PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS IV
(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi
di SDN Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Ade Irwan Sumantri 0803213
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi Di SDN Anjatan 1
Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)
Oleh
Ade Irwan Sumantri 0803213
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd NIP. 195009081981011001
Pembimbing II
Drs. Eded Tarmedi, M.Ed NIP. 195801051980021002
Mengetahui, Ketua Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Bumi Siliwangi
PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA DALAM MATA
PELAJARAN IPS KELAS IV
Oleh
Ade Irwan Sumantri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ade Irwan Sumantri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi Di SDN Anjatan 1
Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu)
Oleh
Ade Irwan Sumantri 0803213
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk menghilangkan asumsi kebanyakan dari peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang banyak menghafal dan menulis saja. Berdasarkan pada temuan peneliti di SDN Anjatan 1, nilai siswa pada mata pelajaran IPS khususnya dalam materi membaca peta lingkungan setempat provinsi/kota, disebabkan oleh cara penyampaian dan media yang digunakan oleh pendidik tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Anjatan 1 berjumlah 35 Siswa, terdiri 18 siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas selama dua siklus, setiap siklus ada dua kali pertemuan. Siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan spiral (memperluas). Dalam penelitian ini siswa akan lebih aktif dengan kelompok belajarnya. Setelah mengurai materi yang akan disampaikan, peneliti juga memilih kebutuhan media yang tepat untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar agar lebih membantu siswa. Dengan menggunakan pendekatan spiral siswa mengalami perbaikan nilai dari setiap siklus dan siswa memiliki nilai yang lebih baik dengan nilai siswa yang sebelumnya tidak menggunakan pendekatan spiral dalam materi membaca peta lingkungan setempat. Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan metode deskriptif kualitatif. Dalam pertemuan siklus I temuan dari observer nilai dari peneliti dan kegiatan peserta didik rendah sehingga prestasi belajar dari peserta didik kurang memuaskan, sebanyak 13 dari 35 siswa memliki nilai evaluasi dibawah KKM atau 63% saja tingkat ketuntasannya. Dalam pertemuan siklus II penilaian terhadap peneliti dan kegiatan peserta didik mengalami peningkatan, seiring peningkatan nilai tersebut prestasi belajar peserta didik juga mengalami peningkatan. Pada siklus II hanya tinggal 2 dari 35 siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sedangkan nilai kelompok pada pertemuan ini memiliki peningkatan. Penulis simpulkan bahwa pendekatan spiral dan ditunjang oleh media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat kab/kota atau provinsi.
USE OF SPIRAL APPROACH TO IMPROVE
STUDENT ACHIEVEMENT IN LEARNING LESSONS IPS
(Classroom Action Research Highlights Reading Map Local Environmental District / City Province SDN Anjatan 1
Anjatan subdistricts of Indramayu district) by
Ade Irwan Sumantri 0803213
Abstract
This study was carried out to eliminate the assumption that most of the students considered that the social studies as a subject that a lot of memorizing and writing course . Based on the findings of researchers at SDN Anjatan 1 , the value of students in social studies reading materials , especially in the local environment map provinces / cities , caused by delivery method and media used by educators are not in accordance with the needs of learners . The subjects were students of SDN Anjatan IV Class 1 totaled 35 students , comprising 18 male students - male and 17 female students . The research method used was action research for two cycles , each cycle there are two meetings . The cycle consists of planning , implementation , and reflection . In this study, researchers used a spiral approach ( expand ) . In this study, students will be more active in their learning group . After decompose the material to be delivered , the researcher also choose the appropriate media needs to facilitate teaching and learning activities in order to better assist students . By using a spiral approach has improved students' scores for each cycle and the students have a better value with the value of students who previously did not use a spiral approach in the local environment map reading material . Data were analyzed and reflected the qualitative descriptive method . In the first cycle meeting the findings of the observer and the value of research activities so that learners low learning achievement of students is less satisfactory , as many as 13 of the 35 students possess the evaluation values below 63 % KKM or any level of thoroughness . In meeting the second cycle assessment of the research and activities of learners has increased , with increases in the value of the learning achievement of students also increased . In the second cycle only staying 2 of 35 students who have scored less than KKM while the value of the group at this meeting had an increase . Authors conclude that the spiral approach and supported by instructional media to improve student achievement in social studies on the local environment map reading material district / city or province.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ………. ii
