• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

NOMOR : 33 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA

NOMOR 33 TAHUN 2005 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR)

DI KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI MAJALENGKA, Menimbang :

bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 25 Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) di Kabupaten Majalengka, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Organisasi dan Tata Kerja Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Majalengka.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950

2. Undang-undang … 2

(2)

2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 1963, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842);

8. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PD.PK) (Lembaran Daerah Propinsi Jawa barat Tahun 2000 Nomor 20, Seri D);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka 2004 Nomor 5, Seri D);

10. Peraturan …… 3

(3)

10. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 7 Tahun 2004, Seri D).

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

PERATURAN BUPATI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA.

BAB I

KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Tata Kerja adalah ketentuan tertulis tentang pembagian tugas dan kewajiban pengaturan hubungan kerja sama dari masing-masing komponen dan penggarisan saluran tanggung jawab dari masing- masing pejabat dalam suatu organisasi dengan maksud untuk dapat melaksanakan tugas pokok.

4. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.PR) adalah Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

5. Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.BPR).

6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD,BPR).

7. Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD,BPR).

BAB II ……… 4

(4)

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama

Kedudukan Pasal 2

(1) Untuk melakukan pengawasan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Bupati mengangkat Dewan Pengawas.

(2) Setiap Anggota Dewan Pengawas hanya dapat diangkat menjadi Dewan Pengawas sebanyak-banyak untuk 3 (tiga) Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

(3) Anggota Dewan Pengawas terdiri atas sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, salah seorang ditunjuk sebagai Ketua.

(4) Bagi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.BPR) yang modalnya terdiri dari saham-saham, Anggota Dewan Pengawas dicalonkan dan dipilih oleh RUPS.

(5) Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Bupati untuk masa jabatan selama-lamanya 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan berakhir untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(6) Sebelum menjalankan tugas, Anggota Dewan Pengawas dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Bupati.

Bagian Kedua Tugas Pokok

Pasal 3

(1) Dewan Pengawas mempunyai tugas, menetapkan kebijakan umum, pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

(2) Pengawasan dalam arti pengendalian dan pembinaan terhadap cara penyelenggaraan tugas Direktur dengan tanpa mengurangi kewenangan Badan Pengawasan Daerah yang dilakukan dengan cara periodik dan sewaktu-waktu.

(3) Pengendalian … 5

(5)

(3) Pengendalian dilakukan dalam bentuk petunjuk dan pengarahan kepada Direktur, sedangkan pembinaan dilakukan dalam bentuk meningkatkan dan menjaga kelangsungan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan cara :

a. Periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;

b. Sewaktu-waktu apabila dipandang perlu.

Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4

(1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Dewan Pengawas mempunyai fungsi yaitu:

a. Penyusunan Tata Cara Pengawasan dan Pengelolaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

b. Pelaksanaan Pengawasan atas pengurusan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

c. Penetapan Pedoman Kebijakan Anggaran dan Keuangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

d. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

(2) Dewan Pengawas harus memberikan laporan secara berkala/periodik kepada Bupati dan Bank Indonesia setempat mengenai pelaksanaan tugasnya sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri.

(3) Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) kepada Bupati atau RUPS untuk mendapat pengesahan;

b. Meneliti Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi yang disampaikan oleh Direktur untuk mendapat pengesahan Bupati atau RUPS;

c. Memberikan …… 6

(6)

c. Memberikan pertimbangan dan saran, baik diminta atau tidak diminta kepada Bupati atau RUPS untuk perbaikan dan pengembangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

d. Meminta keterangan kepada Direktur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengurusan dan pengelolaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

e. Mengusulkan pemberhentian sementara Direktur kepada Bupati atau melalui RUPS;

f. Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertanggungjawab kepada Bupati atau RUPS;

g. Pertanggungjawaban Dewan Pengawas dilakukan secara tertulis yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengawas;

h. Dewan Pengawas dapat menunjuk seorang ahli atau lebih untuk melaksanakan tugas tertentu atas biaya Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

BAB III ORGANISASI

Pasal 5

(1) Susunan Anggota Dewan Pengawas PD BPR terdiri dari:

a. Ketua;

b. Anggota.

