• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan suatu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan suatu penelitian dalam memperoleh data yang akurat. Lokasi yang ditentukan dalam penelitian ini pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Limboto.

Jl. Jend. Sudirman Kel. Kayubulan, Kec. Limboto, Kab. Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

B. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian explanatory research. Explanatory research merupakan penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya. Untuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif didasarkan pada sifat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang memiliki tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasiadalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

(2)

2015) . Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan pada bagian pelayanan teknik yang berjumlah 47 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini peneliti memilih sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Berdasarkan teknik tersebut, maka peneliti akan mengambil sampel yaitu seluruh karyawan bagian pelayanan teknik yang berjumlah 47 orang.

D. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel merupakan sesuatu yang ditetapkan peneliti untuk diteliti guna memperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulan.

1. Variabel terikat (Dependen)

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja menurut Bangun (2012), yaitu:

a. Kuantitas pekerjaan: kuantitas adalah jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh karyawan pada bagian pelayanan teknik sesuai dengan target yang telah ditentukan.

(3)

b. Kualitas pekerjaan: kualitas adalah kesesuaian hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan pada bagian pelayanan teknik dengan standar mutu yang ditetapkan.

c. Ketepatan waktu: ketepatan waktu adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan pada bagian pelayanan teknik sesuai dengan ketentuan waktu yang ditentukan.

d. Kehadiran: karyawan pada bagian pelayanan teknik datang tepat waktu di kantor untuk bekerja.

e. Kemampuan kerja sama: kemampuan kerja sama adalah karyawan pada bagian pelayanan teknik dapat bekerja dalam sebuah tim untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Komunikasi (𝑋1) dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (𝑋2):

a. Komunikasi (𝑋1)

Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang dilakukan secara mendatar yaitu antara anggota staf dengan anggota staf atau karyawan sesama karyawan. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengukur komunikasi horizontal menggunakan 3 indikator Effendy (2017), yaitu:

1) Interaksi: menciptakan suatu hubungan dengan melakukan komunikasi antar karyawan bagian pelayanan teknik dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

(4)

2) Penyampaian informasi: menyampaikan informasi antar karyawan bagian pelayanan teknik berupa pekerjaan yang harus dikerjakan.

3) Saran pemecahan masalah: diskusi antar karyawan bagian pelayanan teknik untuk menyelesaikan suatu masalah dalam pekerjaan.

b. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (𝑋2)

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan adalah suatu tindakan atau upaya untuk menjamin kebutuhan karyawan atau pekerja dalam mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh aktivitas kerja. Dalam penelitian ini indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur keselamatan kerja menurut Moenir (2009) dan kesehatan kerja menurut (Manullang, 2015).

Idikator keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Penempatan benda: perusahaan memberikan tempat khusus untuk menempatkan barang atau benda yang berbaya sehingga tidak menimbulkan bahaya.

2) Alat perlindungan diri: perusahaan memberikan alat-alat perlindungan diri untuk melindungi diri sesuai kebutuhan.

3) Penyediaan perlengkapan: perusahaan menyediakan perlengkapan pencegahan kecelakaan seperti alat pemadam kebakaran dan kotak P3K.

(5)

4) Program sosialisasi: perusahaan melakukan sosialisasi mengenai pencegahan kecelakaan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan kepada karyawan.

Indikator kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan kerja secara medis: kantor yang digunakan karyawan bagian pelayanan teknik bersih.

2) Sarana kesehatan tenaga kerja: kamar mandi yang digunakan karyawan bagian pelayanan teknik bersih.

3) Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja: memberikan pelayanan kesehatan berupa jaminan kesehatan kepada karyawan bagian pelayanan teknik.

E. Data Dan Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian terdiri dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder (Sugiyono, 2017).

1. Sumber data primer

Sumber primer adalah sumber data yang didapatkan secara langsung. Data primer ini akan diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung. Data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, data pencapain kinerja karyawan, data kecelakaan, data karyawan, dan struktur organisasi.

(6)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2014) terdapat bermacam-macam pengumpulan data, dalam penelitian ini melalui wawancara dan kuesioner.

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan cara mewawancarai pihak yang bersangkutan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam. Dalam penelitian ini peneliti menggunakann jenis wawancara tidak terstruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pernyataan kepada responden. Pernyataan yang diajukan kepada responden merupakan pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

G. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala likert. Skala likert dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau kelompok mengenaik fenomena social yang terjadi (Sugiyono, 2017). Skala ini memungkinkan responden mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Dengan skala likert responden memilih jawaban dari variabel

(7)

yang dipecah menjadi bagian dari indikator variabel, masing-masing indikator variabel mempunyai instrument yang dijadikan tolak ukur dalam sebuah pertanyaan atau penyataan. Berikut ini penggunaan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi responden:

Tabel 3.1. Skala Likert

No Kriteria Kode Skor

1. Sangat Setuju SS 5

2. Setuju S 4

3. Netral N 3

4. Tidak Setuju TS 2

5. Sangat Tidak Setuju STS 1

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan genggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data sangat tergantung pada hasil instrument penelitian. Pengujian instrument penelitian dengan melakukan uji validitas dan uji reabilitas (Ghozali, 2018).

1. Uji validitas

Uji Validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu pernyataan dalam kuesioner. Hasil penelitian dapat dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu sehingga hasil penelitian tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan pearson correlation dimana Peneliti melakukan korelasi antar skor dari tiap butir pertanyaan dengan

(8)

total skor variabel dengan significance α = 0,05. Indikator yang menyatakan valid atau tidaknya butir pernyataan tersebut yaitu dengan uji signifikansi yang dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan atau indikator tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka butir pernyataan atau indikator tersebut tidak valid.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengukur sebuah kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Sebuah koesioner dapat dikatakan reliable apabila jawaban responden terhadap penyataan dalam kuesioner konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja, hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Untuk mengukur reliabilitas dapat diukur dengan uji statistik cronbach alpha (a).

Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.7. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai cronbach alpha > 0,7 maka dapat dikatakan reliabel.

b. Jika nilai cronbach alpha < 0,7 maka dapat dikatakan tidak reliabel.

I. Uji Asumsi Klasik

Pada analisis regresi linier berganda, peneliti perlu melakukan uji asumsi klasik untuk menguji kualitas data, sehingga peneliti dapat memeperoleh data

(9)

yang akurat. Berikut adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual atau variabel pengganggu dalam model regresi berdistribusi secara normal atau tidak.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan berdasarkan uji statistic non- parametrik kolmogorov-smirnov dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan signifikasi a = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai p-value > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.

b. Jika nilai p-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

2. Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang dapat dikatakan baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Dalam penelitian ini, multikolonearitas dapat diketahui dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai VIF < 10 dengan nilai tolerance ≥ 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolonieritas.

(10)

b. Jika nilai VIF > 10 dengan nilai tolerance ≤ 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolonearitas.

3. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan residual pada periode sebelumnya dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat autokorelasi di dalamnya. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan berdasarkan uji durbin-watson (DW-test). Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi positif dan keputusannya ditolak.

b. Jika dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada autokorelasi positif dan keputusannya no desicison

c. Jika 4 – dl < dw < 4, berarti tidak ada autokorelasi negatif dan keputusannya ditolak.

d. Jika 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl, berarti tidak ada autokorelasi negatif dan keputusannya no desicison.

e. Jika du < dw < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif dan keputusannya tidak ditolak yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji heteroskedastisitas

Uji heterokedastitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika variance dari satu pengamatan ke

(11)

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastitas dan jika berbeda disebut heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji glejser, yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Apabila variabel memiliki nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Apabila variabel memiliki nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas.

J. Teknik Analisis Data 1. Rentang skala

Menurut Sugiyono (2017) analisis rentang skala digunakan peneliti untuk mengolah data mentah (angka) kemudian diartikan dalam pengertian kualitatif. Untuk mengetahui komunikasi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan kinerja karyawan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑹𝒔 =𝒏(𝒏 − 𝟏) 𝒎 Keterangan:

Rs = rentang skala n = jumlah sampel

m = jumlah alternativ jawaban

(12)

Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh jumlah rentang skala sebagai berikut:

Responden = 47 Rentang skala = 38

Hasil rentang skala terendah = 47 x 1 = 47 Hasil rentang skala tertinggi = 47 x 5 = 237

RS = 47 (5−1)

5 = 47 𝑋 4

5 = 188

5 = 37.6 dibulatkan menjadi 38

Berdasarkana perhitungan diatas diperoleh penilaian yang disajikan dalam table 3.2.

Tabel 3.2. Rentang Skala Rentang

Skala

Komunikasi K3 Kinerja

Karyawan 47-84 Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat rendah 85-122 Tidak baik Tidak baik Rendah

123-160 Cukup Cukup Cukup

161-198 Baik Baik Tinggi

199-237 Sangat baik Sangat baik Sangat tinggi

a. Rentang skala 47-84 menyatakan bahwa komunikasi dan K3 masuk dalam kategori sangat tidak baik sedangkan kinerja karyawan masuk dalam kategori sangat rendah.

b. Rentang skala 85-122 menyatakan bahwa komunikasi dan K3 masuk dalam kategori tidak baik sedangkan kinerja karyawan masuk dalam kategori rendah.

(13)

c. Rentang skala 123-160 menyatakan bahwa komunikasi, K3, dan kinerja karyawan masuk dalam kategori cukup.

d. Rentang skala 161-198 menyatakan bahwa komunikasi dan K3 masuk dalam kategori baik sedangkan kinerja karyawan masuk dalam kategori tinggi.

e. Rentang skala 199-237 menyatakan bahwa komunikasi dan K3 masuk dalam kategori sangat baik sedangkan kinerja karyawan masuk dalam kategori sangat tinggi.

2. Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara Komunikasi (𝑋1) dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (𝑋2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Model persamaan sebagai berikut:

Y = a + 𝒃𝟏𝑿𝟏+ 𝒃𝟐𝑿𝟐+ e Keterangan:

Y : Kinerja karyawan

a : Koefisien dari persamaan regresi

𝑏1: Koefisien regresi dari variabel 𝑋1, Komunikasi 𝑏2: Koefisien regresi dari variabel 𝑋2, K3

𝑋1: Komunikasi 𝑋2: K3

(14)

𝑒: Error / Variabel pengganggu

K. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa pengujian yaitu Uji t, Uji F dan Uji Dominan (Ghozali, 2018). Uji hipotesis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Uji t

Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh tiap-tiap variabel independen (secara parsial) dalam menjelaskan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance α = 0,05 atau sebesar 5%. Dan juga membandingkan nilai t hitung dengan nilai t table. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan (sig) < (0,05) atau nilai t hitung > t tabel, maka secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan (sig) > (0,05) atau nilai t hitung < t tabel, maka secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji F

Uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (secara simultan) mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance α = 0,05 atau sebesar 5%. Dan juga membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

(15)

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan (sig) < (0,05) atau nilai F hitung > F tabel, maka secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan (sig) > (0,05) atau nilai F hitung < F tabel, maka secara simultan atau bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji dominan

Uji dominan pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahuinya dapat diketahui dengan melihat nilai coefficients beta (β), nilai yang paling besar maka itulah yang paling berpengaruh.

Gambar

Tabel 3.2. Rentang Skala   Rentang

Referensi

Dokumen terkait

Vitamin C, vitamin E dan karoten diketahui merupakan sumber nutrisi dalam makanan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, namun banyak juga senyawa lain yang memiliki

Penelitian difokuskan pada ruang lingkup penerimaan permohonan kerja sama dari Institusi, penerimaan permohonan Co – Ass, penunjukan pembimbing yang dilakukan oleh Unit Kerja,

ung ngsi si ut utam ama a ba bagi gian an in ini i ad adal alah ah me mela laku kuka kan n pe pere reng ngka kaha han n hidrokarbon dengan bantuan hidrogen

Berdasarkan data dari 14 probandus laki-laki warga Desa Adat Panglipuran didapatkan karakteristik land- mark wajah rata-rata bidang frontal berbentuk ellips,

Skripsi yang berjudul : Strategi Guru Mata Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Raudhatul Islamiyah Kecamatan Sungai Tabuk

Berdasarkan hasil pembahasan diatas tentang analisis kinerja keuangan pada tiga home industry tempe di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan menggunakan metode du

“Memang terdapat penerapan model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran PAI materi Fiqih

Seperti  juga  apa  yang  dilakukan  pada  tahap  pertama,  maka  pada  tahap  ini  proses