• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI KUALITAS GULA KRISTAL PUTIH DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI KUALITAS GULA KRISTAL PUTIH DI INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN

UNTUK PREDIKSI KUALITAS GULA KRISTAL PUTIH

DI INDONESIA

EVANILA SILVIA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(2)

DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN

UNTUK PREDIKSI KUALITAS GULA KRISTAL

EVANILA SILVIA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Disain Jaringan Syaraf Tiruan untuk Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih” adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2007

Evanila Silvia

(4)

ABSTRACT

In this research, an Artificial Neural Network (ANN) based expert system for sugar’s quality prediction was developed by two learning’s methods, backpropagation (BP) and Learning Vector Quantization (LVQ). This system was designed and developed using the software of Matlab 7.0.1 in a menu of simple interface called “SQP”. The constructing of the data’s input for ANN based on the fundamental parameters of sugar’s processing by using some expert’s advices and QFD’s method, consisting of the product’s attribute quality and the relevant process characteristics, so this system be able to assess of sugar’s quality with more effective and efficient. The SPC‘s method is used as a monitoring tool for variety of the process that had been carried out so that the users could use the result as a reference to take action in process improvement.

Based on the “trial and error” test of ANN’s training process, the best network performance for BP and LVQ learning’s method obtained. The best network performance for BP was showed by the MSE score of 0.0098684 at the second epoch and the regression’s coefficient was 1.0, when the system used linear’s activation function, Levenberg-Marquadt’s algorithm training, the momentum score was 0.05 and the minimum error was 0.01 with the network architecture of [35 20 1], that is, 35 neurons in an input layer, 20 neurons in a hidden layer dan 1 neuron in an output layer. The architecture network of LVQ that gave the best performance is the system with the MSE score was 0 at the second epoh and the regression’s coefficient 1.0, where’s the LVQ1 training algorithm, the learning rate score 0.1 and the minimum error 0.0001 with the network architecture [35 10 3], that is, 35 neurons in an input layer, 10 neurons in a competitive layer dan 3 neurons in an output layer were used in this system.

The implementation of this system was carried out using actual data obtained from PT.PG.Subang which started from 31 Mei 2005 until 8 Agustus 2005. The result of SQP assessment either based on BP and LVQ prediction showed that most of the sugar in the PT. PG. Subang production are in the first quality although in some observation periods there are some sugar in the second quality. Based on BP prediction, there are 61 periods showed the first quality’s sugar and 9 periods showed the second quality’s sugar from all 70 observation periods, whereas in LVQ prediction there are 62 periods showed the first quality’s sugar and 8 periods showed the second quality’s sugar from all 70 observation periods.

Keywords : sugar’s prediction quality, neural network, fundamental parameters of sugar’s processing, process monitoring

(5)

RINGKASAN

EVANILA SILVIA. Disain Jaringan Syaraf Tiruan untuk Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih. Dibimbing oleh MARIMIN, MACHFUD dan MUHAMMAD ZEIN NASUTION.

Tingginya tingkat persaingan di dunia industri menuntut setiap perusahaan termasuk industri gula untuk selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produknya. Salah satu penyebab rendahnya kualitas gula nasional adalah pengawasan dan pengujian kualitas di pabrik gula belum efektif dan efisien. Selama ini jumlah parameter yang diamati dalam analisa kualitas gula terlalu banyak karena dilakukan hampir disetiap tahap produksi. Selain itu pabrik gula juga tidak dapat dengan cepat menentukan tingkat kualitas gula yang dihasilkan karena pabrik gula harus mengirimkan sampel produk untuk diuji kualitasnya ke Laboratorium Pengujian Mutu Gula dan Bahan Pembantu Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (LPMGBP-P3GI) di Pasuruan – Jawa Timur, sehingga tindakan perbaikan tidak dapat dilakukan dengan segera. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sistem prediksi kualitas gula kristal putih berdasarkan pengamatan pada beberapa aktivitas proses inti agar dapat menjamin kualitas produk selalu terjaga dan tindakan perbaikan proses dapat segera dilakukan. Sistem ini dibangun dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dalam sebuah interface yang mudah dipahami yang disebut Sugar Quality Prediction (SQP). Algoritma pembelajaran JST yang digunakan adalah Backpropagation (BP) dan Learning Vector Quantization (LVQ).

Klasifikasi kualitas gula mengacu pada SNI Gula Kristal Putih (GKP) 01-3140.3-2001 yang menyatakan bahwa GKP terbagi atas 3 kelas yaitu GKP I, GKP II dan GKP III. Atribut-atribut yang menentukan kualitas gula menurut SNI tersebut, yaitu : (1) warna; (2) berat jenis butir/BJB; (3) susut pengeringan; (4) polarisasi; (5) gula pereduksi; (6) abu konduktiviti; (7) kandungan bahan asing tidak larut/kotoran; (8) bahan tambahan makanan/SO2 dan (9) kandungan cemaran logam.

Pengembangan sistem prediksi kualitas GKP dengan menggunakan JST memerlukan pemilihan dan penentuan data atribut kualitas GKP dan kaitannya dengan karakteristik proses produksi. Atribut kualitas dan kaitannya dengan karakteristik proses tersebut didasarkan pada pendapat pakar yang memberikan penilaian dengan teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Hasil analisis pendapat pakar dijadikan input untuk analisis metode QFD (Cohen, 1995 dan Gaspersz, 2001) agar memperoleh tingkat kepentingan antar atribut kualitas dan hubungan keterkaitannya dengan karakteristik (aktivitas) proses produksi yang signifikan mempengaruhi kualitas gula. QFD merupakan salah satu alat untuk mengetahui keinginan konsumen dan menterjemahkannya ke dalam aktivitas proses yang harus diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan (Day, 1993 dan Breyfogle, 1999). Setelah dibentuk data input JST yang terdiri dari data pelatihan dan pengujian maka dilanjutkan dengan perancangan dan pencarian arsitektur jaringan terbaik. Berdasarkan arsitektur jaringan tersebut dilakukan proses pelatihan dengan menggunakan data pelatihan yang tersedia, jika disain JST menunjukkan akurasi yang tinggi atau toleransi error sesuai yang diinginkan maka dilanjutkan proses pengujian untuk menguji apakah sistem mampu melakukan prediksi kualitas dengan baik. Kemudian sistem diimplementasikan pada data aktual, jika hasil prediksi menunjukkan kualitas produk tidak sesuai dengan yang

(6)

ditetapkan perusahaan maka perlu dilakukan pemantauan proses agar pergeseran proses yang terjadi dapat segera dilakukan tindakan perbaikan.

Lima atribut kualitas utama berdasarkan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) gabungan pendapat pakar adalah polarisasi (0.253), warna (0.231), susut pengeringan (0.115), besar jenis butir (0.102), kandungan bahan asing tidak larut (0.081) dan kandungan SO2 (0.081). Lima karakteristik proses yang memiliki hubungan keterkaitan paling besar dengan atribut kualitas menurut pendapat pakar adalah stasiun gilingan (0.103), pemurnian (0.225), penguapan (0.248), masakan (0.219) dan putaran (0.114). Berdasarkan lima atribut utama dan lima karakteristik proses terpilih maka proses-proses inti yang dijadikan variabel data input JST adalah : HK NPP, HK NM, % brix NPP, % pol NPP, sabut % tebu, imbibisi % tebu, tekanan hidrolik gilingan 1, tekanan hidrolik gilingan 2, tekanan hidrolik gilingan 3, tekanan hidrolik gilingan 4, nira mentah % tebu, suhu nira keluar (juice heater I), suhu nira keluar (juice heater II), pH nira keluar defekator I, pH nira keluar defekator II, pH nira mentah tersulfitir, pH nira kental tersulfitir, dosis kapur tohor, dosis belerang, suhu nira keluar (juice heater III), brix nira kental penguapan, suhu uap pemanas dan vacuum badan akhir, lama masakan A, lama masakan C, lama masakan D, HK masakan A, HK masakan C, HK masakan D, tekanan vacuum pan, tekanan exhaust steam, HK gula C, HK gula DI, HK gula DII dan HK gula A.

Sistem SQP menggunakan disain JST dengan arsitektur jaringan BP dan LVQ yang terbaik berdasarkan trial and error pada proses pelatihan. Arsitektur jaringan BP terbaik adalah dengan konfigurasi 35 neuron pada lapisan input, 20 neuron pada hidden layer dan 1 neuron pada lapisan output atau [35 20 1], fungsi aktivasi purelin, algoritma training trainlm, momentum 0.05, set goal error 0.01 dan set jumlah epoh 1000 dimana nilai MSEnya 0.0098684 pada epoh ke-2 dan R bernilai 1.000. Arsitektur jaringan LVQ terbaik adalah dengan konfigurasi 35 neuron pada lapisan input, 10 neuron pada competitive layer dan 3 neuron pada lapisan output, algoritma training yang dipilih adalah learnlv1, learning rate 0.1, set goal error 0.0001 dan set jumlah epoh 1000, dimana nilai MSEnya adalah 0 pada epoh ke-2 dan R bernilai 1.000. Proses pengujian sistem SQP menunjukkan hasil output memiliki kesesuaian yang tinggi terhadap target yang telah ditentukan. Implementasi SQP menggunakan data aktual periode 2005 menunjukkan bahwa berdasarkan prediksi BP selama 70 periode terdapat 61 periode yang dihasilkan GKP berkualitas 1 dan sebanyak 9 periode berkualitas 2, sedangkan prediksi dengan LVQ menunjukkan bahwa selama 70 periode terdapat 62 periode dimana GKP yang dihasilkan berkualitas 1 dan sebanyak 8 periode berkualitas 2. Hal ini menunjukkan sistem dapat mengelompokkan ke dalam kelas-kelas kualitas GKP.

Pemantauan proses dilakukan pada proses-proses yang mempengaruhi atribut polarisasi karena polarisasi memiliki bobot yang paling besar sehingga perlu diprioritaskan. Hasil pemantauan proses produksi menggunakan bagan kendali Individual – Moving Range (I-MR) menunjukkan bahwa beberapa periode pada HK NPP, HK NM, % brix NPP, % pol NPP, tekanan hidrolik gilingan 1, tekanan hidrolik gilingan 2, tekanan hidrolik gilingan 3, tekanan hidrolik gilingan 4, lama masakan A, lama masakan C, lama masakan D, tekanan vacuum pan, HK gula DII dan HK gula A berada diluar batas kendali 3-Sigma. Ketidakterkendalian proses akan mempengaruhi kesinambungan kualitas GKP yang dihasil. Ketidakterkendalian proses dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) variasi bahan baku, (2) lemahnya prosedur, (3) operator yang tidak terlatih dan (4) pemeliharaan alat dan mesin.

Kata Kunci : prediksi kualitas gula kristal putih, JST, proses-proses inti dan pemantauan proses.

(7)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’ alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan penelitian yang berjudul ”Disain Jaringan Syaraf Tiruan untuk Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih” ini berhasil diselesaikan.

Selama proses penulisan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis bermaksud menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

• Bapak Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; Bapak Dr. Ir. Machfud, MS dan Bapak Ir. Muhammad Zein Nasution, M.App.Sc, atas bimbingan dan arahannya.

• Bapak Harsono, Bapak Indaryanto, Bapak Sudarsono, Bapak Priyatno,

Bapak Dudung, Bapak Jumadi, Bapak Kaprawi dan seluruh staf PT. PG. Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang yang telah banyak membantu

memberikan informasi dan masukan yang berharga.

• Mama, papa dan Lia atas segala doa, pengorbanan dan kasih sayang yang berlimpah.

• Sahabatku Wiwid, Hilda, Evy, Elvi dan Zendi yang banyak memberikan bantuan, motivasi dan semangat juang selama ini.

• Kak Supri, Mas Tarno, Uni, Mbak Nunung, Teh Iph, Winnie, Ibu Nurul, Mas Fajar, Fitri, Mbak Jum, Ratna, Fitria, Yeni, Titin, Budi, Umi, Tini, Selly dan Tamaria yang telah banyak memberi bantuan.

• Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan tetapi semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2007

Evanila Silvia

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 26 Oktober 1977 dari ayah Elfian Sab’i S.Sos dan ibu Suryati Mukti, S.Sos. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2003, penulis diterima di Program Studi Teknologi Industri Pertanian pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis pernah bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit Cipta Futura pada tahun 2002 dan ditempatkan di Desa Muara Enim, Sumatera Selatan.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Ruang Lingkup Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

II. LANDASAN TEORI ... 5

A. Konsep Kualitas... 5

B. Quality Function Deployment (QFD)... 7

1. Pengertian QFD ... 7

2. Tahapan QFD ... 7

3. Keuntungan QFD ... 8

4. Matrik House of Quality ... 8

C. Gula ... 10

1. Kriteria Kualitas Gula ... 11

2. Proses Pengolahan Gula ... 13

a. Stasiun Gilingan... 13

b. Stasiun Pemurnian... 13

c. Stasiun Penguapan... 19

d. Stasiun Masakan (Kristalisasi)... 21

e. Stasiun Putaran ... 24

f. Stasiun Penyelesaian ... 24

D. Jaringan Syaraf Tiruan ... 25

1. Perkembangan Jaringan Syaraf ... 25

2. Jaringan Syaraf Biologi ... 25

3. Struktur Dasar Jaringan Syaraf Tiruan ... 26

4. Metode Pembelajaran JST ... 29

1. Backpropagation ... 29

(11)

Halaman

2. Learning Vector Quantization (LVQ)... 30

E. Pengendalian Proses Statistika ... 30

1. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) ... 30

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)... 30

3. Diagram Pareto... 31

4. Diagram Skater ... 31

5. Histogram ... 31

6. Stratifikasi ... 31

7. Run Chart dan Control Chart ... 32

F. Penelitian Terdahulu... 32

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Kerangka Pemikiran ... 35

B. Tahapan Penelitian... 38

1. Persiapan Penelitian dan Studi Pendahuluan ... 38

2. Pemilihan Pakar... 39

3. Pengumpulan dan Pemilihan Data ... 39

4. Pembentukan Data Input JST... 40

5. Disain JST ... 40

6. Implementasi JST ... 41

7. Pemantauan Proses Produksi ... 41

8. Analisa dan Interpretasi ... 42

9. Rekomendasi Perbaikan Proses ... 42

10. Implikasi Kebijakan dan Penerapan Sistem... 42

C. Tata Cara Penelitian ... 42

1. Sumber Data, Informasi dan Pengetahuan ... 42

2. Metode Pengumpulan Data ... 42

3. Pengolahan dan Analisis Data... 42

4. Pembentukan Matrik House of Quality (HOQ)... 43

5. Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan ... 45

a. Perancangan Arsitektur Jaringan... 45

b. Pemilihan Metode Pembelajaran ... 47

1. Backpropagation ... 47

2. Learning Vector Quantization... 48

6. Analisis Control Chart (Bagan Kendali) ... 48

(12)

Halaman

IV. KUALITAS GULA KRISTAL PUTIH... 51

A. Atribut Kualitas Produk ... 51

B. Karakteristik Proses... 53

C. House of Quality (HOQ)... 57

V. DISAIN JARINGAN SYARAF TIRUAN... 59

A. Penentuan Input JST ... 59

B. Penentuan Output JST ... 62

C. Perancangan Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan... 62

1. Backpropagation (BP)... 62

2. Learning Vector Quantization (LVQ)... 66

D. Proses Pelatihan... 68

1. Backpropagation ... 68

2. Learning Vector Quantization ... 75

E. Proses Pengujian... 80

F. Implementasi dan Analisis ... 80

1. Implementasi Sistem ... 80

a. Input Sistem ... 80

b. Rancangan Arsitektur Jaringan... 81

c. Output Sistem ... 81

2. Analisa ... 82

VI. PEMANTAUAN PROSES PRODUKSI ... 84

VII. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENERAPAN SISTEM ... 90

A. Syarat Spesifikasi Sistem ... 90

B. Penerapan Sistem pada Kasus Lain ... 92

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA... 95

LAMPIRAN ... 99

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan Impor Gula di Indonesia ... 1

2. Komposisi Nira ... 11

3. Syarat Kualitas Gula Kristal Putih (SNI 01-3140.3-2001) ... 12

4. Keuntungan dan Kerugian dari 3 Metode Pemurnian ... 18

5. Perbedaan Jaringan Syaraf Biologis dengan JST ... 26

6. Rumus Batasan Bagan Kendali I-MR ... 49

7. Analisa dari Bagan Individual dan Moving Range ... 49

8. Hasil Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut Kualitas Produk Gula Kristal Putih ... 53

9. Hasil Penilaian Tingkat Kepuasan terhadap Atribut Kualitas Produk Gula Kristal Putih PG. Subang ... 53

10. Penilaian Karakteristik Proses Produksi PG. Subang ... 5

11. Hubungan Keterkaitan antara Atribut Kualitas Produk dengan Aktivitas Proses ... 55

12. Hubungan Keterkaitan antar Karakteristik Proses... 56

13. Data Input untuk JST... 61

14. Beberapa Alternatif Rancangan Arsitektur Jaringan BP... 63

15. Beberapa Alternatif Rancangan Arsitektur Jaringan LVQ ... 66

16. Pemilihan Fungsi Aktivasi dan Algoritma Training pada BP... 69

17. Pemilihan Nilai Momentum pada Fungsi Aktivasi Purelin dan Algoritma Training Trainlm pada BP... 69

18. Pemilihan Nilai Toleransi Error pada BP ... 70

19. Pemilihan Jumlah Neuron dalam 1 Hidden Layer pada BP ... 70

20. Pemilihan Jumlah Neuron dalam 2 Hidden Layer pada BP ... 71

21. Pemilihan Jumlah Neuron dalam 3 Hidden Layer pada BP ... 71

(14)

Halaman

22. Rancangan Arsitektur JST yang Digunakan pada BP ... 72

23. Pemilihan Algoritma Training pada LVQ ... 75

24. Pemilihan Toleransi Error pada LVQ ... 75

25. Pemilihan Learning Rate pada LVQ ... 76

26. Pemilihan Jumlah Neuron Competitive Layer pada LVQ ... 76

27. Rancangan Arsitektur JST yang Digunakan pada LVQ ... 77

28. Hasil Prediksi Implementasi Sistem SQP ... 82

29. Perbandingan Hasil Pemantauan Proses Produksi Gula Kristal Putih menggunakan SPC dengan Hasil Prediksi JST ... 88

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. House of Quality ... 10

2. Struktur dari Sukrosa ... 10

3. Susunan Neuron Biologis ... 26

4. Gambaran JST ... 27

5. Kerangka Pemikiran ... 36

6. Diagram Alir Deskriptif dari Disain JST ... 38

7. Arsitektur JST Backpropagation ... 46

8. Arsitektur Jaringan LVQ ... 46

9. Matrik House of Quality (HOQ) PT. PG. Subang ... 58

10. Aritektur Jaringan BP yang Digunakan... 72

11. Tampilan Nilai MSE pada Arsitektur Jaringan BP yang Digunakan ... 73

12. Tampilan Error pada Arsitektur Jaringan BP yang Digunakan ... 73

13. Tampilan Data-Fitting Perbandingan Output dan Target pada Arsitektur Jaringan BP yang Digunakan ... 74

14. Perbandingan Output dan Target pada Arsitektur Jaringan BP ... 74

15. Arsitektur Jaringan LVQ yang Digunakan ... 77

16. Tampilan MSE pada Arsitektur Jaringan LVQ yang Digunakan ... 78

17. Tampilan Error pada Arsitektur Jaringan LVQ yang Digunakan... 78

18. Tampilan Data-Fitting Perbandingan Output dan Target pada Arsitektur Jaringan LVQ yang Digunakan... 79

19. Perbandingan Output dan Target pada Arsitektur Jaringan LVQ ... 79

20. Tampilan Menu Utama Sistem Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih ... 91

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Cara Memperoleh dan Mengolah Data Penelitian... 99

2. Tahapan Proses Produksi Gula Kristal Putih ... 101

3. Bagan Proses pada Stasiun Gilingan ... 101

4. Bagan Proses pada Stasiun Pemurnian... 102

5. Bagan Proses pada Stasiun Penguapan... 102

6. Bagan Proses pada Stasiun Masakan dan Putaran ... 103

7. Bagan Proses pada Stasiun Penyelesaian ... 104

8. Kuesioner Quality Function Deployment (QFD) ... 105

9. Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) Gabungan Pendapat Pakar... 110

10. Angka Standar Proses Produksi Gula Kristal Putih ... 111

11. Batasan Standarisasi Proses Produksi Gula Kristal Putih Berdasarkan Pendapat Pakar... 118

12. Data Pelatihan JST... 119

13. Data Pengujian JST dan Hasil Proses Pengujian ... 120

14. Data Aktual dan Hasil Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih... 121

15. Prosedur Pengoperasian Sistem Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih... 122

16. Listing Program untuk Desain JST untuk Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih ... 128

17. Hasil Pemantauan Proses dengan menggunakan Bagan Kendali I-MR . 132 18. Daftar Istilah ... 143

Referensi

Dokumen terkait

Talkshow diakhiri dengan testimony dari Lely Tri Wijayanti (Awardee Lancester University Inggris): Peluang mahasiswa teknik menduduki peringkat pertama dalam

Surabaya, peran guru di SMP terutama guru Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan karena ada hubungannya dengan siswa yang datang terlambat, bagi siswa

Penelitian di Inggris membandingkan wanita yang terinfeksi virus influenza selama trimester II dan III pada kehamilan dengan kontrol yang tidak terinfeksi, hanya 11 %

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai ketentuan & batasan kondisi tertentu, dapat merujuk pada buku pedoman pemilik New Honda CR-V Membantu kemudi untuk menjaga kendaraan

ADLN Perpustakaan Universitas

Judul yang dipilih oleh Tim peneliti untuk Hibah Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Kemenristekdikti 2017 ini adalah “Rencana Kontinjensi Pengurangan Risiko Bencana

Berdasarkan gejala-gejala yang tampak, dapat dinyatakan bahwa guru memiliki kecenderungan untuk tidak antusias ketika mengikuti program pengembangan kompetensi

Berdasarkan analisis menggunakan FMEA, dapat diketahui komponen prioritas yang paling berpengaruh berdasarkan nilai RPN tertinggi dan akan diperbaiki strategi perawatan