LEMBAR PERNYATAAN ………. iii
DAFTAR ISI ……….……. iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GRAFIK ... vi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ……… 10
C. Tujuan Penelitian ……….. 10
D. ManfaatPenelitian ……….. 10
E. Definisi Operasional ……… 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 12
A. Hakikat Pembelajaran IPS di SD ……… 12
B. Pendekatan Spiral ………. 14
C. Prestasi Belajar ……….. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 22
A. Metode penelitian ………. 22
B. Subjek Penelitian ……….. 28
C. Tempat Penelitian ……….. 28
D. Instrumen Penelitian ………. 29
E. Teknik pengumpulan dan analisis data ……… 30
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil tentang Penelitian Tindakan Kelas ……… 33
B. Pembahasan ……….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ……….. 69
B. Saran ………. 69
DAFTAR PUSTAKA ……….. 71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, karena pada
hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak dapat
memelihara dirinya sendiri. Beberapa pengertian tentang pendidikan menurut para
ahli :
Lavengeld (Saduloh dkk, 2007:3) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya.”
Henderson (Saduloh dkk,2007:5) mengemukakan bahwa “pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.”
Dari semua sudut pandang tentang pengertian pendidikan, maka disusunlah
UU untuk mengartikan secara nasional pengertian, tujuan, dan fungsi dari
pendidikan yang terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal
1 “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi yang dimilikinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan ,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga
pemerintahpun mengeluarkan peraturan wajib sekolah 9 tahun dengan landasan
pokok UUD 1945 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1) yang menyatakan bahwa “ Tiap –
tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran” dan merupakan perwujudan
amanat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di
Indonesia Program pendidikan wajib belajar 9 tahun telah dirintis dari tahun 1950
dalam UU nomor 4 tahun 1950 dan UU nomor 12 tahun 19504 telah ditetapkan
Perbaikan peningkatan proses, dan hasil pembelajaran diungkapkan oleh
Marks (pidarta: 1992:3) yang meyatakan bahwa :
Perbaikan situasi belajar – mengajar berhubungan erat dengan pengelolaan kelas yaitu suatu usaha untuk : (1) menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar para siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya secara maksimal; (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas; (3)mengoordinasi kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan; dan (4) meningkatkan moral kelas.
Namun dalam kenyatan yang ada pendidikan di Indonesia sampai saat ini
belum mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal, sehingga dilakukanlah
pembenahan – pembenahan diberbagai aspek penunjang keberhasilan pendidikan,
dianataranya kualitas guru, pengadaan sarana prasarana, dan hal-hal lain yang
tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan program pendidikan secara umum
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi,
misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional
adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Maka, sudah seharusnya pendidikan dapat membuat peserta didik
mendapatkan pembelajaran yang dapat mengarahkan potensi yang dimilikinya
untuk bekal dalam kehidupannya kelak setelah mendapatkan pendidikan.
Dalam pendidikan dibentuk beberapa jalur dan jenjang yang diatur dalam UU
tentang sistem pendidikan nasional pasal 13 ayat 1 “jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal dan informal”, dan pasal 14 ayat 1 “jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi”.
Sekolah Dasar (SD) merupakan bentuk dari jenjang pendidikan dasar yang
madrasah ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan dasar merupakan landasan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang
selanjutnya, pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat kemudian melanjutkan ke jenjang
dasar berikutnya yaitu sekolah mengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam jenjang sekolah dasar peserta didik
akan menempuh pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai kelas VI.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan
metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan. Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan
suatu bentuk evaluasi.
Dalam kurilum, pendidikan dasar memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal,
dan pengembangan diri. Dalam pasal 37 ayat 1 dijelaskan beberapa mata pelajaran
yang wajib ada di kurikulum pendidikan dasar dan menengah, salah satunya
adalah IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai.
Peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat
bagi kehidupan peserta didik kelak, karena dalam mata pelajaran IPS bertujuan
untuk :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.
Berdasarkan temuan dari observasi pada pembelajaran IPS kelas IV di SD
Negeri Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu didapatkan nilai
siswa pada materi membaca peta lingkungan setempat adalah sebagai berikut.
Tabel 1.a Data Awal Nilai Siswa
No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai
1 S-1 65 19 S-19 62
2 S-2 66 20 S-20 60
3 S-3 67 21 S-21 64
4 S-4 72 22 S-22 67
5 S-5 74 23 S-23 62
6 S-6 62 24 S-24 64
7 S-7 64 25 S-25 66
8 S-8 64 26 S-26 64
9 S-9 65 27 S-27 64
11 S-11 67 29 S-29 72
Dari data diatas dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, dan media yang dipakai. Semua itu bisa
dilihat pada hasil observasi proses pembelajaran pada table di bawah ini.
Tabel 1.b
Data Awal Penilaian RPP
No Indikator Kinerja
Guru Butir penilain Indikator Kinerja Guru
Hasil gambaran proses dan hasil yang dapat di capai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhannya
a. Bahan ajar disusun dari yang sederhana ke kompleks atau mudah ke sulit
b. Keluasan dan kedalaman bahan ajar disusun dengan
c. Bahan ajar di rancang sesuai dengan konteks kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
d. Bahan ajar dirancang dengan menggunakan sumber yang
a. Strategi pendekatan, dan metode pembelajaran relevan untuk
mencapa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan peserta didik
c. Strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik
d. Setiap tahapan pembelajaran diberi alokasi waktu secara proporsional
a. Sumber belajar / media
pembelajaran yang dipilih dapat
c. Sumber belajar / medai
Tabel 1.c
Data Awal Penilaian Proses Pembelajaran
Tahap materi dengan tujuan
pembelajaran
Memanfaatkan media pembelajaran
Menumbuhkan kecerian dan antusisasme siswa dalam
belajar serta dapat
menumbuhkan partisipasi
aktif siswa melalui interaksi
secara runtut dan dengan
alokasi waktu yang
direncanakan serta menguasi
kelas
Kegiatan
penutup
kesimpulan Melakukan refleksi atau
membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
Melakukan konfirmasi atau pembenaran dari hasil
refleksi
evaluasi Melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan
atau tugas sebagai tolak ukur
Menutup
pelajaran
Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran
selanjutnya
Keterangan :
a) Skor 1 apabila hanya satu indikator yang terlaksanakan b) Skor 2 apabila ada dua indikator yang terlaksanakan c) Skor 3 apabila ada tiga indikator yang terlaksanakan d) Skor 4 apabila semua (4) indikator terpenuhi
Tabel 1.d
Data Awal Kegiatan Peserta Didik
No Aktifitas yang dinilai KB C B SB
1 Rasa ingin tahu siswa dalam KBM √
3 Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan √
4 Keberanian siswa mengemukakan pendapat √
Jumlah 5
Kriteria pengujian Kurang baik
Keterangan :
KB (Kurang Baik) : 1
C (Cukup) : 2
B (Baik) : 3
SB (sangat Baik) : 4
Dari data diatas proses pembelajaran cenderung masih monoton dan pendidik
tidak meruntut mata pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Materi
pembelajaran yang disampaikan langsung berasal dari satu sumber yaitu buku
pegangan guru tanpa melihat referensi lain. Dalam proses pembelajaran siswa
hanya melihat buku pegangan siswa yang jumlahnyapun tidak memnuhi jumlah
siwa, 1 buku ada yang untuk 3 sampai 4 siswa sehingga proses pembelajaran tidak
berjalan dengan baik.
Penulis menganilisis bahwa materi membaca peta lingkungan setempat
memerlukan beberapa tahapan untuk disampaikan, dimulai dari yang mudah ke
yang rumit dari yang sempit ke yang luas. Maka, penulis menggunakan
pendekatan spiral untuk membantu dalam penyampaian materi membaca peta
lingkungan setempat.
Pedoman pendekatan spiral digunakan pada setiap mata pelajaran untuk
mempermudah siswa menerima materi yang akan didapatkan, oleh karena itu
pendekatan spiral sangat diwajibkan agar proses pembelajaran dapat berjalan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana didapatkan oleh
peneliti, maka rumusan permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1. Apakah persiapan pembelajaran dengan pendekatan spiral akan efektif
pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Anjatan 1
2. Bagaimanakah proes pembelajaran dengan pendekatan spiral pada mata
pelajaran IPS di kelas IV SDN Anjatan 1
3. Bagaimanakah prestasi belajar siswa setelah menggunakan pendekatan
spiral dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Membaca Peta
Lingkungan Setempat (kabupaten/kota, provinsi) kelas IV?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Anjatan melalui pendekatan
spiral pada mata pelajaran IPS dalam materi membaca peta lingkungan setempat
di kelas IV. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan :
1. Tentang efektifitas perencanaan pembelajaran dengan pendekatan spiral
2. Tentang proses pembelajaran dengan pendekatan spiral dalam mata
pelajaran IPS.
3. Tetang peningkatan prestasi belajar siswa setelah pendekatan spiral
dalam mata pelajaran IPS di kelas IV pada pokok bahasan Membaca Peta
Lingkungan Setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan skala
sederhana.
D. Manfaat Penelitian
Penilian Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Menambah wawasan dan teknik pembelajaran dengan pendekatan sebagai
pilihan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Memberi masukan model – model pendekatan untuk pembelajaran untuk
pilihan guru saat melakukan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
efektifitas dan hasil belajar di SD. Sehingga dapat membuat daya tarik untuk
masyarakat di sekitar untuk menjadikan anaknya peserta didik di SDN Anjatan I.
E. Definisi Operasional
1. Pendekatan spiral
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendekatan spiral adalah
pendekatan yang memulai pembelajaran dari lingkungan yang dekat dan lebih
sempit menuju kepada lingkungan yang lebih jauh dan luas serta makin lama
makin mendalam sehingga materi pelajaran yang telah diberikan guru kepada
siswa benar-benar menjadi milik siswa dan tahan lama dalam benak anak, karena
adanya pengulangan materi dan memiliki kaitan yang logis antara materi pelajaran
yang telah diberikan sebelumnya dengan materi yang disajikan.
2. Prestasi Belajar
Dalam penelitian ini prestasi belajar adalah perubahan kemampuan siswa
dari hasil belajar (di rumah) ataupun kegiatan belajarnya (di sekolah) yang diukur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas
(PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang
bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin selanjutnya
dikembangkan oleh ahli – ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin McTaggart,
John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian masalah secara sistematis. Kemudian hal tersebut dijadikan dasar kajian untuk mengatasi masalahnya itu sendiri. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap upaya dan perbaikan rencana tindakan selanjutnya (Iskandar 2011: 3)
Hopkins (Wiraatmadja, 2007:11) penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi
dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dan ilmu
pendidikan dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Kunandar, (2008) Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru atau bersama – sama dengan orang lain yang bertujuan untuk
memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya.
(http://marwanhamid.wordpress.com/2012/11/17/marwan/)
PTK merupakan suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktik – praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik –
praktik tersebut ( Kemmis dan Taggart, 1998).
McNiff (Suharsimi, 2008: 106) menegaskan bahwa dasar utama bagi
dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk perbaikan,
tindakan-tindakan yang direncanakan merupakan fokus dari PTK dan juga
merupakantindakan alternatif yang direncanakan oleh guru. Tindakan-tindakan ini
diimplementasikan dan selanjutnya dievaluasi agar dapat diketahui bahwa
tindakan tersebut memang dapat memecahkan masalah yang sedang dialami oleh
guru.
(http://peteka-guru.blogspot.fr/2012/04/penelitian-tindakan-kleas-ptk.html)
Dalam penelitian ini di lakukan oleh peneliti terhadap masalah yang ditemui
dalam proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan partisipan
(observer) dengan melihat kondisi kelas untuk mencapai suatu tujuan yang lebih
baik.
Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses
pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru
yang menggunakan pendekataan spiral untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Arikunto dalam Iskandar (2011:3) ada beberapa syarat bagi seorang guru atau
dosen untuk melakukan Penelitian tindakan kelas (PTK) , sebagai berikut :
a. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus tertuju atau mengenai hal – hal yang terjadi didalam pembelajaran (bukan pembelaaran bisaa) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.
b. Penelitian tindakan kelas (PTK) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran
c. Penelitian tindakan kelas (PTK) oleh guru atau dosen (pendidik) menuntut dilakukan pengamatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi. Hasil pengamatan tersebut dijadikan landasan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti
d. Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya konsisten dengan rancangannya yang telah dibuat, dan masalah yang dikaji benar – benar masalah yang dihadapi guru atau dosen didalan proses pembelajaran e. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus dilakukan sekurang – kurangnya
f. Penelitian tindakan kelas (PTK) terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh memilih siswa dalam kelas, tetapi harus melakukan tindakan pada semua siswa dalam kelas tersebut g. Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya dimulai dengan masalah yang
sederhana, nyata dan tajam
h. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus benar – benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti terhadap sasaran tindakan, yaitu peserta didik yang sedang belajar
i. Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk membelajarkan guru, dosen atau pendidik lainnya, serta peserta didik agar meningkatkan kemauan dan kompetensi berfikir kritis, sistematis dan inovatif
j. Penelitian tindakan kelas (PTK) harus menjadikan focus perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas proses dan hasil pembelajaran
2. Karakteristik PTK
Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis penelitian tindakan
kelas (PTK) memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan
dengan jenis penelitian yang lain. Penelitian tindakan kelas setidaknya memliki
karakteristik antara lain :
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya
c. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
d. Bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Richart Winter dalam iskandar (2011:24) ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu :
a. Kritik Refeksi b. Kritik Dialektis c. Kolaboratif d. Resiko
e. Susunan Jamak
f. Internalisasi Teori dan Praktik
3. Jenis – jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
Ada empat jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu : PTK diasnogtik;
PTK partisipan; PTK empiris; dan PTK eksperimental (Chein, Cook, dan
4. Tujuan
Suhardjono dalam Iskandar (2011:33) tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, memecahkan atau mengatasi msalah di kelas, mencari jawaban atau solusi ilmiah mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan, meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik (guru atau dosen), dan menumbuhkan budaya akademik.
Adapun lebih rincinya adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan demikian PTK merupakan salah satu cara yang strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.
b. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran pada kelasnya dan di sekolahnya sendiri. c. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan novasi pembelajaran kedalam sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya pembeharuan yang dilakukan pada umumnya.
5. Manfaat
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
a. Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain :
1) Inovasi pembelajaran
2) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas 3) Peningkatan profesionalisme guru
(http://zulfaidah-indriana.blogspot.fr/2013/07/manfaat-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html)
b. Sukayati (2008: 13) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terkait dengan pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain mencakup hal-hal berikut:
2) Pengembangan kurikulum ditingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik ditingkat kelas maupun sekolah.
3) Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.
(http://zulfaidah-indriana.blogspot.fr/2013/07/manfaat-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html)
Dari berbagai anggapan para ahli dapat disimpulkan bahwa manfaat dari PTK
adalah untuk mengetahui sebab dan menemukan jalan keluar agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga dapatmenemukan solusiuntuk
memcahkan masalah yang dihadapi di kelas dan dapat memperbaiki hasil belaar
siswa.
6. Model – model penelitian tindakan kelas
Ada beberapa model penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat diterapkan
dalam dunia pendidikan, diantaranya : (a) model Kurt Lewin, (b) Model Kemmis
dan Mc Taggart, (c) Model John Elliot, dan (d) Model Dave Ebbut
Model penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah
model Kemmis dan Mc Taggart. Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin dan dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart adalah komponen acting
dan dengan observing dijadikan menjadi suatu kesatuan. Kemmis & Mc.Taggart
(1988) pada kenyataannya kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan karena kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu. Begitu berlangsungnya suatu kegiatan dilakukan, kegiatan
observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model Penelitian Tindakan
Kelas oleh Kemmis & Taggart seperti terdapat pada gambar 1.a.
Adapun tahapan prosedurnya, digambarkan seperti dibawah ini :
(gambar 1.a. siklus pelaksanaan kegiatan tindakan)
Model Kemmis & Taggart bila dicermati pada hakekatnya berupa perangkat –
perangkat atau untaian-untaian dengan suatu perangkat terdiri dari empat 4
komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untaian –
untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu siklus adalah
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini terdiri dari
II siklus dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan.
Uraian tahapan tindakan setiap siklus, sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan
yang akan dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Tahapan Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti
c. Tahapan Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa
selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahapan Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan
mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat
dilakukan revisi terhadap proses pembelajaran selanjutnya.
Berikut jadwal pelaksanaan tindakannya yang telah disusun oleh peneliti
berdasarkan jumlah siklus:
Tabel 3.a
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
KEGIATAN
TANGGAL PELAKSANAAN
Juni Juli Agustus - November Desember
Pengesahan Proposal
1. Pelaksanaan Siklus I Tindakan
2. Pelaksanaan Siklus II Tindakan
Penyusunan Draft Hasil Laporan Penelitian
Pembuatan laporan Skripsi
B. Subjek penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas IV SDN Anjatan 1. Jumlah
siswa 35 siswa dengan perbandingan jumlah siswa perempuan 17 dan jumlah laki
– laki 18. Pertimbangan peneliti mengambil subyek penilitian tersebut karena melihat dari hasil evaluasi siswa kelas III (subyek penelitian yang naik kelas IV)
dan kelas IV sebelumnya memiliki nilai yang rendah dalam mata pelajaran IPS
pada materi pokok membaca peta.
C. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Anjatan 1,
kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. Peneliti mengambil lokasi atau tempat
dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat
sesuai dengan profesi peneliti.
D. Instrumen Penelitian
1. Format wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden atau sumber data dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap
muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan
peserta didik kelas V SDN Anjatan 1 untuk mendapatkan informasi masalah yang
dihadapi oleh kelas IV sebelumnya dan hasil observasi Kepala Sekolah di kelas
IV sebelumnya.
2. Lembar Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Observasi dalam
penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama
proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis membutuhkan rekan sejawat yang
menjadi observer. Aspek-aspek yang diamati melalui observasi berupa:
- Proses pembelajaran berkesinambungan dengan RPP
- Keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan
- Temuan lapangan yang dapat membantu untuk memperbaiki siklus
selanjutnya
3. Angket
Untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan spiral.
4. Tes
Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa untuk mengukur perubahan
prestasi siswa tentang materi membaca peta lingkungan setempat dengan
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah dalam teknik pengumpulan data adalah pengumpulan semua data
yang telah terkumpul berdasarkan dari instrumen penelitian diantaranya : hasil
Observasi, tes, wawancara, dan angket. Data-data tersebut diberi identitas
berdasarkan jenisnya sehingga memudahkan interpretasi data. Selanjutnya
melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data hasil pelaksanaan tindakan
kelas.
Adapun teknik pengumpilan data dapat diuraikan dalam bentuk table dibawah
ini :
Tabel 3.b
Teknik Pengumpulan Data
No Teknik Data Alat Keterangan
1 Wawancara Pemikiran, konsep, dan pengalaman
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) analisis data dilakukan oleh peneliti
sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini tahap
analisis awal adalah untuk mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan (SD
Negeri Anjatan 1) utnuk merumuskannya sebagai latar belakang masalah.
Bodgan dan Taylor dalam Iskandar (2011:74) analisis data sebagai proses
yang mencari usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.
Gay dalam Iskandar (2011:74) analisis data dilakukan dengan menguji
kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain.
yang tidak dikenal oleh pembaca dan perlu dijelaskan, memo dan refleksi peneliti, rekaman video, kamera, gambar.
a. Analisis data Kualitatif
Miles dan Huberman dalam Iskandar (2011:74) analiss data kualtitatif tentang
mempergunakan kata – kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas
atau dideskripsikan.
Sugiyono dalam Iskandar (2011:74) analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun kedalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk data kualitatif dalam laporannya berupa kata – kata atau kalimat yang
dirancang (disusun) oleh peneliti. Untuk analisis data kualitatif ini lebih berat
karena peneliti dituntut berfikir kreatif untuk menyusun kata – kata dari data –
data yng terkumpul dan menarik kesimpulan dari analisis data tersebut.
b. Analisis data Kuantitatif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskipriskan data dengan melihat
aspek rata – rata (mean), varian data, atau modus data dalam penelitian.
Yatim Riyanto dalam Musfiqon (2011:170) jenis analisis data dengan
menggunakan statistic deskriptif memiliki karakteristik seperti berikut : (1) table
distribusi frekuensi; (2) penyajian dalam bentuk grafik; (3) tendensi sentral (mean,
modus, median); (4) variabilitas.
Dalam analisis data kuantitatif instrument utamanya adalah rumus – rumus
statistic. Mengoperasi rumus – rumus statistik menjadi langkah utama dalam
analisis data kuantitaif berbeda dengan data kualitatif yang alat analisisnya adalah
peneliti itu sendiri.
1) Menghitung nilai proses pembelajaran
a) Penilian peneliti sebagai guru
Teknik untuk menghitung penilaian terhadap guru ada pada isntrumen
penelitian dimana kriterianya adalah sebagai berikut :
Jumlah point 3 s/d 5 = kurang baik
Jumlah point 9 s/d 11 = baik
Jumlah point 12 = sangat baik
b) Penilaian peserta didik
Penilaian kegiatan peserta didik saat proses kegiatan pembelajaran dengan
instrument. Dan kriterianya adalah sebagai berikut :
Jumlah point 4 s/d 7 = kurang baik
Jumlah point 8 s/d 11 = kurang
Jumlah point 12 s/d 15 = baik
Jumlah point 16 = sangat baik
2) Menghitung nilai rata – rata kelas, dengan rumus : X = ∑N
n
Keterangan :
∑N = Total nilai yang diperoleh siswa X = nilai rata – rata kelas
n = banyaknya siswa
3) Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa:
TB = ∑S≥71 x 100 %
n
Keterangan :
∑S≥71 = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar dari atau sama dengan 71 (KKM)
TB = Ketuntasan belajar siswa n = Banyaknya siswa
BAB V
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terurai pada Bab IV, penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas temuan permasalahan yang menjadi bahan
pertimbangan penelitian, berikut adalah kesimpulan yang di buat peneliti :
1. Sistematika perencanaan pembelajaran pendekatan spiral pada dasarnya sama
dengan perencanaan kegiatan belajar umumnya, tetapi pada pendekatan spiral
materi di petakan agar tersusun dari yang mudah ke yang sukar dari yang
sempit ke yang luas sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami
materi yang akan disampaikan.
2. Proses pembelajaran dengan pendekatan spiral jauh lebih baik dari kegiatan
belajar yang sebelumnya guru hanya mengandalkan buku peganga sebagai
pusat informasi. Ini terlihat dari keaktifan dan peningkatan prestasi peserta
didik.
3. Penerapan pendekatan spiral dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap materi pokok membaca peta lingkungan setempat. Prestasi belajar
siswa yang tuntas saat peneliti mengobserver sebesar 20 % (7 siswa) dari
jumlah siswa 35, dengan menggunakan pendekatan spiral prestasi belajar siswa
meningkat dari yang siklus 1 sebesar 63% (22 siswa) menjadi 91 %.(32 siswa)
di siklus 2. Bagi peneliti kenaikan prosentase prestasi sangat berarti untuk
menilai keberhasilan pendekatan spiral pada mata pelajaran IPS dalam materi
membaca peta lingkungan setempat.
