• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Dosa Dalam Dua Perspektif: Dosa Yang Mendatangkan Maut dan Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Menurut 1 Yohanes 5:16-17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Memahami Dosa Dalam Dua Perspektif: Dosa Yang Mendatangkan Maut dan Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Menurut 1 Yohanes 5:16-17"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 118

Memahami Dosa Dalam Dua Perspektif: Dosa Yang Mendatangkan

Maut dan Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Menurut 1 Yohanes 5:16-17

Ester Kristiani Gulo STT Soteria Purwokerto esterkristiani15@gmail.com

Abstract

One of the obstacles for humans in obeying God's commands is sin. The act of sin is often times associated with the death of the eternal. So the study 's authors aimed to describe about sin in two perspectives, namely sin that brings death and sin that does not bring death according to 1 John 5:16-17. Therefore, the sin that is intended by the apostle John is different with the sense of sin that is understood by the people believe when this. Sin that does not incur death is sin which is not required on the death of the eternal. The cause of this sin is the result of carelessness in acting thus rated as a sin which is not expected. Sin that does not lead to the death of this also involves the problem of inner that is not just watchfulness will power of sin. Because of it, to kind of sin is still obtain assurance salvation or life that is eternal of God. It is this that distinguishes the sin is the sin that brings death. With such a sin that brings death is sin that has been rewarded with the death of the eternal as the reward of deeds are done. Sin that brings death characterized by properties that do not have the characteristics of a child of God because actions they lead to the rejection of the gospel who does not walk in the way the truth of Christ. In a study of this, the authors describe it through the method of exegesis to understand the intent in paragraph of this. Besides that, the authors also take some of the material of the interpreters of the Bible and journal are associated with discussion

Keywords: Sin, Death, John, Life, Prayer, Eternal

Abstrak

Salah satu penghalang manusia dalam menaati perintah Allah adalah dosa. Perbuatan dosa kerap kali dihubungkan dengan kematian yang kekal. Maka dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mendeskripsikan tentang dosa dalam dua perspektif yaitu dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut menurut 1 Yohanes 5:16-17. Sebab, dosa yang dimaksudkan oleh rasul Yohanes berbeda dengan pengertian dosa yang dimengerti oleh orang percaya saat ini. Dosa yang tidak mendatangkan maut merupakan dosa yang tidak dituntut pada kematian yang kekal.

Penyebab dari dosa ini adalah akibat dari kecerobohan dalam bertindak sehingga dinilai sebagai dosa yang tidak disengajai. Dosa yang tidak mengarah pada kematian ini juga menyangkut pada masalah batiniah yang tidak berjaga-jaga akan kuasa dosa. Karena itu, untuk jenis dosa ini masih memperoleh jaminan kesalamatan atau kehidupan yang kekal dari Allah. Hal inilah yang membedakan dosa ini dengan dosa yang mendatangkan maut. Dosa yang mendatangkan maut ditandai dengan sifat yang tidak memiliki ciri-ciri anak Allah sebab perbuatan mereka mengarah pada penolakan injil yang tidak berjalan pada jalan kebenaran Kristus. Karena itulah, dosa ini di sebut sebagai dosa yang berakhir pada kematian yang kekal sebab berujung pada kematian bukan pada kehidupan sehingga tidak layak baginya untuk didoakan. Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikannya melalui metode eksegesis untuk mengerti maksud dalam ayat ini. Selain itu,

Kata Kunci: Dosa , Maut, Yohanes, Kehidupan, Doa, Kekal

Vol 4, No 2, Desember 2021 (118-127)

ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) http://www.sttbaptis-medan.ac.id/e-journal/index.php/illuminate

(2)

Ester Kristiani: Memahami Dosa Dalam...

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 119

I. Pendahuluan

Semua orang yang ada di dunia ini telah melakukan dosa baik itu yang beragama Kristen, Islam maupun agama-agama lainnya. Pengertian dosa yang dimengerti oleh banyak orang adalah tindakan yang melawan kehendak Allah. Pernyataan ini juga dikemukakan oleh Stephen Tong mengatakan bahwa dosa ialah sikap manusia yang memberontak kepada Allah dan suatu alat yang dapat mempersatukan manusia dengan Iblis.1 Akan tetapi dalam surat 1 Yoh 5:16 memberikan dua perbedaan tentang dosa yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut. Dalam konteks ini dapat diartikan dosa itu terbagi menjadi dua: yang mengarah pada kematian dan yang tidak mengarah pada kematian.

Namun, dalam pengertian dosa yang ditulis oleh Yohanes tidak banyak orang mengerti akan maksud kedua dosa tersebut. Sehingga banyak penafsir mempersoalkan maksud dan arti dosa yang dikemukakan oleh Yohanes dalam surat ini (1Yoh 5:16-17). Salah satunya William Barclay mengatakan ini merupakan bagian yang sukar dan mengganggu dalam mengartikan dosa yang ditulis oleh rasul Yohanes.2 Eko Yoga Widodo juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa ini suatu pertentangan dengan pemahaman dosa yang dimaksudkan pada ayat 1 Yoh 1:9 sehingga hal ini, ia katakan sudah menjadi bahan diskusi dari kalangan para sarjana.3

Dengan demikian ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu (1) bagaimana dosa itu dibedakan menjadi dosa yang tidak mendatangkan maut dan dosa yang mendatangkan maut menurut 1 Yohanes 5:16-17; (2) apakah dosa yang tidak mendatangkan maut bertentangan dengan pernyataan bahwa upah dosa adalah maut (Rom 6:23); (3) apakah ada perbedaan dalam mendoakan orang yang berdosa sehingga orang percaya diizinkan untuk berdoa bagi orang yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut. Lalu, bagaimana dengan orang yang melakukan dosa yang mendatangkan maut apakah orang percaya dilarang berdoa bagi mereka menurut 1 Yoh 5:16-17.

Penulis mengemukakan bahwa ada perbedaan terhadap dosa yang mengarah pada kematian dan dosa yang tidak mendatangkan maut serta doa orang percaya dalam mendoakan seseorang yang berbuat dosa. Jadi, dalam makalah ini akan membahas tentang : (1) dosa yang tidak mendatangkan maut; (2) dosa yang mendatangkan maut; (3) berdoa bagi orang berdosa.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Geo Frayanus dan Amin berjudul Biblika Tentang Dosa yang tidak Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 dan Implikasinya Bagi Orang Kristen4 pada penelitian ini penulis akan membahas lebih dari penelitian sebelumnya yaitu tentang dosa dalam dua persepektif yaitu, dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut dari kajian biblika 1 Yohanes 5:16-17

1 Stephen Tong, Dosa Keadilan & Penghakiman, 6th ed. (Surabaya: Momentum, 2012). 66

2 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas, ed. Staf Redaksi BPK Gunung Mulia, 5th ed. (Jakarta: Gunung Mulia, 2006). 196

3 Eko Yoga Widodo, Dosa Yang Mendatangkan Maut : Analisis Kritis Surat 1 Yohanes 5:16-17 Serta Implikasinya Bagi Orang Kristen Masa Kini (Consilum 22, 2021). 1

4 Geo Frayanus and Armin Sukri Kanna, “Kajian Biblika Tentang Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen” (2019): 94–101.

(3)

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 120 II. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksegesis yang berarti membaca teks alkitab berdasarkan bahasa aslinya yaitu bahasa yunani. Tujuan utama pada metode eksegesis ini adalah suatu cara dalam menafsirkan teks alkitab dalam memahami inti pesan yang disampaikan dalam teks-teks alkitab. Berdasarkan metode yang digunakan untuk mengeksegesis ayat ini, ada beberapa langkah yang dilakukan penulis: Pertama, menggunakan teori dari beberapa penafsir alkitab, interaksi dengan teks-teks lain dan beberapa artikel jurnal yang berkaitan dengan judul dan pembahasan yang di bahas untuk menemukan pemahaman yang jelas tentang dosa yang dimaksudkan dalam 1 Yohanes 5:16- 17. Kedua, Historia atau meneliti data dalam teks dengan menggunakan syntactic form dan terjemahan literal sehingga dapat menemukan point-point syntactic dalam teks tersebut.

Selanjutnya, semantic content yaitu theoria atau menemukan spiritual meaning dari point syntactic. Sehingga dari metode ini penulis dapat menjabarkan dan menyimpulkan tentang dosa yang dimaksudkan rasul Yohanes dalam suratnya.

III. Pembahasan

Historia: Data teks ( Syntactic Form)

Hasil penelitian 1 Yohanes 5:16-17 menggunakan syntactic form seperti skema dibawah ini:

Ayat 16:

αἰτήσει

Ἐάν τις ἴδῃ

τὸν ἀδελφὸν αὐτοῦ

ἁμαρτάνοντα ἁμαρτίαν μὴ πρὸς θάνατον, καὶ

δώσει αὐτῷ ζωήν

τοῖς ἁμαρτάνουσιν μὴ πρὸς θάνατον ἁμαρτία πρὸς θάνατον

ἔστιν λέγω οὐ

ἐρωτήσῃ ἵνα περὶ ἐκείνης

Ayat 17:

πᾶσα ἀδικία ἐστίν ἁμαρτία καὶ

ἔστιν ἁμαρτία οὐ πρὸς θάνατον

(4)

Ester Kristiani: Memahami Dosa Dalam...

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 121

Terjemahan Literal

Ayat 16: Jika seseorang telah melihat saudaranya melakukan dosa yang tidak mengarah kepada kematian, hendaklah dia berdoa dan Dia akan memberikan hidup bagi mereka yang melakukan dosa yang tidak mengarah kepada kematian. Ada dosa yang menyebabkan kematian, saya tidak mengatakan bahwa dia harus berdoa untuk itu. Ayat 17: semua ketidakbenaran adalah dosa. Dan ada dosa yang tidak mengarah pada kematian.

Konteks Historis

Surat pertama Yohanes yang ditulis oleh rasul Yohanes sendiri, ditulis karena adanya bahaya yang terjadi kepada orang percaya pada saat itu yaitu godaan terhadap guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu yang mempercayai paham Gnostisisme, yang berusaha menarik para murid dari jalan yang benar dan mengikuti jalan mereka (bdk Kis 20:29; 1 Yoh 2:18).5 Bukan hanya itu saja, Yohanes menulis surat ini kepada orang percaya supaya jangan berbuat dosa (2:1), dan untuk orang-orang yang berusaha menyesatkan para pengikut Kristus supaya orang percaya tetap tinggal di dalam Tuhan ( 2:26-27) dan untuk menyakinkan orang percaya akan kepastian memiliki hidup yang kekal ( 5:13).6

Guru palsu ini diyakini berasal dari aliran gnostik yang diduga pernah bergabung pada komunitas yang tidak berlangsung lama keluar dari komunitas tersebut, dengan kata lain mereka tidak benar-benar menjadi bagian dari komunitas pengikut Kristus.7 Sehingga, Yohanes berhadapan dengan guru palsu yang muncul dalam kehidupan jemaat ( lih 1 Yoh.

2:19; 4:1-6). Atau juga guru-guru palsu ini merupakan orang percaya yang telah manarik diri dari kekristenan yang berarti bukan orang percaya yang sungguh-sungguh menjadi kristen sejati, akan tetapi kehadiran mereka merupakan suatu ancaman bagi orang percaya sebab mereka tetap berusaha untuk mengabarkan ajaran mereka dan membujuk untuk beralih dari iman yang sejati.8 Oleh karena itu, dalam menghadapi ajaran gnostic Yohanes berusaha untuk mengoreksi para guru-guru palsu tentang perilakunya yang memberi dampak buruk kepada jemaat.9

Hal pertama yang dilakukan oleh Yohanes adalah Yohanes mengarahkan perhatian jemaatnya kepada identitas Yesus bahwa menurut Yohanes, Yesus yang menjadi daging manusia diam diantara kita yang sejak awal bersama-sama dengan Allah sehingga dengan pernyataan ini, Yohanes mengajak jemaatnya kembali kepada pemahaman awal kekristenan mereka.10 Sebab, kepercayaan gnostisisme ini adalah kepercayaan tentang anggapan bahwa hanya roh saja yang baik sedangkan yang berbaur materi adalah suatu hal yang dinilai buruk contohnya dunia dan tubuh sebab ini mencakup kejahatan.11 Dalam hal ini, Yohanes dalam suratnya menentang ajaran tersebut dan juga paham dari docetisme yang telah berkembang pada saat itu.12 Karena, orang-orang ini bertujuan untuk menjadikan kekristenan terhormat secara intelektual untuk mencapai kesepakatan dengan filsafat sekuler dan kontemporer.13

5 Mark Allan Powel, Introducing the New Statement: A Historical, Literary and Theological Survey (Grand Rapids: Baker Academic, 2009). 496

6 Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, 6th ed. (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995).155

7 Widodo, Dosa Yang Mendatangkan Maut : Analisis Kritis Surat 1 Yohanes 5:16-17 Serta Implikasinya Bagi Orang Kristen Masa Kini. 3

8 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas, ed. Staf Redaksi BPK Gunung Mulia, 5th ed. (Jakarta: Gunung Mulia, 2006). 88

9 Stephen S. Smalley, 1 2 and 3 John, Word Biblical Commentary 51 (Nashville: Thomas Nelson, 2004).15

10 Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru, 1st ed. (Bandung: Bina Media Informasi, 2010).

356

11 Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 4

12 Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius- Wahyu, 9th ed. (Jakarta: Cempaka Putih, 1996).856

13 Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 18

(5)

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 122 Jadi, tujuan utama Yohanes menulis surat ini adalah untuk memberantas dan menghadapi ancaman-ancaman yang merusak iman orang percaya.14

Maka Yohanes menuliskan dalam ayat ini bahwa ada dosa yang mendatangkan maut tetapi ada juga dosa yang tidak mendatangkan maut. Hal inilah yang dijelaskan Yohanes kepada orang percaya supaya tidak menjadi pelaku dari dosa yang mendatangkan maut seperti yang dilakukan oleh guru-guru palsu tentang penolakan mereka terhadap injil yang berusaha menyesatkan (bdk 1 Yoh 4:1) melainkan Yohanes meneguhkan iman mereka dan tetap mendoakan satu dengan yang lain supaya beroleh kehidupan yang kekal ( 1 Yoh 5:13-15).

Theoria: Semantic Content

Dosa yang Tidak Mendatangkan Maut

Dosa merupakan tindakan lahir-batin manusia yang menghalangi keselamatan menjadi nyata.15 Hal ini diartikan bahwa dosa itu suatu bentuk pemberontakan kepada Allah yang dapat menghalangi manusia untuk memperoleh keselamatan jiwa. Sehingga dampak dari dosa tersebut adalah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23), yaitu manusia tidak dapat mencapai Allah, manusia menjadi seteru dengan Allah, dan manusia mengalami kebinasaan kekal.16 Dosa merupakan tindakan pelanggaran manusia mengikuti perintah Tuhan yang mengakibatkan kematian yang kekal, sebab upah dosa adalah maut (Rom 6:23). George Leo Haydock juga menyatakan bahwa semua kesalahan adalah dosa karena dosa merupakan cedera atau ketidakadilan yang dilakukan terhadap Tuhan, namun dosa tersebut tidak berakhir pada kematian.17 Artinya dalam beberapa dosa yang dilakukan oleh manusia ada hal yang tidak dijatuhkan sebagai dosa yang akan mendatangkan kematian.

Orang Yahudi percaya bahwa ada dua jenis dosa, yaitu dosa yang tidak disengaja dan dosa yang dilakukan dengan sengaja. Dosa yang dilakukan secara tidak sengaja merupakan dosa seseorang yang tidak tahu akan dosa tersebut atau dosa yang dilakukan karena kebodohan sendiri sebab telah dikuasai oleh perasaan emosi.18 Untuk jenis dosa ini masih bisa diselamatkan dengan adanya korban penebusan salah dari seorang yang berbuat dosa.

Sebab ini menyangkut masalah batiniah seseorang yang tidak berjaga-jaga akan kuasa dosa sehingga jatuh dan melakukan hal yang tidak disukai oleh Allah. Akan tetapi, kejahatan ini masih bisa diselamatkan dan memperoleh belas kasihan Allah. Inilah yang disebut sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut, yaitu dosa yang tidak berujung pada kematian yang kekal.

Dalam bahasa Yunani dosa adalah ἁμαρτίαν (hamartian) yang berarti kejahatan atau sifat perbuatan salah yang dipandang sebagai penolakan terhadap Tuhan oleh manusia yang mementingkan diri sendiri. Lalu, bagaimana dengan dosa yang dimaksudkan dalam surat ini tentang dosa yang tidak mendatangkan maut? Menurut Matthew Henry dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang dapat diampuni yang tidak dituntut untuk diganjar dengan kematian yang kekal.19. Karena dosa semacam ini menurut Adam Clarke adalah pelanggaran dan kecerobohan dalam bertindak sehingga Clarke menilai sebagai dosa yang tampak ringan dan sepele atau dosa yang tidak disengajai dilakukan.20 Jadi, dari kedua pernyataan ini dosa yang tidak mendatangkan maut merupakan dosa yang tidak disengajai

14 Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 18

15 Dr.C. Groenen OFM, Soteriologi Alkitabiah, 7th ed. (Yogyakarta: Kanisius, 1988). 22

16 “Jurnal Teologi Logon Zoes Dosa - Penelusuran Google.” 8

17 “1 John 5 - Catena Bible & Commentaries.”

18 Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 198

19Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Surat Ibrani, Yakobus, 1&2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas, Wahyu, ed. Barry Van Der schoot Jhonny Tjia, 1st ed. (Surabaya: Momentum, 2016). 740

20 “1 John 5:16 - Adam Clarke Bible Commentary.”

(6)

Ester Kristiani: Memahami Dosa Dalam...

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 123

dilakukan yang dikategorikan sebagai dosa ringan atau dosa kecil, akan tetapi masih memperoleh pemgampunan karena ini bentuk dosa yang masih bisa diampuni oleh Tuhan.

Beberapa penulis alkitab memberi pengertian kepada orang percaya bahwa upah dosa adalah maut yang berarti semua dosa itu mendatangkan maut (bdk Rom 6:23; Yak 1:15).

Lantas, bagaimana dengan pernyataan Yohanes tentang dosa ini? Geo Frayanus dan Armin Sukri dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada dosa tertentu yang dapat dilakukan tetapi tidak membuat diri kita dihukum atau menjadi bersalah ketika melakukannya.21 Artinya tidak mendatangkan malapetaka ketika dilakukan dosa tersebut sehingga tidak mendapatkan hukuman yang membawa pada kematian yang kekal. Maka untuk jenis dosa ini tidak akan menyebabkan kehilangan kehidupan kekal.

Seseorang yang menyadari setiap kesalahannya akibat dosa yang ia lakukan dengan meminta pengampunan dari Allah tidak akan membawanya pada kematian kekal. Haydock memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah tidak menginginkan kematian orang berdosa tetapi yang dikehendaki oleh Allah adalah pertobatan dan memiliki hidup yang kekal karena tidak ada dosa yang begitu besar sehingga Allah bersedia untuk mengampuni.22 Dengan demikian pengakuan dosa terhadap Tuhan memengaruhi keselamatan jiwa manusia untuk lepas dari kebinasaan. Sebab itu, dengan kesadaran sendiri kita berdoa meminta belas kasihan Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya dan mengucapkan doa seperti doa pemungut cukai, yaitu “Tuhan Yesus anak Allah belas kasihanilah aku orang yang berdosa ini”

(bdk.Luk 18:14). Widodo juga mengatakan, “Satu-satunya cara agar dosa seorang Kristen menjadi tidak membawa kepada kematian adalah mengakui dosa dan diampuni melalui pelayanan parakletos atau pembela yaitu Yesus Kristus (1 Yoh 1:9; 2:12).”23 Dalam pengertian ini manusia memperoleh pembelaan dari Kristus jika ia mengaku dosa terhadap- Nya. Jadi, makna dosa yang tidak mendatangkan maut ini memberikan suatu peringatan bagi orang Kristen supaya tidak hidup dengan kemauan sendiri melainkan menjauhi segala dosa- dosa yang membuat hubungan manusia terputus dengan Allah.24

Dosa yang tidak menuju pada kematian ini biasanya dilakukan oleh orang percaya.25 Ini ditunjukkan dalam ayat 16 yang memakai kata ἀδελφὸν (adelphon) yang berarti anggota komunitas Kristen, rekan dalam pekerjaan keagamaan, saudara sesama Kristen. Maka orang percaya dalam golongan ini masih memperoleh kehidupan yang kekal. Heri Lim dalam analisis yang dia tulis mendeskripsikan orang percaya dalam status melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut “menunjuk pada Allah yang menjamin dan meneguhkan kehidupan kekal yaitu kehidupan kekal bagi orang percaya yang masih dapat berdosa pada masa sekarang maupun yang akan datang.”26 Dengan demikian, seseorang yang telah percaya kepada Kristus namun masih hidup dalam dosa yang tidak mendatangkan maut masih memperoleh jaminan untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Namun, bukan berarti orang Kristen mengabaikan perintah-perintah Allah melainkan selalu meminta belas kasihan Allah dalam setiap perbuatannya setiap hari untuk memperoleh pengampunan dari-Nya.

21 Geo Frayanus and Armin Sukri Abstrak, Kajian Biblika Tentang Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen, Repository Skripsi Online, vol. 1, February 2019. 4

22 “1 John 5 - Catena Bible & Commentaries.”

23 Widodo, Dosa Yang Mendatangkan Maut : Analisis Kritis Surat 1 Yohanes 5:16-17 Serta Implikasinya Bagi Orang Kristen Masa Kini. 12

24 Ibid.

25 Heri Lim, “Studi Analisis 1 Yohanes 5:16-17 Mengenai “Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut,”

Temisien 1 (2021): 8.

26 Ibid.

(7)

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 124 Dosa yang Mendatangkan Maut

Dosa yang mendatangkan maut adalah suatu dosa yang berakhir pada kematian yang kekal sebab hal ini mengarah pada penolakan Injil atau kasih karunia Allah. Widodo mengutip buku Marshall mengatakan dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang menolak Kristus atau yang tidak sesuai dengan ciri-ciri sebagai anak Allah.27 Barclay juga mengatakan bahwa dosa maut adalah “keadaan manusia yang mendengarkan bujuk rayu dosa yang sering menolak untuk mendengar Allah ini merupakan tipe orang yang mengasihi dosanya dan memandang sebagai sesuatu yang sangat menguntungkan di dalam dunia ini.”28 Kesimpulannya bahwa dosa yang mendatangkan maut dikenal sebagai penolakan akan firman Allah, di mana seseorang telah mengeraskan hati untuk menjauh dari kebenaran Kristus.

Dosa yang mendatangkan maut dalam bahasa Yunani ἁμαρτάνοντα ἁμαρτίαν μὴ πρὸς θάνατον yang berarti dosa yang akan membawa pada kematian kekal jika dilanjutkan maka akan berakhir pada kematian. Kata θάνατον (thanaton) dalam pengertian secara fisik yaitu sebagai pemisah jiwa dari kematian tubuh (jasmani) dan dalam istilah spiritual thanaton sebagai pemisahan jiwa dan roh atau sebagai pemisahan jiwa dari Allah. Jadi, yang disebut sebagai kematian kekal yaitu kematian yang akan mengalami pemisahan tubuh dari jiwa yang akan mendapatkan penghakiman Allah. Clarke mengatakan contoh dosa yang mendatangkan maut adalah penyembahan berhala, penghujatan dan pelanggaran yang dilakukan pada hari sabat, hal ini sudah ditetapkan pada hukuman mati yang berakhir pada kematian yang kekal.29Pernyataan ini disetujui oleh Frayanus dan Sukri menyatakan dosa itu menunjuk pada masalah murtad yang lebih memilih kegelapan dari pada kehidupan dan kebencian dari pada kasih.30

Yohanes memberikan pernyataan tentang dosa yang mendatangkan maut ini kepada orang percaya karena ingin memberi peringatan kepada mereka tentang ajaran dari guru-guru palsu atau antikristus (lih 1 Yoh 2:18-26;4:1 ) yang mengajarkan tentang gnostik yang mengarah pada penolakan Kristus. Jadi tujuannya supaya orang percaya tetap bejalan dalam kebenaran Kristus dan tahu bahwa orang percaya memiliki hidup yang kekal dengan jaminan keselamatan (1 Yoh 5:13) sehingga terlepas dari dosa yang mendatangkan maut. Jadi, bisa diartikan bahwa orang yang melakukan dosa ini adalah seseorang yang tidak hidup pada kebenaran Allah yang menolak Kristus contohnya seperti antikristus.

William Barclay juga mengatakan maksud dari Yohanes tentang dosa yang mendatangkan maut adalah suatu dosa yang dilakukan manusia ketika ia menyangkal bahwa Yesus sungguh-sungguh telah menjadi manusia daging. Kejahatan ini adalah suatu dosa yang mematikan karena merupakan tanda dari seorang antikristus.31 Hal ini juga sama dengan menghujat Roh Kudus, di mana seseorang tidak akan mendapatkan pengampunan sebab yang ia lakukan adalah dosa kekal (Mar 12:32; Mar 3:29; Luk 12:10; Mat 12:31). Dengan demikian, dosa yang mendatangkan kematian kekal yang dikatakan oleh rasul Yohanes memberi gambaran bagi orang percaya bahwa contoh-contoh dosa yang mendatangkan maut ini yaitu manusia yang masih hidup dalam kegelapan yang tidak dapat melihat kebenaran ilahi, seperti menolak Anak manusia (Kristus), menghujat Roh Kudus, murtad, dan penyangkalan terhadap Kristus. Jadi, dosa-dosa ini tidak membawa pada keselamatan dan kehidupan yang abadi bersama Kristus melainkan hukuman yang kekal. Sebab dosa maut ini Allah sudah ganjari dengan hukuman seperti yang dituliskan Barclay bahwa ada tiga

27 I Howard Marshall, The Epistles of Jhon seperti dikutip dalam Widodo, Dosa Yang Mendatangkan Maut : Analisis Kritis Surat 1 Yohanes 5:16-17 Serta Implikasinya Bagi Orang Kristen Masa Kini. 10

28Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 203

29 “1 John 5:16 - Adam Clarke Bible Commentary.”

30 Frayanus Abstrak, Kajian Biblika Tentang Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen, vol. 1, p. . 4

31 Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat- Surat Yohanes & Yudas. 201

(8)

Ester Kristiani: Memahami Dosa Dalam...

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 125

pengertian tentang dosa maut: (1) dosa maut dihukum dengan kematian, (2) Allah sudah ganjari dengan kematian yang kekal, dan (3) dihukum secara eks-komunikasi yaitu diserahkan pada setan.32 Jadi, dosa maut ini diakhiri dengan kebinasaan tubuh jasmani sehingga jiwa dan rohnya tidak dapat diselamatkan.

Berdoa Bagi Orang yang Berdosa

Rasul Yohanes mengatakan bahwa jika kita melihat saudara kita berbuat dosa hendaklah kita berdoa baginya supaya dia beroleh hidup (kekal). Maksud Yohanes dari ayat ini adalah sebagai saudara seiman di dalam Kristus hendaknya kita saling peduli dan saling memerhatikan satu dengan yang lain dalam menumbuhkan iman percaya kita kepada Kristus atau membangun kerohanian supaya semakin hari semakin baik terutama dalam segi perbuatan yang dilakukan di hadapan Tuhan.

Orang percaya sangat berperan penting untuk memulihkan orang percaya yang masih hidup dalam dosa, yaitu dengan cara berdoa supaya orang tersebut mendapatkan pengampunan dari Tuhan sehingga memperoleh kehidupan yang kekal. Sebab hal itu bukan kesalahan fatal yang ditandai dengan dosa yang mematikan yang tidak dapat diselamatkan melainkan dosa yang masih diberikan pengharapan oleh Tuhan. Jadi, berdoa bagi orang yang berdosa juga penting untuk kita lakukan sebagai pengikut Kristus. Barclay mengatakan bahwa orang Kristen tidak hanya berdoa bagi dirinya sendiri melainkan berdoa untuk orang lain sebab dalam doa bukan doa yang mementingkan diri sendiri atau doa yang disertai keegoisan ketika sedang berdoa di hadapan Tuhan. Karena itu, doa haruslah yang mengarah pada kegiatan luar yaitu di luar dari diri kita sendiri.33 Dengan demikian, doa yang kita panjatkan kepada Tuhan bukan hanya doa untuk diri kita sendiri sebaliknya jika kita melihat saudara kita yang hidupnya masih dalam kegelapan dunia hendaklah kita meminta Tuhan untuk mengampuni segala dosa-dosanya dan kembali pada jalannya Tuhan.

Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini, pengampunan dosa akan terjadi pada saat melakukan doa syafaat karena Allah akan mendengarkannya sebab orang yang melakukan dosa itu adalah orang Kristen yang belum sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus.34 Dengan demikian, seseorang yang masih hidup dalam dosa akan memperoleh pengampunan dari Tuhan jika orang percaya lainnya melakukan doa syafaat untuk dapat mengarahkan hatinya kepada kasih dan anugerah Allah. Henry menjelaskan tentang doa:

Kita harus berdoa bagi orang lain seperti juga bagi diri kita sendiri yaitu bagi saudara- saudara kita sesama manusia supaya mereka dicerahkan,dipertobatkan,diselamatkan, dan dosa-dosa mereka diampuni dan supaya mereka dibebaskan dari yang jahat dan dari hukuman-hukuman Allah dan dipelihara di dalam Kristus Yesus.35

Tujuan berdoa bagi orang berdosa adalah supaya mereka bebas dari hukuman Allah dan memiliki pengharapan akan keselamatan dengan cara bertobat.

Perbuatan dosa yang didoakan adalah perbuatan dosa yang tidak mendatangkan maut. Artinya bahwa orang percaya boleh berdoa bagi saudaranya yang sedang berada dalam kejahatan dunia akan tetapi orang berdosa yang dimaksudkan adalah orang berdosa yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut, karena perbuatan ini tidak menyangkut penyangkalan iman kepada Kristus hanya saja dosa yang dipengaruhi oleh kejahatan dunia dan dosa dalam diri sendiri, yaitu hawa nafsu. Henry mengatakan dalam dosa yang dilakukan oleh saudara seiman yang tidak mendatangkan maut, dalam iman kepada Kristus kita boleh berdoa bagi mereka yang khususnya bagi kehidupan dan jiwanya akan tetapi dosa yang mendatangkan

32 Ibid.

33Ibid.

34 Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius- Wahyu. 875

35 Henry, Tafsiran Matthew Henry Surat Ibrani, Yakobus, 1&2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas, Wahyu. 736

(9)

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 126 maut hal itu tidak boleh berdoa bagi mereka.36 Jadi, dosa yang mendatangkan maut tidak perlu kita doakan sebab mereka sudah ada pada hukuman yang sudah ditetapkan oleh Allah dengan kematian yang kekal sehingga kita tidak punya hak dasar untuk berdoa supaya dosa- dosa mereka diampuni. Akan tetapi kita berdoa hanya bagi mereka yang mau bertobat dan mau mengarahkan dirinya kepada Kristus dan yang telah memilih jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.

IV. Kesimpulan

Yohanes memberi pemahaman bahwa dosa itu terbagi menjadi dua yaitu dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut. Kedua dosa ini dibedakan dalam cara perbuatan atau tindakan yang dilakukan sehingga cara Allah dalam menanggapi kedua dosa tersebut juga berbeda. Dosa yang tidak mendatangkan maut merupakan dosa yang dilakukan oleh seseorang yang tidak diganjari dengan kematian kekal melainkan adanya pengampunan dari Allah sehingga adanya keselamatan. Dosa ini juga dimengerti akibat dari dosa batiniah yang tidak berjaga-jaga akan kuasa dosa yang dilakukan oleh orang percaya.

Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang akan mendapatkan kematian yang kekal. sebab dosa yang dilakukan adalah dosa yang menolak kepada Allah. Maka orang percaya perlu berdoa bagi orang yang melakukan dosa yang tidak mendatangkan maut dengan melakukan doa syafaat supaya mendapat belas kasihan Tuhan.

Melalui makalah ini orang percaya dapat mengerti tentang dosa yang dimaksudkan oleh Yohanes. Pertama, orang percaya mengerti bahwa tidak semua dosa yang dilakukan oleh manusia mendatangkan maut. Kedua, orang percaya memahami bahwa contoh dosa yang mendatangkan maut adalah orang yang menyangkal Kristus dan menghujat Roh kudus selain dari itu adalah digolongkan sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut. Ketiga, orang percaya memahami bahwa dosa yang tidak mendatangkan maut mendapat pengampunan.

Keempat, orang percaya dapat memahami bahwa kita harus berdoa bagi orang-orang yang berbuat dosa. Dan kelima, orang percaya menjadi penunjuk jalan bagi saudaranya yang berbuat dosa supaya kembali pada jalan Kristus.

Referensi

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Haru Surat- Surat Yohanes & Yudas. Edited by Staf Redaksi BPK Gunung Mulia. 5th ed. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. 6th ed. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.

Frayanus, Geo, and Armin Sukri Abstrak. Kajian Biblika Tentang Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen. Repository Skripsi Online. Vol. 1, February 2019.

Frayanus, Geo, and Armin Sukri Kanna. “Kajian Biblika Tentang Dosa Yang Tidak

Mendatangkan Maut Berdasarkan Surat 1 Yohanes 5:1-21 Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen” (2019): 94–101.

Hakh, Pdt. Dr. Samuel Benyamin. Perjanjian Baru. 1st ed. Bandung: Bina Media Informasi, 2010.

Henry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry Surat Ibrani, Yakobus, 1&2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas, Wahyu. Edited by Barry Van Der schoot Jhonny Tjia. 1st ed. Surabaya:

Momentum, 2016.

Lim, Heri. “Studi Analisis 1 Yohanes 5:16-17 Mengenai “Dosa Yang Tidak Mendatangkan Maut.” Temisien 1 (2021): 13.

36 Ibid.

(10)

Ester Kristiani: Memahami Dosa Dalam...

Copyright 2021, ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani; ISSN 2622-8998 (print), 2621-7732 (online) | 127

OFM, Dr.C. Groenen. Soteriologi Alkitabiah. 7th ed. Yogyakarta: Kanisius, 1988.

Powel, Mark Allan. Introducing the New Statement: A Historical, Literary and Theological Survey. Grand Rapids: Baker Academic, 2009.

Smalley, Stephen s. 1 2 and 3 John, Word Biblical Commentary 51. Nashville: Thomas Nelson, 2004.

Tong, Stephen. Dosa Keadilan & Penghakiman. 6th ed. Surabaya: Momentum, 2012.

Widodo, Eko Yoga. Dosa Yang Mendatangkan Maut : Analisis Kritis Surat 1 Yohanes 5:16- 17 Serta Implikasinya Bagi Orang Kristen Masa Kini. Consilum 22, 2021.

“1 John 5:16 - Adam Clarke Bible Commentary.”

“1 John 5 - Catena Bible & Commentaries.”

“Jurnal Teologi Logon Zoes Dosa - Penelusuran Google.”

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius- Wahyu. 9th ed. Jakarta: Cempaka Putih, 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Ada sebelas tembang dalam tembang macapat yaitu mijil, pangkur, kinanthi, dhandhanggula, sinom, asmaradana, megatruh, durma, maskumambang, pocung yang berperan

yang berbasis mikrokontroler, sensor gas LPG ( DT-Sense LPG Sensor ), dan menggunakan jaringan nirkabel zigbee ( Xbee Pro ZB ) sebagai media transmisi data yang dapat

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan penyusunan skripsi yang berjudul

Berdasarkan kategori daya hambat bakteri menurut Davis & Stout (1971), hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak n-butanol daun

Definisi kejahatan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama dari sudut pandang hukum yang memandang kejahatan sebagai tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Kedua

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa merek atau brand tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, bersama ini dikirimkan kepada Direktur, Data Kejadian Tindak Pidana, Data Hasil Ungkap Kasus Tindak Pidana, Anev Kejadian dan Ungkap

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: