PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, NILAI-NILAI SOSIAL, PERTIMBANGAN PASAR KERJA, DAN PERSONALITAS PADA PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK
Ni Komang Putri Sari Talamaosandi, Made Gede Wirakusuma 1-26
ANALISIS PENGUNGKAPAN DAN DAMPAK PENERAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI HOTEL THE WESTIN RESORT NUSA DUA
Anak Agung Ngurah Krisna Permana Umawan, I G A M Asri Dwija Putri 27-50
ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT KESEHATAN BANK ANTARA CAMELS DAN RGEC PT. BANK BPD BALI TAHUN 2012-2014
Ida Bagus Brahmananda, I.D.G Dharma Suputra 51-80
PENGARUH BEBAN KERJA, KEPUASAN KERJA, SELF EFFICACY DAN TIME BUDGET PRESSURE PADA KINERJA AUDITOR
Kadek Ricky Ardie Suprapta, Putu Ery Setiawan 81-108
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Nanang Bayudi, Ni Gusti Putu Wirawati 109-136
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA KUALITAS LABA
Gahani Purnama Wati, I Wayan Putra 137-167
I Gusti Ngurah Indra Pramaswaradana, Ida Bagus Putra Astika 168-194
PENGALAMAN AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE DAN KOMPLEKSITAS AUDIT PADA KUALITAS AUDIT
Putu Karina Riyandari, I Dewa Nyoman Badera 195-222
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN ASIMETRI INFORMASI PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Dody Cipta Saputra, I Nyoman Wijana Asmara Putra 223-250
PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME DAN GENDER PADA PERTIMBANGAN MATERIALITAS DAN IMPLIKASINYA PADA KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR
Ni Gusti Ayu Ratih Ary Winadi, I Made Mertha 251-279
GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN PADA
KESENJANGAN ANGGARAN
Widya Prawita, I Wayan Pradnyantha Wirasedana 280-310
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Ida Ayu Widyawati, Maria M. Ratna Sari311-336
Putri Setyastrini, I Gde Ary Wirajaya 337-366
PENGARUH LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
Anak Agung Puteri Kusuma Dewi, I Made Pande Dwiana Putra 367-391
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN
PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS, SANKSI ADMINISTRASI PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN
Ni Kadek Okta Yasi Katini, Ketut Alit Suardana 392-420
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN BUDAYA TRI HITA KARANA PADA KINERJA KEUANGAN
I Made Bhaskara Sastra, Ni Made Adi Erawati 421-451
JUMLAH PENDUDUK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH
KEMANDIRIAN KEUANGAN DAN LEVEL OF CAPITAL OUTLAY TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
Dwi Indri Mutia Mahayani, . Gayatri 452-478
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, MANAJERIAL, FREE CASH FLOW PADA NILAI PERUSAHAAN DENGAN VARIABEL INTERVENING KEBIJAKAN HUTANG
Ni Made Dwi Safitri Sadia, I Ketut Sujana 479-507
Luh Kadek Githa Bella, I.G.N Agung Suaryana 508-535
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL PADA IPM DENGAN VARIABEL PEMODERASI DANA ALOKASI UMUM
Putu Milan Pradnyantari, Anak Agung Ngurah Bagus Dwirandra 536-564
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN LABA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN ASET LPD DI
KABUPATEN GIANYAR
Ni Made Jeny Lestari Dewi, I Wayan Suartana 565-592
PENEKANAN ANGGARAN SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN ASIMETRI INFORMASI PADA SENJANGAN ANGGARAN
Ni Made Lamita Sari, I Dewa Nyoman Wiratmaja 593-622
INTERNAL LOCUS OF CONTROL MEMODERASI COMPUTER
ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE PADA KEAHLIAN APLIKASI KOMPUTER AKUNTANSI
Ni Komang Urip Krisna Dewi, Gede Juliarsa 623-653
PENGARUH ETIKA PROFESI, EFIKASI DIRI, KECERDASAN SPIRITUAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR
I Gusti Ayu Puspita Dewi, Agus Indra Tenaya 654-682
Made Rara Virginia Nirmala, Made Yeni Latrini 683-711
PENGARUH TEKANAN KETAATAN, INDEPENDENSI, PENGALAMAN KERJA, LOCUS OF CONTROL TERHADAP AUDIT JUDGMENT DI KAP BALI
Kadek Upawita Candra Pertiwi, Ketut Budiartha 712-740
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Ira Kusumawardani, I Putu Sudana 741-770
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, AUDITOR
SWITCHING, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA AUDIT DELAY
A A Gede Wiryakriyana, Ni Luh Sari Widhiyani 771-798
REAKSI PASAR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN TAX AMNESTY PADA SAAT PENGUMUMAN DAN AKHIR PERIODE I
Putu Diah Aryastuti Sanjiwani, I Ketut Jati 799-826
ANALISIS TINGKAT KEMAHALAN HARGA, RETURN SAHAM, EPS DAN LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP KEPUTUSAN STOCK SPLIT
Ni Putu Pradnyamitha Devy Handayani, Gerianta Wirawan Yasa 827-854
280 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN PADA KESENJANGAN ANGGARAN
Widya Prawita1
I Wayan Pradnyantha Wirasedana2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: widyaprawita@yahoo.com/ +6281238922655
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia ABSTRAK
Anggaran merupakanapernyataanamengenai estimasi kinerja yang inginadicapai dalam periodeawaktu tertentu yang dinyatakan dengan ukuranafinansial.
Penelitianaini bertujuan untuk memberikanabukti empirisapengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran dengan gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi sebagai pemoderasi. Penelitianaini dilakukan di Dinas Perkebunan Provinsi Bali. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 32 orang menggunakan metode probably sampling dengan teknik judgement sampling. Pengumpulanidataadilakukan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisisimenggunakan regresialinier berganda. Berdasarkan hasilianalisis ditemukan bahwa variabel partisipasi anggaran berpengaruh positif pada kesenjangan anggaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan tingkat partisipasi yang semakin tinggi maka bawahan diberikan kesempatan menciptakan sendiri standar untuk menilai kinerja mereka dan akan adanya kecendrungan untuk menggunakan kelebihan dari pengetahuan yang dimiliki untuk menciptakan senjangan. Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran. Komitmen organisasi memperlemah pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran.
Kata kunci: partisipasi anggaran, kesenjangan anggaran, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi.
ABSTRACT
Budget is a statement regarding the estimation of the performance to be achieved during certain period of time stated in the financial measures. The purpose of this study are determine the effect of budget participation to budget slack with leadership style and organizational commitment as a moderating variable. This study was conducted at the Plantation Office of Bali Province. Samples were obtained by 32 people using probably sampling with judgment sampling techniques. Data collected through questionnaires. Data analysis technique is moderated regression analysis.
Based on the analysis found that budgetary participation variable positive influence on budgetary slack. These results indicate that the higher participation will given the opportunity to create their own standards to judge their performance, and will have tendency to use their knowledge to create slack. Leadership style strengthen the influence of budgetary participation on budgetary slack. Organizational commitment weaken the influence of budgetary participation on budgetary slack.
Keywords: budget participation, budgetary slack, leadership style, organizational commitment
281 PENDAHULUAN
Asas desentralisasi mulai dianut oleh Indonesia sejak awal erareformasi yang memberikan kebebasanadan keleluasaan kepadaaPemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentangaPemerintah Daerah, menyebutkan Otonomi Daerah adalah hak,awewenang, danakewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturanaperundang-undangan. Setiap organisasibaik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mutlak untuk menyusun rencana-rencana yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan tugasnya.Dalam menjalankan tugas tersebut pemerintah merumuskan berbagaiwkebijakan yang dituangkan dalam bentuk anggaran. Anggaranmerupakan rencana tertulis mengenai kegiatan dalam suatu organisasi untuk jangkaawaktu tertentuwyang dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan uang. Dalam sektorapublik anggaran dikaitkan dengan penentuan dari jumlahaalokasi dana untukatiap aktivitas dan programidalam satuanamoneter yang menggunakan danaamilikirakyat. Adanya pengalokasian dana dari masyarakatinilah yang menjadikan anggaran sektor publik dan anggaran sektor swasta berbeda. Anggaran dalam pemerintahan berperan untuk menilai kinerja pemerintahan yaitu seberapa besar kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas dan urusan pemerintahan yang menjadi wewenangnya dan apa saja faktor- faktor yang mempengaruhinya. Fokus dari tujuan penyusunan anggaran dalampemerintahan ditujukan untuk kesejahteraanamasyarakat, bukanaditujukan
282 untuk kepentinganapribadi ataupun golongan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku manusia yangwmembuat danwmelaksanakan anggaran merupakan aspek yang perlu diperhatikan.
Anggaran yang dibuat dapat dipengaruhi oleh aspek perilaku manusia, begitu juga sebaliknya pembuat dan pelaksana anggaran tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya anggaran. Maka dari itu perilaku manusia yang berhubungan dengan anggaran harus lebih diperhatikan. Menurut Omposungu dan Bawono (2006) dahulu penganggaran dilakukan dengan system topdown, dimana atasan atau pemegang kuasa anggaran telah menetapkan rencana dan jumlah anggaran sehinggaapelaksana anggaraniatau bawahan hanya tinggal melakukanaapa yangatelahidisusun. Hal ini tentu akan mempersulit pelaksana anggaran untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu dalam penyusunanwanggaran diperlukan keterlibatan semua tingkatan organisasi mulai dariimanajemenitingkat atas sampai denganamanajemenatingkat bawah.
Keterlibatan bawahan dalamapenyusunan anggaranimerupakan bentuk dariwpartisipasiwanggaran. Adanya keterlibatan bawahan akanwsangat memungkinkanimereka untuk memberi informasiIlokalayang diketahui. Dengan caraaini,bawahanudapatwmengkomunikasikaniatau mengungkapkan beberapa informasiipribadi yang kemungkinan dapatadijadikan bahan pertimbangansebagai dasarwpenelitian, namun jika bawahan diberi kebebasan tanpa batasan dalam menentukan target anggaran maka akan menimbulkan rendahnyawmotivasi bawhanidalam mencapai target yangioptimal.
283 Pada kenyataannya, anggaran yang bersifati partisipasi ini dalam proses penyusunannyaisering disalahgunakan oleh bawahan. Hal iniwterjadi bila bawahaniingin kinerjanya dinilaiabaik olehaatasan dan anggaranadipandang sebagai suatu tekanan untukamencapai prestasiatersebut (Siegel dan Marconi, 1989). Ali Maskun (2009) menyatakan bahwa bawahan akan membuatwtarget anggaran yang rendah pada sisi pendapatan dan mengajukan biayawyang lebih agar target anggaran lebih mudah untuk dicapai. Menurut Mowen (2002) partisipasi anggaran ini memunculkan beberapa masalahyaituamenetapkan standariyang terlalu tinggi atau terlaluirendah, membuat kesenjanganwanggaran, terciptanya partisipasi semu. Penilain kinerja berdasarkanwtercapai atauwtidaknyawtarget anggaran inilah yang nantinyaakan mendorong pihak manajemen untuk melakukan kesenjangan anggaran. Yuhertiana (2009) menyatakan bahwa kesenjangan anggaran adalah kecenderungan berperilaku tidak produktif dengan melebihkan biaya saat seorang pegawai mengajukan anggaran belanja. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan anggaran yang akan berdampak buruk yaitu alokasi sumber daya kurang optimal dan ketidakadilan sumber daya di seluruh unit bisnis. Alokasi yang kurang optimal dapat menurunkan efisiensi perusahaan, sedangkan ketidakadilan dapat menggagalkan manajer unit bisnis yang menerima sumber daya relatif kecil dari unit bisnis lainnya.
Penelitian mengenaiwpartisipasi anggaranitelah banyakwdilakukanadan hasilnya masihamenemukan ketidakkonsistenan. Christensen (1982), Young (1985), Lukka (1988), Falikhatun (2007),Febri (2008), Mohamad Djasuli
284 (2011), Rosalina (2011) dan Pratama (2013)menyebutkan partisipasi penganggaran berpengaruhwpositif terhadapwsenjangan anggaran. Hal ini berartiwadanya partisipasi bawahan didalam penyusunanaanggaran dapatmeningkatkanaterjadinyakesenjanganwanggaran. Sedangkan penelitian oleh Merchant (1985), Dunk (1993), Kren (2003), Fitri (2004),Sujana (2010), Apriyandi (2011)dan Ramadina (2013)menunjukan bahwaapartisipasi anggaranaberpengaruh negatif terhadap ksenjangan anggaran, yang berarti semakin tinggi partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka kemungkinanwterjadinya senjangan anggaran dapatwdikurangi. Hasil penelitian yangaberlawanan ini mungkin karena adanya faktorilain yang juga dapat menjadi pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran.
Gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor perilaku manusia yaitu gaya interaksi atasan dengan karyawan akan mempengaruhi efektifitas partisipasi anggaran. Menurut Fiedler(1978), Chandra (1978) serta Ikhsan dan Ane (2007:6) menyatakan bahwa gayaakepemimpinan berpengaruhiterhadap hubungan antara partisipasiaanggaran dengan kesenjanganaanggaran, sedangkan hasil penelitian menurut Ramadina (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadapwhubungan antara partisipasiwanggaran dengan kesenjangan anggaran. Kepemimpinan dapat dikatakan efektifiiketika dapat memberikan pengarahanwterhadap usaha-usahawdalam mencapaiwtujuan organisasi. Gaya kepemimpin dapat memengaruhi efektifitas partisipasi anggaran dan bagaimana dalam menggerakkan orang lain. Cara atau gaya-gaya
285 kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya tidaklah sama. Hal ini disebabkan latar belakang dari pemimpin, organisasi, pengikut, dan lingkungannya. Gaya interaksi atasan dengan bawahannya akan memengaruhi efektifitas dari keterlibatan kerja kelompok/individu.
Faktor lain yang dapat memengaruhi partisipasi dalam prosesipenyusunan anggaran adalah komitmen organisasi. Pengaruh komitmenworganisasi dalam partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaranjuga masih menghaslkanwhasil yang tidak konsisten.Latuheru (2005), Febri (2008) dan Rosalina (2011) menemukan bahwa komitmen organisasiasebagai variabel moderasi berpengaruh negatif terhadapwhubungan antara partisipasiwanggaran dengan kesenjangan anggaran. Sedangkan Vemy (2011) menyatakan bahwa variabel moderasi komitmen organisasi tidak berpengaruhwsignifikan terhadapwhubungan antara partisipasiwanggaran denganwsenjangan anggaran.Pada dasarnya komitmen organisasi dapat dikatakan sebagai keterikatan antara anggota denganworganisasi.
Kuatnya komitmen organisasi akan meningkatkankepedulian individu terhadap nasib organisasi danakan mengupayakan untuk menjadkan organisasiike arah yang lebihabaik. Dengan tingginya tingkat komitmen organisasi maka kesenjangan anggaran akan dapat dihindari namun begitu juga dengan sebaliknya ketika komitmen orgnisasi yang dimiliki rendah maka akan memungkinanwterjadinya kesenjangan anggaran.
286 Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perkebunan Provinsi Bali. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena Dinas Perkebunan Provinsi Bali merupakan salah satu bagian dari Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD)wyang berarti menyusun,amenggunakan danwmelaporkan realisasiwanggaran atauwsebagai plaksana anggaranidari pemerintah. Didalam pelaksanaan tahunannya penyusunan anggaran dalam Dinas Perkebunan Provinsi Bali diawali dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan akan melalui proses lebih lanjut dalam pembahasan prnyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang pada akhirnya menjadi Dokumen Pelaksanaan Angaran (DPA) maupun Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Selain itu berdasarkan data yang tertera pada tabel 1 menunjukkan bahwa realisasi APBD tahun anggaran 2011 – 2015tidak sesuai dengan target yang dianggarkan.
Tabel 1.
Realisasi Pendapatan Belanja dan Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2011-2015 (Dalam Ribuan)
Tahun Anggaran Pendapatan
(Rp)
Realisasi Pendapatan
(Rp)
(%) Anggaran Belanja
(Rp)
Realisasi Belanja
(Rp)
(%)
2011 2012 2013 2014 2015
409.381,3 244.500,3 312.450,0 241.475,0 266.700,0
374.186,2 351.110,8 417.863,3 346.312,5 490.849,4
91 144 134 143 184
27.116.312,5 24.437.170,4 25.777.757,4 31.012.780,7 34.980.417,7
19.784.442,0 21.920.730,4 22.838.386,4 25.619.198,4 29.309.639,6
73 90 87 83 84 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Bali (Data diolah 2016)
Berdasarkan tabel di atas, data tersebutdapat mencerminkan kemungkinan adanya kesenjangan anggaran. Adanya perbedaan antara anggaran dengan realisasinya baik itu dari pendapatan maupun belanja daerah dapat
287 mengindikasikan bahwa kemungkinan adanya perilaku tidak produktif dari partisipan dimana saat penyusunan anggaran partisipan akanmembuatitarget anggaran yang rendah pada sisiwpendapatan dan mengajukanwbiaya yang lebih, hal ini dilakukan untuk mempermudah tercapainya target anggaran dimana tindakan ini akan mengakibatkan adanya kesenjangan anggaran.
Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran dan bagaimana gaya kepemimpinan serta komitmen organisasiwmemoderasi pengaruhwpartisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran. Adapun tujuan dari penelitian yakni untuk mendapatkan buktiwempiris pengaruh partisipasi anggaran padakesenjangan anggaran dan untuk mendapatkanibukti empirisikemampuan gaya kepeminpinanserta komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi anggaran padakesenjangan anggaran.
Kegunaan penelitian yakni terdiri dari kegunaan teoritis, diharapkanadapat memberikanwkontribusi ilmuwpengetahuan terutama yangwberkaitan dengan akuntansiwkeperilakuan terhadap kesenjangan anggaran serta memperkuat penelitian terdahulu. Selain itu juga menjadi tambahan pengetahuan mengenai konsep-konsepteori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan. Kegunaan praktis penelitian bagi pihak organisasi diharapkan hasil dan saran penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan jajaran manajemen dalam Dinas Perkebunan Provinsi Bali yang berkaitan dengan gayaikepemimpinan dan komitmenaorganisasi terhadap pengaruh partisipasiaanggaran pada kesenjangan anggaran.
288 Anggaran merupakanapernyataan mengenaiaestimasi kinerjaiyang hendak dicapai selamaaperiode waktuatertentu yangadinyatakan dalamaukuran finansial.
Sedangkan penganggran adalah proses atauametode untukimempersiapkan suatu anggarana(Mardiasmo, 2009:61). Dengan tidak pastinya kondisi lingkungan serta beberapa faktor lainnya seperti adanya penilaian kinerja akan mendorong individu untuk melakukan kesenjangan anggaran. Kesenjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya (Young, 1985).
Kesenjangan anggaran terjadi karenaanggaran berfungsi sebagai indikator untuk mengukur kinerja, adanya ketidakpastian yang tinggi serta kesulitan dalam memproyeksikaniapa yangiakan terjadi dimasa mendatang.
Partisipasiaanggaranmerupakan salah satuafaktor yangibanyakiditeliti dan dianggapwmemiliki pengaruhwyang signifkan terhadap senjangan anggaran.
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:173) partisipasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Dalam proses penyusunan anggaran semua tingkatan organisasi harus dilibatkanwkarena manajerwpuncak atau atasan biasanya kurang mengetahui bagaiaman kegiatan harian pada tingkatan bawah. Namun, manajer puncakatau atasan mempunyaiwperspektif yang lebihwluas terhadap perusahaan secara keseluruhanayang sangatwvital terhadapwpenentuan kebijakanaanggaran secara umum.
289 Kepemimpinanamerupakan kemampuan dalamwmemotivasi karyawan, mengaturaaktivitas individu lainadan memilihwsaluran komunikasiayang paling efektif atauakemampuan menyelesaikanikonflik diaantara anggotanya. Luthans (2002) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Siagian (2002:83) menyatakan bahwa tiap manajer memiliki tigaajenis perilaku kepemimpinan yangaberbeda, yaitu: perilakuiberorientasi padaitugas, perilaku yangaberorientasi pada hubunganadan kepemimpinanipartisipatif.
Komitmen merupakan suatu keterikatan untuk memenuhi kewajiban. Menurut Mathis dan Jackson dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai derajat dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.
Individu yang memiliki komitmen organisasiiyang tinggi,akan mengupayakan pencapaian tujuanaorganisasi.aSebaliknya, individu yang memiliki komitmenaorganisasi yang rendahwakan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi sehingga perhatian terhadap pencapaian tujuan organisasi kurang.
