang dilakukan pada setiap siklus diolah
dengan menggunakan perhitungan prosentasi. Perhitungan prosentasi tersebut
digunakan untuk melihat perbandingan hasil belajar yang diperoleh siswa selama
mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw
pada tiap siklus yang dilaksanakan.
Adapun cara penghitungan observasi aktivitas guru dan siswa pada setiap
tindakan, sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru
Presentasi Aktivitas Guru = Perolehan Skor x 100%
Seluruh Aktivitas
2. Aktivitas Siswa
Presentasi Aktivitas Siswa = Rata-rata x 100%
138
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti
kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada
siklus I, II, dan III pada pembelajaran IPS di kelas VIII-12 SMP Negeri I Bandung
mengenai “Penerapan Model Jigsaw untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa
dalam Pembelajaran IPS” peneliti mengambil kesimpulan.
A. Kesimpulan
1. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mengimplementasikan
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw
yaitu menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
skenario pembelajran sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran jigsaw. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan hanya sampai
tiga siklus, karena dalam siklus ketiga peneliti menganggap bahwa
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah mencapai tujuan
yang diharapkan antara perencanaan dengan hasil yang diinginkan
terdapat pengaruh positif terhadap proses pembelajaran dan kualitas
belajar siswa. Oleh karena itu, perencanaan sangat diperlukan dan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran agar menjadi terarah dan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan dari penerapan model pembelajaran jigsaw dalam
pembelajaran IPS telah mampu meningkatkan tanggung jawab siswa di
kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung, hal ini terlihat dari hasil setiap
siklusnya yang telah mengalami peningkatan, baik dari aspek model
pembelajaran jigsaw maupun aspek tanggung jawab siswa yaitu:
a) Meningkatnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas
139
b) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, yaitu
dilihat dari setiap siswa bisa menjelaskan materinya kepada temannya.
c) Meningkatnya hasil belajar siswa, yaitu dari hasil tes yang dilakukan
diakhir setiap siklus I, II, III. Dimana hasil tes tiap siklus selalu
meningkat, meskipun masih ada beberapa siswa yang nilai tesnya
tetap.
d) Meningkatnya respon siswa terhadap pembelajaran IPS. Hal ini
karena guru menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran
jigsaw.
3. Refleksi yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas
menggunakan model pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan tanggung
jawab siswa ini berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus
berikutnya. Adapun temuan-temuan ketika penelitian berlangsung dari
setiap siklus yang membutuhkan perbaikan adalah rencana pembelajaran,
pengelolaan kelas, keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus ke-III,
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas VIII-12 telah
mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari aspek pengamatan
model pembelajaran jigsaw dan aspek tanggung jawab siswa sudah lebih
baik dari kedua siklus sebelumnya.
4. Peningkatan tanggung jawab siswa dalam menerapkan model
pembelajaran jigsaw ini, dilihat dari setiap tindakan siklus mengalami
peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil tes yang dilakukan pada
140
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan
mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara
teoritis, maka ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Agar pelaksanaan model pembelajaran jigsaw lebih terlaksana
dengan baik maka diharapkan perlu perencanaan yang matang
dikarenakan pelaksanaan model pembelajaran jigsaw
membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. Proses pelaksanaan model pembelajaran jigsaw agar lebih menarik
diharapkan menggunakan media yang membuat siswa tidak merasa
bosan. Agar lebih menarik lagi, media yang digunakan bisa
berubah-ubah pada setiap tindakan siklusnya.
3. Pada kegiatan refleksi, harus direncanakan perbaikan sematang
mungkin dengan meminta masukan kepada observer agar pada
siklus selanjutnya mengalami perbaikan yang signifikan.
4. Agar proses pembelajaran jigsaw mengalami peningkatan yang
signifikan, diharapkan pada penelitian selanjutnya kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, maupun refleksi harus dilakukan dengan
baik.
5. Saran bagi sekolah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan model pembelajaran jigsaw ini terbukti dapat
meningkatkan tanggung jawab siswa. Maka dari itu, sekolah harus
lebih mendukung dengan cara memfasilitasi dan memperbaiki
fasilitas yang sudah ada sehingga guru lebih mudah saat mengajar
di kelas. Kemudian sekolah juga harus mendukung model
pembelajaran yang ada selama model pembelajaran tersebut
141
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah and Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitri, A.Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Hartinah, S. (2010). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refitka
Aditama.
Isjoni. (2012). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lickona, T. (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah
dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung
Jawab. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lie, A. (2004). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Meleong, J. Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muijs, D and Reynolds, D. (2008). Effective Teaching Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mu’in, F. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
142
Sanjaya, W. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sapriya, Nurdin, S. dan Susilawati. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung:
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.
Sharan, S. (2012). The Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran
dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas.
Yogyakarta: Familia.
Solihatin, E dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Sugiyono. (2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suradisastra, Djodjo, dkk. (1992). Modul Pendidikan IPS III. Jakarta:
DEPDIKBUD.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT.
Kencana.
Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action
Research] Teori Dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Wahab, AA. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Skripsi
Diana. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Bandung: Tidak diterbitkan.
Handayani, T. (2012). Upaya Meniz.ngkatkan Kerjasama Kelompok dan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
143
Romdiani, A.D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads
Together Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Pada
Pembelajaran Kewarganegaraan. Bandung: Tidak diterbitkan.
Internet
Farisi, Z. A. (2012). Pengertian Tanggung Jawab. [Online]. Tersedia: