• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama. Keberbedaan itulah yang justru membuat bangsa ini semakin kaya dan besar.

Sebagai sebuah bangsa besar, bangsa Indonesia sadar bahwa sikap hormat- menghormati perbedaan satu sama lain merupakan sebuah sikap yang wajib diterapkan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk juga dalam keberagaman agama di dalamnya.

Negara sadar, bahwasanya kerukunan umat beragama merupakan faktor yang sangat penting bagi terciptanya stabilitas keamanan nasional. Untuk itu, Negara Republik Indonesia menjamin hak asasi setiap warganya untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing seperti tertuang dalam undang-undang RI no 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia (HAM).

Di Indonesia sendiri terdapat 6 agama yang secara sah diakui oleh Pemerintah. 5 agama pertama adalah, Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan 1 agama terakhir, Kong Hu Cu yang eksistensinya dijamin oleh Keppres No.6 / 2000, disamping juga aliran-aliran kepercayaan lain yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

(2)

Sebagai salah satu agama yang diakui oleh Pemerintah, Penganut agama Kristen Protestan tentu saja layak mendapatkan kesempatan untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya, untuk itu, menarik kiranya untuk melihat bagaimana perbandingan antara Jumlah penganut agama Kristen dan ketersediaan tempat Ibadah untuk menampung aktivitas beribadah para kaum Kristiani.

Di wilayah Kotamadya Jakarta Barat, Gereja Kristen Protestan yang ada saat ini berjumlah 120 Gereja dengan kapasitas terdaftar 16.545 jiwa (Sumber: Data Dinas Kesejahteraan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat tahun 2007). Jumlah tersebut tidak cukup untuk menampung populasi pemeluk Agama Protestan yang populasinya mencapai 104.618 jiwa (Sumber: Data Biro Pusat Statistik, 2004).

Tabel 1.1.1.1

Agama KOTAMADYA

Islam Katholik Protestan Hindu Budha Konghucu Lainnya

Jumlah

KEPULAUAN

SERIBU 19,586 6 0 0 0 0 0 19,592

JAKARTA

SELATAN 1,542,809 70,793 72,226 10,239 11,087 60 124 1,707,338

JAKARTA

TIMUR 1,853,021 101,798 110,027 18,303 20,142 335 9 2,103,635 JAKARTA

PUSAT 757,913 47,336 55,266 9,981 22,291 25 0 892,812

JAKARTA

BARAT 1,192,001 109,634 104,618 19,842 137,391 4,632 1,129 1,569,247

JAKARTA

UTARA 899,480 94,396 106,652 15,397 65,202 1,253 518 1,182,898 J u m l a h 6,264,810 423,963 448,789 73,762 256,113 6,305 1,780 7,475,522

Sumber : BPS Propinsi DKI Jakarta

(3)

Untuk wilayah Kelurahan Kebon Jeruk sendiri, hanya ada satu Gereja Kristen Protestan yang saat ini beroperasi. Gereja tersebut adalah Gereja Sangkakala yang berlokasi di Jl. Kebon Jeruk RT. 002/06 dan hanya berkapasitas 150 orang / ibadah (Sumber: Data Dinas Kesejahteraan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat tahun 2007). Dengan asumsi bahwa di hari Minggu, Gereja tersebut mengadakan 3 kali ibadah, maka jumlah jemaat yang terlayani adalah 450 jemaat.

Jumlah ini masih jauh dari cukup mengingat populasi umat Kristen Protestan di wilayah ini mencapai 3.540 jiwa (Sumber: Data Kelurahan Kebon Jeruk tahun 2007). Dengan kata lain, masih ada 3.090 jiwa pemeluk agama Kristen Protestan yang belum terlayani kehadiran sebuah rumah ibadah.

Di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk, berdiri sebuah instansi pendidikan bernama Universitas Bina Nusantara dengan jumlah mahasiswa aktif berjumlah 16.524 mahasiswa dimana 7.860 mahasiswa diantaranya merupakan mahasiswa yang berasal dari propinsi selain DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, 1.936 mahasiswa diantaranya merupakan mahasiswa yang memeluk Agama Kristen Protestan yang kesempatannya untuk beribadahnya juga dilindungi oleh undang- undang.

Setelah data tersebut diolah dengan memperbandingkan prosentase kapasitas Gereja Kristen Protestan berbanding jumlah umat agama Kristen Protestan di wilayah Kotamasya Jakarta Barat, dan wilayah kelurahan Kebon jeruk, maka muncul angka 47,44 % : 8,95 %, artinya, ada sebuah kebutuhan akan sebuah tempat Ibadah yang cukup besar di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk.

(4)

Tabel 1.1.1.2

Wilayah

Jumlah Umat

Kapasitas Gereja

Kapasitas

Gereja Prosentase

Kristen

Protestan 3 x Ibadah Kotamadya Jakarta

Barat 104.618 Jiwa 16.545 Kursi 49.635 Kursi 47,44 % Kelurahan Kebon

Jeruk 5.026 Jiwa 150 Kursi 450 Kursi 8,95%

Adapun jumlah kapasitas Gereja Kristen Protestan yang dibutuhkan dapat dihitung dengan analisa di bawah ini :

[ ( 47,44 : 8,95 ) x 450 ] : 3 = 795 kursi (dibulatkan menjadi 800 kursi)

Berdasarkan analisa tersebut, maka penyusun menyimpulkan bahwa di atas tapak seluas 15.782,5 m2 yang berlokasi di Jalan kebon Jeruk, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, memiliki sebuah kebutuhan akan hadirnya sebuah Gereja Protestan atau yang selanjutnya disebut GP Kebon Jeruk yang mampu melayani 2400 jiwa masyarakat Kebon Jeruk pemeluk agama Kristen Protestan yang ada di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk dalam 3 x ibadah.

Mengingat dalam tubuh agama Kristen Protestan terdapat banyak denominasi, atau aliran yang tata cara beribadahnya berbeda satu sama lain, maka Penyusun bermaksud untuk membuat sebuah Gereja Kristen Protestan bagi seluruh umat Kristen Protestan di Kebon Jeruk yang lintas denominasi, atau yang biasa disebut oikumene atau ekumenis. Harapannya adalah agar semua umat Kristen Protestan di Kelurahan Kebon Jeruk dapat menggunakan Gereja ini dengan sesuai dengan fungsinya. Untuk memenuhi harapan tersebut, Penyusun mencoba untuk

(5)

menyusun karya Tugas Akhirnya dengan sebuah Judul Gereja Kristen Protestan Oikumene di Kebon Jeruk.

I. 2. Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema

Arsitektur adalah metode dan gaya rancangan sebuah konstruksi bangunan, dan Tropis adalah daerah sekitar khatulistiwa. Jadi Arsitektur Tropis diartikan sebagai metode dan gaya rancangan sebuah konstruksi bangunan di wilayah sekitar khatulistiwa. (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997).

Menurut Tri Harso Karyono pada tahun 1999, arsitektur tropis adalah rancangan arsitektur yang dibuat untuk mengatasi problematika yang di timbulkan oleh iklim tropis, suatu rancangan yang dibuat untuk memodifikasi iklim luar yang berkarakter tropis basah ( yang tidak dikehendaki ) menjadi iklim dalam bangunan yang dikehendaki.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, Kota Jakarta secara geografis terletak di posisi 6°12' Lintang Selatan dan 106°48' Bujur Timur. Kota ini meliputi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut. Sebagai sebuah kota yang terletak dekat dengan garis ekuator, dan berada di dataran rendah pinggir pantai, Jakarta memiliki iklim tropis basah.

Masih menurut data BPS, Iklim tropis basah ini ditandai dengan suhu udara berkisar pada suhu maksimum 30,8 °C pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 26,1 °C pada malam hari, curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi, dan juga kecepatan angin yang relatif rendah.

(6)

Keadaan ini menyebabkan setiap bangunan yang berdiri di Kota Jakarta perlu memikirkan bagaimana mengantisipasi kondisi iklim agar bangunan tersebut dapat memberikan kenyamanan bagi setiap pengguna yang melakukan aktivitas di dalamnya.

Dengan data-data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep arsitektur tropis menjadi sangat tepat untuk diterapkan dalam perancangan proyek Gereja Kristen Protestan Oikumene di Kebon Jeruk.

I. 3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud / tujuan dan sasaran dari perencanaan gedung Gereja Kristen Kebon jeruk ini adalah menyediakan sebuah rumah ibadah bagi pemeluk agama Kristen Protestan yang memikirkan bagaimana memanfaatkan potensi iklim agar bangunan tersebut dapat memberikan kenyamanan bagi setiap pengguna yang melakukan aktivitas di dalamnya.

I. 4. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan karya tulis ini mencakup pembahasan tentang penerapan arsitektur tropis pada bangunan untuk memecahkan permasalahan iklim yang ada, kebutuhan ruang dan persyaratan ruang pada bangunan, organisasi ruang pada bangunan, struktur pada bangunan, sirkulasi dalam bangunan, utilitas bangunan, fasilitas pada bangunan, bentuk kulit bangunan yang akan di gunakan.

(7)

I. 5. Sistematika Pembahasan

Karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan gedung Gereja Kristen Kebon Jeruk ini sedianya disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagaimana berikut :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang kepentingan berdirinya Gereja Kristen Protestan Oikumene di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk, Latar Belakang pemilihan topik dan tema arsitektur tropis sebagai solusi terbaik dalam perancangan Gereja Kristen Protestan Oikumene Kebon Jeruk, maksud dan tujuan pendirian Gereja Kristen Protestan Oikumene Kebon Jeruk, lingkup pembahasan perencanaan dan perancangan Gereja Kristen Protestan Oikumene Kebon Jeruk, sistematika pembahasannya, serta kerangka pemikiran proses perencanaan dan perancangan Gereja Kristen Protestan Oikumene Kebon Jeruk.

2. BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan teoritis umum terhadap proyek Gereja Kristen Protestan Oikumene, dan tinjauan khusus mengenai Topik / Tema Arsitektur tropis sebagai pendekatan perancangan arsitektur, disertai dengan beberapa studi literatur dan studi kasus lapangan terhadap proyek sejenis sebagai pembanding yang relevan.

(8)

3. BAB III : PERMASALAHAN

Identifikasi dan rumusan permasalahan-permasalahan yang timbul berkenaan dengan aspek lingkungan, aspek manusia, dan juga aspek bangunan

4. BAB IV : ANALISIS

Analisis permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan Topik Arsitektur tropis.

Dari analisis nantinya akan menghasilkan solusi atau konsep perancangan yang diterapkan sebagai landasan dan merencanakan dan merancang bangunan, lansekap, dan lingkungannya.

5. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep Perancangan sebagai hasil analisis dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bagian permasalahan. Konsep perancangan merupakan dasar / landasan perencanaan dan perancangan arsitektur sehingga karya arsitektur menjadi bernilai baik, benar, dan indah. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain / perancangan sebagai alur pemikiran dalam perancangan.

(9)

I. 6. Kerangka Berpikir

Latar Belakang

Besarnya jumlah pemeluk agama Kristen Protestan di Kelurahan Kebon Jeruk yang belum terlayani oleh tersediannya rumah Ibadah

Maksud dan Tujuan

Menyediakan tempat Ibadah yang representatif bagi pemeluk agama Kristen Protestan di Kelurahan Kebon Jeruk

Permasalahan - Manusia - Lingkungan - Bangunan

Analisa

Menganalisa permasalahan kemudian menerapkannya ke dalam perancangan.

Konsep Perancangan

Sesuai dengan maksud dan tujuan serta hasil kesimpulan dari analisa.

Skematik Desain

Tinjauan Khusus Studi literatur dan survei lapangan.

Tinjauan Umum

Definisi, sejarah, dan Peraturan bangunan

Landasan Teori

F E E D B A C K

Gambar

Tabel 1.1.1.2  Wilayah  Jumlah  Umat  Kapasitas Gereja  Kapasitas Gereja  Prosentase     Kristen  Protestan     3 x Ibadah     Kotamadya Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Teori ini mempertegas hasil penelitian bahwa pendampingan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat mampu menyadarkan warga dusun Losari untuk tidak melihat perbedaan

PIO Nas menyediakan akses informasi terstandar (approved label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM sebagai NRA

Hipotesis penelitian kedua yang menyatakan bahwa komitmen organisasional memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan bagian produksi di PT Rajawali Citramas

Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam untuk menjadikan wahyu Allah yaitu al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad sebagai dasar atau asas yang harus

Apabila pada akhir semester 4 (akhir tahun kedua), sesuai dengan kalender akademik yang berlaku, mahasiswa belum lulus ujian komprehensif, maka mahasiswa Program Doktor

Perkembangan bulu tangkis di Kabupaten Tegal yang telah diraih selama ini diharapkan dapat membantu berbagai pihak dalam mengembangkan olahraga bulu tangkis, sehingga

GETAS merupakan program gerakan peduli tertib lalu lintas di Kota Surabaya yang bertujuan untuk menanamkan nilai pentingnya keselamatan berlalu lintas siswa SMP

Kemudian sistem akan menampilkan form untuk penambahan pengajuan perbaikan jalan dan mengambil data jalan dari database dan menampilkan sehingga dapat dilihat dan dipilih