Tingginya kesenjangan anggaran akan mengakibatkan dua kemungkinan yaitu penambahan dana di luar rencana anggaran semula atau tetap sesuai dengan rencana anggaran dana yang ditetapkan tetapi menurunkan kinerja
290 pelaksana anggaran (Miyati, 2014). Di dalam penyusunan anggaran keterlibatan bawahan sangat diperlukan, adanya keterlibatan bawahan akan sangat memungkinkan imereka untuk memberi informasi ilokalyangi diketahui.
Beberapa penelitian yangwmengatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruhwpositif terhadapwkesenjangan anggaranadalah Dunk (1993), Young (1985), Falikhatun (2007), Andi Kartika(2010), Karsam (2013). Diperkuat oleh Arie Tristianto (2014) yang menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruhasecarawsignifikan terhadap timbulnyaakesenjangan anggaran.aJadi, ketika partisipasiaanggaran yang dilakukanwoleh bawahanwsemakinwbesar, maka kesenjangan anggaranwyang ditimbulkanjuga semakinwbesar. Hal ini terjadi karenawbawahanwcenderung berusaha agarwanggaran yang disusunwmudah untuk dicapai, salahwsatu cara yangwditempuh adalahwdengan melonggarkan anggaranwatau menciptakan kesenjanganaanggaran. Oleh sebab itu, iatasan harus ikut berpartispasi aktif dalam proses penyusunanwanggaran.
Hipotesis pertama penelitianaini adalah:
H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif pada kesenjangan anggaran
Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Luthans (2002) dalam Ramadina (2013), Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakancara seorang pemimpin untuk mempengaruhiworang lain/bawahannyawsedemikian rupa sehinggaworang tersebutwmau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkinatidak disenangi. Menurut Fiedler(1978)dan Chandra (1978) dalam J. Sumarno
291 (2005:589) efektifitas partisipasiasangat dipengaruhiaoleh gayaakepemimpinan manajemen. Senadawdengan Ikhsanwdan Ane (2007:6) yang menemukanwbahwa gaya kepemimpinanwberpengaruhaterhadap hubunganantara partisipasianggaran dengan kesenjanganaanggaran. Gayaakepemimpinan yangacenderung berorientasi hubungan, dalam partisipasiapenyusunan anggaran akanamemperbesar peluang bagiwbawahan untukwmenciptakan kesenjangan anggaranademi kepentingan mereka, maksudnya gayawkepemimpinanwyang berorientasi pada hubunganmenyebabkan ipartisipasi yang tinggiwmenjadi tidak efisien karenawpimpinan organisasiimementingkan kepentinganipribadinya supayadapat dicapai, sehingga tidak menyebabkaniterjadinya penurunansenjanganaanggaran, dalam kondisi tersebut hubungan antaraapartisipasi dan senjanganianggaran adalah positifi(tinggi). Hipotesis kedua penelitian ini adalah:
H2 : Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran
Komitmen menunjukan keyakinan serta dukunganayang kuatiterhadap nilai danasasaranyangiingin dicapai olehaorganisasi. Tingkat komitmenayang dimiliki dalamipengaruhnya terhadap peningkatan atau penurunan kesenjangan anggarandapat dilihat dari sejauh mana individuilebihimementingkan diri sendiri atauibekerja demi kepentinganiorganisasinya. Hasil penelitian oleh Nouri dan Parker (1996), Latuheru (2005), Desmiyati (2009)dan Mahadewi (2014) menunjukan bahwaasemakin tinggi tingkatwkomitmen pada organisasi yang dimilikiwoleh individu, makawakan mengurangiwindividu untukamelakukan kesenjangan anggaran. Hal iniidiperkuat dengan hasil penelitian Dewi (2013)
292 yang menyatakan bahwa interaksi anggaranipartisipatif danikomitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan pada kesenjangan anggaran. Berdasarkan dari penelitian tersebut maka dapat diduga bahwa komitmenworganisasi mempunyaiwpengaruh signifikan negatif terhadapuhubungan partisipasi anggaran padakesenjangan anggaran. Hal ini terjadi karena dengan tingginya partisipasi dari bawahan serta dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaranwyang inginwdicapai olehworganisasi menyebabkanmenurunnya keinginan untuk melakukan kesenjanganianggaran. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah:
H3: Komitmen organisasi memperlemah pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran
METODE PENELITIAN
Penelitianaini berbentuk penelitianaasosiatif dengan tipeikausalitas.Lokasi penelitian yaitu Dinas Perkebunan Provinsi Bali. Objek penelitian yakni gaya kepemimpinanidan komitmeniorganisasi sebagai pemoderasiipengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran. Variabelaterikat merupakan variabeliyang dipengaruhiIatau menjadiiakibat karenawadanya variabelwbebas.wVariabel terikatadalam penelitianaini adalah kesenjangan anggaran(Y). Kesenjangan anggaran merupakan perbedaan antararealisasiwanggaran dengan estimasiwanggaran yang telahidiprediksi akibat dari adanya perilaku tidak produktif oleh partisipan saat mengajukan anggaran.
293 Gambar 1.
Kerangka Konseptual Penelitian
Kesenjanganaanggaran diukur denganimenggunakan skala likert yangaterdiri dari lima pernyataanadengan skala (SS) sampai (STS). Dalam penelitian ini adanya senjangan anggaran dapat dilihat dari indikator berikut:
(1)kemampuan angaran dalam mendorong produktivitas yang tinggi; (2) kemudahan dalam pelaksanaan anggaran; (3)adanya pengawasan (monitoring) terhadap pengeluaran akibat anggaran yang dibatasi; (4) tinggi rendahnya tuntutan dalam anggaran; (5) keingininan memperbaiki tingkat efisiensi dalam pusat pertanggungjawaban.
Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhiiatau menjadiisebab perubahannya atauitimbulnya variabel terikat. Variabel bebasipenelitian ini adalah partisipasi anggaran (X1). Partisipasiaanggaran diukuridengan menggunakaniskala likert yang terdiriadari lima pernyataanadengan skalaa(SS) sampai (STS). Dalam penelitianwini partisipasiwanggaran dapat dilihat dari indikator berikut: (1) keikutsertaan dalam penyusunan anggaran;(2)frekuensi pemberian saran tentang
Sumber: Data Diolah, 2016
Partisipasi Anggaran(X1) Kesenjangan anggaran(Y) Gaya Kepemimpinan(X2)
Komitmen Organisasi(X3) H1(+) H2 (+)
H3 (-)
294 anggaran kepada atasan; (3)seberapa besar pengaruh pendapat yang diberikan; (4) pengaruh yang dirasakan atas anggaran akhir; (5) frekuensi atasana meminta saran ketika anggaran disusun.
Variabel moderasiIadalah variabeliyang mempengaruhi (memperkuatiatau memperlemah)ahubungan antara variabelaindependen denganavariabel dependen.
