• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM MENGOLAH LEAHATE DENGAN SISTEM CONSTRUCTED WETLAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM MENGOLAH LEAHATE DENGAN SISTEM CONSTRUCTED WETLAND"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS Typha angustifolia DAN Eichhornia crassipes DALAM

MENGOLAH LEAHATE DENGAN SISTEM CONSTRUCTED

WETLAND

Achmad Chusnun Ni’am1) dan IDAA. Warmadewanthi2)

1) Jurusan Teknik Lingkungan

Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: niam11@mhs.enviro.its.ac.id

2) Jurusan Teknik Lingkungan

ABSTRAK

Leahate yang digunakan pada penelitian memiliki kandungan salinitas tinggi. Penelitian ini

bertujuan mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam mengolah

leahate dengan salinitas tinggi menggunakan sistem constructed wetland. Hasil penelitian

menunjukkan efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi berturut-turut pada konsentrasi salinitas 2500 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari dan 50 L/hari sebesar 16,84%, 97,29%, 95,17% dan 47,20%, 94,4%, 94,76% sedangkan oleh Eichhornia crassipes sebesar 10,4%, 91,51%, 89,88% dan 9,6%,96,39%, 89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas, ammonium, dan nitrat tertinggi berturut-turut pada konsentrasi salinitas 1900 mgL oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari dan 50 L/hari sebesar 16,84%, 81,73%,76,92% dan 13,16%, 91,14%, 81,73% sedangkan oleh

Eichhornia crassipes sebesar 13,16%, 85,79%, 49,03% dan 8,42%, 80,07%, 46,15%. Typha angustifolia memiliki efektifitas lebih baik dalam mengolah leahate dengan salinitas tinggi

daripada Eichhornia crassipes.

Kata kunci: Constructed Wetland, Eichhornia Crassipes, Leahate, Nutrien, Salinitas, Typha

Angustifolia

PENDAHULUAN

Leachate yang dihasilkan TPA merupakan sumber polusi yang berbahaya bagi

lingkungan karena memiliki efek toksik. Leachate mengandung logam berat, senyawa organik dan anorganik seperti amonia, sulfat dan kation logam (Kamarudzaman et al., 2011). Pengolahan leachate TPA diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satu alternatif pengolahan leachate dengan salinitas tinggi dapat diturunkan dengan menggunakan pendekatan fitoteknologi dengan memusatkan tumbuhan sebagai teknologi lingkungan hidup yang mampu menyelesaikan masalah lingkungan yang disebut dengan fitoremediasi (USEPA, 2001). Beberapa jenis tumbuhan air mampu bekerja sebagai agen fitoremediasi, seperti

Cyperus papyrus. Azolla sp., Pistia sp., Typha angustifolia, Limnocharis flava, Ipomoea

aquatica, Salvinia sp. Eichhornia crassipes dan tumbuhan mangrove (Malik. 2007). Eichhornia crassipes memiliki kemampuan mereduksi salinitas pada range 1961 mg/L hingga

2536 mg/L dari salinitas 6552 mg/L (Hidayati, 2011). Typha angustifolia memiliki efisiensi pelepasan nutrisi pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha

angustifolia berkisar 42,6-88,9% (Ling, 2006).

Leachate dengan salinitas tinggi menyebabkan mikroorganisme yang digunakan

sebagai pengolah leachate secara biologis tidak dapat menguraikan bahan organik sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi pada instalasi pengolahan air limbah TPA. Tujuan dari

(2)

penelitian adalah mengkaji efektifitas Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dalam mengolah leachate dengan salinitas tinggi.

METODE

Penelitian ini menggunakan leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Sistem pengolahan yang digunakan adalah constructed wetland dengan dimensi panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 60 cm dengan waktu detensi 3 hari. Penelitian pertama kali dilakukan dengan tahap pendahuluan, yaitu aklimatisasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap uji efektifitas dalam mengolah leachate dengan kandungan salinitas tinggi. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variasi salinitas 2500 mg/L dan 1900 mg/L, variasi jenis tumbuhan Eicchornia crassipes dan Typha angustifolia serta variasi debit leahate 50 L/hari dan 100 L/hari. Analisis parameter yang diteliti meliputi salinitas, ammonium, dan nitrat. Reaktor pada tumbuhan Eichhornia crassipes menggunakan free water system, sedangkan reaktor pada tumbuhan Typha angustifolia menggunakan subsurface flow system dengan clay sebagai substrat Typha angustifolia. Uji efektifitas tumbuhan dalam menurunkan konsentrasi salinitas dilakukan dengan uji 2-sample t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pertama kali dilakukan tahap aklimatisasi yang bertujuan agar Eichhornia

crassipes dan Typha angustifolia mampu menyesuaikan diri terhadap leachate sebagai media

tumbuh. Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia dibersihkan akarnya dan ditimbang beratnya sebelum dimasukkan pada media tanam. Aklimatisasi dilakukan selama 4 hari, yang dianggap pada rentang waktu tersebut Eichhornia crassipes dan Typha angustifolia mampu beradaptasi pada kondsi lingkungan baru. Media pada reaktor menggunakan leachate dengan kandungan COD 400 mg/L dan salinitas awal 0,982 ppt dalam 40 L media dengan rincian 5 L

leachate dan 35 L air . Tumbuhan Typha angustifolia memiliki batas toleransi terhadap COD

pada nilai COD ≥400mg/L (Xu et al., 2010; 2011) dan Typha akan mengalami kematian dalam kisaran salinitas 10-25 ppt (Glenn et al., 1995), sedangkan Eichhornia crassipes memilii toleransi terhadap salinitas hingga 2536 mg/L (Hidayati, 2011).

Hasil penelitian tahap uji efektifitas menunujukkan efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 1.) pada debit 50 L/hari sebesar 47,20% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 34,20%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 1.) pada debit 100 L/hari sebesar 10,40% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 9,60%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha

angustifolia (Gambar 1.) pada debit 100 L/hari sebesar 16,84% sedangkan pada debit 50

L/hari sebesar 13,16%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas terbesar oleh Eichhornia

crassipes (Gambar 1) pada debit 100 L/hari sebesar 13,16% sedangkan pada debit 50 L/hari

sebesar 8,42%. Efisiensi penurunan konsentrasi salinitas pada kontrol sebesar 2,8%. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2011) efisiensi Eichhornia crassipes dalam menurunkan konsentrasi salinitas leachate 2386 mg/L sebesar 24,56%. Eichhornia crassipes memiliki potensi menurunkan konsentrasi Cl- sebesar 27,71% pada konsentrasi awal 1035 mg/L (Nugraheni, 2001).

(3)

Gambar 1 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Salinitas oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi

Salinitas oleh Eichhornia crassipes.

Penurunan konsentrasi salinitas terlihat pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan daripada kontrol. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi salinitas melalui mekanisme penyerapan salinitas oleh tumbuhan. Penurunan konsentrasi salinitas yang drastis terjadi pada pengamatan hari pertama untuk dengan perlakuan yang terdapat tumbuhan (Gambar 1.) selanjutnya terjadi kenaikan konsentrasi salinitas hingga hari terakhir sehingga menyebabkan penurunan efisiensi konsentrasi salinitas. Terjadinya penurunan lalu kenaikan konsentrasi salinitas hingga hari terakhir disebabkan karena tumbuhan tidak memiliki kemampuan menyerap salinitas yang terlalu berlebih. Salinitas yang tinggi menyebabkan terjadinya gangguan tekanan osmotik dan ion pada tumbuhan sehingga dapat menyebabkan perubahan morfologi, fisiologis.

Penurunan efisiensi oleh tumbuhan disebabkan karena salinitas menjadi faktor stress yang berdampak buruk bagi tumbuhan, yaitu melalui penurunan potensial air pada akar dimana tingginya salinitas di luar akar membuat akar lebih sulit menyerap air, toksisitas ion karena penyerapan Na+ atau Cl- yang berlebihan dalam sel tumbuhan sehingga menghambat proses enzimatis, dan ketidakseimbangan ion nutrien. Efek ini dapat mengganggu fungsi fisiologis dan biokimia dari sel dan akhirnya mengarah ke kematian sel (Mansour dan Salama, 2004; Jampeetong dan Brix, 2009). Berdasarkan uji 2-sample t tumbuhan Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan konsentrasi salinitas lebih baik daripada Eichhornia crassipes dikarenakan memiliki ukuran akar lebih besar yang dapat meningkatkan pengontrolan penyerapan ion daripada Eichhornia crassipes yang memiliki ukuran akar lebih kecil dengan terdapat serabut-serabut halus pada akar.

Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia pada debit 100 L/hari sebesar 97,29% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 94,40%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar oleh Eichhornia

a. c. b. d. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 E fis ie n s i ( % ) Data EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100 (1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,00 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 S a lin it a s ( p p t) Data TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 2 4 6 8 10 12 14 E fis ie n s i ( % ) Data EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG100 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,00 1,65 1,80 1,95 2,10 2,25 2,40 2,55 S a lin it a s ( p p t) Data EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL

(4)

crassipes (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 96,39% sedangkan pada debit 100 L/hari

sebesar 91,51%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 2.) pada debit 50 L/hari sebesar 91,14% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 81,73%. Penurunan konsentrasi ammmonium terbesar oleh Eichhornia crassipes crassipes (Gambar 2.) pada debit 100 L/hari sebesar 85,79% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 80,07%. Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium pada kontrol sebesar 65,7%.

Gambar 2 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Ammonium oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan

Konsentrasi Ammonium oleh Eichhornia Crassipes.

Penurunan konsentrasi ammonium disebabkan oleh mikroorganisme, serapan tumbuhan, dan absorpsi (Kamarudzaman, 2011). Penurunan konsentrasi amonium terjadi pada semua perlakuan, namun efisiensi penurunan konsentrasi ammonium jauh lebih besar pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan (Gambar 2.). Efisiensi penurunan konsentrasi ammonium sebesar pada kontrol sebesar 65% lebih kecil dari perlakuan dengan tumbuhan. Penelitian Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan konsentrasi ammonium pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 78.1%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dan et al., (2011) bahwa terdapat perbedaan antara wetland dengan perlakuan dengan tumbuhan dan tanpa tumbuhan, tumbuhan mampu meningkatkan kinerja dalam penghapusan nitrogen dan bahan organik.

Tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi ammonium pada leachate. Keberadaan tumbuhan sangat penting dalam sistem constructed wetland dalam meningkatkan removal nitrogen karena tumbuhan menyediakan substrat dan oksigen untuk pertumbuhan mikroorganisme dalam rhizosfer sehingga meningkatkan nitrifikasi, mengoptimalkan removal organik dan proses denitrifikasi (Lee et al., 2009; Saeed dan Sun, 2012). Selain itu, dengan adanya tumbuhan menunjukkan proses nitrifikasi sangat aktif, penurunan ammonium diperbesar dengan meningkatnya laju evapotranspirasi selama pertumbuhan tanaman (Chung et al., 2008). Ammonium dan nitrat merupakan nitrogen

a. c. b. d. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 E fis ie n s i ( % ) Data EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG50 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 E fis ie n s i ( % ) Data EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100 (1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 Am m o ni u m ( m g/ L) Data TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 A m m o ni u m ( m g /L) Data EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL

(5)

anorganik utama yang diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses metabolisme (Crespo et al., 2012). Nitrogen bisa diserap tumbuhan dan dapat dilepas kembali setelah proses dekomposisi (Kamarudzaman, 2011). Hal ini yang dapat menyebabkan adanya peningkatan konsentrasi ammonium selama proses penelitian berlangsung (Gambar 2.) sehingga proses nitrifikasi memiliki peranan penting dalam menurunkan konsentrasi ammonium.

Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi salinitas 2500 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari sebesar 95,17% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 94,76%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar oleh

Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 89,88% sedangkan pada debit

100 L/hari sebesar 89,28%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar pada konsentrasi salinitas 1900 mg/L oleh Typha angustifolia (Gambar 3.) pada debit 50 L/hari sebesar 81,73% sedangkan pada debit 100 L/hari sebesar 76,92%. Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat terbesar oleh Eichhornia crassipes (Gambar 3.) pada debit 100 L/hari dapat sebesar 49,03% sedangkan pada debit 50 L/hari sebesar 46,15%. Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan nitrat hingga 95,17%. Penelitian dilakukan Ling (2010), efisiensi pelepasan nutrisi pada leachate dalam bentuk amonia nitrogen dan nitrat oleh Typha angustifolia berkisar 42,6-88,9%.

Gambar 3 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi Nitrat oleh Typha Angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi

Nitrat oleh Eichhornia Crassipes

Efisiensi penurunan konsentrasi nitrat lebih besar pada perlakuan dengan menggunakan tumbuhan daripada kontrol dengan efisiensi sebesar 72% (Gambar 3.). Penelitian yang dilakukan Kamarudzaman (2006) menyebutkan bahwa efisiensi penurunan konsentrasi nitrat pada sistem constructed wetland tanpa tumbuhan sebesar 77.1%. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan dalam menurunkan konsentrasi nitrat pada

leachate karena proses serapan oleh tumbuhan dan proses nitrifikasi. Keberadaan tumbuhan

a. b. c. d. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 N it rat ( m g/ L) Data TA100 (2500) TA50 (2500) TA100 (1900) TA50 (1900) KONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 E fis ie n s i ( % ) Data EFTA100 (2500) EFTA50 (2500) EFTA100(1900) EFTA50 (1900) EFKONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ni tra t (mg /L ) Data EG100 (2500) EG50 (2500) EG100 (1900) EG50 (1900) KONTROL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 E fis ie n s i ( % ) Data EFEG100 (2500) EFEG50 (2500) EFEG50 (1900) EFEG50 (1900) EFKONTROL

(6)

sangat penting untuk constructed wetland dalam meningkatkan kinerja meremoval nitrogen (Saeed dan Sun, 2012). Selain ammonium, nitrat merupakan nitrogen anorganik utama yang diserap oleh akar tumbuhan yang digunakan dalam proses metabolisme (Crespo et al., 2012). Pertumbuhan tanaman akan optimal jika nitrogen yang tersedia dalam bentuk nitrat (Coruzzi dan Bush, 2001). Faktor media tumbuhan juga bisa mempengaruhi dalam penurunan konsentrasi nitrat. Tumbuhan Typha angustifolia memiliki efisiensi penurunan konsentrasi nitrat lebih tinggi daripada Eichhornia crassipes karena clay dengan area permukaan yang luas sebagai media tumbuh Typha angustifolia menjadi substrat bagi bakteri sehingga berpengaruh terhadap proses nitrifikasi. Tumbuhan memiliki peranan penting dalam sistem

constructed wetland. Lee et al., (2009) menyebutkan bahwa akar tumbuhan sebagai area

permukaan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan zona aerobik. Zona akar memfasilitasi berbagai proses fisik dan biokimia yang disebabkan hubungan tumbuhan, komunitas mikroorganisme, media, dan tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah tumbuhan Typha angustifolia lebih efektif dalam mengolah leachate dengan salinitas tinggi. Saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian adalah perlu dilakukan penelitian dengan detensi waktu yang berbeda dan pengukuran parameter lain, seperti logam berat pada leachate yang mengandung salinitas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Chung, A. K. C., Y. Wu, N. F. Y. Tam, M. H. Wong (2008). Nitrogen and phosphate mass

balance in a sub-surface flow constructed wetland for treating municipal wastewater, Ecological Engineering, Vol.32, p.81–89.

Coruzzi G., dan Bush D. R., (2001). Nitrogen and carbon nutrient and metabolite signalling

in plants, Plant Physiol, Vol.125, p.61–64.

Crespo, Emma Fernández, Gemma Camanes, Pilar García Agustín (2012). Ammonium

enhances resistance to salinity stress in citrus plants, Journal of Plant Physiology,

Vol.169,p.1183-1191.

Dan, T. H., Quang, L. N., Chiem, N. H., Brix, H., (2011). Treatment of high-strength

wastewater in tropical constructed wetlands planted with Sesbania sesban: horizontal subsurface flow versus vertical downflow, Ecological Engineering, Vol 37(5),p.711-720.

Glenn, Edward., T. Lewis Thompson, Robert Frye, James Riley, Donald Baumgartner, (1995), Effects of salinity on growth and evapotranspiration of Typha domingensis Pers., Aquatic Botany, Vol.52, p.75-91.

Hidayati, Afina Kibtiyah (2011). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eicchornia crassipes untuk

Penyisihan Polutan pada Leachate (Studi Kasus: TPA Benowo), Tugas Akhir,

Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.

Jampeetong, Arunothai dan Brix, Hans., (2009). Effects of NaCl salinity on growth,

morphology, photosynthesis and proline accumulation of Salvinia natans, Aquatic Botany,Vol.91,p.181–186.

(7)

Kamarudzaman, Ain Nihla (2006). Leachate treatment using subsurface flow and free water

surface constructed wetland systems. Masters Thesis, Universiti Teknologi Malaysia,

Faculty of Civil Engineering.

Kamarudzaman, Ain Nihla., Roslaili Abdul Aziz, adan Mohd Faizal Ab Jalil (2011). Removal

of Heavy Metals from Landfill Leachate Using Horizontal and Vertical Subsurface Flow Constructed Wetland Planted with Limnocharis flava, International Journal of Civil & Environmental Engineering. Vol.l1, p.85-91.

Lee, Chang-gyun, Tim D. Fletcher, Guangzhi Sun (2009). Nitrogen removal in constructed

wetland systems, Eng. Life Sci. Vol.9,p.11–22.

Ling, Chew Ai (2006). Nutrient Removal From Leachate Using Horizontal Subsurface

Constructed Wetland, Tesis, Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi

Malaysia.

Malik, Anushree (2007). Environmental challenge vis a vis opportunity, The case of

water hyacinth, Environment International. Vol.33, p.122–138.

Mansour, Mohamed Magdy F. dan Salama., Karima H.A., (2004). Cellular basis of salinity

tolerance in plants, Environmental and Experimental Botany,Vol.52, p.113–122.

Nugraheni, Putri (2001). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk

menurunkan salinitas dan kesadahan sumber air baku air minum bersifat payau,

Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, ITS Surabaya.

Saeed, Tanveer dan Sun, Guangzhi (2012). A review on nitrogen and organics removal

mechanisms in subsurface flow constructed wetlands: Dependency on environmental parameters, operating conditions and supporting media, Journal of Enviromental Management, Vol.112,p. 429-448.

United States Environmental Protection Agency. (2001), A Citizen’s Guideto

Phytoremediation (EPA 542-F-01-002). United States Environmental Protection

Agency, Office of Solid Waste, Washington DC.

Xu, Jingtao., Cong Li, Fang Yang , Zhong Dong, Jian Zhang, Yingcan Zhao, Pengyu Qi, Zhen Hu (2010), Typha angustifolia stress tolerance to wastewater with different levels of

chemical oxygen demand, Desalination, Vol.280, p.58–62.

Xu, Weifeng., Weiming Shi, Feng Yan, Biao Zhang, Jiansheng Liang (2011), Mechanisms of

cadmium detoxification in cattail (Typha angustifolia L.), Aquatic Botany, Vol.94,p.37–43.

Gambar

Gambar 1 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi  Salinitas  oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi
Gambar 2 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi   Ammonium oleh Typha angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan
Gambar 3 Grafik (a) Penurunan Konsentrasi dan (b) Efisiensi Penurunan Konsentrasi  Nitrat  oleh Typha Angustifolia (c) Penurunan Konsentrasi dan (c) Efisiensi Penurunan Konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahan ajar menulis teks nonfikdi berbasis pendekatan genre berdasarkan velidasi ahli, penilaian guru, dan respon siswa memperoleh persentase

Pendidikan jarak jauh ini mulai dikenal atau berkembang di Amerika Serikat. Businnes Week Online mencatat 39 universitas yang mengadakan program pendidikan bisnis

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Sumur Tujuh merupakan mataair yang paling terawat dan tidak mengalami gangguan karena selain tempatnya disakralkan, Sumur Tujuh juga ditempati

mimaan sekä ilmassa että maassa olevia kohteita vastaan, mutta poliittisen tahtotilan johdosta ilmasta maahan kyky poistettiin 1980-luvun

Kesimpulan penelitian didapatkan, bahwa perbandingan rata-rata nilai ujian praktikum Histologi lebih tinggi pada kelompok mahasiswa dengan tingkat kecemasan rendah, dibandingkan

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Pendataan barang juga hanya dilakukan dengan pencatatan pada buku besar sehingga pencarian harga barang memakan waktu yang cukup lama karena dilakukan hanya dengan menyusuri data

Tahapan ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan pada penelitian tugas akhir ini, yaitu membangun sistem prediksi untuk