• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG BULETIN STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG BULETIN STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

(2)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

BULETIN

STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

Jl. PRAMUKA NO. 1 SINTANG, KALIMANTAN BARAT Telp : (0565) 21013

Email : stamet.sintang@yahoo.com / stamet.sintang@bmkg.go.id

(3)

SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWAB Supriandi, SP, M.Si

PEMIMPIN REDAKSI Marheden

DESAIN / PRODUKSI Chahya Putra Nugraha, S.Tr Ida Bagus Gauttama B.D., S.Tr

EDITOR Saifudin Zukhri, S.Tr Irma Dewita Sari, S.Tr

PENULIS Syahbudin, A.Md Annisa Nazmi Azzahra, S.Tr

Ananggirieza Nugraha, S.Tr Siwi Kuncorojati, S.Tr

DISTRIBUSI Willi Pramono, A.Md M. Gilang Bagus Sahputra, A.Md.

ALAMAT

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang Jl. Pramuka No. 1 Sintang, Kalimantan

Barat Telp : (0565) 21013

Email : stamet.sintang@yahoo.com / stamet.sintang@bmkg.go.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga telah Terbit Buletin Cuaca Edisi Juni 2021 Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Kami mengharapkan melalui buletin ini dapat mempermudah kita dalam mengenal karakteristik cuaca dan dapat membantu dalam prakiraan cuaca wilayah setempat khususnya Sintang, Kalimantan Barat.

Terima kasih kepada seluruh pegawai dan staf Stasiun Meteorologi Susilo Sintang atas kelengkapan data secara rutin sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan buletin ini.

Agar buletin ini dapat terbit secara rutin, maka saya mengharapkan kontribusi setiap anggota dan pengurus buletin Stasiun Meteorologi Susilo Sintang agar lebih berperan aktif baik dalam penulisan maupun penerbitan.

Demi peningkatan kualitas informasi dalam buletin ini, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait dan masyarakat umum.

(4)

D A F T A R IS I

KATA PENGANTAR

Susunan Redaksi Daftar Isi Daftar Istilah Meteorologi

KONDISI ASTMOSFER

Analisis Global Analisis Regional Analisis Lokal

PROSPEK KONDISI ASTMOSFER

Prakiraan ENSO Prakiraan IOD Prakiraan Anomali SPL Prakiraan Curah dan Sifat Hujan

RANGKUMAN

Kondisi Atmosfer November 2020 Prospek Kondisi Atmosfer Desember 2020-Januari 2021

KEGIATAN STAMET SINTANG LENSA METEOROLOGI

Mengenal Cuaca Ekstrem: Squall Line Barometer Aneroid

17

31 iii

1

27

38

(5)

DAFTAR ISTILAH METEOROLOGI

Cuaca: Kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat di suatu tempat dalam waktu yang relatif singkat.

Iklim: Keadaan cuaca rata-rata dalam cakupan waktu yang panjang dan cakupan wilayah yang luas.

Curah Hujan: Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan satu milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada suatu tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter .Sifat Hujan: Perbandingan jumlah curah hujan pada periode

tertentu terhadap normal curah hujan pada periode tertentu; Atas Normal (AN): curah hujan > 115%; Normal (N): curah hujan 85%

- 115%; Bawah Normal (BN): curah hujan <85%.

Kelembapan Udara: Perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah udara pada temperatur tertentu yang dinyatakan dalam persen (%).

Suhu Permukaan Laut: Suhu yang didapat dari hasil pengukuran lapisan permukaan laut.

Visibility (Jarak Pandang): Tingkat kejernihan (transparansi) dari atmosfer, yang berhubungan dengan penglihatan manusia yang dinyatakan dalam satuan jarak.

El Nino: Kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

La Nina: Kondisi terjadinya penurunan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

Dipole Mode (IOD): Fenomena interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia berdasarkan selisih antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.

Southern Oscillation Index (SOI): Nilai indeks berdasarkan perbedaan atau selisih Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin.

(6)

KONDISI

ATMOSFER

BU LE TI N M ET EO RO LO G IE D IS IM EI 20 21

(7)

ANALISIS GLOBAL

Cuaca terbentuk dari suatu rangkaian fenomena dinamika atmosfer yang terjadi di bumi. Dalam rangka mempermudah analisis dinamika atmosfer, skala cuaca dibagi menjadi 3, yaitu skala global, regional, dan lokal. Berikut kami sampaikan kondisi dinamika atmosfer skala global yang mana ruang lingkupnya sangat luas.

A. Analisis Suhu Permukaan Laut (SPL)

Sebagai salah satu sumber utama air di bumi, laut memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan cuaca terutama hujan. Hal ini dikarenakan hujan terjadi disebabkan oleh adanya penguapan air yang ada di bumi oleh matahari, dan laut merupakan sumber air yang terluas di bumi ini. Keadaan SPL tentunya juga berpengaruh dalam proses penguapan ini. Untuk membantu menganalisis SPL, digunakan nilai anomali terhadap keadaan normalnya. Semakin tinggi nilai anomali SPL maka semakin mudah pula terjadi penguapan sehingga dapat menambah suplai uap air di udara dan membentuk awan-awan yang menyebabkan hujan. Sebaliknya, ketika nilai anomali SPL rendah maka air laut akan sulit menguap sehingga tidak ada suplai tambahan uap air di udara.

Berikut kami tampilkan nilai anomali SPL bulan Mei 2021 pada Gambar 1.

Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL) Sumber : www.esrl.noaa.gov

(8)

Secara umum anomali SPL perairan sekitar Kalimantan Barat menunjukkan nilai +0,7 yang memiliki arti bahwa SPL pada bulan Mei 2021 lebih hangat keadaan normalnya. Hal tersebut menunjukkan indikasi bahwa terdapat tambahan suplai uap air dari laut yang dapat membentuk awan konvektif, dibuktikan dengan meningkatnya kejadian hujan di Kabupaten Sintang pada bulan Mei.

B. Analisis Madden Julian Oscillation (MJO)

Fenomena ini erat kaitannya dengan suplai uap air yang dapat mempengaruhi kejadian hujan di beberapa wilayah Indonesia. Indeks MJO ini terbagi menjadi 8 fase.

MJO ini dikatakan mempengaruhi wilayah Indonesia jika memasuki fase 3 & 4.

Berikut merupakan analisis MJO bulan Mei.

Gambar 2 Diagram Penjalaran MJO Sumber : www.bom.gov.au

Gambar 2 di atas merupakan diagram penjalaran MJO bulan Mei (garis hijau), April (garis merah), dan Juni (garis biru). Berdasarkan gambar di atas, pada bulan Mei terutama tanggal 8 s.d. 22 garis indikator MJO berada di dalam fase 3 & 4. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada tanggal tersebut MJO sedang menjalar di atas wilayah Indonesia, akibatnya pertumbuhan awan konvektif semakin kuat dengan adanya

(9)

C. Analisis El-Nino Southern Oscillation (ENSO)

ENSO ini merupakan suatu indeks yang dapat mempresentasikan tentang kondisi fenomena cuaca global berupa El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino menyebabkan kurangnya konveksi atau pertumbuhan awan yang berimbas pada minimnya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan La-Nina merupakan kondisi kebalikannya, dimana fenomena ini menyebabkan meningkatnya konveksi atau pertumbuhan awan yang berimbas pada tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. ENSO merupakan sebuah indeks perbedaan suhu muka laut antara samudera pasifik bagian barat (dekat dengan Indonesia) dan bagian timur (dekat dengan Amerika). Berikut kami sampaikan analisis ENSO pada Gambar 3.

Gambar 3 El-Nino Southern Oscillation (ENSO) Sumber : www.bom.gov.au

Fenomena cuaca global El-Nino terindikasi aktif jika ENSO menunjukkan nilai diatas +0,5, sedangkan fenomena cuaca global La-Nina terindikasi aktif jika ENSO menunjukkan nilai dibawah -0,5. Berdasarkan gambar di atas, pada bulan Mei umumnya indeks ENSO berada di antara 0 dan -0,2 dan bergerak positif mendekati angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa indeks ENSO sedang berada pada fase netral, dan terindikasi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian hujan di wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sintang.

(10)

D. Analisis Indian Ocean Dipole (IOD)

Lokasi Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga berpengaruh dalam pembentukan cuaca di Indonesia ini. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa laut juga memiliki peranan penting dalam membangun cuaca yang terjadi di bumi ini.

Fenomena IOD ini merupakan suatu fenomena naik turunnya suhu permukaan laut yang dapat mempengaruhi cuaca khususnya hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Fenomena IOD ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase positif dan negatif. Fase IOD negatif menambah suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan fase IOD positif menambah suplai uap air di wilayah India. Untuk mengetahui fase dipole mode perlu dianalisis menggunakan Indeks IOD.

Gambar 4. Indeks IOD Sumber : www.bom.gov.au

Berdasarkan gambar di atas garis indeks IOD bulan Mei mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 0 hingga -0,7, hal tersebut mengindikasikan bahwa fenomena IOD sedang berada dalam fase negatif dimana berdampak kepada meningkatnya tambahan suplai uap air yang membentuk awan konvektif di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Kabupaten Sintang serta mengakibatkan kejadian hujan bertambah.

(11)

ANALISIS REGIONAL

A. Analisis Relative Humidity (Kelembapan Udara)

Kelembapan atau Relative Humidity (RH) pada Gambar 5 menunjukkan banyaknya konsentrasi uap air di udara. Secara umum prosentase nilai RH di wilayah Kabupaten Sintang menunjukkan kondisi cukup basah, sesuai dengan banyaknya kejadian hujan. Pada lapisan 925 mb (sekitar 762 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 75% s.d. 85%, pada lapisan 850 mb (sekitar 1458 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 75% s.d. 80%, pada lapisan 700 mb (sekitar 3013 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 75% s.d. 78%, dan pada lapisan 500 mb (sekitar 5576 mdpl) memiliki nilai RH rata- rata 65% s.d. 75%

.

(12)
(13)

Gambar 5 Kelembapan Udara (RH) Per Lapisan Sumber : www.esrl.noaa.gov

B. Analisis Streamline

Gambar 6 Streamline Angin Sumber : www.esrl.noaa.gov

(14)

Streamline atau garis angin merupakan kondisi arah pergerakan angin secara umum. Gambar 6 menunjukkan proyeksi rata-rata arah dan kecepatan angin pada bulan Mei. Legenda di bawah gambar menunjukkan nilai kecepatan angin dengan satuan knots. Terindikasi ada perlambatan angin yang disebabkan oleh pola belokan angin (shear) di atas wilayah Kabupaten Sintang, yang berdampak pada menumpuknya massa udara sehingga pertumbuhan awan konvektif menjadi mudah mengakibatkan meningkatnya kejadian hujan di Kabupaten Sintang pada bulan Mei.

ANALISIS LOKAL

A. Suhu Udara

Gambar 7 Grafik Suhu Udara Bulan Mei di Sintang

Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa suhu udara rata-rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Sintang berkisar antara 24,7°C – 28,9°C. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 29,0°C – 35,3°C dengan suhu maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 2 dan 27 Mei 2021. Suhu minimum harian bulan Mei 2021 berkisar antara 22,2°C – 25,6°C dengan suhu minimum terendah terjadi pada tanggal 13 Mei 2021.

(15)

B. Angin

Gambar 8 WindRose Stamet Susilo Sintang bulan Mei 2021

Analisis angin lokal menggunakan aplikasi WindRose dengan data pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang sebagai acuan. Gambar 8 menunjukkan frekuensi rata-rata arah angin (berhembus dari) di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Pada bulan Mei umumnya angin berhembus dari arah timur laut dengan kecepatan rata-rata 2,4 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat adalah 20 km/jam terjadi dua kali yaitu pada 18 Mei pukul 15.00 WIB dan tanggal 22 Mei pukul 20.00 WIB.

C. Kelembapan Udara

Pada Gambar 9 terlihat bahwa kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang pada bulan Mei 2021 berkisar antara 80% – 95%

dengan kelembapan rata– rata minimum terjadi pada tanggal 24 Mei 2021 dan kelembapan rata – rata maksimum terjadi pada 13 Mei 2021.

Kelembapan udara maksimum harian sebesar 97 – 100% dengan kelembapan maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 14 dan 25 Mei 2021. Sedangkan, kelembapan minimum harian bulan Mei 2021 berkisar antara 48% – 82% dengan kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 24 Mei 2021.

(16)

Gambar 9 Grafik Kelembapan Udara Bulan Mei di Sintang D. Tekanan Udara

Gambar 10 Grafik Tekanan Udara Bulan Mei di Sintang

Pada Gambar 10 menunjukkan grafik tekanan udara rata – rata, maksimum, dan

(17)

dengan tekanan udara rata-rata harian tertinggi tercatat terjadi pada tanggal 29 Mei 2021 dan terendah tercatat pada tanggal 12 Mei 2021. Selain itu, tekanan udara maksimum harian berkisar antara 1005,4 – 1009,9 mb dengan puncak tekanan udara maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 1 Mei 2021. Tekanan udara minimum harian bulan Mei 2021 berkisar antara 999,9 – 1005,2 mb dengan tekanan udara minimum terendah terjadi pada tanggal 5 dan 12 Mei 2021.

E. Visibility (Jarak Pandang)

Gambar 11 Grafik Jarak Pandang Bulan Mei di Sintang

Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa jarak pandang yang tercatat pada bulan Mei 2021 berkisar antara 500 – 10.000 meter dengan jarak pandang maksimum per hari berkisar 8.000 – 10.000 meter sedangkan jarak pandang minimum per hari berkisar antara 500 – 5000 meter. Jarak pandang mendatar terendah tercatat terjadi pada tanggal 1, 7, 19 dan 22 Mei 2021. Jarak pandang <1.000 meter tercatat berjumlah 2 kejadian yang diakibatkan adanya kabut tebal (fog) dan hujan dengan intensitas lebat.

(18)

F. Curah Hujan

Gambar 12 Grafik Curah Hujan Bulan Mei di Sintang

Gambar 12 menunjukkan grafik curah hujan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang bulan Mei 2021. Jumlah curah hujan bulan Mei 2021 tercatat sebesar 207 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 6 Mei 2021 sebesar 40 mm. Curah hujan pada bulan Mei 2021 yang terjadi di wilayah Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori menengah karena berada dalam kisaran nilai 100 - 1500 mm per bulan. Kejadian hujan berdasarkan grafik di atas tidak menunjukkan adanya kejadian hujan lebat (50,1 – 100 mm/hari), 3 kejadian hujan sedang (20,1 – 50 mm/hari), 7 kejadian hujan ringan (5,1 – 20 mm/hari), dan 5 kejadian hujan sangat ringan (1 - 5 mm/hari) di wilayah Kabupaten Sintang.

G. Penyinaran Matahari

Pada Gambar 13 menunjukkan lamanya penyinaran matahari bulan Mei 2021.

Tercatat bahwa pada pukul 07.00 – 18.00 penyinaran matahari berkisar antara 0,0 – 11,2 jam. Penyinaran matahari minimum terjadi 3 kejadian di bulan Mei yaitu pada

(19)

Gambar 13 Grafik Penyinaran Matahari Bulan Febuari di Sintang H. Keadaan Cuaca

Gambar 14 Grafik Kejadian Cuaca Khusus Bulan Mei di Sintang

Keadaan cuaca pada bulan Mei 2021 (Gambar 14) didominasi keadaan hujan.

Hal ini terlihat pada hasil pengamatan terdapat 22 kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, 11 kejadian petir/guntur, 12 kejadian kilat, dan 4 kejadian kabut.

(20)

I. Titik Panas (Hotspot)

Gambar 15 Grafik Hotspot Harian Kabupaten Sintang Bulan Mei 2021

(21)

Gambar 15 di atas menunjukkan banyaknya titik panas (hotspot) yang teramati oleh satelit di Kabupaten Sintang di bulan Mei 2021. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Sintang sebanyak 8 titik dengan hari kejadian sebanyak 5 hari selama bulan Mei 2021. Titik panas paling banyak terjadi pada tanggal 11, 27 dan 28 Mei 2021 yang berjumlah 2 titik.

Gambar 16 menunjukkan sebaran titik panas (hotspot) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Sintang selama bulan Mei 2021. Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita lihat bahwa titik panas paling banyak terdeteksi di Ketungau Hilir dengan jumlah 4 titik.

(22)

PROSPEK

KONDISI ATMOSFER

BU LE TI N M ET EO RO LO G IE D IS IJ A N U A RI 20 21

(23)

PRAKIRAAN ENSO

Fenomena ENSO merupakan fenomena global yang cukup penting untuk dipertimbangkan dalam mengambarkan kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Hasil dari beberapa kajian ilmiah menyatakan bahwa pada saat terjadi fenomena ENSO, beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan ataupun peningkatan curah hujan. Saat ENSO mengindikasikan kondisi EL Nino, beberapa wilayah Indonesia mengalami penurunan curah hujan. Kemudian, pada saat ENSO mengindikasikan La Nina, di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan.

Gambar 15 Grafik Prakiraan Indeks Nino 3.4 Sumber: http://www.bom.gov.au

Pada bulan Juni 2021 kondisi ENSO yang ditunjukkan Gambar 15 secara umum diprediksikan dalam kondisi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada dalam kisaran nilai 0,0° hingga 0,4°C.

Begitu pun hasil prediksi kondisi ENSO pada bulan Juli 2021 diprediksikan berada dalam kondisi normal dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada pada kisaran nilai 0,0°C.

Hasil analisis tentang prediksi Nino 3.4 periode Juni dan Juli 2021 menunjukkan bahwa kondisi ENSO dalam keadaan normal. Hal ini mengindikasikan

(24)

bahwa fenomena ENSO diprediksi tidak berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Sintang untuk dua bulan ke depan.

PRAKIRAAN IOD

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi antara lautan dengan atmosfer yang terjadi di Samudera Hindia yang ditandai dengan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia Barat dengan Samudera Bagian Timur. Fenomena ini turut mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat.

Adanya fenomena Dipole Mode dapat memberikan pengaruh berupa terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Proses identifikasi kemungkinan terjadinya fenomena Dipole Mode dilakukan dengan menganalisis hasil pemodelan indeks IOD dari BOM Australia selama dua bulan kedepan.

Gambar 16 Grafik Prakiraan IOD Sumber: http://www.bom.gov.au

Hasil pemodelan prediksi indeks Dipole Mode (IOD) ditunjukkan pada Gambar 16 yang menunjukkan bahwa secara umum fenomena Dipole Mode pada bulan Juni 2021 diprediksi berada dalamfase negatif. Hal ini ditandai dengan rata-rata nilai IOD

(25)

Begitu juga dengan fenomena Dipole Mode pada bulan Juli 2021 menunjukkan kondisi Dipole Mode dalam fase negatif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks IOD rata-rata berada pada kisaran -0,8°C.

Hasil analisis prediksi pemodelan indeks IOD selama periode Juni 2021 hingga Juli 2021 menunjukkan Dipole Mode dalam keadaan fase negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa fenomena Dipole Mode akan berpengaruh terhadap penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat.

PRAKIRAAN ANOMALI SPL

A. Prakiraan Bulan Juni 2021

Gambar 17 Prakiraan Anomali SPL Juni 2021 Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov

Dengan merujuk pada hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut lembaga layanan cuaca nasional Amerika Serikat (NOAA) yang ditunjukkan Gambar 17, dapat dikatakan bahwa nilai anomali suhu permukaan laut wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Juni 2021 diprediksi tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai anomali suhu permukaan laut (warna putih)

(26)

untuk wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat yang secara umum berada pada rentang nilai anomali 0,25 hingga 1.0°C. Berdasarkan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut, diprakirakan cukup mendukung suplai uap air di wilayah Kabupaten Sintang.

B. Prakiraan Bulan Juli 2021

Gambar 18 Prakiraan Anomali SPL Juli 2021 Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov

Berdasarkan hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut yang ditunjukkan Gambar 18 terlihat bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Juli 2021 diprediksi menunjukkan nilai anomali suhu permukaan laut yang tidak jauh berbeda dari rata - rata normalnya (warna kuning) dengan rentang nilai 0,5°C hingga 0,°C. Berdasarkan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut, diprakirakan suplai uap air dari perairan barat Kalimantan Barat mendukung pembentukan awan di wilayah Kabupaten Sintang.

(27)

PRAKIRAAN CURAH DAN SIFAT HUJAN

Prakiraan curah hujan merupakan prakiraan potensi besarnya curah hujan yang terjadi pada suatu wilayah. Prakiraan curah hujan dikategorikan menjadi empat, yaitu rendah (<100 mm), menengah (101 – 300 mm), tinggi (301 – 400 mm), dan sangat tinggi (>400). Sedangkan, prakiraan sifat hujan merupakan prakiraan potensi sifat hujan yang terjadi di suatu wilayah terhadap normal curah hujannya. Prakiraan sifat hujan dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bawah Normal, Normal, dan Atas Normal.

A. Prakiraan Bulan Juni 2021

Gambar 19 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Juni 2021 Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

(28)

Gambar 20 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Juni 2021 Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Berdasarkan Gambar 19 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 101 – 200 mm dengan kategori menengah. Sedangkan, Gambar 20 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang secara umum berada pada kategori Bawah Normal.

Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Juni 2021 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Juni di Kabupaten Sintang No. Nama Kecamatan

Curah Hujan

Kategori Sifat Hujan (mm)

1 Ambalau 151 – 200 Menengah Bawah Normal

2 Binjai Hulu 101 – 150 Menengah Bawah Normal

3 Dedai 101 – 150 Menengah Bawah Normal

4 Kayan Hilir 151 – 200 Menengah Bawah Normal

(29)

6 Kelam Permai 101 – 150 Menengah Bawah Normal

7 Ketungau Hilir 101 – 150 Menengah Bawah Normal

8 Ketungau Hulu 101 – 150 Menengah Bawah Normal

9 Ketungau Tengah 101 – 150 Menengah Bawah Normal 10 Sungai Tebelian 101 – 150 Menengah Bawah Normal

11 Sepauk 101 – 150 Menengah Bawah Normal

12 Serawai 151 – 200 Menengah Bawah Normal

13 Sintang 101 – 150 Menengah Bawah Normal

14 Tempunak 101 – 150 Menengah Bawah Normal

B. Prakiraan Bulan Juli 2021

Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 101 – 200 mm dengan kategori menengah. Selain itu, Gambar 22 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang berada pada kategori Bawah Normal hingga Normal.

Gambar 21 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Juli 2021 Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

(30)

Gambar 22 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Juli 2021 Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

(31)

Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Juli 2021 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Juli di Kabupaten Sintang No. Nama Kecamatan

Curah Hujan

Kategori Sifat Hujan (mm)

1 Ambalau 101 – 200 Menengah Bawah Normal

2 Binjai Hulu 101 – 150 Menengah Bawah Normal

3 Dedai 101 – 150 Menengah Bawah Normal

4 Kayan Hilir 101 – 150 Menengah Bawah Normal

5 Kayan Hulu 101 – 150 Menengah Bawah Normal

6 Kelam Permai 101 – 150 Menengah Bawah Normal

7 Ketungau Hilir 101 – 150 Menengah Bawah Normal

8 Ketungau Hulu 101 – 150 Menengah Normal

9 Ketungau Tengah 101 – 150 Menengah Bawah Normal 10 Sungai Tebelian 101 – 150 Menengah Bawah Normal

11 Sepauk 101 – 150 Menengah Bawah Normal

12 Serawai 101 – 150 Menengah Bawah Normal

13 Sintang 101 – 150 Menengah Bawah Normal

14 Tempunak 101 – 150 Menengah Bawah Normal

(32)
(33)

KONDISI ATMOSFER MEI 2021

Kondisi dinamika atmosfer secara global cukup berpengaruh terhadap terjadinya hujan di wilayah Kabupaten Sintang. Hal ini terlihat dari nilai suhu permukaan laut yang lebih hangat dari normalnya dan MJO yang menunjukkan berada pada fase 3 dan 4 pada tanggal 8 s.d 22 Mei 2021. Selain itu, kondisi dinamika atmosfer secara regional menunjukkan kondisi yang mendukung terjadi hujan di Kabupaten Sintang. Nilai kelembapan udara pada lapisan 925 - 500 mb menunjukkan kondisi yang basah dan pola angin mnunjukkan adanya shear (belokan angin) di atas wilayah Kabupaten Sintang.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan Mei 2021 sebagai berikut:

 Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 24,7°C – 28,9°C, suhu udara maksimum tercatat sebesar 35,3°C terjadi pada tanggal 2 dan 27 Mei 2021, dan suhu minimum harian tercatat sebesar 22,2°C terjadi pada 13 Mei 2021.

 Secara umum angin berhembus dari arah timur laut dengan kecepatan rata-rata 2,4 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat yaitu 20 km/jam terjadi pada 18 Mei pukul 15.00 WIB dan tanggal 22 Mei pukul 20.00 WIB.

 Kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat berkisar antara 80% – 9%

dengan kelembapan udara harian tertinggi 100% terjadi pada tanggal 2 dan 27 Mei 2021 dan kelembapan minimum terendah senilai 48% terjadi pada tanggal 24 Mei 2021.

 Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1003,0 – 1007,6 mb dengan tekanan udara maksimum sebesar 1009,9 mb tercatat pada tanggal 1 Mei 2021 dan tekanan udara minimum sebesar 999,9 mb terjadi pada tanggal 5 dan 12 Mei 2021.

 Tercatat bahwa jarak pandang bulan Mei berkisar antara 500 – 10.000 meter.

Jarak pandang mendatar sebesar <1000 meter tercatat pada 2 kejadian di bulan Mei yang diakibatkan adanya kabut tebal dan hujan dengan intensitas lebat.

 Jumlah curah hujan bulan Mei tercatat sebesar 207 mm berada dalam kategori menengah. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 6 Mei sebesar 40 mm/hari.

(34)

 Lama penyinaran matahari berkisar antara 0,0 – 11,2 jam dengan lama penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 24 Mei 2021 dan terjadi 3 kejadian di bulan Mei yaitu pada tanggal 13, 19 dan 31 Mei 2021.

Keadaan cuaca bervarasi antara lain 22 kejadian hujan, 11 kejadian petir/Guntur, 12 kejadian kilat, dan 4 kejadian kabut tebal.

Titik panas pada bulan Mei tercatat sejumlah 8 titik yang paling banyak terjadi pada tanggal 11, 27 dan 28 Mei 2021 sebanyak 2 titik. Titik panas paling banyak terjadi di Kecamatan Ketungau Hilir dengan jumlah 4 titik.

(35)

PROSPEK KONDISI ATMOSFER JUNI - JULI 2021

.

Berdasarkan analisis global bulan Juni dan Juli 2021, fenomena ENSO diprediksi berada dalam kondisi normal. Kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sintang.

Selanjutnya, Dipole Mode bulan Juni hingga Juli 2021 juga diprediksi berada pada fase negatif.

Nilai Suhu Permukaan Laut (SPL) bulan Juni dan Juli 2021 di perairan barat wilayah Kalimantan Barat diprakirakan cukup hangat sehingga dapat mendukung suplai uap air untuk pembentukan awan - awan konvektif di wilayah Kabupaten Sintang.

Prakiraan curah hujan bulan Juni 2021 berada pada kategori menengah (101 – 200 mm) dengan prakiraan sifat hujan secara umum berada pada kondisi Bawah Normal. Sedangkan, pada bulan Juli 2021 curah hujan diprakirakan berada pada kategori mengengah (101 - 200 mm) dengan sifat curh hujan berada pada kategori Bawah Normal hingga Normal.

(36)

KEGIATAN

STAMET SUSILO SINTANG

BU LE TI N M ET EO RO LO G IE D IS IJ A N U A RI 20 21

(37)

KEGIATAN TANAM PERDANA SEKOLAH LAPANG IKLIM DI KECAMATAN KELAM PERMAI SINTANG

Pada hari Selasa, 25 Mei 2021 dilaksanakan kegiatan pembukaan dan tanam perdana Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat oleh Stasiun Klimatologi Mempawah. SLI berfungsi sebagai media sosialisasi BMKG kepada petani agar lebih mengenal lagi informasi cuaca untuk bekal mereka. Kegiatan pembukaan dan tanam perdana ini dilaksanakan di Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun.

Gambar 23. Kegiatan Tanam Perdana SLI di lahan salah satu peserta SLI

KEGIATAN RAPAT PEMBAHASAN VERIFIKASI PRAKIRAAN CUACA BMKG KALIMANTAN BARAT

Pada tanggal 25 Mei 2021 dilaksanakan Kegiatan Rapat untuk membahas mengenai verifikasi prakiraan cuaca ekstrim di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

Kegiatan tersebut di ikuti oleh Seluruh Kepala UPT BMKG dan perwakilan forecaster UPT BMKG Provinsi Kalimantan Barat.

(38)

Gambar 24 Kegiatan Rapat Verifikasi Prakiraan Cuaca

KUNJUNGAN DAN KOORDINASI SELURUH KEPALA UPT BMKG PROVINSI KALIMANTAN BARAT KE UPBU TEBELIAN SINTANG

Pada tanggal 25 Mei 2021 dilaksanakan kunjungan dan koordinasi oleh Seluruh Kepala UPT BMKG Provinsi Kalimantan Barat kepada Kepala UPBU Tebelian Sintang. Kegiatan tersebut dalam rangka silaturahmi dan mempererat kerjasama antara BMKG dan UPBU Tebelian Sintang.

(39)

KEGIATAN VAKSINASI COVID-19 KEDUA KEPADA SELURUH PEGAWAI STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

Gambar 26. Kegiatan vaksinasi Covid-19 kedua

Kegiatan vaksinasi covid-19 kedua pegawai Stamet Sintang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2021 di Dinas KBP3A Kabupaten Sintang. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus Covid-19. Seluruh pegawai Stasiun Meteorologi Sintang mengikuti proses vaksinasi.

(40)

LENSA

METEOROLOGI

N M ET EO RO LO G IE D IS IJ A N U A RI 20 21

(41)

Natural Balance

Adanya fenomena cuaca ekstrem seringkali menimbulkan bencana hidrometeorologi di Indonesia. Definisi cuaca ekstrem adalah fenomena cuaca yang jarang terjadi namun memiliki intensitas melebihi normalnya, seperti angin kencang, angin puting beliung, badai tropis atau siklon tropis, hujan es, dan berbagai fenomena lainnya. Tak jarang fenomena cuaca ekstrem ini menjadi salah satu ‘trigger’ bencana hidrometeorologi, yang paling sering adalah banjir dan tanah longsor. Berbicara dampak ekstrem tentunya tak lepas dari kerugian materiil, kerusakan fasilitas umum, terputusnya akses jalan, bahkan hilangnya nyawa dari korban bencana.

Namun, tahukah kamu bahwa terjadinya cuaca ekstrem ini sering terjadi pada musim peralihan?

Cuaca ekstrem ini jika kita perhatikan sering terjadi pada musim peralihan, atau sekitar bulan Maret, April, Mei dan September, Oktober, November. Hal ini karena salah satu karakteristik cuaca pada musim peralihan adalah perubahan cuaca signifikan, misalnya pada pagi hingga siang hari panas terik lalu terbentuk awan seperti bunga kol yang besar, kemudian pada sore atau malam hari awan tersebut menjadi gelap terjadi hujan lebat yang kadang disertai angin kencang dan petir. Sering mengalami kan?

Lalu mengapa sering terjadi pada musim peralihan?

Rapid changing pada musim peralihan inilah yang membuat alam harus meyeimbangkan kondisinya agar tetap seimbang. Bayangkan saja pada musim peralihan ini terjadi perubahan arah angin 180o, dari barat ke timur. Dari yang musim hujan ke musim kemarau, tentu saja dalam proses berubahnya terdapat kejadian ekstrem. Analoginya, kalau baru putus tiba-tiba inget mantan! Pasti tiba-tiba nangis, kalau alam, tiba-tiba hujan lebat.

Natural balancing

(42)

Sejatinya alam memiliki sistem untuk menyeimbangkan kondisi. Baru-baru ini setidaknya ada 3 fenomena siklon tropis yang ada di wilayah Indonesia. Siklon tropis adalah salah satu cara alam dalam menyeimbangkan kondisi. Terbentuknya siklon tropis melibatkan proses kompleks lautan dan atmosfer. Badai ini berkembang dari lingkungan lautan yang panas, sehingga udara naik dan membentuk awan. Proses naiknya udara inilah yang menjadi kunci dalam mengatur suhu global. Secara harfiah, panas yang berasal dari laut ‘diangkat’ ke atmosfer dan menyebar hingga kutub.

Lautan sedang mengantarkan ‘panas’ ke daerah yang lebih dingin. Kebayang nggak kalau alam gapunya sistem ini, yang di tropis bakalan panas banget dan yang di kutub bakalan dingin banget.

Gambar 27. Sirkulasi Angin Global

Ketidakseimbangan suhu kutub dan tropis akan selalu ada karena orientasi planet bumi, tropis surplus energi matahari yang berarti akan menerima panas lebih banyak. Alam akan selalu berusaha menyebarkan panas ini ke seluruh bagian bumi, siklon tropis atau badai tropis adalah salah satu mekanisme yang sangat efisien. Besarnya sistem badai

(43)

biasanya laut disekitaran badai akan memiliki suhu yang lebih dingin. Suhu yang lebih dingin ini akan melemahkan sistem badai tropis yang melewati area yang sama.

Siklon tropis memang mekanisme alam dalam menyeimbangkan bumi, tetapi faktor perubahan iklim juga patut dipertimbangkan. Adanya perubahan iklim ini menimbulkan perbedaan suhu yang signifikan antara kutub dan tropis sehingga intensitas terjadinya siklon tropis menjadi lebih sering dan lebih kuat. Terjadinya siklon tropis atau berbagai fenomena ekstrem lainnya memang tidak dapat kita kendalikan, namun yang dapat kita kendalikan adalah meminimalisir dampaknya. Seperti pemahaman lebih baik tentang manajemen resiko bencana bagi setiap daerah rawan bencana. Pemahaman terkait mitigasi bencana serta memperhatikan peringatan dini dari instansi yang berwenang adalah salah satu fokus yang penting saat ini. Yuk edukasi diri sendiri!

Oleh : Hanifa Nur Rahmadini

(44)

Jaringan Komunikasi BMKG

VSAT (Very Small Aperture Terminal) adalah sebuah terminal yang digunakan dalam komunikasi data satelit, suara dan sinyal video. VSAT juga merupakan terminal satelit yang kecil dengan diameter antara 0,6-3,8 meter. Komunikasi VSAT merupakan suatu konsep dalam sistem telekomunikasi Indonesia dengan menggunakan satelit sebagai media utamanya. VSAT banyak dipakai dalam berbagai aplikasi karena teknologi ini mampu menyediakan pelayanan yang benar-benar terintegrasi untuk jaringan pemakai.

BMKG memanfaatkan teknologi VSAT ini sebagai salah satu alat untuk jaringan komunikasi dan media transmisi data dalam pertukaran data antar stasiun. Sedangkan CMSS (Computer Message Switching System) adalah perangkat lunak sebagai media pertukaran data yang mempunyai fungsi mengirim dan menerima data serta file meteorologi hasil observasi meteorologi yang sesuai dengan peraturan WMO (World Meteorology Organization). Perangkat yang digunakan di CMSS adalah CCU (Communication Control Unit) yang memfasilitasi perukaran data dengan sistem baru, data yang masuk merupakan kode sinoptik yang kemudian ditranslasikan ke bahasa global dan disimpan dalam database. CCU terdiri dari 2 unit yaitu CCU1 sebagai sistem utama yang beroperasi dan CCU2 berfungsi sebagai backup system.

Gambar 28. Tampilan CMSS

(45)

Teknis penyebaran data yang dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Kelas III Susilo Sintang berupa:

a. Data synoptic yang diamati, dikirim oleh kelompok komunikasi via CMSS setiap 3 jam sekali selama 24 jam (jam 00.00, 03.00, 06.00, 09.00, 12.00, 15.00, 18.00, dan 21.00) untuk dikirim kepusat data BMKG via CMSS.

b. Data penerbangan METAR dengan pengertian berupa sandi laporan cuaca rutin untuk penerbangan yang dibuat setiap jam atau setengah jam sekali.

c. Data penerbangan lain yang digunakan untuk masyarakat maupun instansi yang membutuhkan info penerbangan diberikan via telepon maupun dengan melihat web http://aviation.bmkg.go.id/web/metar_speci.php.

Gambar 29. Tampilan Halaman Website Meteorologi Penerbangan

(46)

Gambar di atas merupakan contoh penyebaran data metar dan speci yang terkode dengan menggunakan CMSS. METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di Bandar Udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali untuk dikirim atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi. SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat disuatu Bandar udara atau disekitarnya.

Oleh : Siwi Kuncorojati

Gambar

Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL) Sumber : www.esrl.noaa.gov
Gambar 2 Diagram Penjalaran MJO Sumber : www.bom.gov.au
Gambar 3 El-Nino Southern Oscillation (ENSO) Sumber : www.bom.gov.au
Gambar 4. Indeks IOD Sumber : www.bom.gov.au
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data tersebut di atas, rata-rata tingkat kerusakan yang ada pada perusahaan batako “UD Nanang” untuk tahun 2009 sebesar 5%, tahun 2010

Sebagai pelengkap pembahasan, pengamat juga membahas terkait dengan cara untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan administrasi bongkar dan muat

Duta Mandiri Palembang dapat dijelaskan bahwa penempatan kerja karyawan di perusahaan ini dilaksanakan berdasarkan keterampilan kerja para karyawan, tetapi keterampilan

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. pada Fakultas Bisnis dan Manajemen

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

semua kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh Lhokseumawe dialihkan menjadi kekayaan, pegawai,. hak dan kewajiban

Pemerintah daerah tidak hanya mensyaratkan pemerintah memiliki pendapatan yang memadai, untuk memiliki otonomi fiskal, mereka harus mampu mengendalikan jumlah

Bahwa perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang memberi peluang