• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. sebab bahasa merupakan kegiatan rutin manusia yang alami sebagai mana layaknya manusia bernafas. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa isyarat-isyarat vokal atau simbol yang dipakai oleh manusia untuk menyampaikan pesan, gagasan, dan isi pikiran terhadap lawan bicara baik bahasa lisan maupun tulisan.

Menurut rumusan linguistik (Ridwan,1995 : 15) bahasa adalah isyarat-isyarat vokal yang arbiter (mana suka) yang digunakan oleh anggota masyarakat (kelompok sosial) yang bermanfaat bagi kerjasama, saling memahami, untuk mengenal dan memahami pribadi-pribadi, atau keperluan harapan keinginan dan cita-cita. Menurut Chaer dan Agustina (1995 : 15) bahwa bahasa adalah sebuah sistem artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah kelompok yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.

Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan manusia sebagai mahluk sosial, sebab fungsi bahasa sangat urgen (penting) bagi kehidupan manusia seperti apa yang telah dinyatakan oleh Ritonga dan Mascahaya (2007 : 2) dalam bukunya yang berjudul “Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa” bahwa secara umum bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bila

(2)

fungsi umum itu diperinci maka dapat dikatakan bahasa itu mempunyai fungsi untuk :

a. tujuan praktis yaitu untuk mengadakan antar hubungan (interaksi) dalam pergaulan sehari-hari.

b. tujuan artistik yaitu manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.

c. menjadi kunci pembelajaran pengetahuan-pengetahuan lain dan,

d. tujuan filologis yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, sejarah adat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.

Jika dilihat dari penjelasan fungsi bahasa di atas, berarti bahasa sangat erat kaitannya dengan segala aktivitas manusia yang ada di muka bumi ini, dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa sangat mempengaruhi tindak-tanduk masyarakat.

Masyarakat Melayu merupakan masyarakat yang terkenal dengan seni berbahasanya yaitu dengan pantun, peribahasa, dan ungkapan ini adalah budaya yang tercermin dari masyarakat Melayu. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan bahkan disebut pula faktor dominasi dari kebudayaan (Ridwan,dalam Ritonga dan Mascahaya, 2007 : 9)

Siregar (dalam Harahap dan Anuar, 2000 : 178) mengatakan bahwa masyarakat Melayu Sumatera Timur menggunakan bahasa Melayu untuk menunjukkan cara berfikir serta jalan fikiran mereka dalam kehidupan sehari-hari. hal ini dapat dilihat melalui bentuk peribahasa, perumpamaan, dan

(3)

ungkapan. ini berhubungan pula dengan agama, keyakinan, pendidikan, ilmu pengetahuaan, nilai hukum kekuasaan, pandangan masa depan, pandangan dan sikap manusia. Pernyataan ini senada dengan apa dinyatakan oleh Alisyahbana (dalam Harahap dan Anuar, 2000 : 48) bahwa pikiran dalam arti yang seluas-luasnya, semata-mata berlaku dengan bahasa. Beliau juga menyatakan bahwa bahasa itu adalah penjelmaan budi manusia yang paling jelas, terutama sekali hubungan dengan kesanggupan untuk berpikir yang diberikan kepada manusia, hubungan antara berpikir dengan bahasa adalah hubungan yang bersifat dialektis. Tiap–tiap kemampuan berpikir membentuk konsep yang baru yang menghendaki kata yang baru, contohnya, dalam pembentukan istilah–istilah baru memberikan pijakan kepada pikiran yang terus memberi konsep baru yang menghendaki kata yang baru pula.

Masyarakat Melayu seringkali dalam penyampaian sesuatu maksud tertentu (berbahasa) menggunakan secara tidak langsung dan bersifat kiasan (methafora). Banyak pertimbangan yang menyebabkan penyampaian maksud secara tidak langsung, di antaranya menghindari ketersinggungan seseorang, dengan adanya ujaran tertentu metafora ini sering digunakan untuk pengaburan arti bahasa.

Kecenderungan pemakaian metafora pada masyarakat Melayu yang sering tampak antara lain, pada sastra lisan maupun tulisan, sebab masyarakat Melayu terkenal dengan seni berbahasanya dan yang sering kita pahami dengan peribahasa, pantun, gurindam, ungkapan, dan masih banyak lagi. Dan skripsi ini penulis hanya membahas peribahasa yang ada pada masyarakat Melayu Kabupaten Batubara, dan yang lebih spesifik penulis akan membahas metafora

(4)

dalam peribahasa bahasa Melayu dialek Batubara, yang digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di wilayah kabupaten Batubara.

Jika mengkaji tentang peribahasa maka diketahui bahwa setiap bangsa memiliki peribahasa dan kehadiran peribahasa dalam suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh pikiran, budaya, serta pengalaman yang ada pada suatu bangsa.

Masyarakat Melayu terkenal dengan sopan santun serta kecenderungan berbasa basi. Bahasa Melayu pun mengikuti pula pola tingkah orang Melayu yang cenderung menggunakan ungkapan yang tidak langsung dan bermakna mendalam, contohnya adalah peribahasa, yang merupakan salah satu alat untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung dalam bahasa Melayu.

Dalam KBBI 1995 peribahasa adalah :

1. Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksut tertentu (dalam peribahasa termasuk bidal, ungkapan, perumpamaan)

2. Ungkapan atau kalimat ringkasan padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau tingkah laku.

Kusmayadi (2008 : 78-79) mengatakan bahwa peribahasa itu adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan tertentu. Dan Kusmayadi membagi peribahasa menjadi tiga bagian yaitu pepatah, perumpamaan, dan pameo.

(5)

Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat yang ringkas yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasehat, prinsip hidup, atau aturan aturan tingkah laku. Peribahasa tidak sekedar hiburan semata, tetapi selalu ada pesan - pesan moral yang dikemas dengan sangat cantik dan menarik sehingga pendengar atau pembacanya memperoleh kearifan dari bentuk-bentuk peribahasa tersebut (Sulisyo dan Sulisyo : 2007) dan Trianto (2006:52) menyatakn bahwa peribahasa itu berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau tingkah laku dan sumber peribahasa dapat berasal dari penghayatan masyarakat terhadap kehidupan sehari-hari, ajaran agama, dan juga karya sastra.

Poerwadarminta (dalam Tarigan 1986:156) mengatakan peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya. dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Pateda (2000:230) juga mengatakan bahwa peribahasa itu adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu dan juga menyatakan bahwa di dalam peribahasa termasuk juga bidal, perumpamaan, dan ungkapan.

Sudaryat (2009:89) mengatakan bahwa peribahasa adalah salah satu bentuk idiom berupa kalimat yang susunannya tetap dan menunjukkan perlambang kehidupan dan peribahasa itu meliputi pepatah, perumpamaan, dan pameo.

Akan tetapi Pratama (2008) menyatakan bahwa peribahasa itu meliputi pepatah, ungkapan, perumpamaan, ibarat atau tamsil, pameo.

(6)

Untuk lebih jelas lagi maka penulis akan memaparkan jenis-jenis dari peribahasa dan pengertiannya menurut para pakar.

- Pepatah

Menurut Pratama (2008) Pepatah adalah kiasan yang diungkapkan dengan kalimat. Yang dikiaskan dengan keadaan atau prilaku seseorang, contoh : Rajin pangkal kaya. Trianto(2006) Nababan (2008) dan Kusmayadi (2008) mengatakan pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran.

- Ungkapan

Menurut Trianto (2006) ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus maka kata pada ungkapan tidak dapat diartikan kata perkata, Nababan (2008) mengatakan bahwa ungkapan adalah gabungan kata atau prasa yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Ungkapan adalah kiasan tentang keadaan atau prilaku seseorang yang dituangkan dengan sepatah kata dan ungkapan tersebut adalah bagian dari kalimat, contoh : Anak itu panjang tangan (suka mencuri) Pratama (2008)

- Perumpamaan

Menurut Nababan (2008) dan Trianto (2006) perumpamaan adalah peribahasa yang berisi perbandingan, biasanya menggunakan kata seperti bagai, bak, laksana, dan lain-lain. Perumpamaan adalah kalimat yang mengungkapkan keadaan atau prilaku seseorang dengan mengambil perbandingan dengan alam sekitarnya.

(7)

Contoh : Bungkuk sehasta tidak terkedam (orang yang keras kepala dan susah diatur) Pratama (2008).

- Ibarat atau Tamsil

Menurut Pratama (2008) Ibarat adalah perumpamaan, namun di dalam nya terdapat penjelasan. Contoh : bagai kerakap diatas batu, hidup segan mati tak mau. Tamsil yaitu peribahasa yang menggunakan pengandaiaan dalam menjelaskan sesuatu tamsil digunakan untuk menyindir atau menasehati dengan sedikit mengkritik contohnya tua-tua keladi makin tua makin menjadi, ibarat tebu habis manis sepah dibuang (Sembobo 2009).

- Pameo

Menurut Djamaris (2001:33) pameo adalah kalimat (ungkapan) yang artinya bertentangan atau tidak mungkin terjadi. Pameo adalah peribahasa yang dijadikan semboyan contohnya Esah hilang dua terbilang, buruk muka cermin dibelah (Darmayati dan Hidayani 2006:57) (Kusmayadi 2006:79). Menurut pratama (2008) Pameo adalah kata-kata atau selogan yang menjadi populer karena sifatnya memotivasi (memberikan semangat) atau sifatnya mengajak. Contoh : memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Dan sekali merdeka tetap merdeka.

Penulis mengangkat peribahasa sebagai suatu kajian linguistik melalui metafora, akan tetapi karena cakupan peribahasa yang terlalu luas maka penulis hanya membahas tentang peribahasa yang meliputi pepatah, ungkapan, perumpamaan. Penulis akan mengkaji peribahasa yang ada pada masyarakat

(8)

Melayu dialek Batubara yang cenderung selalu memakai bahasa yang tidak secara langsung mengacu pada objeknya. Masyarakat Melayu tidak dapat menghindarkan diri dari pemakaian bahasa dari pemakaian bahasa kias yang dinamakan metafora.

1.2 Rumusan Masalah

Setiap pembahasan memiliki masalah pokok yang akan dikaji, masalah tersebut dapat kita artikan sebagai suatu hambatan dalam mencapai tujuan.

Peribahasa adalah merupakan gabungan dua kata atau lebih yang memiliki hubungan yang erat dan membentuk satu kesatuan dan juga menunjukkan arti khusus. Dalam mempelajari makna peribahasa, maka si penutur harus memahami kaitan unsur budaya yang terkandung dalam makna peribahasa tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Metafora apa saja yang terdapat dalam peribahasa bahasa Melayu dialek Batubara ?

2. Apa fungsi metafora dalam peribahasa bahasa Melayu dialek Batubara ? 3. Apa makna metafora dalam peribahasa bahasa Melayu dialek

(9)

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali salah satu bentuk wacana budaya Melayu, yang sampai saat ini masih dipertahankan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha mempertahankan budaya daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan Nasional.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas, yaitu :

1. Untuk mengetahui metafora apa saja digunakan dalam bahasa Melayu dialek Batubara.

2. Untuk mengetahui fungsi metafora dalam bahasa Melayu dialek Batubara.

3. Untuk mengetahui makna metafora dalam peribahasa bahasa Melayu dialek Batubara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki kegunaan yang sangat banyak. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk dapan dijadikan sebagai sumber penelitian bagi ilmu yang lainnya. 2. Untuk menambah khazanah kepustakaan pada bidang linguistik.

3. Untuk memberikan wawasan baru mengenai metafora dalam peribahasa bahasa Melayu dialek Batubara.

4. Untuk menambah pengetahuan dalam pelajaran muatan lokal pada sekolah SD dan SMP yang ada di Kabupaten Batubara.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi syarat sebagai calon lisensi, pemohon harus mengikuti kualifikasi minimal yang dianggap oleh Dewan diperlukan untuk keselamatan publik dan

Pelajar yang pasif dan kurang respon menyebabkan proses pengajaran dan pembelajaran menjadi hambar.Tengku Zawawi et al (2009) menyatakan bahawa pelajar didedahkan

Pengendali PID adalah pengendali digunakan untuk menjaga stabilitas sistem terhadap perubahan masukan yang terjadi dan pengendali feedforward digunakan mengantisipasi

Permasalahan yang ada pada SMAN 1 Paburan adalah proses pengolahan data keuangan khususnya proses pembayaran dana Sumbangan pendidikan (DSP) di SMA Negeri 1

Dari definisi diatas, bisa disimpulkan bahwasannya sebuah tradisi/adat harus terbentuk dari sebuah perbuatan yang sering dilakukan orang banyak (masyarakat) dengan berbagai

Penelitian tentang smart parking sebenarnya sudah banyak dilakukan dengan berbagai metode dan berbagai objek, namun penelitian ini mengacu pada jurnal “A Navigation

Peneliti terdahulu melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, dividen, profitabilitas dan struktur aset terhadap kebijakan hutang

Setiap dokter dituntut bertindak secara profesional dan senantiasa mengembangkan ilmunya. Sehingga pekerjaan kedokteran tidak pernah lepas dari riset dan pengembangan