• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi”. Sekaligus menyelesaikan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Kemudian shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah nya bagi umat manusia untuk menempuh jalan hidup yang diridhai-Nya sehingga membawa umatnya ke jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan sidang munaqasah.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak luput dari hambatan, namun berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak terkait yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini, baik moril maupun bantuan materil, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang penulis hormati:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menuntut dan menimba ilmu pengetahuan.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

3. Ibu Sandra Dewi, SE., MM sebagai Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah.

(5)

iv

4. Bapak Dr. H. Ismail, M.Ag selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Ibu Era Sonita, SE., M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan mempermudah menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini.

7. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Nasrial dan Ibu Eka Murni beserta keluarga besar yang selalu membantu dan memberikan semangat serta motivasi bagi penulis.

8. Kepada sahabat-sahabat dan teman-teman yang telah membantu dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah atas selesainya penyusunan karya ilmiah ini. Mudah-mudahan dapat berguna dan sebagai suatu amal jariyah di sisi Allah SWT, serta semoga semua jerih payah dari semua pihak tersebut dibalasi dengan pahala yang berlipat ganda.

Aamiin Yaa Rabbal’alamiin...

Bukittinggi, 30 Juni 2021 Penulis

Lona Vionika NIM. 3317064

(6)

v ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi”. Disusun oleh Lona Vionika dengan NIM 3317064, Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Pada saat pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang signifikan tingkat profitabilitas pada BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi juga mengalami peningkatan, sementara biaya transaksi pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi justru berfluktuasi. Penulis ingin melihat apakah naiknya pembiayaan murabahah dan biaya transaksi yang berfluktuasi akan berpengaruh untuk menghasilkan profitabilitas yang lebih baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan tahunan PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi yang dipublikasikan oleh OJK yang diambil melalui www.ojk.go.id perbankan. Sedangkan teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, analisis korelasi, uji koefisien determinasi (R²), uji t dan uji f.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang sudah dilakukan pada penelitian ini, maka dalam hasil penelitian ini Pembiayaan Murabahah secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi. Dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,989 > 0,05), sehingga dapat dikatakan H1 ditolak dan H0 diterima. Sementara Biaya Transaksi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi. Dengan nilai signifikan adalah sebesar 0,003. Nilai signifikan ini lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05), sehingga dapat dikatakan H1 diterima dan H0 ditolak. Sedangkan Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada PT.

BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi. Dengan nilai Fhitung sebesar 5.113 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 dimana nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 0,011 < 0,05.

Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Biaya Transaksi dan Profitabilitas

(7)

vi DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Penjelasan Judul ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Murabahah 1. Pengertian Pembiayaan Murabahah ... 12

2. Dasar Hukum Pembiayaan Murabahah ... 15

3. Fatwa DSN-MUI tentang Murabahah... 17

4. Jenis-jenis Murabahah ... 20

5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ... 21

6. Skema Pembiayaan Murabahah ... 23

(8)

vii

7. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah ... 24

B. Biaya Transaksi ... 25

C. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas ... 27

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 30

3. Macam-macam Rasio Profitabilitas ... 31

D. Landasan Syariah ... 34

E. Kajian Terdahulu ... 35

F. Kerangka Pemikiran ... 39

G. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 41

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi 1. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi ... 48

2. Visi dan Misi PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi ... 50

3. Konsep PT. BPRS Carana Kiat Andalas ... 52

4. Struktur Organisasi PT. BPRS Carana Kiat Andalas ... 52

5. Usaha dan Fasilitas PT. BPRS Carana Kiat Andalas ... 57

6. Produk-produk pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas ... 57

(9)

viii B. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik ... 62

2. Uji Regresi Linear Berganda ... 69

3. Analsis Korelasi... 72

4. Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 73

5. Uji Hipotesis ... 73

C. Pembahasan Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah PT. BPRS Carana Kiat

Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019 ... 3

Tabel 1.2Perkembangan Biaya Transaksi PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019 ... 4

Tabel 1.3Perkembangan Profitabilitas PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019 ... 5

Tabel 4.1Perkembangan Pembiyaan Murabahah, Biaya Transaksi dan Profitabilitas ... 61

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 64

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 66

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 67

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 70

Tabel 4.7 Analisis Korelasi ... 72

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 73

Tabel 4.9 Hasil Uji T ... 73

Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 74

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah... 23

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 63

Gambar 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 68

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bank adalah mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat melalui sejarah sejak dulu hingga sekarang, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian dalam suatu negara begitu besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.1 Bank juga merupakan salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat.

Kegiatan mengumpulkan dana disebut funding.2

Bank Syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariat Islam.3 Bank Syariah dikembangkan atas dasar tidak adanya suatu pemisahan antara permasalahan dunia dengan permasalahan agama. Dasar tersebut tidak hanya mencakup ibadah saja melainkan juga transaksi bisnis yang harus sesuai dengan yang diterapkan oleh ajaran Islam. Khususnya menyangkut tata cara bermuamalat agar didalam prakteknya tidak menyimpang dari syariat Islam.4 Bank syariah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, yang dimulai dengan

1 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 8

2 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UUO-YPKPN, 2002), HLM. 21

3 Zulkifli Rusby, Manajemen Perbankan Syariah, (Riau: Pusat Kajian Pendidikan Islam FAI UIR, 2017), hlm. 1

4 Muhammad, Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 94

(13)

beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Bank Syariah diatur secara formal sejak diamandemennya UU No. 7 tahun 1992 dengan UU No. 10 tahun 1998 dan UU No. 23 tahun 1999.5

Bank syariah merupakan suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam yaitu berdasarkan al-Quran dan hadist.

Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan pinjaman dengan mengenakan bunga serta larangan untuk berinvestasi pada usaha yang berkategori terlarang.6

Era globalisasi seperti saat sekarang ini, bisnis lembaga keuangan merupakan suatu bisnis kepercayaan dimana pihak lembaga keuangan harus mampu menjaga kepercayaan dan memberikan jasa pada nasabahnya untuk keberlangsungan usaha di bidang keuangan. Hal ini karena semakin maraknya lembaga keuangan, baik itu lembaga keuangan syariah maupun lembaga keuangan konvensional dalam meningkatkan nasabahnya agar tetap berkembang. Salah satu lembaga keuangan syariah yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang selanjutnya diatur menurut surat keputusan Direktur Bank Indonesia No.

32/26/KEP/DIR/1999.7 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah suatu bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

5 Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009), hlm. 34

6 Rianda K Hesti, Sistem Informasi Perbankan Syariah, (Banten: UIN Jakarta Press, 2013), hlm. 19

7 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Pernamedia Group, 2011), hlm. 54

(14)

Sedangkan usaha BPRS yaitu meliputi penyediaan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1992 Tanggal 30 Oktober 1992.8

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan suatu badan usaha yang setara dengan bank konvensional dengan bentuk hukum Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah atau Koperasi. Dengan adanya BPRS diharapkan mampu memberikan kesejahteraan dan meningkatkan pendapatan melalui fasilitas pembiayaan yang diberikan.9

Di dalam BPRS pembiayaan yang paling dominan salah satunya adalah pembiayaan murabahah. Pembiayaan murabahah adalah transaksi jual beli dimana lembaga pembiayaan menyebutkan jumlah keuntungan tertentu.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah menjelaskan pengertian murabahah sebagai suatu bentuk akad pembiayaan barang dengan penjual menetapkan harga beli suatu barang bagi pembeli dan pembeli melakukan pembayaran lebih sesuai sebagai bentuk keuntungan yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya.

Biaya transaksi sangat penting dalam mencerminkan biaya operasional suatu perbankan. Biaya transaksi dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam mencapai profitabilitas perbankan. Perbankan dalam menjalankan aktivitasnya memiliki dua tipe biaya transaksi, yaitu biaya non

8 Jeni Susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: 2016), hlm. 91

9Ascarya, Bank Syariah: Gambaran Umum, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksntralan (PPSK) Bank Indonesia, 2005), hlm. 70

(15)

bagi hasil yang mencerminkan pembiayaan untuk aktivitas perbankan dan biaya bagi hasil yang mencerminkan biaya informasi dan koordinasi.10

Tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi tolak ukur bagaimana suatu perusahaan mampu bertahan dalam bisnisnya dengan memperoleh return yang memadai dibanding dengan risikonya. Dengan melihat kondisi ekonomi keuangan sekarang yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi perkembangan perbankan itu sendiri terutama BPRS dan juga dapat mempengaruhi kesehatan bank itu sendiri.11

Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi. Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.12

Tabel 1.1

Perkembangan Pembiayaan Murabahah PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019

Tahun Pembiayaan Murabahah (Ribuan Rupiah)

Naik/Turun

Ʃ %

2015 8.015.984 - -

2016 9.172.388 1.156.404 14,42

2017 13.165.472 3.993.084 43,53

2018 15.150.291 1.984.819 15,07

2019 15.394.725 244.434 1,61

Sumber: Laporan Tahunan PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi/

www.ojk.go.id perbankan (data diolah)

10 Yunita Agza,“Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Dalam Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 10, No. 1, 2017 hlm. 228

11 Media Wati Fahri, “Pengaruh Net Operating Margin (NOM) dan Net Imbalan (NI) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Bank BNI Syariah Di Indonesia”, Skripsi, (Bukittinggi:

IAIN Bukittinggi, 2020), hlm. 7

12 Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah, (Cirebon: STAIN Press, 2009), hlm.

76

(16)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pembiayaan murabahah pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi tersebut mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan peningkatan yang terjadi pada tahun 2016 naik sebesar 14,42%, pada tahun 2017 meningkat sebesar 43,53%. Pada tahun 2018 meningkat sebesar 15,07% dan tahun 2019 sebesar 1,61%.

Kinerja perbankan dipengaruhi oleh jumlah pembiayaan yang disalurkan dan komposisi dari pembiayaan itu sendiri. Dalam suatu transaksi, hampir tidak mungkin bank menghendaki harga dana sebesar bunga yang diberikan kepada nasabah. Sehingga muncul biaya tambahan yang menjadi pertimbangan bank dalam menentukan pembiayaannya. Biaya-biaya tambahan ini teridentifikasi sebagai biaya transaksi.13

Tabel 1.2

Perkembangan Biaya Transaksi PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019

Tahun Biaya Transaksi (Ribuan Rupiah)

Naik/Turun

Ʃ %

2015 2.386.973 - -

2016 1.815.312 (571.661) (23,94)

2017 1.963.103 147.791 8,14

2018 2.106.326 143.223 7,29

2019 2.140.940 34.614 1,64

Sumber: Laporan Tahunan PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi/

www.ojk.go.id perbankan (data diolah)

13 Yunita Agza, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2011-2016”, Skripsi, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2016), hlm. 6

(17)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa biaya transaksi pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi tersebut mengalami fluktuasi, tahun 2016 turun sebesar (23,94%), namun mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 8,14%. Dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan lagi sebesar 7,29% dan mengalami penurunan sebesar 1,64% tahun 2019.

Semakin tinggi biaya transaksi maka semakin meningkat biaya yang harus dikeluarkan oleh bank. Hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya tingkat profitabilitas.14

Rasio profitabilitas adalah suatu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Profitabilitas yaitu menggambarkan kinerja fundamental ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.15

Tabel 1.3

Perkembangan Profitabilitas PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi Tahun 2015-2019

Tahun Profitabilitas

(%)

Naik/Turun (%)

2015 3,35 -

2016 0,72 (2,81)

2017 0,70 (0,02)

2018 0,82 0,12

2019 1,95 1,13

Sumber: Laporan Tahunan PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi/

www.ojk.go.id perbankan (data diolah)

14 Yunita Agza, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Dalam Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 10, No. 1, 2017 hlm. 234

15 Media Wati Fahri, “Pengaruh Net Operating Margin (NOM) dan Net Imbalan (NI) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Bank BNI Syariah Di Indonesia”, Skripsi, (Bukittinggi:

IAIN Bukittinggi, 2020), hlm. 6

(18)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa profitabilitas pada PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi tersebut mengalami peningkatan, tahun 2016 turun sebesar (2,81%), tahun 2017 sebesar (0,02%). Tahun 2018 sebesar 0,12% dan meningkat sebesar 1,13% pada tahun 2019.

Terjadinya peningkatan/penurunan tersebut terkait dengan profitabilitas yang kemungkinan ada hubungan dengan pembiayaan murabahah dan biaya transaksi, sehingga berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik dan termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang apakah pembiayaan murabahah dan biaya transaksi dapat berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya penurunan biaya transaksi pada tahun 2016.

2. Terjadinya penurunan profitabilitas pada tahun 2016 dan 2017.

(19)

C. Batasan Masalah

Agar bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam masalah ini, maka penelitian yang dilakukan ini dibatasi pada “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi (Memfokuskan pada Biaya Transaksi

Non Bagi Hasil) Terhadap Profitabilitas yang hanya membahas tentang (ROA) PT. BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi?

2. Bagaimana pengaruh biaya transaksi terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi?

3. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah dan biaya transaksi terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

2. Untuk mengetahui pengaruh biaya transaksi terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

3. Untuk mengetahui pembiayaan murabahah dan biaya transaksi terhadap profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

(20)

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi akademik, penelitian ini berguna untuk persyaratan dalam meraih gelar sarjana Ekonomi (SE) pada jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di IAIN Bukittinggi.

2. Praktisi (Institusi/Masyarakat), penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

3. Bagi pengembangan studi lanjut, penelitian ini berguna untuk menambah literatur pengetahuan dan keilmuan tentang Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menjelaskan judul yang akan diteliti maupun dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu adanya batasan istilah agar lebih terarahnya penelitian ini:

Pengaruh :Kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.16

16 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2011), hlm. 58

(21)

Pembiayaan Murabahah :Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati.17

Biaya Transaksi :Biaya transaksi dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam mencapai profitabilitas perbankan.18

Profitabilitas :merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.19

BPRS Carana Kiat Andalas :BPRS Carana Kiat Andalas berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan telah mendapat persetujuan Pemerintah RI sera restu dari MUI di Jakarta terhitung sejak bulan Mei 1997.20

Jadi, adapun maksud dari keseluruhan judul ini adalah untuk mengetahui pengaruh jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati dan biaya transaksi untuk mengukur efisiensi perbankan dalam mencapai profitabilitas BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi.

17 Bagya Agung Prabowo, “Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah”, Dalam Jurnal Hukum Vol. 16, No. 1, 2009, hlm. 108

18Yunita Agza, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Skripsi, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2017), hlm. 6

19 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 3

20 Winda Wadia Rahma, “Sistem Pengendalian Pembiayaan Untuk Mempertahankan Likuiditas Bank Pada PT BPRS Carana Kiat Andalas Bukittinggi”, Skripsi, (Padang: UIN Imam Bonjol, 2019), hlm. 37

(22)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana.21 Pembiayaan juga merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan secara sendiri ataupun lembaga.22

Selain itu, pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.23 Pembiayaan adalah fungsi bank dalam menjalankan fungsi penggunaan dana. Dalam kaitannya dengan bank, maka ini merupakan suatu fungsi yang terpenting. Dari pembiayaan yang disalurkan itu maka bank diharapkan mampu mendapatkan hasil.24

21 Karyadi, “ Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Midharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Dalam Jurnal Ilmiah Rinjani, Vol. 7, No. 1, 2019, hlm. 48

22 Vaithzal Rivai, Islamic Banking, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 618

23 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.

