• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat seperti saat ini. Salah satu keuntungan strategik bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat seperti saat ini. Salah satu keuntungan strategik bagi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi udara dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat seperti saat ini. Salah satu keuntungan strategik bagi perusahaan tentang pentingnya mempertahankan loyalitas pelanggan adalah imbalan dari loyalitas yang bersifat jangka panjang dan kumulatif. Jadi semakin lama loyalitas seorang konsumen, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang konsumen1

Kepuasan konsumen merupakan indikator utama dari standar suatu fasilitas dan sebagai suatu ukuran mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan konsumen dapat dicapai melalui hasil kinerja terbaik dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Pemberian pelayanan terbaik terjadi bila perusahaan

. Perusahaan yang mampu mengembangkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan akan memperoleh kesuksesan jangka panjang.

Loyalitas pelanggan merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut. Loyalitas pelanggan dapat diraih dengan pelayanan yang memuaskan sesuai dengan harapan konsumen atau bahkan melebihi dari harapan konsumen. Oleh sebab itu, loyalitas pelanggan harus disertai dengan kepuasan konsumen.

(2)

mampu menjaga/meningkatkan kualitas jasa atau pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat terus membaca apa yang menjadi kebutuhan konsumen guna mencapai tingkat kepuasan konsumen yang tinggi.

Sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2001 sebagaimana telah disempurnakan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara2

Tabel 1 Data Statistik Lalu Lintas Pesawat dan Penumpang Penerbangan Domestik dan Internasional tahun 2009-2012

, perkembangan sektor pelayanan jasa transportasi udara terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini didukung dengan perkembangan jumlah penumpang yang relatif meningkat setiap tahunnya.

Tahun Lalu Lintas Domestik Internasional

Datang Berangkat Datang Berangkat

2009 Pesawat 345.158 348.766 52.637 53.145 Penumpang 33.985.165 33.356.493 6.625.534 6.558.790 2010 Pesawat 473.984 474.959 70.935 71.121 Penumpang 43.761.634 42.690.966 9.245.482 9.241.204 2011 Pesawat 527.440 527.910 71.647 71.736 Penumpang 57.885.847 53.311.102 10.257.975 10.247.650 2012 Pesawat 518.258 516.375 83.573 83.465 Penumpang 60.793.185 56.944.538 11.734.039 11.665.681 Sumber: http://gis.dephub.go.id, diolah peneliti3

Dilihat dari aspek penyelenggaraan penerbangan terdapat dua bentuk kegiatan penerbangan, yaitu penerbangan non-niaga dan penerbangan niaga.

.

2Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 11 Tahun 2001,

disempurnakan dalam “Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara”.

3Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, Sistem Informasi Geografis Prasarana Transportasi, Jakarta, [online], Tersedia: http://gis.dephub.go.id diakses pada [24 November 2014].

(3)

Penerbangan niaga atau komersial merupakan bentuk transportasi udara yang mengenakan biaya bagi penggunanya. Perusahaan-perusahaan yang melayani jasa penerbangan niaga diantaranya adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Lion Mentari Airlines, Mandala Airlines, Sriwijaya Air, Air Asia, Wings Air dan lain-lain.

Gambar 1 Pangsa Pasar Industri Penerbangan Domestik Berjadwal Indonesia Tahun 2006-2007

Sumber: http://gis.dephub.go.id, diolah peneliti4

Perusahaan-perusahaan penerbangan tersebut telah menciptakan iklim yang kompetitif untuk menarik penumpang sebanyak-banyaknya dengan menawarkan tarif yang lebih murah atau menawarkan berbagai bonus yang diburu

.

(4)

masyarakat. Di sisi lain, dengan tarif yang murah tersebut sering menurunkan kualitas pelayanan (service), bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah akan menyebabkan berkurangnya kualitas pemeliharaan dan perawatan pesawat sehingga rawan terhadap keselamatan penerbangan dan akan berdampak kurang baik terhadap keamanan, kenyamanan dan perlindungan konsumen.

Kualitas pelayanan bagi perusahaan jasa angkutan udara adalah kunci yang membedakan suatu penyedia jasa dengan pesaingnya, sehingga kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan5

Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan swasta terkemuka di Indonesia di bawah naungan PT. Lion Mentari Airlines yang berkantor pusat di Jakarta. Maskapai ini pertama kali didirikan sejak Oktober 1999 dan mulai mengudara sejak tanggal 30 Juni 2000.

. Hal ini sangat terkait erat dengan layanan (service) baik sebelum atau sesudah layanan jasa itu diberikan kepada konsumen serta hubungan dan interaksi yang baik kepada pelanggan. Oleh karena itu, pelayanan yang baik akan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin suatu ikatan yang kuat dengan perusahaan. Sebaliknya apabila pelayanan buruk maka reputasi perusahaan akan turun.

Lion Air merupakan maskapai pertama yang menggunakan armada jenis Boeing 737-900ER dengan jumlah yang cukup banyak. Armada maskapai ini melayani penerbangan rute domestik Indonesia dan internasional seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Arab Saudi.

5

Fandy Tjiptono, Services Management (Mewujudkan Layanan Prima), Yogyakarta : Andi Offset, 2008, Hal. 119.

(5)

Lion Air adalah salah satu maskapai penerbangan yang menawarkan pilihan harga tiket pesawat berbiaya murah (Low Cost Carrier) yang terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Sesuai dengan slogannya “We make people fly”, Lion Air memberikan kesempatan kepada masyarakat ekonomi menengah kebawah untuk terbang bepergian ke berbagai kota di Indonesia.

Selama 14 tahun perjalanannya, tidak selamanya perjalanan bisnis Lion Air berjalan mulus. Permasalahan yang menimpa maskapai Lion Air mulai dari kecelakaan, pilot mengkonsumsi obat-obatan (drugs), terlambat terbang (delay) hingga bagasi dirusak pernah dialaminya. Pasalnya, meski sudah dikecewakan berulang kali, masyarakat Indonesia tidak akan bisa lepas dari Lion Air. Hal ini bisa kita lihat dari tabel penumpang maskapai penerbangan Lion air yang mengalami fluktuasi peningkatan di bawah ini.

Tabel 2 Data Penumpang PT. Lion Mentari Airlines Tahun 2008-2012

Tahun Jadwal Penerbangan

Domestik Internasional 2008 9.213.333 465.780 2009 13.377.826 383.584 2010 19.698.493 830.189 2011 24.971.795 961.806 2012 29.441.502 1.474.213 Sumber: http://gis.dephub.go.id, diolah peneliti6

Lion Air memiliki keunggulan dari tingginya frekuensi penerbangan dalam satu rute. Hal ini didukung dengan banyaknya armada pesawat yang dimiliki Lion Air yakni sekitar 140 pesawat dan masih akan terus bertambah. Selain itu, jangkauan Lion Air saat ini sudah sangat tinggi dengan 72 rute penerbangan menuju sejumlah kota.

.

(6)

Pada dasarnya, pengertian kepuasan/ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Harapan yang diinginkan oleh seorang pelanggan berupa pelayanan yang baik serta berbagai kemudahan yang dapat dirasakan pelanggan sebagai penumpang, yaitu mulai dari proses pembelian tiket (ticketing), keberangkatan tepat waktu, bagasi, security check, pelayanan di pesawat selama penerbangan sampai pada menerima bagasi dan meninggalkan bandara.

Fenomena yang terjadi adalah masih sering adanya keterlambatan (delay) waktu keberangkatan yang mengakibatkan penumpang menjadi terlantar dikarenakan kerusakan mesin pesawat atau masalah teknis. Kemudian kurangnya kecakapan dari beberapa staf sehingga terdapat antrian panjang pada saat

check-in, masih adanya cancel flight, penanganan komplain yang tidak profesional serta

masalah bagasi yang ketinggalan, hilang ataupun rusak.

Manullang pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan” menemukan bahwa kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap tingkat kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia dan variabel yang paling dominan adalah reliability7

Penelitian lain yang dilakukan oleh Seffy, meneliti dengan judul “Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan, Komplain dan Kepuasan Pelanggan

.

7Ida Manullang, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines Di Bandara Polonia Medan, Tesis Pascasarjana pada

(7)

terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus: PT. Garuda Indonesia Palembang) menemukan bahwa variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan8

1.2 Perumusan Masalah

. Variabel kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Variabel komplain berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Variabel kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan sedangkan variabel komplain tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan

Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada PT. Lion Mentari Airlines di Bandara Kualananamu Internasional, Medan)”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?

2. Apakah kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?

3. Apakah kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?

8Virnanda Tiara Seffy, dkk., Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan, Komplain Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus : PT. Garuda Indonesia Palembang), Kertas Karya Teknik Industri pada ITS Surabaya: tidak diterbitkan, 2009.

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca terkait dengan teori kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan maskapai penerbangan domestik PT. Lion Mentari Airlines di Bandara Kualanamu Internasional, Medan.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi maupun pertimbangan dalam menyusun strategi pemasaran yang sesuai bagi maskapai penerbangan terkait.

c. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan referensi baik pada Ilmu Administrasi Negara maupun kepada peneliti selanjutnya, yang melakukan penelitian berkaitan dengan masalah di atas.

(9)

1.5 Kerangka Teori

Menurut Kerlinger (dalam Singarimbun 2008 : 37), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep9. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian10

1.5.1 Loyalitas Pelanggan

.

1.5.1.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Menurut Ali Hasan loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang11

Selanjutnya Engel dan Miniard mengemukakan bahwa “Loyalitas konsumen merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi eksternal dan evaluasi alternatif”

.

12

Menurut Jill Griffin

. 13

9Kerlinger dalam Singarimbun, Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 2008, Hal. 37 10Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, Hal. 92. 11Ali Hasan, Marketing, Yogyakarta : Media Utama, 2008, Hal. 25.

12D. Blackwell Engel dan James F. Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, Edisi Keenam,

Jakarta : Binarupa Aksara, 2003, Hal. 144.

13Jill Griffin, op. cit., Hal.31.

, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli. Kebiasaan tersebut

(10)

terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Loyalitas pelanggan tumbuh melalui beberapa tahap yaitu:

1. Suspect. Tersangka adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa. Disebut demikian karena kita percaya atau menyangka mereka akan membeli, tetapi kita masih belum yakin.

2. Prospek, yaitu orang yang membutuhkan produk atau jasa dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli mungkin pernah mendengar, membaca, dan mengetahui produk/jasa tersebut.

3. Prospek yang diskualifikasi, yakni prospek yang telah cukup dipelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, tidak memiliki kemampuan membeli suatu produk atau jasa.

4. Pelanggan pertama kali. Pelanggan pertama kali adalah orang yang telah membeli produk satu kali.

5. Pelanggan berulang. Pelanggan berulang adalah orang yang telah membeli produk atau jasa dua kali atau lebih.

6. Klien adalah orang yang membeli secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut yang menjadikan kebal terhadap tarikan pesaing.

7. Penganjur. Penganjur adalah orang yang membeli secara teratur, mendorong orang lain untuk membeli, dan membicarakan hal-hal yang positif kepada orang lain.

8. Pelanggan atau klien yang hilang, yaitu seseorang yang pernah menjadi pelanggan atau klien tetapi belum membeli kembali suatu produk/jasa.

(11)

1.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan

Menurut Aaker (dalam Joko Riyadi 1999 : 58) faktor-faktor yang mempengaruhi kesetiaan konsumen sebagai berikut14

1. Kepuasan (Satisfaction)

:

Konsumen akan loyal terhadap suatu produk bila ia mendapatkan kepuasan dari produk tersebut. Karena itu, jika konsumen mencoba beberapa macam produk melampaui kriteria kepuasan produk atau tidak. Bila setelah mencoba dan responnya baik, maka berarti konsumen tersebut puas sehingga akan memutuskan membeli produk tersebut secara konsisten sepanjang waktu. Ini berarti telah tercipta kesetiaan konsumen terhadap produk tersebut.

