• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN EKSEKUTIF. didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RINGKASAN EKSEKUTIF. didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengacu RPJMD Kabupaten Pekalongan yang implementasinya dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2009.

Semua pelaksanaan pembangunan harus mampu dipertanggungjawabkan kepada publik baik di jajaran Pemerintah Kabupaten Pekalongan maupun masyarakat umum. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Instruksi Presiden melalui Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang kemudian dipertegas kembali melalui Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Pada tahun 2009 ini, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah melaksanakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2009, sesuai Peraturan Bupati Pekalongan Nomor: 35 Tahun 2006 yang kegiatannya dilaksanakan oleh 28 SKPD . Seluruh kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari rencana kinerja tahun 2009 untuk mencapai 83 (delapan puluh tiga) Sasaran atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.

(2)

Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan rencana kinerja tahun 2009, menunjukan bahwa rata – rata capaian kinerja dari 83 (delapan puluh tiga) sasaran yang telah ditetapkan adalah 98,22 %, keberhasilan ini diberikan oleh 55 sasaran, 3 sasaran berhasil mencapai tingkat capaian kinerja diatas 100%, 52 sasaran berhasil mencapai tingkat capaian kinerja sebesar 100 , dan 26 sasaran berhasil mencapai tingkat capaian kinerja 80% - 100% serta 2 sasaran cukup mencapai tingkat capaian kinerja 50% - 79% Secara rinci tingkat capaian seluruh sasaran adalah sebagai berikut :

No. Sasaran Nilai Capaian

Kinerja 1. Meningkatnya Kepatuhan Masyarakat terhadap peraturan

Perundangan

90.25%

2. Optimalisasi partisipasi masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban lingkungan

83.90%

3. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama di masyarakat

95%

4. Meningkatnya pelayanan kehidupan beragama yang memadai

91.11%

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dalam penanganan ketentraman dan ketertiban

63.16%

6. Meningkatnya pemahaman dan wawasan politik 100%

7. Meningkatkan fungsi kelembagaan masyarakat dan aparatur pemerintahan desa melalui perencanaan kegiatan

100%

8. Meningkatkan usaha ekonomi produktif masyarakat desa 100%

9. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

98.50%

(3)

10. Meningkatnya kinerja penyelengara aparatur pemerintah 97.62%

11. Tersedianya dokumen perencanaan sebagai pedoman pembangunan

100%

12. Meningkatnya rasio pelaksanaan perencanaan 100%

13. Meningkatnya partisipatif masyarakat dalam perencanaan pembangunan Kab. Pekalongan

100%

14. Terwujudnya rumusan kebijakan pemerintah daerah dan penyebarluasan informasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik

100%

15. Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan publik melalui deregulasi dan debirokasi pelayanan

94.45%

16. Terwujudnya penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kab. Pekalongan

100%

17. Tersedianya sarana dan prasarana aparatur yang memadai

100%

18. Sertifikasi 50 bidang tanah milik Pemerintah Daerah 100%

19. Meningkatnya kerjasama dengan 10 Kota/ Kabupaten 100%

20. Terwujudnya kebijakan daerah dalam bentuk produk hokum 100%

21. Terwujudnya dokumentasi kehumasan yang tertib dan teratur

79.00%

22. Terwujudnya tertib administrasi keuangan dan aset daerah 99.61%

23. Terwujudnya peningkatan pendapatan asli daerah rata-rata sebesar 15% per Th.

101.68%

24. Meningkatnya ratio kemandirian keuangan daerah menjadi lebih besar dari 12%

143.11%

25. Tersedianya akses data/ informasi secara cepat, mudah dan akurat

100%

(4)

26. Meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Bupati

100%

27. Meningkatkan profesionalisme auditor dan aparatur pengawasan

100%

28. Terwujudnya tertib administrasi dan pelayanan kepegawaian yang prima

95,61%

29. Terwujudnya manajemen kepegawaian daerah sesuai dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan peraturan kepegawaian

92.92%

30. Meningkatnya sumber daya manusia aparatur pemerintah yang handal dan professional

101.19%

31. Terbangunnya sistem pengelolaan arsip daerah 100% 100%

32. Meningkatnya transportasi informasi penyelenggaraan Pemkab.

99.25%

33. Meningkatnya pelayanan kehumasan dan jalinan kemitraan dengan media

94.25%

34. Meningkatnya Kualitas jalan dan jembatan menjadi 80,82 KM.

100%

35. Meningkatnya cakupan pelayanan sistem jaringan dan kapasitas air bersih di Kab. Pekalongan sebesar 40% untuk pelayanan air bersih non PDAM

100%

36. Meningkatnya pengelolaan jaringan irigasi 100%

37. Menurunnya jumlah kawasan kumuh dan meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman

100%

38. Terdapatnya struktur sarana dan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien

100%

39. Tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan transportasi 100%

40. Terwujudnya budaya tertib berlalu lintas 100%

41. Peningkatan sarana prasarana pelayanan publik 93.75%

(5)

42. Terwujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa

100%

43. Mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Wajar Diknas serta meningkatkan pengelolaan dan kemandirian institusi pendidikan, meningkatkan sarana prasarana sekolah serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan

100%

44. Mewujudkan penyediaan pelayanan pendidikan alternatif bagi yang tidak atau yang belum memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan formal, menyediakan pengetahuan dasar ketrampilan berusaha secara profesional serta meningkatkankualitas pendidikan luar sekolah

sesuaidengan kebutuhan

100%

45. Meningkatkan budaya olahraga di lingkungan masyarakat dgn harapan terwujudnya hidup sehat jasmani

97.50%

46. Meningkatkan sikap dari perilaku pemuda yang beriman, bertaqwa, mandiri, inovatif dan kreatif

98.57%

47. Meningkatnya pemasaran dan promosi pariwisata secara terpadu dan terkoordinasi secara berkesinambungan

85,47%

48. Melakukan rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana pariwisata di 7 ODTW (baik 3 utama maupun 4 ODTW baru yang akan dikembangkan)

100%

49. Meningkatnya pemahaman budaya daerah dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pendataan, pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah

100%

50. Meningkatnya daya tarik seni dan budaya daerah dengan penambahan sebesar 2 even tiap tahun

100%

51. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin 95.89%

52. Mencukupi sumber daya kesehatan dgn tercukupinya kualitas kuantitas tenaga dan sarana prasarana kesehatan

99,92%

(6)

53. Menurunkan angka kesakitan karena penyakit menular 100%

54. Meningkatkan cakupan imunisasi 100%

55. Meningkatkan peran serta masyarakat melauli revalitas posyandu dengan mengaktifkan dan meningkatkan strata dan mandiri

100%

56. Meningkatkan mutu lingkungan hidup dgn membuat sarana jembatan dan rumah sehat percontohan serta sarana kesehatan ditempat umum

100%

57. Meningkatkan partisipasi masyarakat akan tertib administrasi kependudukan dengan sosialisasi akan penduduk (KTP, KK dan Akta Catatan Sipil )

100%

58. Meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan 95%

59. Meningkatnya cakupan penanganan PMKS 99.38%

60. Meningkatkan pemberdayaan potensi sosial masy. yang meliputi PSM, Orsos dan lembaga sosial kemasyarakatan serta dunia usaha dalam rangka mencegah dan menanggulangi masalah social

98.89%

61. Mengembangkan hubungan kerjasama antar lembaga sosial masyarakat dan pemerintah

93.64%

62. Meningkatnya kualitas dan kuantitas program transmigrasi 100%

63. Meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat menekan jumlah pencari kerja tiap tahunnya dibawah 15%

100%

64. Meningkatnya penanganan kasus hubungan industrial sampai dengan 90%

100%

65. Meningkatnya sarpras yang memadai dalam penanganan bencana

90%

66. Meningkatkan standar mutu produk barang beredar di pasar 10% per tahun

93.33%

67. Meningkatkan omset penjualan produk daerah sebesar 10%

pertahun

100%

(7)

68. Meningkatkan produktivitas IKM dari kapasitas terpasang dengan peningkatan sebesar 2 % per tahun

92.73%

69. Meningkatkan tenaga kerja yang ahli/ terampil dibidangnya sebesar 10% pertahun

100%

70. Pemberian pinjaman modal koperasi pada 15 koperasi pertahun

100%

71. Meningkatkan promosi dan sosialisasi potensi daerah 100%

72. Meningkatkan nilai inventarisasi fasilitas dan non fasilitas sebesar 3%

100%

73. Meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dan peternakan

100%

74. Mewujudkan masyarakat tani yang maju, efisien dan tangguh dimana produk yang dihasilkan baik kualitasnya mampu bersaing ditengah arus globalisasi

100%

75. Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengadopsi teknologi tepat guna dalam upaya peningkatan pendapatan

100%

76. Meningkatkan daya dukung lahan 100%

77. Meningkatkan peran serta masyarakat dlm pengelolaan hutan dgn melibatkan LMDH yang ada

100%

78. Meningkatnya produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya

97.49%

79. Menurunnya kerusakan pantai dan laut akibat abrasi 99.85%

80. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas dokumen perencanaan penataan ruang dan kawasan

100%

81. Tersedianya kegiatan pembangunan yang memperhatikan daya dukung lahan yang serasi keberlanjutan dengan menjaga kelestarian lingk. Hdp

100%

82. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup daerah 100%

83. Tercukupinya sarana dan prasarana pengalolaan sampah 100%

Jumlah 98,22 %

(8)

Dari 83 sasaran, nilai pencapaian terendah pada sasaran: adalah

“Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dalam penanganan ketentraman dan ketertiban” adalah 63.16%, sedangkan tingkat pencapaian sasaran tertinggi atau yang mencapai nilai diatas 100% terdapat 2 sasaran yaitu :

1. Terwujudnya peningkatan pendapatan asli daerah rata-rata sebesar 15% per Th.

2. Meningkatnya ratio kemandirian keuangan daerah menjadi lebih besar dari 12%.

3. Meningkatnya sumber daya manusia aparatur pemerintah yang handal dan professional

Nilai tingkat pencapaian sasaran rata-rata Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebesar 98,22 % termasuk dalam kategori berhasil.

Berdasarkan pencapaian kinerja sasaran yang kurang dari 100% dapat dijumpai beberapa permasalahan yang menonjol diantaranya :

1. Lokasi yang berjauhan antara sebagian Pemerintah Daerah yang satu dengan yang lain menyebabkan belum optimalnya koordinasi tentang berbagai masalah yang perlu diklarifikasi.

2. Masih tingginya jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran.

3. Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang masih perlu perhatia.

4. Masih adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah.

5. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dan pelayanan umum.

6. Belum optimalnya penataan dan pelestarian sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.

7. Masih kurangnya investor / pihak swasta yang berminat dalam bidang kepariwisataan.

8. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mengembangkan sektor pariwisata.

9. Ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja yang ada dengan lapangan kerja yang tersedia.

10. Belum optimalnya keterlibatan peran masyarakat dalam penyusunan dan pembahasan legal drafting.

11. Belum optimalnya sosialisasi/penyuluhan produk-produk hukum kepada masyarakat.

(9)

12. Belum optimalnya industri dagang kecil menengah menggunakan bahan baku berbasis pada potensi unggulan.

13. Masih kurangnya tenaga teknis pada unsur pelaksana.

14. Kegiatan penambangan liar, pencurian kayu hutan serta masih kurangnya lahan tempat pembuangan akhir sampah yang memerlukan tempat pembuangan akhir yang luas.

15. Masih terbatasnya akses informasi dan komunikasi bagi masyarakat sehingga partisipasi dalam manajemen pembangunan desa rendah.

Untuk memperbaiki kinerja dimasa mendatang, perlu dirumuskan strategi pemecahan masalah, antara lain :

1. Koordinasi dan komunikasi lebih dioptimalkan antara lain melalui agenda rapat koordinasi rutin (bulanan) untuk menyamakan persepsi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksananaan kerjasama antar daerah di lingkungan SAMPAN.

2. Menanggulangi kemiskinan dan pengangguran dalam rangka meningkatkan daya saing daerah untuk mewujudkan investasi serta meningkatkan kapasitas dan produktivitas tenaga kerja.

3. Meningkatkan kualitas SDM melalui penyediaan pelayanan dasar dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan, peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan, penyediaan perumahan dan perbaikan sanitasi pemukiman, perlindungan perempuan dan anak serta sosial.

4. Meningkatkan penyediaan sarana prasarana wilayah untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, serta meningkatkan aksesibilitas wilayah dengan potensi ekonomi.

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan publik yang berkualitas.

6. Meningkatkan penataan dan pelestarian potensi sumberdaya alam berwawasan lingkungan.

7. Promosi obyek wisata yang ada di Kabupaten Pekalongan untuk menarik investor menanamkan modalnya di bidang Pariwisata

8. Penambahan sarana dan prasarana di kawasan obyek wisata Linggoasri seperti sarana telekomunikasi, hotel, olahraga dan lain-lain.

9. Membuka peluang kesempatan kerja dan padat karya.

(10)

10. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam penyusunan dan pembahasan legal drafting.

11. Mengoptimalkan sosialisasi/penyuluhan produk-produk hukum kepada masyarakat.

12. Peningkatan SDM pelaku usaha di berbagai bidang pengelolaan usaha baik manajemen maupun teknologi

13. Melakukan terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru serta merubah paradigma dari sistem konvensional ke arah sistem pertanian yang berbasis agro industri dan agro bisnis.

14. Mengikutsertakan aparatur dalam Diklat Teknis sesuai kompetensi jabatan

15. Meningkatkan pelaksanaan AMDAL, pemantauan dan pengawasan terhadap usaha yang potensial merusak lingkungan.

16. Memfasilitasi tumbuh kembangnya lembaga yang dapat dijadikan sarana untuk pengembangan diri masyarakat, dan peran serta perempuan dalam pembangunan.

Secara keseluruhan, Pemerintah kabupaten Pekalongan telah menganggarkan pembiayaan seluruh kegiatannya sebesar Rp. 726.164.052.792,- dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. . 689.683.535.705,- atau 94,98% dan tugas pembantuan yang sumber dananya berasal dari APBN dan APBD I sebesar Rp. 47,723,803,700,- yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan pendukung 83 sasaran strategis.

Alokasi ini pada dasarnya merupakan alokasi berbagai mata anggaran yang relevan untuk membiayai tiap kegiatan pendukung sasaran strategis.

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara guru mata pelajaran Fisika MAN Model Palangka Raya (tanggal 13/11/2013). Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,

Scanned by CamScanner... Scanned

57 Menurut Muljono dan Wicaksono (2009:59) koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan metode, masa manfaat dalam

Empat faktor utama yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1) Faktor-faktor non sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi atau siang, malam, letak

Filzah Mar’i (2010) Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

Namun begitu, tidak dapat ditentukan secara sah selama tempoh program Saijana Pendidikan (Teknikal) KUiTTHO ini ditawarkan, adakah graduan lepasan program ini benar-benar

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala