• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Stasiun Klimatologi Semarang 1

I. PENGERTIAN

A. DEFINISI AWAL MUSIM

1. Awal Musim hujan

Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

2. Awal Musim kemarau

Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

B. DEFINISI SIFAT HUJAN 1. Sifat Hujan Normal (N)

Bila jumlah curah hujan selama satu musim berkisar antara 85% - 115% dari rata-rata curah hujan.

2. Sifat Hujan Atas Normal (AN)

Bila jumlah curah hujan selama satu musim lebih dari 115% rata-rata curah hujan.

3. Sifat Hujan Bawah Normal (BN)

Bila jumlah curah hujan selama satu musim kurang dari 85% rata-rata curah hujan.

4. Rata-rata curah hujan dihitung dari data hujan minimal 30 tahun

C. PENGERTIAN DASARIAN : Dasarian I : Tanggal 1 - 10 Dasarian II : Tanggal 11 - 20

Dasarian III : Tanggal 21 - akhir bulan. Contoh :

Awal Musim Hujan : OKT II = Tanggal 11 - 20 Oktober. Awal Musim Kemarau : JUN I = Tanggal 1 - 10 Juni.

(2)

Stasiun Klimatologi Semarang 2 II. UMUM

Secara umum kondisi musim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti El Nino, La Nina atau Dipole Mode dan fenomena iklim regional seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan serta ditentukan pula oleh kondisi dinamika atmosfer dan perkembangan suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia.

A. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT

Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan 6 (enam) fenomena alam, yaitu 3 fenomena global dan 3 fenomena regional. Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut yang akan terjadi selama Musim Kemarau 2011, adalah :

1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Global a. El Nino – La Nina

Pada akhir Pebruari 2011 kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Ekuator, khususnya wilayah Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4) masih relatif dingin berharga 25.3OC, jika dibandingkan nilai rata-ratanya bernilai -1.4. Hal ini memberikan indikasi bahwa sampai dengan akhir Pebruari 2011, La Nina masih berlangsung dengan intensitas moderate, selanjutnya intensitas La Nina diprediksi mulai melemah pada Maret 2011 dan cenderung menuju netral pada Juni 2011.

Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Nopember 2010 sampai dengan akhir Pebruari 2011 bernilai positif 19,2. Nilai ini signifikan pengaruhnya (<+10 dan >-10) terhadap penambahan curah hujan di Indonesia. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa fenomena La Nina masih cukup kuat mempengaruhi wilayah Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2011. b. Dipole Mode

Nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : -0,04 (Nopember 2010) ; -0,18 (Desember 2010) dan +0,05 (Januari 2011). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada Pebruari hingga Juli 2011 berkisar +0,2 s/d +0,4. Nilai ini masih berada pada kondisi netral. Dalam kaitan tersebut mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2011, pergerakan uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia berada pada intensitas normal.

(3)

Stasiun Klimatologi Semarang 3 c. Madden Julian Oscillation (MJO)

Monitoring terhadap aktivitas MJO, terkait kondisi gerakan vertikal di wilayah Indonesia pada 23 Pebruari 2011 menunjukkan intensitas bernilai 0.6, dan selanjutnya diprakirakan akan terus berada pada kondisi lemah sampai minggu kedua Maret 2011. Lebih lanjut, hal ini memberikan indikasi tidak adanya penambahan maupun penekanan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia (kondisi netral).

2. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Regional a. Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Hingga akhir Pebruari 2011 sirkulasi monsun di Indonesia umumnya masih dalam kisaran normalnya. Gangguan-gangguan yang terjadi umumnya disebabkan adanya pola-pola tekanan rendah di wilayah Lautan Pasifik bagian selatan sekitar Utara Australia dan sekitar lautan Hindia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya curah hujan cukup tinggi di beberapa wilayah seperti sekitar Sumatera, Kalimatan dan Sulawesi. Diprakirakan bahwa monsun Australia akan berada pada kisaran normal sampai dengan pertengahan bulan Maret 2011.

b. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Conver- gence Zone / ITCZ)

Posisi ITCZ hingga akhir Pebruari 2011 masih berada di sekitar ekuator dan cenderung bergerak ke arah utara pada bulan-bulan berikutnya mengikuti pergerakan tahunannya. Jika dibandingkan terhadap posisi rata-ratanya, posisi tersebut masih berada dalam kisaran rata-rata, sehingga potensi kejadian hujan di setiap wilayah diprakirakan akan mendekati normal sesuai kondisi rata-rata wilayah masing-masing.

c. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia

Hingga akhir Pebruari 2011 kondisi suhu permukaan permukaan laut di sebagian besar perairan Indonesia berada di atas nilai rata-rata atau normalnya, seperti sekitar Lautan Hindia barat Sumatera, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Lautan Pasifik utara Papua dengan anomali suhu berkisar +0.25°C s/d +2.0°C diatas rata-rata. Sedangkan perairan dengan suhu permukaan laut relatif dingin (dibawah rata-rata) berada di Lautan Hindia barat dan selatan Jawa, Laut Banda, Laut Arafura.

(4)

Stasiun Klimatologi Semarang 4 Suhu permukaan laut di beberapa perairan Indonesia selama Musim Kemarau 2011 diprakirakan relatif netral dan cenderung dingin, kecuali saat awal Musim Kemarau 2011 beberapa wilayah perairan Indonesia Bagian Barat cenderung panas (diatas nilai rata-rata). Selengkapnya adalah sebagai berikut :

1) Wilayah perairan Laut Sulawesi, Laut Maluku dan Lautan Pasifik utara Papua akan tetap panas hingga Maret 2011 dengan anomali suhu berkisar +0.5°C s/d +2.0°C, bulan-bulan lainnya berada pada kisaran normalnya.

2) Wilayah perairan Lautan Hindia barat Sumatra dan selatan Jawa, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Banda, diprakirakan akan netral cenderung mendingin pada bulan Maret s/d Juli 2011, dengan anomali suhu berkisar -0.25°C s/d -1oC.

3) Wilayah perairan Indonesia lainnya diprakirakan berada pada kondisi normalnya dengan anomali suhu berkisar antara -0.5oC s/d +0.5oC. B. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2011 DI JAWA

TENGAH

a. Awal Musim Kemarau 2011 di wilayah Jawa tengah diprakirakan berlangsung antara bulan April 2011 sampai bulan Juli 2011, yaitu sekitar 56.25% pada bulan Juni 2011, 37.5% pada bulan Mei 2011, 3.125% pada bulan April 2011 dan 3.125% pada bulan Juli 2011.

b. Sifat hujan Musim Kemarau 2011 di Jawa Tengah diprakirakan sekitar 56.25% wilayah di Jawa Tengah umumnya Normal (N), 25% Atas Normal (AN) dan 18.75% Bawah Normal(BN).

c. Bila dibandingkan terhadap rata-ratanya, sekitar 78% wilayah di Jawa Tengah awal musim kemaraunya lebih lambat dari rata-ratanya (Mundur) dan 22% sama dengan rata-ratanya.

III. ANALISA MUSIM HUJAN 2010/2011 DI JAWA TENGAH A. ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2010/2011

1. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan Agustus 2010 meliputi : Kab.Banyumas, Kab.Purbalingga, Kab.Wonosobo, Kab.Klaten, Kab. Wonogiri, Kab.Kendal, Kodya Semarang; sebagian besar wilayah Kab. Tegal, Kab.Pemalang, Kab.Pekalongan, Kab.Sukoharjo, Kab.Demak, Kab.Purworejo dan Kab. Kebumen ; sebagian wilayah Kab. Brebes, Kab.

(5)

Stasiun Klimatologi Semarang 5 Cilacap dan Kab.Magelang; sebagian wilayah utara Kab.Semarang; sebagian wilayah selatan Kab.Boyolali.

(Luasan Zona Musim + 50% )

2. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan September 2010 meliputi : Kab.Sragen, Kab.Karanganyar, Kab.Rembang, Kab.Kudus, Kab.Pati, Kab.Jepara; sebagian besar wilayah Kab.Grobogan, Kab.Cilacap dan Kab. Boyolali; sebagian wilayah Kab.Brebes, Kab.Semarang, Kab.Magelang; sebagian kecil wilayah Kab.Sukoharjo; sebagian wilayah selatan Kab. Purworejo; Kab.Kebumen bagian selatan; sebagian kecil wilayah utara Kab.Blora.

(Luasan Zona Musim + 41% )

3. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan Oktober 2010 meliputi : Sebagian besar wilayah Kab.Blora; sebagian wilayah utara Kab.Pemalang, Kab.Pekalongan dan Kab.Batang; sebagian kecil wilayah utara Kab.Tegal; sebagian wilayah selatan Kab.Semarang; sebagian kecil wilayah timur Kab.Grobogan.

(Luasan Zona Musim + 9% )

B. PERBANDINGAN ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2009/2011 TERHADAP RATA-RATANYA.

1. Daerah - daerah yang lebih Awal (Maju) dari rata-ratanya meliputi : Kab.Brebes, Kab.Kendal, Kodya Semarang, Kab.Semarang, Kab.Demak, Kab.Pati, Kab.Jepara, Kab.Grobogan, Kab.Kudus, Kab.Rembang, Kab. Blora, Kab.Sragen, Kab.Karanganyar, Kab.Sukoharjio, Kab.Wonogiri, Kab.Klaten, Kab.Boyolali, Kab.Temanggung, Kab.Magelang, Kab. Purworejo, Kab.Kebumen, Kab.Wonosobo, Kab.Banjarnegara, Kab. Purbalingga, Kab.Banyumas, Kab.Cilacap; sebagian besar wilayah Kab. Tegal, Kab.Pemalang, Kab.Pekalongan dan Kab.Batang.

(Luasan Zona Musim + 97 % )

2. Daerah-daerah yang sama dengan rata-ratanya meliputi :

Sebagian wilayah utara Kab.Pemalang, Kab.Pekalongan dan Kab.Batang; sebagian kecil wilayah utara Kab.Tegal.

(6)

Stasiun Klimatologi Semarang 6 IV. PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2011 DI JAWA TENGAH

A. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2011

a. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan April 2011 meliputi : Pati bagian timur.

(Luasan Zona Musim + 3.125%)

b. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Mei 2011 meliputi : Kab.Blora, Kab.Rembang, Kab.Wonogiri, Kab.Sukoharjo, Kab.Klaten, Kab.Boyolali; sebagian besar wilayah Kab.Semarang, Kab. Sragen, Kab.Grobogan, dan Kab.Karanganyar,; sebagian wilayah Kab. Magelang dan Kab.Jepara; Kab.Purworejo dan Kab.Kudus bagian selatan; Kab.Kebumen bagian tenggara; sebagian kecil wilayah Kab. Demak; Kab.Brebes bagian utara; Kab.Tegal bagian barat laut.

(Luasan Zona Musim + 56.25%)

c. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juni 2011 meliputi : Kab.Cilacap, Kab.Banyumas, Kab.Purbalingga, Kab. Pemalang, Kab.Kendal, Kodya Semarang; sebagian besar wilayah Kab. Brebes, Kab.Kebumen, Kab.Purworejo, Kab.Temanggung, Kab. Pekalongan, Kab.Batang, Kab.Demak, Kab.Banjarnegara, Kab. Wonosobo; Kab.Kudus dan Kab.Semarang bagian utara; sebagian wilayah Kab.Magelang dan Kab.Jepara; sebagian kecil wilayah barat Kab.Pati dan Kab.Grobogan; sebagian kecil wilayah selatan Kab.Sragen; sebagian kecil wilayah utara Kab.Karanganyar.

(Luasan Zona Musim + 37.5%)

d. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juli 2011 meliputi : Kab.Banjarnegara bagian timur laut, Kab.Wonosobo bagian utara; sebagian kecil wilayah selatan Kab.Pekalongan dan Kab.Batang.

(Luasan Zona Musim + 3.125%)

B. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN SELAMA MUSIM KEMARAU 2011 1. Sifat hujan Bawah Normal (BN) meliputi : Sebagian besar wilayah

Kab.Grobogan, Kab.Sragen, Kab.Karanganyar, Kab.Boyolali, Kab. Semarang, Kab.Purworejo; sebagian wilayah Kab.Magelang dan Kab. Sukoharjo; sebagian kecil wilayah selatan Kab.Brebes; sebagian kecil wilayah utara Kab.Cilacap; sebagian kecil wilayah timur Kab. Kebumen; sebagian kecil barat daya Kab.Wonosobo; sebagian wilayah tenggara Kab.Temanggung.

(7)

Stasiun Klimatologi Semarang 7 2. Sifat hujan Normal (N) meliputi : Kab.Wonogiri, Kab.Klaten, Kab.

Tegal; sebagian besar wilayah Kab.Brebes, Kab.Cilacap, Kab. Pekalongan, Kab.Pemalang, Kab.Batang, Kab.Banyumas, Kab.Kebumen, Kab.Temanggung; sebagian besar wilayah Kab.Brebes, Kab.Pemalang, Kab.Pekalongan, Kab.Cilacap, Kab.Banyumas, Kab.Kebumen, Kab. Sukoharjo, Kab.Blora, Kab.Wonosobo; Kodya Semarang, Kab.Boyolali, Kab.Banjarnegara dan Kab.Purworejo bagian selatan; sebagian wilayah Kab.Magelang, Kab. Jepara dan Kab.Pati; Kab.Kendal bagian tenggara; sebagian kecil wilayah Kab.Demak; sebagian kecil wilayah selatan Kab. Purbalingga dan Kab.Sragen; sebagian kecil wilayah utara Kab. Karanganyar.

(Luasan Zona Musim + 56.25%)

3. Sifat hujan Bawah Normal (BN) meliputi : Sebagian besar wilayah Kab.Grobogan, Kab.Sragen, Kab.Semarang, Kab.Boyolali, Kab. Karanganyar, dan Kab.Purworejo; Kab.Sukoharjo bagian timur; sebgaian wilayah Kab.Magelang; Kab.Temanggung bagian tenggara; sebagian kecil wilayah selatan Kab.Brebes dan Kab.Wonosobo; sebagian kecil wilayah utara Kab.Cilacap; sebagian kecil wilayah timur Kab.Kebumen.

(Luasan Zona Musim + 18.75%)

C. PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2011 TERHADAP RATA-RATANYA.

1. Daerah-daerah Kabupaten yang sama dengan rata-ratanya meliputi : Sebagian besar wilayah Kab.Boyolali; Kab.Jepara, Kab.Pati dan Kab. Kudus bagian utara; sebagian wilayah Kab.Semarang; sebagian kecil wilayah utara Kab.Demak. Kab.Karanganyar dan Kab.Cilacap; Kab. Magelang bagian timur laut; sebagian wilayah selatan Kab.Brebes dan Kab.Tegal; sebagian kecil wilayah selatan Kab.Pemalang, Kab.Sragen dan Kab.Temanggung.

(Luasan Zona Musim + 22%)

2. Daerah-daerah Kabupaten yang lebih lambat (Mundur) dari rata-ratanya meliputi : Kab.Pekalongan, Kab.Kendal, Kab.Batang, Kab, Semarang, Kab.Rembang, Kab.Blora, Kab.Grobogan, Kab.Wonogiri, Kab. Sukoharjo, Kab.Klaten, Kab.Purworejo, Kab.Kebumen, Kab.Banyumas, Kab.Wonosobo, Kab.Banjarnegara, Kab.Purbalingga; sebagian besar wilayah Kab.Brebes, Kab.Pemalang, Kab.Tegal, Kab.Demak, Kab. Magelang, Kab.Sragen, Kab.Karanganyar; Kab.CIlacap, Kab.Magelang; Kab.Kudus dan Kab.Pati bagian selatan; sebagian wilayah selatan Kab. Semarang.

(8)

Stasiun Klimatologi Semarang 8 Lampiran 1.

TABEL 1

ANALISA MUSIM HUJAN 2009/2011 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH

NO. KABUPATEN DAN KOTA

ANALISA MUSIM HUJAN 2009/2011 AWAL MUSIM HUJAN 2009/2011 PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 1 KOTA SEMARANG

UTARA AGT III -6

SELATAN AGT I -7 2 KAB.SEMARANG UTARA AGT I -7 TENGAH SEP II -4 SELATAN OKT II -4 3 KOTA SALATIGA UTARA SEP II -4 SELATAN OKT II -4 4 KENDAL

UTARA AGT III -6

BARAT DAYA AGT III -5

TENGGARA AGT I -7

5 GROBOGAN

TIMUR SEP II -4

SELATAN SEP II -4

BARAT SEP II -3

6 DEMAK AGT III -5

7 JEPARA

BARAT SEP I -6

TIMUR SEP III -3

8 KUDUS

UTARA SEP III -3

SELATAN SEP II -3

9 PATI

TIMUR LAUT SEP II -6

BARAT SEP III -3

SELATAN SEP II -3

10 REMBANG SEP III -5

11 BLORA OKT III -1

(9)

Stasiun Klimatologi Semarang 9 Lanjutan Tabel 1

NO. KABUPATEN DAN KOTA

ANALISA MUSIM HUJAN 2009/2011 AWAL MUSIM HUJAN 2009/2011 PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 12 BREBES

UTARA AGT III -9

TENGAH SEP II -6

BARAT DAYA AGT II -6

TENGGARA AGT II -7

13 KOTA TEGAL AGT III -9

14 KAB.TEGAL

TIMUR LAUT OKT III 0

TENGAH AGT III -5

SELATAN AGT II -7

15 PEMALANG

UTARA OKT III 0

TENGAH AGT III -5

SELATAN AGT III -5

16 KOTA PEKALONGAN OKT III 0

17 KAB.PEKALONGAN

UTARA OKT III 0

TENGAH AGT III -5

BARAT DAYA AGT III -5

TENGGARA AGT II -6

18 BATANG

BARAT LAUT OKT III 0

TIMUR LAUT AGT III -6

SELATAN AGT II -6

TENGGARA AGT III -5

BARAT DAYA AGT III -5

19 SUKOHARJO AGT II -9

20 KOTA SOLO SEP II -4

21 BOYOLALI

UTARA SEP II -4

SELATAN AGT II -9

22 SRAGEN SEP II -4

23 KARANGANYAR

TIMUR LAUT SEP II -2

BARAT SEP II -4

24 WONOGIRI AGT III -7

(10)

Stasiun Klimatologi Semarang 10 Lanjutan Tabel 1

NO. KABUPATEN DAN KOTA

ANALISA MUSIM HUJAN 2009/2011 AWAL MUSIM HUJAN 2009/2011 PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 25 KLATEN AGT II -9

26 TEMANGGUNG AGT III -5

27 WONOSOBO

UTARA AGT III -6

SELATAN AGT III -5

28 KEBUMEN

UTARA AGT III -5

BARAT DAYA SEP II -3

TENGGARA SEP I -7

29 PURWOREJO

UTARA AGT III -5

SELATAN SEP I -7

30 KOTA MAGELANG AGT III -6

31 KAB.MAGELANG

UTARA SEP II -4

SELATAN AGT III -6

32 BANYUMAS AGT III -5

33 PURBALINGGA AGT III -5

34 BANJARNEGARA

BARAT LAUT AGT III -5

TIMUR LAUT AGT II -6

SELATAN AGT III -5

35 CILACAP

UTARA AGT II -6

TENGAH SEP I -6

(11)

Stasiun Klimatologi Semarang 11 Lampiran 2.

TABEL 2

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2011 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH

NO. KABUPATEN DAN KOTA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2011 AWAL MUSIM KEMARAU 2011 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) 1 KOTA SEMARANG

UTARA MEI III 0 BN

SELATAN MEI I 0 BN 2 KAB.SEMARANG UTARA MEI I 0 N TENGAH MEI II +1 N SELATAN MEI II +1 N 3 KOTA SALATIGA UTARA MEI II +1 N SELATAN MEI II +1 N 4 KENDAL

UTARA MEI III 0 BN

BARAT DAYA MEI I 0 N

TENGGARA MEI I 0 N

5 GROBOGAN

TIMUR MEI II 0 N

SELATAN MEI I +1 BN

BARAT MEI II +2 N

6 DEMAK MEI III 0 BN

7 JEPARA BARAT MEI II 0 N TIMUR JUN II 0 N 8 KUDUS UTARA JUN II 0 N SELATAN MEI II +2 N 9 PATI

TIMUR LAUT APR III 0 N

BARAT JUN II 0 N

SELATAN MEI II +2 N

10 REMBANG APR III +2 BN

11 BLORA APR III 0 N

(12)

Stasiun Klimatologi Semarang 12 Lanjutan Tabel 2

NO. KABUPATEN DAN KOTA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2011

AWAL MUSIM KEMARAU 2011 PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) 12 BREBES UTARA MEI II +2 BN TENGAH MEI II 0 BN

BARAT DAYA JUN II 0 BN

TENGGARA MEI II -3 N

13 KOTA TEGAL MEI II +2 BN

14 KAB.TEGAL

TIMUR LAUT JUN II 0 BN

TENGAH JUN II 0 BN

SELATAN MEI II -3 N

15 PEMALANG

UTARA JUN II 0 BN

TENGAH JUN II 0 BN

SELATAN MEI III -1 N

16 KOTA PEKALONGAN JUN II 0 BN

17 KAB.PEKALONGAN

UTARA JUN II 0 BN

TENGAH JUN II 0 BN

BARAT DAYA MEI III -1 N

TENGGARA MEI II -2 N

18 BATANG

BARAT LAUT JUN II 0 BN

TIMUR LAUT MEI III 0 BN

SELATAN MEI II -2 N

TENGGARA MEI I 0 N

BARAT DAYA JUN II 0 BN

19 SUKOHARJO MEI I +1 BN

20 KOTA SOLO MEI I +1 BN

21 BOYOLALI

UTARA MEI II +1 N

SELATAN MEI I +1 BN

22 SRAGEN MEI I +1 BN

23 KARANGANYAR

TIMUR LAUT JUN I 0 N

BARAT MEI I +1 BN

(13)

Stasiun Klimatologi Semarang 13 Lanjutan Tabel 2

NO. KABUPATEN DAN KOTA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2011

AWAL MUSIM KEMARAU 2011 PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) 24 WONOGIRI MEI I 0 BN 25 KLATEN MEI I +1 BN 26 TEMANGGUNG MEI II -2 N 27 WONOSOBO UTARA MEI II -2 N SELATAN MEI II -2 N 28 KEBUMEN UTARA MEI II -2 N

BARAT DAYA JUN I 0 N

TENGGARA MEI I +1 N

29 PURWOREJO

UTARA MEI II -1 N

SELATAN MEI I -1 N

30 KOTA MAGELANG MEI III +1 N

31 KAB.MAGELANG

UTARA MEI II +1 N

SELATAN MEI III +1 N

32 BANYUMAS MEI III 0 N

33 PURBALINGGA MEI III -1 N

34 BANJARNEGARA

BARAT LAUT MEI III -1 N

TIMUR LAUT MEI II -2 N

SELATAN MEI II -2 N

35 CILACAP

UTARA JUN II 0 BN

TENGAH MEI III 0 BN

(14)

Stasiun Klimatologi Semarang 14 KETERANGAN : 1. SIFAT HUJAN AN : ATAS NORMAL N : NORMAL BN : BAWAH NORMAL

2. Perbandingan Analisa dan Prakiraan Hujan terhadap Rata-Ratanya -1 : Maju 1 Dasarian dari Rata-Ratanya

-2 : Maju 2 Dasarian dari Rata-Ratanya -3 : Maju 3 Dasarian dari Rata-Ratanya -4 : Maju 4 Dasarian dari Rata-Ratanya -5 : Maju 5 Dasarian dari Rata-Ratanya 0 : Sama dengan Rata-Ratanya

+1 : Mundur 1 Dasarian dari Rata-Ratanya +2 : Mundur 2 Dasarian dari Rata-Ratanya +3 : Mundur 3 Dasarian dari Rata-Ratanya +4 : Mundur 4 Dasarian dari Rata-Ratanya +5 : Mundur 5 Dasarian dari Rata-Ratanya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka Bagian Diklat Biro SDM sebagai Bagian yang menyiapkan penyusunan diklat teknis, diklat jabatan pegawai, dan

Komoditi tanaman yang dominan dan potensial untuk dikembangkan adalah kelapa sawit, kelapa dalam, kulit manis gambir, tebu dan kakao. Pengembangan kawasan perkebunan

Meskipun FedEx telah menetapkan standar biaya dan kinerja perusahaan, tetapi FedEx harus melakukan penyesuaian budaya agar layanan yang diberikan menjadi pilihan tepat

Tendangan merupakan salah satu jenis serangan dengan menggunakan tungkai atau kaki didalam olahraga beladiri pencak silat, yang bertujuan untuk meraih point dan

1 Membersihkan dinding luar dan frame jendela dengan chemical; 2 Membersihkan atap dan bawah dari jamur, karat dan kotoran lainnya; 3 Membersihkan sambungan

Penelitian yang menguji pengaruh peluang pertumbuhan terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan manajer dimulai oleh Gul, dkk (2000) yang menjelaskan bahwa

Untuk wilayah Deli Serdang Bagian Timur dan Kota Medan pada umumnya, musim hujan dimulai Pertengahan Agustus hingga awal September 2021, di mana kondisi ini maju 3 dasarian

Pemboleh ubah utama yang digunakan adalah pendapatan pelancong, harga relatif pelancongan Malaysia dengan pelancongan domestik negara asal pelancong, harga pengganti