(2) Untuk meningkatkan koordinasi antar Dewan Pengawas maka perlu dibentuk Koordinator Dewan Pengawas yang dipilih oleh anggota.

(3) Struktur Organisasi Koordinator Dewan Pengawas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Pasal 6

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Dewan Pengawas perlu dibentuk Sekretariat Dewan Pengawas yang ditetapkan oleh Peraturan Bupati.

BAB IV …………. 7

(7)

BAB IV

PEMBAGIAN TUGAS DAN RAPAT DEWAN PENGAWAS Bagian Pertama

Pembagian Tugas Pasal 7

(1) Ketua Dewan Pengawas mempunyai tugas :

a. Memimpin semua kegiatan anggota Dewan Pengawas;

b. Menyusun program kerja pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan pemilik;

c. Memimpin rapat Dewan Pengawas;

d. Menetapkan pembagian tugas para anggota Dewan Pengawas;

e. Membina dan meningkatkan tugas para Anggota Dewan Pengawas

(2) Anggota Dewan Pengawas mempunyai tugas :

a. Membantu Ketua Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan oleh Ketua Dewan Pengawas;

b. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Dewan Pengawas.

(3) Koordinator Dewan Pengawas bertugas memimpin rapat perencanaan kegiatan bulanan, mewakili Dewan Pengawas dalam kegiatan dengan Pemerintah Daerah maupun pihak luar.

Bagian Kedua Rapat Dewan Pengawas

Pasal 8

(1) Untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Dewan Pengawas sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat atas permintaan Ketua Dewan Pengawas.

(2) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas atau Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas.

(3) Keputusan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat.

(4) Apabila ... 8

(8)

(4) Apabila di dalam rapat tidak diperoleh kata mufakat, pimpinan rapat menunda rapat tersebut paling lama 1 (satu) hari.

(5) Penundaan rapat dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan sebanyak- banyaknya 2 (dua) kali.

(6) Apabila ditunda sampai 2 (dua) kali sebagaimana dimaksud pada ayat (5) masih belum tercapai mufakat, maka keputusan diambil oleh Ketua Dewan Pengawas setelah berkonsultasi dengan Bupati dan memperhatikan pendapat para Anggota Dewan Pengawas.

(7) Setiap tahun, Dewan Pengawas menyelenggarakan rapat umum Pemegang Saham (RUPS) khusus bagi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Perkreditan Kecamatan (PK) yang modalnya terdiri atas saham-saham.

Pasal 9

(1) Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direkur dapat diadakan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atas undangan Ketua Dewan Pengawas.

(2) Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direktur dapat diadakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu atas undangan Ketua Dewan Pengawas atau atas permintaan Direktur.

BAB V

HAK PENGHASILAN DAN PENGHARGAAN DEWAN PENGAWAS Pasal 10

(1) Ketua dan Anggota Dewan Pengawas karena jabatannya diberikan honorarium yang besarnya :

a. Ketua : setinggi-tingginya 40% (empat puluh per seratus) dari penghasilan Direktur;

b. Anggota : setinggi-tingginya 80% (delapan puluh per seratus) dari penghasilan ketua.

(2) Untuk ……… 9

(9)

(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas operasional Dewan Pengawas diberikan biaya operasional yang besarnya 10 % dari penghasilan Direktur.

(3) Setiap akhir masa jabatan, ketua dan anggota Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian bersama-sama dari laba sebelum dipotong pajak setelah diaudit dari tahun sebelum akhir masa jabatannya sebesar 40 % (empat puluh per seratus) dari yang diterima oleh Direktur.

(4) Bagi Ketua dan anggota Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir , mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugas selama minimal 1 (satu) tahun, yang besarnya didasarkan atas perhitungan lamanya tugas.

(5) Setiap akhir tahun, ketua dan anggota Dewan Pengawas mendapat uang jasa produksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan ketentuan jumlah nominalnya disesuaikan dengan peraturan sebagaimana dimaksud ayat (1).

