• Tidak ada hasil yang ditemukan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia.

Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan Indonesia sampai ujung timur tanaman ini tumbuh, sehingga bisa dikatakan bahwa jumlah tanaman ini sangat melimpah di Indonesia.

Menurut data yang dimuat oleh Arancon (2013) dari FAO, organisasi di bawah PBB yang menangani masalah pangan dan pertanian, dalam presentasinya, Indonesia menempati urutan pertama dunia berdasarkan luas lahan tumbuhnya tanaman kelapa yaitu seluas 3,8 juta hektar dan menempati urutan kedua dunia sebagai penghasil buah kelapa setelah india. Keterangan ini tidak berbeda jauh dengan yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian pada tahun 2007, enam tahun sebelum keterangan dari arancon (2013) muncul. Badan pemerintah tersebut menyatakan bahwa rata-rata produksi buah kelapa Indonesia adalah 15,5 milyar butir per tahun dengan bahan ikutan yang diperoleh yaitu 3,75 juta ton air kelapa, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik produksi buah kelapa total Indonesia pada tahun 2015 adalah 2,96 juta ton, dengan luas area perkebunan 3,5 juta hektar. Terjadi penurunan luas area perkebunan dan produksi kelapa dan hal ini cukup menjadi ancaman bagi industri pengolahan kelapa. Namun demikian jika dilihat dari angkanya dan dibandingkan dengan produksi kelapa dunia, maka akan tetap menjadikan peluang yang besar bagi Indonesia mengingat menurut badan pemerintah di atas permintaan ekspor produk olahan kelapa tiap tahun mengalami peningkatan dan potensi luas area dan produksi kelapa masih sangat besar.

Kepopuleran tanaman kelapa tidak semata karena jumlahnya yang banyak di Indonesia namun karena kemanfaatannya. Hampir dari semua bagian batang tubuhnya memiliki manfaat praktis bagi kehidupan manusia. Mulai dari bagian ujung atas yaitu daun sampai akarnya dapat dimanfaatkan oleh manusia menjadi

(2)

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan peralatan rumah tangga seperti sapu lidi dan berbagai anyaman. Bagian batangnya dan buahnya sampai sabut kelapa yang seolah tidak berharga itu ternyata juga bisa bermanfaat. Lebih jelasnya gambaran manfaat dari pohon kelapa bisa dilihat pada pohon industri kelapa pada gambar 1 di bawah.

Gambar 1.1. Pohon Industri Kelapa Sumber: Tim Penyusun (2007)

Salah satu contoh produk hasil dari pemanfaatan dari bagian tanaman kelapa adalah briket arang tempurung kelapa. Briket arang tempurung kelapa merupakan produk dari limbah tempurung kelapa yang diolah menjadi arang dan diproses lebih lanjut sehingga bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif. Sebagai bahan bakar, selama ini tempurung kelapa yang merupakan limbah dari industri kelapa tersebut kebanyakan hanya diproses menjadi arang kelapa saja. Dengan diproses lagi menjadi briket maka kualitasnya dan nilai jualnya akan meningkat sehingga terjadi peningkatan nilai tambah. Arang yang semula hanya memiliki lama bakar

(3)

yang tidak lama yaitu kurang dari satu jam menjadi satu jam lebih jika telah diubah menjadi briket. Karena briket merupakan arang yang dipadatkan maka kualitasnya pun meningkat dan hal itu ditandai dengan peningkatan nilai dari beberapa indikator yang biasa untuk dilakukan uji kualitas, seperti nilai kadar karbon dan nilai kalorinya.

Ketersediaan energi merupakan isu yang paling besar yang berpengaruh terhadap kondisi dunia sekarang ini, termasuk Indonesia. Hampir semua kegiatan manusia bergantung kepada energi terutama yang berasal dari bahan bakar fosil atau minyak bumi. Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang tidak terbarukan yang berarti bahwa ketersediaannya dapat habis dan kecepatan produksinya tidak sebanding dengan kecepatan pengonsumsiannya. Cadangannya pun setiap detik kian menipis karena penggunaannya semakin besar. Proses pembentukannya yang membutuhkan waktu yang sangat lama menjadikan bahan bakar ini masuk ke dalam kategori bahan bakar yang tidak terbarukan. Batu bara adalah bahan bakar berbentuk padat yang juga masuk dalam kategori bahan bakar fosil. Briket arang kelapa adalah bahan bakar yang berbentu padat, mirip dengan batu bara. Di sini briket arang tempurung kelapa hadir sebagai bahan bakar alternatif. Selain ketersediaannya yang sangat melimpah, briket arang tempurung kelapa juga masuk dalam kategori bahan bakar terbarukan karena senantiasa ada selagi pohon kelapa masih tumbuh dan berbuah.

Menurut Mappiratu (2009) komposisi buah kelapa terdiri dari 34,5% sabut kelapa, 27% daging kelapa, 25% air kelapa dan 13,5% tempurung kelapa. Jika mengacu pada persentase komposisi ini maka pada tahun 2015 ini Indonesia mampu menghasilkan tempurung kelapa sebanyak 399,72 ribu ton tempurung kelapa. Dengan 100 kg tempurung kelapa maka akan didapatkan arang sebanyak 35 kg atau 35% dari total berat tempurung kelapa (Budi, 2011). Dengan data tersebut maka potensi produksi arang tempurung kelapa sebagai bahan baku utama briket arang adalah sebanyak 139,9 ribu ton.

Sebuah UKM di dusun Jurug, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta memanfaatan arang tempurung kelapa sebagai bahan dasar bakar alternatif yang lebih bernilai. UKM ini mengolah

(4)

arang tempurung kelapa menjadi produk briket. Tempurung kelapa yang sudah diproses menjadi arang, yaitu dengan cara dibakar, kemudian disortasi dan digiling hingga menjadi butiran halus. Butiran halus tadi kemudian dicampur dengan sedikit air dan tepung tapioka sebagai perekat. Campuran tadi kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga terciptalah briket arang tempurung kelapa yang kering dan keras. Sebagian besar produk UKM ini diserap pasaran internasional.

Di pasarannya briket arang tempurung kelapa ini digunakan sebagai bahan bakar oleh berbagai konsumen, seperti restoran dan pengguna ShiSha. ShiSha adalah semacam alat hisap tembakau yang berbentuk pipa yang cukup populer terutama di wilayah timur tengah. Dalam penggunaannya diperlukan briket arang sebagai sumber panas untuk membuat asap bercampur uap yang dihirup oleh penggunanya. Dalam praktiknya hampir semua produk briket dari UKM ini adalah untuk pasar pengguna ShiSha ini.

Dinamika lingkungan bisnis merupakan faktor kritis yang wajib untuk dicermati setiap perusahaan, terutama pemasar karena setiap perubahan lingkungan bisa menghadirkan peluang sekaligus ancaman yang berorientasi memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Aliran informasi yang semakin canggih dengan segala macam teknologi mutakhir yang terbaru berimplikasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi super cepat dan membawa dampak yang tak terduga. Perusahaan yang tidak siap menghadapi kenyataan tersebut akan terlindas kompetisi dan terancam kelangsungan hidupnya (Tjiptono, 2012).

Hal ini jelas terbukti dalam sejarah berdirinya UKM ini. Saat terjadi krisis global pada tahun 2010, yaitu ketika tahun-tahun pertama beroperasinya, UKM ini sempat mengalami vakum karena tidak ada permintaan briket. Para pembeli terkena imbas langsung dari krisis global sehingga mengurangi daya belinya.

Dalam era globalisasi sekarang ini persaingan usaha juga semakin kompleks.

Semakin banyak pesaing yang masuk ke dalam pasar membuat pelaku usaha harus berpikir dan berusaha keras agar produknya dapat bersaing dan bertahan dalam pasar yang semakin padat. Apalagi jika melihat pada pasar ekspor yaitu pasar internasional, di samping peluang yang sangat besar namun juga memiliki ancaman yang besar pula. UKM briket arang tempurung kelapa di Dusun Jurug

(5)

Kabupaten Bantul ini sebagian besar produknya adalah untuk pasar ekspor.

Sebanyak 90% lebih produk yang dihasilkannya akan diserap oleh pasar internasional. 70% dari produk tersebut diserap di kawasan timur tengah, sedangkan sisanya adalah kawasan eropa dan amerika. Tentu hal ini adalah hal yang bagus karena keuntungan yang didapat lebih besar, juga sebagai penambah devisa negara. Namun dibalik itu terdapat ancaman yang cukup besar pula.

Dengan segala macam kondisi dan perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu, seperti ketidakstabilan politik, resesi, perang, kompetitor dari dalam dan luar negeri dan lain sebagainya maka perusahaan bisa juga menelan pil pahit untuk tidak terserapnya produk yang dihasilkannya karena terjadi perubahan daya beli konsumen. Maka dari itu pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan baik dan berpikir lebih jauh dan luas agar bisa bertahan. Ditambah lagi dengan kondisi internal dari perusahaan tersebut yang tidak mungkin ada yang seratus persen sempurna. Setiap perusahaan memiliki sebuah masalah tersendiri yang kemudian kita menyebutnya sebagai kelemahan. Walaupun begitu pasti ada sisi lain dari sebuah perusahaan tersebut yang bisa menjadi kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meraih segala peluang yang ada dan untuk membangun keunggulan kompetitif (competitive advantage).

Dalam perjalanan panjang kehidupan sebuah perusahaan dengan segala macam kelebihan dan kekurangan yang melekat di dalam diri perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari luar dirinya, perusahaan tetaplah juga memiliki kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan agar tetap bisa eksis dalam dunia bisnis dan keinginan untuk bisa mencapai segala macam misi kehidupannya.

Kebutuhan dan keinginan ini kemudian menjelma menjadi tujuan berjalannya sebuah perusahaan. Di sinilah pentingnya strategi bisnis bagi pelaku usaha, khususnya UKM briket arang tempurung kelapa untuk bisa bertahan dalam berbagai kondisi dan tetap eksis untuk menyediakan produknya bagi pasar. UKM briket tempurung kelapa ini pada dasarnya sudah melaksanakan strategi bisnis juga, namun apa yang dilakukan tersebut belum begitu jelas dan spesifik sehingga kurang begitu efektif serta terkesan stagnan. Disebut belum begitu jelas strategi bisnisnya karena pemilik sebagai pengambil keputusan tidak merencanakan

(6)

secara terperinci dan tertulis baik visi, misinya dan tahapan-tahapan dalam pencapaiannya. Banyak dilakukan pengambilan keputusan yang sifatnya insidentil. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada perencanaan jangka panjang yang matang.

Salah satu harapan pemilik UKM ini yaitu ingin memberikan peluang kerja bagi warga di sekitar lingkungannya. Namun di dalam perjalanan usahanya terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja. Pada awal perusahaan ini berdiri mampu menyerap tenaga kerja sampai 50 orang. Lambat laun dari 50 orang tersebut menyusut menjadi 38 orang dan saat ini pekerja yang tersisa adalah 30 orang. Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang di luar ekspektasi. Selain itu jika dilihat pada jumlah permintaan yang pada awalnya bisa mencapai 60 ton briket per bulan, namun sekarang permintaan hanya berada pada kisaran fluktuatif dari 20 sampai 40 ton per bulan.

Setiap keputusan yang diambil yang telah ditetapkan dan kemudian diimplementasikan dalam sebuah bisnis pasti terdapat konsekuensi yang muncul.

Maka sebuah perusahaan harus merumuskan dengan baik strategi bisnisnya agar setiap program yang dilaksanakan dalam pemasarannya bisa berdampak positif terhadap permintaan produk sehingga segala misi dari perusahaan bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan ekspektasi dan visi dari perusahaan ini juga bisa terwujud.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah UKM briket arang tempurung kelapa di Dusun Jurug, Desa Bangunharjo ini belum memiliki strategi bisnis yang jelas dan spesifik.

Selain itu ekspektasi pemilik akan kinerja perusahaannya ternyata berkebalikan dengan kenyataan yang ada, maka dari itu perlu dilakukan analisis mengenai strategi bisnisnya.

(7)

1.3. Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan pada produk briket arang tempurung kelapa UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

2. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, studi literatur dan kuesioner pada bulan April - Juni 2017.

3. Responden yang digunakan untuk wawancara adalah pihak UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

4. Penelitian dilakukan hanya pada aspek operasional dan aspek pemasaran UKM.

5. Faktor eksternal yang dibahas adalah pemasok, pendatang baru, pembeli, produk substitusi dan tingkat persaingan.

6. Faktor eksternal tidak membahas mengenai aspek keuangan, politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan legalitas.

7. Faktor internal yang dibahas adalah manajemen, pemasaran, sumber daya manusia, operasi dan sistem informasi manajemen.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam bisnis pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam bisnis pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

3. Merumuskan strategi bisnis yang tepat pada UKM briket arang tempurung kelapa Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

(8)

1.5. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini apabila diterapkan :

1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis briket arang dan strategi bisnis yang tepat untuk bisa bertahan dan unggul dalam bisnis tersebut.

2. Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan.

3. Memperluas kajian penelitian mengenai manajemen strategi dan manajemen bisnis bagi masyarakat luas, terutama para pelaku usaha briket arang tempurung kelapa.

Gambar

Gambar 1.1. Pohon Industri Kelapa Sumber: Tim Penyusun (2007)

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian ini adalah air sumur gali di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang kadar mangan (Mn) cukup tinggi, pada salah satu

Bagi kita bukan masalah karena baik isi dan bahasanya merupakan kesatuan yang tak terpisahkan (manunggal).” Idiom dalam sebuah teks merupakan salahsatu unsur

a) Menilai, memantau, dan menjawab kompetisi global dengan menawarkan nilai yang baik; mengembangkan citra merk unggul dan penentuan posisi produk, cakupan produk yang

Bagi siswa khususnya siswa kelas XI jurusan UJP SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2008/2009, yaitu sebagai informasi mengenai tingkat kesalahan penggunaan kakujoshi ni (に)

Sedangkan Sofjan Assauri (2004:7) berpendapat lain dengan mengatakan bahwa “Proses produksi adalah hasil dari kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan

[r]

Karakterisasi Briket Campuran Arang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Gergaji Sebagai Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan. Gorontalo: Universitas

a. Menilai taraf kemampuan siswa mengenai pelajaran mereka. Metode Tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat