• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI KULIAH 6: RISIKO HUKUM, RISIKO REPUTASI, RISIKO STRATEJIK, DAN RISIKO KEPATUHAN. Mata Kuliah Manajemen Risiko Bank Syariah Jakarta, 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI KULIAH 6: RISIKO HUKUM, RISIKO REPUTASI, RISIKO STRATEJIK, DAN RISIKO KEPATUHAN. Mata Kuliah Manajemen Risiko Bank Syariah Jakarta, 2020"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI KULIAH 6:

RISIKO HUKUM,

RISIKO REPUTASI,

RISIKO STRATEJIK,

DAN RISIKO

KEPATUHAN

Mata Kuliah Manajemen

Risiko Bank Syariah

(2)

• Materi ini hanya digunakan sebagai bahan diskusi

perkuliahan di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad

Dahlan, Jakarta. Materi ini tidak diperuntukkan untuk

keperluan komersial.

• Isi dari presentasi ini bersumber dari berbagai materi

atau rujukan.

• Masukan, koreksi, atau tanggapan dapat

(3)
(4)

CONTOH PERMASALAHAN ASPEK HUKUM

KEGIATAN PERBANKAN PADA SAAT PANDEMI

1. Kegiatan perbankan yang memerlukan penandatanganan

perjanjian kredit atau akad pembiayaan.

2. Kegiatan pengikatan agunan yang melibatkan nasabah, bank,

notaris, dan BPN.

3. RUPS secara elektronik.

(5)

DEFINISI

Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis.

(POJK No. 65 /POJK.03/2016 Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)

(6)

PENYEBAB RISIKO HUKUM

Kelemahan yuridis.

Perubahan ketentuan perundang-undangan.

Kesalahan dalam kontrak.

Kegagalan dokumentasi.

Proses litigasi

Kegagalan akibat kebangkrutan.

Perubahan politik.

(Manajemen Risiko Legal, AT Sitorus, 2008 dan SE OJK No.

(7)

INDIKATOR RISIKO HUKUM

1. Litigasi. Terjadinya gugatan atau tuntutan hukum dari pihak ketiga

melalui pengadilan atau luar pengadilan. Kejadian ini menimbulkan biaya yang merugikan kondisi bank.

2. Kelemahan dalam perjanjian. Kelemahan ini menjadikan perikatan

bank dengan pihak ketiga menimbulkan masalah seperti tidak dilakukannya sebagian atau seluruh perjanjian, atau tidak sahnya perjanjian.

3. Ketidaklengkapan perundangan. Hal ini terjadi pada produk

bank yang belum diatur ketentuan, kompleksitas tinggi, atau

penggunaan best practice yang tidak diatur dalam ketentuan yang ada. Ketiadaan ketentuan ini menimbulkan potensi sengketa di kemudian hari.

(8)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO HUKUM

1.

Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS.

2.

Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.

3.

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen

risiko hukum.

4.

Sistem pengendalian intern.

(SE OJK No. 34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum; Manajemen Risiko Perbankan di Era Digital, Bambang Rianto Rustam, 2018)

(9)

PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS,

DIREKSI, & DPS

1. Melibatkan pejabat dan karyawan atas masalah hukum yang dihadapi dengan bagian hokum agar risiko hukum dapat dicegah/dikendalikan.

2. Menerapkan legal governance (tata kelola implementasi ketentuan

perundang-undangan dan ketentuan internal, termasuk standar perjanjian.

3. Menerapkan legal consistency (kesesuaian antara kegiatan usaha dengan ketentuan).

4. Menerapkan legal completeness (seluruh hal yang diatur oleh perundang-undangan diterapkan oleh bank).

5. Melakukan review aspek hukum yang terkait prinsip syariah.

6. Menerapkan sanksi kepada pejabat dan pegawai yang melakukan pelanggaran.

7. Memiliki satuan kerja yang berperan analisa hukum dan memantau risiko hukum.

(10)

KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN

LIMIT

1. Kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur manajemen

risiko hukum serta limit risiko yang sejalan dengan visi, misi, dan strategi bank.

2. Penerapan strategi manajemen risiko hukum yang sejalan dengan

strategi manajemen risiko bank secara keseluruhan.

3. Penerapan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko hukum.

4. Prosedur analisis aspek hukum produk dan aktivitas baru

5. Evaluasi dan pemutakhiran kebijakan dan pengendalian risiko

(11)

IDENTIFIKASI, UKUR, PANTAU, DAN

KENDALI RISIKO HUKUM

1. Identifikasi risiko hukum pada aktivitas fungsional pembiayaan,

treasury, investasi, operasional, trade finance, IT, dan pengelolaan

SDM.

2. Pencatatan dan penatausahaan masalah hukum berikut jumlah

kerugian akibat events yang ada.

3. Pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif.

4. Pemantauan berkala pengalaman risiko hukum di masa lalu.

5. Sistem informasi manajemen tentang eskposur risiko hukum.

6. Pengendalian berupa review berkala terhadap ketertiban

dokumen, isi kontrak dan perjanjian, serta efektivitas proses

(12)
(13)

Sumber:

(14)

DEFINISI

Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya

tingkat kepercayaan pemangku kepentingan

(stakeholder) yang bersumber dari persepsi

negatif terhadap Bank.

(POJK No. 65 /POJK.03/2016 Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)

(15)

SUMBER RISIKO REPUTASI

1.

Kejadian-kejadian yang telah merugikan reputasi Bank,

misalnya pemberitaan negatif di media massa,

pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah; atau

2.

Hal-hal lain yang dapat menyebabkan Risiko Reputasi,

misalnya kelemahan pada tata kelola, budaya perusahaan,

dan praktik bisnis Bank.

(16)

INDIKATOR RISIKO REPUTASI

1. Pengaruh reputasi dari pemilik bank dan perusahaan terkait

(kredibilitas pemilik dan kejadian reputasi).

2. Pelanggaran etika bisnis.

3. Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank

4. Frekuensi publikasi negatif.

5. Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.

(17)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO REPUTASI

1.

Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

2.

Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko.

3.

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen

risiko reputasi.

4.

Sistem pengendalian intern.

(18)

PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS,

DIREKSI, & DPS

1. Memberikan perhatian terhadap pelaksanaan manajemen

risiko reputasi oleh unit terkait (corporate secretary, humas, dan unit bisnis terkait).

2. Berperilaku profesional dan menjaga etika bisnis sehingga menjadi contoh bagi seluruh elemen organisasi bank syariah.

3. Menetapkan satuan kerja yang memiliki kewenangan

memberikan informasi kepada nasabah dan stakeholders.

4. Melakukan review aspek reputasi yang terkait prinsip syariah.

5. Melibatkan seluruh pegawai dalam pelaksanaan manajemen risiko reputasi.

(19)

KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN

LIMIT

1. Penerapan strategi manajemen risiko reputasi yang sejalan dengan strategi manajemen risiko bank secara keseluruhan.

2. Penerapan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko reputasi.

3. Prosedur tertulis yang memenuhi prinsip transparansi dalam meningkatkan kualitas layanan dan pengendalian risiko reputasi.

4. Kebijakan komunikasi dalam menghadapi publikasi negatif atau informasi kontraproduktif.

(20)

IDENTIFIKASI, UKUR, PANTAU, DAN

KENDALI RISIKO REPUTASI

1. Pencatatan dan penatausahaan masalah reputasi berikut jumlah

kerugian akibat events yang ada.

2. Penggunaan beberapa sumber untuk mengidentifikasi dan

mengukur dampak risiko reputasi antara lain pada pemberitaan media massa, sosial media, atau pengaduan nasabah.

3. Pengendalian risiko reputasi berupa tindak lanjut keluhan nasabah

dan gugatan.

4. Sistem informasi manajemen tentang eskposur risiko reputasi.

(21)
(22)
(23)

DEFINISI

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan

dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu

keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis.

(POJK No. 65 /POJK.03/2016 Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)

(24)

INDIKATOR RISIKO STRATEJIK

1. Kesesuaian strategi bank dengan lingkungan bisnis. Penilaian

apakah visi mis sesuai dengan kemampuan internal (SDM, infrastruktur, dll) dan faktor eksternal (kondisi makro ekonomi, perkembangan teknologi, dll)

2. Strategi berisiko tinggi dan strategi berisiko rendah. Bank dapat

mengembangkan bisnis pada aktivitas yang telah dilakukan atau masuk ke area bisnis baru, produk baru, dll.

3. Posisi bisnis bank. Gunakan analisa positioning bank, kompetisi,

efisiensi bank, diversifikasi usaha, cakupan wilayah operasional, dan kondisi ekonomi. Bank mengevaluasi tingkat keberhasilan atau kegagalan terhadap peer group atau industri bank keseluruhan.

(25)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO STRATEJIK

1.

Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

2.

Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko.

3.

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen

risiko stratejik.

4.

Sistem pengendalian intern.

(26)

PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS,

DIREKSI, & DPS

1. Menyusun dan menyetujui rencana strategis dan rencana bisnis.

2. Menjamin bahwa rencana strategis sejalan dengan visi misi, kultur,

arah bisnis, dan toleransi risiko.

3. Memantau kondisi internal dan perkembangan kondisi eksternal

yang mempengaruhi strategi usaha bank.

4. Menetapkan satuan kerja yang memiliki kewenangan yang

mendukung perumusan dan pemantauan pelaksanaan strategi.

5. Memastikan bahwa manajemen risiko stratejik diterapkan pada

seluruh level operasional.

6. Melakukan review aspek strategis yang terkait prinsip syariah.

(27)

KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN

LIMIT

1. Penerapan strategi manajemen risiko stratejik yang sejalan

dengan strategi manajemen risiko bank secara keseluruhan: memahami kondisi ekonomi, bisnis dan industri, mengukur daya saing, serta menyediakan alternatif strategi.

2. Penerapan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko reputasi.

3. Prosedur tertulis menyusun, menyetujui, merespon perubahan, dan

mengukur realisasi.

4. Limit risiko strategis seperti limit deviasi anggaran atau target

(28)

IDENTIFIKASI, UKUR, PANTAU, DAN

KENDALI RISIKO STRATEJIK

1. Pencatatan dan penatausahaan kinerja akibat pelaksanaan strategi bank yang tidak berjalan atau tidak efektif, terutama yang berdampak kepada modal bank.

2. Analisis risiko terhadap strategi yang membutuhkan banyak sumber daya.

3. Pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif, seperti parameter kompleksitas bisnis.

4. Stress testing terhadap implementasi strategi, terutama terhadap peristiwa yang berdampak negatif.

5. Pemantauan berkala pengalaman kerugian masa lalu atau perubahan operasional dan lingkungan bisnis yang berdampak negatif.

6. Sistem informasi manajemen tentang eskposur risiko stratejik.

7. Pengendalian keuangan yang memantau target vs realisasi yang memastikan risiko stratejik dapat ditoleransi.

(29)
(30)

https://www.cnbcindonesia.com /tech/20200207151052-37-

136173/data-slik- disalahgunakan-ojk-siapkan-sanksi-ke-bank

(31)

DEFINISI

Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku serta

Prinsip Syariah.

(POJK No. 65 /POJK.03/2016 Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)

(32)

INDIKATOR RISIKO KEPATUHAN

1. Jenis dan signifikansi pelanggaran. Contoh adalah jumlah sanksi

denda, jenis pelanggaran, pemenuhan/pelanggaran komitmen kepada regulator, dan pelanggaran syariah.

2. Frekuensi pelanggaran atau rekam jejak kepatuhan bank. Contoh

adalah analisa data kesalahan dan pelanggaran 3 tahun terakhir dan perbaikan signifikan.

3. Pelanggaran atas ketentuan keuangan tertentu. Contoh adalah

pelangggaran terhadap ketentuan spesifik, misal UCP 600

(Uniform Customs and Practice for Documentary Credits) atau ISDA (International Swaps & Derivatives Association).

(33)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

KEPATUHAN

1.

Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

2.

Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko.

3.

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen

risiko kepatuhan.

4.

Sistem pengendalian intern.

(34)

PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS,

DIREKSI, & DPS

1. Menjamin bahwa manajemen risiko kepatuhan sejalan dengan visi

misi, kultur, arah bisnis, dan toleransi risiko.

2. Memastikan bahwa setiap permasalahan kepatuhan yang timbul

dapat diselesaikan oleh unit terkait.

3. Memastikan Direksi yang membawahi kepatuhan harus

independen.

4. Merumuskan strategi guna mendorong budaya kepatuhan.

5. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

6. Melakukan review aspek kepatuhan yang terkait prinsip syariah.

7. Memiliki satuan kerja kepatuhan yang independen untuk

(35)

KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN

LIMIT

1. Penerapan strategi manajemen risiko kepatuhan yang sejalan

dengan strategi manajemen risiko bank secara keseluruhan

2. Penerapan tidak memiliki toleransi atas risiko kepatuhan.

3. Adanya rencana kerja kepatuhan.

4. Kebijakan dan prosedur yang memastikan efektivitas penerapan

(36)

IDENTIFIKASI, UKUR, PANTAU, DAN

KENDALI RISIKO KEPATUHAN

1. Aktivitas dan usaha baru bank

2. Ketidakpatuhan bank dalam volume dan materialitas kepatuhan

terhadap kebijakan dan prosedur intern dan ketentuan/perundang-undangan.

3. Ketidakpatuhan atau ketidakpastian aktivitas dan produk dalam

pemenuhan aspek syariah.

4. Litigasi yang dialami bank.

(37)

TUGAS RISIKO HUKUM,

STRATEJIK, REPUTASI,

DAN KEPATUHAN

(38)

ARTIKEL TENTANG RISIKO HUKUM,

STRATEJIK, REPUTASI, DAN KEPATUHAN

1. Teknologi dan tuntutan masyarakat pada tahun-tahun terakhir

menjadikan perbankan membuka layanan transaksi melalui jaringan teknologi informasi, terutama melalui handphone.

2. Hal tersebut merupakan hal baru bagi perbankan, dimana

banyak aspek yang harus disiapkan termasuk aspek risiko.

3. Lihat berita/iklan pada halaman berikut dan kaji aspek risiko

hukum, stratejik, reputasi, dan kepatuhan.

4. Cari data pendukung seperti proses kerja, jenis transaksi, syarat

dan ketentuan pada tabungan, dan berbagai hal lain yang relevan.

(39)

SUMBER:

KOMPAS, 22

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur serta strategi yang diterapkan bank di dalam penerapan manajemen risiko sebagai upaya pengelolaan risiko kredit

Penerapan Manajemen Risiko Kredit Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Unit Pelayanan Syariah Taliwang. Pengertian risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank

selanjutnya disebut Transaksi Lindung Nilai Syariah adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan pada Prinsip Syariah dalam rangka memitigasi risiko perubahan nilai tukar atas mata

Variabel independen tingkat risiko terdiri atas, risiko pembiayaan dan risiko likuiditas, sedangkan reputasi terdiri atas, reputasi dengan penghargaan dan pertumbuhan

Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan dengan efektif dan optimal, Bank Mantap telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan

Jenis Risiko yang Dihadapi Bank dan Upaya Pengelolaannya Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta sejalan dengan

Singkatnya, "manajemen strategis tingkat SBU adalah pengelolaan upaya SBU untuk bersaing secara efektif dalam lini bisnis tertentu dan untuk berkontribusi

Kegiatan mencari dana (terutama dana besar) yang sangat potensial di pasar internasional dan lembaga pemerintah di Indonesia, serta pengelolaan likuiditas bank, nisbah bagi hasil,