• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) MATA AIR KANOMAN PDAM KOTA MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KELAYAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) MATA AIR KANOMAN PDAM KOTA MAGELANG"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

MATA AIR KANOMAN

PDAM KOTA MAGELANG

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya, kami telah menyelesaikan Laporan Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mata Air Kanoman PDAM Kota Magelang.

Laporan ini merupakan Laporan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mata Air Kanoman PDAM Kota Magelang dari aspek kelayakan ekonomi dan kelayakan proyek.

Laporan ini memuat latar belakang, gambaran umum Kota Magelang, profil PDAM Kota Magelang, Rencana Pengembangan SPAM Mata Air Kanoman 1 dan Kelayakan Proyek. Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat.

Magelang, Oktober 2019

(3)

DAFTAR ISI

Cover... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vii

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Ruang Lingkup ... 2

Bab II Gambaran Umum Kota Magelang ... 4

2.1. Umum... 4 2.2. Geografi... 4 2.3. Wilayah Administrasi... 5 2.4. Topografi ... 6 2.5. Klimatologi... 8 2.6. Kependudukan ... 9 2.6.1. Jumlah Penduduk ... 9 2.6.2. Kepadatan Penduduk ... 9 2.7. Perekonomian Daerah... 10 2.7.1. Struktur Ekonomi ... 10 2.7.2. Pertumbuhan Ekonomi ... 12 2.7.3. PDRB Per Kapita ... 14

2.7.4. Pendapatan Asli Daerah ... 16

2.7.5. Inflasi ... 17

2.7.6. Upah Minimum Regional... 18

2.7.7. Investasi APBD Kota Magelang Untuk Program Air Bersih ... 19

Bab III Profil PDAM Kota Magelang... 20

3.1. Sistem Penyediaan Air Minum ... 20

3.1.1. Kondisi Pelayanan Air Minum ... 21

3.1.1.1. Cakupan Pelayanan ... 21

3.1.1.2. Jumlah Sambungan ... 22

3.1.1.3. Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Air... 24

3.1.1.4. Kapasitas Produksi dan Idle Capasity... 26

3.1.1.5. Kehilangan Air ... 27

3.1.2. Sumber Air Baku... 29

3.1.3. Unit Transmisi dan Distribusi ... 30

3.1.3.1. Jaringan Pipa Transmisi... 30

3.1.3.2. Jaringan Pipa Distribusi ... 33

3.1.4. Unit Reservoir... 35

3.1.5. Unit Pelayanan ... 36

3.2. Organisasi dan Sumber Daya Manusia... 38

3.2.1. Struktur Organisasi... 38

(4)

3.3. Keuangan Perusahaan... 40

3.3.1. Tarif dan Pemulihan Biaya... 40

3.3.2. Laporan Keuangan Perusahaan... 42

3.3.3. Rasio Keuangan ... 46

Bab IV Rencana Pengembangan SPAM MA Kanoman 1 ... 47

4.1. Daerah Pelayanan... 47

4.2. Potensi Pelanggan ... 47

4.3. Potensi Air Baku ... 47

4.4. Rencana Pengembangan SPAM ... 47

4.2. Rencana Investasi... 48

Bab V Kelayakan Proyek ... 49

5.1. Asumsi Proyeksi Keuangan... 49

5.2. Proyeksi Keuangan ... 49

5.2.1. Proyeksi Laba/Rugi ... 49

5.2.2. Proyeksi Neraca... 51

5.2.3. Proyeksi Arus Kas ... 52

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 : Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2017 ... 6 Tabel 2-2 : Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut

Kecamatan di Kota -Magelang Tahun 2017... 6 Tabel 2-3 : Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Curah Hujan

Menurut Bulan di Kota Magelang Tahun 2017 ... 8 Tabel 2-4 : Jumlah Penduduk Kota Magelang Tahun 2017 ... 9 Tabel 2-5 : Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota

Magelang Tahun 2017 ... 10 Tabel 2-6 : Distribusi Persentase PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2017... 11 Tabel 2-7 : Laju Perumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota

Magelang Menurut Lapangan Usaha (Persen) Tahun 2013 - 2017... 13 Tabel 2-8 : PDRB dan PDRB Per Kapita Kota Magelang Tahun 2013 - 2017 ... 14 Tabel 2-9 : PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017 (Juta Rupiah) ... 15 Tabel 2-10 : PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017 (Juta Rupiah) ... 16 Tabel 2-11 : Laju Inflasi Harga Konsumen di Indonesia, Provinsi Jawa Tengah

dan Kota Magelang Tahun 2017... 18 Tabel 2-12 : Tingkat UMR Kota Magelang Tahun 2015-2018 ... 19 Tabel 2-13 : Alokasi APBD Kota Magelang untuk Program Air Bersih Tahun

2014 - 2018 (Rp. Juta)... 18 Tabel 3-1 : Cakupan Pelayanan PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017... 21 Tabel 3-2 : Jumlah Kategori Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun

2013-2017... 23 Tabel 3-3 : Jumlah Pemakaian Air Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun

2013-2017... 24 Tabel 3-4 : Volume Produksi, Volume Distribusi, Volume Air Terjual dan

Kehilangan Air Tahun 2013-2017 ... 28 Tabel 3-5 : Nama dan Lokasi Mata Air PDAM Kota Magelang Tahun 2018 ... 29 Tabel 3-6 : Kapasitas Terpasang, Kapasitas Tidak Dimanfaatkan, Kapasitas

Riil, Volume Produksi, dan Kapasitas Menganggur Masing-masing

Mata Air dari PDAM Kota Magelang Tahun 2017 ... 30 Tabel 3-7 : Kapasitas Terpasang, Kapasitas Produksi dan Idle Capasity dari

Mata Air PDAM Kota Magelang Tahun 2018 ... 30 Tabel 3-8 : Data Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang... 31 Tabel 3-9 : Jumlah Pegawai, Pelanggan dan Rasio PDAM Kota Magelang

Tahun 2013-2017... 39 Tabel 3-10 : Jumlah Direksi dan Pegawai PDAM Kota Magelang Tahun

2013-2017... 40 Tabel 3-11 : Profil Pegawai PDAM Kota Magelang Menurut Pendidikan (Juli

(6)

Tabel 312 : Pemakaian Air dan Tarif Air PDAM Kota Magelang Tahun 2015

-2017... 41

Tabel 3-13 : Laporan Rugi Laba PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017 (Rp.)... 43

Tabel 3-14 : Laporan Neraca PDAM Kota Magelang Tahun 2013 - 2017 (Rp.) ... 44

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 : Peta Administrasi Kota Magelang... 5 Gambar 2-2 : Peta Topografi Kota Magelang ... 7 Gambar 2-3 : Prosentase Alokasi Anggaran Program Air Bersih

Dibandingkan Total APBD Kota Magelang Tahun 2014 - 2018... 19 Gambar 3-1 : Grafik Pertumbuhan Cakupan Pelayanan Teknis PDAM Kota

Magelang Tahun 2013-2017... 22 Gambar 3-2 : Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Pelanggan PDAM Kota

Magelang Tahun 2013-2017... 23 Gambar 3-3 : Grafik Kategori Jumlah Pelanggan PDAM Kota Magelang

Tahun 2017 ... 23 Gambar 3-4 : Kontinuitas Air PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017... 25 Gambar 3-5 : Grafik Kapasitas Produksi Terpasang, Kapasitas Produksi Riil

dan Efisiensi Produksi Air pada Tahun 2013-2017 ... 27 Gambar 3-6 : Grafik Idle Capasity pada Tahun 2013-2017... 27 Gambar 3-7 : Prosentase Tingkat Kehilangan Air di Unit Produksi Tahun

2013-2017... 28 Gambar 3-8 : Prosentase Tingkat Kehilangan Air di Unit Distribusi Tahun

2013-2017... 29 Gambar 3-9 : Skema Jaringan Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang Tahun

2018 ... 32 Gambar 3-10 : Isometri Jaringan Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang Tahun

2018 ... 33 Gambar 3-11 : ReservoirAlon-Alon PDAM Kota Magelang Tahun 2018 ... 35 Gambar 3-12 : Struktur Organisasi PDAM Kota Magelang Tahun 2018... 39 Gambar 3-13 : Grafik Pertumbuhan Laba/Rugi PDAM Kota Magelang Tahun

2014-2017... 44 Gambar 3-14 : Prosentase Pertumbuhan Total Pasiva PDAM Kota Magelang

Tahun 2013-2017... 45 Gambar 3-15 : Grafik Pertumbuhan Aktiva/Pasiva PDAM Kota Magelang

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan air minum masyarakat di daerah kabupaten/kota yang terus meningkat seiring dengan pertambahan populasi penduduk, mendorong untuk dilakukan kajian tentang pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut pada dasarnya adalah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota ({Pemkab/kota). Namun mengingat masih sangat terbatasnya sumber daya manusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka baik pemerintah pusat maupun pemerintah tingkat provinsi harus dapat memberikan dukungan dan bantunan teknis pembinaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dari daerah tersebut. Pada dasarnya pemerintah pusat maupun pemerintah tingkat provinsi harus mendorong dalam upaya melaksanakan penyelenggaraan SPAM secara optimal, menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan secara terpadu dengan sarana dan prasarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.

Kota Magelang yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Magelang Selatan, Kecamatan Magelang Tengah dan Kecamatan Magelang Utara, dirasakan masih minim dalam penyediaan sarana dan prasarananya sebagai penunjang perkembangan penduduk perkotaan. Cakupan pelayanan air minum dari ke 3 (tiga) Kecamatan tersebut pada akhir tahun 2018 sebesar 91,91 % melalui jaringan perpipaan dan 8,12 % melalui Bukan Jaringan Perpipaa (BJP). Salah satu kendala dalam pelayanan sistem penyediaan air minum ini adalah sistem jaringan yang sebagian besar sudah berusia cukup lama dan bahkan ada yang peninggalan zaman Belanda.

Total kapasitas sumber yang digunakan dari 7 (tujuh) mata air adalah 1.104 lt/det, sedangkan kapasitas terpasang saat ini mecapai 585 lt/det dan kapasitas produksi total 479 lt/det, sehingga apabila dilihat dari kapasitas terpasang yang ada dengan kapasitas produksi, masih

(9)

terdapat sisa kapasitas sebesar 106 lt/det. Namun sisa kapasitas yang bisa dimanfaatkan hanya sekitar 80 lt/det, karena di beberapa sumber terjadi penurunan debit air. Salah satu mata air yang masih belum maksimal dimanfaatkan adalah Mata Air Kanoman I dimana dari hitungan teknis masih bisa dimanfaatkan sekitar 50 lt/det dengan melakukan optimalisasi dari sistem yang ada.

Saat ini Kota Magelang menghadapi kendala dalam pelayanan air minum untuk masyarakat Kota Magelang, antara lain keterbatasan kapasitas sistem yang ada dan pengembangan cakupan pelayanan sulit dilakukan karena keterbatasan dana dan penduduk yang belum mendapatkan akses ait minum menyebar di setiap kelurahan di masing-masing kecamatan. Pada kegiatan ini direncanakan Studi Kelayakan yang diharapkan akan menjadi pedoman dalam penyusunan Detil Engineering Design (DED) untuk Optimalisasi SPAM MA Kanoman I yang menyangkut peningkatan cakupan pelayanan dan pengembangan sistim penyediaan air minum di Kota Magelang, sehingga target SGD’s bisa dipacu lebih cepat, lebih tepat, lebih terarah dan berkesinambungan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Secara garis besar maksud dari pekerjaan ini adalah :

▪ Menyusun Studi Kelayakan untuk Sistem Penyediaan Air Minum Kanoman I dalam

rangka pemanfaatan kapasitas yang masih idle. Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah :

▪ Menyusun Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum Kanoman I, yang akan

digunakan sebagai acuan pengembangan sarana dan prasarana sistem penyediaan air minum Kota Magelang.

1.3. RUANG LINGKUP

Lingkup kegiatan meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :

(10)

▪ Pengumpulan data, peninjauan/ survei lapangan serta diskusi dengan pihak PDAM.

▪ Melakukan analisa alternatif dan pemilihan pengembangan SPAM yang paling tepat,

baik dari tinjauan teknis, tahapan pengembangan dan sumber pendanaan.

▪ Penyusunan program, sumber pendanaan dan kelembagaan serta rencana jadwal

(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA MAGELANG

2.1. UMUM

Kota Magelang merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya secara geografis berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang. Dengan demikian wilayah Kota Magelang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang. Posisi tersebut menjadikan daya tarik geografis alami Kota Magelang karena berada pada persilangan simpul ekonomi, transportasi dan pariwisata antara wilayah Semarang – Magelang - Yogyakarta dan Purworejo - Temanggung. Jaraknya 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta.

Posisi strategis ini didukung dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) kawasan PURWOMANGGUNG (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung) dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.

2.2. GEOGRAFI

Kota Magelang sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 110012’ 30” dan 110012’ 52” Bujur Timur dan antara 7026’ 28” dan 7030’ 9” Lintang Selatan.

Batas-batas administrasi Kota Magelang sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

Sebelah Timur : Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Sebelah Selatan : Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang

Sebelah Barat : Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang

Selain berbatasan dengan wilayah di atas, Kota Magelang dibatasi dengan batas alam berupa Sungai Elo di sebelah Timur dan Sungai Progo untuk batas di sebelah Barat.

(12)

2.3. WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Magelang memiliki luas wilayah 18,5364 km2. Secara administratif Kota Magelang terdiri dari 3 kecamatan, 17 kelurahan, jumlah RW sebanyak 192 RW dan RT sebanyak 1.026 RT. Kecamatan yang mempunyai luas terbesar adalah Kecamatan Magelang Selatan dengan luas 7,1315 km2 atau 38,47% dari luas Kota Magelang, sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Magelang Tengah dengan luas 5,1011 km2 atau 28,17% dari luas Kota Magelang.

Posisi geografis dan administrasi Kota Magelang disajikan pada Gambar 2.1 di bawah.

(13)

Rincian luas wilayah Kota Magelang per Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2017

No. Kecamatan Luas (km2) Persentase

1 Magelang Selatan 7,1315 38,47

2 Magelang Tengah 5,1011 28,17

3 Magelang Utara 6,3037 33,82

Jumlah 18,5364 100,00

Sumber : Kota Magelang dalam Angka, 2018

2.4. TOPOGRAFI

 Topografi

Secara topografi dan fisiografis, Kota Magelang merupakan wilayah dataran yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sundoro dan Sumbing, Pegunungan Gianti, Menoreh, Andong dan Telomoyo. Kota Magelang termasuk dataran rendah dengan sudut kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran antar gunung api, medan landai dan berelief sedang-halus.

Di bagian selatan wilayah terdapat Gunung Tidar yang merupakan hutan lindung dengan kemiringan hingga 30-40%. Bentuk fisik Kota Magelang saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri dengan kecenderungan pertumbuhan alamiah ke arah utara dan selatan yang didominasi area terbangun pada daerah dengan topografi datar. Dilihat dari ketinggiannya, Kota Magelang berada di ketinggian 375–500 m di atas permukaan laut dengan titik ketinggian tertinggi pada Gunung Tidar yaitu 503 m di atas permukaan laut. Keberadaan Gunung Tidar sebagai paru-paru kota menjadikan iklim Kota Magelang berhawa sejuk.

Adapun ketinggian wilayah ibukota kecamatan di Kota Magelang tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2017

No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Tinggi (m)

1 Magelang Selatan Tidar Selatan 337

2 Magelang Tengah Cacaban 370

3 Magelang Utara Kramat Selatan 377

(14)

Gambar 2.2. Peta Topografi Kota Magelang

 Geologi

Kontur geologi Kota Magelang berupa dataran alluvium yang tersebar sampai di bagian selatan dan tempat-tempat di pinggir Sungai Progo dan Sungai Elo. Dataran ini tersusun oleh batuan hasil rombakan bebatuan yang lebih tua, yang bersifat lepas. Umumnya berada pada ketinggian antara 250–350 m, berelief halus dengan kemiringan antara 3-8%. Daerah ini dialiri oleh Sungai Progo dan Sungai Elo yang mengalir dengan pola sum meander. Potensi kandungan tanah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang merupakan endapan kwarter. Sifat batuan pasir dan breksi/konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta penurunan terhadap beban kecil, mendekati 0 (nol). Daya dukung terhadap bangunan berkisar antara 5 kg/cm2–19 kg/cm2.

(15)

 Hidrologi

Kota Magelang memiliki 2 (dua) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Elo di sebelah timur dan Sungai Progo di sebelah barat yang juga merupakan batas alamiah yang menentukan letak adminstrasi Kota Magelang. Kota Magelang termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo-Opak-Serang. Sumber air di Kota Magelang digolongkan dari air pemukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan saluran irigasi. Sedangkan potensi air tanahnya relatif bervariasi dengan kedalaman antara 5 m sampai dengan lebih dari 20 m. Untuk kebutuhan air bersih Kota Magelang sampai saat ini bergantung pada mata air yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan satu-satunya mata air yang berada di kawasan Kota Magelang, yaitu mata air Tuk Pecah. Di kawasan Kota Magelang juga terdapat 3 (tiga) saluran air, yaitu Kali Bening, Kali Kota dan Kali Manggis. Saluran tersebut juga dapat berfungsi sebagai saluran irigasi teknis.

2.5. KLIMATOLOGI

Jumlah curah hujan di Kota Magelang selama tahun 2017 sebesar 3.689 mm, jumlah hari hujan sebanyak 172 hari dan rata-rata curah hujan sebesar 21,45 mm/hari. Curah hujan tertinggi di Kota Magelang pada tahun 2017 terjadi di bulan Januari dengan curah hujan sebesar 713 mm, sedangkan tidak ada curah hujan terjadi di bulan Agustus. Jumlah hari hujan terbanyak di Kota Magelang pada tahun 2017 terjadi di bulan Nopember dengan 24 hari hujan, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di bulan September sebesar 32,00 mm/hari.

Tabel 2.3. Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Curah Hujan Menurut Bulan di Kota Magelang Tahun 2017

Bulan Curah Hujan(mm) Hari Hujan(Hari) Rata-rata Curah Hujan(mm/hari)

Januari 713 24 29,71 Februari 450 23 19,57 Maret 447 17 26,29 April 615 21 29,29 Mei 170 6 28,33 Juni 127 10 12,70 Juli 80 6 13,33 Agustus 0 0 0 September 128 4 32,00

(16)

Bulan Curah Hujan(mm) Hari Hujan(Hari) Rata-rata Curah Hujan(mm/hari)

Oktober 207 18 11,50

Nopember 369 25 14,28

Desember 383 18 21,28

Jumlah 3.689 172 21,45

Sumber : Kota Magelang dalam Angka, 2018

2.6. KEPENDUDUKAN

2.6.1. JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Kota Magelang berdasarkan hasil registrasi akhir tahun 2018 tercatat sejumlah 121.673 jiwa yang terdiri dari 59.864 jiwa penduduk laki-laki dan 61.809 jiwa penduduk perempuan. Ratio jenis kelamin (rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan) sebesar 96,85.

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Magelang tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Kota Magelang Tahun 2017

No. Kecamatan Laki-laki Jumlah PendudukPerempuan Jumlah

1 Magelang Selatan 20.637 20.194 40.831

2 Magelang Tengah 21.486 22.793 44.279

3 Magelang Utara 17.741 18.822 36.563

Jumlah 59.864 61.809 121.673

Sumber : Kota Magelang dalam Angka, 2018

2.6.2. KEPADATAN PENDUDUK

Kepadatan penduduk rata-rata di Kota Magelang pada tahun 2017 sebaear 6.564 jiwa/km2. Kepadatan mulai dari tertinggi sampai terendah berada di Kecamatan Magelang Tengah (8.680 jiwa/Km2), Kecamatan Magelang Utara (5.8000 jiwa/Km2) dan Kecamatan Magelang Selatan (5.725 jiwa/Km2).

Distribusi dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Magelang tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

(17)

Tabel 2.5. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2017

No. Kecamatan Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk per km2

1 Magelang Selatan 33,56 5.725

2 Magelang Tengah 36,39 8.680

3 Magelang Utara 30,05 5.800

Jumlah 100,00 6.564

Sumber : Kota Magelang dalam Angka, 2018

2.7. PEREKONOMIAN DAERAH

Nilai PDRB Kota Magelang atas dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2017 mencapai 7.638,61 miliar rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 623,23 miliar rupiah dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 7.015,38 miliar rupiah. Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi.

Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 5.518,68 miliar rupiah pada tahun 2016 menjadi 5.804,31 miliar rupiah pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan selama tahun 2017 Kota Magelang mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5,18 persen. Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi.

2.7.1. STRUKTUR EKONOMI

Besarnya peran berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi dalam menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.

Selama lima tahun terakhir (2013-2017), struktur perekonomian Kota Magelang didominasi pleh 4 (empat) kategori lapangan usaha, diantaranya Konstruksi,`Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Administrasi

(18)

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota Magelang.

Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Magelang pada tahun 2017, dihasilkani oleh lapangan usaha Konstruksi, yaitu mencapai 16,40 persen (angka ini menurun dari 17,14 persen di tahun 2013). Selanjutnya lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 15,91 persen (meningkat dari 15,21 persen di tahun 2013), disusul lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,38 persen (turun dari 15,55 persen di tahun 2013). Berikutnya lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 11,66 persen (turun dari 12,32 persen di tahun 2013).

Tabel 2.6. Distribusi Persentase PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2017

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2,17 2,08 2,04 1,94 1,86

2 Pertambangan dan Penggalian 0.00 0,00 0,00 0,00 0,00

3 Industri Pengolahan 15,21 15,76 16,11 16,08 15,91

4 Pengadan Listrik dan Gas 0,31 0,29 0,28 0,29 0,30

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbahdan Daur Ulang 0,14 0,14 0,13 0,13 0,13

6 Konstruksi 17,14 17,02 16,89 16,58 16,40

7 Perdagangan Besar dan Eceran 15,55 14,86 14,55 14,34 14,38

8 Transportasi dan Pergudangan 6,57 6,82 6,94 6,73 6,96

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,65 5,74 5,86 6,03 6,08

10 Informasi dan Komunikasi 4,64 4,81 4,77 4,76 5,01

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,95 4,92 4,99 5,22 5,22

12 Real Estate 3,23 3,23 3,24 3,21 3,17

13 Jasa Perusahaan 0,32 0,32 0,34 0,35 0,36

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib 12,32 11,87 11,75 12,01 11,66

15 Jasa Pendidikan 7,23 7,43 7.39 7,54 7,69

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,58 2,70 2,75 2,79 2,84

17 Jasa Lainnya 2,00 2,02 1,97 2,00 2,04

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha 2013 - 2017 Dari lapangan usaha tersebut, Industri Pengolahan merupakan kategori yang cenderung mengalami peningkatan peranan terhadap struktur perekonomian Kota Magelang selama tahun 2017. Sebaliknya, peranan lapangan usaha Konstruksi berangsur-angsur menurun. Sedangkan dua lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

(19)

Motor menunjukkan adanya peningkatan di tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib pada tahun 2017 menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2016. Sementara itu, peranan lapangan usaha lainnya masing-masing kurang dari 8 persen.

Peningkatan peran lapangan usaha Industri Pengolahan merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan pasalnya lapangan usaha ini merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan investasi. Dengan peningkatan peran lapangan usaha Industri Pengolahan ini diharapkan adanya peningkatan geliat perekonomian di Kota Magelang.

2.7.2. PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro ekonomi untuk mengetahui kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kota Magelang pada tahun 2017 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB Kota Magelang atas dasar harga konstan 2010, mencapai 5.804,31 miliar rupiah. Angka tersebut naik sebesar 285,63 miliar rupiah dari tahun 2016. Hal tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2017 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,18 persen, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2017 dipercepat oleh adanya investasi dan perbaikan kinerja ekspor luar negeri. Investasi yang dimaksud utamanya adalah pembangunan proyek-proyek infrastuktur seperti perbaikan jalan, jembatan dan perbaikan saluran air.

(20)

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar 9,60 persen. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga masyarakat saat ini lebih akrab dengan gadget dalam hampir semua kegiatan yang secara otomatis mempengaruhi kenaikan dalam hal penggunaan sarana dan prasarana informasi dan komunikasi.

Dari 17 lapangan usaha ekonomi yang ada, seluruhnya mengalami pertumbuhan yang positif. Delapan lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif sebesar 5 – 10 persen. Sedangkan delapan lapangan usaha yang lainnya berturut-turut tercatat mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah, yaitu kurang dari 5 persen.

Delapan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 5 – 11 persen tersebut antara lain: lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,60 persen; Jasa Lainnya sebesar 8,83 persen; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 8,25 persen; Jasa Perusahaan sebesar 7,32 persen; Jasa Pendidikan sebesar 6,67 persen; Jasa Penyediaan Akomodasi dan Makan Minim sebesar 6,18 persen; Jasa Transportasi dan Pergudangan sebesar 5,85 persen; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 5,14 persen.

Sedangkan delapan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif kurang dari 5 persen adalah lapangan usaha Konstruksi sebesar 4,73 persen; Real Estate sebesar 4,72 persen; Jasa Keuangan dan Asuransi sebear 4,62 persen, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang sebesar 4,58 peren; Industri Pengolahan sebesar 4,21 persen; Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 4,20 persen; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 2,00 persen. Sementara untuk lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian tidak menyumbang pertumbuhan ekonomi di Kota Magelang.

Tabel 2.7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha (Persen) Tahun 2013 - 2017

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2,85 1,77 1,96 1,87 2,00

2 Pertambangan dan Penggalian - - - -

-3 Industri Pengolahan 7,02 6,57 5,33 4,20 4,21

4 Pengadan Listrik dan Gas 11,96 3,57 1,20 2,23 4,20

(21)

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

dan Daur Ulang

6 Konstruksi 3,41 2,07 4,16 4,30 4,73

7 Perdagangan Besar dan Eceran 5,08 3,11 3,29 3,14 5,14

8 Transportasi dan Pergudangan 10,20 8,36 7,04 4,82 5,85

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,67 6,56 6,54 6,05 6,18

10 Informasi dan Komunikasi 8,88 16,41 8,18 7,74 9,60

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,52 4,92 6,38 9,46 4,62

12 Real Estate 8,25 4,91 6,02 5,74 4,72

13 Jasa Perusahaan 7,01 8,03 8,74 8,82 7,32

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 2,66 -0,51 4,18 5,68 2,35

15 Jasa Pendidikan 15,46 8,41 6,73 7,23 6,67

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,82 10,59 6,52 7,75 8,25

17 Jasa Lainnya 9,93 5,05 2,89 6,01 8,83

PDRB 5,63 4,98 5,11 5,17 5,18

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha 2013 - 2017

2.7.3. PDRB PER KAPITA

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Nilai PDRB per kapita Kota Magelang atas dasar harga berlaku sejak tahun 2013 hingga 2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 PDRB per kapita tercatat sebesar 44.686,25 ribu rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2017 mencapai 62.882,65 ribu rupiah (lihat tabel 2.8). Kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup tinggi ini disebabkan oleh pengaruh faktor inflasi.

Tabel 2.8. PDRB dan PDRB Per Kapita Kota Magelang Tahun 2013 – 2017

PDRB 2013 2014 2015 2016 2017

Nilai PDRB (Miliar Rupiah)

Atas Dasar Harga Berlaku (ABHD) 5.356,94 5.926,22 6.480,58 7.015,38 7.638,61

Atas Dasar Harga Konstan (ABHK) 2010 4.755,09 4.992,11 5.247.34 5.518,68 5.804,31

(22)

PDRB 2013 2014 2015 2016 2017

Atas Dasar Harga Berlaku (ABHD) 44.686,25 49.205,55 53.650,73 57.924,73 62.882,65 Atas Dasar Harga Konstan (ABHK) 2010 39.665,76 41.449,65 43.441,13 45.566,79 47.782,34

Pertumbuhan PDRB Per Kapita ADHK

2010 5,63 4,98 5,11 5,17 5,18

Jumlah Penduduk (orang) 119 120 120 121 121

Perumbuhan Jumlah Penduduk

(persen) 0,39 0,47 0,29 0,26 0,30

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha 2013 - 2017

Nilai omzet masing-masing lapangan usaha dari tahuh 2013 hingga 2017 terhadap PDRB di Kota Magelang dapat dilihat pada tabel berikut ini,

Tabel 2.9. PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanandan Perikanan 1.16.293,58 123.202,21 132.299,35 135.991,13 142.383,19

2 Pertambangan danPenggalian 0.00 0,00 0,00 0,00 0,00

3 Industri Pengolahan 814.549,79 934.259,11 1.043.860,07 1.128.331,29 1.215.266,29 4 Pengadan Listrik dan Gas 16.366,48 17.277,01 18.352,32 20.361,13 23.009,03 5 Pengadaan Air,Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 7.621,25 8.044,19 8.501,88 8.979,24 9.571,97 6 Konstruksi 918.311,37 1.008.603,08 1.094.499,45 1.163.178,22 1.253.077,36 7 Perdagangan Besar danEceran 833.066,81 880.551,58 943.221,05 1.006.288,45 1.098.483,10 8 Transportasi danPergudangan 351.780,16 404.057,85 449.900,64 471.954,33 531.675,42 9 Penyediaan Akomodasidan Makan Minum 302.699,77 340.420,44 379.472,18 422.789,76 464.170,03 10 Informasi danKomunikasi 248.510,92 284.882,99 309.098,04 334.082,07 382.437,14 11 Jasa Keuangan danAsuransi 265.211,33 291.432,69 323.472,36 366.184,95 398.628,19 12 Real Estate 173.221,64 191.663,10 210.148,57 224.952,98 241.977,59 13 Jasa Perusahaan 16.994,48 19.017,66 21.893,87 24.810,72 27.548,28 14

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

660.077,14 703.193,64 761.280,66 842.640,29 890.831,67 15 Jasa Pendidikan 387.046,30 440.078,24 478.794,89 529.006,56 587.146,02 16 Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial 138.266,12 159.857,24 178.393,69 195.466,24 216.839,28 17 Jasa Lainnya 106.925,77 119.677,13 127.389,85 140.360,73 155.562,97

PDRB 5.356.942,92 5.926.218,36 6.480.578,87 7.015.380,08 7.638.607,53

(23)

Tabel 2.10. PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanandan Perikanan 100.977,97 102.768,11 104.778,10 106.735,73 108.869,60

2 Pertambangan danPenggalian 0.00 0,00 0,00 0,00 0,00

3 Industri Pengolahan 706.975,94 753.425,70 793.617,97 826.943,76 861.772,22 4 Pengadan Listrik dan Gas 17.812,17 18.448,16 18.669,18 19.086,34 19.887,10 5 Pengadaan Air,Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 7.345,64 7.545,25 7.694,76 7.868,22 8.228,40 6 Konstruksi 818.377,88 835.295,22 870.078,77 907.490,87 950.401,56 7 Perdagangan Besar danEceran 767.954,43 791.805,87 817.876,91 843.537,97 888.886,19 8 Transportasi danPergudangan 344,.421,27 373.225,72 399.517,28 418.762,00 443.250,98 9 Penyediaan Akomodasidan Makan Minum 263.888,24 281.211,68 299.607.78 317.741,12 337.387,35 10 Informasi danKomunikasi 255.630,11 297.579,12 321.935,50 346.840,64 380.151,83 11 Jasa Keuangan danAsuransi 224.119,33 235.148,55 250.146,63 273.803,59 286.440,96 12 Real Estate 167.087,52 175.297,92 185.857,48 196.518,98 205.797,24 13 Jasa Perusahaan 15.211,81 16.432,85 17.869,88 19.446,70 20.870,50 14

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

561.491,84 558.632,28 581.970,21 615.023,35 629.454,75 15 Jasa Pendidikan 290.296,18 314,698,55 335.890,50 360.181,63 384.206,42 16 Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial 113.912,31 125.976,61 234.187,37 144.590,58 156.512,71 17 Jasa Lainnya 99.589,76 104.621,24 107.642,94 114.113,07 124.194,17

PDRB 4.755.092,20 4.992.112,82 5.247.341,27 5.518.684,53 5.804.312,00

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha 2013 – 2017

2.7.4. PENDAPATAN ASLI DAERAH

Realisasi pendapatan asli daerah Kota Magelang pada tahun anggaran 2017 terhimpun sebesar 233,56 miliar rupiah, naik 6,01 persen dibandingkan tahun anggaran 2016. Lain-lain PAD yang sah memberikan kontribusi paling tinggi yaitu sebesar 118,4 miliar rupiah atau 80,66 persen dari total pendapatan asli daerah. Sejalan dengan realisasi pendapatan asli daerah, realisasi dana perimbangan tahun anggaran 2017 yaitu sebesar 553,12 miliar rupiah atau turun 2,56 persen. Sementara itu realisasi belanja daerah untuk tahun anggaran 2017 sebesar 879,41 miliar rupiah atau naik sebesar 0,87 persen dibanding realisasi belanja daerah tahun anggaran 2016.

(24)

2.7.5. INFLASI

Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Inflasi juga merupakan pergerakan antara permintaan dan penawaran di pasar riil juga terkait erat dengan perubahan tingkat suku bunga, produktivitas ekonomi, nilai tukar rupiah dengan valuta asing, indeksasi anggaran dan parameter ekonomi makro lain. Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi pengambilan keputusan.

Perkembangan inflasi Kota Magelang selama tahun 2017 menggambarkan keadaan dinamika perkembangan harga di Kota Magelang yang cukup dinamis. Dibanding tahun-tahun sebelumnya tren inflasi per bulan di tahun 2017 ini sedikit berbeda, dikarenakan faktor musim dan cuaca serta kebijakan pemerintah yang berubah di sepanjang tahun. Secara keseluruhan selama tahun 2017, Kota Magelang mengalami inflasi sebesar 3.90 persen. Puncak inflasi terjadi di bulan Januari dengan inflasi sebesar 1.23 persen, sedangkan tingkat inflasi terendah terjadi di bulan September dan Oktober sebesar 0,03 persen sedangkan deflasi pada tahun 2017 terjadi di bulan Agustus sebesar 0.55 persen dan bulan Maret 0,09 persen. Inflasi selama ramadhan dan lebaran di tahun 2017 pun tercatat lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2016, hal ini disebabkan karena moment tersebut bertepatan dengan awal tahun akademi baru. Di saat sebagian besar masyarakat didera over consume, gairah inflasi akan naik drastis bila dibanding bulan sebelum dan sesudahnya. Inflasi tahun ini meskipun naik dari dua tahun sebelumnya, namun masih termasuk kategori inflasi ringan (creeping inflation) karena besarnya masih kurang dari 10 persen dan masih dalam taraf terkendalikan.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, selama tahun 2017, sebagian besar mengalami inflasi kecuali kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan mengalami fluktuasi harga yang bervariasi setiap bulannya, hal ini lebih dikarenakan progresifitas harga kebutuhan dasar kelompok ini kerap tidak terkendali. Diurutkan dari kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi terbesar yaitu: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6.08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 5.77 persen,

(25)

kelompok bahan makanan 4,25 persen, kelompok sandang 3.90 persen, kelompok kesehatan 2,96 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,59 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,26 persen.

Melihat data inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran, meskipun inflasi terbesar di Kota Magelang tercatat dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dari sisi administered goods atau imbas dari kebijakan pemerintah dengan adanya kenaikan harga TDL, biaya perpanjangan SIM dan BBM, namun kecenderungan inflasi lebih didorong oleh fenomena nonmoneter, yakni volatile foods atau inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan. Hal ini terlihat dari komoditas penyumbang inflasi terbesar bila diurutkan adalah tarip listrik, beras, bawang putih, telur ayam ras, cabe rawit, biaya perpanjangan sim, gula pasir, daging ayam ras, bensin dan bawang merah. Sedangkan komoditas dominan penyumbang deflasi Kota Magelang selama tahun 2017, berturut-turut dari yang terbesar adalah cabe rawit, bawang putih, bawang merah, cabe merah, jeruk, daging ayam ras, telur ayam ras, nangka muda, angkutan antar kota dan tomat sayur.

Secara keseluruhan, pergolakan inflasi pada tahun 2017 lebih tinggi dari tahun 2016, meskipun masih dalam kategori terkendali ada baiknya pemerintah mulai lebih gesit membaca pergerakan harga akibat fenomena-fenomena klasik yang selalu terjadi, dapat diantisipasi lebih dini, dan pemerintah pun dapat lebih cepat mengambil langkah untuk mengontrol siklus pasar, agar harga komoditas secepatnya stabil.

Tabel 2.11. Laju Inflasi Harga Konsumen di Indonesia, Provinsi Jawa Tengah dan Kota Magelang Tahun 2017

Wilayah 2013 2014 2015 2016 2017

Indonesia 8.28 8.36 3.35 3.02 3.61

Provinsi Jawa Tengah 7.99 8.22 2.73 2.36 3.71

Kota Magelang 7,79 7.92 2.70 2.25 3.90

Sumber : Kota Magelang dalam Angka, 2018

2.7.6. UPAH MINIMUM REGIONAL

Upah Minimum Regional (UMR) merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha

(26)

atau kerjanya untuk pemenuhan kebutuhan yang layak. Tingkat upah minimum regional (UMR) Kota Magelang dalam kurun waktu 2014 sampai dengan 2018 pertumbuhannya berkisar antara 8,35% sampai dengan 16,78%. Untuk 5 tahun terakhir ini UMR Kota Magelang pertumbuhannya cenderung fluktuatif, selengkapnya disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.12. Tingkat UMR Kota Magelang Tahun 2015-2018

Tahun UMR (Rupiah) Pertumbuhan

2014 1.037.000,00 2015 1.211.000,00 16,78% 2016 1.341.000,00 10,73% 2017 1.453.000,00 8,35% 2018 1.580.000,00 8,74% Sumber : www.tribunnews.com

2.7.7. ALOKASI APBD KOTA MAGELANG UNTUK PROGRAM AIR BERSIH

Besarnya anggaran APBD pemerintah Kota Magelang untuk program air bersih rata-rata pada tahun 2014 – 2018 sebesar Rp. 2.731.000.000,- atau sebesar 0,29% dari total APBD pada tahun tersebut.

Tabel 2.13: Alokasi APBD Kota Magelang untuk Program Air Bersih Tahun 2014 - 2018 (Rp. Juta)

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata

Total APBD 689.961 775.334 881.416 907.336 969.217 Alokasi Anggaran Air

Minum 3 468 259 4.573 8.351 2.731

Prosentase 0,00% 0,06% 0,03% 0,50% 0,86% 0.29%

Sumber : APBD Increase, USAID IUWASH Plus, 2018

Gambar 2.3. Prosentase Alokasi Anggaran Program Air Bersih Dibandingkan Total APBD Kota Magelang Tahun 2014 - 2018

(27)

BAB III

PROFIL PDAM KOTA MAGELANG

3.1. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Penyelenggaraan SPAM Kota Magelang sebagian besar dilayani oleh PDAM Kota Magelang yang terdiri dari 7 (tujuh) sistem yang saling terkoneksi melayani tiga (3) kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Magelang Utara

Merupakan wilayah di bagian utara Kota Magelang yang pelayanannya meliputi: - Kelurahan Kramat Utara

- Kelurahan Kramat Selatan - Kelurahan Kedungsari

- Sebagian Kelurahan Magelang - Kelurahan Wates

- Kelurahan Potrobangsan 2. Kecamatan Magelang Tengah

Merupakan wilayah di bagian tengah Kota Magelang yang pelayanannya meliputi: - Kelurahan Magelang bagian tengah dan selatan

- Kelurahan Panjang - Kelurahan Gelangan - Kelurahan Kemirirejo - Kelurahan Cacaban

- Kelurahan Rejowinangun Utara - Kelurahan Rejowinangun Selatan

- Sebagian Kecamatan Bandongan (wilayah Kabupaten Magelang) 3. Kecamatan Magelang Selatan

Merupakan wilayah di bagian selatan Kota Magelang yang pelayanannya meliputi: - Kelurahan Rejowinangun Selatan

(28)

- Kelurahan Jurangombo Selatan - Kelurahan Jurangombo Utara - Kelurahan Tidar

- Magersari

- Sebagian Kecamatan Mertoyudan (wilayah Kabupaten Magelang).

3.1.1. KONDISI PELAYANAN AIR MINUM

3.1.1.1. CAKUPAN PELAYANAN

PDAM Kota Magelang sebagai instansi penyedia jasa air minum mempunyai daerah pelayanan yang tersebar dalam 3 kecamatan di Kota Magelang dan sebagian wilayah Kabupaten Magelang yang terlewati pipa PDAM Kota Magelang. Bardasarkan data dari PDAM Kota Magelang, pada akhir tahun 2017 melayani sekitar 26.252 pelanggan di wilayah Kota Magelang. Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 107.772 jiwa atau 84,58% dari jumlah penduduk Kota Magelang sebanyak 130.857 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang dilayani Program Pansimas dari tahun 2013 – 2017 sebanyak 3,440 jiwa.

Perkembangan prosentase cakupan pelayanan PDAM Kota Magelang seperti terlihat pada

gambar di bawah ini.

Tabel 3.1. Cakupan Pelayanan PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015Tahun 2016 2017

1 Jumlah Penduduk Kota Magelang (jiwa) 130.836 131.688 132.240 132.662 130.857 2 Jumlah Penduduk Yang Dilayani Pansimas (jiwa) 3.440 3.440 3.440 3.440 3.440 3 Jumlah Penduduk Wilayah Teknis PDAM (jiwa) 127.396 128.248 126.800 129.222 127.417 4 Jumlah Penduduk Yang Terlayani (jiwa) 97.020 100.416 101.676 103.280 107.772

5 Cakupan Pelayanan (%) 76,16 78,30 78,94 79,92 84,58

6 Jumlah Sambungan Kota Magelang (SR) 23.785 24.289 24.652 25.103 26.252

(29)

Gambar 3.1. Grafik Pertumbuhan Cakupan Pelayanan Teknis PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017

Sumber : Data PDAM Kota Magelang, 2018 3.1.1.2. JUMLAH SAMBUNGAN

Jumlah pelanggan PDAM Kota Magelang pada akhir tahun 2017 sebanyak 26.252 sambungan pelanggan, ini merupakan peningkatan dari jumlah pelanggan tahun 2016 sebanyak 25.103 sambungan pelanggan. Jumlah pelanggan tahun 2013 sebanyak 23.785 sambungan pelanggan, jadi sampai dengan tahun 2017 jumlah sambungannya bertambah 2.467 sambungan pelanggan. Kalau di rata-rata setiap tahunnya bertambah 617 sambungan pelanggan. Penambahan jumlah sambungan yang terbanyak terjadi di tahun 2017 sebanyak 1.149 sambungan pelanggan.

Dari tahun 2013-2017, prosentase jumlah sambungan meningkat sebesar 10,02% dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 2,51%. Peningkatan jumlah pelanggan pada tahun 2017 sebanyak 1.149 pelanggan di Kota Magelang, disebabkan PDAM melakukan kegiatan antara lain :

- Perbaikan dan penambahan jaringan transmisi distribusi di berbagai wilayah kerja PDAM Kota Magelang

- Mengadakan promosi paket ulang tahun PDAM mulai 1 April – 31 Agustus 2017 berupa paket pasang baru dengan uang muka Rp. 500.000,- sisanya diangsur sebesar Rp. 112.500,-/bulan selama 1 tahun.

(30)

Gambar 3.2. Grafik Jumlah dan Pertumbuhan Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017

Sumber : Data PDAM Kota Magelang, 2018

Jumlah pelanggan PDAM Kota Magelang berdasarkan kategori pelanggan dari tahun 2013-2017 mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tabel 3.2. Jumlah Kategori Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017

Kategori Pelanggan 2013 2014 Tahun2015 2016 2017 2017%

1. Rumah Tangga 21,110 21,602 21,966 22,360 23,501 89.52% 2. Sosial 324 329 333 346 355 1.35% 3. Instansi Pemerintah 511 518 532 539 538 2.05% 4. Niaga 1,739 1,738 1,722 1,760 1,762 6.71% 5. Industri 22 21 21 19 19 0.07% 6. Pelanggan Khusus 79 81 78 79 77 0.29% Jumlah 23,785 24,289 24,652 25,103 26,252 100.00%

Sumber : Data PDAM Kota Magelang, 2018

Pada tahun 2017 kategori pelanggan yang terbanyak adalah kategori pelanggan rumah tangga sebanyak 50.201 (89,04%), yang terkecil sebesar 0,05% adalah kategori pelanggan khusus..

Gambar 3.3. Grafik Kategori Jumlah Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun 2017

(31)

3.1.1.3. KUALITAS, KUANTITAS DAN KONTINUITAS AIR

▪ Kualitas Air

Berdasarkan Laporan Hasil Audit Kinerja PDAM Kota Magelang No. LEV-121/PW12/4/2018 tanggal 25 Mei 2018, kualitas air PDAM Kota Magelang belum memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum disebabkan karena PDAM belum memiliki fasilitas treatment (WTP) dan jaringan yang mengolah air baku menjadi air minum disebabkan keterbatasan dana/investasi.

Berdasarkan hasil audit, PDAM Kota Magelang melakukan pengawasan kualitas air minum oleh pihak eksternal pada tahun 2017 sebanyak 115 sampel yang terdiri dari :

- 15 sampel dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Yogyakarta di lokasi sumber air dengan pengujian 31 parameter (23 parameter wajib dan 12 parameter tambahan) dengan hasil pemeriksaan 2 sampel (13,33%) tidak sesuai persyaratan yaitu pH dan zat organik,

- 110 sampel dilakukan oleh UPT Laboratorium Kesehatan dengan pengujian 2 parameter yaitu coliform dan e-coli, dengan hasil 55 sampel (50%) tidak sesuai persyaratan.

▪ Kuantitas Air

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah pemakaian air dari tahun 2013-2017 cenderung meningkat. Jumlah pemakaian air pelanggan pada tahun 2013 sebanyak 8.337.056 m3 dan tahun 2017 sebanyak 9.431.745 m3. Dari tahun 2013-2017, jumlah pemakaian air mengalami kenaikan sebanyak 1.094.689 m3, atau naik 13,13% selama 4 tahun.

Tabel 3.3. Jumlah Pemakaian Air Pelanggan PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017 Kategori Pelanggan

Tahun (dalam M3) Prosentase

Pemakaian Air Tahun 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1. Rumah Tangga 5,063,134 5,166,656 5,802,604 5,911,088 6,003,895 63.66% 2. Sosial 399,458 281,230 618,887 578,750 607,320 6.44% 3. Instansi Pemerintah 2,194,572 2,074,994 1,730,405 2,055,543 2,076,283 22.01% 4. Niaga 511,608 521,708 728,226 712,358 711,240 7.54%

(32)

Kategori Pelanggan

Tahun (dalam M3) Prosentase

Pemakaian Air Tahun 2017 2013 2014 2015 2016 2017 5. Industri 19,085 31,066 30,851 34,104 29,554 0.31% 6. HU/MCK 147,187 135,388 134,114 0.00% 7. Air Tangki 2,012 3,673 3,856 2,527 3,453 0.04% Jumlah 8,337,056 8,214,715 9,048,943 9,294,370 9,431,745 100.00%

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017 Berdasarkan pemakaian air pada tahun 2017 dapat dirinci sebagai berikut :

- Pemakaian rata-rata per pelanggan tiap tahun : 322,02 m3/pelanggan/tahun

- Pemakaian rata-rata per pelanggan tiap bulan : 26,83 m3/pelanggan/bulan

- Pemakaian rata-rata per pelanggan RT tiap tahun : 228,83 m3/pelanggan RT/tahun

- Pemakaian rata-rata per pelanggan RT tiap bulan : 19,05 m3/pelanggan RT/bulan

- Pemakaian rata-rata tiap orang tiap tahun : 57,17 m3/orang/tahun

(jumlah pelanggan RT dihuni 4 orang)

- Pemakaian rata-rata tiap orang tiap hari : 156,60 liter/orang/hari

Kuantitas air yang didistribusikan oleh PDAM Kota Magelang telah memenuhi kebutuhan rata-rata/bulan/rumah tangga sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2017 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Pasal 1 ayat (10) “Standar kebutuhan pokok air minum adalah kebutuhan air sebanyak 10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau sebesar satuan valume lainnya”. Pemakaian rata-rata per pelanggan PDAM Kota Magelang untuk pelanggan rumah tangga sebesar 19,05 m3/bulan dan pemakaian rata-rata keseluruhan per pelanggan sebesar 26,83 m3/bulan.

▪ Kontinuitas Air

Gambar di bawah ini menunjukkan kontinuitas air PDAM Kota Magelang tahun 2013–2017. Pada tahun 2013, kontinuitas air yang distribusikan ke pelanggan selama 20,00 jam/hari kemudian turun menjadi selama 19,18 jam/hari pada tahun 2015, selanjutnya naik menjadi selama 20,47 jam/hari pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 turun menjadi selama 19,41 jam/hari. Hal ini disebabkan adanya penambahan pelanggan tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas produksi serta posisi letak geografis pipa transmisi dan pipa distribusi tidak mendukung.

(33)

Dari tahun 2013–2017, rata-rata kontinuitas air berkisar 19,81 jam/hari selama 5 tahun, hal ini belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum Pasal 4 ayat (5) "Kontinuitas pengaliran air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memberikan jaminan pengaliran sefama 24 jam per hari."

Gambar 3.4. Kontinuitas Air PDAM Kota Magelang Tahun 2013-2017

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017 3.1.1.4. KAPASITAS PRODUKSI DAN IDLE CAPASITY

▪ Kapasitas Produksi

Pada tahun 2013 kapasitas produksi terpasang sebesar 18.070.128,00 m3, kapasitas produksi

riil sebesar 14.348.201,00 m3. Sedangkan pada tahun 2017 kapasitas produksi terpasang

sebesar 18.448.560,00 m3 (585,00 l/dt), kapasitas produksi riil sebesar 15.261.401,00 m3

(483,94 l/dt). Pada tahun 2013, kapasitas produksi terpasang yang tidak dapat dimanfaatkan

sebesar 3.783.870,00 m3(efisiensi produksi air sebesar 79,06%) kemudian pada tahun 2017,

kapasitas produksi terpasang yang tidak dapat dimanfaatkan sebesar 3.187.159,00 m3

(efisiensi produksi air sebesar 82,72%). Hal ini disebabkan adanya kerusakan pompa produksi, penurunan debit sumber air karena pengaruh musim kemarau, dan keterbatasan daya listrik (di sumber MA. Kanoman).

(34)

Gambar 3.5. Grafik Kapasitas Produksi Terpasang, Kapasitas Produksi Riil dan Efisiensi Produksi Air Tahun 2013-2017

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017

▪ Idle Capasity

Gambar di bawah ini menunjukkan tidak ada idle capasity pada tahun 2013 sampai dengan

tahun 2017. Tahun 2013 kapasitas produksi riil sebesar 14.348.201,00 m3, volume produksi

air sebesar 14.348.201,00 m3, jadi tidak ada idle capacity. Sedangkan pada tahun 2017

kapasitas produksi riil sebesar 15.261.401,00m3, volume produksi air sebesar 15.261.401,00m3, jadi tidak ada idle capacity.

Gambar 3.6. Grafik Idle Capasity Tahun 2013-2017

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017 3.1.1.5. KEHILANGAN AIR

Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat kehilangan air PDAM Kota Magelang di unit produksi dan distribusi pada tahun 2013–2017. Secara keselurahan, volume kehilangan air dari tahun 2013–2017 mengalami fluktuaktif naik turun. Pada tahun 2013 kehilangan air di unit produksi sebesar 1,00% dan kehilangan air di unit distribusi sebesar 41,06%, kemudian

(35)

pada tahun 2017 kehilangan air di unit produksi mengalami peningkatan sebesar 1,72% demikian juga kehilangan air di unit distribusi mengalami peningkatan sebesar 37,12%. Penyebab kehilangan air dikarenakan umur pipa yang sudah tua (keropos) dan meter air yang tidak akurat/rusak.

Tabel 3.4. Volume Produksi, Volume Distribusi, Volume Air Terjual dan Kehilangan Air Tahun 2013-2017

Uraian Kapasitas 2013 2014 Tahun2015 2016 2017

Volume Produksi Air (m3) 14,286,258.00 14,348,201.00 15,479,847.00 15,612,119.00 15,261,401.00 Volume Distribusi Air (m3) 14,142,846.00 14,229,152.00 15,293,008.00 15,388,084.00 14,999,407.00 Volume Air Terjual (m3) 8,336,056.00 8,214,715.00 9,058,941.00 9,294,370.00 9,431,755.00 Kehilangan Air Produksi

-Distribusi (m3) 143,412.00 119,049.00 186,839.00 224,035.00 261,994.00 % Kehilangan Air Produksi

-Distribusi 1.00% 0.83% 1.21% 1.44% 1.72%

Kehilangan Air Distribusi

-Kran Pelanggan (m3) 5,806,790.00 6,014,437.00 6,234,067.00 6,093,714.00 5,567,652.00 % Kehilangan Air Distribusi

- Kran Pelanggan 41.06% 42.27% 40.76% 39.60% 37.12%

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017

▪ Kehilangan Air Produksi

Grafik di bawah ini menunjukkan prosentase tingkat kehilangan air PDAM Kota Magelang di unit produksi pada tahun 2013–2017. Prosentase tingkat kehilangan air di unit produksi dari tahun 2013 sebesar 1,00% kemudian turun menjadi 0,82% pada tahun 2014, pada tahun 2015 naik kembali menjadi 1,21% sampai dengan tahun 2017 menjadi 1,72%. Penyebab kehilangan air di unit produksi dikarenakan jaringan pipa yang sudah tua/keropos dan meter air yang tidak akurat/rusak (meter induk di instalasi produksi MA. Kalimas I dan MA. Kalegen)

Gambar 3.7. Prosentase Tingkat Kehilangan Air di Unit Produksi Tahun 2013-2017

(36)

▪ Kehilangan Air Distribusi

Grafik di bawah ini menunjukkan prosentase tingkat kehilangan air PDAM Kabupaten Magelang di unit distribusi pada tahun 2013–2017. Prosentase tingkat kehilangan air di unit distribusi dari tahun 2013 sebesar 41,06% kemudian naik menjadi 42,27% pada tahun 2014, selanjutnya turun terus menjadi 37,12% pada tahun 2017. Prosentase tingkat kehilangan air pada tahun 2013-2017 lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sebesar 20,00%. Penyebab kehilangan air di unit distribusi dikarenakan umur pipa yang sudah tua (using) sehingga sering bocor dan meter air pelanggan tidak akurat/rusak, meter induk di jaringan distribusi MA. Kalimas I dan MA. Kalegen sebagian rusak.

Gambar 3.8. Prosentase Tingkat Kehilangan Air di Unit Distribusi Tahun 2013-2017

Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2013-2017

3.1.2. SUMBER AIR BAKU

Jenis sumber air baku untuk PDAM Kota Magelang adalah mata air. Mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Magelang adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5. Nama dan Lokasi Mata Air PDAM Kota Magelang Tahun 2018

No Nama Sumber Dusun Desa/Kel. LokasiKecamatan Kab./Kota DibangunTahun

1 MA. Kalimas I Da’awu Lebak Grabak Kab. Magelang 1971

2 MA. Kaliman II Da’awu Lebak Grabak Kab. Magelang 1982

3 MA. Wulung Wulung Banjarsari Kaliangkrik Kab. Magelang 1920 4 MA. Tuk Karang/Kalegen Kalinongko Kebonagung Bandongan Kab. Magelang 1920 5 MA. Kanoman I Sudimoro Sidomulyo Candimulyo Kab. Magelang 1996 6 MA. Kanoman II Sudimoro Sidomulyo Candimulyo Kab. Magelang 1996

7 MA. Tuk Pecah Wates Magelang Utara KotaMagelang 2005

(37)

Berdasarkan laporan audit kinerja tahun buku 2017, total kapasitas terpasang PDAM Kota Magelang sebesar 585,00 l/dt (18.448.560 m3/thn), kapasitas riil sebesar 483,94 l/dt (15.261.401 m3/thn), kapasitas tidak termanfaatkan sebesar 101,06 l/dt (3.187.189 m3/thn).

Tabel 3.6. Kapasitas Terpasang, Kapasitas Tidak Dimanfaatkan, Kapasitas Riil, Volume Produksi, dan Kapasitas Menganggur Masing-masing Mata Air dari PDAM Kota Magelang Tahun 2017

No Nama Sumber TerpasangKapasitas (lt/dt) Kapasitas Kapasitas Riil (m3) Volume Produksi (m3) Kapasitas Mengamggur (m3) Terpasang (m3) Tidak Dimanfaatkan (m3) 1 MA. Kalimas I 100,00 3.153.600 604.642 2.548.958 2.548.958 -2 MA. Kaliman II 110,00 3.468.960 666.903 2.802.057 2.802.057 -3 MA. Wulung 60,00 1.892.160 549.191 1.342.969 1.342.969

-4 MA. Tuk Karang/Kalegen 40,00 1.261.440 274.499 1.535.939 1.535.939

-5 MA. Kanoman I 100,00 3.153.600 947.609 2.205.991 2.205.991

-6 MA. Kanoman II 75,00 2.365.200 265.422 2.099.778 2.099.778

-7 MA. Tuk Pecah 100,00 3.153.600 427.891 2.725.709 2.725.709

-Jumlah 585,00 18.448.560 3.187.159 15.261.401 15.261.401

-Sumber : Laporan Audit Kinerja PDAM Kota Magelang, Tahun Buku 2017

Berdasarkan data PDAM Kota Magelang tahun 2018, ada idle capacity di MA. Kanoman II dengan debit 26 l/dt.

Tabel 3.7. Kapasitas Terpasang, Kapasitas Produksi dan Idle Capasity dari Mata Air PDAM Kota Magelang Tahun 2018

No Nama Sumber TerpasangKapasitas (lt/dt) Kapasitas Produksi ((lt/dt) Idle Capasity (lt/dt) Kondisi

1 MA. Kalimas I 81 81 - Ketinggian 474 m Dpl

2 MA. Kaliman II 87 97 - Ketinggian 470 m Dpl

3 MA. Wulung 36 36 - Ketinggian 661 m Dpl

4 MA. Tuk Karang/Kalegen 35 35 - Ketinggian 656 m Dpl

5 MA. Kanoman I 100 74 26 Ketinggian 304 m Dpl

6 MA. Kanoman II 69 69 - Ketinggian 302 m Dpl

7 MA. Tuk Pecah 102 102 - Ketinggian 314 m Dpl

Sumber : PDAM Kota Magelang, 2018

3.1.3. UNIT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

3.1.3.1. JARINGAN PIPA TRANSMISI

Pipa transmisi yang ada di PDAM Kota Magelang memiliki jenis pipa yang berbeda-beda, kondisi ini sangat terkait dengan tahun pemasangan, untuk pipa jenis DCIP dipasang pada tahun 1920, jenis pipa ACP dipasang pada tahun 1974 dan 1981, untuk pipa jenis GS

(38)

31

dipasang pada tahun 1997, pipa steel tahun 1998 dan jenis pipa PVC dipasang pada tahun 1993 sampai dengan 2009.

Kondisi pipa transmisi saat ini dibeberapa titik sudah ada kebocoran terutama untuk pipa ACP, sedangkan untuk pipa DCIP kebocoran yang timbul kebanyakan ditimbulkan dari sambungan pada karet (Rubbering). Disamping itu kelengkapan jalur pipa transmisi misalnya washout dan air valve dibeberapa jalur masih kurang sehingga aliran menjadi tidak optimal akibat adanya udara dan kotoran/lumpur yang terakumulasi dalam pipa, namun dibeberapa jalur kelengkapan accesoris (washout dan airvalve) yang ada tidak dapat difungsikan.

Selengkapnya data mengenai pipa transmisi yang ada di PDAM Kota Magelang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8. Data Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang

DARI KE

I Wulung - Kalegen Gravitasi MA Wulung BPT Putihan 1.007 DCIP 250 1920

133 DCIP 150

MA Kalegen BPT Putihan 732 DCIP 225 1920

125 DCIP 175

BPT Putihan BPT KIRINGAN 1.038 PVC 250 BPT Kiringan BPT JATI 1.081 PVC 250 BPT Jati Reservoar Bandongan 1.729 PVC 250

Reservoar Bandongan Pelayanan Magelang 516 PVC 250 1993

3.706 DCIP 250 1920

BPT Bandongan Menara Air Aloon-aloon 516 PVC 250 1993

418 DCIP 225 1920 3.356 DCIP 250 1920 Depan dr. Tarno 1.500 ACP 300 1974 1.098 PVC 300 1997

III Kalimas 2 Gravitasi Kalimas 2 Kesatrian 5.422 ACP 350 1981

2.160 DCI 300 1981 3.268 DCI 300 1981 1.573 DCI 300 1981 968 ACP 300 1981 900 ACP 300 1981 1236 PVC 300 1994 2.805 PVC 350 2009

IV Kanoman 1 Perpompaan MA Kanoman 3.162 PVC 300 1997

840 GS 300 1997

V Kanoman 2 Perpompaan MA Kanoman Kali Manggis (Turunan) 1.908 PVC 250 1998

966 STEEL 250 1998

VI MA Tuk Pecah Perpompaan MA Tuk Pecah JL SRIWIJAYA 401 DCI 350 2005 Ground Ground

Reservoar Tidar

JALUR PIPA SISTEM ALIRAN

SUMBER

NO PANJANG ( M ) JENIS DIAMETER( mm ) PEMASANGANTAHUN

(39)

Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mata Air Kanoman PDAM Kota Magelang

Sumber : PDAM Kota Magelang, 2018

Gambar 3.9. Skema Jaringan Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang Tahun 2018

Sumber : PDAM Kota Magelang, 2018

DARI KE

I Wulung - Kalegen Gravitasi MA Wulung BPT Putihan 1.007 DCIP 250 1920

133 DCIP 150

MA Kalegen BPT Putihan 732 DCIP 225 1920

125 DCIP 175

BPT Putihan BPT KIRINGAN 1.038 PVC 250 BPT Kiringan BPT JATI 1.081 PVC 250 BPT Jati Reservoar Bandongan 1.729 PVC 250

Reservoar Bandongan Pelayanan Magelang 516 PVC 250 1993

3.706 DCIP 250 1920

BPT Bandongan Menara Air Aloon-aloon 516 PVC 250 1993

418 DCIP 225 1920 3.356 DCIP 250 1920 Depan dr. Tarno 1.500 ACP 300 1974 1.098 PVC 300 1997

III Kalimas 2 Gravitasi Kalimas 2 Kesatrian 5.422 ACP 350 1981

2.160 DCI 300 1981 3.268 DCI 300 1981 1.573 DCI 300 1981 968 ACP 300 1981 900 ACP 300 1981 1236 PVC 300 1994 2.805 PVC 350 2009

IV Kanoman 1 Perpompaan MA Kanoman 3.162 PVC 300 1997

840 GS 300 1997

V Kanoman 2 Perpompaan MA Kanoman Kali Manggis (Turunan) 1.908 PVC 250 1998

966 STEEL 250 1998

VI MA Tuk Pecah Perpompaan MA Tuk Pecah JL SRIWIJAYA 401 DCI 350 2005

1.016 PVC 350 2005 444 PVC 300 2005 JUMLAH 51.856 Ground Ground Reservoar Tidar JALUR PIPA SISTEM ALIRAN SUMBER

NO PANJANG ( M ) JENIS DIAMETER( mm ) PEMASANGANTAHUN

II Kalimas 1 Gravitasi Kalias 1 7.832 ACP 300 1974

MA Kalegen BPT Putihan 732 DCIP 225 1920

125 DCIP 175

BPT Putihan BPT KIRINGAN 1.038 PVC 250 BPT Kiringan BPT JATI 1.081 PVC 250 BPT Jati Reservoar Bandongan 1.729 PVC 250

Reservoar Bandongan Pelayanan Magelang 516 PVC 250 1993

3.706 DCIP 250 1920

BPT Bandongan Menara Air Aloon-aloon 516 PVC 250 1993

418 DCIP 225 1920 3.356 DCIP 250 1920 Depan dr. Tarno 1.500 ACP 300 1974 1.098 PVC 300 1997

III Kalimas 2 Gravitasi Kalimas 2 Kesatrian 5.422 ACP 350 1981

2.160 DCI 300 1981 3.268 DCI 300 1981 1.573 DCI 300 1981 968 ACP 300 1981 900 ACP 300 1981 1236 PVC 300 1994 2.805 PVC 350 2009

IV Kanoman 1 Perpompaan MA Kanoman 3.162 PVC 300 1997

840 GS 300 1997

V Kanoman 2 Perpompaan MA Kanoman Kali Manggis (Turunan) 1.908 PVC 250 1998

966 STEEL 250 1998

VI MA Tuk Pecah Perpompaan MA Tuk Pecah JL SRIWIJAYA 401 DCI 350 2005

1.016 PVC 350 2005

444 PVC 300 2005

JUMLAH 51.856

Ground Ground Reservoar Tidar

(40)

Gambar 3.10. Isometri Jaringan Pipa Transmisi PDAM Kota Magelang Tahun 2018

Sumber : PDAM Kota Magelang, 2018 3.1.3.2. JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

Jenis Pipa distribusi yang ada di PDAM Kota Magelang saat ini jenisnya beragam, ada yang PVC, GIP, ACP dan DCIP, sementara panjang keseluruhan pipa disrtibusi PDAM Kota Magelang saat ini adalah 692.540 m, sedangkan diameter pipa distribusi terdiri dari mulai diameter 12,5 mm (1/2”) sampai dengan diameter 350 mm (14”).

Selengkapnya uraian mengenai sistem distribusi di PDAM Kota magelang sebagai berikut : a. Sistem distribusi Kalimas I

Melayani Kelurahan Kramat Utara, Kelurahan Kramat Selatan, sebagian Kelurahan Kedungsari dan sebagian Kelurahan Potrobangsan.

Sistem Pengaliran : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 81 lt/det

Kapasitas produksi : 81 lt/det

Sistem Distribusi : Tanpa Reservoir

S K E M A ISO M E T R I JA R IN G A N P IP A T R A N SM ISI P D A M K O T A M A G E L A N G M A . K A L E G E N M A . W U L U N G B P T . P U T IH A N B P T . K IR IN G A N B P T . JA T I B P T . B A N D O N G A N R E S . B A N D O N G A N 1400 m 3 M A . K A L IM A S II 100 l/d M A . T U K P E C A H 150 l/d M A . K A N O M A N I M A . K A N O M A N II R E S . A L O N -A L O N 1750 m 3 R E S . G N T ID A R R E S . A K M IL + 656 m + 661 m D C IP Ø 9" 732 m D C IP Ø 7" 125 m D C IP Ø 10" 1007 m D C IP Ø 6" 133 m + 626 m + 577 m P V C Ø 10" 1038 m P V C Ø 10" 1081 m + 503 m P V C Ø 10" 1729 m + 441 m + 441 m D C IP Ø 10" 3356 m D C IP Ø 10" 418 m 1000 m 3 500 m 3 K E D A E R A H P E L A Y A N A N P V C Ø 12" 474 m + 474 m + 470 m M A . K A L IM A S I 75 l/d A C P Ø 14" 8227 m A C P Ø 12" 7832 m P V C Ø 12" 1098 m D C IP Ø 12" 2160 m + 315 m S T E E L Ø 14" 408 m P V C Ø 14" 854 m G S Ø 12" 840 m P V C Ø 12" 3162 m S T E E L Ø 10" 966 m P V C Ø 10" 1908 m + 406 m + 377 m D A E R A H P E L A Y A N A N K S A T R IA N A K M IL D C IP Ø 12" 1573 m D C IP Ø 12" 3268 m A C P Ø 12" 900 m P V C Ø 12" 1236 m A C P Ø 12" 968 m + 402 m + 379 m + 302 m + 302 m D C IP Ø 10" 3706 m P V C Ø 10" 516 m

(41)

b. Sistem distribusi Kalimas II

Melayani Kelurahan Wates, Kelurahan Gelangan, Sebagian Kelurahan Kedungsari, sebagian Kelurahan Potrobangsan.

Sistem Pengaliran : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 87 lt/det

Kapasitas diproduksi : 87 lt/det

Sistem Distribusi : Tanpa Reservoir

c. Sistem distribusi Wulung & Tuk Karang

Melayani Kelurahan Magelang dan sebagian sebagian Kelurahan Cacaban.

Sistem Pengaliran : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 71 lt/det

Kapasitas diproduksi : 71 lt/det

Kapasitas Reservoir : 1.400 m3

d. Sistem distribusi Tuk Pecah

Melayani Kelurahan Panjang, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kelurahan Kemirirejo dan sebagian Kelurahan Cacaban.

Sistem Transmisi : Perpompaan

Sistem Distribusi : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 102 lt/det

Kapasitas diproduksi : 102 lt/det

Kapasitas Reservoir : 1.750 m3

e. Sistem distribusi Kanoman 1

Melayani Kelurahan Jurangombo Utara, Kelurahan Jurangombo Selatan, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kelurahan Tidar Utara, Kelurahan Tidar Selatan dan Kelurahan Magersari.

Sistem Transmisi : Perpompaan

Sistem Distribusi : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 74 lt/det

Kapasitas diproduksi : 74 lt/det

Kapasitas Reservoir : 1.000 m3

f. Sistem distribusi Kanoman 2 Melayani khusus AKMIL.

(42)

Sistem Transmisi : Perpompaan

Sistem Distribusi : Gravitasi

Kapasitas Terpasang : 69 lt/det

Kapasitas diproduksi : 69 lt/det

Kapasitas Reservoir : 500 m3

3.1.4. SISTEM RESERVOIR

PDAM Kota Magelang saat ini memiliki 3 (tiga) buah reservoir untuk melayani sistim penyediaan air minum (masyarakat umum), reservoir tersebut dibangun dari tahun 1920 sampai dengan tahun 1994, sedangkan kapasitas reservoir keseluruhan saat ini adalah 4.150 m3.

a. Reservoir Menara Alon-alon

Reservoir Menara Alon-alon berkapasitas 1.750 m3 terletak di tengah Kota Magelang, di

suplai dari mata air Tuk Pecah. Reservoir ini melayani wilayah sebagian Magelang Tengah, seperti Kelurahan Panjang, Kelurahan Kemirirejo, Kelurahan Rejowinangun Utara dan sebagian Kelurahan Cacaban. Reservoir tidak dapat berfungsi dengan baik karena tidak seimbangnya antara suplai air masuk dengan kebutuhan konsumen yang dilayani. Sehingga Reservoir harus dioperasikan secara manual dengan system buka-tutup valve.

Gambar 3.11. ReservoirAlon-Alon PDAM Kota Magelang Tahun 2018

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Magelang
Gambar 2.2. Peta Topografi Kota Magelang
Tabel 2.3. Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Curah Hujan Menurut Bulan di Kota Magelang Tahun 2017
Tabel 2.6. Distribusi  Persentase  PDRB  Kota  Magelang  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data-data spasial ini dapat dibuat dengan menggunakan berbagai tools Sistem Informasi Geografis (GIS tools) seperti MapInfo atau ArcView. Dalam kasus ini, data

Bagi pemerintah daerah pembiayaan infrastruktur dengan mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dirasakan semakin terbatas jumlahnya, untuk itu

Melihat terhambatnya pengembangan sistem penyediaan air minum ini karena biaya pemasangan sambungan rumah (SR) yang cukup mahal bagi masyarakat, maka diperlukan

Dalam penelitian ini, kelayakan aspek ekonomi dilakukan dengan meninjau parameter penilaian sebagai berikut yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate

Metode penelitian yang digunakan berupa pengukuran pada parameter kelistrikan, debit dan head dari 4 pompa air baku dan 4 pompa distribusi, analisis efisiensi pompa,

Kelurahan Jebres menjadi kelurahan dengan kepadatan terendah dikarenakan pada Kelurahan Jebres terdapat banyak guna lahan selain permukiman yang memiliki luas yang besar,

HASIL DAN PEMBAHASAN Strategi Public Relations Defining the Problem Langkah awal yang dilakukan oleh Humas PDAM Kota Bogor dalam memantau terhadap krisis yang sedang terjadi adalah

STUDI PERENCANAAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM SPAM DI KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN APLIKASI WATERCAD-V8i Aby Wijaya Cahya Prima1,