• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI FLIPBOOK CREATOR PADA MATERI PEMBELAJARAN SEL DI KELAS XI/MIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI FLIPBOOK CREATOR PADA MATERI PEMBELAJARAN SEL DI KELAS XI/MIA"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGGUNAKAN APLIKASI FLIPBOOK CREATOR PADA MATERI PEMBELAJARAN SEL DI KELAS XI/MIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ULFA NURSAFITRI NIM 105441103516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

Kesuksesan adalah batu nisan”

Bahwa seseorang baru dikatakan sukses, saat ia terkubur di bawah

batu nisan, sambil menyunggingkan senyuman. Bukan tertawa di atas

batu nisan milik orang-orang yang tercekik oleh keadaan

(Farah Qonita)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa haru karya tulis yang jauh dari kata sempuna inipenulis persembahkan untuk:

1. Ibuku tercinta (Hasmawati), yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa yang selalu beliau panjatkan

2. Bapakku terkasih (Muhammad Yasin) yang selalu memberikan nasehat dan mendukungku atas segala keputusan

3. Untuk keluargaku tersayang, Kak Uni, Kak Zul, Kak Ayu, Ikram dan Kakak ipar 4. Untuk sahabatku, Hasrina dan Adhe Mutmainnah Kasman, Fitriyani, Sherly Aprilla,

Andi Ririn Puspitasari, Yusriyah Hamsa dan Anugrah Nurihsani.

(7)

vii

Ulfa Nursafitri. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran Digital book dengan

menggunakan aplikasi Flipbook Creator pada materi pembelajaran Sel di kelas XI/MIA Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Irmawanty dan Pembimbing II Anisa.

Jenis penelitian ini adalah Research and Development. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas dan kepraktisan media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator pada Materi Pembelajaran Sel Peserta didik Kelas XI/MIA. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan angket penilaian validitas dan kepraktisan. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai validitas dan kepraktisan media yang dikembangkan.

Hasil analisis validitas menunjukkan bahwa media digital book yang dikembangkan memperoleh nilai 0.82 yang berada pada kategori valid. Sedangkan hasil analisis kepraktisan dari guru berada pada rentang nilai >47.6 dengan persentase 100% responden yaitu guru dan peserta didik mengatakan bahwa media pembelajaran digital book berada pada kategori sangat praktis sehingga dapat disimpulkan bahwa Media Pembelajaran Digital book dengan menggunakan aplikasi Flipbook Creator pada materi pembelajaran Sel di kelas XI/MIA valid dan praktis.

(8)

x

Segala puji dan syukur senantiasa Penulis ucapkan atas kehadirat Allah

Subhaana Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kehadirat beliau panutan kita Nabi Muhammad Shallalaahu Alaihi Wasallam, kepada keluarga para sahabat dan pengikutnya, dengan penuh harapan kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya motivasi dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu.

Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pendi dikan Biologi yang telah memberikan ijin dalam rangka penyusunan Anisa, S.Pd., M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Bapak/Ibu Dosen, staf, dan seluruh civitas akademik lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(9)

Unismuh Makassar khususnya di Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan serta membekali ilmu pengetahuan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang, Ibu Niswa, S.Pd beserta staf dan dewan guru yang telah membantu dan memberikan fasilitas selama penyelesaian penulisan skripsi ini. Ibu Nurhidayah, S.Pd sebagai guru Biologi kelas XI MIA di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini. Siswa-siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang, khususnya kelas XI MIA yang senantiasa mendukung proses penelitian, serta seluruh staf Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang yang telah membantu saya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ayahanda Muhammad Yasin dan Ibunda Hasmawati yang tiada henti memberikan doa, semangat, nasihat, motivasi dan kasih sayang kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi, khususnya Pendidikan Biologi A 2016 yang selalu menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran selama menjadi mahasiswa di Unismuh Makassar serta seluruh pihak yang membantu Penulis selama menjadi mahasiswa di Unismuh Makassar sampai penelitian ini terselesaikan.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terkira kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu. Semoga amal baik dan jasa- jasa

(10)

yang telah diberikan, dibalas oleh Allah Subhanallahu wata’ala dengan balasasn yang sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu , penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk karya yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Aamiin.

Makassar, Oktober 2020

Ulfa Nursafitri NIM: 105441103516

(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN ... i

SURAT PERJANJIAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 6

(12)

xii

B.Kerangka Pikir ... 6

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A.Jenis Penelitian ...Error! Bookmark not defined. B.Prosedur Penelitian...Error! Bookmark not defined. C.Teknik pengumpulan data ...Error! Bookmark not defined. D.Instrument Penelitian ...Error! Bookmark not defined. E.Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. B.Pembahasan ...Error! Bookmark not defined. BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A.Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. B. Saran...65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..70

(13)

xiii

TABEL HALAMAN

Tabel 3 1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Media ... 29

Tabel 3 2 Kisi-kisi angket penilaian validator ahli materi ... 29

Tabel 3 3 Kisi-kisi Angket penilaian peserta didik ... 30

Tabel 3 4 Kisi-kisi Angket penilaian peserta didik...33

Tabel 3 4 Kriteria Indeks Aiken ...Error! Bookmark not defined. Tabel 3 5 Kategori Kepraktisan Pelaksanaan Media Pembelajaran .... Error! Bookmark not defined. Tabel 3 6 Kategori skor penilaian kepraktisan media pembelajaran .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4 1 Analisis Tugas pada materi Sel media pembelajaran digital book ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4 2 Analisis Tugas Materi Sel pada RPP, Buku Guru dan Buku Siswa... Error! Bookmark not defined. Tabel 4 3 Kompetensi Inti, Komptensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4 4 Validator Media pembelajaran digital book ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Prototype I dan prototype II ... 51 Tabel 4. 6 Rekapitulasi Data Hasil Angket respon Guru terhadap Media . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Rekapitulasi data hasil analisis kepraktisan media pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

(14)
(15)

xiv

Gambar Halaman

Gambar 2 1 Kerangka pikir ... 20 Gambar 3 1 Bagan Modifikasi Prosedur Penelitian 4D menjadi 3D ... 22 Gambar 4. 1 Format media digital book ...Error! Bookmark not defined. Gambar 4 2 Desain awal media digital book ... 47

(16)

xv

Lampiran 1 Halaman

1. 1 Angket Penilaian Ahli Media ... 669

1. 2 Angket penilaian ahli materi ... 72

1. 3 Angket penilaian kepraktisan oleh guru ... 76

1. 4. Angket penilaian kepraktisan oleh peserta didik ... 79

LAMPIRAN 2 2. 1. Analisis angket penilaian oleh ahli materi ... 82

2. 2. Analisis angket penilaian oleh ahli media ... 84

2. 3. Hasil analisis angket kepraktisan oleh peserta didik ... 94

2. 4. Hasil analisis angket kepraktisan oleh peserta didik ... 97

LAMPIRAN 3 3. 1. Surat Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan ... 98

(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dikendalikan oleh sifat Sumber Daya Manusia, sedangkan Sumber Daya Manusia bergantung pada sifat pendidikannya. Bagian dari pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan berkualitas. Pendidikan adalah salah satu bidang penting yang dikembangkan di setiap negara. Prestasi atau kekecewaan atas perbaikan yang dilakukan akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan sebagai upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkaliber tinggi dan berkomitmen membutuhkan bantuan untuk meningkatkan pembelajaran. Dengan demikian, kemajuan pendidikan suatu negara, di samping kemajuan pesat Ilmu Pengetahuan dan Inovasi (IPTEK) saat ini, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Sekolah adalah yayasan instruktif formal yang memberikan latihan belajar kepada peserta didik untuk mengambil informasi. Pada proses ini diperlukan media pembelajaran yang berbeda yang dapat mendukung pembelajaran pada peserta didik tersebut. Dengan demikian, media pembelajaran menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Dengan hadirnya media pembelajaran dapat membuat kondisi pembelajaran yang menarik dan cakap.

(18)

Posisi Indonesia masih berada di bawah level dunia sebagaimana dirinci TIMSS. Berdasarkan yang dilansir TIMSS pada tahun 2003, Indonesia menempati posisi 35 dari 36 negara peserta dengan skor normal 411, sedangkan skor normal dunia adalah 467. TIMSS membawa sekitar tahun 2007, Indonesia menempati posisi 36 dari 49 negara peserta dengan skor normal. Skor 397 TIMSS membawa sekitar tahun 2011, Indonesia berada di posisi 38 dari 42 negara pengambil minat dengan skor normal 386, sedangkan skor normal sedunia adalah 500. Selain itu, hasil terkini, TIMSS 2015 Indonesia berada di posisi 49 negara (P4TK: 2011).

Salah satu kendala yang menyebabkan pembelajaran Biologi belum sampai pada tataran normal adalah tidak adanya inspirasi peserta didik untuk mempelajari Biologi, selain itu peserta didik membayangkan bahwa Biologi merupakan mata pelajaran yang merepotkan. Pengamatan peserta didik bahwa sains adalah pembelajaran yang merepotkan memiliki banyak komponen yang menyebabkannya terjadi. Misalnya, ketika pengajar menunjukkan latihan sains kepada peserta didik, beberapa dari mereka benar-benar menerapkan terbiasa menggunakan media yang kurang berubah dan mengakibatkan peserta didik merasa kelelahan. Hal tersebut terlihat sangat baik dari rendahnya hasil belajar pada pembelajaran Biologi.

Peserta didik menganggap pelajaran biologi seperti pembelajaran hafalan, untuk lebih spesifik hanya mengungkap hipotesis. Bisa dipahami, bahwa pembelajaran biologi dipandang sebagai mata pelajaran yang melelahkan, sulit didapat, dan sebagainya yang menunjukkan bahwa peserta didik tidak terlalu peduli dengan pelajaran tersebut. Keadaan ini dapat

(19)

diperburuk jika pendidik menunjukkan penggunaan media yang kurang memikat. Sehingga peserta didik tidak tertarik dengan proses belajar dan mengakibatkan hasil belajar yang rendah.

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang merupakan sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai. Ini sesuai hasil pertemuan dengan salah satu guru di sekolah. Sekolah telah terbiasa menggunakan komputer atau dengan menggunakan komputer yang dimiliki oleh peserta didik dan instruktur. Dukungan ini mengambil menggunakan media berbasis lanjutan. Media pembelajaran buku lanjutan dapat ditumbuhkan untuk menciptakan iklim belajar yang menawan bagi peserta didik, dan dapat meningkatkan pendapatan peserta didik dalam pembelajaran biologi, khususnya materi sel.

Media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dapat berbeda-beda salah satunya adalah media buku yang terkomputerisasi. Manfaat media buku canggih dengan memanfaatkan aplikasi

Flipbook Creator adalah cenderung digabungkan dengan gambar, musik dan

rekaman sehingga akan berguna dalam proses pembelajaran yang dapat membuat peserta didik tidak kelelahan selama proses pembelajaran, menghemat biaya, dapat membuat pembelajaran varietas dan konsentrasi pada konten pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Mengingat penggambaran diatas, peneliti akan membuat media pembelajaran berupa buku yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan aplikasi Flipbook Creator. Ujian ini diarahkan dengan judul “Pengembangan

(20)

Media Pembelajaran Digital Book dengan menggunakan Flipbook pada Materi Pembelajaran Sel di Kelas XI / MIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan landasan yang telah diungkap diatas, maka rencana permasalahan mendasar dalam penyidikan, khususnya:

1. Bagaimana validitas media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator pada Materi Pembelajaran Sel di Kelas XI/MIA?

2. Bagaimana kepraktisan media pembelajaran digital book yang dikembangkan menggunakan Flipbook Creator pada materi sel di kelas XI/MIA?

C. Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui validitas media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator pada Materi Pembelajaran Sel Peserta didik Kelas XI/MIA

2. Untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran digital book yang dikembangkan menggunakan Flipbook Creator pada materi pembelajaran sel peserta didik kelas XI/MIA

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

(21)

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, sebagai berikut:

a. Sebagai sumber bagi guru pelajaran biologi lebih kreatif dan menyenangkan

b. Sebagai sumbangan untuk pembelajaran biologi terutama meminimalisir kesulitan peserta didik dalam belajar.

c. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang bersifat aktif kreatif dan menyenangkan sehingga memicu keaktifan dan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kemampuan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran biologi.

(22)

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Pengembangan

Seperti yang diindikasikan oleh Borg dan Gall yang dikutip oleh Setyosari (2016) menjelaskan bahwa pemeriksaan ini merupakan penyempurnaan dari sesuatu yang digunakan untuk membuat dan menyetujui materi instruktif. Selanjutnya, pekerjaan inovatif (Penelitian dan pengembangan) berencana untuk mengirimkan item, jadi penting untuk menyelesaikan pemeriksaan persyaratan yang ekstensif dan esensial. Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang diselesaikan oleh guru di wali kelas tidak hanya tertuju pada “juklak” dan “ juknis”, tetapi juga pengembangan materi pembelajaran yang secara substansial lebih berhasil (Irfandi, 2015).

Menurut Awaluddin (2017) Dick, Carey dan Carey mengungkapkan bahwa langkah-langkah perbaikannya adalah: (1) memimpin penyelidikan target pembelajaran, (2) mengenali kemampuan yang akan berlaku dalam pembelajaran dan membedakan perilaku peserta didik, (3) membedah peserta didik dan kebutuhannya, (4) menyusun tujuan pembelajaran, (5) membuat instrumen pembelajaran, (6) membuat sistem penelitian, (7) membuat materi pembelajaran, (8)

(23)

membuat materi pembelajaran, dan (10) membuat dan mengarahkan penilaian sumatif.

Penelitian R&D dipresentasikan sekitar tahun 1960-an. Sebuah organisasi pendidikan di Amerika pada tahun 1965 melalui penelitian dan pengembangan seperti yang dibuat di industri yang dibuat dengan menunjukkan materi dan spanduk dalam pelatihan yang dapat digunakan sebagai model. Penelitian pada dasarnya adalah gerakan logis untuk menemukan realitas yang benar-benar terjadi dalam suatu isu. Informasi yang dapat diandalkan untuk diperoleh adalah realitas, ide, spekulasi, dan hipotesis yang memungkinkan orang untuk menangani suatu masalah (Setiyo dan Harlin, 2018).

Tujuan penelitian pengembangan adalah untuk mensurvei perkembangan yang telah terjadi selama beberapa kerangka waktu yang tidak ditentukan. Filosofi kerja inovatif ini mengetahui tentang bidang inovasi pembelajaran. Penelitian yang sangat lama di bidang inovasi pembelajaran telah bersinggungan dengan masalah kemajuan dan design item, terutama media dan materi pendukung dan rencana kerangka pembelajaran. Kami menyadari bahwa inovasi pembelajaran dapat dicirikan sebagai hipotesis dan praktik perencanaan, kemajuan, penggunaan, pelaksana, dan penilaian proses dan aset untuk pembelajaran (Setyosari, 2016).