Variabelamoderasi dalamipenelitian ini adalahaGaya Kepemimpinan (X2)adan Komitmen Organisasi (X3). Gayaakepemimpinaniyang cenderungimemperlemah hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadapikesenjangan anggaran adalah gayaakepemimpinan yangaberorientasi hubungan. GayaaKepemimpinanini dioperasionalkanidengan menggunakana5 item pernyataan, menggunakan skala likert dengani5 (lima) alternatif jawabaniyaitu (SS) sampai (STS).Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari indikator berikut:
(1) pertimbangan yang diberikan atasan terhadap perasaan dan kepentingan bawahan; (2) hubungan kerja yang dijaga oleh atasan kepada bawahan; (3) kemudahan karyawan berinteraksi dengan atasan; (4) perhatian atasan terhadap kesejahteraan karyawan; (5) Pengawasan yang dilakukan atasan terhadap karyawan.
Komitmenworganisasii merupakani alat bantuwpsikologiswdalam menjalankanaorganisasi tertentui( Minan, 2005). Komitmenworganisasi ini dioperasionalisasikan denganimenggunakan 6 item pernyataanimenggunakan skala likertadengan 5 alternatif jawaban yaitu (SS) sampai (STS). Padaapenelitian ini komitmeniorganisasi seseorang dapat dilihatadari indikator berikut: (1)
295 Loyalitas terhadap organisasi; (2) Hasrat untukibertahan menjadi bagian dariIorganisasi; (3) Kesediaan menerima dan meyakini nilai-nilaiadanatujuan organisasi; (4) Kesediaan untukibekerja lebihikeras demi kesuksesanaorganisasi;
(5) Kepedulian terhadap nasib organisasi; (6) Kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.
Jenis dataidata dalamipenelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Sumber data yakni dataaprimer daniskunder. Data primeradalam penelitianiini berupa jawabaniresponden terhadap item-item pernyataaniyang terdapatadalam kuesioner. Sedangkan dataasekunder dalam penelitianiini adalahadataimengenai anggaran danirealisasinya serta gambaran umum Dinas Perkebunan Provinsi Bali.
Poulasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pihak yangiterlibatidalam penyusunan anggaraniyaitu sebanyak 40 orang. Karena jumlah populasi yang relative sedikit maka seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel jenuh atau sensus.
Metode penentuanasampel dalam penelitianiini adalah berdasarkan metode probably sampling dengan teknikjudgment sampling. Metode yangiakan
digunakan untukapengumpulan dataapada penelitianaini adalah metode survei dengan menggunakanakuesioner.
Pengujian instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data penelitian ini terdiri dari ujiiasumsi klasik dan ujiahipotesis.aUji asumsi klasikadilakukan dengan menggunakan uji normalitasadan uji heteroskedstisitas.aSedangkan uji hipotesisidilakukan dengan
296 menggunakanaModerated Regression Analysis (MRA) yangwdiolahidengan program SPSS. Model persamaan MRA yang digunakan dalam penelitian yaitu:
Y = α + β1X1+ e ………...(1) Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3+ β4X1X2 + β5X1X3 + e ………(2)
Keterangan:
Y = Kesenjangan Anggaran
α = Konstanta
X1 = Variabel Partisipasi anggaran X2 = Variabel Gaya Kepemimpinan X3 = Variabel Komitmen Organisasi
e = Standar Error
β1. β2. β3. β4. β5. = KoefisienaRegresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistikadeskriptif memberikanagambaran atau deskripsiasuatu data yang dilihatadari nilaiamaksimum,minimun, rata-rataadan standarideviasi. Hasil dari statistik deskriptifadapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kesenjangan Anggaran (Y)
Partisipasi Anggaran (X1) Gaya Kepemimpinan (X2) Komitmen Organisasi (X3)
32 32 32 32
5,96 6,63 6,23 7,16
21,04 19,77 20,64 22,64
10,9097 10,3984 15,3109 16,9788
4,65259 4,52440 4,25415 5,13811 Sumber: Data primer diolah, 2016
BerdasarkanaTabel 2wdapat disimpulkanwbahwa jumlah pengamatani(N) penelitianiini berjumlah 32.Variabel kesenjangan anggaran memiliki nilai minimumisebesar 5,96 dan nilaiimaksimum sebesar 21,04 dengan nilai ratai–irata sebesar 10,9097. Standarideviasi pada variabel kesenjanganianggaran adalah
297 sebesar 4,65259. Variabel partisipasi anggaranimemiliki nilaiiminimum sebesar 6,63 dan nilaiimaksimum sebsear 19,77 dengan nilai ratai–irata sebesar 10,3984.
Standar deviasiipada variabel partsipasi anggaran adalah sebesar 4,52440.
Variabel gaya kepemimpinan memilikiinilai minimumisebesar 6,23 dan nilaiimaksimum sebesari20,64 dengan nilai ratai–irata sebesar 15,3109.
Standarideviasi pada variabelwgaya kepemimpinan adalah sebesar 4,25415.
Variabel komitmen organisasi memiliki nilaiiminimum sebesar 7,16 dan nilaiimaksimum sebesar 22,64 dengan nilai ratai–irata sebesar 16,9788.
Standarideviasiipada variabel komitmen organisasi adalah sebesar 5,13811. Hal ini menunjukkan bahwa standar penyimpanganidata terhadap nilai ratai– ratanya adalah 5,13811.
Tabel 3.
Hasil Uji Validitas
No Variabel Kode
Instrumen
Nilai Pearson Correlation
Keterangan 1 Partisipasi
Anggaran (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
0,903 0,895 0,921 0,892 0,914
Valid Valid Valid Valid Valid
2 Gaya
Kepemimpinan (X2)
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
0,897 0,785 0,826 0,853 0,891
Valid Valid Valid Valid Valid
3 Komitmen
Organisasi (X3)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
0,889 0,829 0,865 0,849 0,858 0,846
Valid Valid Valid Valid Valid Valid 4 Kesenjangan
Anggaran (Y)
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5
0,976 0,913 0,951 0,881 0,930
Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer diolah, 2016
298 BerdasarkanaTabel 3idapat dilihat bahwaiinstrumen penelitianiyang terdiri dari item-item pernyataan partisipasi anggaran (X1), gaya kepemimpinan (X2), komitmen organisasi (X3), kesenjangan anggaran (Y) adalahwvalid. Hal ini dikarenakan korelasi antaraIskor masing–masing pernyataanidengan skor total besarnya diatas 0,30.
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
1 Kesenjangan Anggaran (Y) 0,960 Reliabel
2 Partisipasi Anggaran (X1) 0,944 Reliabel
3 Gaya Kepemimpinan (X2) 0,903 Reliabel
4 Komitmen Organisasi (X3) 0,925 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2016
BerdasarkaniTabel 4 diketahui bahwa nilaiicronbach alpha untuk variabel kesenjangan anggaran sebesar 0,960. Nilai cronbachaalpha untukavariabel partisipasi anggaran sebesara0,944. Nilaiicronbachialpha untuk variabeligaya kepemimpinan sebesar 0,903. Nilai cronbachialpha untukivariabel komitmen organisasi sebesar 0,925. Hal ini berarti bahwa nilaiicronbach alpha masing- masingivariabel lebihwbesar dari 0,60makaiinstrumentiyang digunakan dalam penelitian iniidinyatakan reliabel.
Tabel 5.
Hasil Uji Normalitas
Model N Asymp.sig (2-tailed)
Y = a + b1X1 + e 32 0,200
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1X2 + b5X1X3 + e 32 0,200 Sumber: Data primer diolah, 2016
299 Berdasarkan Tabeli5 dapat dilihatibahwa unstandardizediresidu memiliki nilai Asymp.SigI(2-tailed) diatas 0,200 lebih besarIdari taraf signifikana0,05. Hal iniiberartiiseluruh data berdistribusianormal.
Tabel 6.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkanahasilitersebut dapat dilihatibahwa nilaiasignifikansi masing- masingIvariabel di atas α = 0,05. Jadi dapat disimpulkanIbahwa model regresiidari penelitian ini bebas dari gejala heterokedatisitas
Tabel 7.
Hasil Analisis Regresi Sederhana
Variabel Unstandardized Coefficient
Standardized Coefficient
T Sig
B Std. Error Beta
Constant 5,257 1,803 2,916 0,007
X1 0,544 0,159 0,529 3,411 0,002
Rsquare : 0,279
Fhitung : 11,633
Sig. Fhitung : 0,002 Sumber: Data primer diolah, 2016
BerdasarkanaTabeli7 dapatidibuat persamaaniregresiisebagaiaberikut:
Yi= a + b1X1 + e ………...(3) = 5,257 + 0,544X1 + 1,803
No Persamaan Variabel T Sig.
1 Y = a + b1X1 + e X1 -0,361 0,721
2 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1X2 + b5X1X3 + e X1 -0,956 0,348
X2 1,191 0,244
X3 -1,762 0,090
X1X2 -0,807 0,427 X1X3 1,322 0,198
300 Tabel 7 menunjukkan bahwaanilai Fhitung yang diperolehiadalah sebesar 11,633 dengan signifikansi 0,002. Signifikansi ini jelasilebih kecil dariiAlpha (α = 0,05) maka modelIregresi telah memenuhi prasyarat ketepatan fungsiIregresi.
Artinya modelwregresi linear sederhanawini sudah tepat digunakan untuk memprediksiipengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran.
Koefisien determinasiwyang digunakan padawanalisis regresi linear sederhana adalah nilaiiRsquare. Hasil analisisimenunjukkan nilai sebsear 0,279. Ini berarti perubahaniyang terjadi pada kesenjangan anggaran dapatidijelaskan oleh partisipasi anggaran sebesar 27,9 persen,Isedangkan 72,1 persen sisanya dijelaskan oleh faktor lainiyang tidak diuji dalamipenelitian ini. Karena nilaiisignifikan (0,002)idari thitung< 0,05 , maka H00ditolak dan H1 diterima.
Artinya terdapat pengaruhipositif partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran.
Tabel 8.
Hasil Analisis Regresi Moderasi
Sumber: Data primer diolah, 2016
Variabel Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Β Std. Error Beta
1 ( Constant) 23,031 2,948 7,812 0,000
Partisipasi Anggaran (X1) 0,209 0,200 0,204 1,050 0,304
Gaya Kepemimpinan (X2) -0,868 0,220 -0,793 -3,946 0,001
Komitmen Organisasi (X3) 0,013 0,187 0,015 0,071 0,944
Interaksi X1X2 0,050 0,017 0,792 2,999 0,006
Interaksi X1X3 -0,054 0,015 -0,783 -3,490 0,002
R Square : 0,896 F Hitung : 45,007 Sig. F Hitung : 0,000
301 BerdasarkanaTabel 8 dapat dibuatasuatu modelipersamaan regresi moderasi yaituasebagaiiberikut:
Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3+ β4X1X2 + β5X1X3 + e ………..…………(4)
= 23,031 + 0,209 X1 – 0,868 X2 + 0,013 X3 + 0,050 X1X2 - 0,054 X1X3+ e
Nilai konstanta (α) sebesar 23,031 mengindikasikan bahwa apabila partisipasi anggaran (X1), gaya kepemimpinan (X2), dan komitmen organisasi (X3) sama dengan nol, makaikesenjangan anggaran (Y) adalah sebesar konstanta 23,031 satuan. Nilai Koefisien β1 padawvariabel partisipasi anggaran sebesar 0,209, memiliki arti jika variabelilainnya konstan sementara partisipasi anggaran (X1) naik sebesar satuisatuan, maka kesenjangan anggaran (Y) akanimeningkat sebesar 0,209 satuan. Nilai Koefisien β22pada variabel moderasiipartisipasi anggaran dengan gaya kepemimipinan sebesari0,050 mengindikasikan bahwaisetiap peningkatan peran partisipasi anggaran (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) satu satuan akan mengakibatkan peningkatanisenjangan anggaran (Y) sebesar 0,050 satuan. Nilai Koefisien β3pada variabelwmoderasi partisipasi anggaranIdengan komitmen organisasi sebesar -0,054 mengindikasikanwbahwa setiap peningkatanperan partisipasi anggaran (X1) dan komitmen organisasi (X3) satuwsatuan akan mengakibatkan penurunanisenjangan anggaran (Y) sebesar -0,050 satuan.
BerdasarkaniTabel 8 dapat diketahuiInilai adjusted R2 adalah 0,896 atau 89,6 persen, iniwartinya sebesar 89,6 persen variasiwkesenjangan anggaran
302 dipengaruhi oleh modelwyang dibentuk oleh Partisipasi Anggaran (X1), Gaya Kepemimipinan (X2), dan Komitmen Organisasi (X3) sedangkan sisanya 10,4 persen dijelaskanwoleh variabel lain diluar model yangwtidak terdeteksi dalam penelitian ini.
Nilaiip-valueasebesar 0,000ayangalebih kecil darianilai α =i0,05, halaini menunjukkanabahwaavariabel independenimampu memprediksiiatau menjelaskan fenomenaakesenjangan anggaran di Dinas Perkebunan Provinsi Bali dan menunjukkan bahwa modelayang digunakan pada penelitianiini adalah layak untuk diteliti. Level significanti(α) yang digunakaniadalah 5 persen (0,05).
Apabila tingkat signifikansi ithitung lebihabesar dari nilai α = 0,05 makaaH0
diterima dan H1 ditolak. Begitu juga sebaliknya. Berdasarkan pada tabel 7 diketahui bahwa tingkatwsignifikansi untuk variabelabebas partisipasi anggaranberpengaruh terhadap senjangan anggaranasebesar 0,002, nilaiiini lebih keciladari α = 0,05 (0,002 < 0,05), iniwmenunjukkan bahwawpartisipasi anggaran (X1) berpengaruh positif dan signifikanipada senjangan anggarani(Y), sehinggaihipotesis pertama (H1) diterima. Berdasarkanipada tabel 8 diketahui bahwaitingkat signifikansi untuk variabel moderatagaya ke pemimpinanimempengaruhi hubunganiantara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran sebesari0,006, nilai iniilebih kecil dari α = 0,05 (0,006 <
0,05), iniimenunjukkan bahwaigaya kepemimpinan (X2) berpengaruh signifikan positifwterhadap pengaruhwpartisipasiwanggaran pada kesenjangan anggaran (Y), sehinggaahipotesis keduai(H2) diterima. Tingkat signifikansiiuntuk variabel
303 moderat komitmen organisasiimempengaruhi hubungan antaraipartisipasi anggaran pada senjangan anggaran sebesari0,002, nilaiiini lebih kecilidari α = 0,05 (0,002 < 0,05),ini menunjukkanibahwa komitmen organisasii(X3) berpengaruh signifikan negatifI terhadap pengaruh partisipasiaanggaran padaasenjangan anggaran (Y), sehinggaahipotesis ketiga (H3) diterima.
Hasilapenelitian ini menunjukanibahwa partisipasiianggaranaberpengaruh positif danasignifikan terhadapakesenjanganaanggaran. Temuanapenelitian ini menunjukan bahwa jikaaada kenaikanapartisipasi anggaranamaka terjadiakenaikan kesenjanganaanggaran danasebaliknya, ini menjelaskan bahwa pihak pelaksana melakukan kesenjangan anggaran untuk menghindariwrisiko ketidakpastian lingkungan danameningkatkanapenilaian kinerja instansinya.
Semakinwtinggi tingkat partisipasi,wmaka bawahan diberi kesempataniuntuk menciptakan sendiri standar untukimenilai kinerja mereka, dan akan adanya kecendrungan untuk menggunakan kelebihaniakan pengetahuan yangimereka milikiiuntuk menciptakan kesenjanganianggaran agarianggaranayang dibuatdapat lebihimudah untuk dicapai sehinggawidiharapkan pencapaianwtersebut akanwmempertinggi penilaian kinerjanya. Penelitianiini sejalanadengan penelitianayang dilakukanioleh Dunk (1993), Young (1985), Falikhatun (2007), Andi Kartika(2010), Karsam (2013) dan diperkuat oleh Arie Tristianto (2014) yang menyimpulkanabahwa partisipasi anggaranaberpengaruh secara signifikanwterhadap timbulnya kesenjangan anggaran.
304 Hasil penelitian iniwmenunjukanwbahwa gayawkepemimpinan yang berorientasiapada hubunganwmemperkuat pengaruhwpartisipasi anggaranwpada kesenjangan anggaran. Temuan penelitian ini menunjukanibahwaIsemakin tinggi tingkat gaya pimpinan yang berorientasi pada hubungan maka semakin tinggi pula tingkat kecenderungan individu maupun bawahan untuk melakukan kesenjangan anggaran. Dengan adanya hubungan iniwmenyebabkanwpartisipasi yangtinggi menjadi tidak efisien karena pimpinaniorganisasi memotivasiidengan memenuhi kebutuhan sosialidan mengupayakanipencapaianwhubunganaantar pribadii yang baikwdanwpencapaianikedudukan pribadiiyang menonjol. Penelitianainiisejalan dengan penelitianwyang dilakukanwolehwFiedler(1978), Chandra (1978) serta Ikhsan dan Ane (2007:6).
Hasil penelitian iniimenunjukan bahwa tingginya komitmen organisasi mampu memoderasiw(memperlemah)wpengaruhwpartisipasiiuanggaran pada kesenjanganaanggaran. Temuan penelitian ini menunjukanibahwasemakinntinggi tingkatikomitmen terhadap suatu organisasi yangidimiliki oleh individu,imaka akan mengurangiwindividu untuk melakukan kesenjangan anggaran.
Individuwyang memilikiittingkatikomitmeniorganisasi yang tinggiiakan memilikiipandangan positif dan lebihkberusaha berbuat yang terbaik demiokepentinganiorganisasii (Ikhsan, 2007). Pengaruh komitmen organisasiidapat terlaksana jika dapatiditerapkan oleh masing-masing individuuyang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Bali dengan baik. Penelitian iniwsejalanudengan penelitian yang dilakukaniolehwNouri dan Parker (1996),
305 Latuheru (2005), Desmiyati (2009)dan Mahadewi (2014) menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat komitmen terhadap suatu organisasi yang dimiliki oleh individu, maka akan mengurangi individu untuk melakukan kesenjangan anggaran. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dewi (2013) yang menyatakan bahwa interaksi partisipasiianggaran dan komitmeniorganisasiiberpengaruh negatif dan signifikanxpadakesenjangan anggaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkanndari hasil anaisis data yangutelahidiuraikan, maka simpulan penelitianxini adalah partisipasiaanggaran berpengaruhhpositif dan signifikan terhadapvvariabel kesenjangan anggarannpada Dinas Perkebunan Provinsi Bali, sehingga jika partisipasi anggarannmeningkat makaakesenjangan anggaran juga akannmeningkat.Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran pada kesenjangan anggaran di Dinas Perkebunan Provinsi Bali. Komitmen organisasii memperlemahhpengaruh partisipasiwanggaranwpada kesenjangan anggaran di Dinas Perkebunan Provinsi Bali
Saranyyang dapat diberikanbberdasarkan kesimpulanndiatas yaitu untuk meminimalisir senjangan anggaran maka dalam partisipasi anggaran diperlukan evaluasi anggaran oleh atasan dan meningkatkan komunikasi terkait dengan anggaran dengan atasan. Pemimpin disarankan untuk bersikap adil dan tegas yang dimana dapat membagi rata antara pendekatan secara social yaitu kepentingan hubungan pada bawahannya (berorientasi pada hubungan) dengan kepentingan organisasi itu sendiri (berorientasi pada tugas) untuk meminimalisir kesenjangan
306 anggaran. Pimpinan SKPD diharapkan mempertahanan atau meningkatkan komitmen organisasi bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggran.
Bagipeneliti selanjutnya disarankan agar menambahkan variabel lain (seperti:
budaya organisasi, struktur organisasi, dll), mendapatkan sampel yang lengkap ataumeneliti di lokasi lain, karena masih banyak Dinas di Provinsi Bali yang masih bisa untuk dilakukan penelitian.
REFERENSI
Afiani, D. N. 2010.Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Angaran, dan Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran pada Instansi Pemerintah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ali Maskun. 2009. Analisis Faktor Etika, Budaya Birokrasi, Tekanan Sosial, dan Kapasitas Individu terhadap Kesenjangan anggaran (Senjangan Anggaran) (Kajian Perilaku Eksekutif dalam Proses Penyusunan Anggaran di Badan Koordinator Wilayah II Jawa Timur).Jurnal Aplikasi Manajemen. 7(I). Hlm. 162-172.