105

24 M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, (Jakarta: Bangkit, 2005), hlm.

11

(23)

Dalam perbankan syariah terdapat beberapa jenis pembiayaan salah satu diantaranya adalah pembiayaan murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dimana harga jual yang telah disepakati diawal tidak boleh berubah selama jangka waktu pembiayaan berlangsung.25

Ba’i al-murabahah juga merupakan jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.26 Dalam ba’i al- murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.27 Selain itu, Murabahah juga merupakan kontrak jual beli di mana bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.28 Pada saat ini, produk inilah yang paling banyak digunakan oleh bank syariah karena paling mudah dalam mengimplementasinya dibandingkan dengan produk pembiayaan lainnya.29

Defenisi lain, Murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan

25 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 113

26 Monica Olivia, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank BNI Syariah”, Dalam Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 2, 2020, hlm. 171

27 Adji Waluyo Parayitno, Perbankan Syariah, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2008), hlm. 33

28 Kementrian Agama RI, Buku Saku Perbankan Syariah, (Jakarta: 2013), hlm. 50

29 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm.

149

(24)

sebesar harga perolehan ditambah dengan margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.30

Selain itu, pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang menggunakan prinsip jual beli barang dimana pihak bank membeli barang dari pemasok dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah.31 Dari pengelolaan pembiayaan murabahah, bank syariah memperoleh pendapatan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan nasabah.

Pendapatan yang diperoleh akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank. Besarnya laba yang diperoleh bank syariah akan mampu mempengaruhi profitabilitas yang dicapai.32

Dalam pasal 19 huruf d UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa murabahah merupakan akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.33 Pembiayaan murabahah ini diatur dalam Fatwa DSN pada nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 pada tanggal 1 April 2000 tentang murabahah.34

30 Muhammad Latief Ilhamy, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan: FEBI UIN- SU Press, 2018), hlm. 2

31 Pradja S Juhaya, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2011), hlm. 152

32Amri Dziki Fadholi, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah,Musyarakah dan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah, Skripsi, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015)

33 Imron Mawardi, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Laba Melalui Variabel Intervening Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Dalam Jurnal JESTT Vol. 1, No. 8, 2014, hlm. 568

34 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 45

(25)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah adalah pembiayaan dengan akad jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli dan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai maupun cicilan, perolehan margin dalam murabahah akan berdampak pada tingkat pendapatan bank syariah.35

2. Dasar Hukum Pembiayaan Murabahah a. Al-Qur’an

1) QS.Al-baqarah (2): 27536

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),

35 Puji Rahayu, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi, (Salatiga: IAIN Salatiga), 2017, hlm. 20

36 Asmi Nur Siwi, “Risiko Akad dalam Pembiayaan Murabahah Pada BMT Di Yogyakarta”, Dalam Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 1, 2007, hlm. 29

(26)

maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

2) QS. An-Nisa’ (4):29

“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.

Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”.

3) QS. Al-Maidah (5):1

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.

Hewan-hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”

(27)

b. Al-hadist

1) Hadist Rasulullah Riwayat Tirmidzi37

“Dari Rifa’ah Ibn Rafi’, bahwa Rasulullah ditanya:”wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik”? Rasulullah menjawab pekerjaan prang dengan tangannya sendiri dan jual beli secara mabrur” (Riwayat Ahmad, Al Bazzar dan Ath Thabrani).

2) HR. Bukhari Yang artinya:

Dari Ibnu Umar r.a Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda “apabila dua orang telah melakukan jual beli, maka tiap-tiap orang dari keduanya boleh khiyar selama mereka sebelum berpisah, dan keduanya masih berkumpul, atau salah satu dari keduanya telah memberi khiyar kepada yang lain, dan keduanya telah melakukan jual beli atas dasar khiyar, khiyar itu maka sesungguhnya jual beli itu haruslah dilakukan atas yang demikian. Jika keduanya telah berpisah sesudah melakukan jual beli, sedang yang satu lagi belum meninggalkan (tempat jual beli maka jual beli itu harus berlaku demikian.” (HR. Bukhari)

37 Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah”, Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 1, No, 2, 2016, hlm. 5

(28)

3. Fatwa DSN-MUI Tentang Murabahah

a. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syariah

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.

3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

4) Bank membeli barang yang diperjualbelikan nasabah atas nama sendiri dan pembelian itu harus sah dan bebas riba.

5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga jual senilai harga barang plus keuntungannya.

7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

(29)

b. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah

1) Nasabah mengajukan permohonan tersebut dan ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

2) Jika bank menerima permohonan tersebut, maka ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3) Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat dan kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4) Dalam jual beli ini, bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pada saat pemesanan.

5) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, maka bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7) Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka: jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. Dan jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank, maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut,

(30)

dan jika uang muka tidak mencukupi nasabah wajib melunasi kekuranggannya.

c. Jaminan dalam Murabahah

1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.

2) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

d. Utang dalam Murabahah

1) Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, maka ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank.38

2) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, maka ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

38 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 105

(31)

e. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah

1) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya.

2) Jika nasabah menunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase syariah, setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

4. Jenis-jenis Murabahah

Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Murabahah tanpa pesanan, adalah ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau yang tidak bank syariah menyediakan barang tersebut.

Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli.

b. Murabahah berdasarkan pesanan, adalah bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang melakukan atau memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:39

39 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, (Jakarta: LPFE Usakti, 2011), hlm. 173

(32)

1) Murabahah berdasarkan yang bersifat mengikat, maksudnya adalah apabila telah dipesan harus dibeli.

2) Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat tidak mengikat, maksudnya adalah walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.

5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah40 a. Rukun Akad Murabahah41

1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang akan membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

b. Syarat Pokok Murabahah42

Beberapa syarat pokok murabahah menurut Usmani adalah:

1) Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.

40 Maya Sari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT Sepakat Tanjung Karat Barat”, Skripsi, (Lampung: UIN Lampung), 2019, hlm. 22

41Maya Sari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah..., hlm. 48

42 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2018), hlm. 201

(33)

2) Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk presentase tertentu dari biaya.

3) Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang dimasukan kedalam biaya perolehan untuk menentukan harga agregat dan margin keuntungan didasarkan pada harga agregat tersebut.

Selain syarat pokok diatas terdapat juga syarat-syarat lain dalam murabahah. Syarat akad murabahah tersebut adalah:

1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

(34)

6. Skema Pembiayaan Murabahah43

Secara umum aplikasi perbankan dari ba’i al-murabahah dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 2.1

Skema Pembiayaan Murabahah 1. Negosiasi dan

Persyaratan 2. Akad jual beli

6. Bayar

5. Terima Barang dan dokumen

3. Beli barang 4. Kirim

Dari gambar diatas dapat dijelaskan proses pembiayaan murabahah sebagai berikut:

a. Negosiasi dan Persyaratan

Pada tahap ini yaitu melakukan negosiasi dengan pihak bank yang berhubungan dengan spesifikasi produk yang diinginkan oleh nasabah, harga beli dan harga jual, jangka waktu pembayaran dan pelunasan, serta persyaratan-persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada bank syariah.

b. Akad jual beli, setelah bank membeli produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan nasabah, maka selanjutnya bank menjualnya kepada nasabah disertai dengan penandatanganan akad jual beli antara bank

43 Maya Sari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah..., hlm. 49-50

Bank

Suplier Penjual

Nasabah

(35)

dan nasabah, pada akad tersebut dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan jual beli murabahah, rukun dan syarat-syaratnya yang harus dipenuhi.

c. Bank membeli produk atau barang yang sudah disepakati dengan nasabah tersebut. Bank biasanya membeli ke supplier.

d. Supplier mengirim produk barang yang dibeli oleh bank ke alamat nasabah sesuai dengan akad perjanjian yang telah disepakati antara bank dengan nasabah sebelumnya.

e. Tanda terima barang dan dokumen, ketika barang sudah sampai ke alamat nasabah, maka nasabah harus menandatangani surat tanda terima barang dan mengecek kembali kelengkapan dokumen-dokumen produk atau barang tersebut.

f. Proses selanjutnya yaitu nasabah membayar harga produk barang yang dibelinya dari bank, biasanya pembayaran dilakukan secara angsuran cicilan dalam jangka waltu tertentu yang telah disepakati sebelumnya.

7. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah a. Bagi Bank

Manfaat pembiayaan murabahah bagi bank adalah sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk margin.

(36)

b. Bagi Nasabah

Manfaat bagi nasabah penerima fasilitas adalah merupakan salah satu cara untuk memperoleh barang tertentu melalui pembiayaan dari bank. Nasabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah masa perjanjiannya.

B. Biaya Transaksi

Biaya transaksi merupakan suatu biaya yang digunakan sebagai alat analisis yang sering digunakan untuk mengukur efisien atau tidaknya suatu desain kelembagaan dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.44 Menurut Carter, biaya transaksi/biaya operasional adalah sebagai pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat sehingga dalam akuntansi keuangan, pengeluaran pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk aktiva atau aktiva lain.45 Dalam suatu transaksi pembiayaan, hampir tidak mungkin bank hanya menghendaki harga dana sebesar bunga yang diberikan kepada nasabah. Sehingga muncul biaya tambahan yang menjadi pertimbangan bank dalam menentukan pembiayaannya. Biaya-biaya tambahan ini teridentifikasi sebagai biaya transaksi.

Biaya transaksi ini sangat penting dalam mencerminkan biaya operasional suatu perbankan. Biaya operasional merupakan biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan

44 Ira Nopita Siregar, “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Pada PT. Bank BNI Syariah Di Indonesia”, Skripsi, (Padang Sidempuan: Prodi Perbankan Syariah, 2020), hlm. 20

45 Sutiman, “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas”, Dalam Jurnal Madani, Vol. 1, No. 2, 2018, hlm. 387

(37)

dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari.46 Biaya transaksi dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam mencapai suatu profitabilitas perbankan. Ada dua tipe biaya transaksi, yaitu biaya transaksi bagi hasil dan non bagi hasil.

Biaya transaksi bagi hasil merupakan bentuk kewajiban bank terhadap dana-dana pihak ketiga yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dan beban tersebut dicatat pada laporan laba rugi. Biaya transaksi bagi hasil di perbankan syariah merupakan suatu biaya bagi hasil investasi tidak terikat, yaitu akumulasi seluruh bagi hasil yang diberikan kepada investor dana investasi tidak terikat/pemilik dana dalam transaksi giro, tabungan, deposito, penertiban surat berharga, pembiayaan yang diterima dan transaksi lainnya berdasarkan akad bagi hasil sesuai dengan perhitungan dalam daftar distribusi bagi hasil.

Sedangkan biaya transaksi non bagi hasil merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank selain biaya bagi hasil yang mencakup biaya operasional perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya. Adapun kategori biaya transaksi non bagi hasil adalah sebagai biaya operasional yang meliputi biaya keseluruhan biaya kegiatan usaha dalam mata uang rupiah serta valuta asing. Total biaya operasional meliputi: beban imbalan kepada BI, bonus titipan wadiah, kerugian atas penjualan surat berharga, kerugiaan dari pnyertaan dan beban komisi/provisi, kerugian penurunan nilai aset keuangan dan lainnya, penyusutan, beban pemeliharaan tetap/ inventaris,

46 Syahwal Harianto, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudaharabah, Dan Biaya Operasional Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia”, Skripsi, (Lhokseumawe: Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, 2017), hlm. 3

(38)

beban resiko operasional, kerugian restrukturisasi pembiayaan, beban tenaga kerja, biaya promosi, premi asuransi, sewa, pajak-pajak (tidak tergolong pajak penghasilan), pemeliharaan, perbaikan aset tetap dan inventaris, barang dan jasa, kerugian dari penjualan aset tetap dan inventaris, serta kerugian dari penjualan transaksi valuta asing.

Studi empiris yang dilakukan oleh Santoso dan Suteja dan Ginting menunjukkan bahwa tingginya biaya transaksi berdampak pada meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan oleh bank. Hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya tingkat profitabilitas sehingga biaya transaksi memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas bank.47

C. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas dapat dipahami sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualam, total aset maupun modal sendiri.48 Adyani menyatakan bahwa profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas juga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu perusahaan. Selain itu, profitabilitas merupakan rasio menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.49 Profitabilitas merupakan salah

47 Yunita Agza, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Biaya Transaksi Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”, Dalam Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 10, No. 1, 2017 hlm. 233-234

48 Riyan Pradesyah, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Syariah Mandiri”, Dalam Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 2, No. 1, 2020, hlm. 733

49 Apriyanto, “Profitabilitas (ROA) Dipengaruhi Oleh Manajemen Kas”, Dalam Jurnal Strategic Vol. 17, No. 1, 2017, hlm. 1

(39)

satu acuan dalam mengukur besarnya laba yang sangat penting untuk mengetahui apakah perusahaan atau bank telah menjalankan usahanya secara efisien.50

Profitabilitas (ROA) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset yang menghasilkan keuntungan. ROA merupakan gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROA berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai semakin baik posisi bank dari segi penggunaan aset.51 Selain itu, profitabilitas juga merupakan suatu penghasilan yang diperoleh dari sisa uang yang masih tinggal, setelah seluruh biaya kegiatan niaga selesai atau telah terbagi.52

Profitabilitas dapat menunjukkan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas juga merupakan perbandingan laba dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu.53 ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula

50 Novitasari Primadita, “Analisis Pengaruh Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, FDR, NPF, dan BOPO Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2011-2020”, Dalam Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 38

51 Muhammad Abdur Rouf Ali, “Pengaruh Pembiayaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating”, Skripsi, (Salatiga:IAIN Salatiga, 2018), hlm. 32

52 Dewi Ulpian, “Pengaruh Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada BNI Syariah Cabang Makassar”, Skripsi, (Makassar:UIN Alauddin Makassar, 2012), hlm. 32

53 Deasy Rahmi Puteri, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna dan Ijarah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, Vol. 8, No. 1, 2014, hlm. 6

(40)

tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.54

Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.55 Profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari kebijakan likuiditas, manajemen aktiva, manajemen utang terhadap hasil operasi.

Rasio ini biasanya mencakup margin laba atas pembiayaan, rasio BEP, pengembalian atas total aktiva dan pengembalian atas ekuitas saham biasa.

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya untuk pemilik usaha, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak- pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah:

a. Untuk menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

b. Menilai posisi laba suatu perusahaan pada tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Menilai perkembangan laba suatu perusahaan dari waktu ke waktu.

d. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

54 Puji Rahayu, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Dengan Corporate Social Responbility (CSR) Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi, (Salatiga:IAIN Salatiga, 2017), hlm. 28

55 Nur Mawaddah, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah”, Dalam Jurnal Etikonomi, Vol. 14, No. 2, 2015, hlm. 245

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2) Barang yang diperjual-belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam. 3) Bank membiayai

Fatwa tersebut antara lain: (1) Bank dan nasabah harus melakukan akad mura- bahah yang bebas riba; (2) Komoditas yang diperjualbelikan tidak dilarang oleh syari

Pembiayaan murabahah adalah perjanjian pembiayaan dimana bank membiayai pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran yang ditangguhkan,

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. Sebagai praktik yang di terapkan oleh bank syariah mandiri mengenai poin tersebut bahwa Bank Syariah

diharamkan oleh syariah Islam. c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. d) Bank membeli barang yang

bebas dari riba. 2.) Barang yang diperjualbelikan tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. 3.) Bank yang membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam. 3) Bank membiayai

1) Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah. Bank dan nasabah melakukan akad yang bebas riba. Barang yang diperjual belikan harus halal sesuai syariah islam. Bank membeli barang