Sesuai dengan Yusuf (2017) seperti dalam investigasi yang berbeda, biasanya cara yang dilakukan pengujian yang dikembangkan

(24)

dimulai dengan rencana masalah dan diakhiri dengan kesiapan laporan. Langkah-langkah kerja inovatif yang rumit:

a. Ciri khas dari masalah atau tujuan penelitian.

b. Selesaikan penyelidikan primer yang akurat dan meningkat dari masalah saat ini. Selanjutnya bicarakan dengan spesialis di bidang yang akan diteliti. Ingatlah untuk melakukan penulisan / penulisan berkonsentrasi pada hipotesis yang melekat (embedded) pada masalah yang akan dipertimbangkan.

c. Susun rencana penelitian kemajuan.

d. Lakukan penelitian kemajuan sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Proses dan penilaian item, investigasi dan refleksi informasi. f. Atur laporan penelitian.

Dalam menyiapkan laporan, penting untuk dipahami bahwa proses dilakukan secara efektif dan menyeluruh, termasuk tahapan latihan, kerangka waktu latihan, sehingga kualitas kemajuan jelas sesuai dengan rencana yang dipilih dan dilaksanakan ( Yusuf, 2017).

2. Model Penelitian 4D

Seperti yang diindikasikan oleh Prasetyo (2015) Model 4D adalah kepanjangan dari Define, Design, Develop dan Disseminate. Model ini dihadirkan oleh Thiagarajan pada tahun 1746. Berdasarkan penamaan model ini, secara gamblang kemajuan dengan model 4D menggunakan 4 kemajuan fundamental. Define menyiratkan membedakan, membedah kondisi atau memahami masalah yang harus dijelaskan atau keadaan yang

(25)

memberi energi pada latihan kemajuan. Tahapan selanjutnya, secara khusus design, adalah tindakan menata, membuat pengaturan atau kegiatan untuk mengurusi masalah atau menjawab kesulitan terhadap kebenaran yang dihadapi. Tahap ketiga yaitu development, merupakan pekerjaan memahami rencana, menguji rencana atau item yang telah dibuat, penyempurnaan dan pengujian terhadap hasil yang didapat. Tahap keempat adalah penyebaran hasil kemajuan yang telah diaktualisasikan. Penggambaran setiap tahapan pada model 4D digambarkan dalam penggambaran yang menyertai.

a. Define

Sesuai Prasetyo (2015), pada tahap ini, para ilmuwan menyelesaikan latihan untuk menemukan masalah, kekurangan atau kondisi yang menjadi pendorong utama di balik perbaikan suatu item. Pada tahap ini, seorang spesialis harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan kenyataan sebagaimana yang diharapkan. Berbagai masalah dan upaya untuk menyelesaikannya. Misalnya, item A akhirnya memiliki beberapa kekurangan dan masalah dalam penggunaan jangka panjang. Dalam tahap ini analis harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dapat diharapkan tentang kekurangan dan kekurangan, seperti halnya penolakan pembeli tentang barang yang telah dikirim. Tujuannya agar mudah menemukan pondasi masalah, kemudian membuat pengaturan untuk pengembangan kekurangan dan masalah dalam item tersebut.

(26)

Sebagaimana diindikasikan oleh Prasetyo (2015), dalam ranah pelatihan, investigasi masalah biasanya diidentikkan dengan isu-isu fundamental yang secara lugas diidentikkan dengan pembelajaran. Jika isu tersebut diidentifikasi dengan proses pembelajaran, maka ujian kemajuan dapat dikoordinasikan untuk membuat model pembelajaran, atau media pembelajaran. Dalam hal isu tersebut teridentifikasi dengan aset pembelajaran, maka ujian perbaikan dapat diarahkan pada cara pembuatan aset pembelajaran seperti bahan bacaan, modul, lembar kerja peserta didik, atau pedoman yang layak. Apabila permasalahan tersebut teridentifikasi dengan kewajiban otoritatif guru dalam pembelajaran, maka penelitian kemajuan dapat ditujukan untuk membuat program yang dapat menjunjung tinggi kesederhanaan dan kemahiran organisasi pembelajaran. Misalnya penyempurnaan program perangkat ujian hasil tes, program pengecekan LJK, atau berbagai proyek.

Pada tahap define, analis mencoba merencanakan secara detail apa saja isu-isu utama yang akan dijadikan alasan untuk pengembangan item latihan penelitian yang sedang dikembangkan. Sangat penting untuk merinci masalah secara tepat untuk menyampaikan item yang dapat memberikan keuntungan luar biasa untuk kemajuan dalam dunia pelatihan, terutama dalam latihan yang diidentifikasikan dengan pembelajaran (Prasetyo (2015).

(27)

Sesuai Prasetyo (2015), setelah kita mempelajari dasar masalah dan kebenaran yang kita hadapi, penting untuk mulai merinci jawaban elektif untuk masalah tersebut, peningkatan item pilihan dan upaya untuk memperbaiki item yang ada. Kemajuan yang mendasarinya adalah menggabungkan berbagai rencana atau rencana perbaikan. Dalam proses ini, semua persiapan untuk sebuah item didalangi dengan detail dan sesempurna mungkin untuk mendorong g penggunaan.

Proses penyusunan rencana atau item harus dimungkinkan dengan mendistribusikan lebih dari satu pengaturan. Tujuannya lugas, jika rencana utama tidak berjalan, masih ada pengaturan berikutnya atau pengaturan ketiga. Konfigurasi kemajuan harus diatur dengan jelas dan hati-hati. Semakin rumit aransemennya, maka semakin sederhana pula tahap pelaksanaannya (Prasetyo, 2015).

c. Develop

Sebagaimana diindikasikan oleh Prasetyo (2015), pada tahapan ini seorang ilmuwan menerapkan tatanan yang telah disiapkan. Pada tahap inilah proses pembuatan dan peningkatan item selesai. Ada beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam tahapan ini, diantaranya:

1) Item fabrikasi, ketika analis membuat item yang telah direncanakan.

2) Validasi barang, pada tahap ini barang yang telah dibuat disetujui oleh spesialis. Ini menyiratkan bahwa item tersebut

(28)

dinilai oleh individu yang ahli di bidangnya. Proses ini harus dimungkinkan dengan membawa item berikutnya ke beberapa orang yang ahli di bidangnya untuk dinilai dan diberi info. Dalam hal item kita sebagai model pembelajaran, proses validasi dapat dilakukan dengan menerima tenaga ahli untuk melihat langsung penggunaan model pembelajaran di ruang belajar.

3) Perbaikan item, mengingat konsekuensi validasi yang telah diselesaikan oleh spesialis, penting untuk memperbaiki item tersebut. Kontribusi dari spesialis digunakan sebagai alasan untuk perbaikan dan penyempurnaan item.

4) Penyisihan pembuatan kerumunan yang dibatasi. Barang-barang yang kami buat jelaslah yang kami pilih. Alasan pendahuluan untuk hover terbatas adalah untuk mengarahkan penilaian yang lebih mendalam tentang kualitas dan batas item yang telah kita buat. Dalam pendahuluan untuk pertemuan terbatas ini, kami memasukkan individu-individu yang memiliki pengetahuan tentang bidang mereka, untuk situasi ini para instruktur, dengan mempertimbangkan bahwa kemajuan item yang kami lakukan adalah di bidang sekolah. 5) Peningkatan item yang maju. Berdasarkan hasil uji coba yang

telah dilakukan terhadap beberapa pihak, berbagai komentar dan reaksi yang diberikan dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengembangan.

(29)

6) Tahap terakhir adalah penggunaan item untuk berbagai pertemuan. Setelah item terasa keren, maka tugas terakhir adalah mengaplikasikan item tersebut secara luas.

d. Dissemination

Sesuai Mulyadi (2017), setelah item yang dibuat diterima dapat diterima, tahap terakhir adalah membubarkan konsekuensi dari perbaikan penelitian yang telah kita lakukan. Ini adalah periode terakhir dari penelitian perbaikan model 4D. Hamburannya sangat penting sebagai pendorong untuk memindahkan informasi, informasi dan memberikan keuntungan pada hasil penelitian yang telah selesai.

