• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS IV : Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi di SDN Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS IV : Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi di SDN Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indram"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi

di SDN Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Ade Irwan Sumantri 0803213

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi Di SDN Anjatan 1

Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)

Oleh

Ade Irwan Sumantri 0803213

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd NIP. 195009081981011001

Pembimbing II

Drs. Eded Tarmedi, M.Ed NIP. 195801051980021002

Mengetahui, Ketua Prodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Bumi Siliwangi

(3)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN IPS KELAS IV

Oleh

Ade Irwan Sumantri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ade Irwan Sumantri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi Di SDN Anjatan 1

Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)

Oleh

Ade Irwan Sumantri 0803213

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk menghilangkan asumsi kebanyakan dari peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang banyak menghafal dan menulis saja. Berdasarkan pada temuan peneliti di SDN Anjatan 1, nilai siswa pada mata pelajaran IPS khususnya dalam materi membaca peta lingkungan setempat provinsi/kota, disebabkan oleh cara penyampaian dan media yang digunakan oleh pendidik tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Anjatan 1 berjumlah 35 Siswa, terdiri 18 siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas selama dua siklus, setiap siklus ada dua kali pertemuan. Siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan spiral (memperluas). Dalam penelitian ini siswa akan lebih aktif dengan kelompok belajarnya. Setelah mengurai materi yang akan disampaikan, peneliti juga memilih kebutuhan media yang tepat untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar agar lebih membantu siswa. Dengan menggunakan pendekatan spiral siswa mengalami perbaikan nilai dari setiap siklus dan siswa memiliki nilai yang lebih baik dengan nilai siswa yang sebelumnya tidak menggunakan pendekatan spiral dalam materi membaca peta lingkungan setempat. Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan metode deskriptif kualitatif. Dalam pertemuan siklus I temuan dari observer nilai dari peneliti dan kegiatan peserta didik rendah sehingga prestasi belajar dari peserta didik kurang memuaskan, sebanyak 13 dari 35 siswa memliki nilai evaluasi dibawah KKM atau 63% saja tingkat ketuntasannya. Dalam pertemuan siklus II penilaian terhadap peneliti dan kegiatan peserta didik mengalami peningkatan, seiring peningkatan nilai tersebut prestasi belajar peserta didik juga mengalami peningkatan. Pada siklus II hanya tinggal 2 dari 35 siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sedangkan nilai kelompok pada pertemuan ini memiliki peningkatan. Penulis simpulkan bahwa pendekatan spiral dan ditunjang oleh media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kab/kota atau provinsi.

(5)

USE OF SPIRAL APPROACH TO IMPROVE

STUDENT ACHIEVEMENT IN LEARNING LESSONS IPS

(Classroom Action Research Highlights Reading Map Local Environmental District / City Province SDN Anjatan 1

Anjatan subdistricts of Indramayu district) by

Ade Irwan Sumantri 0803213

Abstract

This study was carried out to eliminate the assumption that most of the students considered that the social studies as a subject that a lot of memorizing and writing course . Based on the findings of researchers at SDN Anjatan 1 , the value of students in social studies reading materials , especially in the local environment map provinces / cities , caused by delivery method and media used by educators are not in accordance with the needs of learners . The subjects were students of SDN Anjatan IV Class 1 totaled 35 students , comprising 18 male students - male and 17 female students . The research method used was action research for two cycles , each cycle there are two meetings . The cycle consists of planning , implementation , and reflection . In this study, researchers used a spiral approach ( expand ) . In this study, students will be more active in their learning group . After decompose the material to be delivered , the researcher also choose the appropriate media needs to facilitate teaching and learning activities in order to better assist students . By using a spiral approach has improved students' scores for each cycle and the students have a better value with the value of students who previously did not use a spiral approach in the local environment map reading material . Data were analyzed and reflected the qualitative descriptive method . In the first cycle meeting the findings of the observer and the value of research activities so that learners low learning achievement of students is less satisfactory , as many as 13 of the 35 students possess the evaluation values below 63 % KKM or any level of thoroughness . In meeting the second cycle assessment of the research and activities of learners has increased , with increases in the value of the learning achievement of students also increased . In the second cycle only staying 2 of 35 students who have scored less than KKM while the value of the group at this meeting had an increase . Authors conclude that the spiral approach and supported by instructional media to improve student achievement in social studies on the local environment map reading material district / city or province.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………. ii