Andi Kartika. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran (Studi Empirik Pada Rumah Sakit Swasta di Kota Semarang). Kajian Akuntansi. 2(I). Hlm. 39-60.
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System. Buku 2. Edisi ke11. Penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta:
Salemba Empat.
Arfan Ikhsan Lubis. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Edisi kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Bastian, Indra 2010. Akuntansi Sektor publik: Suatu pengantar. Jakarta: Erlangga Brownell, P., & Dunk, A. S. 1991. Task uncertainty and its interaction with
budgetary participation and budget emphasis: Some methodological issues and empirical investigation. Accounting, Organizations & Society, 16(8), 693-703
Christensen, J. 1982. The Determination Of Performance Standards And Participation. Journal of Accounting Research, 20 (2). Pp: 589-603.
307 Dewi, Ni Luh Putu S. dan Gerianta, Wirawan Yasa. 2013. Analisis Pengaruh Anggaran PartisipatifPada Budgetary Slack DenganEmpat Variabel Moderasi(Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Badung, Bali). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Dunk, A. S. 1989. Budget emphasis, budgetary participation and managerial performance: A note. Accounting, Organization and Society, 14(4), 321- 324.
Dunk, A. S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack. The Accounting Review, Vol. 68:400-410.
Febri, H. 2008. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Yogyakarta:
SkripsiUII.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Giusti, Guido. 2013. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi Empiris Pada SKPD-SKPD Kabupaten Jember). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Herimawati, Rissa. 2013.Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Manajerial PT.Kusuma DipaNugroho. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Hidayat setiadi. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja ManajerialMelaluiKomitmen Organisasi dan Budget Emphasis Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Pada Skpd Pemerintah Kabupaten Boyolali).
Huda, Sinarwati dan Nyoman Trisna Herawati. 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Singaraja.
Jurnal Akuntansi. Universitas Pendidikan Ganesha.
Ikhsan, Arfan dan Ane. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi.
Symposium Nasional Akuntansi X Makassar.
308 Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
Jones, Rowan dan Maurice Pendlebury. 2010. Public Sector Accounting Sixth edition, London: Financila Times- Prentice Hall.
Karsam. 2015. Pengaruh Penekanan Anggaran dan Motivasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran Serta Dampaknya Pada Kinerja Manajerial (Studi Pada Yayasan Pendidikan dan Koperasi Propinsi Banten). Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis.Vol. 2, No. 1.
Kenis, I. 1979. Effect on Budgentary good characteristic on Managerial Attitude and Performance, The Accounting Review.
Khasanah, Siti Maisarotul. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kesenjangan anggaran. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Lavarda,Carlos dan Almeida, Dalci. 2013. Budget Participation and Informational Asymetry: a study in a multinational company. Brazilian Business Review. Vol. 10, No. 2. Pp. 72-94.
Little, H. T., Magner, N.R., dan Welker, R.B. 2002. The Fairness of Formal Budgetary Procedures and Their Enactment: Relationships with Managers' Behavior. Group & Organization Management 27. 2 (Jun 2002): 209-225.
Lukka, K. 1988. Budgetary Biasing in Organizations: Theoritical Framework and Empirical Evidence. Accounting, Organization, and Society 13. pp.
281-301.
Luthans, F. 2005. Organizational Behaviour. The McGraw-Hill Coompanies,Inc.
Mahadewi, A. A. Sagung Sinta. 2014. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Pada Senjangan Anggaran Dengan Asimetri Informasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: UII Press
Merchant, KA. 1981. The Design of the Corporate Budgeting system: influence on Managerial Behavior and Perfomance. The Accounting Review, Vol.
56, No. 4, pp. 813 -829.
Milani, K. 1975. The relationship of participation in budget setting to industrial supervisor performance and attitudes: A field study. The Accounting Review,50.(April) 274-284.
309 Moh. Mahsun, Firma dan Heribertus. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:
BPFE.
Nafarin, M. 2012.Penganggaran Rencana Kerja Perusahaan. Edisi Kesatu.
Jakarta: Salemba Empat.
Nila Aprila dan Selvi Hidayani. 2012. The Effect of Budgetary Participation, Asymetry Information, Budget Emphasis and Comitment Organization to Kesenjangan anggaranat SKPD Governmental of Bengkulu City.
PROCEEDING The 13th Malaysia Indonesia Conference on Economics, Management and Accounting (MIICEMA). Hlm. 617-628.
Nouri and Parker, R.J. 1996. The effect of organizational commitment on the relation between budgetary participation and budgetary slack.
Behavioral Research in Accounting 8: 74-90
Ramadina, Westhi. 2013. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Payakumbuh)”. Artikel. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Rezi Novia Riska. 2011. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating.
Padang: Skripsi Program S-1. Universitas Negeri Padang.
Rukmana, P. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Informasi Asimetri terhadap Timbulnya Budget Slack. Ejournal UNP. Padang.
Samaradhana Pasah, Taufik. 2009. Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Kedisiplinan Karyawan Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung.
Schiff dan Lewin (1970) Schiff. M., and Lewin. A.Y. 1970, The Impact of People on Budgets, The Accounting Review, pp: 259-267.
Sirajuddin, A. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budgetary Slack Pada Dinas Pengelolaan Keuangan daerah (DPKD) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pare- Pare. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sri Utami, Rahmi Fuji. 2012. “Pengaruh Interaksi Budaya Organisasi dan Group Cohesiveness dalam Hubungan AntaraPartisipasi Penganggaran dan Senjangan Anggaran (Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan (SKPD) Kabupaten Dharmasraya)”. Artikel. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Padang.
310 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sujana, I. K. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kesenjangan anggaran. Audit Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol:5. No.2.
Supanto. 2010. Analisis Partisipasi Penganggaran terhadap Kesenjangan anggarandengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi sebagaipemoderasi. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro: Semarang.
Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Syamsuri Rahim, dkk. 2013. Gender Differences on TheInfluence of Ethical Judgement and Moral Reasoning Toward Budget Slack Behaviour in PublicSector.Interdisciplinary Journal of Contempory Research in Business. 5(II). Hlm. 227-241.
Tampubulon, P. Manahan. 2012. “Perilaku Organisasi (Organization Behavior) Persepektif Organisasi Bisnis”. Edisi ke 3. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tristianto, Arie dan A. Riduwan. 2014. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budget Slack Dengan Asimetri Informasi Dan Tekanan Anggaran Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Veronica, Amelia dan Komang Ayu Krisnadewi. 2008. Pengaruh Partisipasi Penekanan Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kompleksitas Tugas terhadap Slack Anggaran pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Bandung. Jurnal Akuntansi.
Universitas Udanaya.
Wulandari. Nur Endah. 2011. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak).
Young, S.M. 1985. Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and Assymetric Information on Budgetary Slack. Journal of AccountingResearch 23.pp. 829-842.
Yuki, Gari. 2011. Kepemimpinan dalam Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia.
Erlangga. Jakarta.