• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi dan Nilai Estetis Tari Bambangan Cakil Gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komposisi dan Nilai Estetis Tari Bambangan Cakil Gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Agustini Kurnia, 2009. NIM 2501404034. Judul: “Komposisi dan Nilai Estetis Tari Bambangan Cakil Gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta”.Jurusan Sendratasuk fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Komposisi, Nilai Estetis, dan Gaya Tari.

Tari Bambangan Cakil Gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta merupakan salah satu bentuk pethilan yang merupakan tari berpasangan. Tari Bambangan Cakil mempunyai tujuan dan mengandung nilai estetis, disamping menunjukkan maksud serta gagasan pokok yang spesifik. Gerakan-gerakan dalam koreografinya memenuhi hampir seluruh gerak langkah serta pola-pola gerak setiap tarian. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian tari Bambangan Cakil gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta.

Manfaat yang dapat diambil secara khusus yaitu untuk menambah khasanah terhadap pengembangan teori keilmuan tentang pembelajaran seni tari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, nilai estetis dan gaya tari Bambangan Cakil gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya deskriptif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan simpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perwujudan komposisi dan nilai estetis sebagai suatu karya seni terdiri dari konsep tari Bambangan Cakil ISI Surakarta yaitu bentuk struktur gerak dan kekuatan yang merupakan bentuk secara keseluruhan gerak tari Bambangan Cakil gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta. Contoh ciri khas yang terdapat dalam karya tari ini banyak menggunakan level-level tinggi yang mempunyai ciri khas menunjukkan bahwa tarian ini telah digarap dengan kreatifitas gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta. Kekuatan yang diwujudkan dalam bentuk karya tari ini terlihat pada contoh gerak desain atas atau level tinggi, dimana gerak ini sangat membutuhkan tenaga, kekuatan dan keseimbangan serta kelenturan dari para penari untuk memperlihatkan ciri khas tari garapan Didik Bambang Wahyudi ISI Surakartya.

Nilai estetis yang terdapat dalam tari Bambangan Cakil gaya Didik Bambang Wahyudi ISI Surakarta terlihat pada suasana, pesan, dan gagasan yang muncul dalam pementasan. Salah satu contoh pesan ”hidup manusia adalah hidup mencari tujuan yang tidak akan luput akan datangnya halangan dan rintangan”. Hal tersebut secara nyata merupakan satu kesatuan yang mengikat sehingga dapat menimbulkan keindahan dalam karya tari.

Referensi

Dokumen terkait

Elemen-Elemen atau unsur-unsur seni tari yang menjadi struktur sebuah pertunjukan tari terdiri dari beberapan elemen antaranya gerak, musik, desain lantai,

Program studi S-1 Jalur Kepenarian Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Surakarta, penyaji dituntut untuk menguasai 10 materi Tari Gaya Surakarta Putridengan genre yang

Di sisi lain, penyaji melakukan pengamatan melalui audio visual baik ko leksi pribadi maupun ko leksi studio pandang dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta..

Berangkat dari karya “Ranggalawe Gugur” susunan Sunarno Purwolelono, penyaji bekerjasama dengan David Bima Sakti Perdana, mahasiswa jurusan tari ISI Surakarta yang

Penyaji diharuskan mampu menguasai 10 materi Tari Tradisi Gaya Surakarta diantaranya : Tari Gambyong Gambirsawit, Tari Driasmara, Tari Karonsih, Tari lambangsih,

Ujian Tugas Akhir merupakan tahap akhir dalam perkuliahan untuk menyelesaikan program studi S-1 Jalur Kepenarian Jurusan Tari di Institut Seni Indonesia

Kepenarian Putri Gaya Surakarta ( Bedhaya , Srimpi, Wireng/Pethilan dan Gambyong) oleh Agna Novia Rahmawati (Karya Kepenarian S-1 Jurusan Tari, Institut Seni

Tugas Akhir Karya Kepenarian saya dengan judul : Tari Tradisi Gaya Surakarta Putri (Bedhaya, Srimpi, Wireng/Pethilan, Gambyong) adalah benar-benar merupakan sebuah karya