LEMBAR PERNYATAAN ………. iii

DAFTAR ISI ……….……. iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 10

C. Tujuan Penelitian ……….. 10

D. ManfaatPenelitian ……….. 10

E. Definisi Operasional ……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 12

A. Hakikat Pembelajaran IPS di SD ……… 12

B. Pendekatan Spiral ………. 14

C. Prestasi Belajar ……….. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 22

A. Metode penelitian ………. 22

B. Subjek Penelitian ……….. 28

C. Tempat Penelitian ……….. 28

D. Instrumen Penelitian ………. 29

E. Teknik pengumpulan dan analisis data ……… 30

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil tentang Penelitian Tindakan Kelas ……… 33

B. Pembahasan ……….. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ……….. 69

B. Saran ………. 69

DAFTAR PUSTAKA ……….. 71

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, karena pada

hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak dapat

memelihara dirinya sendiri. Beberapa pengertian tentang pendidikan menurut para

ahli :

Lavengeld (Saduloh dkk, 2007:3) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya.”

Henderson (Saduloh dkk,2007:5) mengemukakan bahwa “pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.”

Dari semua sudut pandang tentang pengertian pendidikan, maka disusunlah

UU untuk mengartikan secara nasional pengertian, tujuan, dan fungsi dari

pendidikan yang terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal

1 “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi yang dimilikinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan ,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga

pemerintahpun mengeluarkan peraturan wajib sekolah 9 tahun dengan landasan

pokok UUD 1945 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1) yang menyatakan bahwa “ Tiap –

tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran” dan merupakan perwujudan

amanat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di

Indonesia Program pendidikan wajib belajar 9 tahun telah dirintis dari tahun 1950

dalam UU nomor 4 tahun 1950 dan UU nomor 12 tahun 19504 telah ditetapkan

(8)

Perbaikan peningkatan proses, dan hasil pembelajaran diungkapkan oleh

Marks (pidarta: 1992:3) yang meyatakan bahwa :

Perbaikan situasi belajar – mengajar berhubungan erat dengan pengelolaan kelas yaitu suatu usaha untuk : (1) menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar para siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya secara maksimal; (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas; (3)mengoordinasi kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan; dan (4) meningkatkan moral kelas.

Namun dalam kenyatan yang ada pendidikan di Indonesia sampai saat ini

belum mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal, sehingga dilakukanlah

pembenahan – pembenahan diberbagai aspek penunjang keberhasilan pendidikan,

dianataranya kualitas guru, pengadaan sarana prasarana, dan hal-hal lain yang

tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan program pendidikan secara umum

Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi,

misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional

adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan

berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang

menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Maka, sudah seharusnya pendidikan dapat membuat peserta didik

mendapatkan pembelajaran yang dapat mengarahkan potensi yang dimilikinya

untuk bekal dalam kehidupannya kelak setelah mendapatkan pendidikan.

Dalam pendidikan dibentuk beberapa jalur dan jenjang yang diatur dalam UU

tentang sistem pendidikan nasional pasal 13 ayat 1 “jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, nonformal dan informal”, dan pasal 14 ayat 1 “jenjang

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi”.

Sekolah Dasar (SD) merupakan bentuk dari jenjang pendidikan dasar yang

(9)

madrasah ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah

pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan dasar merupakan landasan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang

selanjutnya, pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah

ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat kemudian melanjutkan ke jenjang

dasar berikutnya yaitu sekolah mengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam jenjang sekolah dasar peserta didik

akan menempuh pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai kelas VI.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan

metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditentukan. Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan

suatu bentuk evaluasi.

Dalam kurilum, pendidikan dasar memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal,

dan pengembangan diri. Dalam pasal 37 ayat 1 dijelaskan beberapa mata pelajaran

yang wajib ada di kurikulum pendidikan dasar dan menengah, salah satunya

adalah IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI

mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga

negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai.

Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi

warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

dunia yang cinta damai.

Peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat

(10)

bagi kehidupan peserta didik kelak, karena dalam mata pelajaran IPS bertujuan

untuk :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan.

Berdasarkan temuan dari observasi pada pembelajaran IPS kelas IV di SD

Negeri Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu didapatkan nilai

siswa pada materi membaca peta lingkungan setempat adalah sebagai berikut.

Tabel 1.a Data Awal Nilai Siswa

No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai

1 S-1 65 19 S-19 62

2 S-2 66 20 S-20 60

3 S-3 67 21 S-21 64

4 S-4 72 22 S-22 67

5 S-5 74 23 S-23 62

6 S-6 62 24 S-24 64

7 S-7 64 25 S-25 66

8 S-8 64 26 S-26 64

9 S-9 65 27 S-27 64

(11)

11 S-11 67 29 S-29 72

Dari data diatas dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, dan media yang dipakai. Semua itu bisa

dilihat pada hasil observasi proses pembelajaran pada table di bawah ini.

Tabel 1.b

Data Awal Penilaian RPP

No Indikator Kinerja

Guru Butir penilain Indikator Kinerja Guru

Hasil gambaran proses dan hasil yang dapat di capai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhannya

a. Bahan ajar disusun dari yang sederhana ke kompleks atau mudah ke sulit

b. Keluasan dan kedalaman bahan ajar disusun dengan

(12)

c. Bahan ajar di rancang sesuai dengan konteks kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

d. Bahan ajar dirancang dengan menggunakan sumber yang

a. Strategi pendekatan, dan metode pembelajaran relevan untuk

mencapa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan peserta didik

c. Strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik

d. Setiap tahapan pembelajaran diberi alokasi waktu secara proporsional

a. Sumber belajar / media

pembelajaran yang dipilih dapat

c. Sumber belajar / medai

(13)

Tabel 1.c

Data Awal Penilaian Proses Pembelajaran

Tahap materi dengan tujuan

pembelajaran

 Memanfaatkan media pembelajaran

 Menumbuhkan kecerian dan antusisasme siswa dalam

belajar serta dapat

menumbuhkan partisipasi

aktif siswa melalui interaksi

(14)

secara runtut dan dengan

alokasi waktu yang

direncanakan serta menguasi

kelas

Kegiatan

penutup

kesimpulan  Melakukan refleksi atau

membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

 Melakukan konfirmasi atau pembenaran dari hasil

refleksi

evaluasi  Melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan

atau tugas sebagai tolak ukur

Menutup

pelajaran

 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran

selanjutnya

Keterangan :

a) Skor 1 apabila hanya satu indikator yang terlaksanakan b) Skor 2 apabila ada dua indikator yang terlaksanakan c) Skor 3 apabila ada tiga indikator yang terlaksanakan d) Skor 4 apabila semua (4) indikator terpenuhi

Tabel 1.d

Data Awal Kegiatan Peserta Didik

No Aktifitas yang dinilai KB C B SB

1 Rasa ingin tahu siswa dalam KBM √

(15)

3 Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan √

4 Keberanian siswa mengemukakan pendapat √

Jumlah 5

Kriteria pengujian Kurang baik

Keterangan :

KB (Kurang Baik) : 1

C (Cukup) : 2

B (Baik) : 3

SB (sangat Baik) : 4

Dari data diatas proses pembelajaran cenderung masih monoton dan pendidik

tidak meruntut mata pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Materi

pembelajaran yang disampaikan langsung berasal dari satu sumber yaitu buku

pegangan guru tanpa melihat referensi lain. Dalam proses pembelajaran siswa

hanya melihat buku pegangan siswa yang jumlahnyapun tidak memnuhi jumlah

siwa, 1 buku ada yang untuk 3 sampai 4 siswa sehingga proses pembelajaran tidak

berjalan dengan baik.

Penulis menganilisis bahwa materi membaca peta lingkungan setempat

memerlukan beberapa tahapan untuk disampaikan, dimulai dari yang mudah ke

yang rumit dari yang sempit ke yang luas. Maka, penulis menggunakan

pendekatan spiral untuk membantu dalam penyampaian materi membaca peta

lingkungan setempat.

Pedoman pendekatan spiral digunakan pada setiap mata pelajaran untuk

mempermudah siswa menerima materi yang akan didapatkan, oleh karena itu

pendekatan spiral sangat diwajibkan agar proses pembelajaran dapat berjalan

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana didapatkan oleh

peneliti, maka rumusan permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah :

1. Apakah persiapan pembelajaran dengan pendekatan spiral akan efektif

pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Anjatan 1

2. Bagaimanakah proes pembelajaran dengan pendekatan spiral pada mata

pelajaran IPS di kelas IV SDN Anjatan 1

3. Bagaimanakah prestasi belajar siswa setelah menggunakan pendekatan

spiral dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Membaca Peta

Lingkungan Setempat (kabupaten/kota, provinsi) kelas IV?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Anjatan melalui pendekatan

spiral pada mata pelajaran IPS dalam materi membaca peta lingkungan setempat

di kelas IV. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan :

1. Tentang efektifitas perencanaan pembelajaran dengan pendekatan spiral

2. Tentang proses pembelajaran dengan pendekatan spiral dalam mata

pelajaran IPS.

3. Tetang peningkatan prestasi belajar siswa setelah pendekatan spiral

dalam mata pelajaran IPS di kelas IV pada pokok bahasan Membaca Peta

Lingkungan Setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan skala

sederhana.

D. Manfaat Penelitian

Penilian Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

Menambah wawasan dan teknik pembelajaran dengan pendekatan sebagai

pilihan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

(17)

Memberi masukan model – model pendekatan untuk pembelajaran untuk

pilihan guru saat melakukan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

efektifitas dan hasil belajar di SD. Sehingga dapat membuat daya tarik untuk

masyarakat di sekitar untuk menjadikan anaknya peserta didik di SDN Anjatan I.

E. Definisi Operasional

1. Pendekatan spiral

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendekatan spiral adalah

pendekatan yang memulai pembelajaran dari lingkungan yang dekat dan lebih

sempit menuju kepada lingkungan yang lebih jauh dan luas serta makin lama

makin mendalam sehingga materi pelajaran yang telah diberikan guru kepada

siswa benar-benar menjadi milik siswa dan tahan lama dalam benak anak, karena

adanya pengulangan materi dan memiliki kaitan yang logis antara materi pelajaran

yang telah diberikan sebelumnya dengan materi yang disajikan.

2. Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar adalah perubahan kemampuan siswa

dari hasil belajar (di rumah) ataupun kegiatan belajarnya (di sekolah) yang diukur

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas

(PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang

bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin selanjutnya

dikembangkan oleh ahli – ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin McTaggart,

John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian masalah secara sistematis. Kemudian hal tersebut dijadikan dasar kajian untuk mengatasi masalahnya itu sendiri. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap upaya dan perbaikan rencana tindakan selanjutnya (Iskandar 2011: 3)

Hopkins (Wiraatmadja, 2007:11) penelitian tindakan kelas (PTK) untuk

membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi

dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dan ilmu

pendidikan dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Kunandar, (2008) Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru atau bersama – sama dengan orang lain yang bertujuan untuk

memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya.

(http://marwanhamid.wordpress.com/2012/11/17/marwan/)

PTK merupakan suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh

peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan

keadilan praktik – praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik –

praktik tersebut ( Kemmis dan Taggart, 1998).

(19)

McNiff (Suharsimi, 2008: 106) menegaskan bahwa dasar utama bagi

dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk perbaikan,

tindakan-tindakan yang direncanakan merupakan fokus dari PTK dan juga

merupakantindakan alternatif yang direncanakan oleh guru. Tindakan-tindakan ini

diimplementasikan dan selanjutnya dievaluasi agar dapat diketahui bahwa

tindakan tersebut memang dapat memecahkan masalah yang sedang dialami oleh

guru.

(http://peteka-guru.blogspot.fr/2012/04/penelitian-tindakan-kleas-ptk.html)

Dalam penelitian ini di lakukan oleh peneliti terhadap masalah yang ditemui

dalam proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan partisipan

(observer) dengan melihat kondisi kelas untuk mencapai suatu tujuan yang lebih

baik.

Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses

pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru

yang menggunakan pendekataan spiral untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Arikunto dalam Iskandar (2011:3) ada beberapa syarat bagi seorang guru atau

dosen untuk melakukan Penelitian tindakan kelas (PTK) , sebagai berikut :

a. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus tertuju atau mengenai hal – hal yang terjadi didalam pembelajaran (bukan pembelaaran bisaa) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.

b. Penelitian tindakan kelas (PTK) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran

c. Penelitian tindakan kelas (PTK) oleh guru atau dosen (pendidik) menuntut dilakukan pengamatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi. Hasil pengamatan tersebut dijadikan landasan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti

d. Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya konsisten dengan rancangannya yang telah dibuat, dan masalah yang dikaji benar – benar masalah yang dihadapi guru atau dosen didalan proses pembelajaran e. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus dilakukan sekurang – kurangnya

(20)

f. Penelitian tindakan kelas (PTK) terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh memilih siswa dalam kelas, tetapi harus melakukan tindakan pada semua siswa dalam kelas tersebut g. Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya dimulai dengan masalah yang

sederhana, nyata dan tajam

h. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus benar – benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti terhadap sasaran tindakan, yaitu peserta didik yang sedang belajar

i. Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk membelajarkan guru, dosen atau pendidik lainnya, serta peserta didik agar meningkatkan kemauan dan kompetensi berfikir kritis, sistematis dan inovatif

j. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus menjadikan focus perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas proses dan hasil pembelajaran

2. Karakteristik PTK

Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis penelitian tindakan

kelas (PTK) memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan

dengan jenis penelitian yang lain. Penelitian tindakan kelas setidaknya memliki

karakteristik antara lain :

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya

c. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

d. Bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

Richart Winter dalam iskandar (2011:24) ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu :

a. Kritik Refeksi b. Kritik Dialektis c. Kolaboratif d. Resiko

e. Susunan Jamak

f. Internalisasi Teori dan Praktik

3. Jenis – jenis penelitian tindakan kelas (PTK)

Ada empat jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu : PTK diasnogtik;

PTK partisipan; PTK empiris; dan PTK eksperimental (Chein, Cook, dan

(21)

4. Tujuan

Suhardjono dalam Iskandar (2011:33) tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, memecahkan atau mengatasi msalah di kelas, mencari jawaban atau solusi ilmiah mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan, meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik (guru atau dosen), dan menumbuhkan budaya akademik.

Adapun lebih rincinya adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan demikian PTK merupakan salah satu cara yang strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.

b. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran pada kelasnya dan di sekolahnya sendiri. c. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan novasi pembelajaran kedalam sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya pembeharuan yang dilakukan pada umumnya.

5. Manfaat

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut beberapa ahli adalah

sebagai berikut :

a. Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain :

1) Inovasi pembelajaran

2) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas 3) Peningkatan profesionalisme guru

(http://zulfaidah-indriana.blogspot.fr/2013/07/manfaat-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html)

b. Sukayati (2008: 13) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terkait dengan pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain mencakup hal-hal berikut:

(22)

2) Pengembangan kurikulum ditingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik ditingkat kelas maupun sekolah.

3) Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.

(http://zulfaidah-indriana.blogspot.fr/2013/07/manfaat-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html)

Dari berbagai anggapan para ahli dapat disimpulkan bahwa manfaat dari PTK

adalah untuk mengetahui sebab dan menemukan jalan keluar agar kegiatan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga dapatmenemukan solusiuntuk

memcahkan masalah yang dihadapi di kelas dan dapat memperbaiki hasil belaar

siswa.

6. Model – model penelitian tindakan kelas

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat diterapkan

dalam dunia pendidikan, diantaranya : (a) model Kurt Lewin, (b) Model Kemmis

dan Mc Taggart, (c) Model John Elliot, dan (d) Model Dave Ebbut

Model penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah

model Kemmis dan Mc Taggart. Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt

Lewin dan dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart adalah komponen acting

dan dengan observing dijadikan menjadi suatu kesatuan. Kemmis & Mc.Taggart

(1988) pada kenyataannya kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan karena kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu

kesatuan waktu. Begitu berlangsungnya suatu kegiatan dilakukan, kegiatan

observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model Penelitian Tindakan

Kelas oleh Kemmis & Taggart seperti terdapat pada gambar 1.a.

(23)

Adapun tahapan prosedurnya, digambarkan seperti dibawah ini :

(gambar 1.a. siklus pelaksanaan kegiatan tindakan)

Model Kemmis & Taggart bila dicermati pada hakekatnya berupa perangkat –

perangkat atau untaian-untaian dengan suatu perangkat terdiri dari empat 4

komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untaian –

untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu siklus adalah

putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini terdiri dari

II siklus dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan.

Uraian tahapan tindakan setiap siklus, sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan

yang akan dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Tahapan Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti

(24)

c. Tahapan Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa

selama pembelajaran berlangsung.

d. Tahapan Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan

mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat

dilakukan revisi terhadap proses pembelajaran selanjutnya.

Berikut jadwal pelaksanaan tindakannya yang telah disusun oleh peneliti

berdasarkan jumlah siklus:

Tabel 3.a

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tindakan

KEGIATAN

TANGGAL PELAKSANAAN

Juni Juli Agustus - November Desember

Pengesahan Proposal

1. Pelaksanaan Siklus I Tindakan

2. Pelaksanaan Siklus II Tindakan

Penyusunan Draft Hasil Laporan Penelitian

Pembuatan laporan Skripsi

B. Subjek penelitian

Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas IV SDN Anjatan 1. Jumlah

siswa 35 siswa dengan perbandingan jumlah siswa perempuan 17 dan jumlah laki

– laki 18. Pertimbangan peneliti mengambil subyek penilitian tersebut karena melihat dari hasil evaluasi siswa kelas III (subyek penelitian yang naik kelas IV)

dan kelas IV sebelumnya memiliki nilai yang rendah dalam mata pelajaran IPS

pada materi pokok membaca peta.

C. Tempat Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Anjatan 1,

kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. Peneliti mengambil lokasi atau tempat

(25)

dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat

sesuai dengan profesi peneliti.

D. Instrumen Penelitian

1. Format wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden atau sumber data dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap

muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang

melengkapi kata-kata secara verbal.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan

peserta didik kelas V SDN Anjatan 1 untuk mendapatkan informasi masalah yang

dihadapi oleh kelas IV sebelumnya dan hasil observasi Kepala Sekolah di kelas

IV sebelumnya.

2. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Observasi dalam

penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama

proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis membutuhkan rekan sejawat yang

menjadi observer. Aspek-aspek yang diamati melalui observasi berupa:

- Proses pembelajaran berkesinambungan dengan RPP

- Keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

- Temuan lapangan yang dapat membantu untuk memperbaiki siklus

selanjutnya

3. Angket

Untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran dengan

pendekatan spiral.

4. Tes

Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa untuk mengukur perubahan

prestasi siswa tentang materi membaca peta lingkungan setempat dengan

(26)

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Langkah dalam teknik pengumpulan data adalah pengumpulan semua data

yang telah terkumpul berdasarkan dari instrumen penelitian diantaranya : hasil

Observasi, tes, wawancara, dan angket. Data-data tersebut diberi identitas

berdasarkan jenisnya sehingga memudahkan interpretasi data. Selanjutnya

melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data hasil pelaksanaan tindakan

kelas.

Adapun teknik pengumpilan data dapat diuraikan dalam bentuk table dibawah

ini :

Tabel 3.b

Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Data Alat Keterangan

1 Wawancara Pemikiran, konsep, dan pengalaman

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) analisis data dilakukan oleh peneliti

sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini tahap

analisis awal adalah untuk mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan (SD

Negeri Anjatan 1) utnuk merumuskannya sebagai latar belakang masalah.

Bodgan dan Taylor dalam Iskandar (2011:74) analisis data sebagai proses

yang mencari usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.

Gay dalam Iskandar (2011:74) analisis data dilakukan dengan menguji

kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain.

(27)

yang tidak dikenal oleh pembaca dan perlu dijelaskan, memo dan refleksi peneliti, rekaman video, kamera, gambar.

a. Analisis data Kualitatif

Miles dan Huberman dalam Iskandar (2011:74) analiss data kualtitatif tentang

mempergunakan kata – kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas

atau dideskripsikan.

Sugiyono dalam Iskandar (2011:74) analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun kedalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Untuk data kualitatif dalam laporannya berupa kata – kata atau kalimat yang

dirancang (disusun) oleh peneliti. Untuk analisis data kualitatif ini lebih berat

karena peneliti dituntut berfikir kreatif untuk menyusun kata – kata dari data –

data yng terkumpul dan menarik kesimpulan dari analisis data tersebut.

b. Analisis data Kuantitatif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskipriskan data dengan melihat

aspek rata – rata (mean), varian data, atau modus data dalam penelitian.

Yatim Riyanto dalam Musfiqon (2011:170) jenis analisis data dengan

menggunakan statistic deskriptif memiliki karakteristik seperti berikut : (1) table

distribusi frekuensi; (2) penyajian dalam bentuk grafik; (3) tendensi sentral (mean,

modus, median); (4) variabilitas.

Dalam analisis data kuantitatif instrument utamanya adalah rumus – rumus

statistic. Mengoperasi rumus – rumus statistik menjadi langkah utama dalam

analisis data kuantitaif berbeda dengan data kualitatif yang alat analisisnya adalah

peneliti itu sendiri.

1) Menghitung nilai proses pembelajaran

a) Penilian peneliti sebagai guru

Teknik untuk menghitung penilaian terhadap guru ada pada isntrumen

penelitian dimana kriterianya adalah sebagai berikut :

Jumlah point 3 s/d 5 = kurang baik

(28)

Jumlah point 9 s/d 11 = baik

Jumlah point 12 = sangat baik

b) Penilaian peserta didik

Penilaian kegiatan peserta didik saat proses kegiatan pembelajaran dengan

instrument. Dan kriterianya adalah sebagai berikut :

Jumlah point 4 s/d 7 = kurang baik

Jumlah point 8 s/d 11 = kurang

Jumlah point 12 s/d 15 = baik

Jumlah point 16 = sangat baik

2) Menghitung nilai rata – rata kelas, dengan rumus : X = ∑N

n

Keterangan :

∑N = Total nilai yang diperoleh siswa X = nilai rata – rata kelas

n = banyaknya siswa

3) Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa:

TB = ∑S≥71 x 100 %

n

Keterangan :

∑S≥71 = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari atau sama dengan 71 (KKM)

TB = Ketuntasan belajar siswa n = Banyaknya siswa

(29)

BAB V

Kesimpulan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terurai pada Bab IV, penulis menarik

beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas temuan permasalahan yang menjadi bahan

pertimbangan penelitian, berikut adalah kesimpulan yang di buat peneliti :

1. Sistematika perencanaan pembelajaran pendekatan spiral pada dasarnya sama

dengan perencanaan kegiatan belajar umumnya, tetapi pada pendekatan spiral

materi di petakan agar tersusun dari yang mudah ke yang sukar dari yang

sempit ke yang luas sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami

materi yang akan disampaikan.

2. Proses pembelajaran dengan pendekatan spiral jauh lebih baik dari kegiatan

belajar yang sebelumnya guru hanya mengandalkan buku peganga sebagai

pusat informasi. Ini terlihat dari keaktifan dan peningkatan prestasi peserta

didik.

3. Penerapan pendekatan spiral dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

terhadap materi pokok membaca peta lingkungan setempat. Prestasi belajar

siswa yang tuntas saat peneliti mengobserver sebesar 20 % (7 siswa) dari

jumlah siswa 35, dengan menggunakan pendekatan spiral prestasi belajar siswa

meningkat dari yang siklus 1 sebesar 63% (22 siswa) menjadi 91 %.(32 siswa)

di siklus 2. Bagi peneliti kenaikan prosentase prestasi sangat berarti untuk

menilai keberhasilan pendekatan spiral pada mata pelajaran IPS dalam materi

membaca peta lingkungan setempat.

B. Saran

(30)

1. Guru

Memanfaatkan pendekatan – pendekatan yang ada untuk membuat kegiatan proses pembelajaran lebih optimal. Dan menggunakan pendekatan spiral untuk

melaksanakan kegiatan proses pembelajaran mata pelajaran IPS dalam materi

membaca peta lingkungan setempat kabupaten/kota provinsi. Dan mengupayakan

untuk melaksanakan PTK dalam mata pelajaran lainnya untuk mendapatkan

jawaban dari masalah yang muncul. Karena setiap karakteristik peserta didik

berbeda.

2. Kepala sekolah

Sebagai panutan dan pimpinan di suatu lembaga sekolah, dengan jiwa

kepemimpinannya hendaknya dapat memfasilitasi guru di institusinya yang

berinisiatif untuk mengembangkan kreativitas dan profesionalismenya sebagai

guru dalam membuat media ataupun melaksanakan PTK. Mengusahakan lebih

sering melakukan observasi penilaian terhadap kinerja guru di kelas, sehingga

dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Hasil pengamatan kepala sekolah dapat di buka (sharing) dalam rapat anggota

sekolah agar dapat masukan dari berbagai sumber (guru) lainnya. Sehingga dengan

begitu, proses pembelajaran di sekolah benar-benar bisa dilaksanakan secara aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dapat memperbaiki hasil belajar

siswa sehingga sebagai nilai tambah untuk sekolah.

3. Perpustakaan

Dari laporan yang telah dibuat hendaknya dapat menjadi koleksi referensi

bagi perpustakaan. Dengan referensi laporan penelitian ini tentunya akan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah. (2011). Tujuan IPS di SD. [Online]. Tersedia:http://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/tujuan-ips-di-sd.html [25 Maret 2013]

Andriyani, Ruri. (2013). Tujuan Pembelajaran IPS di SD. [Online]. Tersedia:http://ruriandriyani.blogspot.com/2013_05_01_archive.html [25 Juni 2013]

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP Dharma Bhakti

Chazuka. (2010). Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://math-icecream.blogspot.com/2010/07/pendekatan-pembelajaran.html [02 Februari 2014]

Dahlan, MD. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, AA. (2011) Supervisi Pendidikan Dalam Pembangunan Proses Pengajaran. Bandung. Refika Aditama

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamid, Marwan. (2012). Peranan PTK dalam Peningkatan Kualitas Guru. [Online]. Tersedia:http://marwanhamid.wordpress.com/2012/11/17/marwan/ [02 April 2013]

Iskandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Gaung Persada Press Jakarta

Jacob, Azmi. (2011). Pendekatan Pengajaran Matematika. [Online]. Tersedia:

http://azmieyakob.blogspot.com/2011/09/pendekatan-pengajaran-matematika.html [29 Januari 2014]

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud

Lasmawan. (2010). Tujuan Pembelajaran IPS di SD. [Online] Tersedia:http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.html [25 Maret 2013]

(32)

Nadhnada. (2010). Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://nadhnada.wordpress.com/category/pendidikan/ [10 April 2013]

Sadulloh, Uyoh dkk. (2007). Pedagogik. Bandung. Cipta Utama

Salim, Habib. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia:http://peteka-guru.blogspot.fr/2012/04/penelitian-tindakan-kleas-ptk.html [13 Februari 2013]

Simanjuntak, Hakim. (2013). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://rgpnd.blogspot.com/2013/03/pengertian-prestasi-belajar.html [15 April 2013]

Sriyanto. (2010). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://pakguruian.com/uncategorized/pengertian-prestasi-belajar [10 April 2013]

Sudrajat, Akhmad.(2008).Penelitian Tindakan Kelas. [Online].

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [17 Januari 2013]

Susanto, Hadi. (2013). Implementasi teknik spiral dalam upaya meningkatkan

hasil belajar. [Online].

Tersedia:http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/06/07/implementasi-teknik-spiral-dalam-upaya-meningkatkan-hasil-dan-aktivitas-belajar/ [29 Januari 2014]

Wayan, AS.(2010). 8 Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: AZ-Zahra Books8

Zaif. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. [Online].

Tersedia:

http://buatptk.blogspot.fr/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-classroom.html [12 Februari 2013]

Gambar

Tabel 1.a Data Awal Nilai Siswa
Tabel 1.b Data Awal Penilaian RPP
Tabel 1.c Data Awal Penilaian Proses Pembelajaran
Tabel 1.d Data Awal Kegiatan Peserta Didik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi penjualan komputer pada distributor PRODATA COMP digunakan untuk menghasilkan data dari kegiatan jual beli dan memudahkan mencari data barang yang diperlukan. Dan

Sensor yang digunakan adalah “PING)))™ Ultrasonic Range Finder ”, buatan Parallax. Agar sensor ini dapat digunakan untuk mengukur jarak dibutuhkan sebuah

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

“Kalau untuk kondisi penglihatannya ya tentu saja kalau bagi mereka ya mempengaruhi ya, mungkin, mungkin, em…mungkin kalau sudah tahu mereka ini kurang dalam penglihatannya, ya

Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan seni sudah memenuhi syarat. Jumlah JKEM subbidang olahraga 150’’ Jumlah JKEM bidang seni dan

Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi penentuan penerima beasiswa berbasis web yang dapat digunakan oleh SMA Negeri Patikraja dalam pengambilan

ICRP merupakan organisasi internasional yang bekerja untuk memberikan rekomendasi dan pedoman mengenai proteksi terhadap risiko yang berkaitan dengan radiasi pengion dan risiko

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi ruptur perineum pada persalinan normal dan untuk mengetahui hubungan antara ruptur perineum dengan paritas,