BAB VI

PEMBERHENTIAN DEWAN PENGAWAS Pasal 11

(1) Dewan Pengawas berhenti karena : a. Masa jabatannya berakhir;

b, Meninggal dunia.

(2) Dewan Pengawas dapat diberhentikan oleh Bupati karena : a) Permintaan sendiri;

b) Melakukan tindakan yang merugikan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR);

c) Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara;

d) Alih tugas/jabatan;

e) Sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar.

(3) Dewan ………. 10

(10)

(3) Dewan Pengawas yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana pada ayat (2) huruf b, c dan d diberhentikan sementara oleh Bupati, sedang khusus bagi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) yang modalnya terdiri atas saham-saham berdasarkan usul RUPS.

(4) Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasannya.

(5) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Bupati sudah melakukan sidang yang dihadiri oleh Dewan Pengawas untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitir kembali.

(6) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud ayat (5) Bupati belum melaksanakan sidang, maka Surat Pemberhentian Sementara Batal Demi Hukum.

(7) Apabila dalam sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Dewan Pengawas tidak hadir, maka yang bersangkutan dianggap menerima keputusan yang ditetapkan dalam sidang.

(8) Keputusan Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(9) Dewan Pengawas yang diberhentikan, selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterimanya Keputusan Bupati tentang Pemberhentian, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati.

(10) Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak diterimanya permohonan keberatan, Bupati sudah mengambil keputusan apakah menerima atau menolak permohonan keberatan dimaksud.

(11) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan sebagaimana dimaksud ayat (2) Bupati belum mengambil keputusan terhadap permohonan keberatan, maka Keputusan Bupati tentang Pemberhentian Batal Demi Hukum.

BAB VII ……… 11

(11)

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 12

Dengan berlakunya Peraturan ini segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 13

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati,

Pasal 14 Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Majalengka.

Ditetapkan di Majalengka

pada tanggal 5 Desember 2005 BUPATI MAJALENGKA,

Cap/ttd.

TUTTY HAYATI ANWAR

Diundangkan di Majalengka pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

S U H A R D J A

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2005 NOMOR SERI

(12)

12 DEWAN PENGAWAS

DEWAN PENGAWAS

Tanggal

:

5 Desember 2005

Tentang

:

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.

BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA

DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

S U H A R D J A

BUPATI / PEMILIK

DEWAN PENGAWAS

KOORDINATOR DEWAN PENGAWAS

DIREKTUR

SEKRETARIAT DEWAN PENGAWAS

BUPATI MAJALENGKA, Cap/ttd.

TUTTY HAYATI ANWAR

Referensi

Dokumen terkait

Uji berkala kendaraan Bermotor harus dilakukan oleh penguji yang memiliki kompetensi di bidang pengujian kendaraan bermotor secara berjenjang..a. JENJANG SDM

Berdasarkan pengaruh NaOH 5% selama 2 jam terlihat perbedaan yang signifikan antara kekuatan tariknya (Tabel 1). Ini berarti dengan adanya perlakuan alkali NaOH

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga dan Indeks Hangseng Terhadap IHSG dan JII Secara Simultan (Bersama- sama). Berdasarkan hasil uji f dengan f

Gambar 4 menunjukkan bentuk hubungan antara ketinggian tempat sisiran sarang dengan tebal sarang madu Apis dorsata adalah Y = 10,87 – 0,11X dapat diartikan

Dengan dasar pengertian ini maka dapat dinyatakan bahwa potensi peserta didik adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi/individu peserta didik yang mempunyai

Menurut ketiga subjek mainan yang dapat digolongkan sebagai APE adalah mainan-mainan yang tidak hanya memberikan hiburan saja tapi juga sarat akan nilai

Kereta api adalah salah satu angkutan atau alat transportasi darat yang banyak menjadi pilihan masyarakat, khususnya para pengguna jasa transportasi yang membawa atau

Dengan demikian akurasi klasifikasi terbaik yaitu menggunakan fungsi kernel Gaussian Radial Basic Function (RBF) karena menghasilkan akurasi yang lebih besar,