2. Perilaku Kebiasaan (Habitual Behavior)

Kesetiaan konsumen dapat dibentuk karena kebiasaan konsumen. Apabila yang dilakukan sudah merupakan kebiasaan, maka pembeli tersebut tidak lagi melalui pengambilan keputusan yang panjang. Pada kondisi ini, dapat dikatakan bahwa konsumen akan tetap membeli produk tersebut, yaitu konsumen akan tetap membeli produk yang sama untuk suatu jenis produk dan cenderung tidak berganti-ganti produk.

3. Komitmen (Commitment)

Dalam suatu produk yang kuat terdapat konsumen yang memiliki komitmen dalam jumlah yang banyak. Kesetiaan konsumen akan timbul bila ada kepercayaan dari konsumen terhadap produk-produk sehingga ada

(12)

komunikasi dan interaksi diantara konsumennya, yaitu dengan membicarakan produk tersebut.

4. Kesukaan Produk (Linking of The Brand)

Kesetiaan yang terbentuk dan dipengaruhi oleh tingkat kesetiaan konsumen secara umum. Tingkat kesetiaan tersebut dapat diukur mulai timbulnya kesukaan terhadap produk sampai ada kepercayaan dari produk tersebut berkenaan dari kinerja dari produk-produk tersebut. Konsumen yang dikatakan loyal adalah konsumen yang berulang kali membeli produk tersebut bukan karena adanya penawaran khusus, tetapi karena konsumen percaya terhadap produk tersebut memiliki kualitas yang sama sehingga member tingkatan yang sama pada produknya.

5. Biaya Pengalihan (Switching Cost)

Adanya perbedaan pengorbanan dan atau resiko kegagalan, biaya, energi, dan fisik yang dikeluarkan konsumen karena dia memilih salah satu alternatif. Bila biaya pengalihan besar, maka konsumen akan berhati-hati untuk berpindah ke produk yang lain karena resiko kegagalan yang juga besar sehingga konsumen cenderung loyal.

1.5.1.3 Indikator Loyalitas Pelanggan

Berikut adalah karakteristik dari loyalitas konsumen menurut Griffin sebagai berikut15

1. Makes regular repeat purchases : melakukan pembelian secara teratur.

Konsumen melakukan pembelian secara continue pada suatu produk tertentu. :

15Jill Griffin, loc. cit.

(13)

2. Purchases across product and service lines : membeli di luar lini produk/jasa.

Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama.

3. Refers others : mereferensikan kepada orang lain. Dimana konsumen

melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) berkenaan dengan produk tersebut.

4. Demonstrates an immunity to the full of the competition : menunjukkan

kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing.

1.5.2 Kepuasan Konsumen

1.5.2.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, “satis”artinya cukup baik atau memadai dan “facio” yang artinya melakukan, sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu. Kotler menyatakan bahwa “Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya”16

Tse dan Wilton (dalam Tjiptono 2001 : 65) menyatakan bahwa “Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya”

.

17

16Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid I Edisi 12, Jakarta : PT. Indeks, 2007, Hal.

61.

17Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, Yogyakarta : ANDI,2007, Hal. 65. .

(14)

Selanjutnya Engel (dalam Tjiptono 2001 : 146) menyatakan bahwa “Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan”18

a. Hubungan antara konsumen dan perusahaan menjadi harmonis .

Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, seperti yang disebutkan oleh Tjiptono sebagai berikut :

b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang c. Terciptanya loyalitas konsumen

d. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut19

Dari berbagai pendapat para ahli yang sudah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan mengenai definisi dari kepuasan konsumen adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.

.

1.5.2.2 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono ada beberapa konsep inti mengenai objek pengukuran kepuasan konsumen sebagai berikut:

1. Kepuasan pelanggan keseluruhan. Cara yang paling sederhana dalam mengukur kepuasan konsumen adalah langsung menanyakan kepada konsumen seberapa puas dengan produk atau jasa tertentu.

18Engel dalam Fandy Tjiptono, op. cit., Hal.146. 19Fandy Tjiptono, op. cit., Hal. 24.

(15)

2. Harapan. Dalam konsep ini, kepuasana konsumen diukur berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja aktual perusahaan.

3. Minat pembelian ulang. Kepuasan konsumen diukur dengan menanyakan apakah konsumen akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan tersebut.

4. Kemudahan. Faktor kemudahan yang dimaksud adalah kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk atau jasa tersebut. Konsumen akan semakin puas apabila mudah di jangkau, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk maupun layanan20

Menurut Kotler, ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen yaitu :

.

1. Sistem Keluhan dan Saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi konsumennya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen (costumer oriented).

2. Survei Kepuasan Konsumen

Survei ini dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para konsumen. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk atau jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh konsumen.

(16)

3. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan (ghost shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan pesaing, dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu sendiri.

4. Analisa Konsumen yang Hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali konsumennya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab berpindahnya konsumen ke perusahaan pesaing21

1.5.3 Kualitas Pelayanan

.

1.5.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Pelayanan sering juga disebut dengan service, berasal dari bahasa Inggris, yang berasal dari kata serve mempunyai arti : melayani, membantu, menolong. Sedangkan service merupakan kata benda dari serve yang berarti pelayanan.

Menurut Dr. Philip Kotler dalam kertas karya Arif Afwansyah, menyatakan bahwa : “Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang memberikan

(17)

manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan”22

Menurut Lovelock dan Wright, kualitas adalah tingkat suatu jasa (layanan) memuaskan pelanggannya dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapannya

.

23

Kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik darisuatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten

.

24

Menurut Parasuraman dalam kertas karya Arif Afwansyah mengatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived service (pelayanan yang diterima). Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan

.

25

Olsen dan Wyckoff dalam Zulian Yamit mengatakan kualitas pelayanan secara umum adalah perbandingan antara harapan konsumen dengan kinerja pelayanan yang diberikan

.

26

Dari berbagai pendapat para ahli bisa disimpulkan definisi kualitas pelayanan adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam melayani

.

22Dr. Philip Kotler dalam kertas karya Arif Afwansyah, Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Transportasi Udara Di Bandara Polonia Medan, Kertas Karya Program Studi D-III

Pariwisata pada FIB USU Medan : tidak diterbitkan, 2011, Hal. 7.

23Lovelock, dkk., Principles of Service Marketing and Management, Prentice Hall Inc. New

Jersey: Upper Saddle River, 2002, Hal. 14.

24American Society for Quality Control dalam Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2001, Hal. 144.

25Parasuraman dalam kertas karya Arif Afwansyah, op. cit., Hal. 9.

26Olsen dan Wyckoff dalam Yamit Zulian, Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Vol. Edisi

(18)

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang sesuai dengan apa yang di harapkan konsumen.

1.5.1.2 Pengukuran Kualitas Pelayanan

Bila menurut Hutt dan Speh (dalam Nasution 2004 : 47), kualitas pelayanan terdiridari 3 faktor utama yakni27

1. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output yang diterima oleh konsumen. Bisa diperinci lagi menjadi :

:

a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum membeli, misalnya: harga dan barang.

b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen setelah membeli atau mengkonsumsi jasa atau produk. Contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.

c. Credence quality, yaitu sesuatu yang sukar dievaluasi konsumen, meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya kualitas operasi jantung.

2. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa.

3. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu perusahaan.

27Hutt dan Speh dalam M. Nur Nasution, Manajemen Jasa Terpadu: Total Service Management, Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2004, Hal. 47.

(19)

Menurut Umar, pengukuran terhadap kualitas pelayanan dinyatakan dalam lima dimensi kualitas layanan28

1. Kehandalam (Reliability) , yaitu :

Merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat dan diandalkan. Pengukuran meliputi : kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

2. Jaminan (Assurance)

Menngukur kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki perusahaan. Pengukurannya meliputi : pengetahuan dan kemampuan karyawan, ramah tamah, dan kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari keraguan, bahaya dan resiko.

3. Bukti Langsung (Tangibles)

Untuk mengukur penampilan fisik, perlengkapan, fasilitas karyawan, dan sarana komunikasi. Pengukuran meliputi : fasilitas fisik, kebersihan, kenyamanan ruangan, dan kelengkapan peralatan komunikasi.

4. Empati (Empathy)

Kemauan pemberi layanan untuk melakukan pendekatan, memberi perlindungan, serta berusaha untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Pengukuran meliputi : kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen dengan cermat.

28Husein Umar, Riset Pemasarandan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

(20)

5. Daya Tanggap (Responsiveness)

Mampu memberikan pelayanan yang cepat dan efisien terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Pengukuran meliputi : kesediaan untuk membantu pelanggan, selalu memberikan informasi kepada pelanggan dan kesiapan untuk segera merespon permintaan pelanggan serta bersedia mendengar keluh kesah pelanggan.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun, konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial29

1. Loyalitas pelanggan adalah perilaku konsumen untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan secara teratur dan berulang-ulang.

.

Defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

2. Kualitas pelayanan adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam melayani memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang sesuai dengan apa yang di harapkan konsumen.

3. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara hasil dari suatu produk dengan harapan-harapannya.

29Singarimbun, op. cit., Hal. 33.

(21)

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penentuan dan penyusunan sifat variabel-variabel yang akan diukur nilainya yang meliputi seluruh variabel-variabel terikat

(independen) dan variabel bebas (dependen). Definisi operasional untuk

variabel-variabel pada penelitian ini kemudian diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel bebas terdiri dari :

1) Kualitas pelayanan (X1) merupakan tingkat keunggulan jasa atau pelayanan

untuk memenuhi keinginan pelanggan melalui penilaian menyeluruh, indikator-indikatornya terdiri atas : reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan tangibles (bukti fisik).

2) Kepuasan konsumen (X2) merupakan perasaan pelanggan saat menerima

dan setelah merasakan pelayanan, indikator-indikatornya terdiri atas : kepuasan pelanggan keseluruhan, harapan, minat pembelian ulang dan kemudahan.

2. Variabel terikat :

Loyalitas pelanggan (Y) merupakan kesetiaan pelanggan setelah mengalami pelayanan yang dinyatakan dalam perilaku untuk menggunakan jasa tersebut dan mencerminkan adanya ikatan, indikator-indikatornya terdiri atas : melakukan pembelian secara teratur, membeli di luar lini produk/jasa, mereferensikan kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

(22)

1.8. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian30

1.9 Sistematika Penulisan

. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga kualitas layanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

loyalitas pelanggan.

H2 : Diduga kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas pelanggan.

H3 : Diduga kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan disajikan dalam enam bab yang berurutan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

30Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta., 2008,

(23)

BAB 3 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

BAB 4 PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB 5 ANALISIS DATA

Pada bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh pada saat penelitian di lapangan dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti.

BAB 6 PENUTUP

Pada bab ini memuat tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkan.

Gambar

Tabel 1 Data Statistik Lalu Lintas Pesawat dan Penumpang  Penerbangan Domestik dan Internasional tahun 2009-2012
Gambar 1  Pangsa Pasar Industri Penerbangan Domestik Berjadwal  Indonesia Tahun 2006-2007
Tabel 2 Data Penumpang PT. Lion Mentari Airlines Tahun 2008-2012

Referensi

Dokumen terkait

Diantaranya, motif pribadi bergabungnya para informan untuk bergabung dengan KJPL, pengalaman para informan sebagai seorang jurnalis terkait dengan jurnalisme

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 66 Tahun 2018 tentang Standar Biaya Anggaran Pemerintah Tiyuh Tahun 2019

... Demikian permohonan saya dengan harapan dapat dipenuhi. Kepala Dinas .... Dengan ini menyatakan, telah menyampaikan permohonan angsuran pembayaran hutang retribusi pada

Mesin pembagi adonan roti (dough divider) merupakan alat yang digunakan untuk proses membagi adonan menjadi potongan - potongan adonan yang sama ukuran dan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi orang tua dalam membina kecerdasan

Sutarwi, Pujiasmanto B, Supriyadi 2013, Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea (L.) Merr)

Bab II berisi tentang landasan teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam menunjang penelitian. Penjelasan mengenai teori dan konsep lebih jauh lagi

Analisis pengaruh locus of control terhadap kinerja dengan etika islam sebagai variable moderating Soraya Eka Ayudiati (2010) Karyawan tetap Bank Jateng - locus of