Thiagarajan (1974) merencanakan empat tahap karya inovatif yang dipotong menjadi 4D, yaitu "define, design,

development, dan disseminate". Berdasarkan model pemeriksaan

4D, metode peningkatan mendengarkan dirinci termasuk empat tahap, khususnya (1) penyelidikan mendasar (2) pengaturan (3) kemajuan (4) disseminate. Tes item dipimpin dalam dua pertemuan, khususnya pertemuan hipotesis dan layak. Tes hipotesis diselesaikan pada spesialis penilaian, spesialis mendengarkan dan berguna. Pada tahap ini yang dicoba adalah membangun legitimasi, konten, kejelasan, keterusterangan, akal sehat dan daya pikat (Mulyadi, 2017).

3. Media Pembelajaran

(30)

kapasitas dan keunggulan, antara lain: 1) memberikan jawaban atas keterbatasan pertemuan peserta didik, artinya jika peserta didik tidak dapat dibawa ke materi secara langsung, pemanfaatan media memungkinkan materi tersebut untuk dibawa ke pelajar; 2) melewati batas ruang belajar, yang berarti pemanfaatan media yang sesuai, memungkinkan semua artikel dalam proses belajar diperkenalkan kepada peserta didik; 3) memungkinkan hubungan langsung peserta didik dengan iklim; 4) menanamkan ide-ide fundamental yang benar, praktis, dan solid; 5) membangkitkan kerinduan dan penghargaan peserta didik dalam pembelajaran; dan 6) menghasilkan inspirasi dan menjiwai peserta didik untuk beradaptasi secara mandiri (Yayi dan Yuliana, 2019).

Seperti yang diindikasikan oleh Munandar dan Swaditya, (2019) Pada masa pemberontakan mekanik 4.0, inovasi memiliki andil yang signifikan dalam meningkatkan sifat proses pembelajaran. Salah satu kunci kemajuannya adalah menciptakan inovasi dan materi pertunjukan berbasis data, dalam rangka memperluas premi peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa pemeriksaan dan peningkatan yang menggunakan inovasi dan data telah dibuat oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Menurut Sumiharsono (2017) media berasal dari bahasa Latin yaitu bentuk jamak dari "medium" yang dalam arti sebenarnya mengandung arti perantara atau presentasi. Banyak spesialis seperti asosiasi yang membatasi signifikansi media. Beberapa dari mereka

(31)

berpendapat bahwa media adalah sebagai berikut:

a. (Schramm, 1977), inovasi kurir yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Jadi media merupakan augmentasi dari instruktur.

b. (NEA, 1969), arana korespondensi di atas kertas dan struktur media umum, termasuk inovasi peralatan.

c. (Briggs, 1977), suatu alat untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar terjadi learning cycle.

d. (AECT, 1977), semua jenis saluran digunakan sebagai cara untuk mengalihkan pesan.

e. (Gagne, 1970), berbagai jenis segmen dalam iklim peserta didik yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar.

f. (Miarso, 1989), semua itu dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan pesan yang dapat menjiwai pertimbangan, sentimen, pertimbangan dan kesiapan peserta didik untuk belajar.

Menurut Dewi (2018) media pembelajaran secara konsisten terdiri dari dua komponen penting yaitu komponen perlengkapan atau (peralatan) dan komponen pesan yang disampaikannya (pesan / pemrograman). Dengan demikian yang benar-benar perlu Anda ingat, media pembelajaran mengharapkan adanya perlengkapan untuk menyampaikan pesan, namun yang utama bukanlah perangkat kerasnya, melainkan pesan atau data pembelajaran yang disampaikan melalui media tersebut.

(32)

a. Jelaskan pesannya agar tidak terlalu verbalistik.

b. Mengalahkan kendala ruang, waktu, energi dan kemampuan

c. Menciptakan energi untuk belajar, kolaborasi yang lebih lugas antara peserta didik dan aset pembelajaran.

d. Berdayakan anak-anak untuk beradaptasi secara mandiri sesuai dengan bakat dan kapasitas visual, pendengaran, dan sensasi mereka. e. Memberikan hasutan yang sama, malam pertemuan dan menyebabkan

ketajaman serupa.

Pekerjaan dan kapasitas media pembelajaran tersebut selain menjadi sarana penampil hanya sebagai aset pembelajaran yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, berdaya, produktif, dan menawan. Fungsi guru dalam kemajuan dan peningkatan media pendidikan sangat penting untuk meyakini bahwa pendidikan dapat menjadi bagian penting dalam pengukuran pendidikan dan pembelajaran di wali kelas, yang harus memiliki pilihan untuk mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat media pendidikan lebih kuat dan produktif (Dewi, 2018).

Dilihat dari kecenderungannya, media terbagi menjadi dua, pertama media cetak misalnya pamflet, majalah, handout, kedua media elektronik misal TV, radio dan situs. Media pembelajaran mempunyai kapasitas untuk meningkatkan sifat dari proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran harus mengikutsertakan peserta didik dalam penalaran, agar proses pembelajaran dapat terlaksana, selain media dapat menjadi alat,

(33)

memberikan inspirasi pada media pembelajaran hanya sebagai aset pembelajaran (Setiyo dan Harlin, 2018).

4. Media pembelajaran Digital book dengan Flipbook Creator

Digital book atau buku elektronik (dalam bahasa Inggris disebut

buku digital) adalah suatu distribusi yang terdiri dari teks, gambar, video dan suara dan didistribusikan dalam struktur yang canggih yang dapat dibaca dengan teliti di PC atau gadget elektronik lainnya. Buku tingkat lanjut umumnya merupakan adaptasi elektronik dari buku cetak, namun bukan hal yang luar biasa jika buku didistribusikan dengan jelas dalam komputer tanpa varian cetak. Motivasi di balik pembuatan buku cetak terkomputerisasi adalah memberikan kesempatan kepada desainer konten untuk berbagi data dengan lebih efektif dan dengan cara yang lebih menarik dan cerdas, dengan membuat konten dalam struktur yang canggih, penulis tidak perlu datang ke distributor untuk mendistribusikan buku mereka. , cukup kunjungi salah satu distributor lokal tingkat lanjut, dan distribusikan bukunya secara mandiri (Saefullah, 2016).

Materi bacaan merupakan segmen utama dalam pembelajaran. Aksesibilitas buku kursus yang berlaku akan sangat membantu ukuran pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Buku digital merupakan salah satu bahan bacaan yang saat ini banyak digunakan di berbagai sekolah di Indonesia. Hak cipta BSE telah dibeli oleh Layanan Pengajaran dan Kebudayaan, yang menggabungkan bahan bacaan dari subjek yang berbeda dari dasar hingga ujung tombak dalam bentuk komputerisasi dan dapat dicetak. Padahal dalam pemanfaatannya di sekolah, SADARI

(34)

sebenarnya memiliki kekurangan yang harus ditingkatkan. SADARI yang dibundel sebagai buku digital belum memiliki nilai tambah seperti buku cetak lainnya yang banyak mengalir (Hayati et al., 2015).

Pemanfaatan inovasi sebagai media pembelajaran sudah mulai dirintis oleh otoritas publik sebagai salah satu alat alam semesta persekolahan untuk mendapatkan data informasi, salah satunya substitusi buku pegangan tradisional peserta didik menjadi digital book atau buku elektronik (elektronik buku digital atau disebut juga buku digital). - buku adalah salah satu pengaturan yang diberikan oleh otoritas publik melalui Layanan Pelatihan dan Kebudayaan Masyarakat Republik Indonesia untuk menangani biaya buku yang signifikan saat ini dan untuk mengurangi deforestasi sebagai bahan mentah untuk kertas (Ghofur dan Rudy, 2015) .

Sesuai dengan Wibowo dan Pratiwi (2018) aplikasi Flipbook Creator merupakan aplikasi yang mendukung media pembelajaran yang akan membantu dalam proses pembelajaran karena aplikasi ini tidak berfokus pada komposisi namun dapat menggabungkan keaktifan gerakan, video, dan suara yang dapat membuat suatu intuitif media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran tidak membosankan.

Seiring dengan kemajuan inovasi data, pemanfaatan buku cetak dalam proses pembelajaran di jenjang pendidikan lanjutan mulai mengarah pada pemanfaatan buku yang terkomputerisasi. Terlepas dari kenyataan bahwa digital book merupakan salah satu bahan ajar yang wajar dan dapat diterima untuk digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Arti penting buku lanjutan dalam mendukung proses pembelajaran tidak secara

(35)

umum akan menjadikannya suatu komitmen untuk mensyaratkan setiap mata pelajaran yang akan dipelajari. dibuat sebagai digital book. Terlepas dari apakah buku lanjutan diperlukan untuk subjek tertentu dilihat / dilihat dari beberapa sudut yang signifikan (Suyasa et al., 2018).

Menurut Rohmah dan Rudy (2016) salah satu kelebihan dari program produsen flipbook adalah lebih bermanfaat karena dipandang sebagai buku digital, dan produk ini dapat langsung digunakan di PC. Untuk membuat produk terlihat lebih menarik, aplikasi yang berbeda juga dapat ditambahkan, misalnya dengan menambahkan rekaman keajaiban biasa yang diidentifikasi dengan materi yang akan diinstruksikan. Ini akan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi anggota instruktur.

Seperti yang diindikasikan oleh Maf'ula (2017), media flipbook merupakan media yang paling dibutuhkan oleh mahapeserta didik. Pemanfaatan media yang belum pernah dimanfaatkan oleh peserta didik membuat peserta didik semakin tertarik sehingga peserta didik lebih banyak berpusat pada pembelajaran. Media flipbook memiliki kelebihan yaitu memiliki pilihan untuk menanamkan dokumen seperti pdf, gambar, video dan keaktifan dengan tujuan agar media ini lebih memikat dan cerdas.

(36)

B. Kerangka Pikir

Gambar 2 1 Kerangka pikir

Dilihat dari persepsi yang dibuat, Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang cenderung terlihat masih menggunakan media pembelajaran buku cetak. Belum adanya pemanfaatan media pembelajaran yang berubah dan menarik membuat pendapatan peserta didik dalam pembelajaran menjadi rendah. Pemahaman kurang tertarik pada perenungan mata pelajaran sains. Hal ini dikarenakan media pembelajaran yang repetitif dan tidak menginspirasi peserta didik untuk belajar biologi.

Melihat pemeriksaan kebutuhan tenaga pendidik dan peserta didik yang sudah lengkap, maka hasil investigasi disampaikan sebagai kebutuhan media pembelajaran yang lebih memikat. Dengan cara ini, pembenahan media pembelajaran yang semakin menarik, khususnya materi sel dilakukan. Media pembelajaran yang dibuat adalah media buku lanjutan yang dibuat dengan menggunakan aplikasi Flipbook Creator. Media buku lanjutan akan

Minat belajar peserta didik rendah

Analisis Kebutuhan guru dan peserta didik

Pengembangan media pembelajaran

Praktis Digital Book dengan menggunakan Flipbook Creator

Valid

Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang inovatif

(37)

dicoba untuk disetujui oleh beberapa validator. Jika media pembelajaran tersebut sah, maka digunakan untuk ujian. Jika ditujukan untuk peserta didik, tes kewajaran akan dilakukan.

Peningkatan media pembelajaran buku lanjutan ini diperlukan untuk menjadi media pembelajaran yang dapat menarik dan membangkitkan peserta didik untuk belajar serta dapat menjawab permasalahan pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan lingkungan belajar yang layak dan mudah dipahami oleh peserta didik.

(38)

21

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Research and

Development semacam ini adalah jenis penelitian yang digunakan untuk

membuat produk tertentu dan menguji kepraktisan produk tersebut. B. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang yang beralamat di Jl. Pendidikan No.17 Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan September-Oktober.

C. Prosedur Penelitian 1. Model Pengembangan

Model pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan 4D (Define, Design, Develop and

Disseminate) yang dimodifikasi menjadi model 3D.

2. Prosedur pengembangan

Dalam menghasilkan produk yang layak digunakan tentu diperlukan prosedur penelitian yang sesuai. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D. Model 4D meliputi empat tahap yaitu define (pendefenisian), design (perancangan) development

(39)

(pengembangan) dan disseminate (penyebaran).

Model D tersebut tidak seluruhnya digunakan dalam penelitian ini melainkan dimodifikasi menjadi model 3D yaitu tahap define, design dan

development. Tahap Disseminate tidak dilaksanakan dikarenakan

terbatasnya kemampuan peneliti, baik dalam waktu, tenaga maupun biaya untuk menyebarkan produk media yang dihasilkan. Diagram alir hasil modifikasi 4D dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3 1 Bagan Modifikasi Prosedur Penelitian 4D menjadi 3D

Define

Analisis awal

akhir Analisis siswa Analisis materi

Analisis tujuan pembelajaran Analisis tugas

Pemilihan media Pemilihan format Perancangan awal Draft I

Draft II Valid?

Validasi penilai ahli

Revisi Draft I(i), I ≥ 1

Angket kepraktisan peserta didik Angket Revisi kepraktisan guru

Draft III

Media pembelajaran yang valid dan praktis

Develop Design

Ya

(40)

Keterangan:

: garis pelaksanaan : hasil kegiatan : Jenis kegiatan : garis siklus : Pengambilan keputusan

Masing-masing tahap yang dilakukan dalam penelitian ini (define,

design, dan development) yang ada pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Tahap pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian berguna untuk memutuskan dan mengkarakterisasi kebutuhan dalam proses pembelajaran dan mengumpulkan data berbeda yang diidentifikasi dengan item yang akan dibuat. Dalam tahapan ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

a. Analisis Awal-akhir (Front-end Analysis)

Analisis awal diarahkan untuk memutuskan isu-isu penting dalam kemajuan media digital book. Pada tahap ini, realitas dan tatanan elektif muncul untuk memudahkan dalam menentukan langkah-langkah mendasar dalam membangun media buku lanjutan yang sesuai untuk dibuat. Ujian terakhir pemula ini mempertimbangkan masalah mendasar dalam menyadari yang kemudian digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya untuk kemajuan item.

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Analisis peserta didik penting untuk memulai bisnis. Ujian pemahaman dilakukan dengan memperhatikan atribut peserta didik. Investigasi ini dilakukan dengan memikirkan kualitas, kapasitas, dan

(41)

pertemuan peserta didik, baik sebagai gathering maupun people. Atribut-atribut ini menggabungkan kemampuan dasar ilmiah (informasi), pergantian intelektual peristiwa, dan kemampuan individu atau sosial yang diidentifikasi dengan titik pembelajaran, media, desain dan pemilihan bahasa. Ujian ini mengarahkan penyelidikan peserta didik melalui persepsi pembelajaran, wawancara dengan instruktur, dan studi menulis yang diidentifikasi dengan atribut peserta didik.

c. Analisis tugas (Task Analysis)

Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi yang akan dikembangkan melalui media digital book.

d. Analisis konsep (Concept Analysis)

Pemeriksaan ide diharapkan dapat menentukan substansi materi dalam media buku lanjutan yang sedang dibuat. Investigasi ide dibuat dalam peta ide pembelajaran yang akan digunakan sebagai metode untuk mencapai kemampuan tertentu, dengan mengenali dan sengaja menyusun bagian-bagian utama dari materi pembelajaran.

Pada tahap ini ide sel yang akan dididik dikenali, pasti dan digabungkan. Selain itu, ia diatur secara efisien dan terhubung dengan ide-ide terkait lainnya.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)

Pemeriksaan target pembelajaran dilakukan untuk menentukan penanda ketercapaian pembelajaran berdasarkan investigasi materi dan

(42)

pemeriksaan rencana pendidikan. Dengan mencatat target pembelajaran, analis dapat mengetahui kajian apa yang akan ditampilkan pada media buku lanjutan, menentukan jaringan inkuiri, dan terakhir menentukan seberapa besar pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

2. Tahap Perancangan (Design)

Setelah mendapatkan masalah dari tahap definisi, tahap rencana kemudian diselesaikan. Tahap plan ini dimaksudkan untuk merencanakan media buku tingkat lanjut yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi. Tahap rencana ini mencakup:

a. Pemilihan Media (media selection)

Pemilihan media dilakukan untuk mengenali media pembelajaran yang sesuai dengan atribut materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih untuk mengkoordinasikan pemeriksaan peserta didik, penyelidikan ide dan penyelidikan tugas, kualitas klien target, dan rencana pengaturan dengan karakteristik yang berfluktuasi dari berbagai media. Ini berguna bagi peserta didik dalam mencapai kemampuan normal center dan keterampilan dasar. b. Pemilihan Format (format selection)

Pilihan pengaturan dibuat pada langkah awal. Pemilihan organisasi dibuat agar desain yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran. Penentuan struktur pendahuluan disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Keputusan organisasi yang sedang dikembangkan direncanakan dengan perencanaan isi pembelajaran, pemilihan pendekatan dan aset pembelajaran,

(43)

koordinasi dan perencanaan isi buku lanjutan, pembuatan rencana

digital book. yang menggabungkan konfigurasi format, gambar, dan

penyusunan.

c. Desain Awal (initial design)

Yang mendasarinya (rencana awal) adalah rencana media buku lanjutan yang telah dibuat oleh analis dan kemudian diberikan kontribusi oleh direktur, kontribusi dari pimpinan akan digunakan untuk perbaikan media buku yang terkomputerisasi sebelum dibuat. Kemudian melakukan perubahan setelah mendapatkan rekomendasi perbaikan media digital book dari pihak pengelola dan nantinya rencana ini akan dilakukan pada tahap validasi. Rencana ini sebagai Draft I media buku lanjutan.

3. Tahap pengembangan (Develop)

Konsekuensi dari tahapan define dan design tersebut membawa pada rencana yang mendasari suatu media pembelajaran model I. Setelah media pembelajaran direncanakan sebagai model I maka diarahkan survey spesialis dan penyisihan lapangan.

Validasi merupakan tahap awal dalam tahap perbaikan. Validasi ahli berpusat pada pengaturan, substansi, penggambaran, dan bahasa dari media pembelajaran yang dibuat, efek samping dari validasi ahli seperti nilai validasi, pembetulan, reaksi, dan proposal digunakan sebagai alasan untuk mengubah dan menyempurnakan media pembelajaran. Hasil koreksi adalah media pembelajaran yang telah memenuhi ukuran substansial dan selanjutnya disebut model II.

(44)

C. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan berdasarkan: 1. Validasi

Teknik validasi media dilakukan dengan memberikan media pembelajaran dan lembar validasi kepada spesialis (validator). Selain itu, terdapat tiga segmen yang disetujui oleh validator yang diidentifikasi dengan pengenalan dan dukungan pengenalan materi, substansi dan segmen materi yang mencakup ketepatan materi, dan sintaksis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner (angket) adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada responden, khususnya peserta didik dan pendidik untuk bereaksi sesuai dengan permintaan klien. Teknik survei digunakan untuk mengukur petunjuk program yang diidentifikasi dengan substansi media pembelajaran, tayangan media dan kualitas media. Polling ini digunakan untuk menguji akal sehat dari media pembelajaran yang dibuat. Survei menggunakan desain checklist reaction, yaitu rundown, dimana responden hanya diminta untuk meletakkan check list pada segmen yang tepat.

3. Dokumentasi

Tindakan ini merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk menemukan informasi yang benar yaitu dokumentasi, terlepas dari apakah informasi tersebut berupa jurnal, memori pergerakan atau catatan

(45)

penting lainnya. Yang dimaksud dengan arsip di sini adalah dokumentasi sebagai gambar-gambar saat menyelidiki.

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana diindikasikan oleh Sugiyono (2013) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang diperhatikan dalam keadaan normal dan sosiologi. Instrumen yang digunakan dalam investigasi ini adalah (1) lembar validasi; dan (2) survei reaksi pengajar dan instruktur. Instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan informasi pada saat ukuran kemajuan media pembelajaran sebagai lembar validasi dan polling. Instrumen dibuat dari tiga jenis sesuai dengan responden pemeriksaan. Instrumen tersebut adalah lembar validasi untuk spesialis media, dan jajak pendapat untuk peserta didik dan instruktur.

1. Lembar validasi ahli media

Semua lembar validasi dalam pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur keabsahan suatu aparat penilai barang. Lembar validasi ini disesuaikan dan diubah (diubah sesuai dengan kebutuhan penyempurnaan media pembelajaran). Kisi lembar penilaian validasi dari spesialis media dapat dilihat pada tabel 3.1 dan lembar evaluasi validasi dari spesialis materi pada tabel 3.2

(46)

Tabel 3 1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Media

Aspek yang dinilai Indikator Butir Penilaian

Sub-Aspek perangkat lunak

Ukuran media

1 Desain media digital book

1,2,3,4,5, 6 Sub-aspek penggunaan

media digital book

Pemrograman 7,8,9,10,11,12,13,14,

15 Kemudahan penggunaan

media digital book

16, 17, 18, 19, 20, 21

(Dapat dilihat pada lampiran 1.1)

Tabel 3 2 Kisi-kisi angket penilaian validator ahli materi

Aspek yang dinilai Indikator Butir Penilaian

Sub-Aspek Kelayakan Isi Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar (KD)

1, 2

Keakuratan materi 3,4,5,6,7

Sub-aspek Kebahasaan Kelugasan Bahasa 8

Penyajian kalimat 9,10,11,12,13,14 Kesesuaian dengan tingkat

perkembangan

15

Keruntutan alur pikir percobaan 16 Ketepatan penggunaan istilah 17 18 (Dapat dilihat pada lampiran 1.2)

(47)

2. Angket Penilaian Peserta Didik dan Guru Tabel 3 3 Kisi-kisi Angket penilaian peserta didik

No. Aspek yang dinilai Indikator Butir

penilaian 1. Sub-aspek perangkat

lunak

Desain media digital book 1, 8

Ukuran media 7

2. Sub-aspek penggunaan media digital book

Pemrograman 9, 13

Kemudahan penggunaan

media digital book 6, 10, 11, 14 3. Sub-aspek Kebahasaan Ketepatan penggunaan

bahasa dan istilah 2,3,4,5,12 (Dapat dilihat pada lampiran 1.3)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket penilaian guru

No Aspek yang dinilai Indikator Butir

Penilaian 1. Sub-aspek perangkat

lunak Desain media digital book

1, 3, 9, 10, 12, 13

2. Sub-aspek penggunaan media digital book

Permrograman

4, 5

Kemudahan penggunaan media digital book

6, 7, 8 3.

Aspek kebahasaan Ketepatan penggunaan bahasa dan istilah

2, 11, 14

(dapat dilihat pada lampiran 1.4) 3. Dokumentasi

Dokumentasi tersebut disiapkan sebagai panduan bagi para spesialis dalam merekam informasi. Dokumentasi berisi informasi apa yang akan diperoleh dengan dokumentasi, sehingga dalam penggunaannya semua informasi yang diperlukan dapat dikumpulkan. Arsip yang

(48)

dimaksud adalah catatan sebagai foto / gambar penelitian dan segala informasi yang mendukung terlaksananya pemeriksaan

E. Teknik Analisis Data

Data pengembangan produk media pembelajaran berkenaan dengan sifat item buku lanjutan sebagai informasi subjektif dan kuantitatif dari pembicara ahli sebagai informasi dan proposal diringkas dan ditutup. Sumber data dan proposal dapat dimanfaatkan sebagai alasan untuk melakukan upgrade pada setiap bagian media pembelajaran yang telah dibuat. Informasi yang diperoleh akan dibedah untuk menentukan sifat media pembelajaran yang dibuat dengan kemampuan yang sah dan masuk akal. Metode pemeriksaan informasi yang diselesaikan dalam investigasi ini adalah:

1. Analisis Data Validasi Ahli

Analisis kevalidan didasarkan pada data hasil validasi ahli dilakukan dengan menggunakan skala Aiken yaitu:

𝑉 = ⅀𝑠 𝑛 (𝑐 − 1) (Retnawati,2016)

Keterangan :

V = indeks kesepakatan rater (validator) mengenai validasi butir

s = skor yang ditetapkan setiap rater (validator) dikurangi skor terendah

yang dipakai

n = banyaknya rater (validator)

(49)

Tabel 3 4 Kriteria Indeks Aiken

NO Rentang Indeks Kategori

1 < 0,4 Kurang Valid

2 0,4-0,8 Valid

3 > 0,8 Sangat Valid

Retnawati (2016)

2. Analisis data kepraktisan media pembelajaran

Analisis terhadap kepraktisan media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator didukung oleh analisis data dari komponen kepraktisan angket peserta didik dan guru . Lembar angket yang telah diisi kemudian dianalisis untuk mendapatkan data kepraktisan dari media pembelajaran dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.

Data-data hasil observasi akan dianalisis secara deskriptif persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑃 = 𝛴 𝑓𝑖

𝑛 𝑥 100% Keterangan:

P = persentase kepraktisan fi = frekuensi kumulatif

n = jumlah seluruh peserta didik

Langkah penentuan kategori untuk lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dapat ditentukan berdasarkan persamaan yang terdapat pada tabel kategori berikut:

Tabel 3 5 Kategori Kepraktisan Pelaksanaan Media Pembelajaran

No Rumus Klasifikasi

1 X ˃ Xi + 1.8 x sbi Sangat praktis

2 Xi + 0.6 x sbi ˂ X ≤ Xi + 1.8 x sbi Praktis 3 Xi - 0.6 x sbi ˂ X ≤ Xi + 0.6 x sbi Cukup praktis

(50)

4 Xi - 1.8 x sbi ˂ X ≤ Xi - 0.6 x sbi Kurang Praktis

5 X ≤ Xi - 1.8 x sbi Sangat Kurang Praktis

Widoyoko (2014) Keterangan:

Xi (Rerata Ideal) = 1/2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

Sbi (Simpangan baku ideal) = 1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)

X = skor empiris

Berdasarkan persamaan konversi pada tabel tersebut, diperoleh gambaran yang jelas dalam menginterpretasikan data yang diperoleh untuk kepraktisan media pembelajaran digital book pada guru dan pada peserta didik.

Tabel 3 6 Kategori skor penilaian kepraktisan media pembelajaran

No. Rumus Klasifikasi

1 X > 47.6 Sangat praktis

2 39.2 < X ≤ 47.6 Praktis

3 30.8 < X ≤ 39.2 Cukup praktis

4 22.4 < X ≤ 30.8 Kurang praktis

5 X ≤ 22.4 Tidak praktis

(Dapat dilihat pada lampiran 2.1)

Pedoman pada tabel 3.5 dapat lebih mempermudah dalam menentukan kriteria atau nilai bahwa media digital book yang dikembangkan menggunakan aplikasi Flipbook Creator mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar dalam proses pembelajaran biologi.

(51)

34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengembangan media digital book dengan bantuan aplikasi Flipbook Creator menggunakan model penelitian mengembangan 4D yang dimodifikasi menjadi model penelitian 3D (Define, Design and

Development). Digital book ini berisikan materi pokok sel dan soal-soal

latihan yang dipadukan dengan teks, gambar, dan video. Software yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah Flipbook Creator.

Digital book yang telah dikembangkan telah bersifat valid dan praktis

berdasarkan penilaian dari validator ahli dan penilaian peserta didik dan guru. Setiap tahapan pengembangan media yang dilakukan beserta analisis yang diperoleh dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Define (Pendefinisian)

Tahap define (pendefinisian) adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran yaitu dengan melakukan observasi awal mengenai kondisi sekolah. Dalam menetapkan kebutuhan pembelajaran, hal yang perlu diperhatikan antara lain: kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, tingkat atau tahap perkembangan peserta didik, kondisi sekolah, dan permasalahan di lapangan sehingga dalam hal ini dibutuhkan pengembangan media pembelajaran. Pada tahap ini terdiri dari beberapa langkah yaitu:

(52)

a. Analisis awal-akhir (Front-end analysis)

Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan media digital book. Dalam penelitian ini analisis awal akhir dilakukan dengan melakukan observasi pembelajaran Biologi di kelas XI/MIA Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang, observasi media pembelajaran yang tersedia di sekolah. Melalui observasi itu kemudian dapat diketahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Biologi di kelas tersebut.

Permasalahan dasar yang ditemukan peneliti melalui observasi tersebut adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran biologi dikarenakan media pembelajaran Biologi di sekolah tersebut masih menggunakan buku cetak saat pembelajaran berlangsung. Padahal, ketersediaan alat sudah cukup lengkap, seperti LCD.

b. Analisis peserta didik (Learner Analysis)

Berdasarkan hasil observasi peserta didik yang dilakukan diketahui bahwa peserta didik kelas XI/MIA Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang berjumlah 25 orang. Dari segi usia, pada umumnya peserta didik yang berada pada jenjang sekolah menengah akhir (SMA) memiliki rata-rata usia 14-16 tahun. Menurut teori belajar Piaget, Triono (2014) anak yang berusia demikian, berada pada tahap operasional formal. Ciri pokok perkembangan anak pada tahap ini adalah memiliki pemikiran abstrak dan murni simbolis

(53)

mungkin dilakukan. Oleh karena itu, peserta didik yang akan dijadikan aspek penelitian ini berada pada tahap sudah bisa berfikir logis. Hasil observasi ini dijadikan acuan untuk menyiapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran biologi yang akan dibuat. Sehingga dihasilkan media pembelajaran digital book yang dibuat menggunakan aplikasi Flipbook Creator yang cocok untuk peserta didik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di sekolah diperoleh informasi bahwa peserta didik diperbolehkan membawa

smartphone yang mendukung proses pembelajaran dikelas dengan

catatan guru bidang studi mengetahui. Pada observasi yang dilakukan, diketahui bahwa peserta didik kelas XI/MIA di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang memiliki smartphone berbasis

android sehingga dinyatakan media dapat digunakan pada peserta

didik tersebut.

c. Analisis tugas (Task Analysis)

Hasil analisis tugas yang diperoleh mengacu pada analisis konsep, Disamping itu rincian analisis tugas untuk materi perbandingan merujuk pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Setelah dilakukan analisis tugas yang terdapat pada RPP, buku tugas peserta didik dan buku guru , diketahui bahwa tugas yang dilakukan oleh peserta didik adalah menemukan konsep atau pengetahuan.

Berdasarkan analisis tugas yang dilakukan, diperoleh beberapa poin yang akan dituliskan dalam media pembelajaran

(54)

digital book. Tugas dibagi menjadi 3 pertemuan dengan pembagian

materi yaitu, pada pertemuan pertama mengenai sejarah dan konsep sel, pertemuan kedua yaitu transpor membran dan sintesis protein dan pertemuan ketiga mengenai reproduksi sel.

Tabel 4 1 Analisis Tugas pada materi Sel media pembelajaran digital book

Topik Jenis kegiatan Pertemuan ke-

Sel sebagai penyusun makhluk hidup

Menuliskan komponen kimiawi penyusun sel

1 Menuliskan struktur bagian-bagian

sel prokariotik dan eukariotik

Menuliskan kegiatan sel sebagai unit struktural dan fungsional makhluk hidup

Menuliskan fungsi bagian-bagian sel Menyajikan hasil pengamatan mikroskopis struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit terkecil kehidupan

Transpor membran dan sintesis protein

Menuliskan mekanisme transpor pada membran

2 Menuliskan mekanisme sintesis

protein untuk menyusun sifat morfologis dan fisiologi sel

Reproduksi sel

Menuliskan proses reproduksi sel sebagai kegiatan untuk membentuk morfologi tubuh dan memperbanyak

tubuh 3

Menggambarkan mekanisme reproduksi pada sel eukariotik dan prokariotik

(55)

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa tugas yang dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran adalah menemukan konsep atau pengetahuan, menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi perbandingan secara bersama-sama dalam suatu kelompok, serta dengan bimbingan guru . Selanjutnya, analisis tugas yang terdapat pada RPP, buku guru dan buku peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4 2 Analisis Tugas Materi Sel pada RPP, Buku Guru dan Buku Peserta didik

Topik Tugas Pertemuan

ke-

Sel sebagai penyusun makhluk hidup

Sel sebagai kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup. Apakah artinya?

1 Makhluk hidup yang

berukuran besar masih tersusun atas sel-sel berukuran kecil. Jelaskan hubungan antara ukuran dan fungsi sel! Apa perbedaan sel prokariotik dan eukariotik?

Jelaskan fungsi glikolipid pada membran plasma!

Tubuh kita membutuhkan protein dari makanan yang kita makan. Mengapa kita perlu mengonsumsi protein padahal di dalam tubuh kita juga terdapat proses pembentukan? (sintesis protein)?

(56)

sintesis protein osmosis yang terjadi di sekitarmu!

Jelaskan bagaimana

mekanisme transpor pada sel-sel eukariotik!

Jelaskan apa gunanya membran memiliki bentuk seperti mozaik!

Jelaskan bagaimana fungsi kolesterol dalam membran! Apa yang menyebabkan membran memiliki sifat selektif permeabel?

Reproduksi sel

Buat skema yang

menggambarkan proses reproduksi sel bakteri, dan jelaskan proses yang berlangsung pada setiap tahapnya!

3 Jelaskan pengertian siklus litik

dan siklus lisogenik pada proses reproduksi virus!

Buat skema yang

menggambarkan tahapan mitosis, jelaskan apa yang terjadi pada setiap tahapan tersebut!

Buat gambar yang

menunjukkan berbagai

keragaman morfologi

kromosom eukariotik

Jelaskan perbedaan dan persamaan antara mitosis dan meiosis!

(57)

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa tugas yang dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran yang terdapat di RPP, Buku Guru dan Buku Peserta didik SMA, yakni dilakukan oleh peserta didik secara mandiri sebagai latihan diakhir pembelajaran atau dijadikan sebagai pekerjaan rumah (PR).

d. Analisis konsep (Concept Analysis)

Pada tahap ini diidentifikasi, dirincikan dan disusun konsep-konsep Sel yang akan diajarkan. Selanjutnya disusun secara sistematis dan dikaitkan dengan konsep-konsep lain yang relevan.

Adapun materi sel yang dituliskan dalam media digital book yang dikembangkan yaitu membahas mengenai sejarah penemuan sel, konsep sel yang menjelaskan komponen penyusun sel dan bagaimana mekanisme bioproses dalam sel yaitu mekanisme transport dalam sel, reproduksi sel dan sintesis protein. Materi tersebut disajikan dalam bentuk teks dan juga video pendek. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih nyata bagi peserta didik. Media digital book juga disajikan dengan beberapa soal yang berhubungan dengan materi sel yang ada.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives) Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam media digital book, menentukan kisi-kisi soal,

(58)

dan akhirnya menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai. Hasil analisis tujuan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4 3 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran

KI-3 Memahami menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Peserta didik mampu menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian sel Peserta didik mampu menjelaskan kegiatan sel sebagai unit struktural dan fungsional makhluk hidup 3.2 Menganalisis

berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transpor membran, reproduksi, dan sintesis protein

Menganalisis mekanisme transpor membran

Menganalisis sintesis protein untuk menyusun sifat morfologis dan fisiologis sel

Menganalisis reproduksi sel sebagai kegiatan untuk membentuk morfologi tubuh dan memperbanyak tubuh

(59)

KI4 mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,

serta mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

4.1 Menyajikan hasil pengamatan

mikroskopis struktur sel

hewan dan sel

tumbuhan sebagai unit terkecil kehidupan

Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literatur dan percobaan

(RPP guru Biologi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Datarang ) 2. Design (Perancangan)

Tahap perancangan ini bertujuan untuk merancang suatu media

digital book yang dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi. Tahap

perancangan ini meliputi:

a. Pemilihan Media (media selection)

Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih untuk menyesuaikan analisis peserta didik, analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan.

Dalam hal ini, materi yang digunakan adalah Sel, yaitu materi pembelajaran yang berupa konsep dan mekanisme sehingga

(60)

dibutuhkan media yang dapat menjelaskan konsep sel tersebut dengan baik. Maka dari itu, peneliti memilih media pembelajaran

digital book dengan menggunakan aplikasi Flipbook Creator,

dimana media tersebut merupakan media yang dapat menggabungkan berbagai media ke dalam satu media saja yaitu audio, video dan teks.

b. Pemilihan Format (format selection)

Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan format dalam pengembangan dimaksudkan dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang isi buku, membuat desain buku yang meliputi desain

layout, gambar, dan tulisan serta video.

Adapun desain buku dalam pemilihan format dapat dilihat pada gambar berikut.

Judul Materi

Gambar Sel

Nama penulis

Gambar

Gambar   Halaman
Gambar 2 1 Kerangka pikir
Gambar 3 1 Bagan Modifikasi Prosedur Penelitian 4D menjadi 3D Define
Tabel 3 1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Media
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui kelayakan produk pengembagan berupa aplikasi Flip Book Biologi untuk SMA Kelas XI IPA pada materi sistem pertahanan tubuh menggunakan Kvisoft

Desain uji coba ada dua tahap yaitu (Tahap Validasi) dan uji coba produk. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, angket analisis kebutuhan, validator dan angket

Berdasarkan perolehan hasil penilaian yang dilakukan oleh validator ahli materi menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh dari masing-masing validator sebesar 87% dan 73%

Berdasarkan perolehan hasil penilaian yang dilakukan oleh validator ahli materi menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh dari masing-masing validator sebesar 87% dan 73%

tertutup dan pertanyaan tertulis kepada validator yaitu ahli media, ahli bahasa dan ahli materi, lembar observasi yang digunakan untuk mendapatkan@data tentang situasi kelas pada

Setelah melakukan studi pendahuluan, selanjutnya yaitu tahap mpengembangan e-modul berorientasi Flipbook HTML5. Peneliti mulai mencari referensi materi mengenai materi

( design ), ketiga tahap pengembangan ( develop ) dan keempat tahap penyebaran ( disseminate ). Media pembelajaran dinyatakan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi dan

Berdasarkan analisis data hasil validasi oleh para validator terhadap media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif untuk SMA kelas XI materi