B. Saran
1. Guru
Memanfaatkan pendekatan – pendekatan yang ada untuk membuat kegiatan proses pembelajaran lebih optimal. Dan menggunakan pendekatan spiral untuk
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran mata pelajaran IPS dalam materi
membaca peta lingkungan setempat kabupaten/kota provinsi. Dan mengupayakan
untuk melaksanakan PTK dalam mata pelajaran lainnya untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang muncul. Karena setiap karakteristik peserta didik
berbeda.
2. Kepala sekolah
Sebagai panutan dan pimpinan di suatu lembaga sekolah, dengan jiwa
kepemimpinannya hendaknya dapat memfasilitasi guru di institusinya yang
berinisiatif untuk mengembangkan kreativitas dan profesionalismenya sebagai
guru dalam membuat media ataupun melaksanakan PTK. Mengusahakan lebih
sering melakukan observasi penilaian terhadap kinerja guru di kelas, sehingga
dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Hasil pengamatan kepala sekolah dapat di buka (sharing) dalam rapat anggota
sekolah agar dapat masukan dari berbagai sumber (guru) lainnya. Sehingga dengan
begitu, proses pembelajaran di sekolah benar-benar bisa dilaksanakan secara aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dapat memperbaiki hasil belajar
siswa sehingga sebagai nilai tambah untuk sekolah.
3. Perpustakaan
Dari laporan yang telah dibuat hendaknya dapat menjadi koleksi referensi
bagi perpustakaan. Dengan referensi laporan penelitian ini tentunya akan
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah. (2011). Tujuan IPS di SD. [Online]. Tersedia:http://gudangilmuabdi.blogspot.com/2011/03/tujuan-ips-di-sd.html [25 Maret 2013]
Andriyani, Ruri. (2013). Tujuan Pembelajaran IPS di SD. [Online]. Tersedia:http://ruriandriyani.blogspot.com/2013_05_01_archive.html [25 Juni 2013]
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP Dharma Bhakti
Chazuka. (2010). Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://math-icecream.blogspot.com/2010/07/pendekatan-pembelajaran.html [02 Februari 2014]
Dahlan, MD. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, AA. (2011) Supervisi Pendidikan Dalam Pembangunan Proses Pengajaran. Bandung. Refika Aditama
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, Marwan. (2012). Peranan PTK dalam Peningkatan Kualitas Guru. [Online]. Tersedia:http://marwanhamid.wordpress.com/2012/11/17/marwan/ [02 April 2013]
Iskandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Gaung Persada Press Jakarta
Jacob, Azmi. (2011). Pendekatan Pengajaran Matematika. [Online]. Tersedia:
http://azmieyakob.blogspot.com/2011/09/pendekatan-pengajaran-matematika.html [29 Januari 2014]
Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud
Lasmawan. (2010). Tujuan Pembelajaran IPS di SD. [Online] Tersedia:http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.html [25 Maret 2013]
Nadhnada. (2010). Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://nadhnada.wordpress.com/category/pendidikan/ [10 April 2013]
Sadulloh, Uyoh dkk. (2007). Pedagogik. Bandung. Cipta Utama
Salim, Habib. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia:http://peteka-guru.blogspot.fr/2012/04/penelitian-tindakan-kleas-ptk.html [13 Februari 2013]
Simanjuntak, Hakim. (2013). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://rgpnd.blogspot.com/2013/03/pengertian-prestasi-belajar.html [15 April 2013]
Sriyanto. (2010). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://pakguruian.com/uncategorized/pengertian-prestasi-belajar [10 April 2013]
Sudrajat, Akhmad.(2008).Penelitian Tindakan Kelas. [Online].
Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [17 Januari 2013]
Susanto, Hadi. (2013). Implementasi teknik spiral dalam upaya meningkatkan
hasil belajar. [Online].
Tersedia:http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/06/07/implementasi-teknik-spiral-dalam-upaya-meningkatkan-hasil-dan-aktivitas-belajar/ [29 Januari 2014]
Wayan, AS.(2010). 8 Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: AZ-Zahra Books8
Zaif. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. [Online].
Tersedia:
http://buatptk.blogspot.fr/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-classroom.html [12 Februari 2013]